EKONOMI INDUSTRI - Nadia Intan Lestari (11032200050)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

EKONOMI INDUSTRI

Ekonomi Industri dan Corporate

DISUSUN OLEH:

NADIA INTAN LESTARI (11032200050)

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINA BANGSA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis makalah yang
berjudul “Penawaran Uang” ini dalam untuk memenuhi tugas, yaitu pada mata kuliah
Ekonomi Industri dan Corporate.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Industri
dan Corporate yaitu, bapak Heru Wahyono, ST., ME., CHt ST., ME., CHt. yang telah
memberikan tugas ini kepada kami agar kami lebih memahami materi yang disampaikan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan. Meski kami sadar jika
masih banyak hal yang perlu dikoreksi dari makalah ini. Mohon maaf apabila terdapat hal
yang tidak berkenan atau makalah ini kurang sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik
Tuhan Yang Maha Esa. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.

Serang, 13 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... I

DAFTAR ISI ............................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 1

1.3 TUJUAN MASALAH ................................................................................................... 1

1.4 MANFAAT ..................................................................................................................... 2

1.5 METODE ....................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 DEFINISI INDUSTRI .................................................................................................. 3

2.2 ILMU EKONOMI INDUSTRI .................................................................................... 4

2.3 KONSEP EKONOMI INDUSTRI............................................................................... 4


2.3.1 BEBERAPA DARI KONSEP EKONOMI INDUSTRI ........................................................... 4
2.3.2 KLASIFIKASI INDUSTRI ............................................................................................... 5
2.4 RUANG LINGKUP INDUSTRI ................................................................................ 12
2.4.1 RUANG LINGKUP SECARA SEMPIT ........................................................................... 12
2.4.2 RUANG LINGKUP SECARA LUAS ............................................................................... 12
BAB II PENUTUP .................................................................................................................. 13

3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................... 13

3.2 SARAN ......................................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi ini, negara-negara di berbagai belahan dunia berlomba-lomba untuk
memajukan seluruh sektor yang terdapat di Negara tersebut untuk memajukan nama
Negara tersebut. Tidak terkecuali dalam sektor industri. Saat ini sektor perindustrian di
seluruh dunia sangat berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan teknologi
dalam bidang perindustrian yang semakin lama semakin canggih. Akan tetapi meskipun
banyak sekali kelebihan-kelebihan yang dirasakan dalam sektor industri ini, ternyata sektor
perindustrian juga memiliki dampak yang negatif.
Begitu pula di Indonesia, Indonesia merupakan Negara yang menjadikan sektor industri
menjadi mata pencaharian sebagian besar penduduknya. Hal ini dibuktikan dari banyaknya
industri-industri yang menggunakan teknologi yang cukup baik sehingga tidak sedikit
sektor industri di Indonesia dapat menembus pasar asing.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan makalah ini adalah:


a. Bagaimana Pengertian Ekonomi Industri?

b. Bagaimana Konsep Ekonomi Industri?

c. Bagaimana Ruang Lingkup Ekonomi Industri?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan makalah ini adalah:
a. Agar pembaca dapat memahami makna dari Ekonomi Industri.
b. Agar pembaca dapat memahami bagaimana konsep dari Ekonomi Industri.
c. Agar pembaca dapat memahami bagaimana ruang lingkup dari Ekonomi Industri.

1
1.4 Manfaat
a. Penyusun dan pembaca dapat memahami apa yang di maksud dari Ekonomi
Industri dan Coorporate.
b. Menambah wawasan bagi penyusun dan pembaca.
c. Sebagai salah satu tugas untuk memenuhi penilaian dari dosen pengampu
Ekonomi Industri dan Coorporate.

1.5 Metode
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode studi pustaka,
metode deskriptif dalam menganalisis data, dan metode informal (naratif) dalam
penyajian hasil analisis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Industri


Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang mentah, bahan
baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi
kegunaannya. Secara umum definisi mengenai industri bermacam-macam namun pada
dasarnya pengertiannya tidak berbeda satu sama lainnya, adapun definisi menurut
Sukirno adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan ekonomi yang tergolong dalam
sektor sekunder. Kegiatan itu antara lain adalah pabrik tekstil, pabrik perakitan dan
pabrik pembuatan rokok. Dari beberapa pengertian industri maka secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa industri adalah kumpulan dari beberapa perusahaan yang
memproduksi barang-barang tertentu dan menempati areal tertentu dengan output
produksi berupa barang atau jasa.

Industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya buruh atau tenaga
kerja, istilah industri sering digunakan secara umum dan luas, yaitu semua kegiatan
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka mencapai kesejahteraan.
Kegiatan industri sebenarnya sudah ada sejak manusia berada di muka bumi ribuan tahun
yang lalu dalam tingkat yang sangat sederhana. Seiring dengan pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia, kegiatan industri pun tumbuh dan
berkembang semakin kompleks.

Industri adalah bidang matapencaharian yang menggunakan ketrampilan dan


ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang
pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya
dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan
(ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan
pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh
dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya dan politik.

3
Sedangkan Industri menurut KKBI, Industri adalah kegiatan memproses atau
mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, dan menurut UU No. 5
Tahun 1984 tentang Perindustrian, Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah
bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang
dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun
dan perekayasaan industri.

2.2 Ilmu Ekonomi Industri


Ilmu ekonomi industri, dikenal juga dengan nama “Industrial Orgnization” atau
lengkapnya “Economics of Industrial Organization” merupakan salah satu cabang
ilmu ekonomi yg mempunyai pokok bahasan tentang perilaku (behavior / conduct)
firm dalam suatu industri serta dampaknya terhadap industri & konsumen
(performance).

Ekonomi Industri & Corporate merupakan suatu keahlian khusus dalam ilmu
ekonomi. Ilmu ini membantu menjelaskan mengapa pasar perlu diorganisir dan
bagaimana pengorganisasiannya mempengaruhi cara kerja pasar industri. Ekonomi
Industri & Corporate menelaah struktur pasar dan perusahaan yang lebih menekankan
pada studi empiris dari faktor-faktor yang mempengaruhi struktur pasar, perilaku dan
kinerja pasar (Jaya, 2001). Koch (1980) mendefinisikan Ekonomi Industri &
Corporate sebagai studi teoritik dan empirik tentang bagaimana struktur pasar dan
tingkah laku penjual-pembeli mempengaruhi kinerja dan kesejahteraan ekonomi.

2.3 Konsep Ekonomi Industri


2.3.1 Beberapa dari konsep Ekonomi Industri
Industri Pengolahan
Adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang
dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi, dan
atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan
sifatnya menjadi lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan industri
adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling).

4
Jasa industri
Merupakan kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiataan
ini bahan baku disediakan oleh pihak lain, sedangkan pihak pengolah hanya
melakukan pengolahannya dengan mendapatkan imbalan sebagai balas jasa (upah
maklon).

Pengelompokan Industri
Pengolahan biasanya didasarkan pada jumlah tenaga kerja yaitu: Industri Besar,
Industri Sedang, Industri Kecil, dan Industri Mikro. Dalam Berita Resmi Statistik
(BRS) ini, hanya menyajikan data industri besar dan sedang.
1) Industri Besar adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja
100 orang atau lebih.
2) Industri Sedang adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja
antara 20 sampai 99 orang.
3) Industri Kecil adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja
antara 5 sampai 19 orang.
4) Industri Mikro adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja
antara 1 sampai 4 orang.

2.3.2 Klasifikasi Industri


Jenis atau macam – macam indsutri (klasifikasi) dapat kita golongkan atau kita
bedakan berdasarkan tempat bahan baku, besar kecil modal, jumlah tenaga kerja,
pemilihan lokasi, dan produktifitas perorangan.

Berdasarkan Tempat Bahan Baku


a. Industry ekstraktif
Yang dimaksud dengan industry ekstraktif adalah ndustri yang bahan baku
diambil langsung dari alam sekitar. Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan,
perikanan, peternakan, dan pertambangan.

b. Industri fasilitatif
Yang dimaksud dengan Industri fasilitatif adalah industri yang produk
utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh :
Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

5
Berdasarkan Besar Kecil Modal
a. Industri padat modal
Yang dimaksud industri padat modal adalah industri yang dibangun dengan
modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunan.

b. Industri padat karya


Yang dimaksud dengan Industri padat karya adalah industri yang lebih dititik
beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta
pengoperasiannya. Contoh : Industri Tekstil, Sepatu, Pertanian, Perkebunan dan
Rokok.

Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja


Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan
menjadi:
a. Industri rumah tangga
Yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri
industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota
keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu
sendiri atau anggota keluarganya. Contoh : industri anyaman, industri kerajinan,
industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.

b. Industri kecil
Yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri
industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal
dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Contoh : industri
genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.

c. Industri sedang
Yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang.
Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja
memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan
manajerial tertentu. Contoh : industri konveksi, industri bordir, dan industri
keramik.

6
d. Industri besar
Yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri
besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk
pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan
perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan (fit and profer test).
Contoh : industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat
terbang.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian


Jenis-jenis dan macam industry berdasarkan SK Menteri Perindustrian
No.19/M/I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan
Perdagangan.,dapat di golongkan menjadi lima bagian yaitu :
a. Industri kimia dasar (IKD)
Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan modal yang besar,
keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang
termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut:
1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri
bahan kimia tekstil.
2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat,
dan industri kaca.
3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.
4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan
industri ban.

b. Industri mesin dan logam dasar


Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi
mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk
industri ini adalah sebagai berikut:
1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor,
mesin hueler, dan mesin pompa.
2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu,
buldozer, excavator, dan motor grader.
3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin

7
gergaji, dan mesin pres.
4) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.
5) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.
6) Industri kereta api, misalnya: lokomotif dan gerbong.
7) Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan
suku cadang kendaraan bermotor.
8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.
9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri
alumunium, dan industri tembaga.
10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.
11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan
pabrik, the blower, dan kontruksi.

c. Industri kecil (IK)


Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit,
dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya:
industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah
(gerabah). Contoh :industri roti, kompor minyak, makanan ringan,es, minyak
goreng curah, dll

d. Aneka industry (AI)


Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan
bermacammacam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk
industri ini adalah sebagai berikut:
1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.
2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin
jahit, televisi, dan radio.
3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik,
obatobatan, dan pipa.
4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam
dan makanan kemasan.
5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis,
dan marmer.
e. Industry Pariwisata

8
Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari
kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya:
pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan (misalnya: peninggalan,
arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata alam (misalnya:
pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan
wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah
pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).

Berdasarkan Lokasi Unit Usaha


Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan
industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry)
Yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry)


Yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk,
terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang
pendidikannya.

c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry)


Yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya:
industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri
pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri
BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

d. Industri berorientasi pada bahan baku


Yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya:
industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan
berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.

e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry)
Yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri
ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya

9
sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik,
industri otomotif, dan industri transportasi.

Berdasarkan Proses Produksi


Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri hulu
Yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah
jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan
industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri
pemintalan, dan industri baja.
b. Industri hilir
Yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi
sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh
konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri
otomotif, dan industri meubeler.

Berdasarkan Barang Yang Dihasilkan


Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri berat
Yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya.
Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.

b. Industri ringan
Yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi.
Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.

Berdasarkan Modal Yang Digunakan


Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN)
Yaitu industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau
pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri
pariwisata, dan industri makanan dan minuman.

10
b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA)
Yaitu industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya:
industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan.

c. Industri dengan modal patungan (join venture)


Yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan
PMA. Misalnya: industri otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.

Berdasarkan Subjek Pengelola


Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri rakyat
Yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya industri
meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.

b. Industri negara
Yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang dikenal
dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja,
industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.

Berdasarkan Cara Pengorganisasian


Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti:
modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. Berdasarkan cara
pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri kecil
Yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana,
pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih
sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya:
industri kerajinan dan industri makanan ringan.

b. Industri menengah
Yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar, teknologi cukup maju

11
tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi
pemasarannya relative lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir,
industri sepatu, dan industri mainan anak-anak.

c. Industri besar
Yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih dan
modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil,
pemasarannya berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang
elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan

2.4 Ruang Lingkup Industri


2.4.1 Ruang Lingkup Secara Sempit
Kumpulan perusahaan yg menghasilkan produk sejenis (atau bersifat substitusi)
dimana terdapat kesamaan bahan baku yg digunakan, proses, bentuk produk akhir,
dan konsumen akhir.

2.4.2 Ruang Lingkup Secara Luas


Kumpulan perusahaan yg memproduksi barang dan jasa dg elastisitas silang
(cross elasticities of demand) yg positif dan tinggi. Ekonomika industry merupakan
cabang ilmu ekonomi yg menjelaskan mengapa pasar diorganisasi dan bagaimana
pengorganisasiannya mempengaruhi cara kerja industri.

12
BAB II
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam menjelajahi dinamika ekonomi industri, telah terungkap bahwa inovasi
teknologi memainkan peran kunci dalam menentukan keunggulan kompetitif suatu negara
atau perusahaan. Melalui penelitian ini, kami menemukan bahwa investasi dalam riset dan
pengembangan, serta adopsi teknologi baru, menjadi faktor utama yang membedakan antara
industri yang berkembang dan yang stagnan. Namun, perlu diingat bahwa inovasi tidak bisa
berdiri sendiri; dukungan dari kebijakan publik dan infrastruktur yang memadai juga
diperlukan untuk memfasilitasi proses ini.
Selain itu, kebijakan regulasi memiliki peran yang signifikan dalam membentuk
perilaku industri. Dalam menganalisis berbagai studi kasus, kami menyimpulkan bahwa
pendekatan yang seimbang antara regulasi yang ketat untuk melindungi kepentingan
masyarakat dan fleksibilitas untuk mendorong inovasi sangatlah penting. Regulasi yang
berlebihan dapat menghambat pertumbuhan industri, sementara ketiadaan regulasi yang
cukup dapat membahayakan keberlangsungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Terakhir, kami menyoroti pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam
mengarahkan pembangunan industri. Melalui kemitraan yang kokoh, pemerintah dapat
memberikan insentif dan bantuan kepada perusahaan untuk mengembangkan teknologi baru,
meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dan memperluas akses pasar. Sebaliknya,
perusahaan juga dapat berkontribusi pada pembuatan kebijakan yang lebih baik dan
memberikan wawasan tentang kebutuhan industri.
Dengan menggabungkan inovasi teknologi, kebijakan regulasi yang cermat, dan
kolaborasi antar sektor, kami percaya bahwa industri dapat menjadi motor utama
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Meskipun tantangan dan kompleksitas terus ada,
upaya bersama dari semua pemangku kepentingan dapat membawa manfaat jangka panjang
bagi masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan.

3.2 Saran

13
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan inspirasi dari para
pembaca dalam hal membantu menyempurkan makalah ini. Untuk terakhir kalinya penulis
berharap agar dengan hadirnya makalah ini akan memberikan sebuah perubahan khususnya
dunia pendidikan ilmu ekonomi industry dan coorporate.

14
15

Anda mungkin juga menyukai