Parprase Pilmapres

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Pemanfaatan Biogas Dari Limbah Kotoran Sapi Sebagai Bahan Bakar

Alternatif Untuk Kebutuhan Skala Rumah Tangga

Disusun Oleh :

Dicky Aditya Utama / 22253251009

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

2024
ABSTRACT
This study aims to investigate the implementation of biogas production from cow dung
waste as an alternative fuel source for household-scale needs. Livestock waste, particularly
from cows, is a significant source of environmental pollution because it produces methane
biogas, which contributes to global warming. However, this waste also has the potential to
serve as an alternative energy source through processing technology into biogas.
In this study, household-scale biogas reactor technology is used to convert cow dung
waste into biogas. The biogas produced can be used as a substitute for LPG for cooking and
lighting in households. Additionally, the waste from the biogas production process can also be
utilized as high-quality organic fertilizer.
The results of the study indicate that the use of biogas technology on a household scale
can reduce the environmental pollution caused by methane biogas and increase the utilization
of alternative energy. Furthermore, this technology also provides additional economic benefits
to farmers through the production of high-quality organic fertilizer. Thus, the implementation
of biogas technology can support sustainable agricultural development and reduce dependence
on fossil fuels.

i
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Dicky Aditya Utama


Tempat Tanggal Lahir : Ambalutu, 04 Oktober 2003
NIM : 22253251009
Program Studi : D3-Paramedik Veteriner
Jurusan : Peternakan Dan Kesehatan Hewan
Perguruan Tinggi : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Judul Karya Tulis : Pemanfaatan Biogas Dari Limbah Kotoran Sapi Sebagai
Bahan Bakar Alternatif Untuk Kebutuhan Skala Rumah Tangga

Dengan ini menyatakan karya tulis yang saya sampaikan adalah asli karya saya dan belum
pernah diikutsertakan lomba karya tulis.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini. maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian pernyataan ini
dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Tanjung pati, maret 2024

Dosen pendamping Yang menyatakan

Drh. Ulva Mohtar Lutfi, M. Si. Dicky aditya utama


NIP. 197904242006041002 22253251009

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt, yang dengan rahmat dan karunia-Nya senantiasa
mengantarkan hamba-Nya menuju jalan kebaikan dan kesuksesan di dunia dan akhirat. Hingga
sampailah kami untuk menyelesaikan penulisan sebuah karya tulis ilmiah dengan judul:
“Pemanfaatan Biogas Dari Limbah Kotoran Sapi Sebagai Bahan Bakar Alternatif Untuk
Kebutuhan Skala Rumah Tangga”. Yang diharapkan dapat memberikan sumbangsih untuk
pembangunan berkelanjutan di Indonesia khususnya di bidang pertanian, serta dapat menjadi
inspirasi bagi generasi muda untuk senantiasa berkarya untuk kemajuan Bangsa Indonesia.
Dengan terselesaikannya karya tulis ilmiah ini, penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan
terimakasih kepadaTuhan yang maha esa karena berkat Rahmat dan karunianya karya tulis ini
berhasil diselesaikan

Demi kemajuan dan kebaikan Bersama, penulis dengan segala kerendahan hati
mempersilahkan seluruh pihak untuk memberikan kritik dan saran yang membangun. Semoga
setiap kebaikan yang kita usahakan diganjar dengan kebaikan yang lebih besar dari Allah SWT

Tanjung pati, Maret 2024

penulis

iii
DAFTAR ISI

ABSTRACT ............................................................................................................................................ i
SURAT PERNYATAAN ...................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat ......................................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................... 3
2.1 Limbah Ternak .............................................................................................................................. 3
2.2 Biogas ........................................................................................................................................... 3
2.3 Energi Alternatif ........................................................................................................................... 3
BAB III METODE PELAKSANAAN................................................................................................. 5
3.1 Alat dan Bahan.............................................................................................................................. 5
3.2 Tahapan Pelaksanaan .................................................................................................................... 5
Tahap 1 ; Perancangan Produk .................................................................................................. 5
Tahap 2 ; Prosedur Uji Coba Produk ......................................................................................... 5
Tahap 3 ; Pengukuran Produksi Biogas ..................................................................................... 6
Tahap 4 ; Tahap Akhir ............................................................................................................... 6
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................................................... 7
4.1 Kriteria Perancangan ..................................................................................................................... 7
4.2 Hasil akhir ..................................................................................................................................... 7
BAB V PENUTUP................................................................................................................................. 8
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................................... 8
5.2 Saran ............................................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 9
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................................... 10
Lampiran 1. Ilustrasi desain reactor biogas skala rumah tangga ................................................. 10
Lampiran 2. Outlet pengeluaran sisa bahan biogas ........................................................................ 10
Lampiran 3. Instalasi biogas di dapur rumah .................................................................................. 11

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Limbah peternakan merupakan salah satu jenis limbah yang dihasilkan dari aktivitas
peternakan. . Setiap harinya, seekor sapi menghasilkan kotoran Sekitar 10-15 kg. Limbah ini
menjadi penyebab utama pencemaran lingkungan karena seringkali menyebabkan gangguan
bagi masyarakat sekitar peternakan akibat bau tidak sedap yang dihasilkan, terutama dari gas
amoniak (NH3) dan hidrogen sulfida (H2S). Kedua gas tersebut, ketika mencapai konsentrasi
tertentu, dapat mengganggu kesehatan ternak dan peternaknya dengan menyebabkan gangguan
pada sistem pernafasan, sehingga membuat ternak lebih rentan terhadap penyakit.
Polusi yang disebabkan oleh biogas metan menyebabkan bau yang tidak menyenangkan
di lingkungan sekitar. Proses pencernaan ternak ruminansia menghasilkan biogas metan (CH4).
Dengan laju 1% per tahun, biogas metan ini berdampak pada perusakan ozon dan pemanasan
global. Kualitas pakan hijau yang rendah di Indonesia menyebabkan emisi metan per unit
pakan atau laju konversi metan yang lebih tinggi. Jumlah pakan kualitas rendah berkorelasi
positif dengan produksi metan (Suryahadi et al., 2020).
Meskipun limbah ternak memiliki dampak negatif, limbah ini juga dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi yang penting dalam kehidupan manusia melalui teknologi pengolahan menjadi
biogas. Biogas ini dapat digunakan sebagai pengganti LPG untuk keperluan sehari-hari seperti
memasak dan penerangan di rumah tangga. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan
limbah ini dengan teknologi sederhana untuk menghasilkan biogas dan menyimpannya dalam
tabung gas sebagai alternatif penggunaan LPG.
Penggunaan reaktor biogas dapat membantu pengembangan sistem pertanian dengan
mendaur ulang kotoran hewan untuk memproduksi biogas dan diperoleh hasil samping berupa
pupuk organik dengan mutu yang baik. Biogas yang merupakan tujuan utama dari penggunaan
reaktor biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak sedangkan pupuk sisa
penggunaan biogas digunakan untuk memupuk lahan pertanian, dapat dijual untuk mendapat
tambahan pendapatan peternak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh biogas metan yang dihasilkan
dari proses pencernaan ternak ruminansia?
2. Bagaimana teknologi pengelolaan limbah peternakan menjadi biogas dapat dimanfaatkan
sebagai pengganti bahan bakar ?
3. Bagaimana penggunaan reaktor biogas dalam pengolahan limbah ternak?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengevaluasi dampak pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh
biogas metan yang dihasilkan dari proses pencernaan ternak ruminansia.
2. Untuk menganalisis teknologi pengolahan limbah ternak menjadi biogas sebagai
sumber energi alternatif, dengan mempertimbangkan potensi pengurangan
dampak negatif terhadap lingkungan.
3. Untuk mengkaji penggunaan reaktor biogas dalam pengolahan limbah ternak
sebagai upaya mendukung pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan
dan memberikan manfaat ekonomi bagi peternak.

1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang pemanfaatan limbah kotoran sapi
sebagai bahan bakar alternatif untuk menggantikan LPG
2. Masyarakat
Memberi tahu Masyarakat bahwa limbah kotoran sapi dapat digunakan sebagai pupuk
kandang dan sebagai sumber energi dan bahan bakar alternatif sekaligus membantu
Masyarakat dalam memanfaatkan hasil limbah ternak mereka menjadi lebih bernilai
3. Lingkungan
Dengan menggunakan limbah kotoran sapi sebagai sumber energi alternatif, penelitian
ini diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan seperti polusi udara, darat,
dan air.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah Ternak


Limbah ternak adalah hasil akhir dari kegiatan usaha peternakan, seperti pemeliharaan
ternak, rumah potong hewan, dan pengolahan produk ternak. Berdasarkan Wujudnya menurut
Ign Suharto, 2014, limbah dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Limbah padat, limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Contoh limbah padat
peternakan ialah sisa rumput dan konsentrat sapi
2. Limbah cair, limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. contohnya yaitu, feses dan
urine
3. Limbah gas, Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berupa gas yang selalu
bergerak dan tersebar luas. Gas metana, sisa pembakaran hewan ternak, dan sisa feses
dan urin hewan ternak adalah beberapa contoh limbah gas pada peternakan.
Menurut Widodo dan Asari (2016), limbah kotoran ternak merupakan sumber nutrisi utama
berupa nitrogen, fosfor dan kalium untuk bahan pengisi biogas, sehingga memungkinkan
penggunaan limbah ternak sebagai bahan pengisi biogas.

2.2 Biogas
Biogas adalah campuran beberapa gas yang digunakan sebagai bahan bakar gas saat
bahan organik difermentasi dalam kondisi anaerob. Gas metan (CH4) dan karbondioksida
(CO2) adalah gas yang paling umum dalam biogas. Nilai kalor biogas 4800–6700 kkal/m3,
sebanding dengan 8900 kkal/m3 gas metan murni (100 %) yang dapat digunakan untuk
memasak, menerangan, menyeterika, dan mengelola lemari es untuk lima orang keluarga
setiap hari, menurut Asari (2015). Mikroba membentuk biogas dalam kondisi anaerob
melalui tiga tahap: hidrolisis, pengasaman, dan metanogenik. Pada tahap hidrolisis, terjadi
perubahan struktur bentuk primer, pelarutan bahan organik yang mudah larut, dan pencernaan
bahan organik yang kompleks menjadi sederhana.
Salah satu cara alternatif untuk menggunakan limbah organik untuk menggali potensi
bio 48 energi di Indonesia adalah dengan membuat biogas dari limbah peternakan, terutama
kotoran sapi. Semua jenis bahan organik dapat diproses untuk membuat biogas, tetapi hanya
sistem biogas sederhana dapat menggunakan bahan organik baik padat maupun cair.

2.3 Energi Alternatif


Energi alternatif menjadi semakin penting dalam menghadapi krisis energi dan
dampak lingkungan. Di Indonesia, masalah kelangkaan bahan bakar minyak (BBM)
memerlukan solusi yang berkelanjutan. Dari tahun 2008 hingga saat ini, Indonesia
mengalami kirisis energi yang sering, salah satunya barupa bahan bakar minyak (BBM).
Korompot (2012) menyatakan hal ini. Semakin banyaknya permintaan energi menyebabkan
kekurangan energi, tetapi prosesnya sangat lama dan menggunakan bahan baku yang terbatas.
Kurniati (2021) mengatakan bahwa krisis energi dapat terjadi karena penggunaan energi yang

3
tidak dapat diperbaharui yang berlebihan. Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) seperti
bensin, minyak tanah, dan energi surya adalah salah satu gejala krisis energi saat ini.
Pemanfaatan biogas diharapkan dapat meminimalisir pemakaian bahan bakar minyak sebagai
solusi mengurangi pemakaian BBM sekaligus Upaya pemanfaatan limbah menjadi sumber
energi yang lebih bermanfaat

4
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan Bahan Pembuatan Biogas skala rumah tangga :
1. Volume reaktor plastik 300 liter;
2. Sepuluh batang, mur, dan baut besi;
3. Kompresor;
4. Tiga pengaman gas (regulator);
5. Selang pipa gas berukuran 10 meter;
6. Kebutuhan bahan baku berupa limbah kotoran sapi
7. Tabung LPG yang berukuran kecil

3.2 Tahapan Pelaksanaan

Tahap 1 ; Perancangan Produk


1. Membuat sketsa rancangan mulai dari reactor biogas, klep, serta plastic penampung gas
seperti pada (ilustrasi lampiran nomor 1)
2. Melakukan perakitan reactor biogas
3. Untuk memastikan bahwa reactor biogas tidak memiliki kebocoran, penuhkan reactor
dengan udara dan tekanan, lalu lapisi dengan busa di sekelilingnya.

Tahap 2 ; Prosedur Uji Coba Produk


1. Buat Campur antara kotoran sapi dengan air dengan perbandingan 1 : 1 (bahan biogas)
2. Saring bahan baku dari benda kasar lain, seperti serpihan kayu, akar, daun keras, sisa
batang rumput atau kotoran lain, kebanyakan sisa-sisa pakan ternak yang terlalu kasar.
3. Masukkan bahan biogas ke dalam reaktor melalui tempat pengisian sebanyak 2.000
liter, selanjutnya akan berlangsung proses produksi biogas di dalam reaktor
4. Setelah sepuluh hari, reaktor biogas dan penampung biogas akan mengembung dan
mengeras sebagai akibat dari produksi biogas. Biogas dapat digunakan sebagai bahan
bakar dan kompor biogas dapat digunakan.
5. Sesekali, reaktor biogas digoyangkan supaya terjadi penguraian yang sempurna dan
gas yang terbentuk di bagian bawah naik ke atas. Ini juga dilakukan pada setiap
pengisian reaktor.
6. Anda dapat menambahkan 40 liter tambahan bahan biogas setiap hari.
7. Lumpur, atau sisa pengolahan bahan biogas, secara otomatis keluar dari reactor
melalui outlet pengeluaran sisa, seperti yang ditunjukkan pada lampiran 2. Setiap kali
bahan diisi
8. Biogas sederhana siap digunakan untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
5
Tahap 3 ; Pengukuran Produksi Biogas
1. Melakukan pengukuran volume biogas pada hari ke-8 dikarenakan pada fermentasi
pada hari ke 1-7 hanya menghasilkan CO2 dan sifatnya tidak dapat terbakar. Waktu
fermentasi dari hari ke 15 hingga 30 menghasilkan produksi biogas sebesar 50%, dan
produksi biogas cenderung menurun setelah hari ke-29 (simamora et al., 2006).

Tahap 4 ; Tahap Akhir


1. Tahap akhir dari prosedur ini yakni melakukan pengecekan ulang pada reaktor biogas,
menganalisis pencapaian yang dicapai lalu dibuat pelaporan sebagai bahan
dokumentasi dan evaluasi lanjutan

6
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kriteria Perancangan


Kriteria perancangan didasarkan pada hasil observasi yang diperlukan. Hasil observasi
menunjukkan bahwa jumlah biogas yang diharapkan dapat menampung kotoran mencapai
sekitar 75 kilogram per hari. Selain itu, lokasi reaktor di dekat kandang sapi membuatnya
mudah dioperasikan dan bahan dan kotoran tidak berat diangkut ke bak pencampur.

4.2 Hasil akhir


Dengan kalori 15.000 KJ/kg, biogas dapat digunakan untuk memasak dan
menghasilkan listrik. Dengan menggunakan kompor biogas yang dimodifikasi pada bagian
kran inletnya, biogas yang dihasilkan dari reaktor digunakan untuk memasak kebutuhan satu
rumah tangga. Biogas juga dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Biogas digunakan
untuk mendidihkan air 6 liter saat digunakan.
.

7
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Penggunaan teknologi pengolahan limbah ternak menjadi biogas, bisa membantu
meminimalisir dampak buruk terhadap lingkungan yang disebabkan oleh biogas metan serta
meningkatkan pemanfaatan energi alternatif. Penggunaan reaktor biogas dalam skala rumah
tangga juga menawarkan solusi yang berkelanjutan, memungkinkan peternak untuk
mendapatkan manfaat ekonomi tambahan dari hasil akhir berupa kompos. Dengan demikian,
pemanfaatan teknologi biogas dapat mendukung pembangunan pertanian yang berkelanjutan
dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

5.2 Saran
1. Peternak dapat dilatih dan didukung dalam implementasi teknologi biogas di tingkat
rumah tangga untuk meningkatkan efisiensi produksi serta mengurangi dampak
lingkungan.
2. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengembangkan teknologi biogas yang lebih
efisien dan terjangkau, serta untuk memperluas jangkauan penerapannya di berbagai
wilayah di Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA
Disnakkeswan Prov.NTB. 2020. Pemanfaatan Limbah Peternakan (Kotoran Ternak) Menjadi Pupuk
Organik (Pupuk Padat Maupun Cair). Retrieved from ;
https://disnakkeswan.ntbprov.go.id/pemanfaatan-limbah-peternakan-kotoran-ternak-menjadi-
pupuk-organik-pupuk-padat-maupun-cair/
Ainur Rasyid Hartati. 2017. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong, Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Peternakan Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Departemen
Pertanian
Saidi, D., Maryana, M., & Widiarti, I. W. (2022). PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK SAPI:
Mengatasi masalah limbah ternak sapi dengan mengolahnya menjadi biogas dan pupuk organic
Asari, A., & Widodo, P. (2015). Perancangan dan Penerapan Instalasi Biogas Skala Kecil di Ciamis.
In Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian.
Kristyan, E. G., Pratiwi, Y. R., & Putra, H. S. (2021). Rancang Bangun Biogas Limbah Tahu Skala
Rumah Tangga. Journal of Science Nusantara, 1(2), 24-29
Saputro DD, Wijaya BR, Wijayanti Y. Pengelolaan limbah peternakan sapi untuk meningkatkan
kapasitas produksi pada kelompok ternak patra sutera. Rekayasa: Jurnal Penerapan Teknologi
dan Pembelajaran 2014;12(2):91–98

9
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ilustrasi desain reactor biogas skala rumah tangga


Sumber ;https://zonaebt.com/biomassa/tutorial-proses-pembuatan-biogas-skala-rumah-tangga/

Lampiran 2. Outlet pengeluaran sisa bahan biogas


Sumber ; Asari, A., & Widodo, P. (2015)

10
Lampiran 3. Instalasi biogas di dapur rumah
Sumber ; Asari, A., & Widodo, P. (2015)

11

Anda mungkin juga menyukai