90 1659 1 PB
90 1659 1 PB
90 1659 1 PB
Abstrak—Standar Digital Video Broadcasting Terrestrial berdasarkan sistem termodinamika yang mensimulasikan
(DVB-T) diimplementasikan pada konfigurasi Single Frequency proses annealing. Dalam bidang metalurgi, annealing adalah
Network (SFN) dimana seluruh pemancar pada sebuah jaringan suatu teknik yang mempelajari proses pembentukan materi
beroperasi pada kanal frekuensi yang sama dan ditransmisikan yang terdiri dari butir kristal atau logam [2]. Agar terbentuk
pada waktu yang sama. SFN lebih dipilih daripada sistem
susunan kristal yang sempura, diperlukan pemanasan pada
pendahulunya yaitu Multi Frequency Network (MFN) karena
menggunakan frekuensi yang lebih efisien serta jangkauan area tingkat tertentu sampai materi tersebut mencair, kemudian
cakupan yang lebih luas. Pada sisi penerima memungkinkan didinginkan secara perlahan sehingga menghasilkan kristal-
adanya skenario multipath dengan menggabungkan sinyal dari kristal dengan kualitas baik [3]. Konsep ini kemudian
pemancar yang berbeda karena konfigurasi SFN ini berbasis diadaptasi oleh Simulated Annealing pada SFN untuk
Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). Pada menemukan solusi optimal dari posisi setiap pemancar
penelitian ini, data ketinggian dan jumlah gedung melalui sehingga dapat meningkatkan kualitas sinyal dan
model prediksi propagasi free space dan knife edge akan memperluas daerah cakupan.
diterapkan untuk memperkirakan nilai daya terima dan delay
sinyal. Perhitungan nilai carrier (C) dan carrier to interference
(C/I) dilakukan untuk mengetahui kualitas sinyal pada sisi II. METODE PENELITIAN
penerima. Selanjutnya, optimasi parameter lokasi pemancar
diterapkan oleh algoritma Simulated Annealing dengan A. Rancangan Penelitian
menggunakan tiga cooling schedule terbaik. Simulated
Annealing merupakan algoritma optimasi berdasarkan sistem Dalam tahap perencanaan dan optimasi SFN, diperlukan
termodinamika yang mensimulasikan proses annealing. pengaturan beberapa parameter seperti frekuensi, wilayah,
Simulated Annealing telah berhasil memperluas daerah jumlah unit pemancar, dan daya pemancar yang diperlukan
cakupan SFN. Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya untuk menyediakan layanan DVB-T dengan kualitas sinyal
sebagian besar titik receiver dengan kualitas sinyal dibawah yang diinginkan. Perubahan tiap lokasi pemancar diterapkan
threshold. untuk menguji kualitas sinyal pada sejumlah titik di daerah
cakupan dengan cara mengukur nilai C dan C/I pada tiap
Kata Kunci—Carrier to Interference, DVB-T, OFDM, SFN, titik tersebut. Penelitian ini mengusulkan sebuah pendekatan
Simulated Annealing. menggunakan algoritma heuristik Simulated Annealing
untuk mengoptimalkan lokasi pemancar SFN dalam
I. PENDAHULUAN memperluas daerah cakupan. Pendekatan tersebut disajikan
dalam metode penelitian yang terdiri dari tiga blok bagian,
P ENERAPAN teknologi digital pada sistem TV
memberikan manfaat lebih dibandingkan dengan TV
analog. Pada TV analog, sebuah kanal RF hanya dapat
ditunjukkan pada Gambar 1.
pemancar pada setiap titik penerima (1 ≤ r ≤ R) dalam suatu meliputi C, rasio C/I, serta perkiraan persentase cakupan
area. keseluruhan pada area dipertimbangkan.
Jika antara pemancar dan penerima terletak pada jalaur
D. Proses Optimasi
line of sight yang bebas dan tidak terdapat halangan, maka
daya terima dihitung dengan (1) [4]. Pada (6) fitness function digunakan untuk memeriksa
keakuratan iteratif dari solusi Q apapun dalam hal presentase
Pt G t G r 2 daerah cakupan yang dicapai, dimana solusi Q merupakan
P(d ) (1)
(4 ) 2 d 2 L konfigurasi terbaik dari setiap pemancar. Kemudian
dilakukan perhitungan nilai fitness melalui (7). Nilai fitness
Pt adalah daya transmisi, P(d) adalah daya terima dalam
paling minimum didapatkan melalui konfigurasi terbaik Q.
fungsi d, Gt adalah gain antena pemancar, Gr adalah gain
Selanjutnya, pada (8) dilakukan evaluasi nilai persentase
antena penerima, d adalah jarak antar pemancar dan
lokasi penerima dengan pertimbangan bahwa suatu titik telah
penerima (meter), L merupakan system loss factor yang
tercakup jika C dan C/I melebihi ambang batas nilai-nilai
tidak berhubungan dengan propagasi, dan λ adalah panjang
Cmin dan (C/I)min yang ditentukan [2].
gelombang (meter) .
Namun, jika antara pemancar dan penerima terdapat Q (q1 , q 2 , ..., q D 1 , q D ) (6)
halangan berupa gedung, maka nilai redaman yang Cov r R
N 0 kTB (5)
Pn adalah daya yang diterima dari pemancar ke-n, ωn adalah
nilai fungsi bobot, δn merupakan delay relative echo ke-n
terhadap satuan waktu sinkronisasi, δo adalah waktu
sinkronisasi, No adalah noise, k adalah konstanta Bolzman
(1,38×10-23), T adalah Suhu dan B adalah bandwidth.
(a) (c) (f)
Sesuai dengan persyaratan Quality of Service (QoS) yang
diberlakukan, blok ini memeriksa setiap titik penerima Gambar 2. Grafik Cooling Schedule.
apakah memenuhi kriteria QoS atau tidak. Kriteria ini
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-3
29.8 1
a Awal
29.6 c SA
0.9
f
29.4
0.8
29.2
0.7
29
Nilai Fitness
0.6
28.8
Probabilitas
28.6 0.5
28.4 0.4
28.2
0.3
28
0.2
27.8
0 200 400 600 800 1000 1200
Iterasi (i) 0.1
0.8
0.7
0.6
Probabilitas
Gambar 5. Perbandingan Coverage Kota C. (a) Kondisi awal. (b) Optimasi 0.4
dengan Simulated Annealing. Wilayah tercakup dan tidak tercakup
masing-masing ditunjukkan oleh warna putih dan hitam. 0.3
0.2
Tabel 2.
Perbandingan Coverage Optimasi Berdasarkan Variasi Ketinggian Gedung 0.1
Tinggi Coverage (%) Kenaikan
Cooling 0
Kota Gedung Coverage
Schedule Awal SA 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
(meter) (%) C/I (dB)
a 72,06 1,16
A c 30-40 70,90 72,07 1,17 (a)
f 72,15 1,25
0.305 Awal
a 72,02 1,25
SA
B c 40-50 70,77 72,03 1,26
f 72,05 1,28
a 72,07 1,68 0.3
C c 50-60 70,39 72,11 1,72
f 72,04 1,65
a 72,09 1,81 0.295
Probabilitas
0.285
Tabel 3.
Posisi Terbaik Setiap Pemancar Berdasarkan Variasi Ketinggian Gedung
Posisi ( × 100 meter ) 0.28
Kota Pemancar ke-1 Pemancar ke-2 Pemancar ke-3 13.2 13.3 13.4 13.5 13.6 13.7 13.8 13.9 14
Baris Kolom Baris Kolom Baris Kolom C/I (dB)
nilai daya carrier berkisar antara -34,73 sampai 3,98 dBm. 0.6
Probabilitas
Setelah proses optimasi, nilai daya carrier meningkat
0.5
menjadi -30,96 sampai 8,07 dBm. Kemudian pada Gambar
11 menunjukkan nilai C dan C/I kota N sebelum dan 0.4
sesudah optimasi dengan perbesaran gambar untuk rentang 0.3
nilai C/I sebesar 13 sampai 14,6 dB.
0.2
Melalui optimasi berdasarkan variasi jumlah gedung
dengan menggunakan tiga cooling schedule, maka dapat 0.1
dibandingkan hasil persentase coverage dan kenaikannya 0
sebelum dan sesudah optimasi, yang ditunjukkan pada Tabel -35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10
Daya Carrier (dBm)
5. Dapat diketahui bahwa coverage terbaik juga didapatkan
melalui penggunaan cooling schedule c, dengan kenaikan (a)
persentase coverage mencapai 1,68% pada kota L dan
Awal
4,39% pada kota N. Adapun nilai coverage tersebut didapat 0.91 SA
dari posisi terbaik setiap pemancar SFN yang ditunjukkan
pada Tabel 6. 0.9
Tabel 4.
Analisi Jumlah Gedung Terhadap Coverage 0.89
Probabilitas
L 20 70,39 29,61
0.87
M 40 68,74 31,26
N 60 67,53 32,47
0.86
32.5 0.85
a
32 c
f -20.5 -20 -19.5 -19 -18.5 -18 -17.5 -17 -16.5 -16
31.5 Daya Carrier (dBm)
(b)
31
Gambar 10. Perbandingan Nilai Carrier Kota N Sebelum dan Sesudah
Nilai Fitness
30.5 Simulated Annealing. (a) Gambar kondisi normal. (b) Perbesaran gambar
untuk rentang daya carrier -20,5 sampai -16 dBm.
30
29.5
29
28.5
28
0 100 200 300 400 500 600
Iterasi (i)
1
IV. KESIMPULAN
Awal
0.9 SA Dari hasil perencanaan wilayah dan optimasi SFN
menggunakan Simulated Annealing melalui parameter lokasi
0.8
setiap pemancar, didapatkan kesimpulan bahwa ketinggian
0.7 gedung mempengaruhi daerah cakupan sinyal suatu wilayah
SFN. Semakin tinggi gedung penghalang, maka semakin
0.6
menurun nilai presentase coverage wilayah tersebut. Begitu
Probabilitas
0.31
Terima kasih kepada Kementrian Pendidikan dan
Probabilitas
Tabel 6.
Posisi Terbaik Setiap Pemancar Berdasarkan Variasi Jumlah Gedung
Posisi ( × 100 meter )
Kota Pemancar ke-1 Pemancar ke-2 Pemancar ke-3
Baris Kolom Baris Kolom Baris Kolom
L 25,575 23,118 75,922 50,519 24,731 76,637
M 25,404 23,787 76,697 49,378 25,570 76,474
N 25,224 23,305 76,446 50,167 23,911 76,560