Penemuan Biologi Tumbuh Tumbuhan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tumbuhan merupakan salah satu mahkluk hidup yang terdapat di alam

semesta. Selain itu tumbuhan adalah mahkluk hidup yang memiliki daun, batang,

akar, bunga, buah dan biji sehingga mampu menghasilkan makanan sendiri

dengan menggunakan klorofil untuk menjalani proses fotosintesis. Bahan

makanan yang dihasilkannya tidak hanya dimanfaatkan untuk dirinya sendiri,

tetapi juga untuk manusia dan hewan. Bukan makanan saja yang dihasilkannya,

tetapi tumbuhan juga dapat menghasilkan oksigen (O2) dan mengubah

karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh manusia dan hewan menjadi oksigen

(O2) yang dapat digunakan oleh mahkluk hidup lain.

Begitu pentingnya peranan tumbuhan bagi kelangsunggan hidup dan juga bumi

ini sebab tumbuhan merupakan produsen pertama pada rantai makanan, selain itu

juga memiliki peranan penting sebagai penghasil Oksigen (O2) terbesar bagi

kelangsungan mahkluk hidup serta dapat menangani krisis lingkungan. Oleh

karena itu, meningkatkan penghijauan sehingga kita dapat mengurangi dampak

pencemaran udara. Karbondioksida (CO2) atau polusi lainnya, mengurangi

dampak dari efek rumah kaca, dan gangguan iklim (Ferdinand, 2009:23).

Menurut Dwiyani (2013:1) Tumbuhan pelindung adalah tumbuhan yang di

tanam dengan tujuan untuk melindungi makhluk hidup yang ada di bawah atau di

sekitranya dari terik matahari dan curahan air hujan. Didasarkan pada

kegunaannya tumbuhan dapat digunakan sebagai tumbuhan pagar maupun untuk

melindungi dari sengatan trik matahari dan hujan. Klasifikasi tumbuhan dengan

1
2

cara ini di sebut klasifikasi fisik. Tumbuhan pelindung dapat berupa pohon yang

kuat dan mampu melindungi tumbuhan disekitarnya. Pohon pelindung memiliki

ciri-ciri dengan tajuk panjang berdaun lebar serta berbatang tinggi yang kokoh.

Biasanya tumbuhan pelindung menjadi tumbuhan utama bagi makhluk hidup

sebagai tempat berlindung, namun yang sering kita lihat tumbuhan pelindung

mampu untuk mempertahankan keanekaragaman satwa serta tumbuhan yang

dilindungi.

Menurut Sulistyorini (2009:12), Tumbuhan pelindung merupakan tumbuhan

peneduh dengan tujuan membuat area panas menjadi lebih sejuk dengan nuansa

alami tanaman. Tumbuhan pelindung juga memiliki banyak jenis dengan karakter-

karakter yang berbeda baik dari daun, bunga, maupun bentuk batang. Selain itu,

tumbuhan pelindung selain sebagai tumbuhan peneduh tumbuhan ini juga banyak

di gunakan untuk penghias taman atau tumbuhan hias jalur hijau dan taman rumah

atau perkantoran.

Tumbuhan pelindung juga memiliki nilai estetika yang dapat diperoleh dari

perpaduan antara warna (daun, batang, dan bunga) bentuk fisik tanaman (batang,

percabangan dan tajuk) dan komposisi tanaman. Pohon merupakan tanaman yang

memiliki manfaat terbesar terhadap lingkungan, pohon juga dapat memberikan

nilai khas yang berupa keteduhan, sebagai penyerap polusi udara, pohon peneduh

dan efek visual lainnya yang mampu menghadirkan kenyamanan pengguna jalan

yang berada di kawasan tersebut. tanah, udara, air, suara dan pencemaran oleh

radiasi yang setiap hari harus terjadi dan terus bertambah.

Estetika dapat dikatakan suatu keindahan yang dapat memberikan hubungan

yang harmonis dari sebuah elemen atau komponen yang dirasakan. Estetika
3

biasanya dihadapkan pada sesuatu yang dirasakan oleh manusia sebagai hasil

hubungan yang harmonis dari semua elemen, baik itu elemen pada objek maupun

kegiatan. Masalah lingkungan seperti pencemaran udara yang dihasilkan dari asap

kendaraan merupakan dampak negatif yang di alami oleh masyarakat

(Tursilowati, 2007:1-8).

Berdasarkan hasil penelitian di Taman Maharani Kelurahan Martubung

terdapat berbagai jenis tumbuhan Pelindung. Taman Maharani merupakan taman

yang terletak di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan yang memiliki

luas 250 m2 dimana pada awalnya dikelola oleh Kecamatan dan kemudian

dipindah alihkan ke ketua Karang Taruna.

Berdasarkan uraian diatas Identifikasi tumbuhan pelindung di taman maharani

kelurahan Martubung diharapkan dapat digunakan sebagai modul pembelajaran

biologi.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam proses pembelajaran

diperlukannya bahan ajar yang berupa sarana atau alat pembelajaran baik yang

berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis untuk meningkatkan mutu pendidikan

dan keberhasilan dalam pembelajaran, salah satu bahan ajar tertulis yaitu modul

yang sering diginakan dalam pembelajaran.

Menurut Parman (2012:9), Modul merupakan komponen yang memiliki peran

penting dalam proses pembelajaran, ketersediaan modul dapat membantu siswa

dalam memperoleh informasi tentang materi pembelajaran. Namun demikian,

dalam pengembangan modul perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa.


4

Modul adalah satu kesatuan bahan pembelajaran yang dapat dipelajari oleh

peserta didik secara mandiri. Didalamnya terdapat komponen dan petunjuk yang

jelas sehingga mahasiswa dapat mengikuti secara runut tanpa campur tangan

pengajar. Modul juga dikemas secara sistematis dan menarik dengan cakupan

materi, metode, evaluasi yang dapat dipakai secara mandiri agar tercapai

kompetensi yang diharapkan, dan sumber data pembuatan modul ini dari hasil

penelitan – penelitian identifikasi tumbuhan pelindung yang ada di Taman.

Berdasarkan uraian diatas yang melatar belakangi permasalahan diatas maka

peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “ IDENTIFIKASI JENIS

TUMBUHAN PELINDUNG DI TAMAN MAHARANI KELURAHAN

MARTUBUNG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN MODUL

PEMBELAJARAN BIOLOGI”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditemukan di atas, identifikasi

adalah :

1. Apakah tumbuhan pelindung yang ada di Taman Maharani Kelurahan

Martubung memiliki banyak jenis?

2. Apakah materi tanaman pelindung dapat dikembangkan sebagai bahan

pembuatan modul pembelajaran Biologi.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, pembatasan

masalah adalah :
5

1. Subjek yang diteliti adalah tumbuhan pelindung di taman Maharani

Kelurahan Martubung

2. Pembuatan modul pembelajaran dibatasin pada tanaman pelindung.

D. Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah jenis tumbuhan pelindung di taman Maharani Kelurahan

Martubung?

2. Apakah jenis tumbuhan pelindung di taman Maharani Kelurahan

Martubung cukup representative sebagai modul pembelajaran biologi?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui jenis-jenis tumbuhan pelindung di taman Maharani kelurahan

Martubung

2. Menjadikan bahan ajar dalam pembuatan modul pembelajaran biologi

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan meningkatkan kreativitas

peneliti.

2. Bagi mahasiswa dapat mempermudah dan memahami pembelajaran dan

meningkatkan hasil belajar.

3. Masyarakat dapat mengetahui pentingnya fungsi tumbuhan pelindung dan

bisa menerapkan maupun menanam di lingkungan sekitarnya.


BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kajian Teoritis

1. Tumbuhan Pelindung

a. Pengertian Tumbuhan Pelindung

Purwanto (2007) menjelaskan bahwa tumbuhan pelindung sekelompok

tumbuhan yang memiliki tajuk panjang dan berdaun lebat serta berbatang cukup

tinggi untuk dijadikan peneduh. Biasanya tumbuhan pelindung menjadi tumbuhan

utama di sebuah taman.

Tumbuhan pelindung adalah tumbuhan yang di tanam dengan tujuan untuk

melindungi orang atau benda yang ada di bawah atau sekitarnya dari terik

matahari dan curahan air hujan. Didasarkan pada kegunaan pohon dalam

arsitektur, artinya tumbuhan yang kita pilih untuk ditanam tersebut apakah

digunakan untuk melindungi dari sengatan terik matahari dan hujan.Sesuai dengan

fungsinya, tumbuhan pelindung umumnya berbentuk pohon dengan tajuk yang

relatif rindang. Umumnya tumbuhan pelindung ditanam di pinggir jalan, di

halaman parkir, di taman-taman, di halaman kantor maupun halaman rumah.

Tumbuhan yang akan di tanam memiliki beberapa ciri-ciri :

a) Buah tidak boleh terlalu besar

b) Gugur nya daun tidak boleh terlalu banyak

c) Tahan terhadap hama penyakit.

d) Akar relatif kuat dapat tahan terhadap efek perusakan jalan lalulintas

6
7

e) Rantingnya tidak mudah patah oleh angin

f) Tumbuhnya perakaran tidak boleh terlalu cepat

Tumbuhan pelindung dalam taman umumnya dipilih tumbuhan yang memiliki

bentuk tumbuhan yang indah atau memiliki kharakteristik yang khas seperti

musim bunga yang indah, musim daun yang berwarna, dan keistimewaannya

(Dwiyani. 2013: 1-2)

Didalam Al-quran Surah Thaha Ayat 53, ALLAH SWT berfirman :

QS. Taha Ayat 53

‫كم ا ْْلَرض وسَهك َنكْ م ف سُبً ْ ن ل من‬ ‫انَّذي جعم‬


‫ها ل ش‬ َ ‫ْي‬ ‫مهدا‬ ‫ن‬
‫و َا‬
‫ٖٓ ه اَسواجا من َّ نَبات ش‬, ‫انسم ۤاء م ۤا ًۗ ًء ِب‬
‫ّّٰتى‬ ‫جَنا‬ ‫َفَا خز‬
Artinya : “(Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, dan

menjadikan jalan-jalan di atasnya bagimu, dan yang menurunkan air (hujan) dari

langit.” Kemudian Kami tumbuhkan dengannya (air hujan itu) berjenis-jenis

aneka macam tumbuh-tumbuhan”

b. Jenis-jenis Tumbuhan Pelindung

Menurut Dwiyani (2013:2) ada tiga puluh spesies tanaman pelindung yang

tergolong ke dalam sembilan belas famili dibahas dalam buku ini yaitu famili

Mimosaceae: Akasia (Acacia spp.), Asam Keranji (Pithecellobium dulce),

Lamtoro (Leucaena glauca Bth.), famili Papilionaceae : Angsana (Pterocarpus

indicus L.), Bunga Kupu-kupu (Bauhinia sp.), Gamal (Glyricidia sepium), famili

Caesalpiniaceae: Asam (Tamarindus indicus L.), Cassia (Cassia spp.), Flamboyan

(Delonix regia Raf.), famili Moraceae : Beringin (Ficus Benyamina.), Karet Hias

(Ficus elastica Roxb.), famili Bignoniaceae : Bunga Kecrutan (Spathodea

campanulata P.B.), famili Lythraceae: Bungur (Lagerstroemia spp.), famili


8

Casuarinaceae: Cemara (Casuarinae quisetifolia L.), famili Magnoliaceae:

Cempaka (Michelia champaca L.), famili Annonaceae : Glodogan (Polyalthia

sp.), Kenanga/Sandat (Canangium odoratum Baill.), famili Verbenaceae: Jati

(Tectona grandis D.f.), famili Apocynaceae: Kamboja (Plumeria sp.), famili

Bixaceae : Kesumba (Bixa orellana L.), famili Combretaceae: Ketapang

(Terminalia catappa L.), famili Sapindaceae: Kere Payung (Filicium decipiens

Thw.), famili Muntingiaceae: Kersen (Muntingia calabura L.), famili

Boraginaceae: Kordia (Cordia sebestena.), famili Meliaceae: Mahoni (Swietenia

mahagoni.), famili Sapotaceae: Sawo Kecik (Manilkara kauki Dub.), Tanjung

(Mimusops elengi L.), famili Malvaceae: Waru (Hibiscus tiliaceus L.).

2. Modul Pembelajaran Biologi

a. Pengertian Modul

Rahardi (2006:98) Modul adalah standar atau satuan pengukur. Dalam konteks

pendidikan modul adalah paket atau program belajar mengajar, mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, sampai ke evaluasi terhadap dampak dan hasil

pelaksanaan.

Anwar (2010:70) Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara

sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat

digunakan secara mandiri untuk mencapai kopetensi yang di harapkan.

Susilowati (2010:1) juga menjelaskan bahwa modul adalah suatu cara

pengorganisasian materi pelajaran yang memperhatikan fungsi pendidikan.

Strategis pengorganisasian materi pembelajaran mengandung sequencing yang

mengacu pada pembuatan urutan penyajian materi pelajaran, dan synthesizing

yang mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada peserta didik keterkaitan
9

antara fakta, konsep prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi

pembelajaran. Terdapat lima katagori kapabilitas yang dapat dipelajari oleh

peserta didik, yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,

sikap, dan keterampilan motoric, yang perlu di perhatikan dalam merancang

materi pembelajaran. Strategi pengorganisasian materi pembelajaran terdiri dari

tiga tahapan proses berpikir, yaitu pembentukan konsep, intepretasi konsep, dan

aplikasi prinsip. Strategi-strategi tersebut memegang peranan sangat penting

dalam mendesain pembelajaran. Kegunaannya dapat membuat peserta didik lebih

tertarik dalam belajar, peserta didik otomatis belajar bertolak dan dapat

meningkatkan hasil belajar.

b. Krakteristik Modul

Anwar (2010) menyatakan bahwa krakteristik modul pembelajaran sebagai

berikut :

1. Self instructional, siswa mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung

pada pihak lain.

2. Self contained, seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi yang di

pelajari terdapat dalam satu modul utuh

3. Stand alone, modul yang di kembangkan tidak tergantung pada media lain

atau tidak harus di gunakan bersama-sama dengan media lain.

4. Adaptif, modul endaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi.

5. User friendly, modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab bersahabat/

akrab dengan pemakaiannya

6. Konsistensi, konsisten dalam penggunaan font, spasi, dan tata letak.


1

c. Ciri-ciri Modul

Sungkono (2003:5) menjelaskan bahwa ciri-ciri Modul adalah sebagai berikut :

1) Didahului oleh penyataan sasaran belajar

2) Pengetahuan disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menggiring partisipasi

peserta didik secara aktif.

3) Membuat sistem penilaian berdasarkan penguasaan

4) Memuat semua unsur bahan pelajaran dan semua tugas pelajaran

5) Memberi peluang bagi perbedaan antar individu peserta didik.

6) Mengarah pada suatu tujuan belajar tuntas.

Sungkono (2003:6) menjelaskan keuntungan yang di peroleh dari

pembelajaran dengan penerapan modul adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan motivasi peserta didik, karena setiap kali mengerjakan tugas

pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan

2. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan peserta didik mengetahui benar, pada

bagian modul yang mana peserta didik telah berhasil dan peserta didik belum

berhasil

3. Peserta didik mencapai hasil sesuai kemampuan

4. Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.

d. Komponen-komponen utama Modul

Sungkono (2003:12-23) menjelaskan bahwa terdapat komponen-komponen

utama pada setiap modul yang harus tersedia di dalamnya, yaitu :

1. Tinjauan Mata Pelajaran

Tinjauan mata pelajaran merupakan paparan umum mengenai keseluruhan pokok-

pokok isi mata pelajaran yang mencakup (1) deskripsi mata pelajaran, (2)
1

kegunaan mata pelajaran, (3) tujuan pembelajaran umum, (4) bahan pendukung

lainnya seperti kaset, kit, dan sebagainya, serta (5) petunjukan belajar

2. Pendahuluan merupakan merupakan pembukaan pembelajaran (set induction)

suatu modul. Pendahuluan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Memenuhi dan merangsang rasa ingin tahu

b. Urutan sajian yang logis

c. Mudah di cerna dan enak di baca

3. Kegiatan Belajar

Bagian ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai siswa.Materi tersebut

disusun sedemikian rupa, sehingga dengan mempelajari materi tersebut tujuan

yang telah dirumuskan dapat tercapai.

4. Latihan

Latihan adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh

siswa setelah membaca uraian sebelumnya.Tujuan latihan ini agar siswa benar-

benar belajar secara aktif dan akhirnya menguasai konsep yang sedang di bahas

dalam kegiatan belajar tersebut.

5. Rambu-rambu Jawaban Latihan

Kegunaan rambu-rambu jawaban ini adalah untuk mengarahkan pemahaman

siswa tentang jawaban yang diharapkan dari pertanyaan atau tugas dalam latihan

untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.

6. Rangkuman

Berfungsi untuk menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar (isi dan

proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau sekema baru dalam

pikiran siswa.
1

7. Tes Formatif

Tes formatif merupakan tes untuk mengukur penguasaan siswa setelah suatu

pokok bahasa selesai dipaparkan dalam satu kegiatan belajar berakhir.Tes formatif

ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan peserta belajar terhadap materi

sesuai dengan tuhuan yang telah ditetapkan.

8. Kunci Jawaban Tes Formatif

Kunci jawaban tes formatif terletak di bagian paling akhir dalam

modul.Tujuannya agar siswa benar-benar berusaha mengerjakan tes tanpa melihat

kunci jawaban terlebih dahulu.

9. Tindak Lanjut

Berisi kegiatan yang harus dilakukan siswa atas dasar tes formatifnya.

Berdasarkan peraturan Kepala Lembaga Asministrasi Negara Nomor: 5 Tahun

2009, sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat

karakteristik sebagai berikut:

1) Self Instructional

Yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar mampu

membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi

krakteristik self instructional, maka dalam modul harus

a) Berisi tujuan yang di rumuskan dengan jelas

b) Berisi materi pembelajaran yang di kemas ke dalam unit-unit kecil/spesifik

sehingga memudahkan belajar secara tuntas

c) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan

materi pembelajaran
1

d) Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan

pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat penguasaannya

e) Kontekstual yaitu materi-materi yang di sajikan terkait dengan suasana atau

konteks tugas dan lingkungan penggunaannya

f) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif

g) Terdapat rangkuman materi pembelajaran

h) Terdapat instrument penilaian/assessment, yang memungkinkan penggunaan

diklat melakukan self assenssment

i) Terdapat instrument yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau

mengevaluasi tingkat penguasaan materi

j) Terdapat umpan baik atas penilaian, sehingga penggunaannya mengetahui

tingkat penguasaan materi

k) Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/refrensi yang mendukung

materi pembelajaran dimaksud.

2) Self Contained

Yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi yang dipelajari

terdapat di dalam satu modul secara utuh.Tujuan dari konsep ini adalah

memberikan kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang

tuntas, karena materi di kemas ke dalam satu kesatuan yang utuh.Jika harus di

lakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus

dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus di

kuasai.
1

3) Stand Alone (berdiri sendiri)

Yaitu modul yang di kembangkan tidak tergantung pada media lain atau

tidak harus di gunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain.

Dengan menggunakan modul, siswa tidak tergantung dan harus menggunakan

media yang lain untuk mempelajari dan atau mengajarkan tugas pada modul

tersebut, jika masih menggunakan dan bergantung pada media lain selain

modul yang digunakan, maka media tersebut tidak dikatagorikan sebagai

media yang berdiri sendiri.

4) Adaptive

Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi.Dikatakan adaptif jika modul dapat

menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel

digunakan.Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan teknologi

pengembangan modul multimedia hendaknya tetap “up to date”.Modul yang

adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun

waktu tertentu.

5) User Friendly

Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan

bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon,

mengakses sesuai dengan keinginan.Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah

dimengerti serta menggunakan istilah yang ummum digunakan merupakan salah

satu bentuk user friendly.


1

B. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah keterkaitan antara teori-teori konsep yang

mendukung dalam penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam

penyusunan sistematis penelitian. Kerangka konseptual menjadi pedoman peneliti

untuk menjelaskan secara sistematis materi yang diugunakan dalam penelituan.

Penelitian ini memiliki kerangka konseptual yang akan dijekaskan pada gambar

dibawah ini.

1. Keanekaragaman adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan

keseluruhan atau totalitas variasi, keanekaragaman variasi kehidupan yang

ditemukan disuatu tempat di bumi. Keanekaragaman menggambarkan bermacam-

macam makhluk hidup, keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terjadi karna

adanya perbedaan warna, ukuran bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat.

2. Tumbuhan pelindung berfungsi sebagai pelindung yang memiliki ketinggian 6-

15 meter. Namun pada taman yang tidak terlalu luas terdapat pohon yang pendek

± 6 meter untuk dimanfaatkan dari cahaya matahari yang berlebihan. Hal penting

yang harus diperhatikan saat menanam tumbuhan pelindung adalah tumbuhan

tersebut harus mempunyai tajuk yang cukup lebar agar dapat melindungi objek

yang ada dibawahnya.

3. Modul adalah pembelajaran yang dapat diartikan sebagai program setudi

belajar mengajar. Modul pembelajaran menurutnya diartikan sebagai satuan

program terkecil yang dapat dipelajari secara mandiri, perseorangan ataupun dapat

diajar langsung oleh siswa.

Anda mungkin juga menyukai