Laporan Kerja Praktek
Laporan Kerja Praktek
Laporan Kerja Praktek
OLEH :
ABANG PATI AL MAHFUUZRI
NIM : 2010212321
DOSEN PEMBIMBING :
IRVHANEIL, ST.,MT.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kehadiran-Nya yang selalu hadir untuk memberikan kekuatan dan kesehatan kepada
penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini adalah syarat yang harus dipenuhi untuk menuju ketahapan selanjutnya
yaitu tugas akhir atau skripsi. Adanya kerja praktek ini sangat membantu sedikit banyaknya
wawasan bagi penyusun dalam bidang pembangunan gedung. Penyusun menyadari dalam
pembuatan laporan kerja praktek ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Muji Listyo Widodo, ST., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Panca Bhakti Pontianak.
2. Pembimbing Bapak Yufiansyah, ST., MT, yang telah bersedia menerima penyusun
untuk kerja praktek di lokasi kegiatan pembangunan.
3. Bapak Irvanheil, ST., MT. Selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek.
4. Seluruh Dosen dan Staff Administrasi di Fakultas Teknik Universitas Panca Bhakti
Pontntianak.
5. Seluruh Staff lapangan dan Karyawan di lokasi proyek.
6. Rekan-rekan yang telah memberi dukungan motivasi juga doa sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini.
7. Bapak Ilyansyah dan Bapak Syarif Rafhi Gazhian Alq., ST. sebagai pembimbing di
lapangan kerja praktek.
8. Kepada ayah, ibu, saudara laki-laki, serta keluarga besar yang telah memberikan kasih
sayang, materi, dukungan, dan Doa yang tiada hentinya untuk melancarkan kegiatan
kerja praktek dan penyelesaian laporan kerja praktek ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................v
PENDAHULUAN................................................................................................................................v
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................v
1.2 Data Umum Proyek.............................................................................................................vi
1.3 Struktur Organisasi Proyek...............................................................................................vi
1.4 Lokasi Proyek.....................................................................................................................xii
1.5 Maksud dan Tujuan..........................................................................................................xiii
1.6 Metode Pengambilan Data................................................................................................xiii
1.7 Sistematika Penulisan.......................................................................................................xiii
BAB II................................................................................................................................................xiv
TINJAUAN SECARA TEORITIS...................................................................................................xiv
2.1 Tinjauan Umum................................................................................................................xiv
2.2 Material dan Bahan...........................................................................................................xiv
2.2.1 Bahan Beton Bertulang........................................................................................................xiv
2.2.2 Tulangan dan Kawat Ikat....................................................................................................xvi
2.2.3 Peralatan-Peralatan Secara Umum....................................................................................xvi
2.2.4 Turap.....................................................................................................................................xix
2.2.5 Tiang Pancang......................................................................................................................xix
BAB III...............................................................................................................................................xx
TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK........................................................................................xx
3.1 Pemasangan Turap..................................................................................................................xx
3.2 Pemasangan Tiang Pancang....................................................................................................xx
3.3 Pemasangan Saluran Tipe U..................................................................................................xxi
3.4 Pekerjaan Jalan......................................................................................................................xxii
BAB IV..............................................................................................................................................xxv
TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK......................................................................................xxv
4.1 Pemasangan Turap dan Tiang Pancang...............................................................................xxv
4.2 Pekerjaan Jalan.....................................................................................................................xxvi
4.3 Pemasangan Saluran Tipe U...............................................................................................xxviii
BAB V................................................................................................................................................xxx
PENUTUP.........................................................................................................................................xxx
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................xxxii
LAMPIRAN...............................................................................................................................xxxiv
BAB I
PENDAHULUAN
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk
menjalankan pekerjaan sebagai perencana proyek bangunan. Pada saat membuat
pembangunan proyek, maka sangat penting terlebih dahulu untuk berkonsultasi
bersama konsultan perencanaan.
Hal ini dilakukan untuk merencanakan pembangunan sebuah proyek yang
sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar dan cocok dengan anggaran biaya yang
dimiliki. Tujuannya agar proyek yang akan direncanakan benar-benar pas dan
sesuai dengan keinginan. Ringkasnya, konsultan perencanaan bisa didefinisikan
sebagai perencana proyek bangunan. Pihak pemilik proyek akan meminta
perencanaan pembangunan kepada konsultan perencana baik itu meliputi desain
bangunan, luas bangunan, bahan yang digunakan untuk bangunan, kontraktor
bangunan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
a. Merancang Rencana Kerja
b. Membuat Rencana Anggaran Biaya
c. Mengadakan Penyesuaian Lingkungan
d. Menyesuaikan dengan Keinginan Pemilik
e. Mempertanggungjawabkan Desain Bangunan
3. Konsultan pengawas
Konsultan pengawas adalah orang perseorangan yang diberi kuasa secara
hukum untuk mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan
konstruksi sesuai dengan bestek. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat-syarat teknik
yang ada.Konsultan pengawas konstruksi berfungsi melaksanakan pengawasan
pada tahap konstruksi. Konsultan pengawas konstruksi mulai bertugas sejak
ditetapkan berdasarkan surat perintah kerja pengawasan sampai dengan
penyerahan kedua pekerjan oleh pemborong. Konsultan pengawas konstruksi
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada
pemimpin proyek/bagian proyek. Adapun tugas dari konsultan pengawas
diantaranya.
a. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang penyedia jasa pengawasan konstruksi
memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang
akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan, dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, bahan dan
material, kualitas pelaksanaan/workmanship, kuantitas fisik untuk setiap
item/bagian pekerjaan yang terurai dalam rincian kontrak fisik, dan laju
pencapaian volume/realisasi fisik yang dicapai di setiap periode laporan
berkala.
d. Mengawasi kepatuhan pelaksana pekerjaan terhadap pemenuhan syarat-syarat
kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan oleh pelaksana.
e. Membantu menyelenggarakan rapat lapangan secara berkala serta membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan.
f. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan
oleh pelaksana konstruksi.
g. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as-built
drawings) sebelum serah terima.
4. Kontraktor
Secara umum, kontraktor memiliki definisi umum sebagai pihak yang
bertanggung jawab melaksanakan semua atau beberapa bagian pekerjaan
konstruksi. Seorang kontraktor memiliki tanggung jawab dalam menyediakan
berbagai material, peralatan, tenaga kerja, hingga segala hal yang diperlukan
dalam masalah pembangunan proyek. Biasanya, seorang kontraktor bangunan
juga turut hadir dalam mengawasi pembangunan bangunan-bangunan dan
proyeknya. Seorang kontraktor biasanya mendapatkan proyek pekerjaannya
dengan dua cara. Pertama, seorang kontraktor bisa saja ditunjuk langsung oleh
pemilik proyek untuk mengerjakan pembangunan, cara kedua ialah melalui lelang
yang biasanya diselenggarakan oleh sang pemilik proyek. Kontraktor yang
memenuhi kriteria pemilik proyek, serta mengajukan harga terbaik dengan produk
berkualitas tersebut nantinya dapat memenangkan lelang. Tugas dan tanggung
jawab dari seorang kontraktor antaranya.
a. Terlebih dahulu merencanakan pengembangan dan implementasi proyek-
proyek besar
b. Menentukan kemudian mengestimasi berbagai aspek proyek, dari mulai bahan
dan peralatan yang dibutuhkan
c. Mengantisipasi berbagai kemungkinan dalam perubahan proyek
d. Memastikan spesifikasi kesehatan dan keselamatan pekerja kontraktor
e. Menkoordinasikan semua pihak terkait dalam konstruksi sebagai klien dan
subkontraktor
f. Mengatur permasalahan syarat izin, hukum, dan berbagai peraturan lainnya.
5. Tenaga Kerja
Tenaga kerja ini umumnya terdiri dari tenaga ahli yang memegang peranan
penting dalam mewujudkan keberhasilan suatu kegiatan pembangunan antara lain:
a. Manajer kegiatan pembangunan (project manager)
Project manager adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk mengatur,
merencanakan, dan melaksanakan project dengan berdasarkan anggaran dan
penjadwalan. Project manager juga bertanggung jawab untuk memimpin tim,
menentukan tujuan, berkomunikasi dengan para stakeholder, dan
menyelesaikan project dari awal hingga akhir. Tugas dan tanggung jawab dari
seorang project manager antaranya.
a. Membuat proyek diawali dengan pemeriksaan kelayakan, menyusun
anggaran, tim sukses, hingga pengelolaan sumber daya.
b. Melaksanakan berbagai perencanaan yang meliputi penetapan tujuan
utama proyek dilaksanakan.
c. Melakukan penjadwalan tugas agar sesuai target yang dibutuhkan.
d. Memastikan proyek berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan yang
diinginkan oleh klien.
e. Mengidentifikasi serta mengelola resiko untuk memastikan proyek
berjalan tepat waktu.
f. Membuat laporan terkait proyek yang dilaksanakan kepada manajemen
perusahaan dan klien secara teratur.
c. Staff Administrasi
Seorang administrator proyek bertanggung jawab atas berbagai tugas
administratif yang berhubungan dengan proyek. Misalnya dokumentasi,
manajemen rapat, menangani anggaran proyek, dan menggunakan
keterampilan manajemen waktu untuk membantu tim tetap bekerja sesuai
rencana.
d. Pengawas Lapangan
Individu yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan memastikan
bahwa pekerjaan konstruksi atau proyek di lapangan berjalan sesuai dengan
rencana, spesifikasi, dan peraturan yang berlaku. Peran pengawas lapangan
melibatkan koordinasi dengan berbagai pihak, pemantauan kegiatan lapangan,
dan penanganan masalah yang mungkin muncul selama pelaksanaan proyek.
e. Surveyor
Surveyor proyek adalah seorang profesional yang memiliki peran khusus
dalam pengukuran, pemetaan, dan pemantauan aspek fisik suatu proyek
konstruksi. Adapun tugas surveyor proyek bangunan antaranya
1. Menentukan titik-titik batas area kegiatan, guna pembuatan alur pagar
kegiatan dan penentuan koordinat gedung.
2. Menentukan elevasi kedalaman galian turap dan tiang pancang, kesalahan
dalam penentuan elevasi ini bisa menyebabkan ketinggian turap dan tiang
pancang tak sebanding dengan coran jalan yang baru.
3. Menentukan STA persegmen Jalan.
4. Memantau kedataran pengecoran beton pada pekerjaan.
5. Pengecekan hasil pengecoran sebuah jalan apakah sesuai dengan prodesur
atau tidak.
g. Mandor
Mandor adalah orang yang memimpin buruh dan pekerja lepas pada
sebuah proyek bangunan. Dengan menggunakan jasa mandor, perusahaan
konstruksi tidak perlu berhubungan langsung dengan buruh dan pekerja lepas.
Mandor lah yang bertugas untuk mengawasi dan memastikan buruh dan
pekerja lepas dapat bekerja secara aman. Seorang mandor harus memiliki ilmu
pengetahuan dan wawasan yang luas seputar konstruksi bangunan. Hal itu
dikarenakan mandor sering kali harus menjadi pengambil keputusan dan
pemberi solusi mengenai masalah-masalah yang nantinya dihadapi para
pekerja di lapangan.
5. Bab 5 Penutup
BAB II
Untuk menghasilkan campuran beton yang baik dan seekonomis mungkin, beton
harus direncanakan sedemikian rupa dengan cara menggunakan semen yang sedikit tapi
kekuatan mutu yang diinginkan dapat tercapai. Campuran yang digunakan dalam
menghasilkan mutu betonn tersebut haruslah memenuhi persyaratan yang berlaku,
adapun kekurangan dan kelebihan dari beton bertulang adalah sebagai berikut :
Kondisi penyimpanan dan penumpukan cukup baik dan aman dari pengaruh cuaca hujan
dan panas. Pada pengecoran struktur bawah atau pondasi, menggunakan mutu beton (fc’
Tulangan merupakan besi yang memiliki bentuk batang yang dapat digunakan dalam
konstruksi beton bertulang, tulangan yang baik untuk digunakan mempunyai sifat-
sifat sebagai berikut :
Kawat pengikat yang digunakan yaitu kawat bendrat yang dipakai untuk
mengikat tulangan agar posisinya tidak ada perubahan dan bergeser, kawat bendrat
merupakan besi lunak yang memiliki diameter 1 mm serta memiliki sifat yang tidak
kaku dan tidak getas.
Manual Steel Bander merupakan sebuah alat yang biasa digunakan untuk
membengkokkan tulangan-tulangan baja dalam berbagai macam sudut sesuai dengan
yang telah direncanakan.
2. Gergaji Manual
Gergaji manual digunakan sebagai alat untuk pemotongan seperti papan kayu,
triplek dan plywood, dimana bahan tersebut dipotong sesuai ukuran perencanaan untuk
dibentuk menjadi bekisting yang akan digunakan dibangunan tersebut, gergaji ini
dioperasikan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia.
3. Cangkul
a.Masukkan vibrator kedalam beton yang sudah ditungkan dalam waktu yang
cepat, kemudian angkat vibrator dengan perlahan saat proses pemadatan.
b.Hindari alat vibrator bersentuhan dengan permukaan bekisting, hal ini untuk
mengantisipasi agar tidak ternjadi getaran yang tidak diperlukan yang dapat
mengakibatkan adanya retakan kecil setelah proses pemadatan.
c.Proses penggetaran dapat dilakukan pada jarak yang teratur dan lama waktu
getaran pada setiap titik 5 sampai 15 detik lakukan secara berkala.
d.Tidak diperkenankan untuk menambah lama waktu penggunaan agar
menghindari terjadinya bleeding.
e.Agar tidak merusak pelekat besi yang satu dengan yang lain, maka hindari
vibrator dari besi.
f.Sesuaikan tebal beton yang akan dituang dengan panjang batang alat
vibrator, karena kedalaman batang vibrator harus dapat dijangkau dasar cor
beton supaya tidak menyentuh permukaan bekisting.
g.Pemadatan yang terlalu singkat dapat megakibatkan hasil beton yang akan
menjadi keropos.
h.Jaga kestabilan vibrator supaya tidak terjadi dorongan batang vibrator
sewaktu memasukkan kedalam cor beton.
i.Hindari penarikan batang vibrator dalam keadaan horizontal, lakukan dengan
miring agar menghindari mortal channel (campuram beton tersingkir dari
penarikan yang dilakukan secara horizontal) pada saat mengeluarkan vibrator.
Dengan melakukan hal tersebut dapat menghilangkan gelembung - gelembung udara
ataupun bentuk rongga-rongga yang terbentuk pada coran beton itulah makanya
dilakukan pemadatan dengan menggunakan alat vibrator. Ketika menjalankan mesin
vibrator sebaiknya menggunakan pakaian khusus dan menggunakan sepatu, sarung
tangan, serta safety helm. Jangan gunakan pakaian yang longgar karena kain pakaian
tersebut dapat masuk dalam mesin yang bergerak dengan cepat.
6. Pompa Air
Pompa air ini digunakan untuk menyedot dan membuang air yang berasal dari air
hujan yang memenuhi ruangan atau bagian pada bangunan dengan menggunakan selang,
sehingga air dapat terbuang dan pekerjaan dapat berlangsung kembali. Dalam proyek ini
pompa air digunakan untuk membuang air pada galian pondasi yang akan dicor dan juga
digunakan mengambil air untuk pengadukan beton pada molen serta untuk
membersihkan bekisting maupun tulangan dari sisa-sisa lumpur sehingga siap untuk
dicor.
7. Gegep
Gegep ini berfungsi untuk membuat ikatan kawat pada tulangan serta untuk
memotong kawat tersebut.
2.2.4 Turap
Turap / Sheet Pile Sheet pile (turap) merupakan suatu perkuatan yang disusun
menyerupai bentuk dinding yang berfungsi sebagai penahan tebing, penahan galian
sementara bangunan- bangunan di pelabuhan, penahan tanah sekitar tepian sungai atau
laut dan lain-lain.
c. patok dan papan yang diberi tanda/notasi dengan cat yang juga sebagai
patokan/referensi untuk mengukur kedalaman / ketinggian, dan titik pemasangan
bouwplank dan bentuk dari pasangan yang akan dilaksanakan, sehingga dalam
melaksanakan pekerjaan selanjutnya sudah mendapatkan pedoman yang pasti sesuai
dengan gambar.
d. Setelah kontraktor menyiapkan barak kerja dan kantor lapangan lalu dimulai
memobilisasi material, peralatan, tenaga kerja dan tenaga teknis.
c. patok dan papan yang diberi tanda/notasi dengan cat yang juga sebagai
patokan/referensi untuk mengukur kedalaman / ketinggian, dan titik pemasangan
bouwplank dan bentuk dari pasangan yang akan dilaksanakan, sehingga dalam
melaksanakan pekerjaan selanjutnya sudah mendapatkan pedoman yang pasti sesuai
dengan gambar.
d. Setelah kontraktor menyiapkan barak kerja dan kantor lapangan lalu dimulai
memobilisasi material, peralatan, tenaga kerja dan tenaga teknis.
proses pemasangan besi tulangan dalam suatu konstruksi beton, merupakan tahanpan
pertama dari sebuah konstruksi yang berbahan beton.
b. Pembuatan Bekisting
adalah proses yang Dimana setelah pembesian yaitu pembuatan bekisting, bekisting
ini bertujuan untuk.
1. Memberikan bentuk kepada sebuah konstruksi beton.
2. Untuk memperoleh struktur permukaan yang diharapkan
3. Untuk memikul beton, hingga konstruksi tersebut cukup keras untuk dapat
memikul diri sendiri, peralatan dan tenaga kerja.
c. Pengecoran
pekerjaan penuangan beton segar ke area bekisting yang telah diberi tulangan.
Sebelum memasuki pekerjaan pengecoran tersebut, dilakukan pengecekan tulangan dan
kondisi bekisting yang sudah siap. Pekerjaan pengecekan ini dilakukan oleh seorang QC
(Quality Control).
d. Perawatan
Perawatan bertujuan untuk menjaga kualitas beton agar terjaga, biasa akan dilakukan
penyiraman sekali dalam beberapa hari.
e. Pembokaraan Bekisting
Setelah dalam jangka waktu yang sudah ditentukan Bekisting tersebut akan
dibongkar untuk melihat apakah Material tersebut layak digunakan atau tidak.
f. Pembersihan Lokasi
Pekerjaan pembersihan lokasi akan dilakukan pembersihan parit atau saluran, pohon
maupun material lainnya yang terdapat pada lokasi pekerjaan yang mungkin akan
menghalangi pelaksanaan pekerjaan nantinya. Pembersihan lokasi ditujukan untuk
kesempurnaan pemasangan bouwplank dan penumpukan material yang akan
dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
g. Pemasangan Bouwplank
Proses pemadatan ini harus dilakukan dengan baik agar nantinya tidak ada tanah
yang lebih miring. Tidak ratanya lapisan tanah dapat mempengaruhi tingkat kerataan
permukaan jalan. Bila jalan beton yang akan dibangun adalah merenov jalan aspal yang
sudah ada, biasanya pekerjaan ini dilakukan pada separuh bagian jalan lebih dulu. Hal ini
tentu agar separuh bagian jalan masih dapat dilalui kendaraan.
Proses selanjutnya adalah memberikan tanah urugan pada lokasi yang akan dibangun
jalan beton. Umumnya urugan ini menggunakan batu makadam, urugan ini dilakukan
hingga mencapai ketebalan kurang lebih 30 cm. Ukuran batu yang digunakan sebagai
urugan jalan beton umumnya lebih kecil dibandingkan urugan pondasi rumah.
Setelah diberi lapisan plastik barulah diatasnya diberikan kerangka besi tulangan
beton / wiremesh sebagai lapisan beton decking. Umumnya ketebalan besi kerangka ini
adalah sekitar 8 mm yang dibentuk S. Pemasangan tulangan ini bertujuan untuk
memberikan batasan sekaligus pengikat wiremesh pada lapisan bawah dan atasnya.
Setelah beton sudah mengeras, tentu tidak serta merta jalan beton bisa langsung
dilalui kendaraan. Jalan beton harus dipastikan lebih dulu tingkat kekerasannya apakah
sudah memenuhi standar yang telah diperhitungkan atau belum. Proses pengujian
kekerasan jalan beton umumnya dilakukan menggunakan alat ukur kekerasan beton.
Namun sebelumnya biasanya beton akan diberi penyiraman air selama 23 hari secara
terus-menerus. Hal ini bertujuan agar beton tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan air
pada lapisannya. Kadar air atau kelembaban beton juga akan mempengaruhi kualitas
beton, karenanya dibutuhkan alat ukur kelembaban beton untuk mengujinya.
BAB IV
8. Pemasangan Bekisting
Pemasangan Bekisting bertujuan agar hasil pengecoran sesuai dengan
perencanaan yang ada, dan ukuran nya ( Lebar 60 cm dan Kedalam 15) untuk
Panjang biasa nya menyesuaikan ukuran turap dan tiang pancang yang tersedia
9. Pemasangan Besi
Setelah dibobok turap dan tiang pancang akan dipasangkan besi yang
bertujuan agar penutup turap dan tiang pancang tidak ada nya pergeseran.
10. Pengecoran
Pengecoran beton merupakan langkah terpenting dalam proses
pembangunan jalan beton. Tentu campuran beton ini haruslah diperhitungkan
dan memiliki kualitas yang baik. Setelah beton sudah dicor maka tutup kembali
menggunakan plastik ataupun karung goni pada permukaannya. Hal ini bertujuan
agar proses pengerasan dapat terbentuk dengan sempurna, setelah mengeras
biasanya beton masih mempunyai gundukan-gundukan kecil. Karenanya
diperlukan proses perlukaan untuk menghaluskan dan meratakannya agar jalan
lebih nyaman dilalui.
11. Perawataan
Perawatan bertujuan untuk menjaga kualitas beton agar terjaga, biasa akan
dilakukan penyiraman sekali dalam beberapa hari.
12. Pelepasan Bekisting
Setelah cukup umur bekisting akan dilepas.
2. Pembersihan lokasi
Pembersihan lokasi ini bertujuan untuk meratakan tanah yang tinggi nya
melebihi perencanaan dan menimbun titik – titik yang memiliki kedalam yang
melebihi perencanaan.
4. Pemasangan bekisting
5. Pemasangan dowel
Dowel adalah material berupa batang baja yang menjadi penghubung antara
2 (dua) komponen struktur pada perkerasan jalan tipe rigid pavement.
Fungsi Dowel.
6. Pengecoran Fs 4,5
Tegangan merentang pada beton sangat penting untuk memastikan beton
tetap utuh dan tidak retak akibat adanya gaya beban yang berbeda di
berbagai arah. Misalnya, ketika terjadi perubahan suhu atau gaya gravitasi
pada struktur beton, tegangan merentang bertindak sebagai penyeimbang ke
belakang untuk mempertahankan kekuatan dan integritas beton. Oleh
karena itu, fs harus dihitung dengan akurat saat merancang struktur beton
untuk memastikan keamanan dan stabilitas. Pengecoran dilakukan
mengunakan Readymix,
7. Perawatan
Perawatan bertujuan untuk menjaga kualitas beton agar terjaga, biasa akan
dilakukan penyiraman sekali dalam beberapa hari.
8. Pelepasan bekisting
Setelah cukup umur bekisting akan dilepas.
9. Pengaspalan
Pengaspalan ada proses pelapisan jalan menggunakan aspal yang merupakan
tahapan terakhir dari proses pekerjaan jalan tersebut.
1. Pembesian
Pembesian ini bertujuan untuk tulangan saluran tipe u.
2. Pemasangan bekisting
3. Pengecoran
pekerjaan penuangan beton segar ke area bekisting yang telah diberi
tulangan. Sebelum memasuki pekerjaan pengecoran tersebut, dilakukan
pengecekan tulangan dan kondisi bekisting yang sudah siap. Pekerjaan
pengecekan ini dilakukan oleh seorang QC (Quality Control).
4. Pelepasan bekisting
Setelah cukup umur bekisting akan dilepas.
5. Pembersihan lokasi
Pekerjaan pembersihan lokasi akan dilakukan pembersihan parit
atau saluran, pohon maupun material lainnya yang terdapat pada lokasi
pekerjaan yang mungkin akan menghalangi pelaksanaan pekerjaan
nantinya serta penggalian. Pembersihan lokasi ditujukan untuk
kesempurnaan pemasangan bouwplank dan penumpukan material yang
akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
6. Pemasangan saluran
Pemasangan saluran dilakukan menggunakan exavactor dan di bantu
oleh tukang
7. Pemasangan bekisting pada saluran
Pemasangan bekisting pada saluran gunanya ialah untuk memberikan
atau menambah ketinggian kedua sisi pada saluran.
8. Pengecoran
Pekerjaan penuangan beton segar ke area bekisting yang telah diberi
tulangan. Sebelum memasuki pekerjaan pengecoran tersebut, dilakukan
pengecekan tulangan dan kondisi bekisting yang sudah siap. Pekerjaan
pengecekan ini dilakukan oleh seorang QC (Quality Control).
9. Pelepasan Bekisting
Untuk melihat hasil dari pengecoran apakah sesuai denga apa yang
diinginkan.
10. Pemasangan penutup saluran
Pemasangan penutup saluran berfungsi sebagai bagian dari saluran
tersebut selain itu penutup saluran juga berfungsi sebagai pengaman
kepada saluran tersebut.
BAB V
PENUTUP
Sekian laporan kerja praktek ini saya kerjakan dalam upaya memenuhi salah satu
persyaratan akademis dalam program studi Teknik Sipil di Fakultas Teknik Universitas Panca
Bhakti Pontianak, dari pengalaman di lapangan ini dapat saya tarik beberapa kesimpulan dan
saran secara umum berupa :
5.1 Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat saya simpulkan selama melaksanakan kegiatan kerja praktek
antara lain :
1. Dalam proyek ini kurangnya kesadaran diri dari pekerja dalam menggunakan alat
pelindung diri (APD) sehingga harus selalu di awasi.
2. Lancarnya pelaksanaan proyek ini dipengaruhi oleh pemilihan dan pengaturan tenaga
kerja yang dibagi sesuai dengan bidang yang dikuasainya sehingga tercapainya efisiensi
kerja dan waktu pelaksanaan yang tepat.
Beberapa saran yang mungkin dapat menjadi masukan serta evaluasi untuk pekerjaan
konstruksi untuk kedepannya, yaitu :
2. Sebaiknya HSE secara rutin melakukan briefing kepada pekerja minimal 1 minggu sekali
agar meningkatkan kesadaran diri pekerja dalam menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD).
DAFTAR PUSTAKA
Capai Mimpi, 2023. Jenis Jenis Konstruksi Jalan Di Indonesia.
https://www.capai-mimpi.com/2023/06/jenis-konstruksi-jalan-di-indonesia.html
Pengadaan, 2022. Pengertian Dowel, Fungsi, Keuntungan, Ukuran, dan Cara Pemasangannya
https://www.pengadaan.web.id/2022/08/dowel-adalah.html
Widiansyah Anugerah, 2023. Perbedaan FS dan FC pada Beton: Pentingnya Memahami Karakteristik
Kekuatan Beton
https://www.localstartupfest.id/faq/perbedaan-fs-dan-fc-pada-beton/
https://jasapengaspalan.co.id/tahap-pengaspalan-jalan/
https://www.scribd.com/doc/250712935/Metode-Pelaksanaan-turap-docx
LAMPIRAN