Template Dokumen Persyaratan Administratif - Pola Tata Kelola
Template Dokumen Persyaratan Administratif - Pola Tata Kelola
Template Dokumen Persyaratan Administratif - Pola Tata Kelola
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan
dan ujung tombak pembangunan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 Puskesmas mempunyai fungsi sebagai
penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama dan Upaya
Kesehatan Perorangan tingkat pertama.
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan, antara lain meliputi promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga. Sedangkan pelayanan kesehatan
perorangan, yaitu pelayanan yang bersifat pribadi (private goods), dengan
tujuan utama penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan
tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit, baik
berupa rawat jalan maupun rawat inap.
Mengingat beban kerja puskesmas yang berat, pengelolaan kegiatan yang
tidak memberikan keleluasaan bagi puskesmas untuk menetapkan program
dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat serta tuntutan
puskesmas untuk meningkatkan kinerjanya, sedangkan sistem pembiayaan
masih belum memberikan keleluasaan bagi puskesmas untuk berupaya
dalam peningkatan pelayanan, maka dipandang perlu untuk mengelola
puskesmas secara entepreneur bukan secara birokratik lagi. Untuk itu
Puskesmas perlu melakukan perubahan mendasar sehingga lebih mandiri
dan mampu berkembang menjadi lembaga yang berorientasi terhadap
kepuasan pelanggan.
Dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yang diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum, dimana memberikan peluang bagi
puskesmas untuk menerapkan BLUD yang memberikan fleksibilitas dalam
pengelolaannya.
Dalam rangka menerapkan pengelolaan keuangan BLUD perlu disusun Tata
Kelola yang merupakan aturan internal puskesmas dengan memperhatikan
prinsip-prisip tranparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi.
B. PENGERTIAN TATA KELOLA
Berdasarkan pasal 38 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun
2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), tata kelola merupakan
tata kelola Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan
menerapkan BLUD dan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Selanjutnya dalam pasal 39 dan 40 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
79 Tahun 2018 disebutkan, bahwa tata kelola memuat antara lain:
1. Kelembagaan yang memuat posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi,
tanggung jawab, hubungan kerja dan wewenang.
2. Prosedur kerja yang memuat hubungan dan mekanisme kerja antar
posisi jabatan dan fungsi.
3. Pengelompokan fungsi yang memuat pembagian fungsi pelayanan dan
fungsi pendukung sesuai dengan prinsip pengendalian internal untuk
efektifitas pencapaian.
4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang memuat kebijakan mengenai
pengelolaan sumber daya manusia yang berorientasi pada peningkatan
pelayanan kesehatan masyarakat.
Tata Kelola BLUD Puskesmas ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Kepala Daerah, Tata Kelola BLUD
Puskesmas tersebut disusun dan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas
untuk maju dalam tahap selanjutnya yaitu penilaian.
C. TUJUAN PENERAPAN TATA KELOLA
Tata Kelola yang diterapkan pada Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas
bertujuan untuk:
1. Memaksimalkan nilai puskesmas dengan cara menerapkan prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi, agar
puskesmas memiliki daya saing yang kuat.
2. Mendorong pengelolaan puskesmas secara profesional, transparan dan
efisien, serta memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian
organ puskesmas.
3. Mendorong agar organ puskesmas dalam membuat keputusan dan
menjalankan kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang
tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta kesadaran atas adanya tanggung jawab sosial puskesmas
terhadap stakeholder.
4. Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam mendukung kesejahteraan
umum masyarakat melalui pelayanan kesehatan
D. RUANG LINGKUP TATA KELOLA
Ruang lingkup tata kelola Puskesmas meliputi peraturan internal puskesmas
dalam menerapkan BLUD. Tata kelola dimaksud mengatur hubungan antara
organisasi Puskesmas sebagai UPT yang menerapkan BLUD, yaitu Kepala
OPD, Pemerintah Daerah, Dewan Pengawas, dan Pejabat Pengelola serta
Pegawai berikut tugas, fungsi, tanggungjawab, kewajiban, kewenangan dan
haknya masing-masing
E. DASAR HUKUM TATA KELOLA
Dasar Hukum untuk menyusun Tata Kelola Puskesmas adalah:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentnag Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum yang diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan euangan Daerah yang telah diubah kedua kalinya dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota.
8. Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota tentang Kedudukan, Susunan
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
9. Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota tentang Unit Pelaksana Teknis
pada Dinas dan Badan di Kabupaten/Kota.
10. Keputusan Kepala Daerah Kabupaten/Kota tentang Penetapan
Puskesmas Pembantu Menjadi Pusat Kesehatan Masyarakat.
11. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Unit
Pelaksana Teknis Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
12. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tentang Struktur
Organisasi Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
13. Praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan etika bisnis dalam
dunia usaha.
F. PERUBAHAN TATA KELOLA
Tata Kelola puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tata kelola puskesmas
sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung
jawab, dan kewenangan organisasi puskesmas serta perubahan lingkungan
G. SISTEMATIKA
Sistematika penyusunan dokumen tata kelola sebagai berikut:
Pengantar
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : A. KELEMBAGAAN
B. PROSEDUR KERJA
C. PENGELOMPOKAN FUNGSI
D. PENGELOLAAN SDM
BAB III : PENUTUP
LAMPIRAN
BAB II
KELEMBAGAAN
A. KELEMBAGAAN
1. GAMBARAN SINGKAT PUSKESMAS
UPT Puskesmas ... merupakan Puskesmas Induk yang ada di Kecamatan
terletak di Jalan Raya ... No ... Kecamatan ... Kabupaten/Kota ...,
terletak di ... km sebelah ... dari Kab/kota ....
UPT Puskesmas ditetapkan menjadi Puskesmas ... Rawat Inap dan
mempunyai surat Izin Operasional yang ditetapkan oleh Pemerintah dan
Perizinan Nomor: ... tentang Izin Opesional Puskesmas.
UPT Puskesmas Kabupaten/Kota ... berlokasi di Jalan Raya ... No ...
Kecamatan ... Kabupaten/Kota ..., dengan wilayah kerja sebanyak ...
Desa dari ... desa di wilayah kecamatan ... UPT Puskesmas ... didukung
jaringan dibawahnya sebanyak ... Pustu,.... Ponkesdes, ... Posyandu
Balita serta ... Posyandu Lansia serta ... Jejaring BPS dan BPM.
UPT Puskesmas ... sebagai Puskesmas Rawat Inap mempunyai Ruang
Pelayanan yaitu:
a. Ruang Pelayanan Pendaftaran, Administrasi dan Rekam Medis
(RPRM)
b. Ruang Pemeriksaan Lansia (RPL)
c. Ruang Konseling Gizi dan Sanitasi (RK)
d. Ruang Pemeriksaan Umum (RPU)
e. Ruang Pemeriksaan MTBS/Anak (RMTBS)
f. Ruang Pemeriksaan Gigi (RPG)
g. Ruang Laboratorium (RLAB)
h. Ruang Pemeriksaan Penyakit Menular (RP2M)
i. Ruang Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, KB dan Imunisasi (RKIA)
j. Ruang Pemeriksaan Pre-Eklampsia
k. Ruang Pemeriksaan IVA, HIV-IMS (RIVA)
l. Ruang Tata Usaha (RTU)
m. Ruang Pelayanan Farmasi (RPF)
n. Ruang Pelayanan 24 Jam dan Gawat Darurat (RGD)
o. Ruang Rawat Inap (RRI)
p. Ruang Bersalin (PONED)
Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan strata/tingkat pertama,
puskesmas ... bertanggungjawab menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) tingkat pertama berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Upaya Kesehatan Perorangan, yaitu pelayanan yang bersifat pribadi
(private goods), dengan tujuan utama penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pelayanan rawat jalan.
Sedangkan Upaya Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan yang bersifat
public (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama yang menjadi tanggung
jawab Puskesmas ... meliputi:
a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
1) Upaya Promosi Kesehatan
2) Upaya Kesehatan Lingkungan
3) Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
- Keluarga Berencana
- Kesehatan Reproduksi
4) Upaya Gizi
5) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Pencegahan dan Pengendalian Tuberkulosis
- Pencegahan dan Pengendalian Kusta
- Imunisasi
- Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue
- Pencegahan dan Pengendalian HIV-AIDS
- Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
- Surveilans
- Pencegahan dan Pengendalian ISPA/Diare
- Kesehatan Jiwa
6) Perawatan Kesehatan Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
1) Pencegahan dan Pengendalian Hepatitis
2) Kesehatan Usia Lanjut
3) Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat
4) Usaha Kesehatan Sekolah
5) Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
6) Pengobatan Tradisional Komplementer
7) Kesehatan Kerja dan Olah Raga
8) Kesehatan Indera
9) Kesehatan Matra/Haji
10) Tim Reaksi Cepat
11) Pengawasan Obat dan Makmin
Sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan tingkat peftama yang menjadi
tanggung jawab Puskesmas ... meliputi:
a. Rawat Jalan:
1) Pemeriksaan Umum
2) Pemeriksaan Gigi
3) Pemeriksaan Lansia
4) Pemeriksaan Anak/MTBS
5) Pemeriksaan Ibu dan Anak
6) Pemeriksaan Pre-Eklampsia
7) Pelayanan Keluarga Berencana
8) Pelayanan Imunisasi Balita
9) Konseling Gizi dan Sanitasi
10) Pemeriksaan Kesehatan Jiwa
11) Pemeriksaan Deteksi Kanker Leher Rahim
12) Pemeriksaan Infeksi Menular Seksual dan HIV
13) Pelayanan Obat
14) Pelayanan Laboratorium
b. Pelayanan Gawat Daarurat dan Rawat Inap
1) Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam
2) Pelayanan Rawat Inap
3) Pelayanan PONED
Selain itu UPT Puskesmas ... juga melaksanakan pelayanan rujukan
rawat jalan dan rujukan Gawat Darurat.
B. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja dalam tata kelola Puskesmas menggambarkan pola hubungan
dan mekanisme kefia antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi.
Prosedur kerja puskesmas dalam rangka memberikan pelayanan kepada
masyarakat baik pelayalanan kesehatan perorangan maupun pelayanan
kesehatan masyarakat dituangkan dalam bentuk Standar Operating Prosedur
(SOP) pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang kesehatan serta
pelayanan manajemen, meliputi:
1. Ruang Pendaftaran, Administrasi dan Rekam Medis
2. Ruang Pemeriksaan Umum
3. Ruang Pemerikaan Lanjut Usia
4. Ruang Konseling Gizi dan Sanitasi
5. Ruang Pemeriksaan MTBS/Anak
6. Ruang Pemeriksaan Gigi
7. Ruang Pelayanan Kesehatan lbu, Anak, Keluarga Berencana dan
Imunisasi
8. Ruang Pemeriksaan Penyakit Menular
9. Ruang Pemeriksaan IVA, IMS-HIV
10. Ruang Pemeriksaan Pre-Eklampsia
11. Ruang Imunisasi
12. Ruang Pelayanan Farmasi
13. Ruang Laboratorium
14. Ruang Pelayanan 24 jam dan Gawat Darurat
15. Ruang Rawat Inap
16. Ruang PONED
17. Tata Usaha/Administrasi
18. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
19. Pelayanan Jaringan Puskesmas
SOP diusulkan oleh pelaksana kegiatan sesuai kebutuhan kemudian
ditetapkan oleh Kepala UPT Puskesmas/Pemimpin BLUD. SOP tersebut
kemudian disosialisaikan kepada pihak-pihak terkait baik internal maupun
eksternal. SOP yang telah disusun dilakukan evaluasi secara berkala dan
dapat dibuat SOp baru atau revisi jika diperlukan.
Jenis-jenis SOP yang berlaku di Puskesmas .... lebih lengkap dicantumkan
pada Lampiran.
Selain melalui SOP, mekanisme kerja pelayanan di Puskesmas ....
digambarkan juga dalam Alur Pelayanan yaitu:
(Lampiran):
1. Alur Pelayanan Pendaftaran
2. Alur Pelayanan Pemeriksaan Umum
3. Alur Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut
4. Alur Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
5. Alur Pelayanan Skrening Pre Eklampsia
6. Alur Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit
7. Alur Pelayanan Ruang Pelayanan Lanjut Usia (Lansia)
8. Alur Pelayanan Kamar Obat
9. Alur Pelayanan Laboratorium
10. Alur Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam
11. Alur Pelayanan Rawat Inap
12. Alur Pelayanan Poned
C. PENGELOMPOKAN FUNGSI
Pengelompokan fungsi Puskesmas .... menggambarkan pembagian yang
jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang
sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka efektifitas
pencapaian organisasi. Dari uraian struKur organisasi tersebut di atas,
tergambar bahwa organisasi puskesmas telah dikelompokkan sesuai dengan
fungsi sebagai berikut:
1. Telah dilakukan Pemisahan fungsi yang tegas antara Dewan pengawas
dan Pejabat Pengelola BLUD yang terdiri dari Pemimpin BLUD, pejabat
Keuangan, dan Pejabat Teknis.
2. Pembagian fungsi pelayanan kesehatan, fungsi penunjang pelayanan
kesehatan dan fungsi penyelenggaraan administrasi.
3. Pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk masing
masing fungsi dalam organisasi yang ditetapkan melalui keputusan
Kepala puskesmas.
4. Fungsi audit internal di lingkungan Puskesmas dengan membentuk
Satuan Pengawas Internal (SPI).
Fungsi Organisasi Puskesmas d'rjabarkan sebagai berikut:
1. Fungsi pelayanan kesehatan (service)
Fungsi pelayanan di puskesmas d'rjalankan oleh penanggung jawab dan
pelaksana kegiatan UKM dan UKP sebagai berikut:
a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
1) Upaya promosi kesehatan
2) Upaya gizi masyarakat
3) Upaya kesehatan lingkungan
4) Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
a) P2 Tuberkulosis
b) P2 kusta
c) Imunisasi
d) Surveilans
e) P2 Demam Berdarah Dengue f) P2 Infeksi Saluran Pernafasan
Akut & Diare
f) P2 HIV-AIDS
g) P2 Tidak Menular/PTM
h) Kesehatan jiwa
5) Upaya kesehatan ibu dan anak
a) Keluarga Berencana/KB
b) Kesehatan reproduksi
6) Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
1) Upaya kesehatan sekolah (UKS)
2) Kesehatan gigi dan mulut masyarakat
3) Kesehatan tradisional dan komplementer
4) Kesehatan kerja dan olah raga
5) Kesehatan indera
6) Kesehaan lanjut usia
7) P2 Hepatitis
8) Deteksi dini kanker leher rahim
9) Kesehatan matra/haji
10) Tim reaksi cepat (TRC)
11) Pengawasan obat, makanan dan minuman
c. Upaya Kesehatan Perorangan
1) Pelayanan pendaftaran dan administrasi
2) Pelayanan pemeriksaan umum
3) Pelayanan pemeriksaan lanjut usia
4) Pelayanan konseling gizi dan sanitasi
5) Pelayanan pemeriksaan MTBS/Anak
6) Pelayanan pemeriksaan gigi
7) Pelayanan pemeriksaan kesehatan ibu dan anak dan imunisasi
8) Pelayanan Keluarga Berencana/KB
9) Pelayanan pemeriksaan IVA dan IMS-HIV
10) Pelayanan pemeriksaan Pre-eklampsia
11) Pelayanan gawat darurat 24 jam
12) Pelayanan Rawat inap
13) Pelayanan PONED
2. Fungsi Penyelenggaraan Administrasi
Fungsi penyelenggaraan administrasi dilaksanakan oleh sub bagian tata
usaha meliputi kegiatan:
a. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian
b. Penyelenggaraan pengelolaan keuangan
b. Penyelenggaraan pengelolaan barang, sarana dan prasarana
termasuk gedung dan kendaraan ambulans
3. Fungsi Pendukung/Penunjang
Fungsi pendukung/penunjang di puskesmas dilaksanakan oleh
penanggung jawab dan pelakana:
a. Laboratorium dan pemeriksaan penunjang
b. Kefarmasian dan obat-obatan
c. Pengelolaan alat kesehatan/kedokteran
D. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan pengambilan
kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan mengenai sumber daya
manusia pada suatu organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik
pada jumlah maupun kualitas yang paling menguntungkan sehingga
organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien,efektif, dan ekonomis.
Organisasi modern menempatkan karyawan pada posisi terhormat yaitu
sebagai aset berharga (brainware) sehingga perlu dikelola dengan baik mulai
penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia meliputi: ABK
...
1. Perencanaan Pegawai
Perencanaan Pegawai merupakan proses yang sistimatis dan Strategis
untuk mempredlksi kondisi lumlah PNS atau Non PNS jenis Kualifikasi,
keahlian dan kompetensi yang diinginkan dimasa depan melalui Analisis
Beban Kerja dan diharapkan dapat melaksanakan tugas dengan baik
agar pelayanan di Puskesmas dapat lebih baik dan hasilnya meningkat
2. Pengangkatan Pegawai
Pola rekruitmen SDM baik tenaga medis, paramedis maupun non medis
pada UPT Puskesmas..... Kabupaten/Kota ... adalah sebagai berikut:
a. SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Pola rekruitmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
UPT Puskesmas ..... Kabupaten/Kota ... dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundangan-undangan yang berlaku di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten/Kota ....
b. SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS.
Pola rekruitmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-PNS
dilaksanakan sebagai berikut:
1) Pengangkatan pegawai berstatus Non PNS dilakukan sesuai
dengan kebutuhan profesionalitas, kemampuan keuangan dan
berdasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam
rangka peningkatan pelayanan.
2) Rekruitmen SDM dimakudkan untuk mengisi formasi yang lowong
atau adanya perluasan organisasi dan perubahan pada bidang-
bidang yang sangat mendesak yang proses pengadaannya tidak
dapat dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
3) Jumlah dan komposisi pegawai Non PNS telah disetujui oleh
BPPKAD
4) Tujuan rekruitmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang
profesional, jujur, bertanggung jawab, netral, memiliki
kompetensi sesuai dengan tugas/jabatan yang akan diduduki
sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan serta mencegah
terjadinya unsur KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) dalam
rekruitmen SDM.
5) Rekruitmen SDM dilakukan berdasarkan prinsip netral, objektif,
akuntabel, bebas dari KKN serta terbuka.
6) Mekanisme pengangkatan pegawai berstatus Non PNS lebih
lanjut akan diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota ....
7) Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan
kompetensi yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas,
kepemimpinan, pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai dengan
kebutuhan Praktek Bisnis Yang Sehat.
3. Penempatan Pegawai
Penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi yaitu pengetahuan,
keahlian, ketrampilan, integritas, kepemimpinan, pengalaman, dedikasi
dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai
dengan kebutuhan Praktek Bisnis Yang Sehat
4. Sistem Remunerasi
1) Pengaturan Remunerasi
Pejabat pengelola BLUD dan Pegawai BLUD dapat diberikan
remunerasi sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan
profesionalisme. Komponen Remunerasi meliputi:
a) Gaji yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tetap setiap
bulan;
b) Tunjangan tetap yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat
tambahan pendapatan di luar gaji setiap bulan;
c) Insentif yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan
pendapatan di luar gaji;
d) Bonus atas prestasi yaitu imbalan kerja berupa uang yang
bersifat tambahan pendapatan di luar gaji, tunjangan tetap dan
insentif atas prestasi kerja yang dapat diberikan 1 (satu) kali dala
I (satu) tahun anggaran setelah BLUD memenuhi syarat tertentu;
e) Pesangon yaltu imbalan kerja berupa uang santunan purna
jabatan sesuai dengan kemampuan keuangan; dan/atau f)
Pensiun yaitu imbalan kerja berupa uang.
2) Pengaturan Remunerasi ditetapkan oleh Bupati/Walikota berdasarkan
usulan yang disampaikan oleh pemimpin BLUD dengan
mempertimbangkan prinsip proporsionalitas, kesetaraan, kepatutan,
kewajaran dan kinerja dan dapat memperhatikan indeks harga
daerah/wilayah.
3) Bupati/Walikota dapat membentuk tim pengaturan remunerasi yang
keanggotaannya dapat berasal dari unsur:
a) Dinas Kesehatan;
b) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
c) Perguruan Tinggi; dan
d) Lembaga Profesional.
4) Indikator Remunerasi meliputi:
a) Pengalaman dan masa kerja;
b) Ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku;
c) Risiko kerja;
d) Tingkat kegawatdaruratan;
e) Jabatan yang disandang; dan f) Hasil/capaian kinerja.
5) Remunerasi bagi Pejabat Pengelola meliputi:
a) Berslfat tetap berupa gaji;
b) Bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus
atas prestasi kerja; dan
c) Pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja dan
profesional lainnya serta pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil.
6) Indikator tambahan bagi remunerasi pemimpin BLUD
mempeftimbangkan faktor:
a) Ukuran dan jumlah aset yang dlkelola, tingkat pelayanan serta
produktivitas;
b) Pelayanan sejenis;
c) Kemampuan pendapatan; dan
d) Kinerja operasional berdasarkan indikator keuangan, pelayanan,
mutu dan manfaat bagi masyarakat.
7) Remunerasi bagi pejabat keuangan dan pejabat teknis ditetapkan
paling banyak sebesar 90o/o (sembllan puluh persen) dari
remunerasi pemimpin.
8) Remunerasi bagi Pegawai meliputi:
a) Bersifat tetap berupa gaji;
b) Bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus
atas prestasi kerja; dan
c) Pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja dan
profesional lainnya serta pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil.
9) Remunerasi bagi Dewan Pengawas berupa honorarium sebagai
imbalan kerja berupa uang, bersifat tetap dan diberikan setiap bulan.
Honorarium Dewan Pengawas sebagai berikut:
a) Honorarium Ketua Dewan Pengawas paling banyak sebesar 40%
(empat puluh persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin;
b) Honorarium anggota Dewan Pengawas paling banyak sebesar
36% (tiga puluh enam persen) dari gaji dan tunjagan pemimpin;
dan
c) Honorarium sekretaris Dewan Pengawas paling banyak sebesar
15% (lima belas persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin.
10) Pemberian gaji, tunjangan dan pensiun bagi PNS sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
5. Suksesi Manajemen/Jenjang Karir
Kepala Puskesmas mengusulkan persyaratan jabatan dan proses seleksi
untuk jabatan tertentu sesuai dengan kebutuhan Puskesmas dalam
menjalankan strategi.
1) Penetapan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk jabatan
tersebut diatas harus dilaporkan kepada Kepala Daerah melalui
kepala dinas.
2) Kepala Puskesmas mengusulkan program pengembangan
kemampuan pegawai Puskesmas baik fungsional maupun struktural
secara transparan.
6. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Program pengembangan sumber daya manusia Puskesmas lima tahun ke
depan diarahkan pada pemenuhan jumlah SDM agar berada pada rasio
yang ideal. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia juga
diarahkan agar memenuhi kualifikasi SDM sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku agar pelayanan kesehatan kepada
pasien/masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya. Program
pengembangan SDM pada UPT Puskesmas ..... Kabupaten/Kota ...
dijabarkan sebagai berikut :
1) Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi terpercaya dalam
rangka memenuhi tenaga medis dan paramedis sesuai dengan
kebutuhan puskesmas.
2) Mengembangkan tenaga medis dan paramedis yang potensial ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, baik di dalam maupun di luar
negeri.
3) Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan
kemampuan SDM baik tenaga medis, paramedis maupun
administrasi melalui kegiatan penelitian, kegiatan ilmiah, diskusi
panel, seminar, simposium, lokakarya, pelatihan/diklat, penulisan
buku, studi banding, dil.
4) Meningkatkan standar pendidikan tenaga administratif yang
potensial, terutama ke jenjang Diploma III dan S1.
7. Pemutusan Hubungan Kerja
Hubungan kerja antara Puskesmas dan Pegawai dapat berakhir karena
satu atau lebih sebab-sebab berikut:
a) Pegawai diberhentikan dengan hormat antara lain:
1. Meninggal dunia
2. Atas permintaan sendiri
3. Mencapai batas usia pensiun
4. Tidak cakap jasmani dan atau rohani
5. Adanya penyederhanaan organisasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
b) Pegawai diberhentikan tidak dengan hormat:
1. Melakukan usaha dan atau kegiatan yang bertujuan mengubah
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 atau terlibat dalam
gerakan atau melakukan kegiatan yang menentang Negara dan
Pemerintah.
2. Dipidana penjara atau kurungan berdasarkan ketentuan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap,
karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan yang ada
maupun tidak ada hubungannya dengan jabatan.
c) Batas Usia Pensiun sebagai berikut:
1. Batas usia pensiun bagi PNS termasuk yang memangku jabatan
Dokter yang ditugaskan secara penuh pada unit pelayanan
kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan.
2. Bagi Pegawai yang memiliki keahlian teftentu yang dibutuhkan
Puskesmas sebagaimana angka 1, dapat diperpanjang setiap
tahun.
3. Keahlian pada angka 2 tersebut ditentukan oleh Kepala
Puskesmas.
4. Apabila terjadi penyederhanaan organisasi, Pegawai dapat
diberhentikan dengan hormat setelah mendapat persetujuan
Kepala Puskesmas.
5. Pegawai yang diberhentikan tidak dengan hormat, tidak
mendapat hak hak kepegawaian.
6. Setiap proses pemutusan hubungan kerja akan dilaksanakan
dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan kepegawaian
yang berlaku.
E. PENGELOLAAN KEUANGAN
1. Struktur Anggaran
Struktur anggaran BLUD Puskesmas terdiri dari:
a. Pendapatan BLUD
Pendapatan BLUD terdiri dari:
1) Jasa Layanan
Jasa layanan berupa imbalan yang diperoleh langsung oleh
puskesmas dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat.
Jasa layanan puskesmas diperoleh dari jenis layanan yang
diberikan kepada pasien yang berkunjung atau mendapatkan
pelayanan kesehatan puskesmas meliputi: kunjungan loket,
konsultasi, pemeriksaan, tindakan dan pemeriksaan penunjang.
Komponen jasa layanan puskesmas meliputi: jasa sarana dan
jasa pelayanan yang ditetapkan dalam tarif layanan.
2) Hibah
Pendapatan hibah diperoleh puskesmas dari masyarakat atau
badan lain yang bersifat terikat atau tidak terikat. Pendapatan
dari hibah yang bersifat terikat, digunakan sesuai dengan tujuan
pemberi hibah, sesuai dan selaras dengan tujuan puskesmas,
sebagaimana tercantum dalam naskah perjanjian hibah.
3) Hasil kerjasama dengan pihak lain
Pendapatan hasil kerjasama diperoleh puskesmas dari hasil
kerjasama dengan pihak lain.
4) APBD
Pendapatan puskesmas dari APBD diperoleh dari alokasi DPA
APBD untuk puskesmas sepeti anggaran operasional puskesmas
serta honor subsidi dan non subsidi puskesmas.
5) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah.
Pendapatan lain-lain yang sah meliputi:
a) Jasa giro;
b) Pendapatan bunga;
c) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing;
d) Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa BLUD;
e) Investasi;
f) Pengembangan usaha. Pengembangan usaha dilaksanakan
dengan cara pembentukan unit usaha yang merupakan
bagian dari puskesmas yang bertujuan untuk peningkatan
dan pengembangan layanan.
Pendapatan BLUD dilaksanakan melalui rekening kas BLUD
puskesmas dan dikelola langsung untuk membiayai pengeluaran
puskesmas sesuai RBA kecuali yang berasal dari hibah yang
terikat.
b. Belanja BLUD
Belanja BLUD puskesmas terdiri dari:
1) Belanja Operasi
Belanja operasi mencakup seluruh belanja untuk menjalankan
tugas dan fungsi meliputi:
a) Belanja pegawai;
b) Belanja barang dan jasa;
c) Belanja bunga dan belanja lainnya.
2) Belanja Modal
Belanja modal mencakup seluruh belanja untuk perolehan aset
tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan puskesmas.
Belanja modal meliputi belanja tanah, belanja peralatan dan
mesin, belanja gedung dan bangunan, belanja jalan, belanja
irigasi dan jaringan, dan belanja aset tetap lainnya.
c. Pembiayaan BLUD
Pembiayaan BLUD Puskesmas adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun
anggaran berikutnya.
Jenis pembiayaan meliputi:
1) Penerimaan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan puskesmas meliputi:
a) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran
sebelumnya;
b) Divestasi;
c) Penerimaan utang/pinjaman.
2) Pengeluaran pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan meliputi:
a) Investasi;
b) Pembayaran pokok utang/pinjaman.
2. Perencanaan dan Penganggaran BLUD
Puskesmas merencanakan anggaran dan belanja BLUD dengan
menyusun Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang mengacu kepada
Renstra puskesmas.
RBA puskesmas disusun berdasarkan:
a. Anggaran berbasis kinerja, yaitu analisis kegiatan yang berorientasi
pada pencapaian output dengan penggunaan dana secara efisien.
b. Standar satuan harga, merupakan harga satuan setiap unit
barang/jasa yang berlaku di Pemerintah Daerah.
c. Kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan
akan diperoleh dari layanan yang diberikan kepada masyarakat,
hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain dan/atau hasil usaha
lainnya, APBD, dan sumber pendapatan BLUD lainnya. Belanja dirinci
menjadi belanja modal dan belanja operasi.
Penyusunan RBA puskesmas meliputi:
a. Ringkasan pendapatan dan belanja.
b. Rincian anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan yang
merupakan rencana anggaran untuk seluruh kegiatan tahunan yang
dinyatakan dalam satuan uang yang tercermin dari rencana
pendapatan, belanja dan pembiayaan.
c. Perkiraan harga, merupakan estimasi harga jual produk barang/jasa
setelah memperhitungkan biaya per satuan dan tingkat margin yang
ditentukan seperti tercermin dalam Tarif Layanan.
d. Besaran persentase ambang batas, yaitu besaran persentase
perubahan anggaran bersumber dari pendapatan operasional yang
diperkenankan dan ditentukan dengan mempertimbangkan fluktuasi
kegiatan operasional BLUD.
e. Perkiraan majulforward estimate, yaitu perhitungan kebutuhan dana
untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna
memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang yang telah
disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya.
RBA Puskesmas menganut pola anggaran fleksibel dengan suatu
presentase ambang batas. RBA juga disedai Standar Pelayanan Minimal.
Konsolidasi perencanaan anggaran BLUD puskesmas dalam APBD
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pendapatan BLUD yang berasal dari jasa layanan, hibah, hasil
kerjasama dan pendapatan lain yang sah, dikonsolidasikan ke dalam
RKA puskesmas pada akun pendapatan daerah pada kode rekening
kelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain pendapatan asli
daerah yang sah dengan obyek pendapatan dari BLUD;
b. Belanja BLUD yang sumber dananya berasal Pendapatan BLUD (jasa
layanan, hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah) dan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) BLUD dikonsolidasikan ke
dalam RKA puskesmas pada akun belanja daerah yang selanjutnya
dirlnci dalam 1 (satu) program, 1 (satu) kegiatan, I (satu) output
dan jenis belanja.
Belanja BLUD tersebut dialokasikan untuk membiayai program
peningkatan pelayanan serta kegiatan pelayanan dan pendukung
pelayanan
c. Pembiayaan BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA Puskesmas yang
selanjutnya dikonsolidasikan pada akun pembiayaan pada Satuan
Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah;
d. BLUD Puskesmas dapat melakukan pergeseran rincian belanja
sepanjang tidak melebihi pagu anggaran dalam jenis belanja pada
DPA untuk selanjutnya disampaikan kepada PPKD;
e. Rincian belanja dicantumkan dalam RBA.
3. Ketentuan konsolidasi RBA dalam RKA sebagai berikut:
a. RBA dikonsolidasikan dan merupakan kesatuan dari RKA puskesmas.
b. RKA beserta RBA disampaikan kepada PPKD sebagai bahan
penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD.
c. PPKD menyampaikan RKA beserta RBA kepada tim anggaran
pemerintah daerah untuk dilakukan penelaahan.
d. Hasil penelaahan antara lain digunakan sebagai dasar pedimbangan
alokasi dana APBD untuk 8LUD.
e. Tim anggaran menyampaikan kembali RKA beserta RBA yang telah
dilakukan penelaahan kepada PPKD untuk dicantumkan dalam
rancangan peraturan daerah tentang APBD yang selanjutnya
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah tentang APBD
f. Tahapan dan jadwal proses penyusunan dan penetapan RBA
mengikuti tahapan dan jadwal proses penyusunan dan penetapan
APBD dan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Daerah.
4. Pelaksanaan Anggaran
Tahapan pelaksanaan anggaran BLUD puskesmas meliputi ketentuan
sebagai berikut:
a. Puskesmas menyusun DPA BLUD berdasarkan peraturan daerah
tentang APBD untuk diajukan kepada PPKD. DPA memuat
pendapatan, belanja dan pembiayaan BLUD.
b. PPKD mengesahkan DPA sebagai dasar pelaksanaan anggaran BLUD.
c. DPA yang telah disahkan PPKD menjadi dasar pelaksanaan anggaran
yang bersumber APBD yang digunakan untuk belanja pegawai,
belanja modal dan belanja barang dan/atau jasa yang mekanismenya
dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelaksanaan anggarannya dilakukan secara berkala sesuai dengan
kebutuhan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan anggaran
kas dalam DPA memperhitungkan : jumlah kas yang tersedia,
proyeksi pendapatan dan proyeksi pengeluaran. Pelaksanaan
anggaran dilengkapi dengan melampirkan RBA.
d. DPA yang telah disahkan dan RBA menjadi perjanjian kinerja yang
ditandatangani oleh Bupati/Walikota. Peflanjian kinerja memuat
kesanggupan untuk:
1) meningkatkan kinerja pelayanan bagi masyarakat;
2) meningkatkan kinerja keuangan dan meningkatkan manfaat bagi
masyarakat.
e. Pemimpin BLUD menyusun laporan pendapatan BLUD, laporan
belanja BLUD dan laporan pembiayaan BLUD secara berkala dan
dilaporkan kepada PPKD. Laporan dilampiri dengan Surat Pernyataan
Tanggungjawab yang ditandatangani pemimpin BLUD.
f. Berdasarkan laporan BLUD tersebut, Kepala Dinas Kesehatan
menerbitkan Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan untuk disampaikan kepada PPKD (SP3B).
g. PPKD kemudian mengesahkan dan menerbitkan Surat Pengesahan
Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan (SP2B).
Penatausahaan keuangan BLUD dilaksanakan dengan ketentuan:
a. Pemimpin BLUD membuka rekening kas BLUD untuk keperluan
pengelolaan kas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
b. Rekening kas BLUD digunakan untuk menampung penerimaan dan
pengeluaran kas yang sumber dananya berasal dari Pendapatan
BLUD yaitu jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain
yang sah.
c. Penyelenggaraan pengelolaan kas BLUD meliputi:
1) Perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas.
2) Pemungutan pendapatan atau tagihan.
3) Penyimpanan kas dan dan mengelola rekening BLUD.
4) Pembayaran.
5) Perolehan sumber dana untuk menutupi defisit jangka pendek.
6) Pemanfaatan surplus kas untuk memperoleh pendapatan
tambahan.
d. Penerimaan BLUD dilaporkan setiap hari kepada pemimpin melalui
Pejabat Keuangan.
e. Penatausahaan keuangan BLUD paling sedikit memuat:
1) Pendapatan dan belanja.
2) Penerimaan dan pengeluaran.
3) Utang dan piutang.
4) Persediaan, aset tetap dan investasi.
5) Ekuitas.
5. Pengelolaan Belanja
Pengelolaan Belanja BLUD diberikan fleksibilitas dengan
mempertimbangkan volume kegiatan pelayanan. Fleksibilitas yang
dimaksud adalah belanja yang disesuaikan dengan perubahan
pendapatan dalam ambang batas RBA dan DPA yang telah ditetapkan
secara definitif. Fleksibilitas dilakanakan terhadap Belanja BLUD yang
bersumber dari Pendapatan BLUD yang meliputi: jasa layanan, hibah,
hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah serta hibah tidak terikat.
Ambang batas RBA merupakan besaran persentase realisasi belanja yang
diperkenankan melampaui anggaran dalam RBA dan DPA dengan
memperhatlkan ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam hal belanja BLUD melampaui ambang batas, terlebih dulu
mendapat persetujuan Bupati/Walikota.
b. Dalam hal tefladi kekurangan anggaranr Puskesmas mengajukan
usulan tambahan anggaran dari APBD kepada PPKD.
c. Besaran persentase ambang batas dihitung tanpa memperhitungkan
saldo awal kas.
d. Besaran persentase ambang batas memperhitungkan fluktuasi
kegiatan operasional meliputi:
1) Kecenderungan/tren selisih anggaran pendapatan BLUD selain
APBD tahun berjalan dengan realisasi 2 (dua) tahun anggaran
sebelumnya.
2) Kecenderungan/tren selisih pendapatan BLUD selain APBD
dengan prognosis tahun anggaran berjalan.
3) Besaran persentase ambang batas dicantumkan dalam RBA dan
DPA berupa catatan yang memberikan informasi besaran
persentase ambang batas.
4) Persentase ambang batas merupakan kebutuhan yang dapat
diprediksi, dicapai, terukur, rasional dan dipertanggungjawabkan.
e. Ambang batas digunakan apabila Pendapatan BLUD (iasa layanan,
hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah) diprediksi
melebihi target pendapatan yang telah ditetapkan dalam RBA dan
DpA tahun yang dianggarkan.
6. Pengelolaan Barang
Pengadaan barang dan/atau jasa di puskesmas BLUD mengikuti
ketentuan sebagai berikut:
a. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari APBD
dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundangan
mengenai barang/ jasa pemerintah.
b. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari jasa layanan,
hibah tidak terikat, hasil kerjasama dan lain-lain pendapatan BLUD
yang sah, diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau
seluruhnya dari peraturan perundangan-undangan mengenai
pengadaan barang/jasa pemerintah.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan barang dan/atau jasa
diatur dengan Peraturan Bupati/Walikota untuk menjamin
ketersediaan barang dan/atau jasa yang lebih bermutu, lebih murah,
proses pengadaan yang sederhana, cepat, serta mudah
menyesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung kelancaran
pelayanan puskesmas.
d. Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari hibah
terikat, dilakukan sesuai dengan kebijakan pengadaan dari pemberi
hibah atau Peraturan Bupatif&alikota sepanjang disetujui oleh
pemberi hibah.
Pelaksanaan pengadaan barang dan/atau jasa dengan ketentuan:
a. Pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan oleh pelaksana
pengadaan yaitu panitia atau unit yang dibentuk pemimpin untuk
BLUD puskesmas untuk melaksanakan pengadaan barang dan/atau
jasa BLUD.
b. Pelaksana pengadaan terdiri atas personil yang memahami tata cara
pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan
bidang lain yang diperlukan.
Ketentuan pengelolaan barang BLUD puskesmas mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai barang milik daerah.
7. Tarif Layanan
Puskesmas mengenakan Tarif Layanan sebagai imbalan atas penyediaan
layanan barang/jasa kepada masyarakat berupa besaran Tarif dan/atau
Pola Tarif. Penyusunan Tarif Layanan sesuai ketentuan berikut:
a. Tarif Layanan bisa disusun atas dasar:
1) Perhitungan biaya per unit layanan. Bertujuan untuk menutup
seluruh atau sebagian dari biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan barang/jasa atas layanan yang disediakan
puskesmas. Cara perhitungan dengan akuntansi biaya.
2) Hasil per investasi dana. Menggambarkan tingkat pengembalian
dari investasi yang dilakukan oleh puskesmas selama periode
tertentu.
3) Jika Tarif Layanan tidak dapat ditentukan atas dasar perhitungan
biaya per unit layanan atau hasil per investasi, maka Tarif
ditentukan dengan perhitungan atau penetapan lain yang
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Besaran Tarif disusun dalam bentuk:
1) Nilai nominal uang; dan/atau
2) Persentase atas harga patokan, indeks harga, kurs, pendapatan
kotor/bersih, dan/atau penjualan kotor/bersih.
c. Pola Tarif merupakan penyusunan Tarif Layanan dalam bentuk
formula.
Proses penetapan Tarif Layanan sebagai berikut:
a. Pemimpin BLUD puskesmas menyusun Tarif Layanan puskesmas
dengan mempeftlmbangkan aspek kontinuitas, pengembangan
layanan, kebutuhan, daya beli masyarakat, asas keadilan dan
kepatutan, dan kompetisi sehat dalam penetapan Tarif Layanan yang
dikenakan kepada masyarakat serta batas waktu penetapan Tarif.
b. Pemimpin BLUD puskesmas mengusulkan Tarif Layanan puskesmas
kepala Bupati/Walikota berupa usulan Tarif Layanan baru dan/atau
usulan perubahan Tarif Layanan.
c. Usulan Tarif Layanan dilakukan secara keseluruhan atau per unit
layanan.
d. Untuk penyusunan Tarif Layanan, pemimpin BLUD dapat membentuk
tim yang terdiri dari:
1) Dinas Kesehatan
2) Pengelolaan Keuangan Daerah
3) Unsur Perguruan Tinggi
4) Lembaga profesi
e. Tarif Layanan diatur dengan Peraturan Bupati/Walikota dan
disampaikan kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
8. Piutang dan Utang/Pinjaman
Ketentuan pengelolaan piutang BLUD puskesmas sesuai ketentuan
berikut:
a. Piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, dan/atau
transaksi yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan
kegiatan BLUD puskesmas.
b. Penagihan piutang pada saat piutang jatuh tempo, dilengkapi dengan
asministrasi penagihan.
c. Jika piutang sulit tertagih, penagihan piutang diserahkan kepada
Bupati/Walikota dengan melampirkan bukti yang sah.
d. Piutang dapat dihapus secara mutlak atau bersyarat. Tata caranya
diatur melalui Peraturan Bupati/Walikota.
Ketentuan pengelolaan utang BLUD puskesmas sebagai berikut:
a. Utang/pinjaman sehubungan dengan kegiatan operasional dan/atau
perikatan pinjaman dengan pihak lain.
b. Utang/pinjaman dapat berupa:
1) Utang/pinjaman jangka pendek. Yaitu utang/pinjaman yang
memberikan manfaat kurang dari 1 (satu) tahun yang timbul
karena kegiatan operasional dan/atau yang diperoleh dengan
tujuan untuk menutup selisih antara jumlah kas yang tersedia
ditambah proyeksi jumlah penerimaan kas dengan proyeksi
jumlah pengeluaran kas dalam 1 (satu) tahun anggaran. Dibuat
dalam bentuk perjanjian utang/pinjaman yang ditandatangani
oleh pemimpin BLUD puskesmas dan pemberi utang/pinjaman.
2) Pembayaran kembali utang/pinjaman jangka pendek harus
dilunasi dalam tahun anggaran berkenaan dan menjadi tanggung
jawab Puskesmas. Pembayaran bunga dan pokok utang/pinjaman
yang telah jatuh tempo menjadi kewajiban puskesmas.
Pemimpin BLUD puskesmas dapat melakukan pelampauan
pembayaran bunga dan pokok sepanjang tidak melebihi nila
ambang batas yang telah ditetapkan dalam RBA.
Mekanisme pengajuan utang/pinjaman jangka pendek diatur
dengan Peraturan Bupati/Walikota.
3) Utang/pinjaman panjang. Yaitu utang/pinjaman yang
memberikan manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dengan masa
pembayaran kembali atas utang/pinjaman tersebut lebih dari 1
(satu) tahun anggaran.
Utang/pinjaman jangka panjang hanya untuk pengeluaran
belanja modal.
Pembayaran utang/pinjaman jangka panjang merupakan
kewajiban pembayaran kembali utang/pinjaman yang meliputi
pokok utang/pinjmana, bunga, dan biaya lain yang harus dilunasi
pada tahun anggaran berikutnya sesuai dengan persyaratan
perjanjian utang/pinjaman yang bersangkutan.
Mekanisme pengajuan utang/pinjaman ja
ngka panjang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
9. Kerjasama BLUD
Puskesmas dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan berdasarkan prinsip
efisiensi, efektivitas, ekonomis dan saling menguntungkan. Prinsip saling
menguntungkan dapat berbentuk finansial dan/atau non finansial.
Bentuk kerjasama tersebut meliputi:
a. Kerjasama operasional. Dilakukan melalui pengelolaan manajemen
dan proses operasional secara bersama dengan mitra kerjasama
dengan tidak menggunakan barang milik daerah.
b. Pemanfaatan barang milik daerah. Dilakukan melalui pendayagunaan
barang milik daerah dan/atau optimalisasi barang milik daerah
dengan tidak mengubah status kepemilikan untuk memperoleh
pendapatan dan tidak mengurangi kualitas pelayanan umum yang
menjadi kewajiban Puskesmas. Pelaksanaan kerjasama dalam bentuk
perjanjlan. Pendapatan dari pemanfaatan barang milik daerah yang
sepenuhnya untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi kegiatan
puskesmas yang bersangkutan merupakan Pendapatan BLUD.
Pemanfaatan barang milik daerah mengikuti peraturan perundang-
undangan. Tata cara kerjasama dengan pihak lain mengikuti
Peraturan Kepala Daerah.
10. Investasi BLUD
BLUD puskesmas dapat melakukan investasl sepanjang memberikan
manfaat bagi peningkatan pendapatan dan peningkatan pelayanan
kepada masyarakat serta tidak mengganggu likuiditas keuangan dengan
tetap memperhatikan rencana pengeluaran.
Investasi yang diperbolekan adalah investasi jangka pendek. Yaitu
investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki
selama 12 (dua belas) bulan atau kurang. Investasi jangka pendek dapat
dilakukan dengan mengoptimalkan surplus kas jangka pendek dengan
memperhatikan rencana pengeluaran.
Investasi jangka pendek meliputi:
a. Deposito pada bank umum dengan jangka waktu 3 (tiga) sampai
dengan 12 (dua belas) bulan dan/atau yang dapat diperpanjang
secara otomatis
b. b. Surat berharga negara jangka pendek
Karakteristik investasi jangka pendek yaitu:
a. Dapat segera diperjualbelikan
b. Ditujukan untuk manajemen kas
c. Instrumen keuangan dengan risiko rendah
11. SILPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) BLUD
Sisa lebih perhitugan anggaran (SiLPA) merupakan selisih lebih antara
realisasi penerimaan dan pengeluaran puskesmas selama 1 (satu) tahun
anggaran. Dihitung berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) pada
1 (satu) periode anggaran. Ketentuan mengenal SiLPA sebagai berikut:
a. SILPA dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya, kecuali
atas perintah kepala daerah disetorkan sebagian atau seluruhnya ke
kas daerah dengan mempedimbangkan posisi likuiditas dan rencana
pengeluaran puskesmas.
b. Pemanfaatan S|LPA dalam tahun anggaran berikutnya dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas.
c. Pemanfaatan S|LPA dalam tahun anggaran berikutnya yang
digunakan untuk membiayai program dan kegiatan harus melalui
mekanisme APBD.
d. Dalam kondisi mendesak, pemanfaatan S|LPA tahun anggaran
berikutnya dapat dilaksanakan mendahului perubahan APBD.
e. Kondisi mendesak yang dimaksudkan adalah:
1) Program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang
anggarannya belum tersedia dan/atau belum cukup anggarannya
pada tahun anggaran berjalan.
2) Keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan
menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi pemerintah daerah
dan masyarakat.
12. Defisit
Defisit anggaran merupakan selisih kurang antara pendapatan dengan
belanja BLUD. Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan
pembiayaan untuk menutupi defisit tersebut antara lain dapat bersumber
dari S|LPA tahun anggaran sebelumnya dan penerimaan pinjaman.
13. Laporan Keuangan
Puskesmas menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban berupa
laporan keuangan. Laporan keuangan BLUD terdiri atas:
a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
b. Laporan perubahan saldo anggaran lebih
c. Neraca
d. Laporan Operasional (LO)
e. Laporan arus kas
f. Laporan perubahan ekuitas, dan
g. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP).
Laporan keuangan disertai dengan laporan kinerja yang berisikan
informasi pencapaian hasil atau keluaran BLUD.
Laporan keuangan diaudit oleh pemeriksa eksternal pemerintah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penyusunan laporan keuangan memperhatikan ketentuan sebagai
berikut:
a. Pemimpin BLUD menyusun laporan keuangan semesteran dan
tahunan
b. Laporan keuangan disertai dengan laporan kinerja paling lama 2
(dua) bulan setelah periode pelaporan berakhir, setelah dilakukan
review oleh bidang pengawasan di Pemerintah Daerah.
c. Laporan keuangan diintegrasikan/dikonsolidasikan ke dalam laporan
keuangan Dinas Kesehatan, untuk selanjutnya
diintegrasikan/dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan
Pemerintah Daerah.
d. Hasil review merupakan kesatuan dari laporan keuangan BLUD
puskesmas.
F. PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH
Kepala Puskesmas yang menerapkan BLUD menetapkan kebijakan
pengelolaan sampah dan limbah baik limbah kimia, fisik dan biologik.
Kebijakan pengelolaan lingkungan dan limbah yang diselenggarakan di UPT
Puskesmas.... yaitu:
1. Pengelolaan limbah di UPT Puskesmas ..... dengan menggunakan IPAL
(Instalasi Pengelolaan Air Llmbah). Alur pembuangan limbah di
Puskesmas semua dialirkan menjadi satu saluran pipa pembuangan yang
berakhir pada IPAL. IPAL ini terdiri dari 4 tahap di mulai dengan inlet
masuk di tahap 1. pada sistem ini ada penambahan bakteri stafter,
kemudian masuk tahap 2 disini dilakukan penyaringan dengan bio ball
dan batu zeolit kemudian masuk tahap 3 disini ada proses aerasi, setelah
itu masuk pada tahap 4 dilakukan penyaringan lagi, setelah itu baru air
limbah keluar melalui outlet. Selama ini di UPT Puskesmas ..... sudah
dilakukan uji baku mutu air limbah ke BTKL surabaya dengan hasil yang
baik dan memenuhi standart kualitas baku mutu air limbah.
2. Pengelolan sampah di UPT Puskesmas..... dibedakan menjadi 2 yaitu
untuk pengelolaan sampah medis dan non medis. Untuk pembuangan
sampah medis UPT Puskesmas ..... melakukan perjanjian dengan
perusahaan pengolah limbah. Sedangkan Pembuangan sampah Non
Medis UPT Puskesmas ..... melakukan kesepakatan dengan petugas
pengambil sampah Dinas Kebersihan dan pertamanan tanpa perjanjian
teftulis, Setiap 3 hari sekali sampah non medis diambil petugas untuk
dibuang ke TPA.
3. UPT Puskesmas ..... memiliki tanggung jawab sosial terhadap
lingkungan. Hal ini diwujudkan dalam upaya pencegahan penyakit yang
dapat ditimbulkan oleh lingkungan yang tidak sehat. Tidak hanya itu UPT
Puskesmas.....juga memiliki komitmen dalam masalah limbah dan
sampah dengan baik agar tidak mencemari lingkungan.
BAB III
PENUTUP
Tata Kelola yang diterapkan pada Puskesmas yang mnerapkan Badan Layanan
Umum Daerah bertujuan untuk:
A. Memaksimalkan nilai puskesmas dengan cara menerapkan prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi, agar
puskesmas memiliki daya saing yang kuat.
B. Mendorong pengelolaan puskesmas secara professional, transparan dan
efisien, serta memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian organ
puskesmas.
C. Mendorong agar organisasi puskesmas dalam membuat keputusan dan
menjalankan kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi
dan kepatuhan terhadapa peraturan perundang-undangan yang berlaku,
serta kesadaran atas adanya tanggung jawab social puskesmas terhadap
stakeholder.
D. Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam mendukung kesejahteraan umum
masyarakat melalui pelayanan kesehatan.
Untuk dapat terlaksananya aturan dalam Tata Kelola perlu mendapat dukungan
dan partisipasi seluruh karyawan Puskesmas serta perhatian dan dukungan
Pemerintah Kabupaten/Kota ………… baik bersifat materiil, administrative maupun
politis.
Tata Kelola puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap
peraturan peraturan perundang-undangan yang terkait degan tata kelola
puskesmas sebagaimana disebutkan di atas, serta diseduaikan dengan fungsi,
tanggung jawab, dan kewenangan organ puskesmas serta perubahan
lingkungan.