522 2567 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Syaifatul Jannah: Ekonomi Kreatif Melalui Inovasi Pengelolahan Bawang Merah .........

| 31

ABDINA: Jurnal Sosial Dan Pengabdian Kepada Masyarakat


Volume 1, No. 1, Januari – Juni 2022
ISSN: xxxx-xxxx (print); xxxx-xxxx (online)
http://ejournal.idia.ac.id/index.php/abdina/index

EKONOMI KREATIF MELALUI INOVASI PENGOLAHAN BAWANG MERAH


UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DESA
Syaifatul Jannah
Afiliasi/institusi penulis: Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan
[email protected]

Abstract:
Creative economy is a new economic concept to generate creative ideas from an
opportunity or asset. The creative economy is one of the strategies in increasing village
economic growth. Through the creative economy, brilliant ideas will be born to create
something new with high selling value. Likewise, Tambak village is the target of this
community empowerment activity. Tambak Village with its superior asset, namely
shallots, will increase village economic growth through new innovations from processing
shallots into creative products with selling value. To achieve this goal, the author uses the
Asset Based Community Development (ABCD) method. This method was developed from
the assets owned, not based on the problem. With the ABCD method, the author creates
a creative economy from the village's superior assets, namely the innovation of
processing shallots into products that are worth selling. The result of this activity is the
launching of BAMECRIS and LAWANG products from processed shallots which are well
received, and have received many orders from people outside the village.
Keywords: Shallots, Creative Economy, Innovation, Economic Growth.

Abstrak:
Ekonomi kreatif merupakan konsep ekonomi baru untuk menghasilkan ide kreatif dari
sebuah peluang atau aset. Ekonomi kreatif menjadi salah satu strategi dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa. Melalui ekonomi kreatif akan lahir ide-ide
cemerlang untuk membuat sesuatu yang baru yang bernilai jual yang signifikan.
Demikian dengan desa Tambak yang menjadi sasaran dalam kegiatan pemberdayaan
masayarakat ini. Desa Tambak dengan aset unggulannya yaitu bawang merah akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa melalui inovasi baru dari pengolahan
bawang merah yakni menjadi produk kreatif bernilai jual. Untuk mencapai tujuan
tersebut, penulis menggunakan metode Asset Based Community Develoment (ABCD).
Metode ini dikembangkan dari aset-aset yang dimiliki bukan berangkat pada masalah.
Dengan metode ABCD penulis menciptakan ekonomi kreatif dari aset unggulan desa
yakni inovasi pengolahan bawang merah menjadi produk yang bernilai jual. Hasil dari
kegiatan ini adalah launchingnya produk BAMECRIS dan LAWANG dari olahan bawang
merah yang diterima dengan baik, serta telah menerima banyak pesanan dari
masyarakat luar desa.
Kata Kunci: Bawang Merah, Ekonomi Kreatif, Inovasi, Pertumbuhan Ekonomi.
32 | ABDINA: Jurnal Sosial Dan Pengabdian Kepada Masyarakat | Vol. 1 No. 1, 2022

Pendahuluan
Salah satu indikator suatu daerah atau desa dapat dikatakan makmur yaitu
dengan adanya kemajuan dan pertumbuhan pada sektor ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi desa dapat ditingkatkan salah satunya melalui kegiatan pemberdayaan
masyarakat, yakni suatu kegiatan yang memberi kesempatan kepada masyarakat
untuk menggali tantangan utama pembangunan mereka dan merekomendasikan
aktifitas-aktifitas yang direncanakan untuk mengatasi suatu masalah ekonomi. 1
Menurut teori pertumbuhan ekonomi yang dicetuskan oleh Smith, para petani,
pedagang dan produsen dapat menolong mengembangkan perekonomian dengan
meningkatan produktifitas dalam bidang masing-masing. Dampak dari teori ini yaitu
mampu memberikan prospek peningkatan pertumbuhan ekonomi.2
Smith dalam gagasannya lebih menekankan kepada masyarakat agar bisa kreatif
dalam mengembangkan perekonomiannya, karena akan lebih efisien dan tidak mengikut
sertakan campur tangan pemerintah. 3 Memberdayakan masyarakat dengan melihat
peluang usaha dan potensi sangat penting. Pemberdayaan tersebut dapat dituangkan
melalui kegiatan ekonomi kreatif, karena saat ini ekonomi kreatif merupakan salah
cara untuk dapat menghadapi persaingan pasar bebas antar negara yang tercakup
dalam AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asia). 4
Berdasarkan hal tersebut, maka memancing ketertarikan penulis untuk menciptakan
sesuatu yang baru dari aset unggulan desa untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi desa.
Rahmah dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pelaku usaha yang telah
memanfaatkan teknologi dan informasi sebagai upaya ekonomi kreatif telah
mendapatkan keuntungan dari penjualan yang semakin meningkat dan kemudahan-
kemudahan yang dirasakan pelaku usaha. sebanyak 60 % telah memanfaatkan
teknologi dan informasi untuk menunjang promosi dan penjualan produk sasirangan.
Sasirangan sendiri merupakan produk atau usaha dibidang kain atau fashion. 5
Pengabdian masyarakat lain yang menggunakan program ekonomi kreatif dalam
memberdayakan masyarakat ialah pengabdian oleh Fajri, dkk. yang mengolah pisang
menjadi produk kreatif dengan nama pisang nugget. 6
Ekonomi Kreatif sendiri adalah kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya
melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Menurut Arjana, ekonomi kreatif
merupakan konsep ekonomi baru yang memadukan informasi dan kreatifitas yang
mengandalkan ide, gagasan, dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai
faktor produksi. 7 Dalam hal ini penulis akan menciptakan ekonomi kreatif di desa
Tambak, Omben, Sampang melalui inovasi pengolahan bawang merah dengan
harapan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa.

1 Totok Mardikanto and Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Persepektif Kebijakan
Publik (Bandung: Alfabeta, 2015), 61–62.
2 Lestari Usgia Serly, “Analisis Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi Sebuah Studi Literatur,” Skripsi (2018):
147.
3 Ibid., 146.
4 Aulia Rahmah, “Proses Difusi Inovasi Dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk KegiatanEkonomi

Kreatif Oleh Pelaku Usaha Sasirangan Di Banjarbaru,” JIEB : JURNAL ILMIAH EKONOMI BISNIS 5, no. 1
(2019): 13, http://ejurnal.stiepancasetia.ac.id/index.php/jieb.
5 Ibid., 16.
6 Ibrahim Fajri et al., “PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TERHADAP NILAI JUAL SUMBER DAYA ALAM

MELALUI INOVASI EKONOMI KREATIF PISANG NUGGET” 2, no. 3 (2018): 257–260.


7 Gusti Bagus Arjana, Geografi Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), 227.
Syaifatul Jannah: Ekonomi Kreatif Melalui Inovasi Pengelolahan Bawang Merah ......... | 33

Dari hasil diskusi dan wawancara bersama kepala desa, menyebutkan bahwa
perkembangan ekonomi desa Tambak masih berada pada posisi sedang ingin
tumbuh, sehingga sangat diharapkan dengan adanya kegiatan pemberdayaan
masyarakat dengan menciptakan ekonomi kreatif melalui pengolahan bawang merah
dapat lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Tambak hingga
menjadi desa yang maju dan makmur.
Bawang merah dipilih karena merupakan aset unggulan desa Tambak yang
sebelumnya hanya dijual mentahannya saja dan sampai saat ini belum ada inovasi
baru dari bawang merah itu sendiri yang dapat lebih meningkatkan pertumbuhan
ekonomi desa. Penduduk desa Tambak rata-rata berprofesi sebagai petani yakni
kurang lebih berjumlah 25 ribu jiwa yang mayoritas bertani bawang merah dan biji-
bijian lainnya, namun yang paling unggul adalah bawang merah. Petani banyak
memasarkan bawang merahnya ke pasar-pasar terdekat atau ke pasar luar kota.
Salah satu petani mengatakan bahwa bawang merah ketika sudah panen tidak terlalu
banyak disimpan dirumah karna bawang merah tidak tahan lama masanya, maka dari
itu penduduk desa Tambak ini tidak memiliki kreatifitas untuk membuat bawang
merah semakin awet dan tahan lama, masih belum ada yang menciptakan produk
kreatif dalam pengelolahan bawang merah tersebut, karena belum ada kekompakan
dan keistiqomahan dari masyarakat desa. Oleh karena itu dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif ini, penulis bersama
masyarakat desa Tambak memfokuskan pada pengembangan olahan bawang merah
menjadi produk kreatif yang awet dan tahan lama serta bernilai jual yang signifikan
yakni produk BAMECRIS (Bawang Merah Crispy) dan LAWANG (Ladrang Bawang).
Ekonomi kreatif melalui inovasi dari pengolahan bawang merah ini juga
merupakan salah satu bentuk upaya masyarakat dalam pemanfaatan aset unggulan desa
dan kearifan lokal. Hal ini senada dengan pernyataan Hermawan dalam penelitiannya
yang mengatakan bahwa dengan kearifan lokal yang ada di daerah sendiri, masyarakat
harus mampu mengembangkan kreatifitasnya, dan mendatangkan impak positif bagi
perekonomian masyarakat.8
Metode yang digunakan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis
ekonomi kreatif ini yaitu metode Asset Based Community Develoment (ABCD). Metode
ini dilakukan dengan mengembangkan dan memanfaatkan aset-aset yang dimiliki desa
untuk memecahkan masalah yang ada. Menurut Green & Haines, metode ABCD
merupakan konsep pengembangan masyarakat yang didasarkan pada aset lokal yang
terdapat di suatu desa. Aset tersebut dikembangkan, sehingga dapat memecahkan
masalah-masalah di wilayah tersebut.9 Dengan metode ABCD penulis akan menciptakan
ekonomi kreatif dari aset unggulan desa yakni inovasi pengolahan bawang merah
menjadi produk yang bernilai jual “BAMECRIS dan LAWANG”.
Dalam penelitian Utami, tujuan dari pemberdayaan masyarakat berbasis aset
adalah untuk memberikan harapan dalam penanggulangan kemiskinan secara
berkelanjutan, dimana masyarakat dapat keluar dari masalah kemiskinan dan menjadi
mandiri melalui potensi atau asset yang telah dikembangkan. 10 Dalam hal ini, kegiatan

8 AHMAD RIFKI HERMAWAN, “PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI KREATIF DALAM


MENINGKATKAN KEMANDIRIAN EKONOMI DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN
KABUPATEN PESAWARAN” (FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG, 2018), 9.
9 A. (2002). Green, G. P., & Haines, Asset Building & Community Development. Thousand Oaks (Calif: Sage

Publications, 2002).
10 Nisa Nimah Utami, “PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DITINJAU DARI PERSPEKTIF

ASSETS BASED COMMUNITY DEVELOPMENT,” Social Work Jurnal 5, no. 2 (n.d.): 106–208.
34 | ABDINA: Jurnal Sosial Dan Pengabdian Kepada Masyarakat | Vol. 1 No. 1, 2022

pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif melalui inovasi pengolahan bawang


merah bertujuan agar masyarakat desa dapat lebih meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, sehingga masalah ekonomi dapat terselesaikan.

Hasil dan Pembahasan

Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa Tambak, maka


salah satu strategi yang digunakan yaitu dengan adanya program Ekonomi kreatif.
Ekonomi kreatif merupakan salah satu strategi untuk memberdayakan masyarakat. Hal
ini senada dengan penelitian Permana, dkk. mengatakan bahwa melalui ekonomi kreatif,
ide dan gagasan yang kreatif dapat ditransformasikan menjadi nilai ekonomi. 11 Ekonomi
kreatif memiliki sasaran untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, dan
peningkatan pendapatan, yang bersifat kreatif, langka, dan belum banyak dilakukan oleh
orang lain, mempunyai daya jual yang signifikan 12. Menurut Priyono bahwa
pertumbuhan ekonomi dapat terjadi apabila orang mengambil sumber daya alam dan
mendaur ulang atau membuat inovasi baru dengan cara yang membuat sumber daya
alam tersebut lebih berharga.13 Dalam teori ekonomi kreatif yang berperan sebagai
faktor produksi ialah sumber daya manusia.14

Ekonomi kreatif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dilakukan dengan


membuat inovasi pengolahan bawang merah menjadi produk yang berharga. Hal ini
termasuk strategi ekonomi kreatif jenis kuliner, yakni kegiatan kreatif yang berhubungan
dengan makanan atau mengolah bahan baku menjadi makanan yang mendatangkan nilai
jual.15

Bawang merah yang diolah menjadi produk yang bernilai jual merupakan aset
desa Tambak yang paling unggul, sehingga dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat
berbasis ekonomi kreatif ini dilakukan dengan menggunakan metode Asset Based
Community Develoment (ABCD) yang dimulai dari penetuan aset atau potensi desa
“bawang merah” sampai pada pengolahan bawang merah produk kreatif bernilai jual
yakni produk BAMECRIS dan LAWANG. Adapun Langkah-langkah tersebut adalah:

1. FGD for Identifying Local Asset


Identifying Local Asset merupakan tahap menemukenali aset desa. 16 Hal ini
dilakukan dengan diadakannya diskusi bersama kepala desa dan karang taruna desa
Tambak. Diskusi ini membahas mengenai aset-aset atau potensi-potensi yang dimiliki
oleh desa Tambak. Berikut tabel pemetaan aset desa Tambak.

11 Bagus Udiansyah Permana, Darsono Wisadirana, and Mardiyono, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Inovasi Ekonomi Kreatif Dalam Penanggulangan Kemiskinan,” Wacana 17, no. 4 (2014): 246–254.
12 Soenyono, Sosiologi Pemberdayaan Masyarakat (Community Empowerment) (Surabaya: Jenggala

Pustaka Utam, 2012).


13 Priyono and Zainuddin Ismail, Teori Ekonomi, ed. Teddy Chandra, pertama. (Surabaya: Dharma Ilmu,

2012), 216.
14 Arjana, Geografi Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, 227.
15 Mauled Moelyono, Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutan Dan Kebutuhan (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2010), 231–231.


16 Chika Riyanti and Santoso Tri Raharjo, “ASSET BASED COMMUNITY DEVELOPMENT DALAM PROGRAM

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR),” JURNAL KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK 3, no. 115–126
(2021): 115–126.
Syaifatul Jannah: Ekonomi Kreatif Melalui Inovasi Pengelolahan Bawang Merah ......... | 35

Tabel 1 Pemetaan Aset Desa Tambak kecamatan Omben kabupaten Sampang


Jenis Aset Aset
Komunitas Aset Sarana
Individu Lembaga Alam Spiritual dan
/Sosial Desa
Aspek Kebudayaan
Jenis Aset 1. Petani 1. Sekolah 1. Organisasi 1. Tanah untuk 1. Rumah 1. Koloman
2. Pedagang 2. PKK kepemudaan berkebun dan warga
3. Karang 2. Muslimatan bercocok 2. Sawah
taruna NU tanam 3. Masjid
4. Kelomp 2. Hasil tani dan
ok tani yaitu seperti mushalla
cabai, 4. Mesin
kacang- traktor,
kacangan dan cangkul
bawang dll
merah

2. Pilihan-Pilihan Prioritas
Pada langkah ini dipilih beberapa aset dari berbagai aspek yang kemudian
menjadi pilihan-pilihan prioritas program kerja utama kegaiatan pemberdayaan
masyarakat berbasis ekonomi kreatif. Berikut tabel pilihan prioritas yang ditetapkan
berdasarkan hasil diskusi bersama kepala desa dan karang taruna desa Tambak.

Tabel 2 Pilihan-Pilihan Prioritas


Harapan prioritas
6 Harapan Prioritas 2 Harapan Prioritas paling berpengaruh Langkah Strategis
bagi kehidupan
1. Mengadakan 1. Meningkatkan 1. Mengembangkan 1. Mengadakan pelatihan
pelatihan pemberdayaan kreatifitas yang istiqomah dan
pengembangan hasil melalui masyarakat berkelanjutan sebagai
usaha dan kreatifitas berbasis bekal masyarakat
keterampilan masyarakat pengembangan dalam
2. Mengadakan berdasarkan asset yang ada mengembangkan asset
seminar dan asset yang yang ada
sosialisasi marketing dimiliki yakni 2. Sosialisasi marketing
product dari aspek produk secara manual
3. Meningkatkan sumber daya dan online
bahasa asing dengan alam 3. Mengadakan acara
bimbingan belajar di 2. Meningkatkan keagamaan sebagai
luar sekolah generasi yang bentuk untuk
4. Sosialisasi organisasi unggul dan meningkatkan
dan pengembangan berdasarkan religiulitas masyarakat
usaha nilai-nilai yang
5. Meningkatkan islami
bacaan Al – Qur’an
sesuai dengan
metode yang
tersedia
36 | ABDINA: Jurnal Sosial Dan Pengabdian Kepada Masyarakat | Vol. 1 No. 1, 2022

3. Menetukan Skala Prioritas


Dalam tahapan ABCD, menentukan skala prioritas tidak boleh diabaikan,
karena merupakan salah satu indikator keberhasilan program atau kegiatan.
Sebagaimana Chika dan Santoso menyebutkan dalam penelitiannya tentang metode
tahapan ABCD bahwa untuk mencapai kerja sama yang baik, maka harus menyamakan
prioritas, nilai-nilai dan tujuan, dan memahami apa yang di sampaikan oleh setiap
pihak.17
Dalam hal ini skala prioritas yang ditentukan dari beberapa pilihan yang telah
diklasifikan ialah membuat inovasi dari bawang merah yang merupakan salah satu
aset unggulan desa menjadi produk yang bernilai jual. Skala prioritas ini ditentukan
berdasarkan kesepakatan dengan kepala desa, karang taruna, kelompok tani, dan
masyarakat desa Tambak.

Gambar 1 bawang merah aset unggulan desa Tambak kecamatan Omben, Sampang

4. Aksi dengan Aset Peluang


Tahap ini dikenal dengan tahap Managing Local Asset, yakni tahap menyusun
strategi atau aksi pengelolaan untuk memastikan agar aset tetap terjaga dan bersifat
berkelanjutan.18 Adapun strategi atau aksi yang dilakukan agar aset bawang merah
dapat benilai jual dan bersifat tahan lama yaitu dengan mengelola semaksimal
mungkin menjadi BAMECRIS (Bawang Merah Crispy) dan LAWANG (Ladrang
Bawang). Bamecris dan lawang merupakan produk kreatif hasil ide-ide cemerlang
dengan memanfaatkan aset desa. Sebagaimana dalam teori kreatifitas oleh Baron
menyebutkan bahwa suatu produk merupakan salah satu hasil dari kemampuan diri
untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru.19
Langkah-langkah pengolahan bawang merah menjadi BAMECRIS dan LAWANG
sebagai berikut:
a. Training awal
Training awal pengolahan produk bamecris dan lawang bertujuan agar
produk yang dihasilkan berkualitas dan tidak mengecewakan konsumen,
khususnya masyarakat desa Tambak. Training dilakukan pada hari sabtu, tanggal
13 November 2021. Pada pelaksanaan training dihadiri oleh ketua karang taruna.

17 Ibid. 39
18 Riyanti and Raharjo, “ASSET BASED COMMUNITY DEVELOPMENT DALAM PROGRAM CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR).”
19 Munandar and Utami, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta: Rineka Cipta, 2009).
Syaifatul Jannah: Ekonomi Kreatif Melalui Inovasi Pengelolahan Bawang Merah ......... | 37

b. Sosialisasi hasil training


Produk yang telah dihasilkan dari training, kemudian disosialisasikan
kepada kepala desa dan karang taruna. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa
produk olahan bawang merah ini layak dipasarkan dan layak untuk dijadikan
produk unggulan desa Tambak.
Sosialisasi dilakukan dengan meminta kepala desa dan karang taruna untuk
mencicipi bamecris dan lawang. Secara keseluruhan menilai bahwa produk
bamecris dan lawang dari olahan bawang merah ini layak untuk dijual dan
dipasarkan, serta layak untuk dijadikan sebagai salah satu produk unggulan desa.

c. Official product training bersama kepala desa dan masyarakat


Official product training merupakan pelatihan resmi produk bamecris dan
lawang kepada masyarakat bersama kepala desa dan karang taruna desa Tambak.
Pelatihan ini dilaksanakan pada hari senin, tanggal 15 November 2021. Pelatihan
ini merupakan salah satu langkah serius bahwa produk bamecris dan lawang akan
menjadi produk unggulan dengan harapan dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi desa.
Pelatihan juga dilaksanakan untuk menumbuhkan keterampilan masyarakat
desa Tambak dalam membuat bamecris dan lawang, karena masyarakat itu sendiri
yang nantinya akan menjadi salah satu bagian dari pengelola produk bamecris dan
lawang desa Tambak.

5. Hasil dari Skala Prioritas (Luaran)


a. Launching Product
Pada tanggal 16 November 2021 merupakan hari launching produk
Bamecris dan Lawang. Launching produk dihadiri oleh kepala desa, bupati dan
wakil bupati Sampang, serta dihadiri juga oleh PKK desa se-kabupaten sampang
oleh tim penggerak PKK Kabupaten.

Gambar 1 BAMECRIS Gambar 2 LAWANG

Gambar 3 stiker merek BAMECRIS Gambar 3 stiker merek LAWANG


38 | ABDINA: Jurnal Sosial Dan Pengabdian Kepada Masyarakat | Vol. 1 No. 1, 2022

Launching produk bamecris dan lawang merupakan peresmian bahwa


olahan bawang merah menjadi bawang merah crispy dan ladrang bawang diterima
dengan baik oleh seluruh masyarakat desa Tambak. Selang beberapa hari setelah
launching banyak pesanan yang diterima, yang mana dari pesanan atau hasil jual
inilah akan menjadikan desa memiliki pemasukan dana atau penghasilan
tambahan.
Banyaknya pesanan yang diterima tidak terleapas dari adanya keunggulan
tersendiri dari produk bamecris dan lawang, seperti unggul dalam rasa, kemasan,
serta logo merek yang membdakan produkini berbeda dengan produk-produk
lainnya. Dalam hal pemasaran keunggulan produk memang merupakan salah satu
faktor keberhasilan dalam menarik hati konsumen. Menurut Cooper, keunggulan
dari pengembangan produk inovasi yang dihasilkan dapat memiliki keunggulan
dipasar yang selanjutnya akan menang dalam persaingan.20

b. Serah Terima Resep


Serah terima resep merupakan Langkah akhir dari kegiatan pemberdayaan
masyarakat berbasis ekonomi kreatif. Serah terima resep manjadi simbol bahwa
produk bamecris dan lawang merupakan produk unggulan milik desa Tambak dan
siap dipasarkan dengan harapan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa
Tambak.

Kesimpulan Dan Saran


Kesimpulan yang dapat dideskripsikan berdasarkan uraian di atas mengenai kegiatan
pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif melalui inovasi pengolahan bawang merah
yaitu, pertama, memberdayakan masyarakat dengan melihat peluang aset dan potensi
merupakan salah satu strategi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa,
khusunya desa Tambak, kecamatan Omben, kabupaten Pamekasan. Pemberdayaan
tersebut dapat dituangkan melalui kegiatan ekonomi kreatif. Kedua, ekonomi kreatif
melalui inovasi pengolahan bawang merah menjadi produk BAMECRIS dan LAWANG
dapat dikatakan berhasil. Hal ini terbukti dengan diterimanya produk tersebut oleh
kepala desa dan masyarakat setempat. Ketiga, produk BAMECRIS dan LAWANG dapat
dikatakan cukup berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa Tambak, karena tak
lama setelah launching, banyak pesanan yang datang.

Selanjutnya, semoga artikel atau laporan pemberdayaan masyarakat berbasis


ekonomi kreatif ini dapat menjadi acuan atau pedoman bagi para akademisi selanjutnya
yang ingin melakukan pemberdayaan atau pengabdian kepada masyarakat khusunya
pengabdian yang berbasis ekonomi kreatif.

20Cooper and Roger G., Product Inovation and Technology Strategy (Journal Research Technology
Management, 2000), 38–41.
Syaifatul Jannah: Ekonomi Kreatif Melalui Inovasi Pengelolahan Bawang Merah ......... | 39

Daftar Pustaka

Arjana, Gusti Bagus. Geografi Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif. Jakarta: Rajawali Pers,
2016.

Cooper, and Roger G. Product Inovation and Technology Strategy. Journal Research
Technology Management, 2000.

Fajri, Ibrahim, Anggi Gustian, Firdha Tri Santika, and Nurhasannah. “PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT TERHADAP NILAI JUAL SUMBER DAYA ALAM MELALUI INOVASI
EKONOMI KREATIF PISANG NUGGET” 2, no. 3 (2018): 257–260.

Green, G. P., & Haines, A. (2002). Asset Building & Community Development. Thousand
Oaks. Calif: Sage Publications, 2002.

HERMAWAN, AHMAD RIFKI. “PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI


KREATIF DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN EKONOMI DI DESA SUNGAI
LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN.” FAKULTAS
DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG, 2018.

Mardikanto, Totok, and Poerwoko Soebiato. Pemberdayaan Masyarakat Dalam


Persepektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, 2015.

Moelyono, Mauled. Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutan Dan Kebutuhan .


Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010.

Munandar, and Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta,
2009.

Permana, Bagus Udiansyah, Darsono Wisadirana, and Mardiyono. “Strategi


Pemberdayaan Masyarakat Melalui Inovasi Ekonomi Kreatif Dalam Penanggulangan
Kemiskinan.” Wacana 17, no. 4 (2014): 246–254.

Priyono, and Zainuddin Ismail. Teori Ekonomi. Edited by Teddy Chandra. Pertama.
Surabaya: Dharma Ilmu, 2012.

Rahmah, Aulia. “Proses Difusi Inovasi Dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk
KegiatanEkonomi Kreatif Oleh Pelaku Usaha Sasirangan Di Banjarbaru.” JIEB :
JURNAL ILMIAH EKONOMI BISNIS 5, no. 1 (2019): 012–016.
http://ejurnal.stiepancasetia.ac.id/index.php/jieb.

Riyanti, Chika, and Santoso Tri Raharjo. “ASSET BASED COMMUNITY DEVELOPMENT
DALAM PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR).” JURNAL
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK 3, no. 115–126 (2021).

Serly, Lestari Usgia. “Analisis Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi Sebuah Studi Literatur.”
Skripsi (2018): 157.

Soenyono. Sosiologi Pemberdayaan Masyarakat (Community Empowerment). Surabaya:


40 | ABDINA: Jurnal Sosial Dan Pengabdian Kepada Masyarakat | Vol. 1 No. 1, 2022

Jenggala Pustaka Utam, 2012.

Utami, Nisa Nimah. “PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DITINJAU DARI


PERSPEKTIF ASSETS BASED COMMUNITY DEVELOPMENT.” Social Work Jurnal 5,
no. 2 (n.d.): 106–208.

Anda mungkin juga menyukai