Kliping Ilmu Pengetahuan Sosial
Kliping Ilmu Pengetahuan Sosial
Kliping Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelompok 4
Disusun Oleh :
1. Kalyca Zahratussita
2. Afifah Syahira
3. Nurfaisa amira
5. Paujan
Kelas : X E
2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun.
Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad
SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan
saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar belakang...................................................................................................................1
B.Rumusan masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Pelapukan.........................................................................................................................2
B. Erosi.................................................................................................................................4
C. Mass Wasting...................................................................................................................5
D. Sedimentasi......................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kita ketahui bahwa manusia tinggal di lingkungan yang beragam. Sebagian dari
mereka tinggal di pegunungan dan sebagian lainnya tinggal di pantai yang datar atau di
wilayah perbukitan. Keragaman tersebut memengaruhi kehidupan manusia. Manusia yang
tinggal di pegunungan memiliki corak kehidupan yang berbeda dengan mereka yang tinggal
di pantai. Demikian pula dengan orang yang tinggal di perbukitan dan lembah sungai.
Masing-masing menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Menurut para ahli, keragaman bentuk permukaan bumi ini disebabkan oleh dua
kekuatan, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen. Apa itu tenaga eksogen dan tenaga
eksogen?. Tenaga endogen adalah tenaga pengubah muka bumi yang berasal dari dalam bumi,
sedangkan tenaga eksogen adalah tenaga pengubah muka bumi yang berasal dari luar bumi.
Tenaga endogen bersumber dari magma yang bersifat membangun (konstruktif). Tenaga ini
meliputi tektonisme, vulkanisme dan gempa bumi. Tenaga eksogen merupakan tenaga yang
bersifat merusak kulit bumi. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tenaga eksogen ini
meliputi air, angin, makhluk hidup, sinar matahari, dan gletser. Kedua tenaga ini
menghasilkan rupa muka bumi yang beraneka ragam bentuknya baik di daratan maupun dasar
laut.
Namun, pada makalah ini yang akan dibahas secara spesifik adalah tenaga eksogen
yang menyebabkan proses terbentuknya laut.
B.Rumusan masalah
1.Apa saja tenaga eksogen?
2.Bagaimana proses terjadinya sedimentasti marine?
3.Apa perbedaan erosi dengan mass wasting?
C. Tujuan
1.Untuk mengetahui proses pembentukan muka bumi melalui tenaga eksogen.
2.Untuk mengetahui bentuk muka bumi di lautan.
3.Untuk mengetahui dampak tenaga eksogen di dasar laut.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelapukan
2
https://images.app.goo.gl/dE3kvsVDYmeVLWjKA
Pelapukan adala proses perusakan dan penghancuran massa batuan yang
disebabkan oleh pengaru-pengaruh cuaca, angin dan organisme. Hal penting yang
memengaruhi proses pelapukan, yaitu batuam sebagai objek dan tenaga sebagai
pendukung objek tersebut terjadi pelapukan. Salah satu hasil terjadinya pelapukan
adalah terbentuknya tanah. Pelapukan dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu :
a. Pelapukan Mekanis
Pelapukan mekanis ialah
proses pelapukan yang
berlangsung secara mekanis
yaitu merombak batuan tanpa
mengubah sifat batuannya.
Dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut.
https://images.app.goo.gl/bdAUixSkBQWcJNQm8
1) Perbedaan suhu siang dan malam. Disiang hari batuan mengalami pemuaian
karena suhu yang tinggi, sedangkan malam hari batuan mengalami mengerut
karena suhu malam hari. Pengembangan dan pemuaian membuat batuan menjadi
muncuknya retakan pada batuan sehingga pecah dan hancurnya berkeping-
keping.
2) Perubahan volume air di dalam cela cela batuan. Dimusim dingin air dalam
batuan akan membeku sehingga volume batuan akan member dan batuan bisa
peca kibat terdesak es yang ada di dalam batuan.
3) Akibat erosi. Batuan dapat terkikis oleh benda laub bisa berupa debu yang
terembus dan menggesek kulit batuan.
b. Pelapukan Kimiawi
https://images.app.goo.gl/bdAUixS
kBQWcJNQm8
Pelapukan kimiawi
adalah proses pelapukan
pada batuan atau material
lainnya yang terjadi akibat
perubahan struktur kimiawi
material melalui sebuah reaksi. Pelapukan kimiawi dipengaruhi oleh suhu,
keberadaan air, dan kelembapan area sekitar batuan. Proses pelapukan kimiawi
3
disebut dekomposisi (Pelapukan kimiawi tampak jelas pada pegunungan kapur
(karst). Pelapukan kimiawi dapat menimbulkan gejala karst antara lain sebagai
berikut.
1) Dolina adalah lubang-lubang yang berbentuk corong Dolina dapat terjadi karena
erosi (pe-larutan) atau karena runtuhan. Jika lubang-lubang ini terisi air, disebut
danau karst (polje).
2) Uvala adalah suatu depresi di daerah karst dan lebih besar dari dolina.
3) Gua dan sungai bawah tanah.yaitu aliran air yang terdapat di bawah tanah yang
terjadi karena sungai bisa mengalir melalui daerah kapur. Air permukaan masuk
melalui lubang yang disebut ponor.
4) Stalaktit dan stalagmit. Stalaktit adalah kerucut batu kapur yang menggantung
pada atap gua, sedangkan stalagmit adalah kerucut batu kapur yang berdiri pada
dasar gua.
c. Pelapukan organis
Pelapukan organis adalah proses pelapukan batuan yang disebabkan oleh proses
organis seperti makhluk hidup.
Makhluk hidup tersebut dapat berupa
binatang. tumbuhan, dan manusia.
Binatang yang membantu proses
pelapukan yaitu cacing tanah dan
serangga. Bagian tumbuhan yang
membantu proses pelapukan adalah
akar-akar tumbuhan. Manusia juga
berperan dalam pelapukan melalui
aktivitas penambangan
https://images.app.goo.gl/SeY8hoPDmepqsYSQ6
B. Erosi
Erosi adalah proses
pengikisan batuan atau tanah yang
disebabkan oleh air, angin, dan gletser.
Berdasarkan penyebabnya, erosi dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
4
a. Ablasi. Ablasi adalah erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir. Air yang
mengalir menimbulkan banyak gesekan terhadap tanah yang dilaluinya. Pengikisan
oleh aliran air yang terjadi secara terus-menerus dapat mengakibatkan terbentuknya
sungai berbentuk V dan U. alur sungai yang berkelok-kelok (meander), jurang atau
ngarai, dan air terjun.
b. Abrasi. Abrasi adalah erosi yang disebabkan oleh gelombang laut.) Erosi oleh air
laut merupakan pengikisan di pantai oleh hantaman gelombang laut yang terjadi
secara terus-menerus terhadap dinding pantai. Fenomena alam hasil abrasi antara
lain tebing terjal (cliff), gua pantai, tanjung, dan teluk.
c. Eksarasi. Eksarasi adalah erosi yang disebabkan oleh es atau salju yang mencair
(glester) dan bergerak menuruni lembah pegunungan. Fenomena eksarasi
membentuk fjord (pantai yang menjorok ke daratan).
d. Deflasi. Deflasi adalah erosi yang disebabkan oleh tenaga angin) Angin hanya
menerbangkan pasir dan debu, kemudian menghantam batuan yang lebih besar
sehingga akan mengikis batuan tersebut. Deflasi dapat membentuk bentang alam
gumuk pasir.
5
https://images.app.goo.gl/3avaVbCdtU5taqN8A
Mass wasting adalah perpindahan massa batuan atau tanah menuruni lereng karena pengaruh
gaya gravitasi. Proses terjadinya mass wasting hampir sama dengan proses terjadinya erosi, yaitu
melalui tahapan pelepasan batuan atau tanah dari batuan induknya. Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya mass wasting antara lain sebagai berikut.
a. Kondisi alamiah material.
b. Kadar air yang tergantung material.
c. Kemiringan lereng atau bidang tergelincir.
d. Gempa bumi, banjir, atau peristiwa geologi lainnya.
Secara umum, mass wasting dapat dikelompokkan menjadi lima tipe yaitu sebagai berikut.
a. Longsor lahan (landslide). Longsor lahan merupakan fenomena pergerakan tanah menuruni
lereng karena kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng sudah terganggu. Fenomena ini
terjadi karena gaya gravitasi, curah hujan, dan erosi.
b. Rayapan tanah (soil creep). Rayapan tanah merupakan peristiwa gerakan tanah yang terjadi
secara lambat. Fenomena ini dapat diketahui dari permukaan tanah yang bergelombang, tiang
listrik dan pohon yang miring, serta dinding bangunan yang retak.
c. Aliran tanah (earthflow). Aliran tanah merupakan aliran percampuran tanah dan butiran batuan
yang jenuh dengan air serta tertarik oleh gaya gravitasi. Fenomena ini terjadi di bagian atas
lereng tempat material lapuk menumpuk.
d. Guguran batu (rockfall). Guguran batu merupakan massa batuan yang menuruni tebing atau
lereng curam. Massa batuan bergerak dengan jatuh bebas, terpental, berguling, dan meluncur.
Aliran lumpur (mudflow). Aliran lumpur hampir sama dengan aliran tanah, tetapi aliran lumpur
mengandung partikel lumpur dalam jumlah yang lebih besar. Aliran lumpur terjadi di lereng
yang sering mengalami erosi.
D. Sedimentasi
https://images.app.goo.gl/3avaVbCdtU5taqN8A
Sedimentasi adalah proses terangkutnya suatu material oleh media pengangkut yang kemudian
terendapkan pada suatu tempat. Semua material yang mengendap bersamaan akan menjadi batuan
sedimen. Bentang alam yang dihasilkan oleh proses sedimentasi akan berbeda-beda sesuai dengan
tenaga pengangkut dan tempat mengendapnya. Berdasarkan tempat pengendapan dan tenaga yang
mengendapkan, proses sedimentasi dapat dibedakan menjadi empat yaitu sebagai berikut.
a. Sedimentasi fluvial. Sedimentasi fluvial adalah proses pengendapan materi yang terjadi di
sepanjang aliran sungai. Pengendapan ini memperlihatkan ciri khas, yaitu semakin ke hilir
6
semakin kecil butir batuan yang diendapkan, di hulu batuan yang diendapkan berupa batu besar.
Sedimentasi fluvial umumnya terjadi di daerah dataran rendah. Hal ini sesuai dengan sifat air
yang mengalir dari tempat tinggi menuju tempat yang rendah. Proses sedimentasi alam yang
terbentuk karena sedimentasi fluvial. dapat mengakibatkan pendangkalan pada sungai ataupun
danau.
b. Sedimentasi aeolis. Sedimentasi aeolis adalah proses sedimentasi yang materi-materinya
diangkut oleh angin. Sedimentasi ini sering terjadi di daerah pesisir dengan pantai tanpa
vegetasi dan daerah gurun. Prosesnya debu-debu dan pasir dibawa oleh angin akan mengendap
dan membentuk bukit pasir atau gumuk pasir.
c. Sedimentasi marine. Sedimentasi marine adalah proses sedimentasi yang materi-materinya
diangkut dan diendapkan oleh gelombang air laut di sepanjang pantai. Materi-materi yang
diangkut merupakan materi hasil abrasi. Bentukan alam hasil sedimentasi marine antara lain
berupa sebagai berikut.
1) Spit, akumulasi endapan pasir dan kerikil di pantai. Jika proses pengangkutan berlangsung
terus-menerus, spit akan semakin panjang sehingga dapat melewati teluk dan membentuk
penghalang pantai.
2) Tombolo, endapan pasir yang menghubungkan daratan dua pulau yang berdekatan. Tombolo
adalah bentuk lanjut dari spit yang terus mengalami sedimentasi.
7
DAFTAR PUSTAKA