Makalah Geografi Tenaga Eksogen
Makalah Geografi Tenaga Eksogen
Makalah Geografi Tenaga Eksogen
MAKALAH
TENAGA EKSOGEN
(PELAPUKAN, EROSI, GERAK MASSA BATUAN, SEDIMENTASI)
Disusun Oleh:
Nama :
Kelas:
SMAN 1 BAHODOPI
KECAMATAN BAHODOPI
KABUPATEN MOROWALI
2024
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................3
B. TUJUAN............................................................................................................................3
C. MANFAAT.......................................................................................................................3
BAB II TENAGA EKSOGEN (PELAPUKAN, EROSI, GERAK MASSA BATUAN,
SEDIMENTASI).....................................................................................................................4
A. TENAGA EKSOGEN......................................................................................................4
1. PELAPUKAN...............................................................................................................4
2. EROSI...........................................................................................................................7
3. GERAKAN MASSA BATUAN..................................................................................9
D. SEDIMENTASI (PENGENDAPAN)........................................................................13
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar perut bumi. Tenaga eksogen
merupakan tenaga yang dapat merombak dan merubah bentuk muka bumi atau bentang lahan
yang telah ada. Perombakan muka bumi akibat tenaga eksogen dapat disebabkan oleh proses
pelapukan, pengikisan, pengendapan, dan pergerakan batuan atau tanah. Proses perombakan
atau perubahan muka bumi ini, pengerjaannya dilakukan oleh air, udara, dan es.
B. TUJUAN
a. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang tenaga eksogen dan apa saja
yang termasuk ke dalam tenaga eksogen serta mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi.
b. Mampu menjelaskan dan mendeskripsikan apa yang telah dipelajari dan dilihat mengenai
tenaga eksogen, sehingga kita benar-benar memahaminya.
c. Mempermudah pemahaman karena disertai gambar.
C. MANFAAT
Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu kita dapat mengetahui gambaran tentang
permukaan bumi ini, khususnya tenaga eksogen sebagai pembentuk muka bumi dai luar. Selain
itu, karena tenaga eksogen ini bersifat merusak bentuk-bentuk permukaan bumi, sehingga kita
harus mengetahui peristiwa apa saja yang akan terjadi di bumi ini. Semuanya akan dibahas oleh
makalah ini pada bab selanjutnya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
TENAGA EKSOGEN (PELAPUKAN, EROSI, GERAK MASSA BATUAN, SEDIMENTASI)
A. TENAGA EKSOGEN
Eksogen, ialah tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifatnya merusak atau merombak
permukaan bumi yang sudah terbentuk oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen juga
mengakibatkan bentuk-bentuk muka bumi. Tenaga eksogen dapat berasal dari tenaga air,
angin, dan organisme yang menyebabkan terjadinya proses pelapukan, erosi, denudasi, dan
sedimentasi. Contoh seperti bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis
oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh
tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta
sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau
vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-
puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya grafitasi
bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya
membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.
Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut
menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah
dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi
dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari
semakin kecil akibat tiupan angin.
Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin
Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan
sebagainya
Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Pengerusakan Bentuk Muka Bumi Oleh Tenaga Eksogen Berupa Pelapukan, Pengikisan
(Erosi) Dan Pengendapan.
1. PELAPUKAN
Pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang
lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat dikatakan
sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
1) Sinar matahari
2) Air
3) Gletser
4) reaksi kimiawi
5) kegiatan makhluk hidup (organisme)
4
Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
a. Pelapukan Fisis Atau Mekanik
b. Pelapukan organik
Penyebabnya adalah proses organisme
yaitu binatang tumbuhan danmanusia, binatang
yang dapat melakukan pelapukan antara lain
cacing tanah, serangga. Dibatu-batu karang
daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang
dibuat oleh binatang. Pengaruh yang disebabkan
oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat
mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik
yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di
dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu
berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akarakar serat makanan menghisap garam
makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman mudah diserap oleh
akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon,
5
pembangunan maupun penambangan. Dibatu-batu karang daerah pantai sering
terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang.
c. Pelapukan kimiawi
Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya
berupa pengelupasan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan
kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi.
Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah
melarutkan batu kapur (CACO3). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat
menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah
pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonasia banyak turun hujan. Air hujan inilah
yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.
Gejala atau bentuk – bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya:
a) Dolina
Dolina adalah lubang lubang yang berbanuk
corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan)
atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di
semua bagian pegunungan kapur di Jawa bagian
selatan, yaitu di pegunungan seribu.
6
c) Stalaktit
adalah kerucut kerucut kapur yang
bergantungan pada atap gua. Terbentuk dari
kapur yang tebal akibat udara masuk dalam
gua. Stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur
yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya
stalaktit dan stalakmit di Gua tabuhan dan gua
Gong di Pacitan, jawa Timur serta Gua
Jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah.
2. EROSI
Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang
membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang
bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis
tenaga perombaknya yaitu : Erosi air, Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi
angin (deflasi), Erosi gletser (glasial)’,Erosi Akibat gaya berat.
1) Erosi Air
Erosi oleh air adalah erosi yang di sebabkan oleh
air atau air hujan.Jika tingkat curah hujan berlebihan
sedemikian rupa sehingga tanah tidak dapat menyerap air
hujan maka terjadilah genangan air yang mengalir
kencang.Aliran air ini sering menyebabkan terjadinya
erosi yang parah karena dapat mengikis lapisan
permukaan tanah yang dilewatinya, terutama pada tanah
yang gundul.
7
Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi
Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan:
a. Tebing sungai semakin dalam
b. Lembah semakin curam
c. Pembentukan gua
8
3) Erosi oleh gletser
Merupakan pengikisan yang dilakukan
oleh gletser (lapisan es) di daerah pegunungan.
Pengikisan ini terjadi di daerah yang memiliki
empat musim. Pada saat musim semi, terjadi
erosi oleh gletser yang meluncur menuruni
lembah. Akkibatnya lereng menjadi lebih terjal.
Contoh bentang alam yang terjadi akibat erosi
gletser adalah pantai fyord, yaitu pantai dengan
dinding yang berkelok kelok.
Secara garis besar Gerak Masa Batuan (Mass Movement) dapat diartikan sebagai
perpindahan material batuan di permukaan bumi akibat gaya grafitasi yang dimiliki bumi.
Perpindahan ini dapat terjadi dalam waktu yang singkat maupun waktu yang lama.
Diwawah ini adalah contoh Gerakan massa batuan.
9
Rayapan merupakan gerak masa batuan yang sangat lambat, sehingga proses
rayapannya hampir tak dapat diamati. Perpindahan Masa Batuan bertipe Creep ini hanya
bisa diketahui dengan gejala-gejala seperti menjadi miringnya tiang listrik atau dengan
melihat ketidakteraturan permukaan tanah. Jika dilihat dari kecepatannya maka tipe
Creep ini memiliki kecepatan antara 1 mm hingga 10 m pertahun.
Tipe Luncuran ini lebih sering dikenal orang awam dengan bencana tanah longsor.
Gerakan masa batuan seperi inilah yang sering menimbulkan korban jiwa. Secara umum
luncuran batuan dapat diartikan sebagai pepindahan material permukaan bumi menuruni
lereng dengan cepat. Berdasar bidang luncurannya maka tipe pepindahan masa batuan
ini dapat dibedakan menjadi transisional dan rotasional. Untuk luncuran yang memiliki
bidang luncur lurus disebut dengan transitional slide, sedangkan luncuran yang
memiliki bidang luncur melengkung disebut sebagai rotational slide contoh: Slump.
c. Tipe Aliran
Gerak Masa Batuan tipe aliran ini dicirikan dengan adanya bidang geser (shear plan).
Tipe aliran ini dapat dibedakan dengan rayapan dari batas yang tegar dan material yang
terpindahkan. Menurut Vames (1978) aliran masa batuan dapat
dibedakan menjadi aliran kering, suliflaction, aliran tanah, aliran debris, dan debris
avelanche. Dari kesemua tipe tersebut tipe suliflaction adalah gerak masa batuan tipe
aliran yang paling lambat bergerak. Hal ini terjadi karena lapisan tanah memiliki
kejenuhan yang tinggi terhadap air. Tipe suliflaction dapat berlangsung pada medan
dengan kemiringan hanya 1° dan dapat pula terjadi pada lingkungan periglasial.
d. Tipe Heave
Gerak masa batuan bertipe Heave ini terjadi karena adanya proses kembang kerut tanah.
Tanah yang banyak mengandung lempung smectile biasa mengalami kembang kerut.
Ketika tanah ini mengembang maka volume akan bertambah kearah tegak lurus bidang
lereng. Oleh sebab itu akan terjadi desakan kearah lereng bawah. Tipe heave sendiri
masih dapt dibagi menjadi rayapan tanah dan rayapan talus. Tipe heave ini dikendalikan
oleh kuanitas kandungan tanah terhadp lempung jenis smectile atau illit dan relief mikro
akibat adanya proses kembang kempis.
10
e. Tipe Jatuhan
Gerak masa batuan bertipe jatuhan ini dicirikan oleh pegerakan melalui udara. Pada
umumnya fragmen batuanlah yang seolah terbang. Didalm kenyataannya sangat sulit
menemui tip pergerakn masa batuan seperti ini. Suatub pengecualian pada tebing sungai
yang runtuh dan sering diistilahkan dengan bank calving.
Satu ciri utama dari pergerakan masa batuan ini adalah tak kuatnya lagi penopang
batuan yang ada. Ketika penopang sudah tak kuat atau bahkan sudah hilang maka masa
batuan diatasnya akan jatuh secara cepat yang disebut dengan runtuh.
a. Kemiringan Lereng
Semakin besar sudut kemiringan lereng, semakin besar pula peluang mass
wasting terjadi karena gaya berat semakin besar pula.
b. Relief Lokal
Relief local yang mempunyai kemiringan lereng cukup besar memperbesar
peluang mass wasting. Misalnya kubah, perbukitan punya peluang yang besar untuk
terjadi mass wasting.
e. Iklim
Kondisi iklim di suatu daerah akan menentukan cepat / lambatnya gerakan
massa batuan. Bagi daerah yang beriklim basah cenderung mempunyai tingkat
kejenuhan air pada massa batuan tinggi, sehingga peluang terjadinya mass wasting juga
11
besar. Untuk daerah beriklim kering, pelapukan fisik cukup intensif sehingga
permukaan bentuk lahan menjadi daerah yang labil karena timbunan hancuran batuan
menjadi tebal. Akibat berikutnya terjadinya mass wasting. Seperti daerah beriklim
kering, daerah beriklim dingin juga intensif mengalami pelapukan fisik sebagai akibat
proses beku celah (kroturbasi) sehingga peluang terjadinya mass wasting juga besar.
f. Vegetasi
Daerah yang tertutup oleh vegetasi / tumbuhan – tumbuhan peluang untuk
terjadi mass wasting kecil, karena vegetasi dapat menahan laju gerakan massa batuan.
g. Gempa Bumi
Daerah yang sering mengalami gempa bumi cenderung labil, sehingga peluang
terjadinya mass wating cukup besar.
h. Tambahan Material di bagian atas Lereng
Di daerah gunung api aktif sering terjadi penambahan material di bagian atas
lereng akibat letusan, sehingga akan memperbesar peluang terjadinya mass wasting.
Contoh : Kubah lava Merapi makin lama makin besar pada saat erupsi sehingga
menyebabkan guguran lava ke lereng di bawahnya
f. Menahan batuan agar tidak bergeser sepanjang bidang lemah batuan (bidang batas
lapisan, bidang retakan).
12
D. SEDIMENTASI (PENGENDAPAN)
Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh
tenaga air atau angin.
Proses sedimentasi atau pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya :
1) Pengendapan Air (Akuatik)
a. Meander
Meander merupakan sungai yang
berkelok – kelok yang terbentuk karena adanya
pengendapan. Proses berkelok-keloknya
sungai dimulai dari sungai bagian hulu.Pada
bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang
terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai mulai
menghindari penghalang dan mencari rute
yang paling mudah dilewati. Sementara, pada
bagian hulu belum terjadi pengendapan. Pada
bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air mulai lambat dan
membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungi, baik bagian dalam
maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan terjadi pengikisan
sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi pengendapan.
Apabila hal itu berlangsung secara terus-menerus akan membentuk meander.
b. Delta
Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut maka
kecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terkadi pengendapan sedimen oleh
air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan Lumpur akan tetap
terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan – lapisan
sedimen. Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada
bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta.
Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat:
a) Sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau
danau.
b) Arus panjang disepanjang pantai tidak terlalu kuat.
c) Pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta sungai musi,
kapuas, dan kali brantas.
c. Dataran banjir dan tanggul alam
Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya
terjadi banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut,bahan
bahan yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai. Akibatnya,
terbentuk suatu Dataran di tepi sungai. Timbulnya material yang tidak halus
13
(kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya tepi sungai lebih tinggi dibandingkan
dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut tanggul alam.
14
yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan
oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga
menuruni lereng dan mengendap di lemah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk
V menjadi berbentuk U.
15
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Eksogen, ialah tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifatnya merusak atau merombak
permukaan bumi yang sudah terbentuk oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen juga
mengakibatkan bentuk-bentuk muka bumi. Tenaga eksogen dapat berasal dari tenaga air, angin,
dan organisme yang menyebabkan terjadinya proses pelapukan, erosi, denudasi, gerak massa
batuan, dan sedimentasi. Contoh seperti bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen
terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
2. Saran
Sebagai seorang pelajar kita harus banyak mengetahui tentang tenaga eksogan, penyebab
terjadinya dan dampaknya bagi kehidupan manusia, agar sebagai pelajar kita mampu
memberikan pemahaman kepada masyarakat.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. http://haristepanus.wordpress.com/2011/08/07/tenaga-eksogen-pelapukan-erosi-sedimentasi/
2. http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/bentang-alam-akibat-proses-pengikisan.html
3. http://aifaamalia.blogspot.com/2013/09/makalah-tenaga-eksogen.html
4. https://www.academia.edu/12284418/Makalah_geografi_tenaga_eksogen
5. https://www.scribd.com/document/355207601/MAKALAH-EKSOGEN
6. https://www.kompas.com/skola/read/2021/05/31/153930269/mass-wasting-pengertian-dan-
jenisnya
17