Falsafah Ibadah Dalam Islam
Falsafah Ibadah Dalam Islam
Falsafah Ibadah Dalam Islam
Disusun Oleh :
Kelompok 13
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA UTARA
T.A 2024
KATA PENGANTAR
Pemakalah menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Demikian makalah ini ditulis lebih kurang mohon maaf.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Ibadah adalah aktifitas spiritual yang merupakan inti dari keyakinan dalam
beragama. Ibadah secara etimologi memiliki arti tunduk atau merendahkan diri.
Ibadah menurut syariat Islam mengandung banyak definisi, namun secara prinsip
memiliki makna dan maksudnya satu. Diantara definisi yang dapat dijelaskan
antara lain adalah; 1) Ibadah merupakan bentuk ketaatan kepada Allah dengan
melaksanakan perintah-Nya; 2) Ibadah adalah sikap dan perilaku merendahkan
diri kepada Allah sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta, disertai rasa
mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi; 3) Ibadah merupakan keseluruhan yang
1
Hilmi Al-Khuli. 2007. Menyikap Rahasia Gerakan-Gerakan Shalat. Jogjakarta: Diva Press, hal
98.
2
Abidin Zaenal dan Ibnu Mas’ud. 2007. Fiqih Madzab Syafi’I Buku 1 Ibadah. Bandung: Pustaka
Setia, hal 20.
3
Yusuf Qardhawi. 2002. Konsep Ibadah Dalam Islam set ke-2. Bandung: Mizan, hal 14.
1
mencakup segala hal yang dicintai dan diridhai Allah Swt, baik berupa ucapan
atau perbuatan, yang zahir maupun yang batin.
Ada dua pembagian ibadah dalam Islam, yaitu ibadah mahdlah dan ghairu
mahdhah. Ibadah mahdlah, yaitu ibadah yang berhubungan dengan penjalanan
syariat Islam yang terkandung dalam rukun Islam. Contoh ibadah mahdhah antara
lain sholat, zakat, puasa dan haji. Sementara ibadah ghairu mahdhah adalah
ibadah yang dilaksanakan umat Islam dalam hubungannya dengan sesama
manusia dan lingkungannya. Ibadah ghairu mahdhah dikenal dengan ibadah
muamalah.
4
Sofyan Sauri. 2004. Pedidikan Agama Islam. Bandung: Alfabeta, hal 38.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Zakat
Para ahli ilmu berpendapat bahwa zakat itu dinamakan zakat karena
didalamnya ada tazkiyah (penyucian) jiwa, harta dan masyarakat. Telah
diriwayatkan dari Rasulullah saw bersabda: “Harta tidak berkurang karena
shadaqah (zakat) dan shadaqah (zakat) tidak diterima dari penghianatan.” (HR.
Muslim).6 Menurut Undang-Undang No.38 tahun 1998 tentang pengelolaan zakat,
pengertian zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau
badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai ketentuan agama untuk diberikan
kepada yang berhak menerimanya.7 Sedangkan UU yang terbaru yaitu UU No. 23
Tahun 2011 dalam BAB I Pasal 1 menyebutkan bahwa zakat adalah harta yang
5
Karim, Adiwarman. 2003. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: IIIT Indonesia, hal 56.
6
Husein As-Syahatah. 2004. Akuntansi Zakat: Panduan Praktis Perhitungan Zakat Kontemporer.
Surabaya: Pustaka Progresif, hal 4.
7
Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah, hal 345.
3
wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada
yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.8
2. Macam-Macam Zakat
a. Zakat fitrah
Sesuai dengan nama, zakat ini bertujuan membersihkan jiwa
muslim. Zakat fitrah juga disebut zakat jiwa yaitu setiap jiwa/orang
yang beragama Islam harus memberikan harta berupa makanan pokok
pada yang berhak menerimanya, dan dikeluarkan pada Ramadhan
sampai sebelum shalat Idul Fitri bulan Syawal.9 Zakat Fitrah merupakan
salah satu bagian dari zakat, dimana kewajibannya dibebankan kepada
semua orang yang beragama Islam, baik yang baru lahir sampai yang
sakaratul maut. Jadi siapapun baik kaya, miskin, laki-laki maupun
perempuan, tua, muda maupun bayi, semuanya harus membayar zakat
fitrah. Tujuan membayar zakat fitrah yaitu untuk mensucikan setiap jiwa
seorang muslim pada setiap tahunnya.Ketentuan bagi orang yang wajib
membayar zakat fitrah (Muzaki) adalah :
1) Orang tersebut beragama Islam
2) Orang tersebut,ketika sebelum matahari terbit pada Hari
Raya Idul Fitri masih hidup (yang baru lahir maupun dalam
sakaratul maut)
3) Orang tersebut pada saat itu mampu menafkahi diri dan
keluarga
4) Orang yang tidak berada di bawah tanggung jawab orang
lain.10
b. Zakat maal
8
Republik Indonesia. 2011. Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
Departemen Agama. Jakarta.
9
Agus Thayyib Afifi dan Shabira Ika. 2010. Kekuatan Zakat Hidup Berkah Rezeki Melimpah.
Yogyakarta: Galangpress Center, hal 66.
10
Ibid, hal 69.
4
Zakat maal adalah zakat yang dikeluarkan atas harta benda yang
kita miliki.11 Zakat Maal juga disebut zakat harta yaitu kewajiban umat
Islam yang memiliki harta benda tertentu untuk diberikan kepada yang
berhak sesuai dengan ketentuan nisab (ukuran banyaknya) dan dalam
jangka waktu tertentu (haul). Zakat Maal memang berbeda dengan
zakat fitrah. Zakat fitrah hanya diberikan dalam setahun sekali yaitu
sebelum salat Idul fitri dan dengan jumlah yang sama setiap jiwanya
yaitu satu sha‘ (setara dengan 2,5 kg) makanan pokok tetapi ketentuan
zakat maal berbeda-beda jumlahnya, antara satu benda dengan benda
yang lainnya.
Adapun tujuan dari pada zakat maal adalah untuk
membersihkan dan mensucikan harta benda mereka dari hak kaum
miskin diantara umat Islam. Dalam menentukan harta sebagai obyek
zakat, Al-Quran dan Hadis mengemukakan dua pendekatan yaitu tafsili
(terurai dan terinci) danijmali (global). Secara tafsili, dikemukakan
dalam Al-Quran dan Hadis beberapa jenis harta yang menjadi obyek
zakat yaitu zakat pertanian, seperti yang dikemukakan Al An’am
(6) : 141. Zakat emas dan perak, dikemukakan dalam At Taubah :
34-35 dan beberapa Hadis Nabi. Sektor ekonomi modern yang
berkembang dari waktu ke waktu jelas termasuk obyek zakat yang
sangat potensial.
Misal penghasilan yang didapat melalui keahlian, yang sering
disebut dengan zakat profesi, seperti profesi dokter, ahli bangunan,
dosen, pegawai, konsultan, pengacara, perancang pakaian dan lain
sebagainya, jelas termasuk obyek zakat. Perusahaan yang dikelola
sendiri dan bersama-sama dalam bentuk PT, CV, koperasi, pada akhir
tahun harus hitung zakatnya. Zakat dapat dikenakan pada
perusahaannya atau pada pemegang saham dari dividen yang dibagi
perusahaan. Peternakan ayam, itik, dan yang lainnya pada setiap akhir
tahun harus menghitung zakatnya dengan dianalogikan pada zakat
perdagangan. Demikian pula usaha sarang burung walet, anggrek,
11
Ibid
5
investasi properti dan sektor modern yang makin bervariasi, harus
dizakati, dengan analogi pada zakat pertanian/ perdagangan.
Zakat merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi Islam, karena
zakat merupakan salah satu implementasi azas keadilan dalam sistem ekonomi
Islam. Apabila kita memahami kembali makna filosofis diwajibkannya zakat,
maka kita akan mengetahui bahwa sebenarnya zakat mengandung beberapa
aspek: aspek moral dan aspek ekonomi. Dalam bidang moral, zakat mengikis
habis ketamakan dan keserakahan si kaya. Dalam aspek sosial, zakat bertindak
sebagai alat khusus yang diberikan Islam untuk menghapuskan kemiskinan
dari masyarakat dengan menyadarkan si kaya akan tanggung jawab sosial
yang mereka miliki. Sedangkan pada aspek ekonomi, zakat mencegah
penumpukan kekayaan yang mengerikan dalam tangan segelintir orang dan
memungkinkan kekayaan untuk disebarkan sebelum sempat menjadi besar
dan sangat berbahaya di tangan pemiliknya. Ia merupakan sumbangan wajib
kaum muslimin untuk perbendaharaan negara.
a. Keyakinan Keagamaan
Orang yang membayar zakat merupakan salah satu manifestasi
dari keyakinan agamanya. Penerimaan zakat dari banyak orang oleh
Rasulullah dikatakan suatu ibadah mensucikan mereka dari kotoran
hartanya. Susungguhnya zakat dapat membantu mensucikan jiwa
manusia (dari sifat mementingkan diri sendiri, kikir dan cinta harta)
6
sehingga mampu membuka jalan untuk pertumbuhan dan kemajuan
(melalui pembelanjaan untuk orang lain).
12
Sulaiman Rasjid. 2001. Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap). Bandung: Sinar Baru
Algensindo, hal 217.
7
dengan Sang Khaliq maupun hubungan sosial kemasyarakatan di
antara manusia.
Kebanyakan umat Islam kini tidak memahami kewajipan puasa dalam arti
kata yang sebenar. Perlaksanaan ibadah ini tidak berlandaskan kepada
pengetahuan dan kefahaman yang mendalam. Puasa perlu dilihat dari sudut
falsafah dan konsep yang tepat berdasarkan kepada wahyu dan akal.
8
Puasa mempunyai kelebihan-kelebihannya terutamanya terhadap
pembentukan akhlak. Puasa itu perisai atau pengawal, sebab itu orang yang
berpuasa ditegah dari bercakap kotor (al-rafath) dan tidak boleh melakukan
perbuatan-perbuatan orang jahil (yajhal), bertengkar atau pun melolong (yashab).
Puasa yang sebenar bukan sahaja perlu bersusah payah mengawal nafsu
makan, minum dan seks tetapi hendaklah melewati apa sahaja yang ditegah oleh
syarak seperti zina, persetubuhan di siang hari antara suami isteri, berbohong,
menipu dan sebagainya.
1. Pengertian Haji
Ibadah haji merupakan ibadah yang sangat unik, biaya begitu besar dan
resiko tidak ringan, tenaga yang dikeluarkan juga memerlukan persiapan yang
besar, walaupun demikian jumlah yang menginginkan berangkat haji jauh
melebihi kuota. Berapa banyak orang yang menjual rumah maupun tanahnya
untuk berangkat haji. Maka sudah sewajarnya kalau diperkirakan bahwa faidah di
balik ibadah haji lebih besar dari segala pengorbanan tersebut. Hal ini dirasakan
oleh ribuan bahkan jutaan manusia yang pernah melakukan haji, hanya kuat dan
lemahnya nilai yang mereka dapatkan berbeda antara satu sama yang lainnya.
9
Haji adalah rukun Islam yang kelima. Perlaksanaannya bergantung pada
beberapa syarat. Yang utamanya ialah berkuasa atau tidak dalam konteks
kewangan, kesihatan dan kekeluargaan. Jika ini semua boleh diatasi maka
seseorang itu sudah wajib untuk menunaikannya. Apakah sebabnya dikhaskan
suatu tempat untuk penyempurnaannya. Sekurang-kurangnya ada dua unsur yang
fundamental mendasari penentuan ini : (a) usaha-usaha untuk menyedarkan diri
manusia tentang nilai-nilai sejarah yang telah dilalui oleh para Rasul dan Anbiya
dahulu. (b) membentuk persaudaraan atau perkenalan global antara sesama umat
Islam di mana semua jenis bangsa bersatu atas satu niat dan objektif, di satu lokasi
geografi yang ditentukan oleh syariat. Umat Islam diajar untuk merasai sendiri
penderitaan dan kepayahan hidup yang telah dialami oleh para Rasul dan Anbiya‟
dahulu. Pendidikan ini boleh memperbaiki kualiti keislaman mereka.
10
b. Talbiyah
Talbiyah merupakan satu dari inti ibadah haji, talbiyah dengan lisan, hati
maupun perbuatan. Talbiyah disunahkan untuk diulang-ulangi terus selama ibadah
haji dan umrah dalam keadaan ihram. Rasulullah mengatakan bahwa ibadah haji
yang terbaik adalah yang banyak mengucapkan talbiyah dan menyembelih
qurban.
c. Thawaf
Thawaf adalah rukun yang sangat penting dalam umrah dan haji, sangat
disunnahkan untuk dilakukan berulang-ulang, terutama setiap kali masuk masjid.
Thawaf dari akar kata thafa-yathufu, yang berarti mengitari atau mengelilingi.
Yang dimaksudkan thawaf adalah mengelilingi kakbah dimulai dari hajar aswad
sampai tujuh kali dengan niat ibadah kepada Allah. Thawaf memberikan pelajaran
bahwa hendaklah seorang beriman berthawaf dengan hati mengikuti orbit ridha
Allah, sebagaimana seluruh alam berkeliling mengelilingi orbit yang telah
ditentukan Allah. Thawaf mengajarkan bahwa Allahlah sebagai tujuan hidup,
ridha, dan cinta-Nya.
11
d. Sa’i
Sa'i berasal dari kata sa'a-yas'a yang berarti usaha atau lari. Yang
dimaksudkan adalah berjalan atau lari dari Shafa menuju Marwa tujuh kali
putaran. Sa'i dilakukan setelah melakukan thawaf. Sa'i memiliki pelajaran yang
sangat banyak, di antaranya keyakinan bahwa sebuah orientasi hidup harus
direalisasikan dengan usaha keras. Kalau dalam masalah duniawi semua
memahami bahwa segala keberhasilan dicapai dengan usaha keras maka demikian
pula dengan idealis iman. Perjuangan untuk melakukan islamisasi kehidupan,
untuk keberhasilan dunia dan kebahagiaan akhirat sangat memerlukan usaha keras
pula.
e. Wukuf di Arafah
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
Qardhawi, Y. (2002). Konsep Ibadah Dalam Islam set ke-2. Bandung: Mirzan.
Rasjid, S. (2001). Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap). Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
14