LP - Stase 4 - Lia Dahlia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN


YANG BERPUSAT PADA PEREMPUAN
DI PUSKESMAS LURAGUNG KABUPATEN KUNINGAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Stase IV


(Asuhan Kebidanan Pada Persalinan yang Berpusat pada Perempuan)
di Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh:
LIA DAHLLIA
NIM: P2.06.24.8.24.059

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2024

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia
dan hidayah-Nya telah meridhai penulis sehingga dapat menyelesaikan
Laporan Pendahuluan Praktik Stase IV. Laporan ini dipergunakan untuk
memenuhi tugas Stase IV Praktek Klinik Kebidanan dalam kegiatan
Praktik Klinik Program Studi Studi Kebidanan Politeknik Kementerian
Kesehatan Tasikmalaya.
Laporan ini dapat diselesaikan tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Hj.Ani Radiati, S.Pd., M.Kes, selaku Direktur Poltekes Kemenkes
Tasikmalaya.
2. Qanita Wulandara, S.ST. M.Keb Dosen Pembimbing Akademik mata
kuliah Praktik Asuhan Kebidanan Pada Persalinan yang berpusat pada
perempuan.
3. Dr. Meti WL, SST M,Keb selalu Ketua Prodi Profesi Kebidanan
4. Hj Nanay Haendrayani, SKM.,M.MKes selaku Kepala Puskesmas
Luragung
5. Tuti, A.Md.Keb, selaku Bidan Koordinator Puskesmas Luragung
6. Iis Aris Suarsih S.ST, selaku Clinical Instructur Lahan Praktik
Dalam penyusunan laporan ini kami menyadari masih banyak
kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu kami sangat memerlukan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan laporan ini.
Akhir kata, kami barharap laporan ini bemanfaat khususnya bagi kami dan
umumnya bagi seluruh mahasiswa dan pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Kuningan, Mei 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................ 3
C. Manfaat.......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5
A. Persalinan ..........................................................................................5
1. Pengertian persalinan..................................................................5
2. Etiologi ........................................................................................5
3. Tanda dan gejala .........................................................................7
4. Fase dalam persalinan .................................................................9
5. Lima benang merah dalam asuhan kebidanan...........................12
6. Faktor-faktor yang memepengaruhi persalinan ........................13
B. Nyeri Persalinan ..............................................................................14
1. Pengertian..................................................................................14
2. Penyebab nyeri persalinan ........................................................15
3. Pathway......................................................................................16
4. Jenis Nyeri Persaliann ...............................................................18
5. Lama Persalinan ........................................................................18
6. Tingkat dan Inetensitas Nyeri....................................................19
C. Asuhan Komplementer Akupresure.................................................20
DAFTAR PUSTAKA 22

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Persalinan merupakan hal yang fisiologis yang dialami oleh setiap


orang, akan tetapi kondisi fisiologis tersebut dapat menjadi patologis apabila
seorang ibu tidak mengetahui kondisi yang fisiologis dan seorang penolong
atau tenaga kesehatan tidak memahami bagaimana suatu persalinan dikatakan
fisiologis dan bagaimana penatalaksanaanya. (Walyani, 2016).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi dan
plasenta) secara alami, yang dimulai dengan adanya kontraksi yang adekuat
pada uterus sehingga terjadi pembukaan dan penipisan serviks (Widiastini
2015). Saat persalinan, ibu merasakan nyeri yang dapat mengganggu
kenyamanan pada saat terjadinya kontraksi, serta dapat mempengaruhi kondisi
psikologis dan menimbulkan komplikasi saat proses persalinan (Rahayu dkk,
2018 dalam Yulistiani, 2020).
Nyeri persalinan merupakan kondisi fisiologis yang secara umum
dialami oleh hampir semua ibu bersalin (Supliyani 2017). Nyeri persalinan
merupakan sebuah pengalaman subjektif disebabkan oleh iskemik otot uteri,
penarikan dan traksi ligament uteri, traksi ovarium, tuba fallopii dan distensi
bagian bawah uteri, otot dasar panggul dan perineum (M.A.R Kb, Hasnah
2019). Ajartha dalam penelitiannya menyebutkan bahwa hanya 15% ibu
bersalin melahirkan dengan nyeri ringan, 35% persalinan disertai nyeri sedang,
30% persalinan disertai nyeri hebat dan 20% persalinan dengan nyeri yang
sangat hebat ( Ayu & Supliyani, 2017). Pada saat kala I persalinan, rasa nyeri
akan muncul disebabkan karena adanya kontraksi otot-otot uterus, hipoksia
dari otot-otot yang mengalami kontraksi, peregangan serviks, iskemia korpus
uteri, dan peregangan segmen bawah rahim. Lewat segmen saraf spinalis T11-
12 dan saraf – saraf asesori torakal bawah serta saraf simpatik lumbal atas
reseptor nyeri akan ditransmisikan. Rangsangan nyeri ini berjalan mulai dari
perifer melalui medullla spinalis, batang otak, thalamus dan kortek serebri.

1
Ketika persalinan mengalami kemajuan, intensitas setiap kontraksi akan
meningkat dan menghasilkan intensitas nyeri yang lebih besar (Reeder S.J.
Martin L.L, 2014).
Pusat Data Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia menjelaskan
bahwa15% ibu di Indonesia mengalami komplikasi persalinan dan 21%
menyatakan bahwa persalinan yang dialami merupakan persalinan yang
menyakitkan karena merasakan nyeri yang sangat, sedangkan 63% tidak
memperoleh informasi tentang persiapan yang harus dilakukan guna
mengurangi nyeri pada persalinan (Yuliasari et al. 2015). Pemberi asuhan
pelayanan harus memperhatikan kenyamanan ibu yang akan melahirkan, salah
satunya adalah penanganan nyeri persalinan. Penolong persalinan seringkali
melupakan untuk menerapkan teknik pengontrolan nyeri, hal ini akan
menyebabkan ibu bersalin memiliki pengalaman persalinan yang buruk,
mengalami trauma persalinan yang dapat menyebabkan postpartum blues,
maka sangat penting untuk penolong persalinan untuk memenuhi kebutuhan
ibu akan rasa aman dan nyaman.(Setyowati, 2018).
Berdasarkan dari uraian diatas, maka penting adanya penanganan untuk
mengatasi nyeri persalinan dan meminimalkan dampak yang mungkin dapat
terjadi. Bidan mempunyai peran utama dalam persalinan, sehingga penting
mengenali rasa nyeri persalinan pada wanita untuk mengidentifikasi strategi
terbaik mengelola rasa nyeri saat persalinan. Nyeri adalah salah satu faktor
yang dominan dalam persepsi perempuan akan pengalaman persalinan, dan
bidan harus menyadari peran pentingnya agar dapat memaksimalkan
kesejahteraan selama dan setelah kelahiran pada semua wanita baik primipara
maupun multipara. (Karlsdottir dkk, 2014)
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri pada
persalinan, baik secara farmakologi ataupun dengan nonfarmakologi.
Manajemen nyeri secara farmakologi lebih efektif dibanding dengan metode
nonfarmakologi, namun metode farmakologi lebih mahal, dan berpotensi
mempunyai efek samping yang kurang baik. Sedangkan nonfarmakologi
bersifat lebih efisien, murah, dan tanpa adanya efek yang merugikan. Metode
nonfarmakologi yang dapat bermanfaat untuk mengurangi nyeri persalinan
diantaranya musik, kompres air hangat, hipnoterapi, akupuntur dan akupresur.
(Bobak, 2012)
2
Akupresur merupakan salah satu teknik nonfarmakologi yang paling
efektif dalam manajemen nyeri persalinan. Akupresur disebut juga akupunktur
tanpa jarum, atau pijat akupunktur. Teknik ini menggunakan tenik penekanan,
pemijatan, dan pengurutan sepanjang meridian tubuh atau garis aliran energi.
Teknik akupresur ini dapat menurunkan nyeri dan mengefektifkan waktu
persalinan. (Mander 2008) Akupresur memberikan keuntungan yaitu secara
fisiologis dapat mengendalikan nyeri persalinan dengan merangsang produksi
endhorpin lokal dan menutup gate control atau gerbang nyeri melalui serabut
besar (Fengge, 2012). Pengaruh akupresur terhadap penurunan nyeri persalinan
ini telah diuji beberapa ahli dalam beberapa penelitian. Salah satunya
penelitian yang dilakukan oleh Mafetoni RR, Shimo AKK (2016) berjudul
“The effect of acupressure on labor pains during child birth” hasilnya
menunjukkan bahwa penggunaan akupresur dititik SP6 efektif dapat
mengurangi nyeri persalinan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu menggambarkan asuhan kebidanan ibu bersalin secara
komprehensif meliputi aspek biopsikososial pada ibu bersalin fisiologis
yang berpusat pada perempuan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu bersalin
b. Menegakkan diagnosa asuhan kebidanan pada ibu bersalin
c. Merencanakan tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan ibu
bersalin
d. Mengidentifikasi evaluasi dalam pemberian asuhan kebidanan
e. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu bersalin

C. Manfaat
1. Manfaat Praktis
a. Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dan referensi dalam membuat
asuhan kebidanan pada persalinan
b. Peneliti selanjutnya

3
Dapat digunakan sebagai pedoman serta bahan pembelajaran untuk peneliti
selanjutnya mengenai penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
normal.
2. Manfaat praktis
a. Bidan
Dapat memberikan masukan dan pertimbangan dalam memberikan
pelayanan asuhan kebidanan pada persalinan normal yang sesuai dengan
standar sehingga tercapainya pelayanan yang bermutu.
b. Mahasiswa
Dapat memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan kepada
ibu bersalin sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan yang sesuai
dengan standar dan etika profesi.
c. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat memberikan suatu pemikiran untuk masyarakat
agar dapat menjalankan proses persalinan dengan aman dan nyaman.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PERSALINAN

1. Pengertian

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban


keluar dari uterus ibu, Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit. Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir sampai lahirnya
plasenta secara lengkap (JNPK-KR, 2017).
Proses persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhirnya dengan lahirnya plasenta secara lengkap (Kumalasari, 2015)

2. Etiologi
Selama kehamilan dalam tubuh wanita terdapat dua hormone yang
dominan:
1 Estrogen
Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim serta
memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin, prostaglandin dan mekanis.
2 Progesteron
Berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot rahim, menghambat
rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin dan
mekanis, serta menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi
(Sulistyawati, 2010).
Adapun teori-teori tersebut diantarannya:
1 Teori Penurunan Hormon
Saat 1-2 minggu sebelum proses melahirkan dimulai, terjadi
penurunan kadar esterogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai
penenang otot-otol polos rahim, jika kadar progesteron turun akan

5
menyebabkan tegangnya pembuluh darah dan menimbulkan his
(Sulistyawati, 2010).
2 Teori Plasenta Menjadi Tua
Plasenta yang menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar
estrogen dan progesterone yang menyebabkan kekejangan pembuluh
darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim (Marmi, 2012).
3 Teori Distensi Rahim
a Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
b Setelah melewati batas tersebut, akhirnya terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai.
c Contohnya pada kehamilan gemeli, sering terjadi kontraksi karena
uterus teregang oleh ukuran janin ganda, sehingga kadang kehamilan
gemeli mengalami persalinan yang lebih dini (Sulistyawati, 2010).
4 Teori Iritasi Mekanis
Di belakang serviks terletak ganglion servikalis (fleksus
frankenhauser), bila ganglion ini digeser dan ditekan (misalnya oleh
kepala janin), maka akan timbul kontraksi uterus (Sulistyawati, 2010).
5 Teori Oksitosin
a Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior
b Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensitivitas otot rahim, sehingga terjadi kontraksi Braxton Hicks.
c Menurunnya konsentrasi progesteron karena matangnya usia
kehamilan menyebabkan meningkatnya aktivitas dalam merangsang
otot rahim untuk berkontraksi, dan akhirnya persalinan dimulai
(Rohani, 2011)
6 Teori Hipotalamus-Pituitari Dan Glandula Suprenlis
a Grandula suprarenalis merupakan memicu terjadinya persalinan.
b Teori ini menunjukkan, pada kehamilan dengan bayi anensefalus
sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk nya
hipotalamus (Sulistyawati, 2010)

6
7. Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua disangka sebagai salah
satu sebab permulaan persalinan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
prostaglandin F2 dan E2 yang diberikan secara intravena menimbulkan
kontraksi miometrium pada setiap usia kehamilan. Hal ini juga disokong
dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban
maupun darah perifer pada ibu hamil sebelum melahirkan atau selama
proses persalinan. Prostaglandin dihasilkan oleh lapisan dalam rahim
diduga dapat menyebabkan kontraksi rahim. Pemberian prostaglandin
dari luar dapat merangsang kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan
atau gugur kandung (Sulistyawati, 2010).
8. Induksi Persalinan
Persalinan dapat juga di timbulkan dengan jalan sebagai berikut.
a Gagang laminaria : dengan cara laminaria dimasukkan ke dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang fleksus frankenhauser.
b Amniotomi : pemecahan ketuban.
c Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan per infuse
(Sulistyawati, 2010).

3. Tanda Dan Gejala


1 Perasaan Distensi Berkurang (Lightening)
Lightening yang mulai dirasa kira-kira dua minggu seelum
persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi kedalam pelvis
minor (Varney, 2007).
2 Perubahan serviks
Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan intensitas
Braxton hiks. Serviks menjadi matang selama periode yang berbeda-
beda sebelum persalinan. Kematangan serviks mengindikasikan
kesiapan untuk persalinan. Setelah menentukan kematangan serviks,
bidan dapat meyakinkan ibu bahwa ia akan berlanjut ke proses
persalinan begitu muncul kontraksi persalinan dan bahwa waktunya
sudah dekat. (Asri dkk, 2013).

7
3 Persalinan palsu
Kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang member pengaruh
signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya
sebenarnya timbul akibat kontraksi Beaxton hicks yang tidak nyeri, yang
telah terjadi sekitar enam minggu kehamilan (Varney, 2007).
4 Ketuban pecah
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I persalinan.
Apabila terjadi sebelum awitan persalian, disebut ketuban pecah dini
(KPD). Kurang lebih 80% wanita yang mendekati usia kehamilan cukup
bulan dan mengalai KPD mulai mengalami persalinan spontan mereka
dalam waktu 24 jam (Asri dkk, 2013).
5 Blood show
Plak lender disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar
lendir serviks pada awak kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung
dan menutup jalan lahir selama kehamilan. Pengeluaran plak inilah yang
dimaksud sebagai bloody show. Blody show paling sering terlihat
sebagai rabas lendir bercampur darah yang lengket dan harus dibedakan
dengan cermat dari perdarahan murni. Ketika melihat rabas tersebut,
wanita seringkali berfikir bahwa ia melihat tanda persalinan. Kadang-
kadang seluruh plak lendir dikeluarkan dalam bentuk masa. Plak yang
keluar pada saat persalinan berlangsung dan terlihat pada vagina
seringkali disangka tali pusat yang lepas. Blody show merupakan tanda
persalinan yang akan terjadi, biasanya dalam 24 sampai 48 jam (Asri,
2013).
6 Lonjakan energy
Banyak wanita mengalami lonjakan energi kurang lebih 24 sampai
48 jam sebelum awitan persalinan. Setelah beberapa hari dan minggu
merasa letih secara fisik dan lelah secara hamil, mereka terjaga pada
suatu hari dan menemukan diri mereka bertenaga penuh. Para wanita ini
merasa enerjik melakukan sebelum kedatangan bayi, selama beberapa
jam sehingga mereka semangat melakukan berbagai aktivitas yang

8
sebelumnya tidak mampu mereka lakukan, akibatnya mereka memasuki
masa persalinan dalam keadaan letih. Terjadinya lonjakan energi ini
belum dapat dijelaskan selain bahwa hal tersebut terjadi alamiyah, yang
memungkinkan wanita tersebut memperoleh energi yang diperlukan
untuk menjalani persalinan. Wanita tersebut harus diberi informasi
tentang kemungkinan lonjakan energi ini dan diarahkan untuk menahan
diri menggunakannya dan menghematnya untuk persalinan (Asri, 2013).

4. Fase dalam Persalinan


1 Kala I persalinan

Kala satu persalinan dimulai sejak adanya kontraksi persalinan


sejati, yang ditandai dengan perubahan servik yang progresif dan diakhiri
dengan pembukaan lengkap. Proses pembukaan servik sebagai akibat his
dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten yaitu pembukaan servik kurang
dari 4 cm dan fase aktif : pembukaan servik dari 4 cm sampai 10 cm
(JNPK-KR, 2017).
Pasien dikatakan dalam tahap persalinan kala I, jika sudah terjadi
pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10
menit selama 40 detik. Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung
antara pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap). Proses ini terbagi

9
menjadi dua fase, yaitu fase laten (8 jam) dimana serviks membuka
sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana serviks membuka dari 3-10
cm. Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi selama fase aktif. Pada
permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga
parturient (ibu yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-jalan.
Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada
multigravida sekitar 8 jam, Berdasarkan Kurve Friedman, diperhitungkan
pembukaan primigravida 1 cm per jam dan pembukaan multigravida 2
cm per jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan
lengkap dapat diperkirakan. (Sulistyawati, 2010)
Perubahan fisiologis pada ibu bersalin kala I, yaitu: perubahan
serviks, peningkatan tekanan darah, peningkatan aktivitas metabolik
terlihat dari peningkatan suhu tubuh tidak lebih dari 0,5-1ᵒC, denyut nadi,
pernafasan, dan perubahan pada saluran cerna. (JNPK-KR, 2017).
2 Kala II persalinan

Kala dua persalinan dimulai dari dilatasi servik lengkap sampai


lahirnya bayi. tahap dikelan dengan kala ekpulsi (JNPK-KR, 2017).
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada
multigravida. Diagnosis persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan
kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm. Tanda dan
gejala kala II, yaitu:
a His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3 menit dengan durasi
50-100 detik.

10
b Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak.
c Ketuban pecah pada pembukaan yang dideteksi lengkap dan diikuti
keinginan mengejan karena tertekannya fleksus frankenhauser.
d Dua kekuatan, yaitu his dan meneran akan mendorong kepala bayi
sehingga kepala bayi membuka pintu: Suboksiput bertindak sebagai
hipomochlion, berturut-turut lahir ubunubun besar, dahi, hidung, dan
muka serta kepala seluruhnya.
e Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu
penyesuaian kepala pada punggung.
f Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi
ditolong dengan jalan berikut:
1) Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah dagu,
kemudian ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan,
dan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
2) Setelah kedua bahu bayi lahir, ketiak dikait untuk melahirkan
sisa badan bayi.
3) Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban. (Sulistyawati dkk, 2010).
3 Kala III persalinan

Kala tiga persalinan dimulai dari lahirnya bayi hingga keluarnya


plasenta dan selaput ketuban. Pada kala tiga, myometrium berkontraksi
mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Hal
ini mengakibatkan tempat pelekatan menjadi semakin kecil, sehingga
ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal, dan

11
kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun
kebagian bawah uterus atau kedalam vagina (JNPK-KR, 2017).
4 Kala IV persalinan
Kala empat dimulai dengan kelahiran plasenta dan berakhir dua
jam kemudian. Pemantauan dilakukan 15 menit dalam 1 jam pertama dan
setiap 30 menit pada satu jam kedua. Pemantauan yang dilakukakan
seperti tekanan darah, suhu, nadi, tinggi fundus uterus, kandung kemih,
kontraksi, dan pengeluaran darah (JNPK-KR, 2017)

5. Lima Benang Merah dalam Asuhan Kebidanan


Lima aspek dasar lima benang merah yang penting dan saling terkait
dalam asuhan persalinan menurut (JNPK-KR, 2017).
1 Membuat keputusan klinik
Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk
menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh
pasien. Keputusan ini harus akurat, komprehensif dan aman, baik bagi
pasien dan keluarganya maupun petugas yang memberikan pertolongan.
2 Asuhan Sayang Ibu
Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan sang ibu. Beberapa prinsip dasar asuhan
sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama
proses persalinan dan kelahiran bayi.
3 Pencegahan infeksi
Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisahkan dari komponen-
komponen lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi.
Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk
melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga
kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan
jamur. Dilakukan pula upaya untuk menurunkan resiko penularan
penyakit-penyakit berbahaya yang hingga kini belum ditemukan
pengobatannya, seperti HIV/AIDS dan Hepatitis.

12
4 Pencatatan/dokumentasi
Pencatatan adalah bagian terpenting dari proses pembuatan
keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus
memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan
kelahiran bayi. Catat semua asuhan yang telah diberikan kepada ibu dan
bayinya. Jika asuhan tidak dicatat, dapat dianggap bahwa hal tersebut
tidak dilakukan. Mengkaji ulang catatan memungkinkan data yang telah
dikumpulkan dan dapat lebih efektif dalam merumuskan suatu diagnosis
dan membuat rencana asuhan bagi ibu dan bayinya. Hal yang penting
diingatkan yaitu identitas ibu, hasil pemeriksaan, diagnosis, dan obat-
obatan yang diberikan dan partograf adalah bagian terpenting dari proses
pencatatan selama persalinan (JNPK-KR, 2017).
5 Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu kefasilitas
rujukan atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap, diharapkan
mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Meskipun
sebagian beras ibu akan menjalani persalinan normal namun sekitar 10-
15% diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan
kelahiran bayinya sehingga perlu rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan.
Setiap penolong persalinan harus mengetahui fasilitas rujukan yang
mampu menatalaksana kasus kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru
lahir (JNPK-KR, 2017).

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan


Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu (JNPK-KR, 2017).
1 Tenaga (Power)
a His atau kontraksi
Kontraksi berasal dari titik pemicu tertentu yang terdapat
pada penebalan lapisan otot di segmen uterus bagian atas,
kemudian akan diantarkan ke uterus bagian bawah dalam bentuk
gelombang. Kontraksi akan membuat pembukaan servik dan

13
membantu penurunan janin. Hal ini yang harus diperhatikan dalam
memantau his adalah frekuensi, durasi, interval, dan intensitas.
b Kekuatan mengedan
Segera setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul,
kontraksi bersifat mendorong keluar. Pada saat ini akan muncul
reflex yang mengakibatkan pasien mengkontaksikan otot-otot
perutnya, dan menekan diafragmanya ke bawah.
2 Janin dan plasenta (Passanger)
Janin akan bergerak disepanjang jalan lahir yang merupakan
akibat interaksi beberapa faktor, yaitu ukuran kepala, presentasi, letak,
sikap, dan posisi janin.
3 Jalan lahir (Passage)
Ada empat tipe tulang panggul yaitu ginekoid, anfroid,
anthropoid, dan platipelloid. Jalan lahir lunak yang berperan pada
persalinan adalah segmen bawah Rahim, vagina, otot, jaringan, dan
ligament yang menyongkong.
4 Psikis ibu bersalin
Psikis ibu bersalin sangat berpengaruh, dukungan suami dan
anggota keluarga sangat penting untuk emndampingi ibu selama proses
persalinan.
5 Penolong persalinan
Penolong persalinan adalah petugas kesehatan yang mempunyai
legalitas, kecekatan, pengetahuan dan ketrampilan yang memadai dan
menolong persalinan. Penolong persalinan juga harus selalu menerapkan
upaya pencegahan infeksi (PI).

B. NYERI PERSALINAN

1. Pengertian

Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi fisiologis yang mulai timbul


pada persalinan kala I fase aktif dan makin lama nyeri yang dirasakan akan
bertambah kuat. Kontraksi uterus merupakan salah satu yang mengakibatkan

14
nyeri. Kecemasan dan rasa nyeri merupakan masalah yang alamiah dalam
menghadapi persalinan(Yuliana.F,dkk,2021).
Nyeri persalinan dapat menimbulkan stress pada ibu proses persalinan.
Prosesnya dimulai dari pelepasan hormon katekolamin dan steroid yang
berlebih yang akan menimbulkan terjadinya ketegangan otot polos dan
vasokontriksi pembuluh darah (Suprapti,dkk,2017).
Nyeri bertambah berat karena kontraksi rahim yang menyebabkan
pengerutan pada otot dinding rahim dan menjepitnya pembuluh darah, jaringan
lunak disekitarnya mengalami keregangan yang disebabkan faktor psikologis
ibu seperti cemas sehingga menyebabkan meningkatnya hormon prostaglandin
terhadap stress yang menimbulkan kekakuan mulut rahim dan menghambat
pembukaan serviks (Zainiyah, 2014).
Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah rahim.
Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang terjadi,
nyeri bertambah ketika mulutrahim dalam dilatasi penuh akibat tekanan bayi
terhadap struktu rpanggul diikuti regangan dan perobekan jalan lahir. Nyeri
persalinanunik dan berbeda pada setiap individu karena nyeri tidak
hanyadikaitkan dengan kondisi fisik semata, tetapi berkaitan juga dengan
kondisi psikologis ibu pada saat persalinan.

2. Penyebab nyeri persalinan

Rasa nyeri saat persalinan merupakan hal yang normal terjadi.Penyebabnya


meliputi faktor fisiologis dan psikis :
a. Faktor fisiologis

Faktor fisiologis yang dimaksud adalah kontraksi. Gerakan otot ini


menimbulkan rasa nyeri karena saat itu otot-otot rahimmemanjang dan
kemudian memendek. Serviks juga akan melunak,menipis dan mendatar,
kemudian tertarik. Saat itulah kepala janin menekan mulut rahim dan
membukannya. Jadi, kontraksi merupakan bagian dari upaya membuka jalan
lahir. Intensitas rasa nyeri dari pembukaan satu sampai pembukaan sepuluh
akan bertambah tinggi dan semakin sering sebanding dengan kekuatan
kontraksi dan tekanan bayi terhadap struktur panggul, diikuti regangan
bahkan perobekan jalan lahir bagian bawah. dari tak ada pembukaan sampai
15
pada pembukaan 2 bisa berlangsung sekitar 8 jam. Rasa sakit pada
pembukaan 3 cm sampai selanjutnya ratarata 0,5-1cm perjam. Maka lama
dan frekuensi nyeri makin sering dan makin bertambah kuat sampai
mendekati proses persalinan(Dina.U,2016).
b. Faktor Psikis

Rasa takut dan cemas yang berlebihan akan mempengaruhi rasa nyeri.
Setiap ibu mempunyai versi sendiri-sendiri tentang nyeri persalinan, karena
ambang batas rangang nyeri setiap orang berlainan dan subyektif sekali. Ada
yang merasa tidak sakit hanya perutnya yang terasa kencang. Adapula yang
merasa tidak tahan mengalami rasa nyeri. Beragam respon itu merupakan
suatu mekanisme proteksi diri dari rasa nyeri yang dirasakan (Dina.U,2016).

3. Pathwey

Sensasi nyeri dihasilkan oleh jaringan serat saraf kompleks yang menghasilkan
sistem saraf perifer dan sentral. Dalam nyeri persalinan, sistem saraf otonom
dan terutama komponen simpatis berperan dalam sensasi (Mender, 2012 dalam
Diana.U,2016)
a. Sistem Saraf Otonom

Sistem saraf otonom mengontrol aktivitas otot polos dan viseral, uterus yang
dikenal sebagai sistem saraf involunter karena organ ini berfungsi tanpa
kontrol kesadaran. Terdapat dua komponen yaitu sistem simpatis dan
parasimpatis. Saraf simpatis mensuplay uterus dan membentuk bagian yang
sangat penting dari neuro anatomi nyeri persalinan. Neuron aferen
menstransmisikan informasi dari rangsang nyeri dari sistem saraf otonom
menuju sistem saraf pusat dari visera terutama melalui serat saraf simpatis.
Neuron aferensomatik dan otonom bersinaps dalam region kornu dorsalis
dans aling mempengaruhi, menyebabkan fenomena yang disebut nyeri alih.
Nyeri ini adalah nyeri yang peling dominan dirasakanselama bersalin
terutama selama kala 1 (Mander, 2012 dalam Diana,U,2016). Neuron aferen
otonom berjalan keatas melalui medulla spinalis dan batang otak
berdampingan dengan neuron aferensomatik, tetapi walaupun sebagian besar
saraf aferen otonom berjalan menuju hipothalamus sebelum menyebar ke
thalamus dan kemudian terakhir pada korteks serebri. Gambaran yang
16
berada lebih lanjut dari sistem saraf otonom adalah fakta bahwa neuron
aferen yang keluar dari sistem saraf pusat hanya melalui tiga region:
1) Dalam otak (Nervus kranialis III, VII, IX, dan X)

2) Dalam region torasika (T1 sampai T12, L1 dan L3)

3) Segmen sakralis kedua dan ketiga medulla spinalis.

Region torasika membentuk aliran keluar sistem saraf simpatis yang


menyuplai organ viseral, misalnya uterus (Mender, 2012 dalam
Diana.U,2016).
b. Jaras Perifer Nyeri Pesalinan

Karya eksperimental pada sistem saraf otonom menunjukkan bahwa


baik komponen simpatis dan parasimpatis menyuplai sebagian besar organ
abdomen dan pelvis, termasukuterus. Secara anatomis, otot polos uterus
disuplai sebagian besar oleh serat–C yang tidak bermielin dan sebagian oleh
serat– A delta kecil yang bermielin.
Selama kala 1 persalinan, nyeri diakibatkan oleh dilatasi serviks dan
segmen bawah uterus dan distensi korpus uteri. Nyeri selama kala ini
diakibatkan oleh kekuatan kontraksi dan tekanan yang dibangkitkan. Hasil
temuan bahwa tekanan cairan omnion lebih dari 15mmHg diatas tonus yang
dibutuhkan untuk meregangkan segmen bawah uterus dan serviks dan
dengan demikian menghasilkan nyeri (Mander, 2012 dalam
Diana.U,20216).
Dengan demikian, logis untuk megharapkan bahwa makin tinggi
tekanan cairan omnion, makin besar distensi sehingga menyebabkan nyeri
yang lebih. Nyeri ini dilanjutkan ke dermaton yang disuplai oleh segmen
medulla spinalis yang sama dengan segmen yang menerima input nosiseptif
dari uterus dan serviks. Nyeri persalinan selama kala 1 disebabkan oleh
kontraksi rahim yang dihantarkan oleh serabut saraf simpatis dan serabut
saraf thorakal 11 dan 12. Nyeri yang disebabkan peregangan mulut rahim.
Nyeri disebarkan melalui saraf dari medulla spinalis yaitu thorakal 11 dan
12 serta lumbal 1. Rasa nyeri yang timbul dirasakan sebagai nyeri punggung
10%, nyeri pinggang 20% dan sebagisn besar nyeri pada bagian bawah perut
70% (Diana.U,2016).

17
Pada kala II persalinan, nyeri tambahan disebabkan oleh regangan
dan robekan jaringan misalnya pada perineum dan tekanan pada otot skelet
perineum. Nyeri diakibatkan oleh rangsangan struktur somatik superfisial dan
digambarkan sebagai nyeri yang tajam dan terlokalisasi, terutama pada
daerahyang disuplai oleh syaraf pudensus.
Nyeri pada kala II disebabkan karena peregangan perineum, tarikan
peritonium,kekuatan yang mendorong pengeluaran janin serta tekanan dari
traktus urinarius bagian bawah dan pelvis. Rangsangan nyeri disebarkan
melalui saraf parasimpatis dari jaringan perinium. Nyeri yang timbul
dirasakan pada daerah dasar panggul dan selangkangan maupun paha
(Diana.U,2016).

4. Jenis Nyeri Persalinan

Persalinan berhubungan dengan dua jenis nyeri yang berbeda.


Pertama nyeri berasal dari otot rahim, pada saat otot ini berkontraksi nyeri
yang timbul disebut nyeri viseral. Nyeri ini tidak dapat ditentukan dengan
tepat lokasinya (Pain-Pointed). Nyeri viseral juga dapat dirasakan pada
orang lain yang bukan merupakan asalnya disebut nyeri alih (Reffered pain).
Pada persalinan nyeri alih dapat dirasakan pada orang yaitu punggung
bagian bawah dan sacrum. Sedangkan nyeri yang kedua timbul pada saat
mendekati kelahiran. Tidak seperti nyeri viseral, nyeri ini terlokalisir di
daerah vagina, rectum dan perineum sekitar anus. Nyeri jenis ini disebut
nyeri somatik dan disebabkan peregangan stuktur jalan lahir bagian bawah
akibat penurunan bagian terbawah janin (Diana.U,2016).

5. Lama persalinan

Nyeri selama persalinan dirasakan selama kala pembukaan dan makin


hebat dalam kala pengeluaran. Pada ibu yang baru pertama kali bersalin, kala
pembukaan berlangsung kira-kira 13 jam dan kala pengeluaran kira-kira 1 ½
jam. Pada wanita yang pernah melahirkan kala pembukaan berlangsung lebih
singkat yaitu sekitar 7 jam dan kala pengeluaran sekitar 1/2 jam
(Dina.U,2016).

18
6. Tingkat dan Intensitas Nyeri

Rentang intensitas nyeri dapat ditentukan dengan 4 cara yaitu dengan


menggunakan skala intensitas nyeri baik yang berupa skala intensitas nyeri
diskriptif sederhana, skala intensitas nyeri numerik 0 sampai dengan 10,
dengan skala analog visual dan dengan menggunakan kuesioner McGill.
Penggunaan skala intensitas nyeri ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
individu merupakan penilai terbaik dari nyeri yang dialaminya dan karenanya
individu diminta untuk memverbalkan atau menunjukkan tingkat nyerinya.
skala intensitas nyeri numerik yaitu :

19
C. ASUHAN KOMPLEMENTER AKUPRESURE

Nyeri persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami selama


proses persalinan. Nyeri tersebut dapat diatasi dengan metode non
farmakologi, salah satunya adalah akupresure. Dimana akupresure dapat
merangsang pengeluaran hormon endorphin dalam darah. Endorphin adalah
zat penghilang rasa sakit yang secara alami diproduksi oleh tubuh. Berikut ini
penatalaksanaan nyeri persalinan (Yuniar, 2018)
 Metode nonfarmakologis Akupresur
Akupresur dapat digunakan dalam persalinan untuk mengurangi rasa
nyeri dan ketidaknyamanan lainnya. Akupresur digunakan untuk
meningkatkan sirkulasi darah sehingga mempertahankan fungsi tubuh normal
dan meningkatkan kenyamanan. Akupresur yang terbaik diaplikasikan di atas
kulit tanpa penggunaan pelumas. Akupresur dapat memudahkan proses
persalinan karena meningkatkan efektivitas kontraksi pada uterus.
Akupresur juga membantu memproduksi hormon endorpine yang
berfungsi mengurangi rasa sakit. Metode ini tidak memiliki efek samping
atau kerugian pada pasien dan dapat dilakukan oleh bidan, perawat maupun
suami selama persalinan Penekanan biasanya dilakukan dengan tumit, tangan
tinju, atau bantalan dari ibu jari dan jari-jari. Bola tenis atau perangkat
lain juga dapat digunakan. Penekanan dapat diberikan pada awal
kontraksi dan kemudian berkelanjutan sebagai kemajuan persalinan ke
fase transisi di akhir kala I persalinan. (Sa’adah Novita, 2020)
 Tititk-titik akupresur untuk induksi persalinan alami
Titik Limpa 6 (Spleen 6 point / SP6

Gambar
Titik Limpa 6 (Spleen 6 point / SP6)
Sumber. (Diah Tepi Rahmawati, 2016)

20
Titik SP6 disebut juga dengan san yin jiao adalah saluran yang
berjalan dermatomic L2 dan L1 kemudian menuju T12 dan T5.
Saraf simpatik pengendalian rahim melalui pleksus pelvis menerima
serat preganglionik keluar dari T5 ke T4 sehingga perangsangan pada
titik akupresur ini dapat merubah fungsi fisiologi dari rahim. Letak titik
Sp6 adalah 3 cun (4 jari) diatas mata kaki bagian dalam, dipijat searah
jarum jam. Titik akupresur yang berkaitan dengan persalinan adalah SP6
dan LI4. Titik SP6 adalah titik yang terletak empat jari diatas mata kaki.
Sedangkan Titik limpa 6 (SP6) umum digunakan sebagai titik
akupresur di segala kondisi, termasuk untuk induksi persalinan.
Akupresur pada titik SP6 berguna untuk merangsang kontraksi rahim dan
mengurangi rasa sakit selama kontraksi berlangsung.
Cara melakukan : Letakkan empat jari Anda di atas tulang
pergelangan kaki bagian dalam untuk menemukan letak SP6. Kemudian
berikan pijatan pada titik ini menggunakan jari telunjuk selama satu menit.
Berikan jeda satu menit, kemudian ulangi dengan cara yang sama.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Heni. 2018. Hubungan Inisiasi Menyusu Dini (Imd) Dengan


Kecukupan Produksi Air Susu Ibu (ASI) Pada Ibu Di Bpm
Mastuti Amd.Keb Kecamatan Pardasuka Kabupaten Pringsewu
Tahun 2017. Jurnal Kebidanan Vol 4, No 1, Januari 2018: 25-29

Aprilia, Y. 2011. Melahirkan Nyaman Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : PT


Gramedia Widiasarana Indonesia.

Asri H, Dewi & Cristine, Clervo P. 2013. Asuhan Persalinan


Normal.Yogyakarta: Nuha Medika.

Fika dan Syafiq, A. 2013. Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu
Ibu Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia. Makara
Kesehatan, Vol.14(1), Hal. 17-24.

Gallo, R. B. S.,et al. (2018). Sequential application of non-


pharmacological interventions reduces the severity of labour
pain, delays use of pharmacological analgesia, and improves
some obstetric outcomes: a randomised trial. Journal of
physiotherapy, 64(1), 33-40.

Hindriati, Titik. 2021. et al. Efektifitas Posisi Miring Kiri dan Setengah
Duduk Terhadap Kemajuan Persalinan Kala Satu Fase Aktif
Pada Ibu Primigravida di Ruang Bersalin RSUD Raden
Mattaher. Riset Informasi Kesehatan, [S.l.], v. 10, n. 1, p. 67-73,
june 2021

Indrayani, Djami M.E.U. 2016. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: CV. Trans Info Media

JNPK-KR. 2017. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini.


Jakarta: Depkes RI.

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Teknis Pemberian Injeksi Vitamin K1


Profilaksis Pada Bayi Baru Lahir. Jakarta; Dirjen Bina Kesehatan
Masyarakat. Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020.
Jakarta: Balitbang. Kemenkes RI

Kumalasari I. 2015. Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik


Perawatan Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan
Kontrasepsi. Jakarta: Salemba
Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir.Jakarta; PUSDIK SDM Kesehatan.
.
22
Kusuma E, dkk. 2014. Modul Panduan: Pelatihan BASIC Hypnosis &
Hypnobirthing.

Lestari, Tya. 2021. Penerapan Counter Pressure Untuk Mengurangi


Nyeri Persalinan Kala I Di Klinik Rahayu Ungaran. Ungaran.
Universitas Ngudi Waluyo

Marmi, (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Maryunani, A. (2016). Nyeri dalam Persalinan Teknik dan Cara


Penanganannya.Jakarta: Trans Info Media.

Merry, Yussie Ater. 2021. Pengaruh Massage Counter Pressure


Terhadap Lama Kala 1 Fase Aktif Persalinan Normal. Jurnal
Ilmiah Kebidanan Vol. 9 (1).

Ningsih, M. (2021). Keajaiban Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Jurnal


Ilmiah Sangkareang Mataram, 8(1), 1–8.

Reeder, S.J., Martin, L.L. & Koniak-Griffin, D. (2014). Keperawatan


Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga, Volume 2,
Edisi 18. Jakarta: EGC

Rohani A. 2011. Asuhan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba


Medika

Roesli, U. 2014. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta:


Pustaka Bunda

Saifuddin AB. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: EGC. 2009.

Sari, Eka Puspita dan Kurnia Dwi Rimandini. 2014. Asuhan


Kebidanan Persalinan (Intranatal Care). Jakarta: TIM
Sulistyawati, Esty Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan
pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika.

Siahaan, J. M., & Panjaitan, M. (2020). Simulasi Inisiasi Menyusu Dini


(IMD) di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru Kecamatan
Sibolangit tahun 2020. Jurnal Pengabdian Masyarakat
(Kesehatan), 2(1), 12–17.

Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC

Walyani., Siwi, E., dan Purwastuti, E. (2016). Asuhan Kebidanan


Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.

23
Widiastini, L. P. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
dan Bayi. Baru Lahir. Bogor: In Media.

24
25

Anda mungkin juga menyukai