Cyber Politik Di Media Sosial

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 4

Cyber Politik di
Media Sosial
Nama Anggota:
1. Ridwan Maulana (2106016117)
2. Sefilya Dwiyanti Putri (2106016131)
3. Muhammad Akmal Taqi (2106016137)
4. Shaqila Fitrianti Ardhila (2106016015)
5. Errika Cahya Endah (2106016135)
Definisi Cyber Politik
Cyberpolitik mengacu pada interaksi politik yang terjadi di
dunia maya melalui platform media sosial dan jaringan
komputer. Ini melibatkan penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi untuk mempengaruhi opini publik,
memobilisasi dukungan politik, mempengaruhi pemilihan
umum, dan memanipulasi proses politik secara keseluruhan.
Dalam era digital dan media sosial saat ini, cyberpolitik telah
menjadi bagian integral dari landscape politik. Platform
media sosial seperti Facebook, Twitter, dan YouTube
memberikan saluran komunikasi yang luas dan dapat diakses
oleh jutaan orang di seluruh dunia. Partai politik, kandidat,
kelompok advokasi, dan individu dapat menggunakan media
sosial ini untuk menyebarkan pesan politik mereka,
memobilisasi dukungan, dan berinteraksi dengan pemilih.
Peran media sosial sebagai sumber
informasi politik dan pengaruhnya terhadap
opini publik.
Media sosial memiliki peran yang semakin penting sebagai sumber informasi politik
dalam beberapa tahun terakhir. Dengan pertumbuhan pengguna media sosial yang
signifikan, platform-platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube telah
menjadi tempat yang populer untuk mendapatkan berita dan informasi politik.
Pengaruh media sosial terhadap opini publik sangat signifikan. Berikut ini adalah
beberapa pengaruh utama media sosial terhadap opini publik:
1. Akses Mudah ke Informasi
2. Filter Bubble dan Echo Chamber
3. Penyebaran Cepat dan Viral
4. Partisipasi Publik
5. Pemengaruhi Agenda
Contoh peran media sosial
dalam aksi politik seperti
gerakan sosial dan
kampanye politik
1. Mobilitas dan Organisasi:
2. Kesadaran dan Penggalangan Dana
3. Komunikasi Langsung
4. Pengaruh Opini Publik
5. Penyebaran Informasi Alternatif
Strategi Cyber Politik
Strategi dalam berkampanye yang dicoba dalam komunikasi
politik dengan memakai dorongan internet dan sosial media
ataupun yang diucap dengan viral marketing. Dengan dorongan
media internet kita dapat menyalurkan visi, platform, trade
record calon pemimpin di fasilitas–fasilitas intenet. Fasilitas
internet ini pula bagaikan lahan buat mengumpulkan dana
supaya transparan serta akuntabel. Metode ini dicoba sebab
dirasa lebih murah daripada kampanye dengan metode
konfensonal semacam biasa. Salah satu strategi yang gencar
digunakan merupakan viral marketing. Jokowi ahok pada
pemilihan gubernur DKI Jakarta contohnya dapat
mengsosialisasikan visi misi mereka lewat Web, jejaring sosial,
Youtube, serta sebagainya. Dengan bidikan anak muda, para
pencari kerja, mereka lebih diketahui dibandingan calon yang
lain. Alhasil orang lebih mengerti serta ketahui visi misi program
yang mereka tawarkan. Internet bukan cuma bagaikan fasilitas
buat berkampanye partai politik saja. Melainkan bagaikan salah
satu komunikasi politik buat membentuk opini yang tumbuh
Peran Media Sosial dalam Melahirkan Gerakan
Protes Massal
Kerusuhan sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
sejarah manusia dan telah berkontribusi dalam mendorong
perubahan yang telah membentuk masyarakat modern secara
radikal. Salah satu protes massal mahasiswa terbesar di Indonesia
pertama kali hadir pada 1998 yang menggulingkan kekuasaan
Presiden Soeharto. Gerakan sosial ini terbukti bisa mengubah
reformasi politik. Saat ini, gerakan sosial lebih modern lagi, bisa
diakomodir dengan memanfaatkan media sosial. Salah satu
kerusuhan sosial yang cukup menggemparkan adalah Arab Spring
pada 2011. Pada saat pers dan media muncul dan mendapatkan
kekuatannya sebagai alat yang ampuh untuk menyoroti opini
publik, maka media pada gilirannya memungkinkan orang untuk
mempengaruhi kekuasaan negara karena orang-orang secara
bertahap menyadari kekuatan informasi. Media digunakan tidak
hanya digunakan sebagai cara untuk mengekspresikan opini publik,
tetapi juga mencoba mendapatkan cara untuk mendapatkan suara
dukungan atas apa yang disampaikan.
Gerakan Protes Masa Melalui Hastag
Twitter di Indonesia
1 #AksiBelaIslam

2 #GejayanMemanggil

3 #SurabayaMenggugat

4 #BengawanMelawan

5 #MosiTidakPercaya
Media Sosial Sebagai Demokrasi Baru di Era
Digital
Sebagaimana konsep “Public Sphere” dari Juergen Habermas bahwasanya warga negara bisa mengkritik
negara dan memer- iksa kekuasaan pemerintah melalui debat rasional di ruang publik, maka media sosial
sendiri bisa menjadi public sphere yang secara tidak langsung memberikan ruang bagi segenap elemen
masyarakat untuk menyuarakan protesnya secara terbuka atas kebijakan-kebijakan pemerintah yang
dirasa menciderai kepercayaannya. Ruang publik Habermas sendiri menekankan pada kedua aspek yakni
(Fuchs, 2014) :

Ekonomi politik sebagai konstitutif untuk


Komunikasi politik, bahwa tugas yang tepat dari
ruang publik, bahwa ruang publik adalah
ruang publik adalah masyarakat bisa
pertanyaan tentang penguasaan sumber
terlibat dalam debat publik yang kritis.
daya (kekayaan, keterampilan
intelektual) oleh anggotanya.
Upaya pemerintah untuk mengatur dan
mengawasi penggunaan media sosial dalam
konteks politik dapat bervariasi di setiap
negara.
1. Regulasi dan Undang-Undang
2. Penegakan Hukum
3. Pembentukan Otoritas Pengawas
4. Kerjasama dengan Platform Media Sosial
5. Kampanye Edukasi
Thank you &
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai