522 2567 1 PB
522 2567 1 PB
522 2567 1 PB
| 31
Abstract:
Creative economy is a new economic concept to generate creative ideas from an
opportunity or asset. The creative economy is one of the strategies in increasing village
economic growth. Through the creative economy, brilliant ideas will be born to create
something new with high selling value. Likewise, Tambak village is the target of this
community empowerment activity. Tambak Village with its superior asset, namely
shallots, will increase village economic growth through new innovations from processing
shallots into creative products with selling value. To achieve this goal, the author uses the
Asset Based Community Development (ABCD) method. This method was developed from
the assets owned, not based on the problem. With the ABCD method, the author creates
a creative economy from the village's superior assets, namely the innovation of
processing shallots into products that are worth selling. The result of this activity is the
launching of BAMECRIS and LAWANG products from processed shallots which are well
received, and have received many orders from people outside the village.
Keywords: Shallots, Creative Economy, Innovation, Economic Growth.
Abstrak:
Ekonomi kreatif merupakan konsep ekonomi baru untuk menghasilkan ide kreatif dari
sebuah peluang atau aset. Ekonomi kreatif menjadi salah satu strategi dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa. Melalui ekonomi kreatif akan lahir ide-ide
cemerlang untuk membuat sesuatu yang baru yang bernilai jual yang signifikan.
Demikian dengan desa Tambak yang menjadi sasaran dalam kegiatan pemberdayaan
masayarakat ini. Desa Tambak dengan aset unggulannya yaitu bawang merah akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa melalui inovasi baru dari pengolahan
bawang merah yakni menjadi produk kreatif bernilai jual. Untuk mencapai tujuan
tersebut, penulis menggunakan metode Asset Based Community Develoment (ABCD).
Metode ini dikembangkan dari aset-aset yang dimiliki bukan berangkat pada masalah.
Dengan metode ABCD penulis menciptakan ekonomi kreatif dari aset unggulan desa
yakni inovasi pengolahan bawang merah menjadi produk yang bernilai jual. Hasil dari
kegiatan ini adalah launchingnya produk BAMECRIS dan LAWANG dari olahan bawang
merah yang diterima dengan baik, serta telah menerima banyak pesanan dari
masyarakat luar desa.
Kata Kunci: Bawang Merah, Ekonomi Kreatif, Inovasi, Pertumbuhan Ekonomi.
32 | ABDINA: Jurnal Sosial Dan Pengabdian Kepada Masyarakat | Vol. 1 No. 1, 2022
Pendahuluan
Salah satu indikator suatu daerah atau desa dapat dikatakan makmur yaitu
dengan adanya kemajuan dan pertumbuhan pada sektor ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi desa dapat ditingkatkan salah satunya melalui kegiatan pemberdayaan
masyarakat, yakni suatu kegiatan yang memberi kesempatan kepada masyarakat
untuk menggali tantangan utama pembangunan mereka dan merekomendasikan
aktifitas-aktifitas yang direncanakan untuk mengatasi suatu masalah ekonomi. 1
Menurut teori pertumbuhan ekonomi yang dicetuskan oleh Smith, para petani,
pedagang dan produsen dapat menolong mengembangkan perekonomian dengan
meningkatan produktifitas dalam bidang masing-masing. Dampak dari teori ini yaitu
mampu memberikan prospek peningkatan pertumbuhan ekonomi.2
Smith dalam gagasannya lebih menekankan kepada masyarakat agar bisa kreatif
dalam mengembangkan perekonomiannya, karena akan lebih efisien dan tidak mengikut
sertakan campur tangan pemerintah. 3 Memberdayakan masyarakat dengan melihat
peluang usaha dan potensi sangat penting. Pemberdayaan tersebut dapat dituangkan
melalui kegiatan ekonomi kreatif, karena saat ini ekonomi kreatif merupakan salah
cara untuk dapat menghadapi persaingan pasar bebas antar negara yang tercakup
dalam AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asia). 4
Berdasarkan hal tersebut, maka memancing ketertarikan penulis untuk menciptakan
sesuatu yang baru dari aset unggulan desa untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi desa.
Rahmah dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pelaku usaha yang telah
memanfaatkan teknologi dan informasi sebagai upaya ekonomi kreatif telah
mendapatkan keuntungan dari penjualan yang semakin meningkat dan kemudahan-
kemudahan yang dirasakan pelaku usaha. sebanyak 60 % telah memanfaatkan
teknologi dan informasi untuk menunjang promosi dan penjualan produk sasirangan.
Sasirangan sendiri merupakan produk atau usaha dibidang kain atau fashion. 5
Pengabdian masyarakat lain yang menggunakan program ekonomi kreatif dalam
memberdayakan masyarakat ialah pengabdian oleh Fajri, dkk. yang mengolah pisang
menjadi produk kreatif dengan nama pisang nugget. 6
Ekonomi Kreatif sendiri adalah kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya
melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Menurut Arjana, ekonomi kreatif
merupakan konsep ekonomi baru yang memadukan informasi dan kreatifitas yang
mengandalkan ide, gagasan, dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai
faktor produksi. 7 Dalam hal ini penulis akan menciptakan ekonomi kreatif di desa
Tambak, Omben, Sampang melalui inovasi pengolahan bawang merah dengan
harapan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa.
1 Totok Mardikanto and Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Persepektif Kebijakan
Publik (Bandung: Alfabeta, 2015), 61–62.
2 Lestari Usgia Serly, “Analisis Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi Sebuah Studi Literatur,” Skripsi (2018):
147.
3 Ibid., 146.
4 Aulia Rahmah, “Proses Difusi Inovasi Dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk KegiatanEkonomi
Kreatif Oleh Pelaku Usaha Sasirangan Di Banjarbaru,” JIEB : JURNAL ILMIAH EKONOMI BISNIS 5, no. 1
(2019): 13, http://ejurnal.stiepancasetia.ac.id/index.php/jieb.
5 Ibid., 16.
6 Ibrahim Fajri et al., “PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TERHADAP NILAI JUAL SUMBER DAYA ALAM
Dari hasil diskusi dan wawancara bersama kepala desa, menyebutkan bahwa
perkembangan ekonomi desa Tambak masih berada pada posisi sedang ingin
tumbuh, sehingga sangat diharapkan dengan adanya kegiatan pemberdayaan
masyarakat dengan menciptakan ekonomi kreatif melalui pengolahan bawang merah
dapat lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Tambak hingga
menjadi desa yang maju dan makmur.
Bawang merah dipilih karena merupakan aset unggulan desa Tambak yang
sebelumnya hanya dijual mentahannya saja dan sampai saat ini belum ada inovasi
baru dari bawang merah itu sendiri yang dapat lebih meningkatkan pertumbuhan
ekonomi desa. Penduduk desa Tambak rata-rata berprofesi sebagai petani yakni
kurang lebih berjumlah 25 ribu jiwa yang mayoritas bertani bawang merah dan biji-
bijian lainnya, namun yang paling unggul adalah bawang merah. Petani banyak
memasarkan bawang merahnya ke pasar-pasar terdekat atau ke pasar luar kota.
Salah satu petani mengatakan bahwa bawang merah ketika sudah panen tidak terlalu
banyak disimpan dirumah karna bawang merah tidak tahan lama masanya, maka dari
itu penduduk desa Tambak ini tidak memiliki kreatifitas untuk membuat bawang
merah semakin awet dan tahan lama, masih belum ada yang menciptakan produk
kreatif dalam pengelolahan bawang merah tersebut, karena belum ada kekompakan
dan keistiqomahan dari masyarakat desa. Oleh karena itu dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif ini, penulis bersama
masyarakat desa Tambak memfokuskan pada pengembangan olahan bawang merah
menjadi produk kreatif yang awet dan tahan lama serta bernilai jual yang signifikan
yakni produk BAMECRIS (Bawang Merah Crispy) dan LAWANG (Ladrang Bawang).
Ekonomi kreatif melalui inovasi dari pengolahan bawang merah ini juga
merupakan salah satu bentuk upaya masyarakat dalam pemanfaatan aset unggulan desa
dan kearifan lokal. Hal ini senada dengan pernyataan Hermawan dalam penelitiannya
yang mengatakan bahwa dengan kearifan lokal yang ada di daerah sendiri, masyarakat
harus mampu mengembangkan kreatifitasnya, dan mendatangkan impak positif bagi
perekonomian masyarakat.8
Metode yang digunakan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis
ekonomi kreatif ini yaitu metode Asset Based Community Develoment (ABCD). Metode
ini dilakukan dengan mengembangkan dan memanfaatkan aset-aset yang dimiliki desa
untuk memecahkan masalah yang ada. Menurut Green & Haines, metode ABCD
merupakan konsep pengembangan masyarakat yang didasarkan pada aset lokal yang
terdapat di suatu desa. Aset tersebut dikembangkan, sehingga dapat memecahkan
masalah-masalah di wilayah tersebut.9 Dengan metode ABCD penulis akan menciptakan
ekonomi kreatif dari aset unggulan desa yakni inovasi pengolahan bawang merah
menjadi produk yang bernilai jual “BAMECRIS dan LAWANG”.
Dalam penelitian Utami, tujuan dari pemberdayaan masyarakat berbasis aset
adalah untuk memberikan harapan dalam penanggulangan kemiskinan secara
berkelanjutan, dimana masyarakat dapat keluar dari masalah kemiskinan dan menjadi
mandiri melalui potensi atau asset yang telah dikembangkan. 10 Dalam hal ini, kegiatan
Publications, 2002).
10 Nisa Nimah Utami, “PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DITINJAU DARI PERSPEKTIF
ASSETS BASED COMMUNITY DEVELOPMENT,” Social Work Jurnal 5, no. 2 (n.d.): 106–208.
34 | ABDINA: Jurnal Sosial Dan Pengabdian Kepada Masyarakat | Vol. 1 No. 1, 2022
Bawang merah yang diolah menjadi produk yang bernilai jual merupakan aset
desa Tambak yang paling unggul, sehingga dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat
berbasis ekonomi kreatif ini dilakukan dengan menggunakan metode Asset Based
Community Develoment (ABCD) yang dimulai dari penetuan aset atau potensi desa
“bawang merah” sampai pada pengolahan bawang merah produk kreatif bernilai jual
yakni produk BAMECRIS dan LAWANG. Adapun Langkah-langkah tersebut adalah:
11 Bagus Udiansyah Permana, Darsono Wisadirana, and Mardiyono, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Inovasi Ekonomi Kreatif Dalam Penanggulangan Kemiskinan,” Wacana 17, no. 4 (2014): 246–254.
12 Soenyono, Sosiologi Pemberdayaan Masyarakat (Community Empowerment) (Surabaya: Jenggala
2012), 216.
14 Arjana, Geografi Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, 227.
15 Mauled Moelyono, Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutan Dan Kebutuhan (Jakarta: PT
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR),” JURNAL KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK 3, no. 115–126
(2021): 115–126.
Syaifatul Jannah: Ekonomi Kreatif Melalui Inovasi Pengelolahan Bawang Merah ......... | 35
2. Pilihan-Pilihan Prioritas
Pada langkah ini dipilih beberapa aset dari berbagai aspek yang kemudian
menjadi pilihan-pilihan prioritas program kerja utama kegaiatan pemberdayaan
masyarakat berbasis ekonomi kreatif. Berikut tabel pilihan prioritas yang ditetapkan
berdasarkan hasil diskusi bersama kepala desa dan karang taruna desa Tambak.
Gambar 1 bawang merah aset unggulan desa Tambak kecamatan Omben, Sampang
17 Ibid. 39
18 Riyanti and Raharjo, “ASSET BASED COMMUNITY DEVELOPMENT DALAM PROGRAM CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR).”
19 Munandar and Utami, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta: Rineka Cipta, 2009).
Syaifatul Jannah: Ekonomi Kreatif Melalui Inovasi Pengelolahan Bawang Merah ......... | 37
20Cooper and Roger G., Product Inovation and Technology Strategy (Journal Research Technology
Management, 2000), 38–41.
Syaifatul Jannah: Ekonomi Kreatif Melalui Inovasi Pengelolahan Bawang Merah ......... | 39
Daftar Pustaka
Arjana, Gusti Bagus. Geografi Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif. Jakarta: Rajawali Pers,
2016.
Cooper, and Roger G. Product Inovation and Technology Strategy. Journal Research
Technology Management, 2000.
Fajri, Ibrahim, Anggi Gustian, Firdha Tri Santika, and Nurhasannah. “PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT TERHADAP NILAI JUAL SUMBER DAYA ALAM MELALUI INOVASI
EKONOMI KREATIF PISANG NUGGET” 2, no. 3 (2018): 257–260.
Green, G. P., & Haines, A. (2002). Asset Building & Community Development. Thousand
Oaks. Calif: Sage Publications, 2002.
Munandar, and Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta,
2009.
Priyono, and Zainuddin Ismail. Teori Ekonomi. Edited by Teddy Chandra. Pertama.
Surabaya: Dharma Ilmu, 2012.
Rahmah, Aulia. “Proses Difusi Inovasi Dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk
KegiatanEkonomi Kreatif Oleh Pelaku Usaha Sasirangan Di Banjarbaru.” JIEB :
JURNAL ILMIAH EKONOMI BISNIS 5, no. 1 (2019): 012–016.
http://ejurnal.stiepancasetia.ac.id/index.php/jieb.
Riyanti, Chika, and Santoso Tri Raharjo. “ASSET BASED COMMUNITY DEVELOPMENT
DALAM PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR).” JURNAL
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK 3, no. 115–126 (2021).
Serly, Lestari Usgia. “Analisis Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi Sebuah Studi Literatur.”
Skripsi (2018): 157.