Jurnal
Jurnal
Jurnal
ABSTRAK
Jembatan merupakan struktur konstruksi yang berfungsi menghubungkan dua bagian jalan yang terputus.
Jembatan Sempu dengan jenis konsturksi jembatan girder terletak di Desa Glonggong, Kelurahan Mojosongo,
Kecamatan Andong. Penelitian ini akan merencanakan alternatif dengan menggunakan tipe rangka baja jenis
warren truss, yaitu rangka utamanya berbentuk trapesium dari serangkaian segitiga. Keunggulannya memiliki
desain sederhana dan relatif ringan namun dapat digunakan untuk struktur yang memiliki bentang panjang.
Metode yang dipakai pada penelitian ini yaitu LRFD (Load Resistance and Factor Design) didasarkan pada SNI
03-1729-2020. Untuk menganalisis perhitungan dibantu dengan menggunakan software SAP2000 v.20. Hasil
perhitungan didapatkan tebal plat lantai kendaraan 200 mm, dengan tulangan pokok D16 – 125 mm dan tulangan
bagi Ø16 – 300 mm. Dimensi profil WF 350 x 175 x 7 x 11 untuk gelagar memanjang, profil WF 900 x 300 x 16
x 28 untuk gelagar melintang, dan profil WF 350 x 350 x 14 x 22 untuk gelagar induk. Sambungan antar gelagar
melintang dengan gelagar memanjang yaitu 3 baut/baris dengan diameter baut 5/8” inch tipe A325, dan pelat
penyambung profil L 55 x 55 x 10. Pada sambungan gelagar melintang dengan gelagar induk yaitu 6 baut/baris,
diameter baut 5/8” inch tipe A325, dan pelat penyambung profil L 110 x 110 x 12. Sedangkan untuk sambungan
batang pada gelagar induk dengan gelagar induk menggunakan baut A325 ½” inch dengan tebal simpul 20 mm.
Perencanaan bangunan bawah digunakan abutment dengan dimensi lebar bawah 450 cm, tinggi 600 cm dan
panjang 850 cm. Pondasi yang digunakan yaitu tiang pancang diameter 50 cm berjumlah 10 buah dengan
kedalaman 6 m. Tulangan pada pondasi menggunakn tulangan pokok dua sisi 10 D12 dan tulangan spiral D12 –
35.
ABSTRACT
Bridge is a construction structure that has a function to connect two parts of the road that are disconnect.
Sempu Bridge with a girder bridge construction type is located in Glonggong Village, Mojosongo Ward, Andong
District. This research will plan an alternative using the warren truss type of steel frame, which is a trapezoidal
main frame of part of triangles. Warren truss has a simple design and is relatively lightweight but can be used
for structures that have long spans. The method used in this research is LRFD (Load Resistance and Factor
Design) based on SNI 03-1729-2020. To help analyze the structure, SAP2000 v.20 software was used. The
results from the calculation are vehicle floor plate thickness of 200 mm, with D16 – 125 mm main reinforcement
and Ø16 – 300 mm shrinkage reinforcement. The dimensions use WF 350 x 175 x 7 x 11 profiles for the
longitudinal girder, WF 900 x 300 x 16 x 28 profiles for the transverse girder, and WF 350 x 350 x 14 x 22
profiles for the main girder. The connecter between transverse girder with the longitudinal girder use 3 bolts /
row with a bolt diameter of 5/8 “inch type A325, and the L 55 x 55 x 10 profile connecter plate. The connecter
between transverse girder with main girder use 6 bolts/row, bolt diameter 5/8” inch type A325, and L profile
connection plate 110 x 110 x 12. As for the connecter of the main girder with the main girder using A325 ½”
inch bolts with 20 mm knot thickness. The planning of the lower structure, using an abutment with dimensions of
450 cm wide, 600 cm high and 850 cm, and the foundation used 50 cm diameter with pile numbers 10 pieces
with 6m depth. The reinforcement in the foundation uses 10 D12 double-sided main reinforcement and D12 – 35
spiral reinforcement.
1 | Jurnal.Rekayasa.Sipil
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan transportasi berkaitan dengan pembangunan (Anggraini, A.S., Warsito, W.,
Suprapto, B., 2021). Pembangunan prasana yang memadai juga sangat penting salah satunya adalah
prasana jembatan (Safitri, A.M., Warsito, W., Noerhayati, E., 2021). Tujuan pembangunan konstruksi
jembatan berfungsi untuk menghubungkan dua jalan yang terputus karena adanya hambatan aliran
sungai, lembah, selat atau laut, jalur kereta api, jalanan yang melintang, jurang, waduk , dan lainnya
(Rahman, A., Warsito, W., Suprapto, B., 2021).
Jembatan Sempu dengan jenis konsturksi jembatan girder terletak di Desa Glonggong, Kelurahan
Mojosongo, Kecamatan Andong. Pada penelitian ini akan direncanakan ulang sebagai alternatif
dengan menggunakan tipe rangka baja jenis warren truss. Warren truss adalah tipe jembatan rangka
dengan rangka utamanya berbentuk trapesium dari serangkaian segitiga. Tipe ini memiliki keunggulan
yaitu desain sederhana dan relatif ringan namun dapat digunakan untuk struktur yang memiliki
bentang panjang (Iqbal, M., Susanti, L., Setyowulan, D., 2018)
Identifikasi Masalah
1. Penelitian ini dilakukan karena kondisi struktur jembatan masih menggunakan balok girder.
2. Menggunakan rangka baja yang mempunyai umur ketahanan struktur yang lebih lama.
3. Struktur rangka baja mampu menagan gaya tarik dan tekan yang cukup tinggi.
Rumusan Masalah
1. Berapa besar tebal plat lantai kendaraan pada Jembatan Sempu?
2. Berapa dimensi gelagar memanjang, gelagar melintang, dan gelagar induk pada Jembatan Sempu?
3. Berapa jumlah baut pada sambungan antar gelagar pada Jembatan Sempu?
4. Berapa dimensi abutment pada Jembatan Sempu?
5. Berapa dimensi pondasi pada Jembatan Sempu?
Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan penelitian:
1. Mengetahui tebal plat lantai kendaraan pada Jembatan Sempu.
2. Mengetahui gelagar memanjang, gelagar melintang, dan gelagar induk pada Jembatan Sempu.
3. Mengetahui jumlah baut pada sambungan antar gelagar pada Jembatan Sempu.
4. Mengetahui dimensi abutment pada Jembatan Sempu.
5. Mengetahui dimensi pondasi pada Jembatan Sempu.
Manfaat penulisan penelitian:
1. Hasil perencanaan ini diharapkan menjadi acuan bagi perencana bangunan jembatan di
Indonesia untuk lebih mengembangkan desain dan bangunan struktur jembatan tipe
Warren Truss mengingat bangunan konstruksi jembatan yang makin berkembang di
Indonesia.
2. Dari perencanaan ulang Struktur Jembatan ini diharapkan dapat mengenalkan dan
memberikan referensi kepada akademis yang lain mengenai bangunan struktur jembatan
yang menggunakan LRFD.
TINJAUAN PUSTAKA
Jembatan adalah konstruksi yang menghubungkan rute atau lintasan transportasi yang terpisah
baik oleh sungai, rawa, danau, selat, saluran, jalan raya, jalan kereta api, dan perlintasan lainnya.
Konstruksi suatu jembatan terdiri dari bangunan atas, bangunan bawah dan pondasi. Bangunan atas
berada pada bagian atas suatu jembatan yang berfungsi untuk menampung semua beban yang
ditimbulkan oleh lalu lintas kendaraan atau orang yang kemudian disalurkan ke bagian bawah.
Bangunan bawah terletak di bawah bangunan atas yang berfungsi untuk menerima atau memikul
beban-beban yang diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkan ke pondasi. Pondasi berfungsi
menerima beban- beban dari bangunan bawah lalu disalurkan ke tanah (Seno, D., Warsito, W.,
Suprapto, B., 2020). Fungsi utama jembatan yaitu memudahkan kendaraan dan pejalan kaki untuk
melintas dengan aman (Indrawan, I., Warsito, W., Suprapto, B., 2023)
2 | Jurnal.Rekayasa.Sipil
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Jembatan yang direncanakan berada di Desa Glonggong, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan
Andong Kabupaten Boyolali Provinsi JawaTengah.
3 | Jurnal.Rekayasa.Sipil
11. Jarak antar gelagar melintang = 5 meter
12. Mutu
- Mutu baja tulangan fy = 240 MPa
- Mutu beton (fc ′) = 35 MPa
- Mutu baja Bj 55 ; fy = 410 MPa
Perhitungan Plat Kendaraan
Momen plat lantai:
1. Momen akibat beban mati
Momen pada tumpuan = 197,62 kg.m
Momen pada lapangan = 197,62 kg.m
2. Momen akibat beban hidup
Momen lapangan dan tumpuan = 4420,60 kg.m
Penulangan pada tumpuan:
Mu = 197,62 + 4420,6 = 4620,22 kg.m
Mn = Mu / φ = 4620,22 / 0,8 = 5775,275 kg.m
As perlu = ρ x b x d
= 0,00842 x 1000 x 172 = 1448.235 mm2
Dipakai tulangan rangkap D16–125 ; As = 1608 mm2
Penulangan pada lapangan:
Mu = 197,62 + 4420,6 = 4620,22 kg.m
Mn = Mu / φ = 4620,22 / 0,8 = 5775,275kg.m
As perlu = ρ x b x d
= 0,00842 x 1000 x 172 = 1448.235 mm2
Dipakai tulangan rangkap D16–125 ; As = 1608 mm2
Penulangan arah memanjang:
Asmin = 0,0018 x b x d
= 0,0018 x 1000 x 172 = 309,6 mm2
Dipakai tulangan Ø 16 – 300 ; As = 670 mm2
Perhitungan Trotoar
Momen trotoar:
Momen = 514,3 kg.m
Penulangan trotoar arah melintang:
Mu = 514,3 kg.m
Mn = Mu / φ = 514,3 / 0,8 = 642.875 kg.m
As perlu = ρ x b x d
= 0,006 x 1000 x 172 = 1032 mm2
Dipakai tulangan rangkap D16–125 ; As = 1608 mm2
Penulangan trotoar arah melintang:
Asmin = 0,0018 x b x d
= 0,0018 x 1000 x 172 = 113,04 mm2
Dipakai tulangan Ø 16 – 300 ; As = 670 mm2
4 | Jurnal.Rekayasa.Sipil
Perencanaan Gelagar Memanjang
Direncanakan dengan profil WF 350 x 175 x 7 x 11
G = 49,6 kg/m
A = 63,14 cm2
Ix = 13600 cm4
Iy = 984 cm4
Zx = 775 cm3
Zy = 112 cm3
Gambar 4. Profil WF gelagar memanjang
Sumber : Gunawan, Rudy. 1987, hal 21
Perhitungan pembebanan
Pembebanan sebelum komposit:
Beban mati (qd1) = 959,360 kg/m
MD1 = 1/8 x 959,360 x 52 = 2998 kg.m
Pembebanan sesudah komposit:
Beban mati (qd2) = 1372,025 kg/m
MD2 = 1/8 x 1372,025 x 52 = 4287,59 kg.m
Beban hidup (Ml) = 14511,656 kg.m
Kontrol lendutan
Lendutan sebelum komposit:
5 . qd1 .L⁴ 5 x 9,5936 x 500⁴
∆D1 = = = 0,287 cm
384 . E . Is 384 x 2000000 x 13600
Lendutan sessudah komposit:
5 . qd2 .L⁴ 5 x 13,7203 x 500⁴
∆D2 = = = 0,092 cm
384 . E . It 384 x 2000000 x 60997,660
P .L³ 26325 x 500³
∆L = = = 0,562 cm
48 . E . It 48 x 2000000 x 60997,660
Lendutan total yang terjadi pada gelagar memanjang:
L 500
∆ = 360 = 360 = 1,389 cm
∆ = ∆D1 + ∆D2+ ∆L = 0,287 + 0,092 + 0562 = 0,941 cm < 1,389 cm (OK)
Perencanaan Gelagar Melintang
Direncanakan dengan profil WF 900 x 300 x 16 x 28
G = 243 kg/m
A = 309,8 cm2
Ix = 411000 cm4
Iy = 12600 cm4
Zx = 9140 cm3
Zy = 843 cm3
5 | Jurnal.Rekayasa.Sipil
Pembebanan sesudah komposit:
- Beban mati (qd2) = 1372,025 kg/m
MD = 1/8 x qd1 x l2
= 1/8 x 1372,025 x 52 = 4287,59 kg.m
- Beban hidup (P)
- Ml = 14511,656 kg.m
Kontrol lendutan
Lendutan sebelum komposit:
5 . qd1 .L⁴ 5 x 9,5936 x 700⁴
∆D1 = = = 0,036 cm
384 . E . Is 384 x 2000000 x 411000
Lendutan sessudah komposit:
5 . qd2 .L⁴ 5 x 13,7203 x 700⁴
∆D2 = = = 0,071 cm
384 . E . It 384 x 2000000 x 304032,724
P .L³ 29081,25 x 700³
∆L = = = 0,342 cm
48 . E . It 48 x 2000000 x 304032,724
Lendutan total yang terjadi pada gelagar melintang:
L 700
∆ = = 360 = 1,944 cm
360
∆ = ∆D1 + ∆D2+ ∆L = 0,036 + 0,071 + 0,342 = 0,449 cm < 1,944 cm (OK)
Perencanaan Gelagar Induk
Direncanakan dengan profil WF 350 x 350 x 14 x 22.
b = 350 mm Ix = 47600 cm4
h = 350 mm Iy = 16000 cm4
tw = 14 mm ix = rx = 153 mm
tf = 22 mm iy = ry = 89,0 mm
A = 20200 mm L = 5000 mm
6 | Jurnal.Rekayasa.Sipil
fy 410
Nn = Ag . = 20200 x = 6123161,7 N → 612316,17 kg
ωy 1,353
Nu ≤ 𝜙𝑐 . Nn
316419,910 ≤ 0,85 x 612316,17
316419,910 kg ≤ 520468,743 kg (OK)
2. Perhitungan Dimensi Batang Bawah (Tarik/Tension)
Hasil analisa SAP 2000 dihasilkan Tu = 314661,900 kg
Tahanan tarik nominal
a. Luas nominal
An = Ag - 4 [(𝑡𝑓) x (𝑑)
= 20200 – 4(22) x (24,2) = 18070,4 mm2
b. Kondisi leleh
𝜙 . Tn = 𝜙 . Ag . fy
= 0,90 x 20200 x 410 = 7453800 N → 745380 kg
Tu ≤ . Tn
314661,900 kg ≤ 745380 kg (OK)
c. Kondisi fraktur
𝜙 . Tn = 𝜙 . Ae . fu
= 0,75 x (U x An) x 𝑓u
= 0,75 x (0,90 x 18070,4) x 550 = 6708636 N → 670864 kg
Tu ≤ . Tn
314661,900 kg ≤ 670864 kg (OK)
Perencanaan Sambungan Gelagar Memanjang dan Gelagar Melintang
Direncanakan baut A325 d 5/8”
Diameter baut = 5/8 inch = 1,588 cm
1. Sambungan tipe tumpu dengan ulir tidak pada bidang geser
- Tahanan terhadap tarik desain (ϕ . 𝑅n ) = 9186,438 kg
- Tahanan terhadap geser desain (ϕ . 𝑅n ) = 12248,538 kg
- Tahanan terhadap tumpu desain (ϕ . 𝑅n ) = 11004,840 kg
2. Menentukan jumlah baut
Pu = 18878,463 kg
Pᵤ 18878,463
nb = ɸ . Rₙ = 9186,438 = 2,055 → 3 baut/baris
Gelagar memanjang:
Jarak baut tepi minimum = 1,5 . db = 1,5 x 1,588 = 2,382 cm → 7 cm
Jarak antar baut = 2,5 . db = 2,5 x 1,588 = 3,970 cm → 9,4 cm
Gelagar melintang:
Jarak baut tepi minimum = 1,5 . db = 1,5 x 1,588 = 2,382 cm → 7 cm
Jarak antar baut = 2,5 . db = 2,5 x 1,588 = 3,970 cm → 8,55 cm
3. Pelat penyambung
Mutu baja Bj = 4100 kg/cm2
Rn = 0,75 . fy = 0,75 x 4100 = 3075 kg/cm2
Dari tabel profil dipakai profil L 55 x 55 x 10 dengan A = 10,1 cm2
Anetto = 0,85 x Abruto = 0,85 x 7,863 = 6,863 cm
Pu 18878,463
Anetto = A = 6,863 = 2824,521kg/cm2
netto
r < 𝑅𝑛 = 2824,521 kg/cm2 < 3075 kg/cm2 (OK)
4. Kontrol kekuatan geser desain > beban geser terfaktor baut
Pᵤ
ϕ . 𝑅n ≥ Ʃₙ
18878,463
12248,583 ≥ 6
12248,583 kg ≥ 3146,410 kg (OK)
7 | Jurnal.Rekayasa.Sipil
Gambar 7. Sambungan gelagar memanjang dengan gelagar melintang
Sumber: Hasil Perhitungan, 2023
Perencanaan Abutment
Kombinasi Pembebanan
1. Beban vertikal
∑V = 594032,200 kg
∑Mv = 1513957,912 kg.m
2. Beban horizontal
∑H = 123259,792 kg
∑MH = 279340,090 kg.m
Kontrol Stabilitas
1. Stabilitas terhadap guling
ƩMV 1513957,912
SF = = = 5,420 > 1,5 (OK)
ƩMH 279340,090
2. Stabilitas terhadap geser
ƩV. tgθ 594032,200 x tan40
SF = = = 4,043 > 1,5 (OK)
ƩH 123259,792
3. Stabilitas terhadap eksentrisitas
1 ∑Mv− ∑Mʜ 1 1 1513957,912 − 279340,090 1
e = B- < .B= 4,5 - ) < 4,5 = -7,766 < 0,517 (OK)
2 ∑H 6 2 123259,792 6
4. Stabilitas terhadap tegangan tanah
qu 3428554,200
Qijin = 3 = 3
= 1142851,400 kg/m²
ƩV 6xe
Qn = B x L x (1 ± B )
Qmax = -145280,346 kg/m² < Qijin = 1142851,400 kg/m² (OK)
Qmin= 176340,853 kg/m² < Qijin = 1142851,400 kg/m² (OK)
Perencanaan Pondasi Tiang Pancang
Data Perencanaan
Diameter tiang pancang = 50 cm → 0,5 meter
Panjang tiang pancang = 6 meter
Mutu baja (fy): BjTD 40 = 400 MPa
8 | Jurnal.Rekayasa.Sipil
Mutu beton (fc’) = 50 Mpa → 500 kg/cm2
Berat jenis beton = 2354,5 kg/cm3
Beban gaya vertikal (Bv) = 594032,200 kg → 594,032 ton
Momen gaya vertikal (Mv) = 1513957,912 kg → 1513,958 t.m
Daya dukung tiang pancang
1. Berdasarkan kekuatan material bahan
∅ 𝑃𝑛 𝑚𝑎𝑘s = 0,85.∅[(0,85. 𝑓𝑐 × (𝐴𝑔 − 𝐴𝑠𝑡) + 𝑓𝑦. 𝐴𝑠𝑡)]
= 0,85 x 0,70 x [(0,85 x 50 × (196250 − 1130,4) + 400 x 1130,4)]
= 5203122,085 N → 5203,122 kN → 520,312 ton
2. Berdasarkan kemampuan terhadap kekuatan tanah
Kedalaman = 6 m
qc = 130 kg/cm2
JHP = 2424 kg/cm
Ka = 3,14 x 50 = 157 cm
qc x Ag Ka x JHP 130 x 1962,5 157 x 2424
Pa = + = + = 161155,267 kg → 161,155 ton
3 5 3 5
Daya dukung berdasarkan kekuatan tanah:
BsTiang = 1/4 x 3,14 x 0,5² x 6 x 2,3545 = 2,772 ton
Qsp = 161,155 – 2,772 = 158,383 ton
3. Perhitungan jumlah tiang pancang
v 594,032
n = = = 3,751 buah → 10 buah
Qsp 158,383
Direncanakan tiang pancang 10 buah.
4. Perhitungan kontrol jarak antar tiang
Jarak antar tiang:
1,57×50×5×2
S≤ = 157 cm
5+2 − 2
Dipakai S = 150 cm ≤ 157 cm
9 | Jurnal.Rekayasa.Sipil
594,032 279,340 x 0,75
Pmax = 10
+ 2 x 5,625
= 78,026 ton
594,032 279,340 x 0,75
Pmin = 10
- 2 x 5,625
= 40,781 ton
Qtiang = 116,208 ton > Pmax = 78,026 ton (OK)
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa perhitungan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Tebal plat lantai kendaraan pada jembatan sebesar 200 mm, dengan menggunakan tulangan pokok
D16 – 125 mm dan tulangan bagi Ø16 – 300 mm.
2. Dimensi gelagar memanjang menggunakan profil WF 350 x 175 x 7 x 11, dimensi gelagar
melintang menggunakan profil WF 900 x 300 x 16 x 28, sedangkan dimensi gelagar induk
menggunakan profil WF 350 x 350 x 14 x 22.
3. Jumlah baut pada sambungan gelagar melintang dengan gelagar memanjang yaitu menggunakan 3
baut/baris, diameter baut 5/8” inch tipe A325, dan pelat penyambung profil L 55 x 55 x 10. Untuk
jumlah baut pada sambungan gelagar melintang dengan gelagar induk yaitu 6 baut/baris, diameter
baut 5/8” inch tipe A325, dan pelat penyambung profil L 110 x 110 x 12. Sedangkan Sambungan
batang pada gelagar induk dengan gelagar induk menggunakan baut A325 1/2” inch dengan tebal
simpul 20 mm.
4. Pada dimensi abutment menggunakan lebar atas 150 cm, lebar bawah 450 cm, tinggi 600 cm dan
panjang 850 cm.
5. Pondasi tiang pancang menggunakan diameter 50 cm dengan panjang 6 m menggunakan 10 buah.
Tulangan pondasi tiang pancang menggunakan tulangan pokok dua sisi 10 D12, dan tulangan spiral
D12-35 mm.
Saran
1. Dalam perencanaan struktur jembatan dapat direncanakan dengan alternatif lain seperti tipe
prategang ataupun menggunakan tipe rangka yang berbeda sesuai yang direncanakan.
2. Dalam analisa struktur jembatan dapat dikerjakan menggunakan metode analisis 3 dimensi (3D).
3. Dalam analisis struktur jembatan ini dapat menggunakan aplikasi STAAD PRO, MIDAS CIVIL,
CSI BRIDGE, ETABS dan lain-lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, A. S., Warsito, W., Suprapto, B. 2021. Studi Alternatif Perencanaan Jembatan dengan
Struktur Rangka Baja Type Pratt pada Jembatan Petak Kabupaten Nganjuk. Jurnal Rekayasa
Sipil (e-jurnal), 10(1), 24-36.
Badan Standarisasi Nasional. 2016. Pembebanan Untuk Jembatan. SNI 1725:2016. Jakarta: Standar
Nasional Indonesia.
Indrawan, I., Warsito, W., & Suprapto, B. (2023). Studi Alternatif Prencanaan Jembatan Glagar
Komposit Sta 4+ 195 Pada Proyek Jalan Jalur Lintas Selatan (Jls) Lot 9 (Simpang
Balekambang–Kedung Salam) Kabupaten Malang.
Iqbal, M., Susanti, L., & Setyowulan, D. (2018). Analisis Kapasitas Struktur Jembatan Rangka Tipe
Warren Dengan Mutu Baja Tidak Seragam Dalam Menahan Beban Gempa Dua Arah Dan
Tiga Arah. Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, 2
Rahman, A., Warsito, W., Suprapto, B. 2021. Studi Perencanaan Struktur Jembatan Petak Kabupaten
Nganjuk dengan Menggunakan Metode Prategang. Jurnal Rekayasa Sipil (e-jurnal), 10(1), 1-
14.
Rudy, Gunawan. 1993. Tabel Profil Kontruksi Baja. Yogyakarta.
Safitri, A.M., Warsito, W., & Noerhayati, E. 2021. Studi Alternatif Perencanaan Jembatan Bongkot
Dengan Menggunakan Struktur Rangka Baja Tipe Warren Truss Di Kabupaten Jombang.
Jurnal Rekayasa Sipil (e-journal), 10(2), 96-106.
Seno, D., Warsito, W., Suprapto, B. 2020. Studi Perencanaan Jembatan Rangka Baja Jrebeng II
dengan Metode Callender Hamilton di Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Rekayasa Sipil (e-jurnal),
8(5).
Setiawan, Agus. 2013. Perencanan Struktur Baja Dengan Metode LRFD. Jakarta: Erlangga.
10 | Jurnal.Rekayasa.Sipil