Dokumen Tata Kelola PKM - Template2023
Dokumen Tata Kelola PKM - Template2023
Dokumen Tata Kelola PKM - Template2023
2023
KATA PENGANTAR
Dokumen Pola Tata Kelola BLUD Puskesmas, merupakan salah satu syarat
administrasi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79
Tahun 2018 untuk tujuan kelengkapan pengusulan penerapan BLUD pada
Pengelolaan Puskesmas.
Dokumen ini memuat uraian tentang kelembagaan serta tugas dan fungsi pada
BLUD Puskesmas dan satuan perangkat kerja di wilayah kerja Puskesmas …..,
pengelolaan fungsi kerja dan pengelompokan sumber daya manusia, akuntabilitas,
transparansi, keuangan dan kebijakan penganggaran.
Akhirnya kami menyampaikan terima kasih kepada tim Penyusun yang telah
berupaya menyiapkan dokumen Pola Tata Kelola BLUD Puskesmas.
(Nama)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Ruang Lingkup
1.3. Maksud dan Tujuan Pola Tata Kelola BLUD Puskesmas
1.5. Pengertian dan Singkatan
BAB II POLA TATA KELOLA BLUD PUSKESMAS
2.1. Pejabat Pengelola
2.2.
BAB III PENUTUP
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan dan
ujung tombak pembangunan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 Puskesmas mempunyai fungsi sebagai
penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama dan Upaya
Kesehatan Perorangan tingkat pertama.
A. KELEMBAGAAN
1. GAMBARAN SINGKAT PUSKESMAS
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas …. merupakan
Puskesmas Induk yang ada di Kecamatan terletak di Jalan Raya …. No ….
Kecamatan …. Kabupaten/Kota …, terletak di …. km sebelah ….. dari Kab/kota
....
UPTD Puskesmas ditetapkan menjadi Puskesmas ….. Rawat Inap dan
mempunyai surat Izin Operasional yang ditetapkan oleh Pemerintah dan
Perizinan Nomor: …. tentang Izin Opesional Puskesmas.
UPTD Puskesmas Kabupaten/Kota ... berlokasi di Jalan Raya …. No ….
Kecamatan …. Kabupaten/Kota …, dengan wilayah kerja sebanyak …. Desa
dari …. desa di wilayah kecamatan ….. UPTD Puskesmas ..... didukung
jaringan dibawahnya sebanyak …. Pustu, …. Ponkesdes, …. Posyandu Balita
serta …. Posyandu Lansia serta .... Jejaring BPS dan BPM.
UPTD Puskesmas ….. sebagai Puskesmas Rawat Inap mempunyai
Ruang Pelayanan yaitu:
a. Ruang Pelayanan Pendaftaran, Administrasi dan Rekam Medis (RPRM)
b. Ruang Pemeriksaan Lansia (RPL)
c. Ruang Konseling Gizi dan Sanitasi (RK)
d. Ruang Pemeriksaan Umum (RPU)
e. Ruang Pemeriksaan MTBS/Anak (RMTBS)
f. Ruang Pemeriksaan Gigi (RPG)
g. Ruang Laboratorium (RLAB)
h. Ruang Pemeriksaan Penyakit Menular (RP2M)
i. Ruang Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, KB dan Imunisasi (RKIA)
j. Ruang pemeriksaan Pre-Eklampsia
k. Ruang Pemeriksaan IVA, HIV-IMS (RIVA)
l. Ruang Tata Usaha (RTU)
m. Ruang Pelayanan Farmasi (RPF)
n. Ruang Pelayanan 24 Jam dan Gawat Darurat (RGD)
o. Ruang Rawat Inap (RRI)
p. Ruang Bersalin (PONED)
Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan strata/tingkat pertama,
puskesmas ..... bertanggungjawab menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
tingkat pertama berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Tata Kelola BLUD Puskesmas 8
Upaya Kesehatan Perorangan, yaitu pelayanan yang bersifat pribadi
(private goods), dengan tujuan utama penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit melalui pelayanan rawat jalan. Sedangkan Upaya
Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public (public goods)
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama yang menjadi tanggung
jawab Puskesmas ..... meliputi:
a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
1) Upaya Promosi Kesehatan
2) Upaya Kesehatan Lingkungan
3) Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
- Keluarga Berencana
- Kesehatan Reproduksi
4) Upaya Gizi
5) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Pencegahan dan Pengendalian Tuberkulosis
- Pencegahan dan Pengendalian Kusta
- Imunisasi
- Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue
- Pencegahan dan Pengendalian HIV-AIDS
- Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
- Surveilans
- Pencegahan dan Pengendalian ISPA/Diare
- Kesehatan Jiwa
6) Perawatan Kesehatan Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
1) Pencegahan dan Pengendalian Hepatitis
2) Kesehatan Usia Lanjut
3) Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat
4) Usaha Kesehatan Sekolah
5) Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
6) Pengobatan Tradisional Komplementer
7) Kesehatan Kerja dan Olah Raga
8) Kesehatan Indera
9) Kesehatan Matra/Haji
10) Tim Reaksi Cepat
11) Pengawasan Obat & Makmin
SISTEM INFORMASI
PENANGGUNG JAWAB UKM PENANGGUNG JAWAB UKM PENANGGUNG JAWAB UKP PENANGGUNG JAWAB JARINGAN PELAYANAN
ESENSIAL & PERKEMAS PENGEMBANGAN KEFARMASIAN DAN PUSKESMAS & JEJARING FASYANKES …………………….
……………………. ……………………. LABORATORIUM …………………….
……………………. KEPEGAWAIAN
…………………….
PELAYANAN LABORATORIUM
…………………….
3) Tata Laksana
a. Dewan Pengawas
Dewan Pengawas BLUD adalah satuan fungsional yang bertugas
melakukan pembinaan dan pengawasan dan pengendalian internal
terhadap pengelolaan BLUD yang dilakukari oleh pejabat pengelola
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Dewan
Pengawas dibentuk dengan keputusan Kepala Daerah.
1. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas
a) Keanggotaan Dewan Pengawas
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 3 (tiga) orang
dapat terdiri dari unsur-unsur:
1) 1 (satu) orang pejabat Dinas Kesehatan yang membidangi
Puskesmas;
2) 1 (satu) orang pejabat Pendapatan, Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah;
3) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan
BLUD Puskesmas.
b. Pemimpin BLUD
Dengan mengacu pada Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 dan Pasal 6 ayat (2) Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018, Kepala UPT Puskesmas ....
bertindak sebagai Pemimpin BLUD Puskesmas.
1. Pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin BLUD
a) Pemimpin BLUD Puskesmas diangkat dan diberhentikan
oleh Kepala Daerah ....
b) Pemimpin BLUD Puskesmas bertanggung jawab kepada
Kepala Daerah.
c) Pemimpin BLUD diangkat dari pegawai negeri sipil dan/atau
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
d) BLUD Puskesmas dapat mengangkat pemimpin BLUD dari
profesional lainnya sesuai dengan kebutuhan,
profesionalitas, kemampuan keuangan dan berdasarkan
prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam
meningkatkan pelayanan.
e) Pemimpin BLUD Puskesmas yang berasal dari tenaga
profesional lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau
tetap.
f) Pemimpin BLUD Puskesmas dari tenaga profesional lainnya
diangkat untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun
dan dapat diangkat kembali untk 1 (satu) kali periode masa
jabatan berikutnya jika paling tinggi berusia 60 (enam
puluh) tahun.
g) Standar Kompetensi Pemimpin BLUD Puskesmas
1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Berijazah setidak-tidaknya Strata Satu (S-1) dibidang
Kesehatan.
3) Sehat jasmani dan rohani.
4) Mampu memimpin, membina, mengkoordinasikan dan
mengawasi kegiatan Puskesmas dengan seksama.
5) Mampu melakukan pengendalian terhadap tugas dan
kegiatan Puskesmas sedemikian rupa sehingga dapat
berjalan secara lancar, efektif, efisien dan berkelanjutan.
6) Cakap menyusun kebijakan strategis Puskesmas dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
7) Mampu merumuskan visi, misi, dan program Puskesmas
yang jelas dan dapat diterapkan, diantaranya meliputi:
Tata Kelola BLUD Puskesmas 28
– Peningkatan kreativitas, prestasi, dan akhlak mulia
insan Puskesmas.
– Penciptaan suasana Puskesmas yang asri, aman, dan
indah.
– Peningkatan kualitas tenaga medis, paramedis dan
non medis puskesmas.
– Pelaksanaan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas
program.
c. Pejabat Keuangan
Dengan mengacu pada Pasal 10 Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 79 Tahun 2018 Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertindak
sebagai Pejabat Keuangan dan berfungsi sebagai penanggung
2. Standar Kompetensi:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Berijazah setidak-tidaknya D3.
c. Sehat jasmani dan rohani.
d. Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi jabatan sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku.
e. Menguasai secara umum tentang segala fasilitas dan
pelayanan UPT Puskesmas.
Tata Kelola BLUD Puskesmas 31
f. Menguasai pedoman pelayanan, prosedur pelayanan dan
standar pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya.
g. Memiliki komitmen kuat terhadap peningkatan mutu
pelayanan Puskesmas.
f. Pegawai BLUD
1. Pegawai BLUD menyelenggarakan kegiatan untuk mendukung
kinerja BLUD.
2. Pegawai BLUD berasal dari Pegawai Negeri Sipil dan/atau
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Pegawai BLUD dapat diangkat dari tenaga profesional lainnya
sesuai dengan kebutuhan profesionalitas, kemampuan keuangan
dan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam
meningkatkan pelayanan.
4. Pegawai BLUD dari tenaga profesional lainnya dapat
dipekerjakan secara kontrak atau tetap dan dilaksanakan sesuai
dengan jumlah dan komposisi yang telah disetujui BPPKAD.
5. Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan
kompetensi yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas,
kepemimpinan, pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai dengan
kebutuhan Praktek Bisnis Yang Sehat.
B. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja dalam tata kelola Puskesmas menggambarkan pola
hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan fungsi dalam
organisasi. Prosedur kerja puskesmas dalam rangka memberikan pelayanan
kepada masyarakat baik pelayalanan kesehatan perorangan maupun pelayanan
kesehatan masyarakat dituangkan dalam bentuk Standar Operating Prosedur
(SOP) pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang kesehatan serta pelayanan
manajemen, meliputi:
1. Ruang Pendaftaran, Administrasi dan Rekam Medis
2. Ruang Pemeriksaan Umum
3. Ruang Pemeriksaan Lanjut Usia
4. Ruang Konseling Gizi dan Sanitasi
5. Ruang Pemeriksaan MTBS/Anak
6. Ruang Pemeriksaan Gigi
7. Ruang Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana dan Imunisasi
8. Ruang Pemeriksaan Penyakit Menular
9. Ruang Pemeriksaan IVA, IMS-HIV
10. Ruang Pemeriksaan Pre-Eklampsia
11. Ruang Imunisasi
12. Ruang Pelayanan Farmasi
13. Ruang Laboratorium
14. Ruang Pelayanan 24 jam dan Gawat Darurat
Tata Kelola BLUD Puskesmas 34
15. Ruang Rawat Inap
16. Ruang PONED
17. Tata Usaha/Administrasi
18. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
19. Pelayanan Jaringan Puskesmas
PASIEN DATANG
DATANG
N
R.RUJUKAN R.MTBS R. GIGI R.LANSIA R. UMUM R. KIA/KB. R. IVA
R.PE
R.
PENDAFTARAN
KAMAR OBAT PULANG
LAB
R. PELAYANAN
GAWAT DARURAT
R PELAYANAN KAMAR OBAT
UMUM
KIA
PULANG
R PELAYANAN GIGI
RUJUKAN KE RS
TINDAKAN PULANG
R. PENDAFTARAN
R. PELAYANAN KIA
LAB
R. PELAYANAN GIGI
KAMAR OBAT
PULANG
RAWAT INAP
LAB
KAMAR
PULANG
OBAT
R. R PELAYANAN
PENDAFTARAN MTBS RUJUKAN
KAMAR
UGD PULANG
OBAT
LAB
R. PELAYANAN
R. LANSIA R. PELAYANAN KAMAR PULANG
PENDAFTARAN
RUJUKAN OBAT
R.
PELAYANAN
GAWAT
DARURAT
Negatif KAMAR
OBAT
R. PENDAFTARAN
Positif
Motivasi
kunjunga KAMAR
n ulang OBAT
Konsul
Dokter
Rujuk
R PELAYANAN UMUM
R PELAYANAN KIA
R PELAYANAN MTBS
R PELAYANAN GIGI
R PELAYANAN IVA
R PELAYANAN PRE
EKLAMPSIA
R PELAYANAN KIA/KB
R PELAYANAN KIA/KB
R PELAYANAN MTBS
R PELAYANAN MTBS
R PELAYANAN GIGI
R PELAYANAN GIGI
LABORATORIUM
R. PELAYANAN GAWAT
DARURAT R. PELAYANAN GAWAT
DARURAT
R PELAYANAN LANSIA
R PELAYANAN LANSIA
R PELAYANAN RAWAT
INAP R PELAYANAN RAWAT
INAP
PONED
PONED
PASIEN DARURA
DATANG T
ya tidak
STABI MERAH
HIJAU L
KUNING RESUSITAS
I RUJU
ya K
UGD
RAWAT INAP
tidak INFORM CONCENT DG 5 S
RUJUK ya
RE-IDENTIFIKASI
STAB
IL TINDAKAN PELAYANAN
MERAWAT SESUAI ADVIS
ya DOKTER
tidak
SE
M
RUJUK B OBAT
U
H
PEMULANGAN PULANG
PARTUS PULANG
Jam Dinas
KEHAMI
LAN KONSUL
INPARTU DOKTER
R.PENDAFTARAN RESIKO
R. KIA
RUJUK RS
TIDAK
KAMAR
INPARTU
OBAT PULANG
IBU
HAMIL
Luar Jam Dinas
PARTUS PULANG
R. GAWAT OBSERVAS
DARURAT INPARTU
I KEHAMIL KONSUL
AN DOKTER
RESIKO
RUJUK RS
TIDAK
KAMAR OBAT PULANG
INPARTU
3. Fungsi Pendukung/Penunjang
Fungsi pendukung/penunjang di puskesmas dilaksanakan oleh penanggung
jawab dan pelaksana:
a. Laboratorium dan pemeriksaan penunjang
b. Kefarmasian dan obat-obatan
c. Pengelolaan alat kesehatan/kedokteran
1 Dokter 4 3 PNS , 1 6 6 2
THL
2 Dokter gigi 3 1 PNS 2 2 Lebih 1
(kapusk),
1 CPNS,
1, THL
3 Apoteker 1 1THL 2 2 1
4 Asisten Apoteker 0 honorer 2 2 2
5 Administrasi 1 1 PNS 1 1 0
Kepegawaian
6 Bendahara 0 0 3 3 3
7 Pengadministarasi 2 2 PNS 2 2 0
Umum
8 Sistem Informasi 1 1 2 2 1
Kesehatan Honorer
9 Pengelola Barang 0 2 2 2
Aset Negara 0
10 Pengelola 1 1 1 0
Program dan 1
Pelaporan Honorer
11 Kasir 1 1 1 0
12 Perekam Medis 0 1 2 2 2
Honorer
13 Kebersihan 2 4 4 2
0
14 Sopir Ambulan 1 2 2 1
2
15 Penjaga 2 honorer 3 3 1
keamanan
1
Honorer
1 THL, 1
Honorer
16 Perawat 23 5 PNS, 4 23 11 0
THL, 4
honorer
Perawat desa 16 21 16 5
(pustu 15 PTT,1
/ponkesdes) THL
17 Perawat gigi 1 PNS 1 1 0
18 Bidan 11 6 PNS, 5 19 19 8
honorer
Bidan 21 18PNS, 2 21 21 0
pustu/ponkesdes PTT, 1
THL
22 Promkes 0 0 1 1 1
23 Epidemologi 0 0 1 1 1
Kesehatan
1. Perencanaan Pegawai
Perencanaan Pegawai merupakan proses yang sistimatis dan Strategis untuk
memprediksi kondisi Jumlah PNS atau Non PNS ,jenis Kualifikasi, keahlian dan
kompetensi yang diinginkan dimasa depan melalui Analisis Beban Kerja dan
diharapkan dapat melaksanakan tugas dengan baik agar pelayanan di
Puskesmas dapat lebih baik dan hasilnya meningkat
2. Pengangkatan Pegawai
Pola rekruitmen SDM baik tenaga medis, paramedis maupun non medis pada
UPT Puskesmas ..... Kabupaten/Kota ... adalah sebagai berikut:
a. SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Pola rekruitmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di UPTD
Puskesmas ..... Kabupaten/Kota ... dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota ....
b. SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS.
Pola rekruitmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-PNS
dilaksanakan sebagai berikut:
1) Pengangkatan pegawai berstatus Non PNS dilakukan sesuai dengan
kebutuhan profesionalitas, kemampuan keuangan dan berdasarkan
pada prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam rangka
peningkatan pelayanan.
2) Rekruitmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi yang lowong atau
adanya perluasan organisasi dan perubahan pada bidang-bidang yang
sangat mendesak yang proses pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota.
3) Jumlah dan komposisi pegawai Non PNS telah disetujui oleh BPPKAD
4) Tujuan rekruitmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang profesional,
jujur, bertanggung jawab, netral, memiliki kompetensi sesuai dengan
tugas/jabatan yang akan diduduki sesuai dengan kebutuhan yang
diharapkan serta mencegah terjadinya unsur KKN (kolusi, korupsi, dan
nepotisme) dalam rekruitmen SDM.
5) Rekruitmen SDM dilakukan berdasarkan prinsip netral, objektif,
c. Penempatan Pegawai
Penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi yaitu pengetahuan,
keahlian, ketrampilan, integritas, kepemimpinan, pengalaman, dedikasi
dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai
dengan kebutuhan Praktek Bisnis Yang Sehat
d. Sistem Remunerasi
1) Pengaturan Remunerasi
Pejabat pengelola BLUD dan Pegawai BLUD dapat diberikan remunerasi
sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan profesionalisme. Komponen
Remunerasi meliputi:
a) Gaji yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tetap setiap
bulan;
b) Tunjangan tetap yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat
tambahan pendapatan di luar gaji setiap bulan;
c) Insentif yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan
pendapatan di luar gaji;
d) Bonus atas prestasi yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat
tambahan pendapatan di luar gaji, tunjangan tetap dan insentif,
atas prestasi kerja yang dapat diberikan 1 (satu) kali dala 1 (satu)
tahun anggaran setelah BLUD memenuhi syarat tertentu;
e) Pesangon yaitu imbalan kerja berupa uang santunan purna jabatan
sesuai dengan kemampuan keuangan; dan/atau
f) Pensiun yaitu imbalan kerja berupa uang.
E. PENGELOLAAN KEUANGAN
1. Struktur Anggaran
Struktur anggaran BLUD Puskesmas terdiri dari:
a. Pendapatan BLUD
Pendapatan BLUD terdiri dari:
1) Jasa Layanan
Jasa layanan berupa imbalan yang diperoleh langsung oleh puskesmas
dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat. Jasa layanan
puskesmas diperoleh dari jenis layanan yang diberikan kepada pasien
yang berkunjung atau mendapatkan pelayanan kesehatan puskesmas
meliputi: kunjungan loket, konsultasi, pemeriksaan, tindakan dan
pemeriksaan penunjang. Komponen jasa layanan puskesmas meliputi:
jasa sarana dan jasa pelayanan yang ditetapkan dalam tarif layanan.
2) Hibah
Pendapatan hibah diperoleh puskesmas dari masyarakat atau badan
lain yang bersifat terikat atau tidak terikat. Pendapatan dari hibah yang
bersifat terikat, digunakan sesuai dengan tujuan pemberi hibah, sesuai
dan selaras dengan tujuan puskesmas, sebagaimana tercantum dalam
naskah perjanjian hibah.
3) Hasil kerjasama dengan pihak lain
Tata Kelola BLUD Puskesmas 49
Pendapatan hasil kerjasama diperoleh puskesmas dari hasil kerjasama
dengan pihak lain.
4) APBD
Pendapatan puskesmas dari APBD diperoleh dari alokasi DPA APBD
untuk puskesmas seperti anggaran operasional puskesmas serta honor
subsidi dan non subsidi puskesmas.
5) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah
Pendapatan lain-lain yang sah meliputi:
a) Jasa giro;
b) Pendapatan bunga;
c) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
d) Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa BLUD;
e) Investasi;
f) Pengembangan usaha. Pengembangan usaha dilaksanakan dengan
cara pembentukan unit usaha yang merupakan bagian dari
puskesmas yang bertujuan untuk peningkatan dan pengembangan
layanan.
b. Belanja BLUD
Belanja BLUD puskesmas terdiri dari:
1) Belanja Operasi
Belanja operasi mencakup seluruh belanja untuk menjalankan tugas
dan fungsi meliputi:
a) Belanja pegawai;
b) Belanja barang dan jasa;
c) Belanja bunga dan belanja lainnya.
2) Belanja Modal
Belanja modal mencakup seluruh belanja untuk perolehan aset
tetapdan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan untuk digunakan dalam kegiatan puskesmas.
Belanja modal meliputi belanja tanah, belanja peralatan dan mesin,
belanja gedung dan bangunan, belanja jalan, belanja irigasi dan
jaringan, dan belanja aset tetap lainnya.
c. Pembiayaan BLUD
Pembiayaan BLUD Puskesmas adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun anggaran
berikutnya.
Jenis pembiayaan meliputi:
1) Penerimaan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan puskesmas meliputi:
Tata Kelola BLUD Puskesmas 50
a) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya;
b) Divestasi;
c) Penerimaan utang/pinjaman.
2) Pengeluaran pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan meliputi:
a) Investasi;
b) Pembayaran pokok utang/pinjaman.
2. Perencanaan dan Penganggaran BLUD
Puskesmas merencanakan anggaran dan belanja BLUD dengan menyusun
Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang mengacu kepada Renstra puskesmas.
RBA puskesmas disusun berdasarkan:
a. Anggaran berbasis kinerja, yaitu analisis kegiatan yang berorientasi pada
pencapaian output dengan penggunaan dana secara efisien.
b. Standar satuan harga, merupakan harga satuan setiap unit barang/jasa
yang berlaku di Pemerintah Daerah.
c. Kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan
diperoleh dari layanan yang diberikan kepada masyarakat, hibah, hasil
kerjasama dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya, APBD, dan
sumber pendapatan BLUD lainnya. Belanja dirinci menjadi belanja modal
dan belanja operasi.
4. Perubahan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) pada BLUD dapat dilakukan setiap
saat dalam 1 tahun anggaran. Perubahan RBA dapat dilakukan karena
beberapa hal sebagai berikut:
a. Pergeseran anggaran belanja BLUD yang tidak melebihi pagu jenis belanja
di DPA;
b. Pelaksanaan ambang batas yang dapat melebihi pagu jenis belanja di
DPA, dimana jika sebelum perubahan akan ditampung di perubahan
APBD, jika sesudah perubahan akan dilaporkan pada LRA;
c. Penggunaan SiLPA tahun sebelumnya BLUD dalam tahun anggaran
berikutnya yang dapat melebihi pagu jenis belanja di DPA, apabila belum
dianggarkan dan dalam kondisi mendesak dapat dilaksanakan mendahului
perubahan APBD. Penggunaan SiLPA tahun sebelumnya mendahului
Tata Kelola BLUD Puskesmas 52
perubahan APBD tersebut dilakukan dengan perubahan RBA tanpa
melakukan perubahan DPA; dan
d. Penyesuaian SiLPA Tahun Sebelumnya BLUD untuk SiLPA TA sblmnya
yang sudah dianggarkan) yang dapat melebihi pagu jenis belanja di DPA.
Apabila BLUD telah menganggarkan SiLPA tahun sebelumnya, harus
dilakukan penyesuaian anggaran dengan melakukan koreksi berdasarkan
saldo kas BLUD per 31 Desember yang telah diaudit. Koreksi tersebut
dilakukan melalui mekanisme perubahan RBA yang ditampung dalam
perubahan APBD mengikuti ketentuan mekanisme perubahan APBD.
5. Pelaksanaan Anggaran
Tahapan pelaksanaan anggaran BLUD puskesmas meliputi ketentuan sebagai
berikut:
a. Puskesmas menyusun DBA baik dari dana APBD maupun BLUD, beserta
Anggaran Kas sebagai dasar penyusunan DPA. DBA tersebut yang berasal
dari dana BLUD, disusun atas belanja per program, kegiatan, dan sub
kegiatan BLUD yang merupakan rincian dari program Penunjang Urusan
Pemerintah Daerah, kegiatan peningkatan pelayanan BLUD, serta sub
kegiatan pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD.
b. Puskesmas menyusun DPA BLUD berdasarkan peraturan daerah tentang
APBD untuk diajukan kepada PPKD. DPA memuat pendapatan, belanja
dan pembiayaan BLUD.
c. PPKD mengesahkan DPA sebagai dasar pelaksanaan anggaran BLUD.
d. DPA yang telah disahkan PPKD menjadi dasar pelaksanaan anggaran yang
bersumber APBD yang digunakan untuk belanja pegawai, belanja modal
dan belanja barang dan/atau jasa yang mekanismenya dilakukan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan anggarannya
dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan
dengan memperhatikan anggaran kas dalam DPA memperhitungkan:
jumlah kas yang tersedia, proyeksi pendapatan dan proyeksi pengeluaran.
Pelaksanaan anggaran dilengkapi dengan melampirkan RBA.
e. DPA yang telah disahkan dan RBA menjadi perjanjian kinerja yang
ditandatangani oleh Bupati/Walikota. Perjanjian kinerja memuat
kesanggupan untuk:
1) meningkatkan kinerja pelayanan bagi masyarakat;
2) meningkatkan kinerja keuangan dan meningkatkan manfaat bagi
masyarakat.
f. Pemimpin BLUD menyusun laporan pendapatan BLUD, laporan belanja
BLUD dan laporan pembiayaan BLUD secara berkala dan dilaporkan
kepada PPKD. Laporan dilampiri dengan Surat Pernyataan Tanggunjawab
yang ditandatangani pemimpin BLUD.
g. Berdasarkan laporan BLUD tersebut, Kepala Dinas Kesehatan menerbitkan
Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan
untuk disampaikan kepada PPKD (SP3B).
h. PPKD kemudian mengesahkan dan menerbitkan Surat Pengesahan
Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan (SP2B).
6. Pengelolaan Belanja
Pengelolaan Belanja BLUD diberikan fleksibilitas dengan mempertimbangkan
volume kegiatan pelayanan. Fleksibilitas yang dimaksud adalah belanja yang
disesuaikan dengan perubahan pendapatan dalam ambang batas RBA dan
DPA yang telah ditetapkan secara definitif. Fleksibilitas dilaksanakan terhadap
Belanja BLUD yang bersumber dari Pendapatan BLUD yang meliputi: jasa
layanan, hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah serta hibah
tidak terikat.
Ambang batas RBA merupakan besaran persentase realisasi belanja yang
diperkenankan melampaui anggaran dalam RBA dan DPA dengan
memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam hal belanja BLUD melampaui ambang batas, terlebih dulu
mendapat persetujuan Bupati/Walikota.
b. Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, Puskesmas mengajukan usulan
tambahan anggaran dari APBD kepada PPKD.
c. Besaran persentase ambang batas dihitung tanpa memperhitungkan saldo
awal kas.
d. Besaran persentase ambang batas memperhitungkan fluktuasi kegiatan
operasional meliputi:
1) Kecenderungan/tren selisih anggaran pendapatan BLUD selain APBD
tahun berjalan dengan realisasi 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya.
2) Kecenderungan/tren selisih pendapatan BLUD selain APBD dengan
prognosis tahun anggaran berjalan.
3) Besaran persentase ambang batas dicantumkan dalam RBA dan DPA
berupa catatan yang memberikan informasi besaran persentase
ambang batas.
4) Persentase ambang batas merupakan kebutuhan yang dapat
diprediksi, dicapai, terukur, rasional dan dipertanggungjawabkan.
e. Ambang batas digunakan apabila Pendapatan BLUD (jasa layanan, hibah,
hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah) diprediksi melebihi target
pendapatan yang telah ditetapkan dalam RBA dan DPA tahun yang
dianggarkan.
7. Pengelolaan Barang
Pengadaan barang dan/atau jasa di puskesmas BLUD mengikuti ketentuan
sebagai berikut:
a. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari APBD dilaksanakan
berdasarkan ketentuan peraturan perundangan mengenai barang/ jasa
pemerintah.
8. Tarif Layanan
Puskesmas mengenakan Tarif Layanan sebagai imbalan atas penyediaan
layanan barang/jasa kepada masyarakat berupa besaran Tarif dan/atau Pola
Tarif. Penyusunan Tarif Layanan sesuai ketentuan berikut:
a. Tarif Layanan bisa disusun atas dasar:
1) Perhitungan biaya per unit layanan. Bertujuan untuk menutup seluruh
atau sebagian dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
barang/jasa atas layanan yang disediakan puskesmas. Cara
perhitungan dengan akuntansi biaya.
2) Hasil per investasi dana. Menggambarkan tingkat pengembalian dari
investasi yang dilakukan oleh puskesmas selama periode tertentu.
3) Jika Tarif Layanan tidak dapat ditentukan atas dasar perhitungan biaya
per unit layanan atau hasil per investasi, maka Tarif ditentukan dengan
perhitungan atau penetapan lain yang berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Besaran Tarif disusun dalam bentuk:
1) Nilai nominal uang; dan/atau
2) Persentase atas harga patokan, indeks harga, kurs, pendapatan
kotor/bersih, dan/atau penjualan kotor/bersih.
c. Pola Tarif merupakan penyusunan Tarif Layanan dalam bentuk formula.
13. Defisit
Defisit anggaran merupakan selisih kurang antara pendapatan dengan
belanja BLUD. Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan
pembiayaan untuk menutupi defisit tersebut antara lain dapat bersumber dari
SiLPA tahun anggaran sebelumnya dan penerimaan pinjaman.