Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Untuk Pupuk Organik Dan Substrat Biogas
Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Untuk Pupuk Organik Dan Substrat Biogas
Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Untuk Pupuk Organik Dan Substrat Biogas
BUKU AJAR
Budy Rahmat
Yaya Sunarya
Tedi Hartoyo
Penerbit
LPPM Universitas Siliwangi
3
Penulis:
Dr. Ir.H. Budy Rahmat, MS
Ir. Yaya Sunarya, M.Sc.
Ir. Tedi Hartoyo, M.Sc.
ISBN : 978-602-99904-9-2
Editor :
Ir. D. Yadi Heryadi, M.Sc.
Penyunting:
Ir. Amir Amilin, MP
Desain Sampul dan Tata letak :
Bayti dan Ranggi
Penerbit :
LPPM Universitas Siliwangi
Redaksi:
Gedung LPPM Unsil
Jl. Siliwangi No. 24, Kota Tasikmalaya-46115
Telepon +62265 330634
Faksimil +62265 325812
Email: [email protected]
SAMBUTAN DEKAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
SAMBUTAN DEKAN ........................................... i
KATA PENGANTAR ............................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................ v
TINJAUAN PELAJARAN ...................................... 1
a. Deskripsi mata pelajaran ................................ 1
b. Manfaat mata pelajaran .................................. 3
c. Standar kompetensi ....................................... 3
d. Susunan bahan ajar ......................................... 3
e Bahan ajar ..................................................... 3
PETUNJUK PELAJARAN ...................................... 4
MODUL I : PEMANFAATAN LIMBAH CAIR 6
TAHU UNTUK PUPUK ORGANIK
1.1. Pendahuluan.................................................... 6
1.2. Pemanfaatan limbah tahu pupuk organik pupuk
organik............................................................. 9
1.3 Penutup .......................................................... 21
Daftar Pustaka ................................................ 21
MODUL II: PEMANFAATAN LIMBAH CAIR 23
TAHU UNTUK SUBSTRAT BIOGAS
2.1. Pendahuluan.................................................... 23
2.2. Prinsip pembuatan biogas............................... 26
2.3. Penerapan prinsip 3R pada proses pengolahan
limbah tahu ..................................................... 39
2.4. Penutup .......................................................... 44
Daftar Pustaka ............................................... 51
GLOSARI ................................................................ 52
9
TINJAUAN PELAJARAN
c. Standar Kompetensi
Tujuan dari pembelajaran ini adalah :
e. Bahan belajar
PETUNJUK BELAJAR
MODUL I
PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU
UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
1.1. Pendahuluan
1.1.1. Pengertian
1.1.2. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan pupuk organik?
2. Mengapa limbah tahu dapat dijadikan pupuk organik?
3. Sebutkan kandungan senyawa organik yang terkandung
dalam limbah tahu?
1.1.3. Rangkuman
Pupuk organik adalah pupuk yang dibuat dari bahan-bahan
organik atau alami. Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik
antara lain adalah pupuk kandang, kompos, kascing, gambut,
rumput laut dan guano. Selain itu, dapat dibuat dari limbah
pertanian, peternakan dan limbah lokal seperti limbah tahu yang
melimpah dan belum termaanfaatkan. Karena pupuk organik
memiliki keunggulan dari segi pemenuhan bahan bakunya, biaya
produksi, dan kandungan senyawa organiknya.
1) LCT 70 liter
2) Air kelapa 30 liter
3) Alkohol 70% 1 liter
4) Temulawak 4 kg
5) Sereh 1 kg
6) Dekomposer (EM) 2 liter.
Cara pembuatannya :
Cara penggunaan :
1.2.3. Latihan
1.2.4. Rangkuman
Limbah tahu yang dihasilkan oleh pabrik tahu berupa
limbah padat (ampas) tahu dan LCTdapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembuatan pupuk organik. Karena limbah tahu yang
dihasilkan mengandung senyawa organik yang dapat
meningkatkan unsur hara dan menyuburkan tanah.
1.3. Penutup
b. Dekomposer d. M-Bio
5. Komponen terbesar dari LCTadalah protein yaitu sebesar...
a. 216,06 mg/L c. 236,06 mg/L
b. 226,06 mg/L d. 246,06 mg/L
Latihan 2
1) Karena ampas tahu masih mengandung hara dan bahan
organik sehingga memberikan indikasi bahwa ampas tahu
dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan ketersediaan
unsur hara bagi tanaman.
2) Ampas tahu adalah hasil sisa dari pembuatan tahu yang
tertinggal dalam saringan sewaktu menyaring bubur kacang
kedelai sebelum proses penggumpalan, sedangkan LCT
adalah limbah yang berasal dari pencucian kedelai, pencucian
peralatan proses, pemasakan dan larutan bekas rendaman
28
Tes Formatif
1. D; 2. A; 3. D; 4. A; 5. B
Daftar Pustaka
MODUL II
PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU
UNTUK SUBSTRAT BIOGAS
2.1. Pendahuluan
2.1.1. Pengertian
2.1.2. Latihan
2.1.3. Rangkuman
2.2.1. Digester
Digester merupakan wadah atau tempat berlangsungnya
proses fermentasi limbah organik dengan bantuan
mikroorganisme hingga menghasilkan biogas. Digester
merupakan sebuah reaktor yang dirancang sedemikian rupa
sehingga kondisi didalamnya menjadi anaerob, sehingga bisa
memungkinkan proses dekomposisi anaerob bisa terjadi. Kotoran
harus ditampung dalam digester selama proses dekomposisi
berlangsung atau dengan kata lain sampai kotoran tersebut
menghasilkan biogas. Proses dekomposisi oleh bakteri anaerob
sangat dipengaruhi oleh ternperatur, yang biasanya berlangsung
pada suhu 30 – 38 oC.
Jika pasokan kotoran ternak terus menerus, gas yang timbul akan
terus menekan residu hingga meluap keluar dari bak. Gas yang
timbul digunakan lewat pipa gas yang diberi kran. Keunggulan
dari digester tipe ini adalah awet, dibuat di dalam tanah sehingga
terlindung dari berbagai cuaca atau gangguan lain dan tidak
membutuhkan ruangan (diatas tanah). Dan kelemahan ialah
rawan terjadi keretakan di bagian penampung gas, tekanan gas
tidak stabil karena tidak ada katup gas.
37
2.2.2. Fermentasi
a) Tahap Persiapan
• Pengadaan peralatan
• Pengadaan bahan
b) Tahap Pelaksanaan
Alat :
• Bak pengisi
• Bak digester
• Tabung pengontrol gas
• Bak penampung gas
• Pipa penyalur gas
• Bak output digester
Bahan:
• LCT
41
• Kelat besi
• Larutan NaOH
c) Cara kerja :
1) Pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil
langsung dari limbah industri pengolahan tahu. Kita hanya
membutuhkan limbah cairnya saja, bukan limbah padatnya.
2) Proses pembuatan sampel menjadi biogas di dalam digester
Konstruksi digester biogas secara umum terdiri dari bagian
pencampur, bagian utama digester dan bagian pembuangan hasil
fermentasi. Fungsi dari masing – masing komponen adalah
sebagai berikut :
a. Saluran masuk slurry (air limbah/kotoran segar)
Saluran ini digunakan untuk memasukkan slurry ke dalam
reaktor utama. Pencampuran ini berfungsi untuk memaksimalkan
potensi biogas, memudahkan pengaliran, serta menghindari
terbentuknya endapan pada saluran masuk.
d. Sistem Pengaduk
Pengadukan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu
pengadukan mekanis, sirkulasi substrat reaktor biogas, atau
sirkulasi produksi biogas ke atas reaktor biogas menggunakan
pompa. Pengadukan ini bertujuan untuk mengurangi
pengendapan dan meningkatkan produktifitas reaktor biogas
karena kondisi subsrat yang seragam.
e. Saluran Gas
Saluran gas ini disarankan terbuat dari bahan polimer atau
plastik seperti pipa paralon untuk menghindari korosi. Ujung
saluran pipa bisa disambung dengan pipa baja anti karat untuk
bagian pembakaran gas.
d. Tangki Penyimpanan Gas
Terdapat dua jenis tangki penyimpanan gas, yaitu sumur
pencerna bersatu dengan tangki pengumpul gas (floating dome)
dan terpisah dengan pengumpul gas (fixed dome). Untuk tangki
terpisah, konstruksi dibuat khusus sehingga tidak bocor dan
tekanan yang terdapat dalam tangki seragam, serta dilengkapi
peghilang H2S untuk mencegah korosi.
3) Proses fermentasi anaerob
Pada digester terjadi proses fermentasi anaerob,yang
menghasilkan biogas berlangsung selama 8-10 hari. Dalam
proses ini terjadi dalam tiga tahap secara berantai, yaitu:
44
a. Hidrolisis
Pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan organik
mudah larut dan pencernaan bahan organik yang komplek
menjadi sederhana, perubahan struktur bentuk polimer menjadi
bentuk monomer.
b. Pengasaman
Pada tahap pengasaman komponen monomer (gula
sederhana) yang terbentuk pada tahap hidrolisis akan menjadi
bahan makanan bagi bakteri pembentuk asam. Produk akhir dari
perombakan gula-gula sederhana ini yaitu asam asetat, propionat,
format, laktat, alkohol, dan sedikit butirat, gas karbondioksida,
hidrogen dan ammonia.
c. Metanogen
Pada tahap metanogen terjadi proses pembentukan gas
metan. Bakteri pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses ini,
yaitu mereduksi sulfat dan komponen sulfur lainnya menjadi
hidrogen sulfida .
4) Pemurnian biogas
Teknologi pemisahan yang digunakan untuk pemurnian biogas
tergantung kepada komposisi biogas dan tujuan penggunaannya
(Monnet, 2003). Tujuan penggunaan biogas biasanya
mensyaratkan standar komposisi tertentu sehingga diperlukan
pemurnian bahan baku agar memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan. Sebagai contoh, agar memiliki nilai kalor tinggi dapat
45
Rangkuman
Rangkuman
Prinsip pembuatan biogas dari LCTyang harus diperhatikan
agar mendapat hasil yang maksimal adalah menentukan tipe
51
2.4. Penutup
2.4.1.Tes Formatif
Latihan 1
53
Latihan 2
Daftar Pustaka
GLOSARI