Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6
STRATEGI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAANINDONESIA
SEJARAH INDONESIA KELAS XI
Kondisi awal Indonesia setelah proklamasi
Munculnya ketidak stabilan kondisi di Indonesia. Faktor munculnya ketidak stabilan: Faktor Internal: - Adanya persaingan antar partai politik yang berbeda ideologi - Gangguan keamanan dalam negeri dan ancaman disintegrasi bangsa - Sering terjadinya perubahan sistem pemerintahan Faktor Eksternal: - Jepang bersikukuh mempertahankan status Quo pada wilayah Indonesia sampai sekutu datang mengambil alih - Kedatangan sekutu yang diboncengi NICA (Belanda) yang ingin menjajah Indonesia Jalur Diplomasi dan Revolusi Fisik dalam Upaya mempertahankan Kemerdekaan RI A. Masuknya Sekutu di Indonesia - Sekutu membentuk AFNEI (Allied Force Nederland East Indies) yang dikomando oleh Inggris dibawah pimpinan Letnan Jendral Sir Philips Christison yang bertugas: 1. Menerima penyerahan kekuasaan dari Indonesia 2. Melucuti dan memulangkan tentara Jepang 3. Mengurusi orang-orang sekutu (Belanda) yang ditawan Jepang 4. Menghimpun keterangan tentang penjahat perang 5. Memelihara ketertiban dan keamanan agar pelaksanaan tuganya lancar. - Inggris dan Belanda sebelumnya melakukan perjanjian penyerahan kekuasaan yang disebut Civil Affair Agreement pada tanggal 24 Agustus 1945 yang berisi Inggris memegang kekuasaan Indonesia atas nama Belanda. Dengan kata lain, wilayah Indonesia akan diserahkan kembali ke Kerajaan Belanda. - 16 September 1945 AFNEI mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok untuk yang pertama kali dipimpin W.R Patterson dan J.H.O Van der Plass dan H.J. Van Mook (NICA), tanggal 29 September 1945 AFNEI datang dalam jumlah yang lebih besar dibawah pimpinan Letnan Jendral Sir Philips Christison - Kedatangan AFNEI dan diboncengi NICA (tentara Belanda) dan sambutan bangsa Indonesia berubah total ketika mengetahui bahwa ada NICA di dalam AFNEI. NICA kemudian mempersenjatai pasukan KNIL dan banyak melakukan kekacauan tetapi dibiarkan saja oleh AFNEI. Munculnya Konflik Indonesia VS AFNEI dan NICA A. Pertempuran Surabaya B. Perang Aceh C. Perang Ambarawa D. Pertempuran Medan Area E. Perang Bandung (Bandung lautan api) F. Perang Lima hari di Semarang G. Operasi lintas laut Banyuwangi-Bali B. Jalur Diplomasi dan Revolusi Fisik dalam Upaya mempertahankan Kemerdekaan RI - Diplomasi menjadi salah satu cara mempertahankan kemerdekaan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Perjuangan fisik dengan menggunakan senjata tetap dilakukan demi mengimbangi posisi tawar bangsa Indonesia dalam diplomasi. - Beberapa diplomasi dilakukan mengiringi berbagai konflik senjata yang terjadi di Indonesia pada awal kemerdekaan. Dengan tujuan meminimalisir korban jiwa serta masih kurangnya persenjataan para pejuang menjadi salah satu alasan jalur diplomasi tetap dilakukan. - Disisi lain jalur diplomasi berhasil membuka mata masyarakat internasional bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang merdeka.
- Beberapa perjuangan diplomasi dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia
antara lain: 1. Perundingan Lingarjati - Latar belakang : disebabkan oleh Masuknya AFNEI yang diboncengi NICA ke Indonesia karena Jepang menetapkan 'status quo' di Indonesia. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Jepang, Inggris dan Belanda. - Konflik antara Indonesia dan Belanda juga disebabkan karena gagalnya perundingan yang diadakan di Hoge Veluwe pada tanggal 14-15 April 1946. Perundingan ini gagal dilaksanakan karena Indonesia meminta Belanda mengakui kedaulatannya atas Jawa, Sumatra dan Madura, tetapi Belanda hanya mau mengakui Indonesia atas Jawa dan Madura saja. - Untuk menghindari konflik yang berlarut-larut maka diadakan Perjanjian Linggarjati. - 25 Maret 1947 dilaksanakan perjanjian Linggarjati, adapun isinya adalah: 1. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura. 2. Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949. 3. Pihak Belanda dan Indonesia Sepakat membentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS). 4. Dalam bentuk RIS, Indonesia harus tergabung dalam Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda sebagai kepala uni. - Belanda kala itu mengutus Van Mook sebagai wakil Belanda, sedangkan Indonesia mengutus Sutan Syahrir, Mohammad Roem, Susanto Tirtoprojo, dan A.K Gani. Sedangkan Inggris mengutus Lord Killearn sebagai pihak penengah. 2. Agresi Militer Belanda I - Belanda mengingkari perjanjian Linggarjati dengan melakukan Agresi militer I pada 21 Juli 1947 - Latar belakangnya adalah adanya penolakan pihak Republik Indonesia terhadap tuntutan Belanda yang berisi tentang keharusan RI untuk mengirim beras dan penyelenggaraan gendarmie (keamanan dan ketertiban bersama). - Serangan ini dilakukan pada tanggal 21 Juli 1947 dengan sasaran kota besar di Jawa, daerah perkebunan dan pertambangan. Tujuan Belanda melakukan serangan atas RI ialah penghancuran RI. - Target Agresi Militer I o Bidang Politik: pengepungan dan penghapusan RI dari peta dunia. o Bidang ekonomi: perebutan daerah penghasil makanan o Bidang militer: penghancuran TNI - Dalam agresi militer I ini Belanda berhasil mengepung ibukota RI dan menguasai daerah-daerah penghasil beras. - Belanda gagal menghancurkan TNI karena menggunakan siasat perang semesta dengan bergerilya dan bertahan di desa-desa. - Belanda hanya dapat menguasai daerah perkotaan , sedangkan diluar itu masih dikuasai TNI - Peristiwa Agresi Belanda I ini secara politis justru mengangkat nama Indonesia di dunia internasional - 18 November 1946 Liga Arab menyatakan mengakui kemerdekaan Indonesia. - Dewan Keamanan PBB kemudian berupaya menyelesaikan konflik dengan membentuk Komisi Tiga Negara
3. Komisi Tiga Negara
- Komisi Tiga Negara (atau yang sering disingkat dengan “KTN” saja) adalah sebuah lembaga kerja atau komite kerja diplomasi mancanegara dibentuk pada tanggal 25 Agustus 1947. - Nama resmi lembaga kerja ini adalah "Committee of Good Office" for Indonesia. - Komisi Tiga Negara karena beranggotakan tiga negara, yakni Australia, Belgia, serta Amerika Serikat. - Negara-negara tersebut dipilih dan diwakili oleh: Australia: dipilih oleh Indonesia; diwakili oleh Richard C. Kirby. Belgia: dipilih oleh Belanda; diwakili oleh Paul van Zeeland. Amerika Serikat: pihak netral yang ditunjuk Indonesia & Belanda; diwakili oleh Dr. Frank Graham. - Terdapat 4 tugas utama dari KTN, yaitu: o Menguasai dengan cara langsung penghentian tembak menembak sesuai dengan resolusi PBB o Menjadi penengah konflik antara Indonesia serta Belanda. o Memasang patok-patok wilayah status quo yang dibantu oleh TNI o Mempertemukan kembali Indonesia serta Belanda dalam Perundingan Renville. 4. Perjanjian Renville - Dilaksanakan tanggal 8 Desember 947-17 januari 1948 diatas Kapal perang USS Renvile yang sedang berlabuh di Tanjung Priok. - Indonesia diwakili oleh Amir Syarifudin (ketua), Ali Sastroamijoyo, H. Agus Salim, Dr.J. Leimena, Dr. Coatik Len, dan Nasrun. - Belanda diwakili oleh R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo (ketua), Mr. H.A.L. Van Vredenburg, Dr.P.J. Koets, dan Mr.Dr.Chr.Soumokil. - KTN sebagai mediator dari PBB diwakili oleh Frank Graham dari Amerika Serikat selaku negara mediator, Paul Van Zeeland dari Belgia selaku sekutu Belanda, dan Richard Kirby dari Australia selaku sekutu Indonesia. - Hasil dari perundingan Renville adalah : 1. Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian wilayah Republik Indonesia 2. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda 3. TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayahpendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur. - Indonesia sebenarnya dirugikan dalam hal ini karena wilayahnya semakin sempit - Alasan Indonesia menyetujui perundingan ini karena menipisnya persediaan amunisi dan jaminan DK PBB akan membantu Indonesia 5. Agresi Militer II. - Pada tanggal 18 Desember 1948 Dr. Beel mengumumkan sudah tidak terikat lagi dengan perjanjian Renville - Tangal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan keduanya terhadap Indonesia. - Serangan diawali penerjunan pasukan payung di pangkalan udara Maguwo dan menduduki ibu kota Yogyakarta. - Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta memutuskan tetap tinggal di Ibukota. Namun Sukarno Hatta beserta sejumlah menteri dan S. Suryadarma ditawan Belanda. Sebelum pihak Belanda sampai di Istana, Soekarno telah mengirim radiogram yang berisi perintah kepada Mr. Syafrudin Prawiranegara yang sedang berkunjung ke Sumatra untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). - Dalam satu bulan, pasukan TNI telah berhasil melakukan konsolidasi dan melakukan pukulan-pukulan secara teratur kepada musuh. - Serangan umum yang dilaksanakan terhadap kota-kota yang diduduki Belanda mulai dilaksanakan oleh pasukan TNI dan yang dikenal sebgai Serangan Umum 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta dipimpin oleh Letkol Suharto. Dalam masa perjuangan itu para pelajar membentuk tentara-tentara pelajar. Para pelajar di Jawa Timur membentuk Tentara Pelajar Republik Indonesia (TPRI) dan Tentara Genie Pelajar (TGP) yang terdiri dari pelajar sekolah teknik. - Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang dipimpin Letkol Soeharto memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia, yaitu: o Kedalam Meningkatkan semangat para pejuang RI Mendukung perjuangan secara diplomasi, dimana berdampak pada sikap Amerika Serikat yang kemudian mendukung RI o Keluar Menunjukkan pada dunia Internasional bahwa TNI masih ada Mematahkan moral pasukan Belanda
Reaksi Dunia Terhadap Agresi Militer Belanda II
Negara Asia dan Afrika. - Tanggal 20-23 Januari 1949, atas prakarsa Perdana Menteri India dan Birma, diselenggarakan Konferensi Asia untuk membahas masalah Indonesia. Konferensi Asia mengeluarkan tiga resolusi untuk penyelesaian konflik antara Indonesia dan Belanda, yang isinya antara lain berupa kecaman keras terhadap agresi militer Belanda di Indonesia. PBB. - Dewan Keamanan PBB segera bersidang pada tanggal 24 Januari 1949 sebagai reaksi terhadap Agresi Militer Belanda II sekaligus tanggapan terhadap desakan negara-negara Asia dan Afrika dalam pertemuan di New Delhi (India). - India membela RI karena solidaritas Asia dan hubungan RI-India baik sekali karena politik beras Syahrir (antara 1946-1947), yaitu Indonesia membantu India yang sedang dilanda kelaparan dengan mengirim beras sebanyak 700.000 ton. Pada tanggal 28 Januari 1949 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan beberapa resolusi. Palang Merah Internasional (PMI). - Organisasi Internasional yang tercatat pernah terlibat dalam urusan penyelesaian sengketa antara Indonesia dengan Belanda ialah Organisasi Palang Merah Internasional. - Salah satu upaya yang cukup mendapat perhatian karena berakhir dengan sangat tragis adalah upaya mengirimkan bantuan melalui jalur udara dengan menggunakan pesawat ringan bertanda Palang Merah Internasional yang berakhir dengan kegagalan karena pesawat tersebut ditembak jatuh oleh pesawat tempur Belanda saat akan mendarat di lapangan udara Magoewo di Yogyakarta. 6. Perjanjian Roem Royen - Delegasi Republik dipimpin oleh Mr. Moh. Roem sebagai Ketua dan Mr. Ali Sastroamijoyo sebagai wakil ketua. Anggota-anggotanya adalah : Dr. J. Leimena, Ir. Juanda, Prof. Dr. Supomo, Mr. Latuharhary disertai lima orang penasehat. - Delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. J.H. Van Royen, dengan anggota- anggotanya Mr. N.S. Blom, Mr. A.S. Jacob, Dr. J.J. Van der Velde dan empat orang penasehat. - Perundingan dimulai pada 14 April 1949 yang dilakukan oleh Mr. Moh. Roem (Indonesia) dengan Dr. Van Roijen (Belanda) dengan mediator Merle Cochran (anggota UNCI dari AS). Perundingan ini dilakukan di Hotel Des Indes (Hotel Duta Merlin Jakarta, sekarang). - Delegasi Belanda diberi kuasa menyatakan bahwa, berhubungan dengan kesanggupan yang baru saja diucapkan oleh Mr. Roem, ia menyetujui kembalinya Pemerintah Republik Indonesia di Yogyakarta. Sebagai tindak lanjut dari persetujuan Roem- Royen, pada tanggal 22 Juni 1949 diadakan perundingan formal antara RI, BFO dan Belanda di bawah pengawasan komisi PBB, dipimpin oleh Critchley (Australia). Hasil perundingan itu adalah: 1. Pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 1949. Karesidenan Yogyakarta dikosongkan oleh tentara Belanda pada tanggal 1 Juli 1949 dan pemerintah RI kembali ke Yogyakarta setelah TNI menguasai keadaan sepenuhnya daerah itu. 2. Mengenai penghentian permusuhan akan dibahas setelah kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta. 3. Konferensi Meja Bundar diusulkan akan diadakan di Den Haag. - 6 Juli 1949 Ibukota RI kembali ke Yogyakarta . Dan pada 10 Juli 1949 Sjafruddin dan Panglima Besar Soedirman memasuki Yogyakarta Masuknya TNI dan para pemimpin yang kembali dari pengasingan ke Yogyakarta diperingati sebagai Hari Yogya Kembali, yang akhirnya juga diabadikan dengan Monumen Yogya Kembali
7. Konferensei Meja Bundar (KMB) dan Pengakuan Kedaulatan
Pimpinan TNI Kembali ke Kota Yogyakarta. - Konferensi Meja Bundar yang digelar di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus-2 November 1949 menjadi upaya diplomasi yang berhasil membebaskan Indonesia dari Belanda. - Dalam rangka mempersiapkan KMB di Den Haag, RI dan BFO mengadakan perundingan untuk menyatukan pendapat. Perundingan ini dikenal dengan Konferensi Inter Indonesia - Perundingan dilaksanakan dua kali yakni di Yogyakarta pada 19 Juni 1949 dan di Jakarta pada 22 Juni 1949. Perundingan itu dikenal dengan Perundingan Inter-Indonesia. - Keputusan Konferensi Inter Indonesia adalah : Agustus ditetapkan sebagai Hari Nasional Negara RIS Bendera Merah Putih sebagai bendera RIS Lagu kebangsaan RIS adalah Indonesia Raya Bahasa Nasional RIS yaitu Bahasa Indonesia - Pada tanggal 4 Agustus 1949, dibentuk delegasi yang diketuai Moh Hatta. Anggotanya yakni: Moh Roem Soepomo Leimena Ali Sastroamidjojo Juanda Sukiman Suyono Hadinoto Sumitro Djojohadikusumo Abdul Karim Pringgodigdo TB Simatupang Sumardi - Sementara dari BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak. - Adapun Belanda diwakili oleh Van Maarseven. - KMB diawasi United Nations Commission for Indonesia (UNCI) yang dipimpin oleh Chritchley (Australia). - Dua masalah yang sulit mencapai titik temu yakni pembentukan Uni Indonesia-Belanda dan soal utang Hindia Belanda. - 2 November 1949 tercapailah persetujuan Konferensi Meja Bundar. - Hasil KMB yakni: 1. Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat pada akhir Desember 1949. 2. Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda. Dalam uni itu, Indonesia dan Belanda akan bekerja sama. Kedudukan Indonesia dan Belanda sederajat. 3. Indonesia akan mengembalikan semua milik Belanda dan membayar utang-utang Hindia Belanda sebelum tahun 1949. 4. Masalah Irian Barat akan dibahas satu tahun kemudian. - Dampak dari KMB yakni Indonesia akhirnya mendapat kedaulatannya. Acara penyerahan kedaulatan berlangsung pada 27 Desember 1949. Penandatanganan naskah penyerahan kedaulatan berlangsung di dua kota yakni Amsterdam dan Jakarta. - Di Amsterdam, naskah penyerahan kedaulatan ditandatangani Ratu Juliana dan Moh Hatta. Di Jakarta, naskah ditandatangani AHJ Lovink dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX. - Tanggal 27 Desember 1949, pemerintahan sementara negara dilantik. Soekarno menjadi Presiden. Perdana Menterinya Moh Hatta. - Kabinet RIS dibentuk. RIS dibentuk seperti republik federasi berdaulat yang terdiri dari 16 negara bagian dan merupakan persekutuan dengan Kerajaan Belanda.