Reza Adriyansar - Perdarahan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PROSEDUR DAN PENGKAJIAN

KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN

Nama: Reza Adriyansar


NIM: P05120321036

Dosen Pengajar : Dahrizal, SKp.,MPH


Mata Kuliah: Keperawatan Gawat Darurat

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIKKESEHATAN PROVINSI BENGKULU
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan ke kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat Rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“Prosedur dan Pengkajian Keperawatan Kegawat Daruratan” tepat waktu.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah keperawatan Gawat Darurat dan
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari
berbagai pihak agar penulis dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di masa
yang akan datang serta makalah ini dapat bermanfaat terkhususnya bagi rekan
yang akan dan sedang peraktik klinik keperawatan untuk menjadikan makalah
ini sebagai kerangka acuan.
Demikian yang kami sampaikan,harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu 22 Maret 2024

Penuli
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2


DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 5
A. Latar belakang ............................................................................................ 5
B. Rumusan masalah....................................................................................... 6
C. Tujuan ........................................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 7
A. Konsep Dasar ............................................................................................. 7
B. Penatalaksanaan kegawatdaruratan ............................................................. 9
C. Kasus Trauma Abdomen Tumpul ............................................................. 12
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 21
A. Kesimpulan .............................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 22
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keperawatan kegawatdaruratan merupakan pelayanan keperawatan
komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang
mengancam kehidupan. Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit di
rumah sakit yang harus dapat memberikan pelayanan darurat kepada
masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan sesuai
dengan standar.
Dalam memberikan asuhan keperawatan kegawatdaruratan pengkajian
primary dilakukan saat menangani pasien yang mengancam nyawa sehingga
perawat harus segera melakukan tindakan. Dalam proses pengkajian primary
survey memperlihatkan keadaan pasien melalui penilaian prioritas pada airway.
breathing, circulation. Adapun Pengkajian secondary survey yang dilakukan
oleh perawat dalam melakukan pemeriksaan dari kepala sampai kaki (head to
toe examination).
Trauma tumpul abdomen biasanya lebih tersamarkan, namun memiliki
potensi kematian yang sama. Trauma tumpul maupun tembus abdomen
mempunyai ancaman jiwa yang sama yaitu perdarahan dan infeksi (Mallapasi,
2018).Diagnosis dan penanganan yang tepat dari trauma abdomen merupakan
unsur terpenting dalam mengurangi kematian akibat trauma abdomen. Penilaian
sirkulasi saat survey awal harus mencakup deteksi dini dari kemungkinan
adanya perdarahan tersembunyi di dalam abdomen pada trauma tumpul (Indah J
Umboh, 2018).
Penanganan secara sistematik sangat penting dalam penatalaksanaan
pasien dengan trauma. Perawatan penting yang menjadi prioritas adalah
mempertahankan jalan napas, memastikan pertukaran gas secara efektif dan
mengontrol perdarahan.
Puncak morbiditas pertama terjadi dalam hitungan detik atau menit setelah
cedera, Puncak kedua terjadi dalam hitungan menit sampai jam setelah trauma
terjadi. Perawatan dalam satu jam pertama (golden period) sesudah cedera
sangat penting untuk mempertahankan nyawa pasien (Kartikawati, 2019).

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep dari kegawat daruratan Trauma abdomen tumpul
(Kasus Perdarahan) ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan gawat darurat trauma abdomen tumpul
?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan
wawasan terkait gawat darurat pada kasus perdarahan (trauma abdomen
tumpul).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar
1. Pengkajian Primer
A. Air way
Pada kasus non trauma dan korban tidak sadar, buatlah posisi kepala
headtilt dan chin lift (hiperekstensi) sedangkan pada kasus trauma
kepala sampai dada harus terkontrol atau mempertahankan tulang
servikal posisi kepala. Pengkajian pada jalan nafas dengan cara
membuka mulut korban dan lihat: Apakah ada sumbatan jalan
napas, apakah ada vokalisasi, muncul suara ngorok; Apakah ada
secret, darah, muntahan; Apakah ada benda asing seperti gigi yang
patah; Apakah ada bunyi stridor (obstruksi dari lidah), Gurgling
(sumbatan benda cair), Snoring (mendengkur). Apabila ditemukan
jalan nafas tidak efektif maka lakukan tindakan untuk
membebaskan jalan nafas.
B. Breathing
a. Look
Lihat perubahan status mental seperti Gelisah dan mengantuk.
Lalu lihat jumlah, ritme, tipe pernapasan, saturasi oksigen, dan
pola pernapasan, lihat ekspansi dada simeteris atau tidak, adakah
retraksi dinding dada, adakah penggunaan otot bantu pernapasan,
dan lihat apakah ada jejas, lalu lihat apakah ada sianosis
b. Listen
Dengar apakah ada hembusan bunyi napas, suaranya terdengar
jelas/parau, lalu dengar apakah ada bunyi suara napas tambahan
seperti stridor, gurgling, dan snoring, lalu dengarkan perkusi dari
thorak apakah sonor, hipersonor, pekak, redup.
c. Feel
Rasakan apakah ada pembengkakan di leher,adakah pergeseran
trakea, dan adakah krepitasi, dan adakah nyeri tekan.
C. Circulation
Kaji tekanan darah, nadi, suhu tubuh, kapilar refill, adakah
perdarahan, adakah sianosis, keadaan akral hangat atau dingin,
D. Disability
Kaji atau nilai tingkat kesadaran (GCS) dengan AVPU, dan kaji
ukuran serta reaksi pupil.
A: Pasien sadar sepenuhnya dan dapat berorientasi terhadap tempat,
orang dan waktu
V: Pasien berespon terhadap suara
P: Pasien berespon terhadap rangsangan nyeri
U: Pasien tidak sadar
E. Exposure
Buka pakaian pasien, kaji apakah ada jejas, trauma di dada, dan
muntah, serta pantau hasil ECG
F. Foli cateter
Nilai keadaan GCS pasien apakah pasien tersebut diharuskan untuk
dipasang kateter, untuk kesadaran somnolen pasien diwajibkan
dipasang kateter
G. Gastric Tube
Kaji kesadaran pasien jika pasien mengalami gangguan kesadaran
baik pasien trauma maupun non trauma, hal tersebut dilakukan
untuk mengurangi distensi abdomen
H. Hemodinamik
Memantau tanda – tanda vital pasien
I. Imagine
Memantau hasil foto rontgen dada, MRI, atau pun CT Scan

2. Pengkajian Sekunder
a. Riwayat Penyakit
Pengkajian ini menggunakan SAMPLE
S : Sign and Symptoms
Yaitu berupa tanda dan gejala yang dirasakan atau keluhan utama
yang dirasakan pasien
A : Allergy
Riwayat alergi pasien yang pernah diderita
M : Medication
Obat yang sedang dikonsumsi sekarang atau obat yang pernah
didapatkan sebelum sakit
P : Post Medical History
Riwayat penyakit yang pernah diderita, Riwayat Obstetrik, Riwayat
menarche
L : Last Meal
Makanan terakhir yang dikonsumsi pasien
E : Event Leading
Kaji kejadian atau keluhan sudah sejak kapan
3. Pemeriksaan Head to Toe
B. Penatalaksanaan kegawatdaruratan
a. Penanganan awal (pre hospital)
Pengkajian yang dilakukan untuk menentukan masalah yang
mengancam nyawa, harus mengkaji dengan cepat apa yang terjadi di
lokasi kejadian. Paramedik mungkin harus melihat apabila sudah.
ditemukan luka tikaman, luka trauma benda lainnya, maka harus
segera ditangani, penilaian awal dilakukan prosedur ABC jika ada
indikasi, jika korban tidak berespon, maka segera buka dan bersihkan
jalan napas.
1) Airway (dengan kontrol Tulang Belakang)
Membuka jalan napas menggunakan teknik 'head tilt chin lift
atau menengadahkan kepala dan mengangkat dagu, periksa
adakah benda asing yang mengakibatkan tertutupnya jalan
napas, muntah, makanan. adanya darah atau benda asing
lainnya. Jika ada risiko cedera servikal maka lakukan teknik
jaw thrust.
2) Breathing (dengan Ventilasi yang adekuat)
Memeriksa pernapasan dan nadi karotis dengan menggunakan
cara lihat-dengan rasakan tidak lebih dari 10 detik untuk
memastikan apakah ada nadi dan napas atau tidak,
Selanjutnya lakukan pemeriksaan status respirasi korban
(kecepatan, ritme dan adekuat tidaknya pernapasan).
3) Circulation (dengan Kontrol perdarahan hebat)
Jika pernapasan korban tersengal-sengal dan tidak adekuat,
maka bantuan napas dapat dilakukan. Jika tidak ada tanda-
tanda sirkulasi lakukan resusitasi jantung paru segera. Rasio
kompresi dada dan bantuan napas dalam RJP adalah 30:2 (30
kali komperasi dada dan 2 kali bantuan napas).
Penanganan awal trauma non-penetrasi (trauma tumpul) antara
lain:
a) Stop makanan dan minuman
b) Imobilisasi
c) Kirim kerumah sakit
d) Diagnostic peritoneal Lavage (DPL)
Tujuan dari DPL adalah untuk mengetahui lokasi perdarahan intra
abdomen. Pemeriksaan DPL dilakukan melalui anus, jika terdapat
darah segar dalam BAB atau sekitar anus berarti trauma non-
penetrasi (trauma tumpul) mengenai kolon atau usus besar, dan
apabila darah hitam terdapat pada BAB atau sekitar anus berarti
trauma non-penetrasi (trauma tumpul) usus halus atau lambung.
Penanganan awal trauma penetrasi (trauma tajam) antara lain:
a) Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan (pisau atau benda tajam
lainnya) tidak boleh dicabut kecuali dengan adanya tim medis.
b) Penanganan bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan
dengan kain kassa pada daerah antara pisau untuk mentiksasi pisau
sehingga tidak memperparah luka.
c) Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut
tidak dianjurkan di masukkan kembali kedalam tubuh, kemudian
organ yang keluar dari dalam tersebut dibalut kain bersih atau bila
ada verban bersih.
d) Imobilisasi pasien
e) Tidak dianjurkan member makan dan minum
f) Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka dengan
menekang
g) Kirim kerumah sakit
b. Penanganan rumah sakit (intra hospital)
1) Trauma Penetrasi
Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus dinding abdomen, harus
dilakukan memeriksa luka secara lokal untuk menentukan
dalamnya luka.
a) Skrinning pemeriksaan rontgen
b) Foto rontgen torak tegak berguna untuk menyingkirkan
kemungkinan hemothorax atau pneumotoraks atau untuk
menemukan adanya udara intraperitonium. Serta rongsen
abdomen sambil tidur (supine) untuk menentukan jalan peluru
atau adanya udara Retroperitoneum.
c) IVP atau Urogram Excretory dan CT Scanning ini dilakukan
untuk menngetahui jenis cedera gijal yang ada.
d) Uretrografi: dilakukan untuk mengetahui adanya rupture uretra
e) Sistografi
Ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya cedera pada
kandung kemih.
2) Trauma non Penetrasi
a) Pengambilan contoh darah dan urin Darah diambil dari salah
satu vena permukaan untuk pemeriksaan laboratorium rutin,
dan juga untuk pemeriksaan laboratorium khusus seperti
pemeriksaan darah lengkap, potassium, glukosa, amilase.
b) Pemeriksaan rontgen
c) Pemeriksaan rontgen servikal lateral, thoraks, anteroposterior
dan pelvis adalah pemeriksaan yang harus dilakukan pada
penderita dengan multi trauma, mungkin berguna untuk
mengetahui udara ekstraluminal di retroperitonium atau udara
bebas dibawah diafragma, yang keduanya memerlukan
laparatomi segera.
d) Study kontras urologi dan gastrointestinal
Dilakukan pada cedera yang meliputi daerah duodenum, kolon
acendens atau decendens dan dubur.

C. Kasus Trauma Abdomen Tumpul

1. Pengkajian
1. Identitas klien
a. Nama : Tn. B
b. Jenis kelamin : Laki-laki
c. Umur : 45 tahun
d. Alamat : Pangkep no.45
e. Diagnosa medis : Trauma Tumpul Abdomen
2. Identitas penanggung jawab
a. Nama : Ny. I
b. Umur :40 tahun
c. Hubungan dengan pasien : Istri Pasien
3. Keluhan utama:
Sesak napas
4. Alasan masuk RS:
Pasien mengatakan sesak napas dan nyeri pada perut kanan atas yang
disertai keringat dingin pasca mengalami kecelakaan, di perjalanan
menuju rumah sakit pasien mengalami muntah sebanyak 3x.
5. Triase: Kuning
6. Tanda-tanda Vital
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 110 x/menit
Pernapasan : 30 x/menit
Suhu : 36,0C
SPO2 : 90%
7. Pengkajian Primer
a. Airway
Tidak terdapat sumbatan pada jalan napas, tidak ada bunyi napas
stridor, gurgling, snoring, jalan napas paten.
b. Breathing
Terdapat penggunaan otot bantu pernapasan, jumlah pernapsan
30x/m, irama pernapasan tidak teratur, fase ekspirasi memanjang,
pola napas takipnea, SpO2 90%, ekspansi dada tidak simetris.
Masalah keperawatan : Pola napas tidak efektif
c. Circulation
Tekanan darah 140/90 mmHg, Nadi 110x/m, suhu tubuh 36 C,
CRT < 2 detik, akral teraba dingin.
d. Disability
Kesadaran composmentis E4V5M6, pupil bereaksi terhadap cahaya,
e. Exposure
Terdapat jejas pada abdomen dextra superior
8. Pengkajian Sekunder
a. S : Sign/symptoms (tanda dan gejala)
Pada saat pengkajian pasien mengeluh sesak dan nyeri di abdomen
kanan atas
b. A : Allergies (alergi)
Pasien tidak memiliki alergi obat atau makanan dan minuman.
c. M : Medications (pengobatan)
Pasien mengatakan tidak mengonsumsi obat sebelumnya
d. P : Past medical history (riwayat penyakit)
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit apapun, tidak pernah
dirawat diRS, pasien belum pernah operasi.
e. L : Last oral intake (makanan yang dikonsumsi terakhir, sebelum
sakit)
Pasien terakhir makan nasi dan minum air putih.
f. E : Event prior to the illnesss or injury (kejadian sebelum
injuri/sakit)
Pasien adalah korban kecelakaan lalu lintas, sebelum di bawa ke
rumah sakit pasien mengalami sesak dan tidak lama kemudian
pasien mengalami nyeri pada abdomen kanan atas serta pasien
mengalami keringat dingin dan sempat muntah 3x selama dalam
perjalanan menuju ke rumah sakit.

9. Riwayat Dan Mekanisme Trauma (Dikembangkan Menurut OPQRST)


O : terjadi perdarahan massive pada abdomen pasien yang ditandai
dengan jejas
P : karena terjadinya benturan benda tumpul di abdomen dan
bertambah saat bernapas
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan benda berat
R : Nyeri dirasakan pada region abdomen dextra superior
S : Skala nyeri 7 ( nyeri berat)
T : tiap 10 menit
10. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Tidak ada massa dan nyeri tekan, warna rambut hitam.
2) Sistem penglihatan
a. Posisi mata : Simetris
b. Kelopak mata : Normal, tidak ada edema
c. Pergerakan bola mata : Normal
d. Konjungtiva : Anemis
e. Kornea : Jernih
f. Sclera : An Ikterik
g. Pupil : Bereaksi terhadap cahaya
h. Fungsi penglihatan : Normal
i. Tanda-tanda radang : Tidak ada
j. Pemakaian kaca mata : Tidak ada
k. Pemakaian lensa kontak : Tidak ada
l. Reaksi terhadap cahaya : Pupil mengecil saat terkena cahaya
3) Sistem pendengaran
a. Daun telinga : Simetris antara kiri dan kanan
b. Kondisi telinga tengah : Normal
c. Cairan dari telinga : Tidak ada
d. Perasaan penuh di telinga : Tidak ada
e. Tinnitus : Tidak ada
f. Fungsi pendengaran : Baik
g. Gangguan keseimbangan : Tidak dilakukan pemeriksaan
h. Pemakaian alat bantu : Tidak ada

4) Sistem pernafasan
a. Jalan nafas : Paten tidak ada sumbatan
b. Pernafasan : Irreguler
c. Penggunaan otot bantu pernafasan : Ada
d. Retraksi dinding dada : Tidak ada
e. Frekuensi : 30x/menit
f. Irama : Irreguler
g. Jenis pernafasan : Takipnea
h. Kedalaman : Dangkal
i. Batuk : Tidak ada
j. Sputum : Tidak ada
k. Batuk darah : Tidak ada
l. Suara nafas : Vesikuler
m. Mengi : Tidak ada
n. Wheezing : Tidak ada

5) Sistem Kardiovaskuler
a. Sirkulasi peripher
1) Frekuensi nadi : 110x/menit Irama: Irreguler
2) Kekuatan : kuat dan cepat
3) Tekanan darah : 140/ 90 mmHg
4) Distensi vena jugularis: Ada
5) Temperatur kulit : Hangat
6) Warna kulit : Normal
7) Edema :Tidak ada
8) Kapillary Refill : < 2 detik
b. Sirkulasi jantung
1) Kecepatan jantung apical : Kuat
2) Bunyi jantung : BJ 1 & 2 (lup-dup)
3) Irama : Reguler
4) Sakit dada : Tidak ada
6) Sistem Hematologi
a. Pucat : Tidak ada
b. Perdarahan : Tidak ada
7) Sistem syaraf pusat
a. Keluhan sakit kepala : Tidak ada
b. Tingkat kesadaran : Composmentis
c. Glasgow coma scale 14
d. Tanda-tanda peningkatan TIK : Tidak ada
e. Gangguan system persyarafan : Tidak ada
f. Pemeriksaan reflek
1) Reflek fisiologis : Baik (+)
2) Reflek patologis : Tidak ada (-)
g. Pemeriksaan Nervus I-XII : Normal
8) Sistem pencernaan
a) Keadaan mulut
1) Gigi : Gigi masih lengkap
2) Penggunaan gigi palsu : Tidak ada
3) Stomatitis : Tidak ada
4) Lidah kotor : Ada
5) Silica : Tidak ada
b) Muntah : ada 3x
c) Nyeri daerah perut : Terdapat nyeri di abdomen dextra
superior
d) Bising usus : 15x/menit
e) Konsistensi feces : Lembek, terdapat darah berwarna
hitam
f) Konstipasi : Tidak ada
g) Hepar : Normal
h) Abdomen : terdapat jejas di abdomen dextra
superior, terdapat nyeri tekan
9) Sistem Endokrin
a. Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
b. Nafas berbau keton : Tidak ada
c. Luka ganggren : Tidak ada

10) Sistem urogenital


a. Perubahan pola kemih : Tidak ada
b. B.A.K : Normal
c. Warna : Normal
d. Distensi kandung kemih : Tidak ada
e. Keluhan sakit pinggang : Tidak ada
f. Skala nyeri : tidak ada

11) Sistem Integumen


a. Turgor kulit : Menurun
b. Warna kulit : Sawo matang
c. Keadaan kulit : Sedikit Pucat
1) Luka, lokasi : Tidak ada
2) Insisi, operasi, lokasi : Tidak ada
3) Kondisi : Baik
4) Gatal-gatal : Tidak ada
5) Kelainan pigmen : Ada, terdapat hiperpigmentasi
6) Dekobius, lokasi : Tidak ada
d. Kelainan kulit : Tidak ada
e. Kondisi kulit area dipasang infus : Baik
f. Keadaan rambut : Normal
1) Tekstur : Sedikit kasar
2) Kebersihan : Bersih

12) Sistem Musculoskeletal


a. Kesulitan dalam pergerakan : Ada, karena pasien pasca
kecelakaan
b. Ekstremitas atas dan bawah : terdapat luka lecet
c. Sakit pada tulang, sendi, kulit : Tidak ada
d. Fraktur : Tidak ada
e. Keadaan tonus otot : Baik
f. Kekuatan otot : Baik

2. Analisa data
Data Masalah
Keperawatan

DS :
Pasien mengeluh sesak napas sudah

DO :
Pola napas tidak
a. Pasien nampak sesak efektif
b. Terdapat penggunaan otot bantu napas
c. Frekuensi pernasan 30 x/menit
d. Terdapat fase ekspirasi memanjang
DS :
P : karena terjadinya benturan benda tumpul
di abdomen dan bertambah saat bernapas
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan
benda berat
R : Nyeri dirasakan pada region abdomen
dextra superior Nyeri Akut

S : Skala nyeri 7 ( nyeri berat)


T : tiap 10 menit

DO :

- Pasien tampak meringis


-Tampat terdapat jejas di abdomen kanan atas
- TTV:
TD : 140/90 mmHg,
N : 110x/menit,
S : 36 ºC,
RR : 30x/menit
Pernapasan : 32x/menit Suhu :
37,5 ºC
b. Pasien tampak meringis dan memegang
kepalanya

3. Diagnosa Keperawatan
a) Pola nafas tidak efektif
b) Nyeri Akut
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam proses pengkajian primary survey memperlihatkan keadaan pasien
melalui penilaian prioritas pada airway. breathing, circulation, disability, exposure.
Adapun Pengkajian secondary survey yang dilakukan oleh perawat dalam
melakukan pengkajian riwayat penyakit dengan metode SAMPLE dan melakukan
pemeriksaan dari kepala sampai kaki (head to toe examination). Penilaian sirkulasi
saat survey harus mencakup deteksi dini dari kemungkinan adanya perdarahan
tersembunyi, Perawatan penting yang menjadi prioritas adalah mempertahankan
jalan napas, memastikan pertukaran gas secara efektif dan mengontrol perdarahan.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Natsir, 2018. Keperawatan Kegawatdaruratan dan Bencana Manajemen Bencana.


Kemenekes RI

Anda mungkin juga menyukai