Laporan Kerja Praktek

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN PELABUHAN RAKYAT


PONTIANAK

OLEH :
ABANG PATI AL MAHFUUZRI
NIM : 2010212321

DOSEN PEMBIMBING :
IRVHANEIL, ST.,MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCA BHAKTI
PONTIANAK
2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kehadiran-Nya yang selalu hadir untuk memberikan kekuatan dan kesehatan kepada
penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan ini.

Laporan ini adalah syarat yang harus dipenuhi untuk menuju ketahapan selanjutnya
yaitu tugas akhir atau skripsi. Adanya kerja praktek ini sangat membantu sedikit banyaknya
wawasan bagi penyusun dalam bidang pembangunan gedung. Penyusun menyadari dalam
pembuatan laporan kerja praktek ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Muji Listyo Widodo, ST., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Panca Bhakti Pontianak.
2. Pembimbing Bapak Yufiansyah, ST., MT, yang telah bersedia menerima penyusun
untuk kerja praktek di lokasi kegiatan pembangunan.
3. Bapak Irvanheil, ST., MT. Selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek.
4. Seluruh Dosen dan Staff Administrasi di Fakultas Teknik Universitas Panca Bhakti
Pontntianak.
5. Seluruh Staff lapangan dan Karyawan di lokasi proyek.
6. Rekan-rekan yang telah memberi dukungan motivasi juga doa sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini.
7. Bapak Ilyansyah dan Bapak Syarif Rafhi Gazhian Alq., ST. sebagai pembimbing di
lapangan kerja praktek.
8. Kepada ayah, ibu, saudara laki-laki, serta keluarga besar yang telah memberikan kasih
sayang, materi, dukungan, dan Doa yang tiada hentinya untuk melancarkan kegiatan
kerja praktek dan penyelesaian laporan kerja praktek ini.

Penulis menyadari kurang sempurnanya penyusunan Laporan Kerja Praktek ini,


penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan maupun masukan dalam penyusunan
laporan agar menjadi pembelajaran unuk kedepannya.
Pontianak, Febuari 2024
Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................v
PENDAHULUAN................................................................................................................................v
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................v
1.2 Data Umum Proyek.............................................................................................................vi
1.3 Struktur Organisasi Proyek...............................................................................................vi
1.4 Lokasi Proyek.....................................................................................................................xii
1.5 Maksud dan Tujuan..........................................................................................................xiii
1.6 Metode Pengambilan Data................................................................................................xiii
1.7 Sistematika Penulisan.......................................................................................................xiii
BAB II................................................................................................................................................xiv
TINJAUAN SECARA TEORITIS...................................................................................................xiv
2.1 Tinjauan Umum................................................................................................................xiv
2.2 Material dan Bahan...........................................................................................................xiv
2.2.1 Bahan Beton Bertulang........................................................................................................xiv
2.2.2 Tulangan dan Kawat Ikat....................................................................................................xvi
2.2.3 Peralatan-Peralatan Secara Umum....................................................................................xvi
2.2.4 Turap.....................................................................................................................................xix
2.2.5 Tiang Pancang......................................................................................................................xix
BAB III...............................................................................................................................................xx
TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK........................................................................................xx
3.1 Pemasangan Turap..................................................................................................................xx
3.2 Pemasangan Tiang Pancang....................................................................................................xx
3.3 Pemasangan Saluran Tipe U..................................................................................................xxi
3.4 Pekerjaan Jalan......................................................................................................................xxii
BAB IV..............................................................................................................................................xxv
TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK......................................................................................xxv
4.1 Pemasangan Turap dan Tiang Pancang...............................................................................xxv
4.2 Pekerjaan Jalan.....................................................................................................................xxvi
4.3 Pemasangan Saluran Tipe U...............................................................................................xxviii
BAB V................................................................................................................................................xxx
PENUTUP.........................................................................................................................................xxx
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................xxxii
LAMPIRAN...............................................................................................................................xxxiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konstruksi jalan adalah proses pembangunan atau perbaikan jalan dengan
menggunakan berbagai teknik dan material untuk memastikan pembangunan jalan
yang aman, efisien, dan berkelanjutan. Ini melibatkan serangkaian langkah, mulai dari
perencanaan dan desain hingga pembangunan fisik jalan tersebut. Tahap konstruksi
sendiri nantinya akan terbagi dalam 2 tahapan besar. Pertama adalah proses
perencanaan yang meliputi analisis tanah, perizinan, dan desain. Kedua, baru tahap
konstruksi yang meliputi persiapan pekerjaan, pembuatan bekisting saluran dan jalan,
pembesian, pemasangan turap, pengecoran turap dan saluran, dan yang terakhir adalah
pengaspalan.
Pembangunan Jalan yang berlokasi di Jln. Pelabuhan Rakyat, Sui
Beliung ,Kec. Pontianak Barat, Kota Pontianak, dimana nantinya jalan ini akan
berfungsi sebagai tempat yang digunakan untuk lalu lintas kendaraan baik kendaraan
bermotor maupun tidak bermotor.
Adapun tujuan dari pembangunan proyek ini adalah untuk perwujudan
perkembangan antar wilayah yang seimbang, pemerataan hasil pembangunan serta
pemantapan pertahanan dan keamanan nasional dalam rangka mewujudkan
pembangunan nasional.
Kerja praktek ini merupakan langkah awal untuk memasuki dunia kerja yang
sebenarnya dimana mahasiswa diharapkan mampu untuk membandingkan dan
menerapkan ilmu yang didapat selama berkuliah. Namun dengan bimbingan dari
dosen mata kuliah dan bimbingan dari pekerja-pekerja dilapangan yang
berpengalaman diharapkan mahasiswa dapat menambah pengetahuan, kemampuan
serta pengalaman langsung bekerja dilapangan dengan mengadakan studi pengamatan
dan pengumpulan data.
Kerja praktek ini dilakukan dengan survey langsung kelapangan, melakukan
wawancara langsung dengan pelaksana proyek atau pengawas dilapangan serta pihak-
pihak yang terkait didalam proyek pembangunan serta mengumpulkan data-data
teknis dan non-teknis yang akan direalisasikan dalam bentuk laporan, sehingga dapat
menambah wawasan mahasiswa untuk dapat menganalisa dan memecahkan masalah
yang timbul dilapangan serta berguna dalam mewujudkan pola kerja yang akan
dihadapi nantinya. Hal inilah yang menjadi latar belakang melakukan kerja praktek di
lapangan. Salah satu hal yang menentukan kelulusan kerja praktek adalah adanya
laporan kerja praktek yang terlebih dahulu diasistensikan dengan Dosen Pembimbing
kerja praktek, serta harus dipersentasikan atau diseminarkan nantinya ketika sudah di
acc laporan kerja praktek oleh dosen pembimbing yang bersangkutan, tujuannya
untuk mempertanggung jawabkan laporan kegiatan selama mengikuti kerja praktek
tersebut. Objek yang diamati berupa suatu proyek Peningkatan Ruas Jalan Pelabuhan
Rakyat yang berlokasi di Jln. Pelabuhan Rakyat, Sui Beliung, Kec. Pontianak Barat,
Kota Pontianak.

1.2 Data Umum Proyek


Data umum pelaksanaan Peningkatan Jalan Ruas yang berlokasi di Jln.
Pelabuhan Rakyat, Sui Beliung, Kota Pontianak.
ini adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan : Peningkatan Ruas Jalan Pelabuhan Rakyat
2. Lokasi : Jalan Pelabuhan Rakyat, Sui Beliung, Kota Pontianak

3. Peyedia Jasa : CV. DUA CAHAYA


4. Waktu Pelaksanaan : 131 hari kalender
5. Nilai Kontrak : Rp. 9.770.146.000,00

1.3 Struktur Organisasi Proyek


Struktur organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan dengan
mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal
secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai kebutuhan
proyek.Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan, antara lain
sebagai berikut:
1. Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki
proyek atau pekerjaan dan memberikanya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakanya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja untuk merealisasikan
proyek, owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk
membiayai proyek. Pemilik proyek apakah pemerintah, perusahaan, perseorangan,
swasta, asing apabila akan membangun proyek, ia akan memilih kontraktor yang
mempunyai kemampuan untuk melaksanakannya. Proses menyeleksi kontraktor
yang dilakukan, biasanya diserahkan pada ahlinya, yaitu dengan menunjuk
konsultan. Tugas pemilik proyek atau owner adalah:
a. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
b. Mengadakan kegiatan administrasi.
c. Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan proyek.
d. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen
konstruksi (MK).
e. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.

2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk
menjalankan pekerjaan sebagai perencana proyek bangunan. Pada saat membuat
pembangunan proyek, maka sangat penting terlebih dahulu untuk berkonsultasi
bersama konsultan perencanaan.
Hal ini dilakukan untuk merencanakan pembangunan sebuah proyek yang
sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar dan cocok dengan anggaran biaya yang
dimiliki. Tujuannya agar proyek yang akan direncanakan benar-benar pas dan
sesuai dengan keinginan. Ringkasnya, konsultan perencanaan bisa didefinisikan
sebagai perencana proyek bangunan. Pihak pemilik proyek akan meminta
perencanaan pembangunan kepada konsultan perencana baik itu meliputi desain
bangunan, luas bangunan, bahan yang digunakan untuk bangunan, kontraktor
bangunan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
a. Merancang Rencana Kerja
b. Membuat Rencana Anggaran Biaya
c. Mengadakan Penyesuaian Lingkungan
d. Menyesuaikan dengan Keinginan Pemilik
e. Mempertanggungjawabkan Desain Bangunan

3. Konsultan pengawas
Konsultan pengawas adalah orang perseorangan yang diberi kuasa secara
hukum untuk mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan
konstruksi sesuai dengan bestek. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat-syarat teknik
yang ada.Konsultan pengawas konstruksi berfungsi melaksanakan pengawasan
pada tahap konstruksi. Konsultan pengawas konstruksi mulai bertugas sejak
ditetapkan berdasarkan surat perintah kerja pengawasan sampai dengan
penyerahan kedua pekerjan oleh pemborong. Konsultan pengawas konstruksi
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada
pemimpin proyek/bagian proyek. Adapun tugas dari konsultan pengawas
diantaranya.
a. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang penyedia jasa pengawasan konstruksi
memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang
akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan, dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, bahan dan
material, kualitas pelaksanaan/workmanship, kuantitas fisik untuk setiap
item/bagian pekerjaan yang terurai dalam rincian kontrak fisik, dan laju
pencapaian volume/realisasi fisik yang dicapai di setiap periode laporan
berkala.
d. Mengawasi kepatuhan pelaksana pekerjaan terhadap pemenuhan syarat-syarat
kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan oleh pelaksana.
e. Membantu menyelenggarakan rapat lapangan secara berkala serta membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan.
f. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan
oleh pelaksana konstruksi.
g. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as-built
drawings) sebelum serah terima.

4. Kontraktor
Secara umum, kontraktor memiliki definisi umum sebagai pihak yang
bertanggung jawab melaksanakan semua atau beberapa bagian pekerjaan
konstruksi. Seorang kontraktor memiliki tanggung jawab dalam menyediakan
berbagai material, peralatan, tenaga kerja, hingga segala hal yang diperlukan
dalam masalah pembangunan proyek. Biasanya, seorang kontraktor bangunan
juga turut hadir dalam mengawasi pembangunan bangunan-bangunan dan
proyeknya. Seorang kontraktor biasanya mendapatkan proyek pekerjaannya
dengan dua cara. Pertama, seorang kontraktor bisa saja ditunjuk langsung oleh
pemilik proyek untuk mengerjakan pembangunan, cara kedua ialah melalui lelang
yang biasanya diselenggarakan oleh sang pemilik proyek. Kontraktor yang
memenuhi kriteria pemilik proyek, serta mengajukan harga terbaik dengan produk
berkualitas tersebut nantinya dapat memenangkan lelang. Tugas dan tanggung
jawab dari seorang kontraktor antaranya.
a. Terlebih dahulu merencanakan pengembangan dan implementasi proyek-
proyek besar
b. Menentukan kemudian mengestimasi berbagai aspek proyek, dari mulai bahan
dan peralatan yang dibutuhkan
c. Mengantisipasi berbagai kemungkinan dalam perubahan proyek
d. Memastikan spesifikasi kesehatan dan keselamatan pekerja kontraktor
e. Menkoordinasikan semua pihak terkait dalam konstruksi sebagai klien dan
subkontraktor
f. Mengatur permasalahan syarat izin, hukum, dan berbagai peraturan lainnya.

5. Tenaga Kerja
Tenaga kerja ini umumnya terdiri dari tenaga ahli yang memegang peranan
penting dalam mewujudkan keberhasilan suatu kegiatan pembangunan antara lain:
a. Manajer kegiatan pembangunan (project manager)
Project manager adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk mengatur,
merencanakan, dan melaksanakan project dengan berdasarkan anggaran dan
penjadwalan. Project manager juga bertanggung jawab untuk memimpin tim,
menentukan tujuan, berkomunikasi dengan para stakeholder, dan
menyelesaikan project dari awal hingga akhir. Tugas dan tanggung jawab dari
seorang project manager antaranya.
a. Membuat proyek diawali dengan pemeriksaan kelayakan, menyusun
anggaran, tim sukses, hingga pengelolaan sumber daya.
b. Melaksanakan berbagai perencanaan yang meliputi penetapan tujuan
utama proyek dilaksanakan.
c. Melakukan penjadwalan tugas agar sesuai target yang dibutuhkan.
d. Memastikan proyek berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan yang
diinginkan oleh klien.
e. Mengidentifikasi serta mengelola resiko untuk memastikan proyek
berjalan tepat waktu.
f. Membuat laporan terkait proyek yang dilaksanakan kepada manajemen
perusahaan dan klien secara teratur.

b. Manajer Lapangan (Site Manager)


Site manager adalah profesional yang bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa proyek konstruksi selesai tepat waktu dan sesuai
anggaran. Terkadang profesi ini juga dilekatkan dengan istilah manajer
konstruksi, manajer proyek, dan agen lokasi. Site manager bekerja di lokasi
konstruksi dan pekerjaannya sering kali dimulai tepat sebelum konstruksi.
Site manager yang lebih senior akan bertanggung jawab atas keseluruhan
proyek dan mungkin dikenal sebagai manajer proyek atau direktur proyek.
Adapun tugas dari seorang site manager antaranya.
1. Mengawasi arah proyek, memastikan bahwa spesifikasi dan persyaratan
klien terpenuhi, meninjau kemajuan dan berhubungan dengan surveyor
kuantitas untuk memantau biaya.
2. Terhubung klien, profesional konstruksi lainnya dan, kadang-kadang,
anggota masyarakat yang berkaitan dengan koordinasi dan mengawasi
pekerja bangunan.
3. Terlibat dalam pemilihan alat dan bahan.
4. Membuat inspeksi keselamatan dan memastikan keamanan konstruksi
dan lokasi.
5. Memeriksa dan menyiapkan laporan situs, desain dan gambar.

c. Staff Administrasi
Seorang administrator proyek bertanggung jawab atas berbagai tugas
administratif yang berhubungan dengan proyek. Misalnya dokumentasi,
manajemen rapat, menangani anggaran proyek, dan menggunakan
keterampilan manajemen waktu untuk membantu tim tetap bekerja sesuai
rencana.

d. Pengawas Lapangan
Individu yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan memastikan
bahwa pekerjaan konstruksi atau proyek di lapangan berjalan sesuai dengan
rencana, spesifikasi, dan peraturan yang berlaku. Peran pengawas lapangan
melibatkan koordinasi dengan berbagai pihak, pemantauan kegiatan lapangan,
dan penanganan masalah yang mungkin muncul selama pelaksanaan proyek.

e. Surveyor
Surveyor proyek adalah seorang profesional yang memiliki peran khusus
dalam pengukuran, pemetaan, dan pemantauan aspek fisik suatu proyek
konstruksi. Adapun tugas surveyor proyek bangunan antaranya
1. Menentukan titik-titik batas area kegiatan, guna pembuatan alur pagar
kegiatan dan penentuan koordinat gedung.
2. Menentukan elevasi kedalaman galian turap dan tiang pancang, kesalahan
dalam penentuan elevasi ini bisa menyebabkan ketinggian turap dan tiang
pancang tak sebanding dengan coran jalan yang baru.
3. Menentukan STA persegmen Jalan.
4. Memantau kedataran pengecoran beton pada pekerjaan.
5. Pengecekan hasil pengecoran sebuah jalan apakah sesuai dengan prodesur
atau tidak.

f. Logistik (Staff Material)


Staff material mempunyai tugas sebagai penghubung pihak pekerja
lapangan pada supplier-supplier bahan, memperhitungkan keperluan bahan-
bahan bangunan, dan mencatat setiap pemasukan dan pemakaian bahan, serta
mengawasi keadaan mutu bahan yang digunakan.

g. Mandor
Mandor adalah orang yang memimpin buruh dan pekerja lepas pada
sebuah proyek bangunan. Dengan menggunakan jasa mandor, perusahaan
konstruksi tidak perlu berhubungan langsung dengan buruh dan pekerja lepas.
Mandor lah yang bertugas untuk mengawasi dan memastikan buruh dan
pekerja lepas dapat bekerja secara aman. Seorang mandor harus memiliki ilmu
pengetahuan dan wawasan yang luas seputar konstruksi bangunan. Hal itu
dikarenakan mandor sering kali harus menjadi pengambil keputusan dan
pemberi solusi mengenai masalah-masalah yang nantinya dihadapi para
pekerja di lapangan.

1.4 Lokasi Proyek


Lokasi kerja praktek ini berdasarkan surat permohonan yang diajukan dengan
ketentuan dan keputusan berdasarkan dari Ketua Program Study Teknik Sipil atas
nama Dekan Fakultas Teknik Universitas Panca Bhakti, serta adanya izin yang
diberikan dari Kepala Tim Pembangunan atau Kepala Proyek pembangunan tersebut.
Adapun lokasi kerja praktek yaitu di Peningkatan Ruas Jalan Pelabuhan Rakyat yang
berlokasi di Jln. Pelabuhan Rakyat, Sui Beliung, Kec. Pontianak Barat, Kota
Pontianak.
Gambar 1.1 Lokasi Proyek
1.5 Maksud dan Tujuan
Kegiatan kerja praktek ini memiliki maksud dan tujuan yaitu memberikan
pengalaman, pola pikir yang baru, pengetahuan yang tidak didapatkan dalam kelas
pada saat kuliah, kerja praktek ini mengambarkan dan memperlihatkan langsung suatu
proses pekerjaan yang ada di lapangan yang bahkan tidak dapat di jelaskan terperinci
di saat kuliah dalam kelas.

Dalam kegiatan kerja praktek Mahasiswa/i dididik untuk membiasakan diri


dengan lingkungan proyek dan berbagai kegiatan pekerjaan yang ada di dalam proyek
tersebut. Dengan adanya pengalaman dalam lingkungan proyek mahasiswa/i
diharapkan untuk tidak canggung lagi dalam lingkungan yang ada di dalam proyek.
Mampu berpikir dengan leluasa, kreatif dan mampu memberikan keputusan yang baik
dalam kegiatan pekerjaan.

1.6 Metode Pengambilan Data


Adapun metode yang akan digunakan dalam pengumpulan data ini, antara lain:
a. Melihat hasil pengamatan di lapangan selama kerja praktek.
b. Melakukan pertanyaan yang dilakukan kepada pengawas proyek pada hal-hal
yang tidak dimengerti.
c. Keterangan dari pengawas proyek di lapangan.
d. Sumber – sumber lainnya.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembuatan penyusunan laporan ini perlu dibuatnya
suatu rangkaian sistematika penulisan, yang dimana dibagi atas 5 (lima) bab pada
sistematikan penulisan sebagai berikut :
1. Bab 1 Pendahuluan

2. Bab 2 Tinjauan Pustaka

3. Bab 3 Metode Pelaksanaan

4. Bab 4 Metode Pelaksanaan di Proyek

5. Bab 5 Penutup

BAB II

TINJAUAN SECARA TEORITIS

2.1 Tinjauan Umum


Pada sebuah proyek diperlukan adanya peninnjauan secara teoritis agar proyek
tersebut memiliki acuan dalam hal penyususnan dan pelaksanaan proyek kedepannya yang
didasari oleh buku-buku serta peraturan-peraturan yang berlaku terutama dalam bidang teknik
khususnya pada bangunan gedung. Hal tersebut dimaksudkan agar terdapat perbandingan
antara teori dengan praktek yang saling berhubungan. Apabila ditemukan adanya
penyimpangan teori, maka dapat langsung diketahui dengan cara mencari penyebab dari
masalah yang terjadi atau penyimpangan-penyimpangan tersebut serta usaha yang dapat
diambil dalam mengantisipasinya. Peninjauan yang dimaksud disini adalah berupa material
ataupun sistem pengerjaanya.

2.2 Material dan Bahan


2.2.1 Bahan Beton Bertulang
Konstruksi yang digunakan dalam pembangunan gedung ini ialah konstruksi beton
bertulang yang memiliki tujuan agar bangunan tersebut mampu memikul gaya-gaya yang
bekerja pada Jalan tersebut dikarenakan jalan tersebut dirancang agar kuat terhadap beban
kendaraan berat dan gempa. Beton merupakan bahan atau material yang didapatkan
dengan cara mencampurkan bahan-bahan seperti air, semen, kerikil, dan pasir dengan
perbandingan tertentu yang akan mengeras dan padat setelah melewati waktu tertentu.
Jika beton tersebut diberi tulangan, maka beton tersebut dapat dinamakan dengan beton
bertulang dengan fungsi untuk memikul beban-beban yang bekerja didalamnya. Beton
bertulang ialah gabungan dari dua jenis bahan, yaitu :
a. Beton yang memiliki kuat tekan yang baik, akan tetapi kekuatan tariknya rendah.
b. Tulangan yang dimasukkan kedalam beton akan memberikann kuat tarik yang
diperlukan.

Untuk menghasilkan campuran beton yang baik dan seekonomis mungkin, beton
harus direncanakan sedemikian rupa dengan cara menggunakan semen yang sedikit tapi
kekuatan mutu yang diinginkan dapat tercapai. Campuran yang digunakan dalam
menghasilkan mutu betonn tersebut haruslah memenuhi persyaratan yang berlaku,
adapun kekurangan dan kelebihan dari beton bertulang adalah sebagai berikut :

a. Kelebihan pada beton bertulang, yaitu :


1. Memiliki ketahan terhadap cuaca dan temperatur yang tinggi.
2. Kuat tekan yang dimiliki tinggi.
3. Beton dapat di cor dalam bentuk apapun sesuai dengan yang diinginkan.
b. Kekurangan pada beton bertulang, yaitu :
1. Tidak dapatnya dilakukan renovasi modifikasi pada kemudian hari pada struktur
bangunan yang telah dibangun, sehingga tidak dapat digunakan kembali.
2. Berat beton sendiri sangat besar dan sifat kekakuan beton tidak dicapai pada
saat pelaksanaan serta untuk mengetahui kekuatan beton itu sendiri haruslah
dilakukan pengujian terlebih dahulu.
A. Portland Cement (PC)
Merupakan suatu bahan yang sifat adhesi serta kohesinya cukup tinggi hingga
dapat memungkinkan merekatnya atau menyatunya material-material yang ada
menjadi suatu benda padat dan bahan ini merupakan unsur terpenting dalam
campuran beton karena memiliki sifat mengikat bahan-bahan lain seperti agregat
kasar dan agregat halus. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
penggunaan semen.
yaitu:
1. Semen yang dibawa ke lapangan harus dalam kondisi tertutup dan
terlindung dengan baik dari cuaca.
2. Proses penyimpanannya selama didalam gudang harus dalam kondisi baik
dengan cukup ventilasi tahan terhadap cuaca dan air guna mencegah
pengerasan akibat lembab.
3. Dalam proses pengirimannya, semen harus dipisah agar mudah ditata sesuai
dengan umur semen yang dikirim sebelumnya agar tidak terjadi kesaalahan
dalam penggunaannya.

Kondisi penyimpanan dan penumpukan cukup baik dan aman dari pengaruh cuaca hujan
dan panas. Pada pengecoran struktur bawah atau pondasi, menggunakan mutu beton (fc’

2.2.2 Tulangan dan Kawat Ikat


a. Tulangan

Tulangan merupakan besi yang memiliki bentuk batang yang dapat digunakan dalam
konstruksi beton bertulang, tulangan yang baik untuk digunakan mempunyai sifat-
sifat sebagai berikut :

1. Hanya diperbolehkan memiliki kandungan karat yang ringan.


2. Memiliki bentuk yang lurus dan tidak pula bengkok.
3. Tidak memiliki kandungan serpihan, lipatan, retakan, kotoran, minyak, karat, dan
tidak mengandung bahan lainnya yang dapat mengurangi daya lekat pada beton.
b. Kawat Pengikat

Kawat pengikat yang digunakan yaitu kawat bendrat yang dipakai untuk
mengikat tulangan agar posisinya tidak ada perubahan dan bergeser, kawat bendrat
merupakan besi lunak yang memiliki diameter 1 mm serta memiliki sifat yang tidak
kaku dan tidak getas.

2.2.3 Peralatan-Peralatan Secara Umum


1. Manual Steel Bander

Manual Steel Bander merupakan sebuah alat yang biasa digunakan untuk
membengkokkan tulangan-tulangan baja dalam berbagai macam sudut sesuai dengan
yang telah direncanakan.
2. Gergaji Manual

Gergaji manual digunakan sebagai alat untuk pemotongan seperti papan kayu,
triplek dan plywood, dimana bahan tersebut dipotong sesuai ukuran perencanaan untuk
dibentuk menjadi bekisting yang akan digunakan dibangunan tersebut, gergaji ini
dioperasikan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia.

3. Cangkul

Cangkul digunakan untuk menggali, mencungkil, ataupun untuk meratakan tanah,


dalam pekerjaan ini cangkul juga digunakan untuk meratakan dan menarik cor yang
diturunkan oleh Ready Mix.

4. Gerobak Dorong Satu Roda (Argo)


Gerobak dorong digunakan sebagai alat bantu untuk mengangkut atau memindahkan
suatu alat atau mesin dari satu tempat ke tempat lainnya dan juga untuk mengangkut
adukan beton ke tempat pengecoran serta untuk pengangkutan material lainnya seperti
pasir, semen. Dengan menggunakan alat tersebut pengangkutan material dari satu tempat
ke tempat lain dapat lebih mudah dan lebih ringan. Gerobak dorong ini juga digunakan
untuk mengangkut adukan beton yang akan diuji dan mengangkut benda uji yang sudah
keras untuk direndam dalam

5. Mesin Penggetar (Concrete Vibrator)


Concrete Vibrator merupakan suatu alat yang digunakan pada pekerjaan konstruksi
pada saat pengecoran. Alat ini berfungsi memadatkan adonan beton yang dimasukkan
kedalam bekisting. Tujuannya adalah agar angin atau udara yang masih pada ada pada
adonan tersebut dapat keluar sehingga tidak menimbulkan rongga atau lubang. Dengan
melakukan pemadatan dengan mesin vibrator juga mempunyai manfaat untuk
menghasilkan beton yang kuat dan tahan lama serta menghasilkan permukaan yang halus
pada beton. Cara penggunaan Concrete Vibrator yang baik dan benar antara lain:

a.Masukkan vibrator kedalam beton yang sudah ditungkan dalam waktu yang
cepat, kemudian angkat vibrator dengan perlahan saat proses pemadatan.
b.Hindari alat vibrator bersentuhan dengan permukaan bekisting, hal ini untuk
mengantisipasi agar tidak ternjadi getaran yang tidak diperlukan yang dapat
mengakibatkan adanya retakan kecil setelah proses pemadatan.
c.Proses penggetaran dapat dilakukan pada jarak yang teratur dan lama waktu
getaran pada setiap titik 5 sampai 15 detik lakukan secara berkala.
d.Tidak diperkenankan untuk menambah lama waktu penggunaan agar
menghindari terjadinya bleeding.
e.Agar tidak merusak pelekat besi yang satu dengan yang lain, maka hindari
vibrator dari besi.
f.Sesuaikan tebal beton yang akan dituang dengan panjang batang alat
vibrator, karena kedalaman batang vibrator harus dapat dijangkau dasar cor
beton supaya tidak menyentuh permukaan bekisting.
g.Pemadatan yang terlalu singkat dapat megakibatkan hasil beton yang akan
menjadi keropos.
h.Jaga kestabilan vibrator supaya tidak terjadi dorongan batang vibrator
sewaktu memasukkan kedalam cor beton.
i.Hindari penarikan batang vibrator dalam keadaan horizontal, lakukan dengan
miring agar menghindari mortal channel (campuram beton tersingkir dari
penarikan yang dilakukan secara horizontal) pada saat mengeluarkan vibrator.
Dengan melakukan hal tersebut dapat menghilangkan gelembung - gelembung udara
ataupun bentuk rongga-rongga yang terbentuk pada coran beton itulah makanya
dilakukan pemadatan dengan menggunakan alat vibrator. Ketika menjalankan mesin
vibrator sebaiknya menggunakan pakaian khusus dan menggunakan sepatu, sarung
tangan, serta safety helm. Jangan gunakan pakaian yang longgar karena kain pakaian
tersebut dapat masuk dalam mesin yang bergerak dengan cepat.

Untuk pekerja yang bertugas memegang kepala vibrator, diharuskan menggunakan


kaca mata, tujuannya agar tidak terkena cipratan beton yang dapat melukai mata.
Gunakanlah lensa kacamata yang bening jangan yang hitam/gelap, hal ini sangat
berpengaruh pada pengelihatan terutama pada saat pengerjaan di malam hari.

6. Pompa Air
Pompa air ini digunakan untuk menyedot dan membuang air yang berasal dari air
hujan yang memenuhi ruangan atau bagian pada bangunan dengan menggunakan selang,
sehingga air dapat terbuang dan pekerjaan dapat berlangsung kembali. Dalam proyek ini
pompa air digunakan untuk membuang air pada galian pondasi yang akan dicor dan juga
digunakan mengambil air untuk pengadukan beton pada molen serta untuk
membersihkan bekisting maupun tulangan dari sisa-sisa lumpur sehingga siap untuk
dicor.

7. Gegep
Gegep ini berfungsi untuk membuat ikatan kawat pada tulangan serta untuk
memotong kawat tersebut.

8. Alat Bantu Lainnya


Alat bantu lainnya merupakan peralatan standar dan umum yang dipakai pekerja
atau tukang pada proyek tersebut. Alat bantu ini seperti : sekop, ember, linggis, sendok
semen, benang, palu, gerinda, linggis, meteran, kapak,skop dan air.

2.2.4 Turap
Turap / Sheet Pile Sheet pile (turap) merupakan suatu perkuatan yang disusun
menyerupai bentuk dinding yang berfungsi sebagai penahan tebing, penahan galian
sementara bangunan- bangunan di pelabuhan, penahan tanah sekitar tepian sungai atau
laut dan lain-lain.

2.2.5 Tiang Pancang


tiang pancang (pile) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan
mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak
pada kedalaman tertentu.
BAB III

TINJAUAN METODE PELAKSANAAN


3.1 Pemasangan Turap
Urutan pelaksanan pekerjaan

a. Terlebih dahulu akan dilakukan pekerjaan pembersihan lokasi, dimana akan


dilakukan pembersihan parit atau saluran, pohon maupun material lainnya yang terdapat
pada lokasi pekerjaan yang mungkin akan menghalangi pelaksanaan pekerjaan nantinya.
Pembersihan lokasi ditujukan untuk kesempurnaan pemasangan bouwplank dan
penumpukan material yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.

b. Lalu dilakukan pemasangan bouwplank dan pengukuran dan pemasangan


papannama kegiatan.Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk mengetahui batas-batas
lokasi, ketinggian,penetapan dan penentuan ukuran yang tepat dari rencana
pembangunan sesuai dengan gambar rencana kerja. Pekerjaan ini memegang peranan
penting dalam penentuan letak as

c. patok dan papan yang diberi tanda/notasi dengan cat yang juga sebagai
patokan/referensi untuk mengukur kedalaman / ketinggian, dan titik pemasangan
bouwplank dan bentuk dari pasangan yang akan dilaksanakan, sehingga dalam
melaksanakan pekerjaan selanjutnya sudah mendapatkan pedoman yang pasti sesuai
dengan gambar.

d. Setelah kontraktor menyiapkan barak kerja dan kantor lapangan lalu dimulai
memobilisasi material, peralatan, tenaga kerja dan tenaga teknis.

3.2 Pemasangan Tiang Pancang


Urutan pelaksanan pekerjaan

a. Terlebih dahulu akan dilakukan pekerjaan pembersihan lokasi, dimana akan


dilakukan pembersihan parit atau saluran, pohon maupun material lainnya yang terdapat
pada lokasi pekerjaan yang mungkin akan menghalangi pelaksanaan pekerjaan nantinya.
Pembersihan lokasi ditujukan untuk kesempurnaan pemasangan bouwplank dan
penumpukan material yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
b. Lalu dilakukan pemasangan bouwplank dan pengukuran dan pemasangan
papannama kegiatan.Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk mengetahui batas-batas
lokasi, ketinggian,penetapan dan penentuan ukuran yang tepat dari rencana
pembangunan sesuai dengan gambar rencana kerja. Pekerjaan ini memegang peranan
penting dalam penentuan letak as

c. patok dan papan yang diberi tanda/notasi dengan cat yang juga sebagai
patokan/referensi untuk mengukur kedalaman / ketinggian, dan titik pemasangan
bouwplank dan bentuk dari pasangan yang akan dilaksanakan, sehingga dalam
melaksanakan pekerjaan selanjutnya sudah mendapatkan pedoman yang pasti sesuai
dengan gambar.

d. Setelah kontraktor menyiapkan barak kerja dan kantor lapangan lalu dimulai
memobilisasi material, peralatan, tenaga kerja dan tenaga teknis.

3.3 Pemasangan Saluran Tipe U


a. Pembesian

proses pemasangan besi tulangan dalam suatu konstruksi beton, merupakan tahanpan
pertama dari sebuah konstruksi yang berbahan beton.

b. Pembuatan Bekisting

adalah proses yang Dimana setelah pembesian yaitu pembuatan bekisting, bekisting
ini bertujuan untuk.
1. Memberikan bentuk kepada sebuah konstruksi beton.
2. Untuk memperoleh struktur permukaan yang diharapkan
3. Untuk memikul beton, hingga konstruksi tersebut cukup keras untuk dapat
memikul diri sendiri, peralatan dan tenaga kerja.

c. Pengecoran

pekerjaan penuangan beton segar ke area bekisting yang telah diberi tulangan.
Sebelum memasuki pekerjaan pengecoran tersebut, dilakukan pengecekan tulangan dan
kondisi bekisting yang sudah siap. Pekerjaan pengecekan ini dilakukan oleh seorang QC
(Quality Control).

d. Perawatan
Perawatan bertujuan untuk menjaga kualitas beton agar terjaga, biasa akan dilakukan
penyiraman sekali dalam beberapa hari.

e. Pembokaraan Bekisting

Setelah dalam jangka waktu yang sudah ditentukan Bekisting tersebut akan
dibongkar untuk melihat apakah Material tersebut layak digunakan atau tidak.

f. Pembersihan Lokasi

Pekerjaan pembersihan lokasi akan dilakukan pembersihan parit atau saluran, pohon
maupun material lainnya yang terdapat pada lokasi pekerjaan yang mungkin akan
menghalangi pelaksanaan pekerjaan nantinya. Pembersihan lokasi ditujukan untuk
kesempurnaan pemasangan bouwplank dan penumpukan material yang akan
dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.

g. Pemasangan Bouwplank

pemasangan bouwplank, pengukuran dan pemasangan papan nama kegiatan.


Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk mengetahui batas-batas lokasi,
ketinggian,penetapan dan penentuan ukuran yang tepat dari rencana pembangunan sesuai
dengan gambar rencana kerja. Pekerjaan ini memegang peranan penting dalam
penentuan letak as.

h. Pemasangan saluran Tipe U


Pemasangan saluran Tipe U dilakukan dengan menggunakan alat berat berupa
Exavactor dan di bantu oleh tukang agar pemasangan nya rapi dan sesuai dengan
bouwplank yang sudah di pasang.
i. Pemasangan Penutup Saluran
Pemsangan Penutup saluran ini guna nya agar saluran tersebut terjaga, mengurangi
resiko seseorang dapat masuk kedalam saluran tersebut, dan untuk memenuhi SOP yang
ada.

3.4 Pekerjaan Jalan


a. Perataan Permukaan Jalan
Sebelum dibangun menjadi jalan, tentu lokasi yang akan dibangun harus bersih dari
berbagai batuan besar, kayu dan berbagai jenis kotoran lainnya. Berbagai hal tersebut bila
dibiarkan tentu akan mempengaruhi kepadatan lapisan beton. Setelah lokasi dibersihkan
maka proses selanjutnya adalah pemadatan tanah yang akan dijadikan jalan.

Proses pemadatan ini harus dilakukan dengan baik agar nantinya tidak ada tanah
yang lebih miring. Tidak ratanya lapisan tanah dapat mempengaruhi tingkat kerataan
permukaan jalan. Bila jalan beton yang akan dibangun adalah merenov jalan aspal yang
sudah ada, biasanya pekerjaan ini dilakukan pada separuh bagian jalan lebih dulu. Hal ini
tentu agar separuh bagian jalan masih dapat dilalui kendaraan.

b. Pemberian Pondasi Untuk Beton

Proses selanjutnya adalah memberikan tanah urugan pada lokasi yang akan dibangun
jalan beton. Umumnya urugan ini menggunakan batu makadam, urugan ini dilakukan
hingga mencapai ketebalan kurang lebih 30 cm. Ukuran batu yang digunakan sebagai
urugan jalan beton umumnya lebih kecil dibandingkan urugan pondasi rumah.

c. Landasan Cor Beton

Proses selanjutnya adalah menutupi lapisan pondasi tersebut menggunakan


hamparan plastik, hal ini dilakukan untuk menutupi landasan cor beton. Penggunaan
plastik ini digunakan agar air dari cor beton tidak meresap ke dalam tanah pondasi.
Dengan begitu akan terbentuk lapisan beton yang kokoh dan kuat untuk dijadikan jalan.

d. Memasang Kerangka Beton

Setelah diberi lapisan plastik barulah diatasnya diberikan kerangka besi tulangan
beton / wiremesh sebagai lapisan beton decking. Umumnya ketebalan besi kerangka ini
adalah sekitar 8 mm yang dibentuk S. Pemasangan tulangan ini bertujuan untuk
memberikan batasan sekaligus pengikat wiremesh pada lapisan bawah dan atasnya.

e. Proses Pengecoran Beton

Proses pengecoran beton merupakan langkah terpenting dalam proses pembangunan


jalan beton. Tentu campuran beton ini haruslah diperhitungkan dan memiliki kualitas yang
baik. Setelah beton sudah dicor maka tutup kembali menggunakan plastik ataupun karung
goni pada permukaannya. Hal ini bertujuan agar proses pengerasan dapat terbentuk
dengan sempurna, setelah mengeras biasanya beton masih mempunyai gundukan-
gundukan kecil. Karenanya diperlukan proses perlukaan untuk menghaluskan dan
meratakannya agar jalan lebih nyaman dilalui.

f. Proses Pemadatan Beton

Setelah beton sudah mengeras, tentu tidak serta merta jalan beton bisa langsung
dilalui kendaraan. Jalan beton harus dipastikan lebih dulu tingkat kekerasannya apakah
sudah memenuhi standar yang telah diperhitungkan atau belum. Proses pengujian
kekerasan jalan beton umumnya dilakukan menggunakan alat ukur kekerasan beton.

Namun sebelumnya biasanya beton akan diberi penyiraman air selama 23 hari secara
terus-menerus. Hal ini bertujuan agar beton tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan air
pada lapisannya. Kadar air atau kelembaban beton juga akan mempengaruhi kualitas
beton, karenanya dibutuhkan alat ukur kelembaban beton untuk mengujinya.
BAB IV

TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

4.1 Pemasangan Turap dan Tiang Pancang


Urutan pelaksanan pekerjaan

1. Menentukan lokasi dan mengukur lokasi


Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui dititik mana saja turap tersebut
akan dipasang serta mengetahui berapa kebutuhan turap pada titik tersebut
2. Mobilisasi turap dan tiang pancang.
Ketersedia material merupakan hal yang penting sebelum melakukan
pekerjaan.
3. Pembesian
Pembesian ini bertujuan untuk tulangan penutup turap dan tiang pancang.
4. Pembersihan lokasi.
Pekerjaan pembersihan lokasi akan dilakukan pembersihan parit atau
saluran, pohon maupun material lainnya yang terdapat pada lokasi pekerjaan
yang mungkin akan menghalangi pelaksanaan pekerjaan nantinya. Pembersihan
lokasi ditujukan untuk kesempurnaan pemasangan bouwplank dan penumpukan
material yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
5. Pemasangan turap
Sebelum memasang turap tukang akan mengukur atau menentukan
ketinggian yang sesuai dengan perencanaan yang ada, setelah itu tukang akan
memberikan tali atau benang sebagai tanda pada ketinggian dan posisi itu turap
akan terpasang.
6. Pemasangan tiang pancang
Setelah memasang turap setelah itu akan dipasang tiang pancang pada
belakang turap berfungsi sebagai penahan turap terhadap tekanan dan dorongan
yang ada.
7. Pembobokan terhadap turap dan tiang pancang
Setelah Pemasangan turap dan tiang pancang, turap dan tiang pancang akan
dibobok dengan ketinggian tertentu yang bertujuan untuk membuat tulangan
yang ada pada tiang pancang dan turap tersebut terlihat keluar setelah itu akan
disatukan dengan Pembesian.

8. Pemasangan Bekisting
Pemasangan Bekisting bertujuan agar hasil pengecoran sesuai dengan
perencanaan yang ada, dan ukuran nya ( Lebar 60 cm dan Kedalam 15) untuk
Panjang biasa nya menyesuaikan ukuran turap dan tiang pancang yang tersedia
9. Pemasangan Besi
Setelah dibobok turap dan tiang pancang akan dipasangkan besi yang
bertujuan agar penutup turap dan tiang pancang tidak ada nya pergeseran.
10. Pengecoran
Pengecoran beton merupakan langkah terpenting dalam proses
pembangunan jalan beton. Tentu campuran beton ini haruslah diperhitungkan
dan memiliki kualitas yang baik. Setelah beton sudah dicor maka tutup kembali
menggunakan plastik ataupun karung goni pada permukaannya. Hal ini bertujuan
agar proses pengerasan dapat terbentuk dengan sempurna, setelah mengeras
biasanya beton masih mempunyai gundukan-gundukan kecil. Karenanya
diperlukan proses perlukaan untuk menghaluskan dan meratakannya agar jalan
lebih nyaman dilalui.
11. Perawataan
Perawatan bertujuan untuk menjaga kualitas beton agar terjaga, biasa akan
dilakukan penyiraman sekali dalam beberapa hari.
12. Pelepasan Bekisting
Setelah cukup umur bekisting akan dilepas.

4.2 Pekerjaan Jalan


Urutan pelaksanan pekerjaan

1. pemasangan bouwplank dan pengukuran

Pekerjaan pemasangan dan pengukuran dilakukan untuk mengetahui batas -


batas lokasi, ketinggian,penetapan dan penentuan ukuran yang tepat dari
rencana pembangunan sesuai dengan gambar rencana kerja. Pekerjaan ini
memegang peranan penting dalam penentuan letak as.

2. Pembersihan lokasi

Pembersihan lokasi ini bertujuan untuk meratakan tanah yang tinggi nya
melebihi perencanaan dan menimbun titik – titik yang memiliki kedalam yang
melebihi perencanaan.

3. Pengecoran lantai kerja

Pengecoran ini dilakukan agar memudahkan pekerja berdiri di atas lahan


datar, dan agar lahan menjadi tidak kotor dan becek.

4. Pemasangan bekisting

Pemasangan Bekisting bertujuan agar hasil pengecoran sesuai dengan


perencanaan yang ada.

5. Pemasangan dowel

Dowel adalah material berupa batang baja yang menjadi penghubung antara
2 (dua) komponen struktur pada perkerasan jalan tipe rigid pavement.

Fungsi Dowel.

1. Sebagai penyalur beban yang terdapat pada sambungan yang telah


dipasang dengan separuh panjang terikat dan separuh panjang dilumasi
atau dicat untuk memberi kebebasan bergeser.
2. Untuk menguatkan konstruksi badan jalan sehingga tidak mudah rusak
atau amblas saat menerima beban dari kendaraan yang lewat.
3. Untuk menguatkan konstruksi badan jalan sehingga tidak mudah rusak
atau amblas saat menerima beban dari kendaraan yang lewat.

6. Pengecoran Fs 4,5
Tegangan merentang pada beton sangat penting untuk memastikan beton
tetap utuh dan tidak retak akibat adanya gaya beban yang berbeda di
berbagai arah. Misalnya, ketika terjadi perubahan suhu atau gaya gravitasi
pada struktur beton, tegangan merentang bertindak sebagai penyeimbang ke
belakang untuk mempertahankan kekuatan dan integritas beton. Oleh
karena itu, fs harus dihitung dengan akurat saat merancang struktur beton
untuk memastikan keamanan dan stabilitas. Pengecoran dilakukan
mengunakan Readymix,

7. Perawatan
Perawatan bertujuan untuk menjaga kualitas beton agar terjaga, biasa akan
dilakukan penyiraman sekali dalam beberapa hari.
8. Pelepasan bekisting
Setelah cukup umur bekisting akan dilepas.
9. Pengaspalan
Pengaspalan ada proses pelapisan jalan menggunakan aspal yang merupakan
tahapan terakhir dari proses pekerjaan jalan tersebut.

4.3 Pemasangan Saluran Tipe U


Urutan pelaksanan pekerjaan

1. Pembesian
Pembesian ini bertujuan untuk tulangan saluran tipe u.

2. Pemasangan bekisting

Pemasangan Bekisting bertujuan agar hasil pengecoran sesuai dengan


perencanaan yang ada.

3. Pengecoran
pekerjaan penuangan beton segar ke area bekisting yang telah diberi
tulangan. Sebelum memasuki pekerjaan pengecoran tersebut, dilakukan
pengecekan tulangan dan kondisi bekisting yang sudah siap. Pekerjaan
pengecekan ini dilakukan oleh seorang QC (Quality Control).
4. Pelepasan bekisting
Setelah cukup umur bekisting akan dilepas.
5. Pembersihan lokasi
Pekerjaan pembersihan lokasi akan dilakukan pembersihan parit
atau saluran, pohon maupun material lainnya yang terdapat pada lokasi
pekerjaan yang mungkin akan menghalangi pelaksanaan pekerjaan
nantinya serta penggalian. Pembersihan lokasi ditujukan untuk
kesempurnaan pemasangan bouwplank dan penumpukan material yang
akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.

6. Pemasangan saluran
Pemasangan saluran dilakukan menggunakan exavactor dan di bantu
oleh tukang
7. Pemasangan bekisting pada saluran
Pemasangan bekisting pada saluran gunanya ialah untuk memberikan
atau menambah ketinggian kedua sisi pada saluran.
8. Pengecoran
Pekerjaan penuangan beton segar ke area bekisting yang telah diberi
tulangan. Sebelum memasuki pekerjaan pengecoran tersebut, dilakukan
pengecekan tulangan dan kondisi bekisting yang sudah siap. Pekerjaan
pengecekan ini dilakukan oleh seorang QC (Quality Control).
9. Pelepasan Bekisting
Untuk melihat hasil dari pengecoran apakah sesuai denga apa yang
diinginkan.
10. Pemasangan penutup saluran
Pemasangan penutup saluran berfungsi sebagai bagian dari saluran
tersebut selain itu penutup saluran juga berfungsi sebagai pengaman
kepada saluran tersebut.
BAB V

PENUTUP

Dalam mengikuti pelaksanaan pekerjaan Proyek Pembangunan Peningkatan Ruas Jalan


Pelabuhan Rakyat, pelaksanaan kerja praktek ini dilakukan selama 2 (dua) bulan yang juga
memberikan banyak manfaat berupa pengalaman maupun pengetahuan terutama yang
berkaitan dengan pelaksanaan langsung dilapangan dan pelaksanaan teknis dilapangan yang
sebelumnya tidak saya dapatkan selama perkuliahan di dalam kelas.

Sekian laporan kerja praktek ini saya kerjakan dalam upaya memenuhi salah satu
persyaratan akademis dalam program studi Teknik Sipil di Fakultas Teknik Universitas Panca
Bhakti Pontianak, dari pengalaman di lapangan ini dapat saya tarik beberapa kesimpulan dan
saran secara umum berupa :

5.1 Kesimpulan

Beberapa hal yang dapat saya simpulkan selama melaksanakan kegiatan kerja praktek
antara lain :

1. Dalam proyek ini kurangnya kesadaran diri dari pekerja dalam menggunakan alat
pelindung diri (APD) sehingga harus selalu di awasi.

2. Lancarnya pelaksanaan proyek ini dipengaruhi oleh pemilihan dan pengaturan tenaga
kerja yang dibagi sesuai dengan bidang yang dikuasainya sehingga tercapainya efisiensi
kerja dan waktu pelaksanaan yang tepat.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu proyek dilapangan, yaitu faktor


manusia (keahlian dan keterampilan), faktor alam (cuaca dan kondisi lapangan) serta faktor
lainnya seperti biaya, peralatan, dan material
Hasil pelaksanaan proyek tidak selalu sama dengan perencanaan atau teori yang ada, hal
ini disebabkan antara lain :

1. Faktor waktu, manusia, dan sebagainya.

2. Faktor alam, berupa cuaca dan kondisi lapangan.

3. Faktor logistik, material, peralatan, dan juga tenaga kerja.

4. Faktor teknis lapangan.


5.2 Saran

Beberapa saran yang mungkin dapat menjadi masukan serta evaluasi untuk pekerjaan
konstruksi untuk kedepannya, yaitu :

1. Sebaiknya pekerja meningkatkan kesadaran diri dalam menggunakan Alat Pelindung


Diri (APD) untuk meminimalisir kecelakaan dalam bekerja.

2. Sebaiknya HSE secara rutin melakukan briefing kepada pekerja minimal 1 minggu sekali
agar meningkatkan kesadaran diri pekerja dalam menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD).
DAFTAR PUSTAKA
Capai Mimpi, 2023. Jenis Jenis Konstruksi Jalan Di Indonesia.

https://www.capai-mimpi.com/2023/06/jenis-konstruksi-jalan-di-indonesia.html

Pengadaan, 2022. Pengertian Dowel, Fungsi, Keuntungan, Ukuran, dan Cara Pemasangannya

https://www.pengadaan.web.id/2022/08/dowel-adalah.html

Widiansyah Anugerah, 2023. Perbedaan FS dan FC pada Beton: Pentingnya Memahami Karakteristik
Kekuatan Beton

https://www.localstartupfest.id/faq/perbedaan-fs-dan-fc-pada-beton/

jasapengaspalan, 2023. Tahap-tahap Pengaspalan Jalan

https://jasapengaspalan.co.id/tahap-pengaspalan-jalan/

azwar wahid, 2023. Metode Pelaksanaan Turap

https://www.scribd.com/doc/250712935/Metode-Pelaksanaan-turap-docx
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai