Buku Saku Ngaum Weng
Buku Saku Ngaum Weng
Buku Saku Ngaum Weng
Volume 1 / Issue 1
Yepmum
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD Inpres Dikdon Tahun 2006-2010
SMP Negeri Satap 8 Kotaip Tahun 2010-2014
SMA Pembangunan V Yapis Waena Tahun 2014-2017
Diplomatiga Sanitasi Poltekkes Kemenkes Jayapura Tahun 2017-2020
Strata Satu (S1) Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih
Tahun 2021-2023
PENGALAMAN ORGANISASI
Ketua Ikatan mahasiswa/I pelajar Distrik Okhamo tahun 2017-2019
Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan KESLING 2018-2019
Penulis adalah Sarjana Ilmu Kesehatan Koordinator IMKLI Poltekkes Kemenkes Jayapura 2018-2020
Masyarakat,Peminatan Epidemioolgi Univercitas
Cenderwasih Jayapura tahun 2023 Ketua Komisi (III) advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa, Badan Pengawas
Keuangan (BPK) BEM Poltekkes Kemenkes Jayapura tahun 2019-2020
Penulis
Garis Besar: Bahasa daerah secara umum diartikan sebagai upaya pelestarian dan
pengembangan bahasa daerah melalui pewarisan bahasa daerah kepada generasi muda untuk
mendorong penggunaannya dalam komunikasi yang beragam sehingga daya hidup bahasa daerah
tersebut pada taraf aman dan ditransmisikan dengan baik.
Pendidikan adalah usaha dasar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, ilmu hidup,
pengetahuan umum bagi sesorang.
Bahasa yang dapat dijadikan sebagai bahasa sasaran dalam komunikasi di tingkat masyarakat
majemuk suku Ngaum adalah “Ngaum Weng” maka generasi milenial perlu ditingkatkan dan
dikembangkan penggunaannya. Bahasa daerah yang menjadi objek yang telah diidentifikasi dan
dipetakan dalam Peta wilayah kabupaten pegunungan bintang yang digunakan suku Ngaum
berdasarkan dialetika penggunaan masyarakat majamuk suku Ngaum adalah seperti Pengunaan
kalimat pertama huruf “L.S.F” dilihat pada garis peta wilayah penggunakaan dialetika bahasa daerah
L (Kiwirok, Kiwi,Okhika,Mipol, Bemtau), S (Oksibil, Sopsebang,Okbon tenam,Okte abe,Tarup,Iwur,
Okbape, Abmisibil), F (Bon tii,Hamo tii, Yikhikin, sampai atau Oknim), Sedangkan daerah yang lebih
khusus peta wilayah dialetika tanpa menggunakan kata L.S.F yaitu Oknonka, Oketwi, Okyop,
Okyako, Okautaka, Okyip, sampai di Apom berusaha adalah penggunakan dialetika bahasa daearah
yang murni digunakan oleh masyarakat Ngaum.
Buku Saku Ngaum Weng-Tok Pisin-Indonesia
TIM PENYUSUN
1 PENULIS
Yakobus A. Almung, S.KM
2 PENERJEMAH BAHASA
1. Nicko Sipyan
2. Emiel Kahang
3 KONTRIBUTOR BAHASA
1. Toni B. Almung, S.I.Kom
2. Simson Kakadi S.IP
3. Anis B. Almung
4. Thomas W. Alwolka
4 EDITOR BAHASA
Pius Almung, S.E., M.Si
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan hidayahnya buku saku Ngaum Weng dapat Saya selesaikan sesuai dengan yang
diharapkan. Buku saku ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengenalkan dan
mensosialisasikan secara bentuk kosa kata dan kalimat yang harus belajar memperdalami
terutama kaum milenial saat ini tuntutan peningkatan mutu dan keselamatan budaya, karena
anak pribumi krisis terkait kebudayaan lokal sehingga adanya menerbitkan buku saku yang
berjudul “Ngaum Weng” yang telah Saya menyumbangkan kepada generasi suku Ngaum
Wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang dan pada umumnya masyarakat Papua dan
Indonesia.
Secara garis besar buku saku ini berisi tentang sasaran dalam berkomunikasi antar
sesama. Dengan menerapkan isi buku saku ini setiap kaum milenial atau generasi masa
depan yang bermutu dan aman melalui pembentukan budaya keselamatan bahasa daerah
yang bertanggung jawab memiliki sistem pendukung bagi masyarakat setempat yang aman.
Terima kasih yang tak terhingga saya ucapkan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyususnan buku saku ini. Akhir kata semoga Tuhan selalu membantu
membukakan mata dan hati kepedulian kita kepada sesama.
Halaman
HALAMAN DEPAN ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
GLOSARIUM ................................................................................................................ 64
TENTANG PENYUSUN ................................................................................................ 79
S L
S L
S L W F
S S W
S W
S
F
S
S
S
BASULMIN CHIAF
6
INDONESIA
9
DISTRIK OKSAMOL
6
12 8
DISTRIK OKLIP
1
1 5
2 2 4
8
7
7 3 7
4 3 TUMORBIL CHIAF
DISTRIK KIWIROK TIMUR
4
1 3
5
2
5
6
9
9
KETERANGAN
A. Krakteristik
1. Daya hidup bahasanya kategori mengalami kemunduran, terancam punah, atau
kritis terkait kebudayaan lokal pada umumnya di Wilayah Papua.
2. Jumlah penutur bahasa sedikit dengan sebaran terbatas.
3. Bahasa digunakan secara bersaing dengan bahasa-bahasa daerah lain.
B. Pendekatan
1. Pewarisan dapat dilakukan secara terstruktur melalui pembelajaran secara langsung
oleh orang tua kandung dan keluarga terdekat
2. Pewarisan dapat dilakukan secara terstruktur melalui pembelajaran di sekolah
(berbasis sekolah) jika wilayah tutur bahasa itu memadai
3. Pewarisan dalam wilayah tutur bahasa juga dapat dilakukan melalui pembelajaran
berbasis komunitas.
4. Pembelajaran dilakukan dengan menunjuk dua atau lebih keluarga sebagai model
tempat belajar atau dilakukan di pusat kegiatan masyarakat, seperti tempat ibadah,
kantor desa, atau taman bacaan masyarakat.
5. Pewarisan dapat dilakukan melalui pembelajaran berbasis komunitas untuk wilayah
tutur bahasa yang terbatas dan khas.
Pada mulanya kepemilikan menggunkan bahasa daerah suku Ngaum berdasarkan dialetika
atau (Logat) yang membedahkan pada sub-sub wilayah tertentu tetapi arti dan bermakna yang
sama . Dengan demikian dua puluh enam huruf abjad dasar yang terdiri dari lima belas (15) huruf
yang berfungsi yang digunakan oleh majemuk suku Ngaum, sedangkan sebelas (8) huruf
diantaranya adalah huruf mati atau yang tidak digunakan oleh masyarakat suku Ngaum, dan pada
umumnya tiga (3) huruf yang biasa digunakan oleh suku Ngaum lainnya yaitu “LSF” huruf “L”
Polobakon, kiwi, ku;pihi, Okhika,Okbemtau sampai Mipol bagian barat, huruf “S” yang digunakan
disebagian besar kota oksibil, bontenam, sopsebang, sampai bagian utara, Okbape, Abmisibil, Iwur
Tarup, dan Denom, huruf “F” yang digunakan dibagian timur pada khususnya di Okhamo, dan
sampai Oknimdo.
A B C D E F G H I J
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Maki Yao Wii Yapyao Eenen Bangupnen Petnen Pahiknen Tinen Dangonen
K L M N O P Q R S T
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kumnen Hiongnen Hiinen Mihonen Hiimanen Hiongmanen Kumnen Pahiknen nga; Tinen nga; ma Dangonen
nga; ma ma nga;ma
U V W X Y Z
21 22 23 24 25 26 (26) Alphabet
Deng yao Deng yao Deng yao Deng yao Deng yao eeki Deng yao
maki yaoki wiiki yapyaoki bangupki
Keterangan
Garis Besar Menggunakan 2 Kelompok Alphabet:
Hitam : Menggunakan dialetika Bahasa Ngaum (W)
Kuning : Menggunakan dialetika Bahasa Ngaum (L,S,F)
Merah : Tidak Menggunakan dialetika Bahasa Suku Ngaum (Mati)
A. Abo (Kepala)
B. Tab;e (Tangan)
C. Ka;hi (Tubuh)
A. Pembagian Hari
B. Pembagian Bulan
A. Aktivitas Rumah
1. Makan
2. Minum
A. Jenis Tari-Tarian
Ngaum Weng Tok Pisin Bahasa Indonesia
Okhang Tumbuna singsing Dansa (laki-laki)
Woss Kundu Tifa
B;ah Woss Singsing kundu Tarian (semua)
Okb;u Selkambang Koteka (laki-laki)
Unom Krasket Cawat
Mi Remat Tanah merah
Mie Kuk Masak
Bing bong Ret Fruts Pewarna
Kuep Bird of paradise Cenderwasih
Yapet hamben Tenun
Bii min Tumbuna belt Kehitaman
Huk bok Nus bilas Lambang kedewasaan Manusia
B. Jenis Rumah
1. Aip
Ngaum Weng Tok Pisin Bahasa Indonesia
Aip ;ap Aus Rumah/Perumahan
Aip yot yao Tupela dua aus Rumah Dua Pintu
Kaka yum Aip a Olgeta family Rumah untuk Semua
Aip tii a yaoki Insait igat tupela aus Dalam rumah terbagi dua
Anggo Aip Maki Aus kuk Satu tunggu api/Dapur
Yot maka kaka Mumki Wanpela dua bilong ol Satu pintu hanya Laki-laki
man
3. AIP DIKIP
Ngaum Weng Tok Pisin Bahasa Indonesia
Aip Dikip Aus meri Rumah Perempuan/Adat
Aip yot maki Aus wanpela dua Rumah Satu Pintu
Wanang mumki Ol meri tasol Hanya Perempuan
Aip tii a yaoki Aus insait tupela Dalam rumah terbagi dua
Anggo a maki ki Aus kuk igat wanpela Satu tunggu api
Aip a Ok a yep enonki Free long drink wara Rumah ini bisa diminum air
Tena kuon aip a Aus bilong karim Rumah melahirkan anak
pikinini
Dikip hemo bainon aip a Aus meri Rumah pengamanan menis
perempuan/datang bulan
Himinon
Go insait/putim insait
Masuk
Dumunon
Go autsait /autsait
Keluar
Wo nginunon
Rot bilong go antap
Jalan naik
Dunbep
Pulim kam
Tarik
Yot bion
Openim dua
Buka
Ngoon
Kulosim dua
Tutup
Ema t;a
Em kam
Tiba/berangkat
Hionki
Bilong salim
Dijual
Yong hemoon wo a
Rot bilong gaden
Jalan kebun
B AGIAN 12 PERTEMUAN
Nehe petamon pea hemon min pea dano heon ki man nek heme nehio
Nao mi igat sampela wok lo wok olsem na mi wok stap
Saya juga sekarang ini bnyak pekerjaan yang harus dikerjakan
Yepmum, ne a Jems
Halo nem bilong mi Jems
Nama saya jems
Ne a maskabil ki, nek dito nehe pinong yep hep ho dakye pukon a
Yapot ma depok
Hop mi ken kisim
Ab;e;AB : Mari, datang, Kesini, biasa disebut sebagai kata pemanggilan kepada
A
teman atau sesama yang lain dalam kalimat bentuk verbal, yang
menggunakan kata keterangan untuk saat ini atau sedanng berlangsung.
Aban : Kelucuan (menyertaakan sesuatu yang lain) atau bahan lelucon, yang
menyebut atau penyebutan dalam kalimat bentuk verbal dan non verbal,
menggunakan kata sifat.
Abenong : Gunung, puncak, atau segala jenis pegunungan dan termasuk lereng dan
perbukitan, yang biasanya menyebut atau penyebutan dalam kalimat
bentuk verbal dan non verbal, menggunakan kata tunggal atau pelengkap
lainnya.
Aip;Ap : Rumah segala jenis dalam bentuk bangunan perumahan atau yang biasa
disebut tempat penginapan lainnya. Digunakan dalam kalimat bentuk verbal
dan non verbal, menggunakan kata keterangan.
Ade : Pepohonan atau segala jenis kayu awal pertumbuhan hingga lapuk
ataupun pertunasan yang disebut “Ade” yang menyebut atau penyebutan
dalam kalimat bentuk verbal dan non verbal, menggunakan kata tunggal
atau pelengkap.
Angngo : Artinya menyebut atau penyebutan dua istilah dalam kalimat bentuk verbal
dan non verbal, ada dua maksud yang berbeda yaitu “Angngo” (Api
Menyala) dan “Angngo” (Dasar atau Pertunasan tebang Kayu) dua
maksud tersebut terbawah ke tujuan dan arah pokok pembicaraan.
Aongko : Pada umumnya segala jenis burung yang mempunyai kedua sayap entah
di udara maupun ditanah termasuk ayam. Dalam penyebutan kalimat
bentuk verbal dan non verbal, menggunakan kata keterangan.
Anong : Dalam tubuh, (manusia, hewan, ataupun binatang) entah dari bagian luar
badan sampai organ dalam. Yang biasanya menyebut atau penyebutan
dalam kalimat bentuk verbal dan non verbal menggunakan kata pelengkap.
Atuk : Sagala jenis tongkat menggali kebun maupun tongkat pegangan, dalam
menyebut atau Penyebutan kalimat bentuk verbal dan non verbal, yang
digunakan kata sifat.
Autmin : Artinya menyebut atau penyebutan dua kata istilah yang berbeda dalam
kalimat bentuk verbal dan non verbal yaitu “Autmin” (Pendarahan), dan
“Autmin” (sacral atau larangan) yang berfokus pada pendengar arah dan
pokok pembicaraan.
Amok : Hujan, yaitu (bintik ataupun deras), menyebut atau penyebutan dalam
kalimat bentuk verbal dan non verbal, menggunakan kata tunggal.
Akon : Daun atau dari segala dedaunan, menyebut atau penyebutan dalam
kalimat bentuk verbal dan non verbal, menggunakan kata keterangan.
Aton : Matahari, yaitu menyebut atau Penyebutan dalam kalimat bentuk verbal
dan non verbal, menggunakan kata keterangan.
Bakon : Daerah, wilayah ataupun kata lain tempat tinggal, yaitu menyebut atau
B
penyebutan dalam kalimat bentuk non verbal atau biasa disebut
menggunakan kata tunggal.
Bainon : Krakteristik yang ada pada kepribadian sesorang yang dinilai oleh
perasaan orang lain. Menggunakan kata sifat untuk mengetahui
keterangan.
Betyon : Yaitu penyebutan ada dua istilah dalam kalimat bentuk non verbal dengan
maksud dan tujuannya berbeda yaitu “ Betyon” (Penjagaan), dan “Betyon”
(Pencaharian), tetapi pendengar harus terfokus pada arah dan tujuan
pokok pembicaraan.
Bat;o : Disebut salah satu jenis anak panah yang menjadi empat cabang dan
berujung sisi yang berbentuk tajam meruncing. Bentuk kalimat non verbal
dan non verbal atau kata tunggal dan keterangan.
Bak : Kepesekan (Pesek) yaitu penyebutan segala jenis bentuk kalimat non
verbal untuk mengetahuinya menggunakan kata tunggal, keterangan.
Bi; : Kehitaman (Hitam), atau segala jenis bentuk kegelapan yang tidak bisa
tembus dengan berpandangan mata secara langsung. Penyebutan atau
menyebut dalam kalimat bentuk verbal dan non verbal.
Bim : Gempa Bumi, dalam menyebut atau penyebutan kalimat bentuk verbal dan
non verbal, yang biasa digunakan kata tunggal maupun kata teterangan.
Bomon : Disebut penyebutan kalimat bentuk non verbal ada dua istilah yang
digunakan berbeda yaitu “Bomon” (Penulisan atau Pengetikan) dan
“Bomon” (berpotongan/berbatasan, inti yang termaknud pendengar
adalah terfokus pokok atau arah pembicaraan.
Boneng : Perubian (ubi jalar, petatas) jenis nama sebuah makanan ini adalah salah
satu makanan favorit lokal yang selalu diproduksi maupun dikonsumi oleh
masyarakat. Biasanya yang digunakan kalimat bentuk non verbal yang
selalu mencari kata pelengkap atau yang disebut kata tunggal.
Dam : Ketinggian atau atasan, menyebut atau penyebutan hal dalam kalimat
bentuk verbal dan non verbal.
Damek : Artinya tiga kata istilah yang berbeda dalam kalimat bentuk verbal dan non
verbal yang disebut “damek” (besok hari), “Damek” (pagi hari), “Damek”
(cuaca terbuka atau menunggu perhentian cuaca buruk.
Dum : Merupakan menyebut atau penyebutan dua istilah yang berbeda dalam
kalimat bentuk verbal dan non verbal yaitu “Dum” (diluar), dan “Dum” (Di
hutan) yang menjadi fokus perhatian untuk pendengar adalah arah dan
pokok pembicaraan.
Duk;o : Perpucukan, dahan, ranting, , paling ujung, atau segala sesauatu yang
paling terakhir dari yang lain. menyebut atau penyebutan dalam kalimat
bentuk verbal dan non verbal.
Dikip : Adalah menyebut atau penyebutan ada dua hal yang dimaksud dan tujuan
berbeda dalam kalimat bentuk non verbal yaitu “Dikip” (Politik), dan “Dikip”
(Perempuan saat Menstruasi) yang menjadi fokus perhatian adalah tujuan
dan pokok pembicaraan.
Dimon : Merupakan penyebutan ada dua istilah yang berbeda dalam kalimat bentuk
non verbal yaitu “Dimon” (untuk pengantar berita atau informasi kepada
orang lain), dan “Dimon” (pendekatan sesama yang lain).
Enong : Rerumputan (rumput) pada umumnya segala jenis tumbuhan kecil yang
menyempel langsung dari tanah, menggunakan dalam kalimat bentuk
verbal dan non verbal.
Eb;i : Ekor, runcingan paling ujung atau bagian akhir, misalnya dari hewan
atau binatang tertentu seperti babi,sapi,kuda,anjing,ular dan lainnya.
Ebon : Panahan (Panah atau busur) yaitu pada umumnya suku Ngaum biasanya
menjadi teman hidup atau disebut teman laki-laki. Menggunakan dalam
kalimat bentuk verbal dan non verbal.
Etu : Tangan, (ujung jari sampai punggung bawah) yaitu menyebut atau
penyebutan dalam kalimat bentuk verbal dan non verbal,untuk mengetahui
menggunakan kata keterangan atau kata tunggal.
En;i : Merupakan menyebut atau penyebutan ada dua istilah dalam kalimat
bentuk verbal dan non verbal yaitu “En;I” (Nama), “En,i” (Lambung) segala
jenis makhluk hidup termasuk manusia, yang perlu diperhatikan untuk
pendengar pada arah dan pokok pembicaraan.
Hapet : Percepat (Cepat), kondisi darurat, tidak boleh telat harus menyepati waktu.
Menggunakan dalam kalimat bentuk non verbal atau kata tunggal.
Hapuk : Tembakau (Rokok) dari pabrik maupun buatan masyarakat lokal. Yaitu
menyebut atau penyebutan dalam kalimat bentuk verbal atau non verbal.
Hakyon : Istilah ada dua dimaksud dan tujuan yang berbeda dalam kalimat bentuk
non verbal yaitu “Hakyon” (Pemotongan) dan “Hakyon” (Pemisahan) yang
menjadi fokus atau perhatian pada pendengar adalah arah dan tujuan
pembicaraan.
Hin : Terdahulu (pertama,utama) adalah terdepan atau berdiri garis akhir dari
semuanya. Menggunakan kalimat bentuk non verbal atau kata tunggal.
Hon : Istilah dua kata dimaksud dan tujuan yang berbeda yaitu “Hon” (dan) “Hon”
(tuan rumah atau tanah) sebagai kata pelengkap dan atau keterangan.
H;e ye : Permisi, izin atau berpamitan untuk sesama menyebut dalam kalimat
bentuk verbal atau menggunakan kata verbal.
Himit : Istilah ada dua hal dimaksud dan tujuan yang berbeda dalam kalimat
bentuk verbal dan non verbal yaitu disebut “Himit” (Ketimun) dan “ Himit”
(Ketinggian atau lebih panjang) sasaran pendengar untuk diperhatikan
yaitu arah dan pokok pembicaraan.
In : Beringus (cairan hidung) atau yang biasa disebut air lendir yang keluar
dari lubang hidung, menggunakan kalimat bentuk non verbal atau kata
tunggal.
Ibin : Awan, (kelompok butiran air es di atmosfer) atau kelompok materi yang
terdiri atas debu dan gas di ruang antar (bintang) udara.
Ik : Keabuan (Abu), Debu pada umumnya yang biasa dari dalam rumah (api)
maupun di jalanan. Menggunakan dalam kalimat bentuk non verbal atau
kata tunggal.
K;aki : Seorang laki-laki atau disebut kata lain kejantanan atau kaum pria.
Kako : Tidak ada kepunyaannya atau Kekosongan dan mengaku dirinya tidak
ada sesuatu yang dia miliki saat ini atau yang telah lalu. Menyebut atau
penyebutan dalam kalimat bentuk non verbal atau kata tunggal dan juga
kata keterangan.
Kamo : Testa atau pada umumnya muka, menyebut atau penyebutan dalam
kalimat bentuk verbal dan non verbal atau kata tunggal.
Kamdik : Artinya (tentang waktu) Saat ini, sekarang atau sedang proses
berlangsung, Menyebut dalam kalimat bentuk verbal atau saat
berlangsung dengan menggunakan kata keterangan.
Koim : Ipar, pemanggilan dengan persaudaraan dari pihak keluarga dari itri kaka
atau saudara lainnya, Menggunakan kalimat bentuk verbal atau non verbal
atau kata tunggal dan keterangan.
Koton : Terabaikan, dibiarkan, ditinggalkan, atau tidak mau tau, malas tahu
sesuatu yang direncanakan maupun diperintah oleh orang lain.
Menggunakan kalimat bentuk verbal dan non verbal atau kata tunggal.
Kon : Dedaunan (Daun), baik dari pohon atau daun makanan lainnya.
Menggunakan kalimat bentuk non verbal atau kata tunggal.
Matong : Tersisah, hanya sedikit, tidak lebih, atau bereapa saja adanya dalam
perhitungan, yaitu penyebutan dalam kalimat bentuk non verbal atau kata
tunggal untuk mengetahui keterangannya.
Men : Noken (tas) gantungan, ataun pegangan entah sesuatu hasil terisi ataupun
penyimpanan yang lainnya, dalam kalimat bentuk non verbal atau kata
tunggal.
Mom : Om atau disebut Paman yaitu biasanya pemanggilan anak-anak dari kaka
perempuan kepada adik laki-lakinya.
Nan : Ibu, mama, dan atau kaka dan adik perempuan dari keturunan dari mama
N
kandung. Dalam menyebut atau penyebutan kalimat bentuk verbal dan non
verbal atau saat ini melalui kata keterangan dan kata tunggal menjelaskan
Ning : Adik laki-laki atau biasanya peristiwa ini terjadi adanya garis keturunan
yang baru lahir atau dibawah dari kakanya, Menggunakan verbal dan non
verbal atau kata tunggal.
Neng : Adik Perempuan atau biasanya peristiwa ini terjadi adanya garis
keturunan yang baru lahir atau dibawah dari kakanya, Menggunakan verbal
dan non verbal atau kata tunggal.
Nong : Rotan,tali atau termasuk kabel atau tali rapiah pada umumnya,
Menggunakan kalimat bentuk non verbal atau kata tunggal dan kata sifat
untuk mengetahuinya.
Nene : Janggrik dari segala jenis janggrik entah dari waktu siang, sore hingga
pada memasuki malam hari. Menggunakan kalimat bentuk verbal dan non
verbal yaitu kata sifat untuk mengetahui keterangan saat ini, yang masa
lalu.
Ngang : Istilah ada dua dimaksud dan tujuannya berbeda dalam kalimat bentuk
verbal yaitu “Ngang” (Masih mentah atau belum ada waktunya), dan
“Ngang” (Telah kenyang) menggunakan kata tunggal.
Oku : Ibunya, (Dia punya ibu) mama kandung atau disebut dia perempuan
keterununan dari ayah dan ibunya. Penyebutan dalam kalimat bentuk non
verbal atau kata tunggal dan kata sifat.
O’ hakom : Tali Pusat, atau disebut tempat pusat kehidupan. Penyebutan dalam
O;bon : Perputaran waktu pada saat memasuki kegelapan (malam Hari), (sekitar
pukul 07.00-03.00 WIT), penyebutan dalam kalimat bentuk non verbal atau
kata tunggal.
Okhang : Berdansa, permainan atau acara tradional yang di favoritkan oleh kaum
pria sebagian besar suku-suku pedalaman, terutama wilayah pegunungan
bintang khususnya suku Ngaum, menyebut atau penyebutan dalam kalimat
bentuk verbal dan non verbal dan atau menggunakan kata keterangan.
Okbu : Koteka, alat yang biasa digunakan oleh seorang laki-laki pada umumnya
suku pedalaman melalui curtural daerah, menyebut atau penyebutan dalam
kalimat bentuk verbal dan non verbal.
Obek : Perputaran Waktu saat sore hari, (sekitar pukul,15.00 WIT-16.59 WIT)
atau yang disebut memasuki waktu tengah malam (gelap), menyebut atau
penyebutan kalimat bentuk verbal atau kata tunggal.
Paune : Biarlah pergi, tidak ada kasihan, malas tau saja, tidak ada kepedulian,
P
atau terabaikan sembunyi dibelakang layar, tidak ada perasaan yang
terkesan untuk mencintainya. Menggunakan dalam menyebut kalimat
bentuk verbal atau kata sifat untuk terjadi waktu saat ini.
Pinong : Pemikiran (Pikiran), logika, gagasan, ide, atau isi hati setiap insan yang
diberikan Tuhan kepada setiap individu manusia dengan menyimbulkan
Podakyon : Tidak tau malu, biasa saja tidak takut, tidak peduli sesama,
pembawaan sifat pemalu terhadap sesama yang lain, berdiam diri di
tempat, melamun, atau lawan kata yaitu disebut menyombongkan diri,
Menggunakan kata sifat untuk mengetahui keterangan peristiwa yang
terjadi masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
Tat : Ayah, (bapak) orang tua kandung laki-laki (kata sapaan kepada orang
T
tua kandung laki-laki) atau sapaan pada umumnya seorang kepala
keluarga.
Taop : Bawahan (sesuatu yang ada dibawah), tempat jarak letak sisi,bagian,arah)
yang lebih rendah.
Tung : Warna kehitaman (warna dasar yang serupa dengan warna arang),
mengandung atau memperlihatkan warna yang serupa dengan warna
arang.
Tuk : Pendek, tidak tinggi, (dekat jaraknya dari sebelah,atas), dekat jaraknya
dari ujung ke ujung sesuatu yang ingin menjumpai.
Tum : Bebatuan (batu), benda keras padat berasal dari bumi atau planet
Teng : Kepanasan (panas) musim kemarau terasa seperti terbakar atau terasa
dekat dengan api, bersuhu relative tinggi. Suhu lebih tinggi daripada biasa.
Tena : Keponakan atau panggilan lain anak saudara, generasi kedua atau
generasi pertama, (Manusia atau binatang yang masih kecil). Orang yang
berasal dari atau dilahirkan dalam suatu golongan pekerjaan keluarga dan
sebagainya.
Tong : Korek api, alat yang bersumber untuk memantik api, pemantik api, dan
geretan atau gores api.
Umdipki : Nenek moyang (orang tua zaman atau orang tua dulu yang menurunkan
U
kita), biasanya kalimat ini digunakan oleh orang lain yang menceritakan
sejarah atau perjalanan dan membudayakan leluhur untuk kepada sesama
yang lain.
Uhin : Ada dua istilah yang dimaksud dan tujuan yang berbeda yaitu “Uhin” yaitu
(Waktu Lampau), Masa lampau atau terdahulu (tentang waktu telah lalu)
peristiwa yang terjadi lebih awal pada saat waktu lalu. Dan “Uhin”
(Pemberian utama) perintah sesama yang lain untuk memberi sesuatu
kepada seseorang perempuan lebih awal, yang terfokus untuk pendengar
arah dan pokok pembicaraan.
Uko : Bulan (satelit alami yang mengitari bumi tampak bersinar pada malam hari
setelah terbenamnya matari pada siang hari. Dan masa atau jarak waktu
perputaran bulan mengitari bumi mulai tampaknya bulan sampai hilang
kembali (29 atau 30 hari) masa lamanya 1/12 pertahun.
Unon : Kepergian (perihal kepergian) dari suatu tempat ke tempat lain dengan
Jarak (jauh) yang akan di capai dalam waktu yang tertentu.
Unom : Rok balet atau rok bertingkat berlapis yang terbuat dari bahan arang
hutan yang biasa bentuk dua sampai enam lapisan dalam berbagai variasi
panjang dan pendek yang melekat badan pada umumnya kaum perempuan
biasanya dihiasi burung cenderwasih dan sebagainya.
Wakum : Kependekan, kurang panjang atau tinggi untuk menyebut segala sesuatu
W
(singkatan,ringkasan atau terlalu pendek), tidak sampai titik tempu atau
tujuan yang di capai.
W;e : Makan (disarankan kepada sesama yang lain) untuk memasukan sesuatu
makanan ataupun minuman ke dalam mulutnya serta mengunya.
Who t;i : Segala Jenis jalan (jalan buntut), (jalan raya) (perlintasan) yang dilalui
atau dipakai untuk keluar masuknya manusia, binatang dan sebagainya.
Yakon : Istilah ada dua dimaksud dan tujuan berbeda dalam kalimat bentuk verbal
Y
dan non verbal yaitu “Yakon” (ipar), dan “Yakon” (Sahabat teman, atau
kerabat lainnya) yang menjadi focus perhatian objek adalah arah dan
pokok pembicaraan.
Yapi : Cairan (Darah) terdiri dari plasma sel-sel merah dan putih yang mengalir
dalam pembuluh darah manusia atau binatang. Dan disebut kata lain garis
keturunan atau pembawaan.
Yambu : Kecil, (Kurang besar), sedikit tidak lebih atau tidak besar masih muda,
hanya sebagian yang masih ada.
Yuk-yuk : Perbedaan, selisi, Sesuatu yang menjadikan berlainan (tidak sama) antara
Yon : Kaki, anggota badan yang menopang tubuh dan dipakai untuk berjalan
atau bagian tungkai.
Yot : Pintu, tempat yang telah disediahkan untuk keluar masuknya. Lubang
penebusan jalan menuju yang ingin mencapai sesuatu.
Y;o : Kesakitan (sakit), berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena
menderita berbagai penyakit yang diderita.
Yong : Perkebunan (kebun), sebidang tanah yang di tanami pohon atau berbagai
jenis bibit tanaman yang telah ditanaminya.
Yakobus Almung, nama panggilan biasa dipanggil “Aluwi” atau nama tanah
“Amockweng” adalah pria kelahiran Okma, 28 Mei 1997, Pria merupakan anak ketiga dari
empat bersaudara dari pasangan bapak Yakobus A. Almung dan Ibu (Alm) Elena Alwolka,
Dalam riwayat pendidikan penyusun menyelesaikan di tingkat Sekolah Dasar Inpres Dikdon
(SDN) tahun 2010, Sekolah Menengah Pertama (SMPN8) Satap Kotaip tahun 2014, Sekolah
Menengah Atas (SMA) YAPIS Pembangunan V Waena Kota Jayapura tahun 2017, dan telah
menyelesaikan perguruan tinggi Diplomatiga (D-3) Kesehatan Lingkungan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Jayapura tahun 2020, Demikian tidak berhenti melangkah mimpi
selanjutnya melanjutkan Strata Satu (S1) Peminatan Epidemiologi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Cenderawasih Tahun 2021 dan telah menyelesaikan studinya pada
tahun 2023.
PENGALAMAN ORGANISASI
Penyusun menyadari bahwa berjalannya waktu pasti setiap perjuangan melewati
proses dengan jalan cerita yang berbeda agar dituntut proses pembelajaran secara
pengetahuan maupun pengalaman praktis selama masih aktif menjadi mahasiswa, dengan
demikian pengalaman saya dalam berorganisasi dalam bangku pendidikan: (1) Wakil Ketua
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Kesehatan Lingkungan Jayapura Tahun Periode 2018-
2019, (2) Penanggung Jawab Ikatan Mahasiswa/i Kesehatan Lingkungan Se-Indonesi ( IMKLI)
Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura tahun 2018- 2020, (3) Wakil
Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Volley Ball Poltekes Jayapura Tahun 2018-2019, (4)
Badan Pengawas Keuangan (BPK) BEM Poltekes Kemenkes Jayapura sebagai Ketua Komisi
PENGALAMAN KERJA
Buku ini saya persembahkan khusus untuk: 1. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan
doa, 2. Ketika bersaudara Selemon Almung, Yunipa Almung, dan Alius lmung yang selalu
memberikan motivasi dalam suka maupun duka yang selalu memberikan dan memnghibur di saat
lelah. 3. Rekan-rekan kuliah maupun sahabat sejati yang lain saya tidak dapat menyebutkan nama
satu-persatu. Akhir kata tak lupa sampaikan salam Yepmum, Telep, Lapmum, Asbe, Subrukane
“YETELAS”
Agus Dono Karmadi. Budaya lokal sebagai warisan budaya dan upaya pelestariannya. (2007).
Yogyakarta.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016. “Kamus Besar Bahasa Indonesia V Daring”,
Diakses melalui http://kbbi. Kemdikbud.go.id Pada 23 Januari 2021.
Departemen Pendidikan Indonesia (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hardjono, R. (2002). kamus popular inggris-indonesia. Jakarta: penerbit Gramedia Pustaka Utama.
KBBI. 2010 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Medan. Penerbit Mitra Medan
Lisa anggraeni ZE, Mahir 3 Bahasa Inggris-Indonesia-Arab dan Percakapan. Nidya Pustaka Merdeka
belajar. Buku saku revitalisasi bahasa daaerah. Kemendikbud.RI.
Nashir, Haedar. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya. Yogyakarta: Multi Presindo
Pdt. Zendratӧ Dal, S.Th. 2012.Tata Bahasa Daerah Nias. Medan:Penerbit Mitra Medan.
Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka
Rieldam,Sentrajava. 1989. Pengamat tentang kebudayaan tari Nias.Jakarta : Gramedia
Syamsudin dan Damaianti V.S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tarigan, H. G. (2008). Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan Peta
wilayah Kabupaten pegununan bintang dalam angka API 2021
Wa’aziduhu Rahmat Jaya Laoli, SE 2011. Kamus Nias- Indonesia, Medan : Penerbit Buku Mitra
Medan.