CP Sejarah Sma-Smk Kurikulum Merdeka-Th 2024

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 31

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET, DAN TEKNOLOGI


BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon: (021) 5737102, 5733129, Faksimile (021) 5721245, 5721244,
Laman http: //bskap.kemdikbud.go.id

SALINAN
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
NOMOR 032/H/KR/2024
TENTANG
CAPAIAN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
PADA KURIKULUM MERDEKA

KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 ayat (1)


Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Jenjang Pendidikan Menengah, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah pada Kurikulum Merdeka;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6676) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4
Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6762);
3. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 156);
4. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 963);
5. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2022 Nomor 161);
6. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 8 Tahun 2024 tentang Standar Isi pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Jenjang Pendidikan Menengah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2024 Nomor 169);
7. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Jenjang Pendidikan Menengah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2024 Nomor 172);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN
ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI TENTANG CAPAIAN
PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN
MENENGAH PADA KURIKULUM MERDEKA.
KESATU : Menetapkan Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah pada Kurikulum Merdeka meliputi:
a. Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I;
b. Capaian Pembelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II;
c. Capaian Pembelajaran pada SMK/MAK sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III;
d. Capaian Pembelajaran pada Program Paket A/Program
Paket B/Program Paket C sebagaimana tercantum dalam
Lampiran IV; dan
e. Capaian Pembelajaran pada TKLB/SDLB/SMPLB/SMALB
sebagaimana tercantum dalam Lampiran V,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Kepala Badan ini.
KEDUA : Capaian Pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU huruf b sampai dengan huruf e dirumuskan untuk
setiap mata pelajaran.
KETIGA : Capaian Pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU huruf a merupakan Capaian Pembelajaran Fase
Fondasi pada pendidikan anak usia dini;
KEEMPAT : Capaian Pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU huruf b sampai dengan huruf d terdiri atas:
a. Capaian Pembelajaran pada Fase A untuk kelas I sampai
dengan kelas II pada sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah,
program paket A, atau bentuk lain yang sederajat;
b. Capaian Pembelajaran pada Fase B untuk kelas III sampai
dengan kelas IV pada sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah,
program paket A, atau bentuk lain yang sederajat;
c. Capaian Pembelajaran pada Fase C untuk kelas V sampai
dengan kelas VI pada sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah,
program paket A, atau bentuk lain yang sederajat;
d. Capaian Pembelajaran pada Fase D untuk kelas VII
sampai dengan kelas IX pada sekolah menengah pertama,
madrasah tsanawiyah, program paket B, atau bentuk lain
yang sederajat;
e. Capaian Pembelajaran pada Fase E untuk kelas X pada
sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan,
madrasah aliyah, madrasah aliyah kejuruan, program
paket C, atau bentuk lain yang sederajat; dan
f. Capaian Pembelajaran pada Fase F untuk:
1. kelas XI sampai dengan kelas XII pada sekolah
menengah atas, madrasah aliyah, program paket C,
atau bentuk lain yang sederajat dan sekolah
menengah kejuruan atau madrasah aliyah kejuruan
program 3 (tiga) tahun; dan
2. kelas XI sampai dengan kelas XIII pada sekolah
menengah kejuruan atau madrasah aliyah kejuruan
program 4 (empat) Tahun.
KELIMA : Capaian Pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU huruf e terdiri atas:
a. Capaian Pembelajaran pada Fase fondasi pada TKLB;
b. Capaian Pembelajaran pada Fase A untuk usia mental < 7
Tahun pada Kelas I dan Kelas II SDLB;
c. Capaian Pembelajaran pada Fase B untuk usia mental ± 7
Tahun pada Kelas III dan Kelas IV SDLB;
d. Capaian Pembelajaran pada Fase C untuk usia mental ± 8
Tahun pada Kelas V dan Kelas VI SDLB;
e. Capaian Pembelajaran pada Fase D untuk untuk usia
mental ± 9 Tahun pada Kelas VII sampai dengan Kelas IX
SMPLB;
f. Capaian Pembelajaran pada Fase E untuk untuk usia
mental ± 10 Tahun pada kelas X SMALB; dan
g. Capaian Pembelajaran pada Fase F untuk untuk usia
mental ± 10 Tahun pada kelas XI-XII SMALB.
KEENAM : Capaian Pembelajaran pada fase A disusun selaras dengan
Capaian Pembelajaran pada fase fondasi untuk memastikan
transisi pembelajaran yang berkesinambungan dari PAUD ke
SD dengan memperhatikan 6 (enam) kemampuan fondasi
sebagai berikut:
a. mengenal nilai agama dan budi pekerti;
b. kematangan emosi yang cukup untuk berkegiatan di
lingkungan belajar;
c. keterampilan sosial dan bahasa yang memadai untuk
berinteraksi sehat dengan teman sebaya dan individu
lainnya;
d. pemaknaan terhadap belajar yang positif;
e. pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri
yang memadai untuk dapat berpartisipasi di lingkungan
sekolah secara mandiri; dan
f. kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar.
KETUJUH Pada saat Keputusan Kepala Badan ini berlaku:
a. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
033/H/KR/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi Nomor 008/H/KR/2022 tentang Capaian
Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
pada Kurikulum Merdeka; dan
b. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
033/H/KR/2023 tentang Perubahan Kedua Atas
Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum
Merdeka,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
KEDELAPAN : Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Juni 2024
KEPALA BADAN,

TTD.

ANINDITO ADITOMO

Salinan sesuai dengan aslinya, NI PPPK 197908262023211002

Kepala Subbagian Tata Usaha,

IFAN FIRMANSYAH
NIP 198210152009121003
SALINAN
LAMPIRAN II (KURIKULUM SMA) DAN
LAMPIRAN III (KURIKULUM SMK)
KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR,KURIKULUM,
DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN
PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
NOMOR 032/H.KR/2024
TENTANG CAPAIAN PEMBELAJARAN PADA
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN
DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
PADA KURIKULUM MERDEKA

XIII.1. CAPAIAN PEMBELAJARAN SEJARAH


A. Rasional
Mata pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran yang mengkaji
kehidupan manusia dalam ruang dan waktu, mencakup berbagai
peristiwa sejarah yang terjadi dalam kehidupan bangsa
Indonesia. Mata pelajaran Sejarah difokuskan pada substansi
sejarah Indonesia dengan perspektif Indonesia sentris yang
direkonstruksi dan dikembangkan dari perjalanan sejarah
kehidupan bangsa Indonesia, mulai dari masa kerajaan sampai
reformasi. Mata pelajaran sejarah dalam pembelajarannya
bercirikan diakronis (kronologis), sinkronis, tematik,
multidisipliner, konektivitas, dan secara khusus dapat dikaitkan
dengan sejarah lokal maupun sejarah dunia.
Kesadaran sejarah mengenai ke-Indonesia-an wajib ada dalam
diri segenap bangsa Indonesia, yakni kesadaran akan fakta
bahwa kita berangkat dari perjalanan sejarah bangsa yang sama.
Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada berbagai periode
dan daerah di Indonesia menjadi pengikat rasa persatuan dan
kesatuan sebagai sebuah bangsa. Pengalaman sejarah Indonesia
merupakan perjalanan panjang melintasi ruang dan waktu, yang
di dalamnya banyak terkandung pelajaran bermakna.
Perjalanan sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh berbagai
peristiwa sejarah lokal yang terjadi di daerah-daerah mulai dari
Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara,
Maluku, dan Papua. Perjalanan sejarah Indonesia juga
dipengaruhi oleh berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di dunia,
mulai dari Peradaban-peradaban besar dunia, hingga peristiwa
kontemporer dunia sampai abad-21.
Transformasi pengetahuan atas sejarah masa lalu sangat penting
untuk dikontekstualisasikan dalam kehidupan kekinian dan
sebagai bahan proyeksi ke masa depan dalam memperkuat jati
diri bangsa Indonesia dalam dimensi lokal, nasional, dan global.
Mata pelajaran Sejarah disampaikan secara komprehensif,
multidimensional, menggunakan berbagai model, metode, dan
media pembelajaran yang inovatif dan berbasis teknologi serta
memotivasi peserta didik. Mata pelajaran Sejarah melatih peserta
didik untuk belajar berpikir kritis, belajar merasakan, belajar
berempati, belajar merefleksi serta belajar berkarya. Di samping
itu, mata pelajaran Sejarah juga membuat peserta didik menjadi
arif dan bijaksana dalam bertindak dan mengambil keputusan
dalam menghadapi masa depan berdasarkan pengalaman belajar
sejarah dan belajar dari sejarah. Secara progresif mata pelajaran
Sejarah diarahkan untuk mengontekstualisasikan peristiwa-
peristiwa di masa lalu dalam kehidupan masa kini dan dapat
dipergunakan untuk memprediksi dan mengantisipasi tantangan
kehidupan di masa depan. Muara pembelajaran sejarah
berorientasi pada keterampilan berpikir sejarah dengan tujuan
mendorong pembentukan manusia merdeka dengan kesadaran
sejarah yang selaras dengan profil pelajar Pancasila.

B. Tujuan
Tujuan mata pelajaran Sejarah antara lain
1. menumbuhkembangkan kesadaran sejarah;
2. menumbuhkembangkan pemahaman tentang dimensi
manusia (menggali pemikiran, motif, dan tindakan), dimensi
ruang (menghubungkan antara peristiwa nasional, lokal,
dan global) dan dimensi waktu (masa lampau, masa kini,
dan masa yang akan datang) dengan melihat pola
perkembangan, perubahan, keberlanjutan, atau
keberulangan;
3. menumbuhkembangkan pemahaman tentang diri sendiri
dan pemahaman kolektif sebagai bangsa Indonesia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong,
mandiri, bernalar kritis dan kreatif, serta memiliki nilai-nilai
nasionalisme dan patriotisme;
4. melatih kecakapan berpikir sejarah; diakronis (kronologis),
sinkronis, kausalitas, imajinatif, kritis, kreatif, reflektif, dan
kontekstual dalam mengambil keputusan masa kini dan
masa depan berdasarkan fakta sejarah;
5. melatih keterampilan inkuiri melalui tahapan penelitian
sejarah (heuristik, kritik, interpretasi/penafsiran, dan
penulisan sejarah (historiografi) dalam proses belajar; dan
6. memiliki kemampuan literasi sejarah dalam mengkritisi dan
menyajikan informasi sejarah secara lisan, tulisan,
dan/atau media lain, dan dalam bentuk digital atau
nondigital.

C. Karakteristik
Karakteristik mata pelajaran Sejarah yang paling esensial adalah
mempelajari peristiwa yang terjadi dalam kehidupan bangsa
Indonesia, secara saintifik dan kritis menggunakan konsep dasar
ilmu sejarah. Mata pelajaran sejarah berorientasi pada sejarah
Indonesia dengan perspektif Indonesia sentris. Mata pelajaran
sejarah mengaitkan antara sejarah Indonesia dalam lingkup
nasional, dengan sejarah lokal yang terjadi di daerah-daerah, dan
sejarah dunia secara global. Mata pelajaran sejarah juga
menghubungkan antara berbagai peristiwa sejarah yang terjadi
pada masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Mata
pelajaran sejarah memberikan pelajaran bermakna dari masa
lalu, agar manusia bisa mengenal identitas bangsanya, mencintai
tanah airnya, serta menjadi pribadi yang arif dan bijaksana dalam
membuat dan mengambil keputusan.
Pada Fase F, peserta didik mempelajari berbagai peristiwa sejarah
yang terjadi dalam kehidupan bangsa Indonesia sebagai materi
lanjutan Fase E (mata pelajaran IPS). Penekanan substansi
diarahkan pada perjalanan sejarah Indonesia mulai dari
penjajahan bangsa Barat, perlawanan rakyat daerah terhadap
penjajah, pergerakan kebangsaan Indonesia, pendudukan
Jepang, proklamasi kemerdekaan Indonesia, mempertahankan
kemerdekaan Indonesia, pemerintahan Sukarno, pemerintahan
Suharto, dan reformasi
Elemen dan deskripsi setiap elemen adalah sebagai berikut.
Elemen Deskripsi
Pemahaman Konsep Peserta didik memahami berbagai
peristiwa sejarah dalam kehidupan
bangsa Indonesia pada masa
penjajahan bangsa Barat, perlawanan
rakyat daerah terhadap penjajah,
pergerakan kebangsaan Indonesia,
pendudukan Jepang, proklamasi
kemerdekaan Indonesia,
mempertahankan kemerdekaan
Indonesia, pemerintahan Sukarno,
pemerintahan Suharto, dan reformasi
menggunakan konsep dasar ilmu
sejarah.
Keterampilan Proses Secara umum peserta didik
menerapkan proses berpikir sejarah,
melakukan literasi sejarah, penelitian
sejarah, dan menunjukkan kesadaran
sejarah melalui proses inkuiri
(mengamati fenomena sejarah,
menanya, mengumpulkan sumber
(heuristik), menganalisis informasi,
menafsirkan, dan menarik kesimpulan)
serta mengomunikasikan hasil belajar
sejarah secara lisan, tulisan, dan/atau
Elemen Deskripsi
media lain, dalam bentuk digital atau
nondigital.
Secara spesifik keterampilan proses
belajar sejarah mencakup
keterampilan berpikir diakronis
(kronologis), berpikir sinkronis,
berpikir kritis, kemampuan riset dan
literasi sejarah, berempati, dan
menemukan kebermaknaan
(signifikansi) sejarah serta mengambil
keputusan terbaik untuk masa depan.

D. Capaian Pembelajaran
Fase F (Umumnya untuk Kelas XI dan XII SMA/MA/Program
Paket C)
Pada akhir Fase F, peserta didik menguasai sejumlah
kompetensi, yakni mampu berpikir sejarah, melakukan literasi
sejarah, penelitian dan penulisan sejarah secara sederhana,
menunjukkan sikap dan perilaku kesadaran sejarah dan empati
sejarah, serta menghasilkan projek sejarah dalam bentuk produk
digital atau nondigital. Kompetensi tersebut dikuasai setelah
peserta didik mempelajari berbagai peristiwa sejarah pada masa
penjajahan bangsa Barat, perlawanan rakyat daerah terhadap
penjajah, pergerakan kebangsaan Indonesia, pendudukan
Jepang, proklamasi kemerdekaan Indonesia, mempertahankan
kemerdekaan Indonesia, pemerintahan Sukarno, pemerintahan
Suharto, dan reformasi. Kompetensi-kompetensi itu dicapai
melalui berbagai strategi pembelajaran sejarah inkuiri yang aktif,
menyenangkan dan bermakna.
Capaian Pembelajaran setiap elemen adalah sebagai berikut.
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman Konsep Peserta didik menggunakan
konsep dasar sejarah dan
penelitian sejarah untuk
menganalisis keterhubungan
Elemen Capaian Pembelajaran
antara masa lampau, masa kini,
dan masa yang akan datang,
serta mengaitkan berbagai
peristiwa sejarah di Indonesia
dalam lingkup lokal, nasional, dan
global mulai dari masa penjajahan
bangsa Barat, perlawanan rakyat
daerah terhadap penjajah,
pergerakan kebangsaan
Indonesia, pendudukan Jepang,
proklamasi kemerdekaan
Indonesia, mempertahankan
kemerdekaan Indonesia,
pemerintahan Sukarno,
pemerintahan Suharto, dan
reformasi.
Keterampilan Proses Secara spesifik keterampilan
proses belajar sejarah mencakup
keterampilan berpikir diakronis
(kronologis) dan sinkronis,
pemahaman sejarah, analisis dan
interpretasi sejarah, kemampuan
riset sejarah, literasi sejarah,
analisis isu kesejarahan serta
pengambilan keputusan, dan
kebermaknaan peristiwa sejarah.
Secara umum keterampilan
proses pada mata pelajaran
Sejarah dilakukan dengan cara
berikut.
● Mengamati: peserta didik
mencermati fenomena sejarah
terkait materi pelajaran.
● Menanya: peserta didik
menyusun pertanyaan tentang
Elemen Capaian Pembelajaran
hal yang ingin diketahui dan
masalah yang sedang
diselidiki dengan rumus 5W
1H (apa, siapa, kapan, di
mana, mengapa, dan
bagaimana) dan
memperkirakan jawaban atas
pertanyaan.
● Mengumpulkan informasi
(heuristik): peserta didik
mencari informasi dari sumber
sejarah (sumber primer dan
sekunder) melalui studi
pustaka, studi
dokumen/arsip, wawancara,
observasi, kuesioner, dan lain-
lain.
● Menganalisis informasi (kritik
sumber): peserta didik
menyeleksi sumber,
memverifikasi, triangulasi/cek
silang akurasi data dan fakta
sejarah, menginterpretasi/
menafsirkan data dan fakta
sejarah.
● Menarik kesimpulan: peserta
didik menarasikan temuan
hasil investigasi terhadap
permasalahan terkait materi
pelajaran Sejarah.
● Mengomunikasikan: peserta
didik menyajikan informasi
sejarah secara lisan, tulisan,
dan/atau media lain, dalam
bentuk digital atau nondigital.
Elemen Capaian Pembelajaran
● Merefleksikan dan
merencanakan projek lanjutan
secara kolaboratif: peserta
didik mengevaluasi
pengalaman belajar dan
merencanakan projek lanjutan
lintas mata pelajaran secara
kolaboratif.

XIII.2. CAPAIAN PEMBELAJARAN SEJARAH TINGKAT LANJUT


A. Rasional
Mata Pelajaran Sejarah tingkat lanjut merupakan mata pelajaran
kelompok pilihan di jenjang SMA pada Fase F (Kelas 11 dan 12),
yang mengkaji kehidupan manusia dalam ruang dan waktu,
mencakup berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di dunia
sebagai lanjutan serta pendalaman dari mata pelajaran Sejarah
kelompok umum. Mata pelajaran Sejarah tingkat lanjut
difokuskan pada substansi sejarah dunia dengan perspektif
global yang direkonstruksi dan dikembangkan dari muatan global
yang terkandung pada materi-materi di mata pelajaran Sejarah
kelompok umum. Mata pelajaran Sejarah tingkat lanjut dalam
pembelajarannya bercirikan diakronis (kronologis), sinkronis,
tematis, multidisipliner, konektivitas, dan secara khusus dapat
dikaitkan dengan berbagai peristiwa yang terjadi di Indonesia
(nasional maupun lokal).
Keberadaan mata pelajaran Sejarah tingkat lanjut diharapkan
akan menguatkan posisi mata pelajaran sejarah kelompok dasar,
yang dibangun dari substansi sejarah Indonesia dengan
perspektif Indonesia sentris dalam rangka membangun identitas
dan karakter bangsa. Mata pelajaran Sejarah tingkat lanjut
memberikan pilihan kepada peserta didik untuk: 1)
memperdalam, maupun melanjutkan studi ilmu sejarah,
pendidikan sejarah, arkeologi, hubungan internasional, politik,
filsafat, dan bidang ilmu lain yang relevan; serta 2) mengenalkan
peserta didik dengan profesi, komunitas, dan kegiatan
kesejarahan.
Penguasaan sejarah dunia dengan perspektif global yang
berorientasi pada keterampilan berpikir literasi sejarah,
kesadaran sejarah, dan berpikir sejarah menjadi karakteristik
yang melekat pada pembelajaran sejarah tingkat lanjut. Mata
pelajaran Sejarah tingkat lanjut melatih peserta didik untuk
hidup sebagai warga Indonesia yang memiliki perspektif global,
berkebhinekaan global, dan mampu menganalisis berbagai
peristiwa sejarah yang terjadi di dunia pada masa lalu, agar dapat
dikontekstualisasikan dalam kehidupan keindonesiaan di masa
sekarang.
Mata pelajaran Sejarah tingkat lanjut disampaikan secara
komprehensif dan multidimensional menggunakan berbagai
model, metode, dan media pembelajaran yang inovatif dan
berbasis teknologi serta memotivasi peserta didik. Mata pelajaran
Sejarah tingkat lanjut mengajak peserta didik untuk berpikir,
berempati, berefleksi, dan berkarya dengan mengambil pelajaran
dari masa lalu, sehingga mampu menjadi manusia yang arif dan
bijaksana.
Secara progresif mata pelajaran Sejarah tingkat lanjut diarahkan
untuk mengkontekstualisasikan berbagai peristiwa penting masa
lalu yang terjadi di dunia dengan berbagai peristiwa yang terjadi
hari ini untuk kita dapat saling merenungi, mengevaluasi,
membandingkan, atau mengambil keputusan, sekaligus sebagai
orientasi untuk kehidupan masa depan yang lebih baik. Muara
dari pembelajaran sejarah yang berorientasi pada keterampilan
berpikir sejarah secara alamiah akan mendorong pembentukan
manusia merdeka yang memiliki kesadaran sejarah dan selaras
dengan Profil Pelajar Pancasila.

B. Tujuan
Tujuan mata pelajaran Sejarah Tingkat Lanjut antara lain.
1. menumbuhkembangkan kesadaran sejarah;
2. menumbuhkembangkan pemahaman tentang dimensi
manusia (menggali pemikiran, motif, dan tindakan), dimensi
ruang (menghubungkan antara peristiwa global dengan
nasional dan lokal) dan dimensi waktu (masa lampau, masa
kini, dan masa yang akan datang) dengan melihat pola
perkembangan, perubahan, keberlanjutan, atau
keberulangan;
3. menumbuhkembangkan pemahaman tentang perspektif
global dan menyiapkan diri sebagai warga global;
4. menumbuhkembangkan pemahaman tentang diri sendiri
dan pemahaman diri kolektif sebagai bangsa Indonesia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong,
mandiri, bernalar kritis dan kreatif, serta memiliki nilai-nilai
nasionalisme dan patriotisme;
5. melatih kecakapan berpikir sejarah; diakronis (kronologis),
sinkronis, kausalitas, imajinatif, kritis, kreatif, empati,
reflektif, dan kontekstual dalam mengambil keputusan masa
kini dan masa depan berdasarkan fakta sejarah;
6. melatih keterampilan inkuiri melalui tahapan penelitian
sejarah (heuristik, kritik, interpretasi/penafsiran, dan
penulisan sejarah (historiografi) dalam proses belajar;
7. melatih kecakapan akademik untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi dan mengenalkan pada
komunitas dan kegiatan kesejarahan; dan
8. memiliki kemampuan literasi sejarah dalam mengkritisi dan
menyajikan informasi Sejarah secara lisan, tulisan,
dan/atau media lain, dan dalam bentuk digital atau
nondigital.

C. Karakteristik
Karakteristik mata pelajaran Sejarah tingkat lanjut yang paling
esensial adalah mempelajari berbagai peristiwa-peristiwa penting
dalam sejarah dunia, yang memiliki keterkaitan dengan
perkembangan sejarah di Indonesia, secara saintifik dan kritis
menggunakan pendekatan ilmu sejarah. Mata pelajaran Sejarah
tingkat lanjut berorientasi pada sejarah dunia dengan perspektif
global. Mata pelajaran Sejarah tingkat lanjut juga dibangun dari
konsep dasar manusia sebagai aktor yang menciptakan sejarah,
ruang sebagai tempat terjadinya peristiwa, dan waktu yang
menggambarkan hubungan antara masa lalu, masa kini, dan
masa depan. Mata pelajaran Sejarah tingkat lanjut
mengedepankan proses berpikir sejarah dengan kriteria sebagai
berikut.
● Signifikansi sejarah: seberapa penting sebuah peristiwa bagi
masyarakat pada saat peristiwa terjadi (importance);
seberapa dalam pengaruh peristiwa tersebut terhadap
kehidupan masyarakat pada masa itu (profundity); seberapa
banyak kehidupan yang terpengaruh oleh peristiwa
(quantity), seberapa lama pengaruhnya bagi masyarakat
(durability); seberapa penting sebuah peristiwa sehingga
dapat digunakan untuk memahami kehidupan masa kini
(relevance).
● Pencarian sumber sejarah: mencari informasi masa lalu dari
sumber primer dan sekunder (identifikasi); menganalisa
motif seseorang dalam membuat sumber sejarah (atribusi);
memahami jiwa zaman atau konteks dari sebuah sumber
sejarah (kontekstualisasi); menguji validitas dan reliabilitas
sumber sejarah melalui sintesa atau perbandingan antar
sumber sezaman (koroborasi).
● Perubahan, keberlanjutan dan keberulangan: memahami
peristiwa sejarah dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan
masa depan; menganalisis aspek-aspek yang mengalami
perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; menganalisis
faktor-faktor yang memicu perubahan, keberlanjutan, dan
keberulangan; menganalisis dampak dari perubahan,
keberlanjutan, dan keberulangan.
● Perkembangan dan keruntuhan: memahami peristiwa
sejarah dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa
depan; menganalisis aspek-aspek yang mengalami
perkembangan; menganalisis faktor-faktor yang memicu
perkembangan; menganalisis dampak perkembangan;
menganalisis aspek-aspek yang mengalami keruntuhan;
menganalisis faktor-faktor yang memicu keruntuhan;
menganalisis dampak keruntuhan.
● Keruangan sejarah: memahami lingkup peristiwa sejarah
global, nasional, dan lokal; menganalisis hubungan atau
keterkaitan antara sejarah global, nasional, dan lokal;
menganalisis dampak peristiwa sejarah dari sisi global,
nasional, dan lokal.
● Empati dan keputusan moral: melihat peristiwa dalam
konteks ketika peristiwa terjadi; memahami peristiwa dari
perspektif pelaku peristiwa; mengevaluasi peristiwa masa
lalu sebagai bahan pelajaran di masa sekarang; mengambil
nilai-nilai yang hidup dan dianut pada masa lalu untuk
bahan refleksi dalam kehidupan masa kini.
● Pelaku sejarah: memahami biografi pelaku sejarah;
memahami motif pelaku sejarah; memahami dimensi
pemikiran pelaku sejarah; memahami dimensi kebatinan
pelaku sejarah; memahami dimensi tindakan dan karya
pelaku Sejarah.
Pada Fase F, penekanan substansi diarahkan pada pemahaman
sejarah dunia dengan perspektif global, keterkaitan dan
pengaruhnya terhadap Indonesia, serta kontekstualisasinya
dalam pembentukan keindonesiaan. Tema-tema khusus seperti
sejarah kebudayaan, sejarah intelektual, sejarah teknologi,
sejarah sosial, sejarah ekonomi, sejarah politik, sejarah militer,
sejarah maritim, sejarah agraria, sejarah lingkungan, sejarah
pandemi, sejarah kesehatan, dan lain sebagainya dapat diajarkan
secara terintegrasi dalam materi-materi esensial mulai dari
peradaban-peradaban besar dunia, pemikiran-pemikiran besar
dunia, revolusi-revolusi besar dunia, perang dunia I dan II,
perang dingin, dan peristiwa-peristiwa kontemporer dunia
sampai abad-21.
Elemen Deskripsi
Pemahaman Peserta didik memahami peristiwa-
Konsep peristiwa penting yang terjadi dalam
perjalanan sejarah dunia mulai dari
peradaban-peradaban besar dunia,
Elemen Deskripsi
pemikiran-pemikiran besar dunia,
revolusi-revolusi besar dunia, perang
dunia I dan perang dunia II, perang
dingin, dan peristiwa-peristiwa
kontemporer dunia sampai abad-21
menggunakan pendekatan ilmu sejarah.
Keterampilan Secara umum peserta didik menerapkan
Proses proses berpikir sejarah, melakukan
literasi sejarah, dan penelitian sejarah
serta menunjukkan kesadaran sejarah
melalui proses inkuiri (mengamati
fenomena sejarah, menanya,
mengumpulkan sumber (heuristik),
menganalisis informasi, menafsirkan,
dan menarik kesimpulan) serta
mengomunikasikan hasil belajar sejarah
secara lisan, tulisan, dan/atau media
lain, dalam bentuk digital atau
nondigital. Secara spesifik keterampilan
proses berpikir sejarah dikembangkan
dengan kriteria Signifikansi sejarah,
Pencarian sumber sejarah, Perubahan,
keberlanjutan dan keberulangan,
Perkembangan dan keruntuhan,
Keruangan sejarah, Empati dan
keputusan moral, Pelaku sejarah.

D. Capaian Pembelajaran
Fase F (Umumnya untuk Kelas XI dan XII SMA/MA/Program
Paket C)
Pada akhir Fase F, peserta didik menguasai sejumlah
kompetensi, yakni mampu berpikir sejarah, empati, dan
menunjukan kesadaran sejarah, menganalisis sejarah dunia
dengan perspektif global dan dikaitkan dengan sejarah Indonesia,
melakukan literasi sejarah, meneliti dan menulis sejarah,
menghasilkan projek sejarah dalam bentuk produk digital atau
nondigital. Kompetensi tersebut dikuasai setelah peserta didik
mempelajari berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di dunia
mulai dari peradaban-peradaban besar dunia, pemikiran-
pemikiran besar dunia, revolusi-revolusi besar dunia, perang
dunia I dan perang dunia II, perang dingin, dan peristiwa-
peristiwa kontemporer dunia sampai abad-21. Kompetensi-
kompetensi itu dicapai melalui berbagai strategi pembelajaran
sejarah inkuiri yang aktif, menyenangkan dan bermakna.
Capaian Pembelajaran setiap elemen adalah sebagai berikut.
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman Konsep Peserta didik memahami
peradaban-peradaban besar
dunia, pemikiran-pemikiran besar
dunia, revolusi-revolusi besar
dunia, perang dunia I dan perang
dunia II, perang dingin, peristiwa-
peristiwa kontemporer dunia
sampai abad-21.
Keterampilan Proses Secara spesifik keterampilan
proses berpikir historis
dikembangkan dengan kriteria
Signifikansi sejarah, Pencarian
sumber sejarah, Perubahan,
keberlanjutan dan keberulangan,
Signifikansi sejarah, Pencarian
sumber sejarah, Perubahan,
keberlanjutan dan keberulangan,
Perkembangan dan keruntuhan,
Keruangan sejarah, Empati dan
keputusan moral, Pelaku sejarah.
Secara umum keterampilan proses
pada mata pelajaran Sejarah
dilakukan dengan cara berikut.
Elemen Capaian Pembelajaran
● Mengamati: peserta didik
mencermati fenomena sejarah
terkait materi pelajaran.
● Menanya: peserta didik
menyusun pertanyaan tentang
hal yang ingin diketahui dan
masalah yang sedang diselidiki
dengan rumus 5W 1 H (apa,
siapa, kapan, dimana,
mengapa, dan bagaimana) dan
memperkirakan jawaban atas
pertanyaan.
● Mengumpulkan informasi
(heuristik): peserta didik
mencari informasi dari sumber
sejarah (sumber primer dan
sekunder) melalui studi
pustaka, studi dokumen/arsip,
wawancara, observasi,
kuesioner, dan lain-lain.
● Menganalisis informasi (kritik
sumber): peserta didik
menyeleksi sumber,
memverifikasi, triangulasi/cek
silang akurasi data dan fakta
sejarah,
menginterpretasi/menafsirkan
data dan fakta sejarah.
● Menarik kesimpulan: peserta
didik menarasikan temuan
hasil investigasi terhadap
permasalahan tekait materi
pelajaran Sejarah.
● Mengomunikasikan: peserta
didik menyajikan informasi
Elemen Capaian Pembelajaran
sejarah secara lisan, tulisan,
dan dan/atau media lain
dalam bentuk digital atau
nondigital.
● Merefleksikan dan
merencanakan projek lanjutan
secara kolaboratif: peserta
didik mengevaluasi
pengalaman belajar dan
merencanakan projek lanjutan
lintas mata pelajaran secara
kolaboratif.
II. CAPAIAN PEMBELAJARAN SEJARAH SMK/MAK
A. Rasional
Mata pelajaran Sejarah merupakan mata pelajaran yang
mengkaji kehidupan manusia dalam ruang dan waktu,
mencakup berbagai peristiwa sejarah yang terjadi dalam
kehidupan bangsa Indonesia.
Mata pelajaran Sejarah difokuskan pada substansi sejarah
Indonesia dengan perspektif Indonesia sentris yang
direkonstruksi dan dikembangkan dari perjalanan sejarah
kehidupan bangsa Indonesia, mulai dari masa kerajaan sampai
reformasi. Mata pelajaran sejarah dalam pembelajarannya
bercirikan diakronis (kronologis), sinkronis, tematis,
multidisipliner, konektivitas, dan secara khusus dapat dikaitkan
dengan dunia vokasi.
Mata pelajaran Sejarah memiliki manfaat yang beragam. Sejarah
membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
peristiwa penting di masa lampau serta hubungannya dengan
masa kini. Di samping itu, diharapkan sejarah juga dapat
membentuk nilai-nilai positif seperti nasionalisme, disiplin,
semangat, kerjasama, kejujuran, tanggung jawab, dan adaptasi
terhadap kebutuhan masa depan serta dunia kerja. Melalui mata
pelajaran Sejarah, peserta didik menjadi arif dan bijak dalam
bertindak dan mengambil keputusan untuk menghadapi masa
depan berdasarkan pengalaman belajar dari sejarah. Hal tersebut
menunjang peserta didik SMK/MAK dalam memasuki dunia
kerja, melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan
berwirausaha.
Berbagai strategi, pendekatan, model, metode dan media
pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan berbasis teknologi dapat
diterapkan untuk melatih peserta didik dalam berpikir sejarah
serta menumbuhkan kesadaran sejarah. Peserta didik
menerapkan keterampilan proses dalam merekonstruksi
berbagai peristiwa sejarah. Pembelajaran sejarah diarahkan
untuk memberikan konteks pada peristiwa masa lalu dalam
kehidupan masa kini dan untuk prediksi maupun antisipasi
tantangan kehidupan di masa depan. Hal tersebut dilakukan
melalui pembelajaran yang berpusat pada peserta didik melalui
aktivitas mengamati fenomena sejarah, menanya,
mengumpulkan informasi (heuristik), menganalisis informasi,
menarik kesimpulan, mengomunikasikan hasil analisis
informasi. Muara pembelajaran sejarah yang berorientasi pada
keterampilan berpikir historis akan mendorong peserta didik
yang memiliki kesadaran sejarah dan selaras dengan profil
pelajar Pancasila.

B. Tujuan
Mata pelajaran Sejarah di SMK/MAK bertujuan membekali
peserta didik untuk:
1. menumbuhkembangkan kesadaran sejarah;
2. menumbuhkembangkan pemahaman tentang dimensi
manusia (menggali pemikiran, motif, tindakan), dimensi
ruang (mengaitkan antara peristiwa lokal, nasional dan
global) dan dimensi waktu (menghubungkan masa lampau,
masa kini, dan masa akan datang) dengan melihat pola
perkembangan, keberlanjutan/kesinambungan,
pengulangan dan juga perubahan;
3. menumbuhkembangkan pemahaman tentang diri sendiri
dan pemahaman kolektif sebagai bangsa Indonesia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong,
mandiri, bernalar kritis dan kreatif, memiliki nilai-nilai
nasionalisme, dan patriotisme;
4. meningkatkan kecakapan berpikir sejarah yang diakronis
(kronologis), sinkronis, kausalitas, imajinatif, kritis, kreatif,
reflektif, kontekstual dan multiperspektif untuk mengambil
keputusan masa kini dan masa depan berdasarkan fakta
sejarah;
5. memecahkan suatu masalah dengan menggunakan konsep
dan metode sejarah;
6. menunjukkan kemampuan literasi sejarah dalam
mengkritisi dan menyajikan informasi sejarah secara lisan,
tulisan, dan/atau media lain, dalam bentuk digital atau non
digital; dan
7. menumbuhkembangkan kecintaan terhadap kevokasian
(kompetensi kejuruan).

C. Karakteristik
Karakteristik mata pelajaran Sejarah yang paling esensial adalah
mempelajari peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam
kehidupan bangsa Indonesia, secara saintifik dan kritis
menggunakan konsep-konsep dasar ilmu sejarah. Mata pelajaran
sejarah berorientasi pada sejarah Indonesia dengan perspektif
Indonesia sentris. Mata pelajaran sejarah mengaitkan antara
sejarah Indonesia dalam lingkup nasional, dengan sejarah lokal
yang terjadi di daerah-daerah, dan sejarah dunia secara global.
Mata pelajaran sejarah juga menghubungkan antara berbagai
peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lalu, masa kini, dan
masa yang akan datang. Mata pelajaran sejarah memberikan
pelajaran bermakna dari masa lalu, agar manusia bisa mengenal
identitas bangsanya, mencintai tanah airnya, serta menjadi
pribadi yang arif dan bijaksana dalam membuat dan mengambil
keputusan.
Substansi mata pelajaran Sejarah dapat disesuaikan dengan
tuntutan kompetensi bidang keahlian kejuruan melalui studi
kasus di dunia kerja. Khusus jenjang SMK Program 4 tahun
dapat menyesuaikan komposisi dan kedalaman materi sejarah
Fase F sesuai dengan kebutuhannya.
Elemen dan deskripsi elemen mata pelajaran Sejarah adalah
sebagai berikut.
Elemen Deskripsi
Pemahaman konsep Peserta didik memahami berbagai
peristiwa sejarah dalam kehidupan
bangsa Indonesia pada masa kerajaan
Hindu-Buddha, kerajaan Islam,
penjajahan bangsa Barat, perlawanan
rakyat daerah terhadap penjajah,
pergerakan kebangsaan Indonesia,
pendudukan Jepang, proklamasi
kemerdekaan Indonesia,
Elemen Deskripsi
mempertahankan kemerdekaan
Indonesia, pemerintahan Sukarno,
pemerintahan Suharto, dan reformasi
menggunakan konsep dasar sejarah.
Keterampilan proses Meliputi penerapan proses berpikir
sejarah, literasi sejarah, dan penelitian
sejarah serta menunjukkan kesadaran
sejarah melalui proses mengamati
fenomena sejarah, menanya,
mengumpulkan sumber (heuristik),
menganalisis informasi (kritik sumber),
menafsirkan/menginterpretasikan,
dan mengomunikasikan secara lisan,
tulisan, dan/atau media lain, dalam
bentuk digital atau nondigital.
Secara spesifik keterampilan proses
belajar sejarah mencakup
keterampilan berpikir diakronis
(kronologis), berpikir sinkronis,
berpikir kritis, kemampuan
memecahkan masalah dan literasi
sejarah, berempati dan menemukan
kebermaknaan (signifikansi) sejarah
serta mengambil keputusan terbaik
untuk masa depan.

D. Capaian Pembelajaran
1. Fase E
Pada akhir Fase E peserta didik memahami konsep dasar
ilmu sejarah dan memiliki keterampilan berpikir sejarah
dalam mengkritisi peristiwa sejarah yang terjadi di
Indonesia. Peserta didik menerapkan keterampilan berpikir
sejarah serta menyajikan hasil belajar sejarah yang relevan
dengan bidang kejuruannya.
Capaian Pembelajaran setiap elemen adalah sebagai berikut.
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman Peserta didik mampu memahami
konsep konsep dasar ilmu sejarah, mengkritisi
dan menafsirkan peristiwa sejarah
terkait kehidupan masyarakat
Indonesia masa kerajaan Hindu-
Buddha, kerajaan Islam, penjajahan
bangsa Barat, perlawanan rakyat
daerah terhadap penjajah, pergerakan
kebangsaan Indonesia.
Keterampilan Peserta didik mampu memahami
proses konsep dasar ilmu sejarah dan
mampu berpikir sejarah melalui
proses mengamati fenomena sejarah,
menanya, mengumpulkan informasi,
menganalisis informasi,
mengomunikasikan dan
mengaitkannya dengan muatan
vokasional yang sesuai dengan
kompetensi kejuruan yang diampunya.
Secara spesifik keterampilan proses
belajar sejarah mencakup
keterampilan berpikir diakronis
(kronologis), berpikir sinkronis,
analisis dan interpretasi sejarah,
penulisan sejarah secara sederhana,
analisis isu kesejarahan serta,
menemukan kebermaknaan peristiwa
sejarah pada masa kerajaan Hindu-
Buddha, kerajaan Islam, penjajahan
bangsa Barat, perlawanan rakyat
daerah terhadap penjajah, pergerakan
kebangsaan Indonesia.
Keterampilan proses pembelajaran
sejarah dapat dilakukan dengan cara:
● Mengamati, melalui pencermatan
fenomena sejarah terkait dengan
Elemen Capaian Pembelajaran
berbagai peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan manusia sesuai
dengan materi yang dipelajari.
● Menanya, melalui pengembangan
pertanyaan/permasalahan tentang
hal yang ingin diketahui dan
masalah yang sedang diselidiki
dengan rumus 5W 1H (apa, siapa,
kapan, di mana, mengapa, dan
bagaimana).
● Mengumpulkan informasi
(heuristik), melalui pencarian dan
pengelompokan sumber informasi
sejarah (sumber primer dan
sekunder) melalui studi
dokumen/arsip, studi pustaka,
wawancara, dan studi lapangan
terhadap objek-objek peninggalan
sejarah.
● Menganalisis informasi (kritik
sumber), melalui penyeleksian
sumber, verifikasi, triangulasi/cek
silang akurasi data dan fakta
sejarah, serta interpretasi data dan
fakta sejarah.
● Menarik kesimpulan, melalui
penarasian temuan hasil
investigasi terhadap permasalahan
terkait materi pelajaran sejarah.
● Mengomunikasikan, melalui
penyajian informasi sejarah secara
lisan dan/atau tulisan dalam
bentuk digital maupun nondigital.
● Merefleksikan dan merencanakan
projek lanjutan secara kolaboratif,
melalui evaluasi dan perencanaan
Elemen Capaian Pembelajaran
projek lanjutan lintas mata
pelajaran secara kolaboratif.

2. Fase F
Pada akhir Fase F peserta didik memiliki kesadaran sejarah
sebagai wujud dari proses literasi sejarah dan empati
sejarah. Peserta didik memiliki kemampuan mengaitkan
nilai-nilai sejarah yang relevan dengan kompetensi kejuruan
dalam menghadapi tantangan dan peluang di dunia kerja
dan dunia industri yang terus berkembang.
Capaian Pembelajaran setiap elemen mata pelajaran Sejarah
adalah sebagai berikut.
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman Peserta didik mampu memahami
konsep pendudukan Jepang, proklamasi
kemerdekaan Indonesia,
mempertahankan kemerdekaan
Indonesia, pemerintahan Sukarno,
pemerintahan Suharto, dan reformasi
menggunakan konsep dasar ilmu
sejarah.
Keterampilan Peserta didik mampu mengembangkan
proses kemampuan literasi sejarah,
membangun kesadaran sejarah, dan
merumuskan penelitian sejarah secara
sederhana melalui proses mengamati
fenomena sejarah, menanya,
mengumpulkan informasi,
menganalisis informasi,
mengomunikasikan, dan
mengaitkannya dengan muatan
vokasional sesuai dengan kompetensi
kejuruannya.
Secara spesifik keterampilan proses
belajar sejarah mencakup keterampilan
berpikir diakronis (kronologis), berpikir
Elemen Capaian Pembelajaran
sinkronis, analisis dan interpretasi
sejarah, penulisan sejarah secara
sederhana, analisis isu kesejarahan
serta menemukan kebermaknaan
peristiwa sejarah pendudukan Jepang,
proklamasi kemerdekaan Indonesia,
mempertahankan kemerdekaan
Indonesia, orde lama, orde baru, dan
reformasi.
Keterampilan proses pembelajaran
sejarah dapat dilakukan dengan cara:
● Mengamati, melalui pencermatan
fenomena sejarah terkait dengan
berbagai peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan manusia sesuai dengan
materi yang dipelajari.
● Menanya, melalui pengembangan
pertanyaan/permasalahan tentang
hal yang ingin diketahui dan masalah
yang sedang diselidiki dengan rumus
5W 1H (apa, siapa, kapan, di mana,
mengapa, dan bagaimana).
● Mengumpulkan informasi (heuristik),
melalui pencarian dan
pengelompokan sumber informasi
sejarah (sumber primer dan sekunder)
melalui studi dokumen/arsip, studi
pustaka, wawancara, dan studi
lapangan terhadap objek-objek
peninggalan sejarah.
● Menganalisis informasi (kritik
sumber), melalui penyeleksian
sumber, verifikasi, triangulasi, serta
interpretasi data dan fakta sejarah.
● Menarik kesimpulan, melalui
penarasian temuan hasil investigasi
Elemen Capaian Pembelajaran
terhadap permasalahan terkait materi
pelajaran Sejarah.
● Mengomunikasikan, melalui penyajian
informasi sejarah secara lisan,
tulisan, dan/atau media lain dalam
bentuk digital atau nondigital dari
penelitian sejarah yang dikajinya
secara sederhana.
● Merefleksikan dan merencanakan
projek lanjutan secara kolaboratif,
melalui evaluasi pengalaman belajar
dan perencanaan projek lanjutan
lintas mata pelajaran secara
kolaboratif.

Anda mungkin juga menyukai