Makalah Geografi Tenaga Eksogen

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

HALAMAN JUDUL

MAKALAH
TENAGA EKSOGEN
(PELAPUKAN, EROSI, GERAK MASSA BATUAN, SEDIMENTASI)

Disusun Oleh:
Nama :
Kelas:

SMAN 1 BAHODOPI
KECAMATAN BAHODOPI
KABUPATEN MOROWALI
2024

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................3
B. TUJUAN............................................................................................................................3
C. MANFAAT.......................................................................................................................3
BAB II TENAGA EKSOGEN (PELAPUKAN, EROSI, GERAK MASSA BATUAN,
SEDIMENTASI).....................................................................................................................4
A. TENAGA EKSOGEN......................................................................................................4
1. PELAPUKAN...............................................................................................................4
2. EROSI...........................................................................................................................7
3. GERAKAN MASSA BATUAN..................................................................................9
D. SEDIMENTASI (PENGENDAPAN)........................................................................13
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................17

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar perut bumi. Tenaga eksogen
merupakan tenaga yang dapat merombak dan merubah bentuk muka bumi atau bentang lahan
yang telah ada. Perombakan muka bumi akibat tenaga eksogen dapat disebabkan oleh proses
pelapukan, pengikisan, pengendapan, dan pergerakan batuan atau tanah. Proses perombakan
atau perubahan muka bumi ini, pengerjaannya dilakukan oleh air, udara, dan es.

B. TUJUAN
a. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang tenaga eksogen dan apa saja
yang termasuk ke dalam tenaga eksogen serta mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi.
b. Mampu menjelaskan dan mendeskripsikan apa yang telah dipelajari dan dilihat mengenai
tenaga eksogen, sehingga kita benar-benar memahaminya.
c. Mempermudah pemahaman karena disertai gambar.

C. MANFAAT
Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu kita dapat mengetahui gambaran tentang
permukaan bumi ini, khususnya tenaga eksogen sebagai pembentuk muka bumi dai luar. Selain
itu, karena tenaga eksogen ini bersifat merusak bentuk-bentuk permukaan bumi, sehingga kita
harus mengetahui peristiwa apa saja yang akan terjadi di bumi ini. Semuanya akan dibahas oleh
makalah ini pada bab selanjutnya.

3
BAB II
PEMBAHASAN
TENAGA EKSOGEN (PELAPUKAN, EROSI, GERAK MASSA BATUAN, SEDIMENTASI)

A. TENAGA EKSOGEN
Eksogen, ialah tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifatnya merusak atau merombak
permukaan bumi yang sudah terbentuk oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen juga
mengakibatkan bentuk-bentuk muka bumi. Tenaga eksogen dapat berasal dari tenaga air,
angin, dan organisme yang menyebabkan terjadinya proses pelapukan, erosi, denudasi, dan
sedimentasi. Contoh seperti bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis
oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh
tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta
sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau
vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-
puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya grafitasi
bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya
membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.
Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut
menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah
dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi
dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari
semakin kecil akibat tiupan angin.
Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
 Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin
 Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan
sebagainya
 Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Pengerusakan Bentuk Muka Bumi Oleh Tenaga Eksogen Berupa Pelapukan, Pengikisan
(Erosi) Dan Pengendapan.

1. PELAPUKAN
Pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang
lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat dikatakan
sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
1) Sinar matahari
2) Air
3) Gletser
4) reaksi kimiawi
5) kegiatan makhluk hidup (organisme)

4
Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
a. Pelapukan Fisis Atau Mekanik

Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses


pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi
bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah
unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar
matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan
air pada celah batu.

Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:


a) Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau
beriklim Gurun, di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat mencapai 50
Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan menjadi
mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan mengerut.
Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan pecah
atau retak-retak.
b) Adapun pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan
ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batu-batuan menjadi rusak atau
pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan
pembekuan hebat.
c) Berubahnya air garam menjadi kristal.
Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap
dan garam akan mengkristal. Kristal garam garam ini tajam sekali dan dapat
merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah
pantai.

b. Pelapukan organik
Penyebabnya adalah proses organisme
yaitu binatang tumbuhan danmanusia, binatang
yang dapat melakukan pelapukan antara lain
cacing tanah, serangga. Dibatu-batu karang
daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang
dibuat oleh binatang. Pengaruh yang disebabkan
oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat
mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik
yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di
dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu
berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akarakar serat makanan menghisap garam
makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman mudah diserap oleh
akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon,

5
pembangunan maupun penambangan. Dibatu-batu karang daerah pantai sering
terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang.

Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh


tumbuhan dapat bersifat mekanik atau kimiawi.
Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya
akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat
merusak tanah disekitarnya.
Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam
yang dikeluarkan oleh akar- akar serat makanan
menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak
batuan sehingga kandungan garam mudah
diserap oleh akar.
Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon,
pembangunan maupun penambangan.

c. Pelapukan kimiawi
Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya
berupa pengelupasan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan
kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi.
Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah
melarutkan batu kapur (CACO3). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat
menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah
pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonasia banyak turun hujan. Air hujan inilah
yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.
Gejala atau bentuk – bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya:
a) Dolina
Dolina adalah lubang lubang yang berbanuk
corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan)
atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di
semua bagian pegunungan kapur di Jawa bagian
selatan, yaitu di pegunungan seribu.

b) Gua dan sungai di dalam Tanah


Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat
celah atau retakan. Retakan akan semakin besar
dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang,
karena pengaruh larutan. Jika lubang-lubang itu
berhubungan, akan terbentuklah sungai-sungai di
dalam tanah.

6
c) Stalaktit
adalah kerucut kerucut kapur yang
bergantungan pada atap gua. Terbentuk dari
kapur yang tebal akibat udara masuk dalam
gua. Stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur
yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya
stalaktit dan stalakmit di Gua tabuhan dan gua
Gong di Pacitan, jawa Timur serta Gua
Jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah.

2. EROSI
Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang
membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang
bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis
tenaga perombaknya yaitu : Erosi air, Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi
angin (deflasi), Erosi gletser (glasial)’,Erosi Akibat gaya berat.

1) Erosi Air
Erosi oleh air adalah erosi yang di sebabkan oleh
air atau air hujan.Jika tingkat curah hujan berlebihan
sedemikian rupa sehingga tanah tidak dapat menyerap air
hujan maka terjadilah genangan air yang mengalir
kencang.Aliran air ini sering menyebabkan terjadinya
erosi yang parah karena dapat mengikis lapisan
permukaan tanah yang dilewatinya, terutama pada tanah
yang gundul.

Tahapan Erosi Air


Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang
berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebagai berikut.
a. Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
b. Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga
kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh:
a) Warna air yang mengalir berwarna coklat
b) Warna air yang terkikis menjadi lebih pucat
c) Kesuburan tanah berkurang
c. Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya
alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air.
d. Erosi parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran
air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada
tingkat ini tanah sudah rusak.

7
Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi
Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan:
a. Tebing sungai semakin dalam
b. Lembah semakin curam
c. Pembentukan gua

Pengikisan oleh air laut (abrasi)


Erosi oleh air laut merupakan pengikisan di pantai oleh pukulan gelombang laut
yang terjadi secara terus – menerus terhadap dinding pantai. Bentang alam yang
diakibatkan oleh erosi air laut, antara lain cliff (tebing terjal), notch (takik), gua di
pantai, wave cut platform (punggung yang terpotong gelombang), tanjung, dan teluk.
Cliff terbentuk karena gelombang melemahkan batuan di pantai. Pada awalnya
gelombang meretakan batuan di pantai. Akhirnya, retakan semakin membesar dan
membentuk notch yang semakin dalam akan membentuk gua. Akibat diterjang
gelobang secara terus menerus mengakibatkan atap gua runtuh dan membentuk cliff
dan wave cut playform.
Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut, sedang teluk adalah laut yang
menjorok ke arah daratan. Pantai memiliki jenis batuan yang berselang seling antara
batuan resisten dan tidak resisten. Pada batuan yang tidak resisten akan dengan mudah
tererosi, sedangkan batuan yang resisten sulit untuk tererosi. Akibatnya, pada batuan
yang tidak resisten akan terbentuk teluk yang menjorok ke daratan pada batuan yang
resisten terbentuk tanjung yang menjorok ke laut.
Akibat Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :
a. Dinding pantai yang curam
b. Relung ( lekukan pada dinding tebing)
c. Gua pantai
d. Batu layar
e. Cliff
f. Notch
g. Gua di pantai

2) Erosi Oleh Angin (Korasi)

Erosi oleh angin adalah pengikisan yang


disebabkan oleh angin. Hembusan angin kencang
yang terus menerus di daerah yang tandus dapat
memindahkan partikel-partikel halus batuan di
daerah tersebut sehingga membentuk suatu
formasi, misalnya bukit-bukit pasir di gurun atau
pantai.
Pengikisan oleh angin (erosi angin biasanya
terjadi di gurun) dapat mengakibatkan:

8
3) Erosi oleh gletser
Merupakan pengikisan yang dilakukan
oleh gletser (lapisan es) di daerah pegunungan.
Pengikisan ini terjadi di daerah yang memiliki
empat musim. Pada saat musim semi, terjadi
erosi oleh gletser yang meluncur menuruni
lembah. Akkibatnya lereng menjadi lebih terjal.
Contoh bentang alam yang terjadi akibat erosi
gletser adalah pantai fyord, yaitu pantai dengan
dinding yang berkelok kelok.

4) Erosi Akibat Gaya Berat


Batuan atau sedimen yang bergerak
terhadap kemiringannya merupakan proses erosi
yang disebabkan oleh gaya berat .Erosi ini akan
berlangsung sangat cepat sehingga dapat
menimbulkan bencana longsor.

3. GERAKAN MASSA BATUAN

Secara garis besar Gerak Masa Batuan (Mass Movement) dapat diartikan sebagai
perpindahan material batuan di permukaan bumi akibat gaya grafitasi yang dimiliki bumi.
Perpindahan ini dapat terjadi dalam waktu yang singkat maupun waktu yang lama.
Diwawah ini adalah contoh Gerakan massa batuan.

Gambar perpindahan material batuan


Jeni-jenis gerakan massa batuan

a. Tipe Creep (Rayapan)

9
Rayapan merupakan gerak masa batuan yang sangat lambat, sehingga proses
rayapannya hampir tak dapat diamati. Perpindahan Masa Batuan bertipe Creep ini hanya
bisa diketahui dengan gejala-gejala seperti menjadi miringnya tiang listrik atau dengan
melihat ketidakteraturan permukaan tanah. Jika dilihat dari kecepatannya maka tipe
Creep ini memiliki kecepatan antara 1 mm hingga 10 m pertahun.

b. Tipe Luncuran (Slides)

Tipe Luncuran ini lebih sering dikenal orang awam dengan bencana tanah longsor.
Gerakan masa batuan seperi inilah yang sering menimbulkan korban jiwa. Secara umum
luncuran batuan dapat diartikan sebagai pepindahan material permukaan bumi menuruni
lereng dengan cepat. Berdasar bidang luncurannya maka tipe pepindahan masa batuan
ini dapat dibedakan menjadi transisional dan rotasional. Untuk luncuran yang memiliki
bidang luncur lurus disebut dengan transitional slide, sedangkan luncuran yang
memiliki bidang luncur melengkung disebut sebagai rotational slide contoh: Slump.

c. Tipe Aliran

Gerak Masa Batuan tipe aliran ini dicirikan dengan adanya bidang geser (shear plan).
Tipe aliran ini dapat dibedakan dengan rayapan dari batas yang tegar dan material yang
terpindahkan. Menurut Vames (1978) aliran masa batuan dapat

dibedakan menjadi aliran kering, suliflaction, aliran tanah, aliran debris, dan debris
avelanche. Dari kesemua tipe tersebut tipe suliflaction adalah gerak masa batuan tipe
aliran yang paling lambat bergerak. Hal ini terjadi karena lapisan tanah memiliki
kejenuhan yang tinggi terhadap air. Tipe suliflaction dapat berlangsung pada medan
dengan kemiringan hanya 1° dan dapat pula terjadi pada lingkungan periglasial.

d. Tipe Heave

Gerak masa batuan bertipe Heave ini terjadi karena adanya proses kembang kerut tanah.
Tanah yang banyak mengandung lempung smectile biasa mengalami kembang kerut.
Ketika tanah ini mengembang maka volume akan bertambah kearah tegak lurus bidang
lereng. Oleh sebab itu akan terjadi desakan kearah lereng bawah. Tipe heave sendiri
masih dapt dibagi menjadi rayapan tanah dan rayapan talus. Tipe heave ini dikendalikan
oleh kuanitas kandungan tanah terhadp lempung jenis smectile atau illit dan relief mikro
akibat adanya proses kembang kempis.
10
e. Tipe Jatuhan

Gerak masa batuan bertipe jatuhan ini dicirikan oleh pegerakan melalui udara. Pada
umumnya fragmen batuanlah yang seolah terbang. Didalm kenyataannya sangat sulit
menemui tip pergerakn masa batuan seperti ini. Suatub pengecualian pada tebing sungai
yang runtuh dan sering diistilahkan dengan bank calving.

f. Tipe Runtuhan (Subsidence)

Satu ciri utama dari pergerakan masa batuan ini adalah tak kuatnya lagi penopang
batuan yang ada. Ketika penopang sudah tak kuat atau bahkan sudah hilang maka masa
batuan diatasnya akan jatuh secara cepat yang disebut dengan runtuh.

Faktor – Faktor Pengontrol Massa Batuan

a. Kemiringan Lereng
Semakin besar sudut kemiringan lereng, semakin besar pula peluang mass
wasting terjadi karena gaya berat semakin besar pula.

b. Relief Lokal
Relief local yang mempunyai kemiringan lereng cukup besar memperbesar
peluang mass wasting. Misalnya kubah, perbukitan punya peluang yang besar untuk
terjadi mass wasting.

c. Ketebalan Hancuran Batuan (debris) diatas batuan dasar


Makin tebal hancuran batuan yang berada di atas batuan dasar, makin besar pula
peluang untuk terjadinya mass wasting karena permukaan yang labil makin besar pula.

d. Orientasi bidang lemah dalam bidang batuan


Pada umumnya mass wating akan mengikuti alur bidang lemah dalam batuan,
karena orientasi bidang lemah tersebut akan lapuk lebih dahulu kemudian materi yang
lapuk akan bergerak. Bidang lemah itu berupa kekar, retakan atau diabas.

e. Iklim
Kondisi iklim di suatu daerah akan menentukan cepat / lambatnya gerakan
massa batuan. Bagi daerah yang beriklim basah cenderung mempunyai tingkat
kejenuhan air pada massa batuan tinggi, sehingga peluang terjadinya mass wasting juga
11
besar. Untuk daerah beriklim kering, pelapukan fisik cukup intensif sehingga
permukaan bentuk lahan menjadi daerah yang labil karena timbunan hancuran batuan
menjadi tebal. Akibat berikutnya terjadinya mass wasting. Seperti daerah beriklim
kering, daerah beriklim dingin juga intensif mengalami pelapukan fisik sebagai akibat
proses beku celah (kroturbasi) sehingga peluang terjadinya mass wasting juga besar.
f. Vegetasi
Daerah yang tertutup oleh vegetasi / tumbuhan – tumbuhan peluang untuk
terjadi mass wasting kecil, karena vegetasi dapat menahan laju gerakan massa batuan.
g. Gempa Bumi
Daerah yang sering mengalami gempa bumi cenderung labil, sehingga peluang
terjadinya mass wating cukup besar.
h. Tambahan Material di bagian atas Lereng
Di daerah gunung api aktif sering terjadi penambahan material di bagian atas
lereng akibat letusan, sehingga akan memperbesar peluang terjadinya mass wasting.
Contoh : Kubah lava Merapi makin lama makin besar pada saat erupsi sehingga
menyebabkan guguran lava ke lereng di bawahnya

Cara Untuk Mencegah Gerakan Massa Batuan

a. Menanami Lereng dengan tumbuhan – tumbuhan / di hutan.


b. Membuat teras – teras pada lereng.
c. Bangunan di lereng dibuatkan beton penahan.
d. Apabila bagian bawah lereng dipotong / digali untuk keperluan tertentu, perlu dibuatkan
saluran pembuangan air di bawah tanah.
e. Apabila membangun jalan di daerah pegunungan perhatikan arah kemiringan batuan.
Bagian yang dibangun pada sisi yang stabil.

f. Menahan batuan agar tidak bergeser sepanjang bidang lemah batuan (bidang batas
lapisan, bidang retakan).

12
D. SEDIMENTASI (PENGENDAPAN)
Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh
tenaga air atau angin.
Proses sedimentasi atau pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya :
1) Pengendapan Air (Akuatik)
a. Meander
Meander merupakan sungai yang
berkelok – kelok yang terbentuk karena adanya
pengendapan. Proses berkelok-keloknya
sungai dimulai dari sungai bagian hulu.Pada
bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang
terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai mulai
menghindari penghalang dan mencari rute
yang paling mudah dilewati. Sementara, pada
bagian hulu belum terjadi pengendapan. Pada
bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air mulai lambat dan
membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungi, baik bagian dalam
maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan terjadi pengikisan
sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi pengendapan.
Apabila hal itu berlangsung secara terus-menerus akan membentuk meander.

Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, dimana pengikisan


dan Pengendapan terjadi secara berturut turut. Proses pengendapan yang terjadi
secara terus menerus akan menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah
dari aliran sungai, Sehingga terbentuk oxbow lake.

b. Delta
Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut maka
kecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terkadi pengendapan sedimen oleh
air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan Lumpur akan tetap
terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan – lapisan
sedimen. Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada
bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta.
Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat:
a) Sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau
danau.
b) Arus panjang disepanjang pantai tidak terlalu kuat.
c) Pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta sungai musi,
kapuas, dan kali brantas.
c. Dataran banjir dan tanggul alam
Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya
terjadi banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut,bahan
bahan yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai. Akibatnya,
terbentuk suatu Dataran di tepi sungai. Timbulnya material yang tidak halus

13
(kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya tepi sungai lebih tinggi dibandingkan
dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut tanggul alam.

2) Pengendapan Air Laut (Sedimen Marine)


a. Slip dan Tombolo
Batuan hasil pengendapan oleh air
laut disebut sedimen marine.Pengendapan
oleh air laut dikarenakan adanya
gelombang. Bentang alam hasil
pengendapan oleh air laut, antara lain
pesisir, spit, tombolo, dan penghalang
pantai.Pesisir merupakan wilayah
pengendapan di sepanjang pantai.
Biasanya terdiri dari material pasir.
Ukuran dan komposisi material di pantai
sangat berfariasi tergantung pada perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus
laut. Arus pantai mengangkut material yang ada di sepanjang pantai. Jika terjadi
perubahan arah, maka arus pantai akan tetap mengangkut material material ke laut
yang dalam. ketika material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan
material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi material yang ada di atas
permukaan laut. Akumulasi material itu disebut spit. Jika arus pantai terus
berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang kadang spit terbentuk melewati
teluk dan membentuk penghalang pantai (barrier beach).

Apabila di sekitar spit terdapat pulam, biasanya spit akhirnya tersambung


dengan daratan, sehingga membentuk tombolo.

3) Pengendapan Angin (Sedimen Aeolis)


Sedimen hasil pengendapan oleh angin
disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil
pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk
pasir (sand dune). Gumuk pantai dapat terjadi di
daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir
terjadi bila terjadi akumulasi pasir yang cukup
banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin
mengangkut dan mengedapkan Pasir di suatu
tempat secara bertahap sehingga terbentuk
timbunan pasir yang disebut gumuk pasir/sand
dune.

4) Pengendapan oleh gletser


Sedimen hasil pengendapan oleh gletser
disebut sedimen glacial. Bentang alam hasil
Pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah

14
yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan
oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga
menuruni lereng dan mengendap di lemah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk
V menjadi berbentuk U.

Dampak positif tenaga eksogen antara lain:


a. Memunculkan habitat.
b. Memperluas daratan di bumi.
c. Memperdekat barang tambang ke permukaan bumi.
d. Meskipun begitu tenaga eksogen juga mempunyai dampak negatif yang bisa
merugikan manusia.

Dampak negatif tenaga eksogen tersebut antara lain:


a. Kesuburan tanah bisa berkurang (dampak dari erosi).
b. Hasil-hasil erosi yang diendapkan (sedimentasi) di muara sungai mengakibatkan
pendangkalan dasar sungai.
c. Abrasi dapat menghilangkan garis pantai hilang dihantam

Usaha penanggulangan dampak negatif tenaga eksogen:


a. Merehabilitasi hutan yang telah rusak dan melakukan reboisasi pada lahan yang
telah gundul, karena hutannya telah habis terbakar.
b. Membuat teras-teras pada lereng yang miring
c. Pengerukan di muara-muara
d. Penanaman pohon bakau

15
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Eksogen, ialah tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifatnya merusak atau merombak
permukaan bumi yang sudah terbentuk oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen juga
mengakibatkan bentuk-bentuk muka bumi. Tenaga eksogen dapat berasal dari tenaga air, angin,
dan organisme yang menyebabkan terjadinya proses pelapukan, erosi, denudasi, gerak massa
batuan, dan sedimentasi. Contoh seperti bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen
terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.

2. Saran
Sebagai seorang pelajar kita harus banyak mengetahui tentang tenaga eksogan, penyebab
terjadinya dan dampaknya bagi kehidupan manusia, agar sebagai pelajar kita mampu
memberikan pemahaman kepada masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. http://haristepanus.wordpress.com/2011/08/07/tenaga-eksogen-pelapukan-erosi-sedimentasi/
2. http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/bentang-alam-akibat-proses-pengikisan.html
3. http://aifaamalia.blogspot.com/2013/09/makalah-tenaga-eksogen.html
4. https://www.academia.edu/12284418/Makalah_geografi_tenaga_eksogen
5. https://www.scribd.com/document/355207601/MAKALAH-EKSOGEN
6. https://www.kompas.com/skola/read/2021/05/31/153930269/mass-wasting-pengertian-dan-
jenisnya

17

Anda mungkin juga menyukai