Aromatherapy Pada Persalinan-4
Aromatherapy Pada Persalinan-4
Aromatherapy Pada Persalinan-4
Disusun oleh :
Dea fitria sela : 230107034P
Ike turlastri : 230107035P
Diana anggraini : 230107036P
Astir ivo handayani : 230107037P
Vernia lisa : 230107038P
Umi khoiriah : 230107039P
Sherly Yolanda : 230107040P
Titin rohila : 230107041P
Silvi andriani : 230107042P
Iin septiana : 230107043P
Pilda lutpiliyah : 230107044P
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "Aromatherapy Pada
Persalinan".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini. Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................1
B. Rumusan masalah...........................................................................................4
C. Tujuan ...........................................................................................................5
1. Pengertian persalinan..................................................................................6
2. Persalinan Kala I.........................................................................................10
3. Nyeri Persalinan..........................................................................................11
4. Aromaterapy................................................................................................14
5. Atensi...........................................................................................................20
6. Fisiologi Penghidu.......................................................................................29
7. Sistem Limbik.............................................................................................32
8. Hubungan Atensi dengan Jaras Olfactorius................................................35
9. Pijat aromatrapi lavender............................................................................38
1. Kesimpulan ................................................................................................40
2. Saran............................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada persalinan terjadi perubahan fisik yaitu : ibu akan merasa sakit
pinggang, sakit perut, merasa kurang enak, capai, lesu, tidak nyaman, tidak bisa
tidur nyenyak. Dan perubahan psikis yang terjadi yaitu merasa ketakutan
sehubungan dengan diri sendiri, takut kalau terjadi bahaya terhadap dirinya pada
saat persalinan, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya, takut yang
dihubungkan dengan pengalaman yang sudah lalu, misalnya mengalami kesulitan
pada persalinan yang lalu, ketakutan karena anggapan sendiri bahwa persalinan itu
merupakan hal yang membahayakan ( Ibrahim,C, 1993 )
iv
Salah satu tanda mulainya persalinan yaitu adanya kekuatan his yang makin
sering terjadi dan dengan jarak semakin pendek. Nyeri persalinan kala I merupakan
proses yang fisiologis. Nyeri persalinan kala I disebabkan oleh adanya dilatasi
serviks, hipoksia pada sel-sel otot uterus yang memendek (effacement), serta
adanya tekanan pada struktur sekitar. Adanya his atau kontraksi uterus
menyebabkan pembuluh-pembuluh saraf dan pembuluh darah tertekan. Tekanan
pada pembuluh saraf akan menyebabkan rasa sakit atau nyeri
v
Sedangkan untuk manajemen non farmakologi yang sering diberikan antara
lain yaitu dengan hidroterapi, terapi masase, aromaterapi, dan tehnik behavioral
yang meliputi meditasi, latihan autogenik, serta imajinasi terbimbing dan nafas
ritmik (Yuliatun, 2008)
Metode ini sangat berguna untuk menghilangkan pikiran wanita dari nyeri
dan ia merasa lebih terkontrol pada saat partus (Abraham, 2014). Metode
nonfarmakologi yang sudah di kenal salah satunya, pijat aromatrapi dalam
persalinan.
vi
Menurut jurnal Afrianti wahyu widiarti, suhardi, (2015) Aromaterapi lavender
adalah terapi yang menggunakan minyak essensial yang dinilai dapat membantu
mengurangi bahkan mengatasi gangguan psikologis dan gangguan rasa nyaman
seperti cemas, stress, depresi, dan sebagainya. Dalam penggunaannya aroma terapi
dapat diberikan melalui beberapa cara, antara lain inhalasi, berendam, pijat, dan
kompres.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka dirumuskan masalah sebagai
berikut
Apakah Pijat aromatrapi lavender dapat mengurangi nyeri persalinan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
vii
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui aromatherapy
dalam persalinan.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui cara meggunakan aromatherapy sebagai pengurang rasa
nyeri persalinan
viii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2) Pollakisuria
Kepala janin sudah mulai masuk pintu atas panggul. Keadaan ini
menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk
sering kencing yang disebut pollakisuria.
ix
3) False labor
3 atau 4 minggu seblum persalinan. Calon ibu diganggu oleh his
pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari
kontraksi Braxton hicks.
4) Perubahan serviks
Pada akhir bulan ke-9 hasil pemeriksaan serviks menunjukkan bahwa
leher rahim tertutup, panjang dan kurang lunak tetapi menjadi: lebih
lembut, beberapa menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan.
5) Energy sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi sekitar 24-28 jam
sebelum persalinan dimulai, setelah beberapa hari sebelumnya merasakan
kelelahan fisik akibat usia kehamilan maka ibu akan menemukan satu hari
sebelum melahirkan dengan energi penuh.
6) Gastrointestinal upsests
Beberapa ibu mungkin mengalami tanda-tanda seperti diare, mual dan
muntah karena efek penurunan hormon pada sistem pencernaan (Yanti,
2010)
xii
Faktor psikis ibu tidak kalah pentingnya untuk lancarnya sebuah
proses persalinan. Ibu yang dalam kondisi stress, otot-otot
tubuhnya termasuk otot rahim mengalami spasme yang dapat
meningkatkan rasa nyeri persalinan sehingga menghambat proses
persalinan (Yanti, 2010).
Rasa takut dan cemas akan meningkatkan respon seseorang
terhadap sakit. Rasa takut terhadap sesuatu yang tidak diketahui.
d. Penolong
Perubahan psikologis ibu bersalin wajar terjadi pada setiap
orang, namun ibu memerlukan bimbingan dari keluarga dan
penolong persalinan agar dapat menerima keadaan yang terjadi
selama persalinan sehingga dapat beradaptasi terhadap perubahan
yang terjadi pada dirinya. Perubahan psikologis selama persalinan
sehingga dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada
dirinya. Perubahan psikologis selama persalinan perlu diketahui
oleh penolong persalinan dalam melaksanakan tuganya sebagai
pendamping atau penolong persalinan. Tidah hanya itu, penolong
yang sudah mendapat kepercayaan dari ibu yang akan bersalin
harus menunjukan keahlianya maupun ketrampilannya, sehingga
disini ibu yang akan bersalin merasa nyaman dan tenang dalam
menghadapi proses persalinannya (Sumarah , 2008).
2. Persalinan Kala I
Kala I adalah pembukaan serviks yang berlangsung antara pembukaan nol
sampai pembukaan lengkap (10 cm). Pada primigravida kala I berlangsung kira –
kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira – kira 7 jam. Gejala pada kala I ini
dimulai bila timbulnya his dan mengeluarkan lender darah. Lendir darah tersebut
berasal dari lender kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar.
Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh– pembuluh kapiler yang berada
disekitar kanalis serviks itu pecah karena pergeseran ketika serviks membuka.
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase yaitu :
xiii
1. Fase laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lamban
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2. Fase aktif: dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu :
a. Fase akselerasi yaitu dalam waktu 2 jam pemukaan 3 cm menjadi 4 cm.
b. Fase dilatasi maksimal yaitu dalam waku 2 jam pembukaan berlangsung
sampai cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c. Fase deselerasi yaitu pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2
jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap (10 cm). Fase– fase tersebut
dijumpai pada primigravida, pada multigravida pun terjadi demikian,
akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebuh pendek.
3. Nyeri Persalinan
A. Pengertian nyeri persalinan
xiv
Menurut Internatonal Association For the study of pain (IASP) Nyeri
merupakan suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian ketika terjadi kerusakan (Judha
dkk, 2012).
2. Penyebab Psikologis
a. Ketakutan, kecemasan, dan stess yang berlebihan Dapat menyebabkan
pembentukan katekolamin dan menimbulkan kemajuan persalinan
melambat. Ibu yang tidak didukung secara emosional akan mengalami
kesulitan dalam persalinan yang lalu dapat meningkatkan nyeri.
b. Kelelahan dan perasaan putus asa Merupakan akibat dari pra-persalinan
atau fase laten yang panjang.
4. Aromaterapi
a. Definisi
Aromaterapi merupakan suatu bentuk pengobatan alternatif
menggunakan bahan tanaman volatil, banyak dikenal dalam bentuk minyak
esensial dan berbagai macam bentuk lain yang bertujuan untuk mengatur
xvii
fungsi kognitif, mood, dan kesehatan. Aromaterapi dibentuk dari berbagai
jenis ekstrak tanaman seperti bunga, daun, kayu, akar tanaman, kulit kayu,
dan bagian-bagian lain dari tanaman dengan cara pembuatan yang berbeda-
beda dengan cara penggunaan dan fungsinya masing-masing. 2 Ada banyak
jenis aromaterapi, seperti minyak esensial, dupa, lilin, garam, minyak pijat,
dan sabun.12 Jenis tanaman yang digunakan sebagai esktrak juga sangat
banyak, yaitu rosemary, sandalwood, jasmine, orange, basil, ginger, lemon,
tea tree, ylang-ylang, dan masih banyak lagi.13
Terdapat banyak cara penggunaan aromaterapi yang memiliki
manfaatnya masing-masing. Aromaterapi inhalasi merupakan minyak
esensial yang dihirupkan sampai pada paru, dimana memberikan manfaat
baik secara psikologis dan fisik. Tidak hanya aroma dari minyak esensial
yang merangsang otak untuk memicu suatu reaksi, bahan-bahan alami yang
terdapat dalam minyak esensial pada saat terhirup juga memberikan
beberapa efek teraupetik. Sebagai contoh, minyak esensial kayu putih
memberikan efek mengurangi sumbatan pada jalan napas paru. Namun
penggunaan yang berlebihan juga memberikan beberapa konsekuensi maka
sebaiknya dilakukan secara aman dan tidak berlebihan.
Ada juga penggunaan minyak esensial yang dioleskan pada kulit.
Minyak esensial yang diaplikasikan pada kulit dapat terabsorbsi sampai pada
aliran darah. Salah satu manfaat penggunaan aplikasi topikal yaitu efek yang
bekerja langsung di bagian tubuh yang diinginkan. Pijat merupakan cara
terbaik untuk mendapatkan manfaat aromaterapi topikal dimana terdapat
juga efek teraupetiknya. Namun, penggunaan yang berlebihan juga
memberikan beberapa kekhawatiran efek samping, karena konsentrasi
minyak esensial yang sangat tinggi, terkadang dapat memicu iritasi terhadap
kulit terlebih pada bahan murni minyak esensial.
c. Aromaterapi Rosemary
xx
memiliki potensi untuk mempengaruhi sistem limbik terutama
ylang
bergamot ,
Hipotalamus frankincense , geranium ,
rosewood
Thalamus clary sage , jasmine ,
grapefruit , rose
Blackpepper ,
Amigdala/ peppermint , rosemary ,
Hippocampus
lemon
penurunan yang signifikan pada gelombang alfa (8-12 Hz) pada bilateral
5. Atensi
a. Definisi Atensi
Pertama, sistem atensi pada otak secara anatomis terpisah dari sistem
keseluruhan korteks otak dan yang ketiga, area-area di otak yang mengatur
atensi melakukan beberapa jenis atensi yang berbeda dan dapat ditentukan
terbentuk dari sistem yang spesifik secara anatomis dan terbagi dalam
lobus frontal dan parietal di hemisfer kanan otak. Kedua lobus tersebut
otak yag terdapat pada kedua lobus tersebut. Locus sereleus merupakan
23
fungsi sensorik, dalam hal ini melibatkan sensor visual (visual orienting).
Bagian otak yang terlibat dalam proses orienting terletak pada lobus
parietal dan frontal. Jaringan fronto-parietal pada fungsi orienting ini akan
biasanya.25
Pada tes Stroop, terdapat nama-nama warna dengan tinta yang berbeda-
25
4. Usia
Usia termasuk faktor penting dalan atensi. Kemampuan sensorik dapat
menurun seiring dengan bertambahnya umur. Beberapa penelitian
membuktikan bahwa efisiensi pada orang lanjut usia dalam
memberikan atensi pada suatu objek cenderung menurun. Panca indera
pada usia lanjut dapat mengalami degenerasi fungsional.
5. Gangguan emosional
Pada kondisi stres sampai keadaan depresi, kadar glukokortikoid
menjadi meningkat. Glukokortikoid dapat mengatur kerja hipokampal,
fungsi psikologi, memori, dan perhatian. Maka dari itu, pada saat
stress, dapat menurunkan fokus di otak dalam hal ini mempengaruhi
atensi.
6. Gangguan atensi
Gangguan atensi dapat dikatakan apabila seorang menjadi tidak fokus
dalam memperhatikan suatu hal atau perhatiannya terpecah dan mudah
beralih. Hal ini biasanya muncul pada masa kanak-kanak. Seorang anak
yang sulit berkonsentrasi, baru bisa didapat setelah dibandingkan
dengan anak normal umumnya. Seringkali anak-anak tersebut memiliki
taraf kecerdasan mendekati rata-rata atau mungkin lebih tinggi dari
rata-rata dan memiliki pendengaran dan penglihatan yang normal,
tetapi mereka terlihat memiliki kesulitan memproses informasi
sensoris, cemas dan kurang motivasi atau minat pada suatu hal.
c. Penilaian Atensi
ANT ini dibuat oleh Jin Fan dan Michael Posner yang telah digunakan
reaksi. ANT ini dapat digunakan untuk subjek penelitian dari manusia
berumur 6-85 tahun maupun dapat dilakukan pada kera. Kecepatan reaksi
26
dan tes Flanker merupakan dasar pengukuran pada ANT. Tes Flanker
Tanda panah yang muncul bisa didahului dan tidak didahului dengan
panah tersebut juga bisa muncul dari atas maupun bawah dari tanda fiksasi
reaksi dengan dua petunjuk yang memberi informasi kapan target akan
reaksi dari tanda panah yang memiliki flankers yang searah dengan
flankers yang tidak searah, baik yang sebelumnya didahului petunjuk atau
tidak.
27
Gambar 3. Cara kerja Attention Network Test7
28
6. Fisiologi Penghidu
Bagian olfaktorius pada otak merupakan salah satu dari struktur otak
yang pertama kali berkembang pada hewan primitif dan sebagian besar
bagian lain yang tersisa dari otak berkembang di sekitar permulaan proses
olfaktorius ini. Bagian otak yang merupakan asal mula dari olfaksi ini
emosi dan perilaku lain pada manusia, dan sistem ini yang biasa disebut
29
dengan sistem limbik.33
kedua traktus dan bulbus merupakan suatu pertumbuhan jaringan otak dari
dasar otak ke arah anterior yaitu suatu pembesaran yang berbentuk bulat
pada lempeng kribiformis yang memisahkan rongga otak dari bagian atas
30
Pada gambar 5, menggambarkan hubungan yang erat antara sel-sel
ujung dendrit yang berasal dari 25 sel-sel mitral yang besar dan sekitar 60
sel-sel berumbai yang lebih kecil. Dendrit inilah yang akan menerima
sinaps dari sel olfaktorius, sel mitral, dan sel berumbai yang menngirimkan
7. Sistem Limbik
Sistem limbik merupakan bagian suatu bagian besar dari kortek pada sisi
medial otak.35 Sistem limbik berbeda dengan lobus limbik. Lobus limbik
hubungan kesatuan satu sama lain dan juga memiliki hubungan yang erat
yang terletak tepat di bawah korteks serebri dari polus medial anterior
dengan hipotalamus seperti juga dengan daerah sistem limbik lainnya. Pada
olfaktori yang berhubungan dengan sistem limbik. Salah satu bagian utama
piriformis olfaktorius lobus temporalis. Pada manusia, ada bagian lain dari
32
perilaku yang umumnya tidak berhubungan dengan stimulus olfaktorius.33
33
Amigdala juga merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada
tingkat bawah sadar, dimana juga berproyeksi pada jalur limbik sistem
atensi.33
Primer )
Amygdala
34
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, rangsang
35
Gambar 8. Struktur anatomis amigdala
36
9. Pijat aromatrapi lavender
Pijat aromaterapi merupakan perawatan yang paling banyak dikenal karena minyak
esensial dalam larutan aromaterapi mampu menembus kulit dan terserap ke dalam
tubuh, sehingga memberikan pengaruh penyembuhan dan menguntungkan pada
berbagai jaringan dan organ internal (Koensoermardiyah, 2009). Pijat aromaterapi
adalah jenis pengobatan yang populer dan umum di masyarakat, bahkan paten-paten
dan produk yang berkaitan dengan pijat dan aromaterapi atau gabungan keduanya telah
beredar di masyarakat dan terbukti membawa efek positif sesuai tujuan penggunaannya
(Sundari, 2011).
Secara fisiologis, pijatan merangsang dan mengatur tubuh, memperbaiki aliran
darah dan kelenjer getah bening, sehingga oksigen, zat makanan, dan sisa makanan
dibawa secara efektif ke dan dari jaringan tubuh dan plasenta. Dengan mengendurkan
ketegangan dan membantu menurunkan emosi pijat juga merelaksasi dan menenangkan
saraf, serta membantu menurunkan tekanan darah. Bila seseorang sedang merasa tidak
sehat, pijatan dapat meningkatkan kemampuan diri untuk menyembuhkan diri sendiri
dan cara ini dapat digunakan untuk melengkapi terapi alami. Pada ibu menjelang
persalinan, pijat aromaterapi dengan cara lembut dapat membantu ibu merasa lebih
segar, rileks dan nyaman menjelang persalinan. Sebuah penelitian menyebutkan, ibu
yang dipijat 20 menit setiap jam selama tahapan persalinan akan lebih bebas dari rasa
sakit. Hal itu terjadi karena pijat merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin
yang merupakan pereda rasa sakit alami. Endorphin juga dapat menciptakan perasaan
nyaman dan enak. Banyak bagian tubuh ibu bersalin dapat dipijat, yaitu pada bagian
kaki, punggung, bahu, tangan (Danuatmaja, 2008).
Aromaterapi sendiri merupakan terapi modalitas atau pengobatan alternatif dengan
menggunakan sari tumbuhan aromatik lain dari tumbuhan (Primadiati, 2013). Minyak
yang digunakan dalam terapi komplementer meliputi minyak atsiri, bunga lavender.
Para peneliti membuktikan bahwa orang yang berada di lingkungan yang beraroma
harum mempunyai rasa percaya diri yang tinggi (Republika, 2010).
Aromaterapi dapat diberikan dengan cara penghirupan, pengompresan, pengolesan
dikulit, perendaman dan akan lebih efektif disertai pijatan (Bakir, 2009). Penggunaan
37
aromaterapi dalam persalinan membantu ibu untuk menurunkan tingkat nyeri. Salah
satu minyak aromaterapi yang bisa digunakan untuk mengurangi nyeri yaitu lavender.
Minyak esensial lavender memiliki kandungan perelaksasi, antispasmodik dan pereda
nyeri. Oleh sebab itu, lavender berguna untuk meredakan nyeri kontraksi terutama pada
saat persalinan (Praptiani, 2012).
38
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Nyeri persalinan bisa dikurangi dengan metode non farmakologis, yaitu pijat
aromatherapy lavender. Penerapan pijat aromatrapi lavender terhadap tingkat nyeri
persalinan kala 1 fase aktif pada ibu bersalin dengan gangguan nyeri persalinan kala 1
fase aktif sesuai dengan filosofi dan standar yang di tetapkan berguna untuk meredakan
nyeri kontraksi terutama pada saat persalinan
2. SARAN
Diharapkan kedepannya bidan sebagai tenaga kesehatan dalam pelayananannya tidak
hanya menggunakan terapy farmakologi, tetapi dapat menggunakan terapy non
farmakologi sebagai asuhan kebidanan komplementernya.
39
DAFTAR PUSTAKA
Janiwarty, B dan Pieter, H. Z. 2013. Pendidikan Psikologi untuk Bidan Suatu Teori dan
Terapannya. Yogyakarta : Rapha Publishing
Sidi, R. H. (2012). Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Haid
(Dismenore Primer) Pada wanita Usia 17-23 tahun (Doctoral dissertation, University of
Muhammadiyah Malang).
Mirazanah, I., Carolin, B. T., & Dinengsih, S. (2021). Pengaruh aromaterapi lavender terhadap
kecemasan ibu bersalin. JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati), 7(4), 785-792.
Kundarti, F. I., Titisari, I., & Windarti, N. T. (2017). Pengaruh Pijat Aromaterapi Lavender
Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif. Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(1), 55-65.
Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan Edisi Kelima. Jakrta : PT. Bina Pustaka
Setyoadi dan Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien Psikogeriatrik.
Jakarta : Salemba Medika
Sholehati, Tetti dan Cecep Eli Kosasih. 2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi dalam
Keperawatan Maternitas. Bandung : PT. Refika Aditama
40
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Pengertian
volatil, banyak dikenal dalam bentuk minyak esensial dan berbagai macam bentuk lain
yang bertujuan untuk mengatur fungsi kognitif, mood, dan kesehatan. Aromaterapi
dibentuk dari berbagai jenis ekstrak tanaman seperti bunga, daun, kayu, akar tanaman,
kulit kayu, dan bagian-bagian lain dari tanaman dengan cara pembuatan yang berbeda-
Tujuan
Indikasi
Kontraindikasi
PERSIAPAN
1. Peralatan
41
2. Klien
a. Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur, dan pengisian lembar persetujuan pada klien.
b. Pastikan posisi klien sudah nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup dengan
menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut atau duduk di kursi dengan kepala
ditopang.
PENATALAKSANAAN
c. Pada saat kepalan dilepaskan, pandu klien untuk merasakan relaks selama 10 detik
d. Lakukan gerakan ini 2 kali agar dapat mengetahui perbedaan antara ketegangan otot
Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot tangan dibagian
b. Bawa kedua kepalan ke arah pundak sehingga otot brisep akan menjadi tegang.
perhatian gerakan pada bahu, punggung atas, dan leher yang mengalami ketegangan.
42
5. Gerakan 5 dan 6: melemaskan otot-otot wajah
b) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan disekitar mata dan otot-otot yang
mulut
a) Gerakan dimulai otot leher bagian belakang kemudian otot leher bagian depan.
Gerakan membawa kepala ke muka dan benamkan dagu ke dada sehingga merasakan
b) Punggung di lengkungkan
43
Tarik nafas panjang, diamkan beberapa saat sambil merasakan ketegangan dibagian dada
sampai turun ke perut kemudian dilepas dan lakukan napas normal dengan lega. Ulangi
Tarik perut dengan kuat kedalam, tahan sampai menjadi kencang dan keras kemudian
Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang, lanjutkan mengunci lutut
sehingga ketegangan pindah ke otot betis. Tahan posisi tegang kemudian lepaskan.
44