Askep - Maternitas - Antenatal - Care - Bukit - Hindu Devia (1)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

ANTENATAL PADA Ny. D DENGAN DIAGNOSA G2 P1 A0 DENGAN


USIA KEHAMILAN 23 MINGGU TRIMESTER II DI
UPTD PUSKESMAS BUKIT HINDU KOTA PALANGKARAYA

OLEH :
Nama : Devia
NIM : 2022-01-14401-006

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES)
EKA HARAP PALANGKA RAYA
PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL PADA Ny. D G2 P1 A0 DENG
AN USIA KEHAMILAN 23 MINGGU TRIMESTER II DI
UPTD PUSKESMAS BUKIT HINDU KOTA PALANGKARAYA

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas


Praktik Klinik Keperawatan II

OLEH :
Devia
2022-01-14401-006

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES)
EKA HARAP PALANGKA RAYA
PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
HALAMAN PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan ini diajukan Oleh :

Nama : Devia

NIM : 2021-01-14401-061

Program Studi : Diploma Tiga Keperawatan

Judul Askep : “Asuhan Keperawatan Antenatal Pada Ny. D G2 P2 A0 dengan


Usia Kehamilan 23 Minggu Trimester II di UPTD Puskesmas
Bukit Hindu Kota Palangkaraya”
Ditetapkan di : Palangka Raya

Tanggal : 25 Juni 2024

Dibuat Sebagai Syarat Praktik Klinik Keperawatan II Pada Sekolah Tinggi Ilmu K
esehatan Sitkes Eka Harap Palangka Raya

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Dina Rawan G Rana,Ners.,M.Kep Indayati M. Dewi, S.Kep


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat meny
elesaikan Laporan Pendahuluan “Asuhan Keperawatan Antenatal Pada Ny. E G1
P0 A0 dengan Usia Kehamilan 38 Minggu Trimester III di UPTD Puskesmas
Bukit Hindu Kota Palangkaraya” Asuhan Keperawatan ini disusun guna melengka
pi tugas Ujian Praktik Praklinik Keperawatan II (PPK II). Laporan Pendahuluan in
i tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid, S.Pd,. M.Kes selaku Ketua STIKES Eka Harap Palangka
Raya.
2. Ibu Dina Rawan G Rana, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Diploma I
II Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Vina Agustina.,Ners.,M.Kep selaku penanggung jawab mata kuliah Praktik
Praklinik Keperawatan II.
4. Ibu Dina Rawan G Rana, Ners., M.Kep selaku Pembimbing Akademik yang te
lah banyakmemberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
5. Ibu Indayati M. Dewi, S.Kep selaku Pembimbing Lahan yang telah banyak m
emberikan saran, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan kepera
watan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kr
itik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini
dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita sem
ua.

Palangka Raya, 25 Juni 2024

Devia
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN
HALAMAN SAMPUL DALAM
LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 4
1.3. Tujuan Penelitian 4
1.4. Manfaat Penulisan 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Konsep Kehamilan 6
2.2.1 Definisi 6
2.2.2 Etiologi 7
2.2.3 Patofisiologi 9
2.2.4 Manefestasi Klinis 10
2.2.5 Komplikasi 15
2.2.6 Pemeriksaan Penunjang 18
2.2.7 Penatalaksanaan Medis 19
2.2. Konsep Antenatal Care ( ANC ) 20
2.2.1 Definisi Antenatal Care ( ANC ) 20
2.2.2 Tujuan Antenatal Care ( ANC ) 20
2.2.3 Pelayanan Antenatal Care ( ANC ) 21
2.2.4 Pemeriksaan Obsetrik 23
2.2.5 Cara Menghitung Berta badan janin Dalam kandungan 26
2.2.6 Cara menentukan umur kehamilan 26
2.3. Manejemen Asuhan Keperawatan 27
2.3.1. Pengkajian Keperawatan 27
2.3.2. Diagnosa Keperawatan 31
2.3.3. Intervensi Keperawatan 32
2.3.4. Implementasi Keperawatan 38
2.3.5. Evaluasi Keperawatan 39
ASUHAN KEPERAWATAN 41
BAB 3 PENUTUP 41
5.1 Kesimpulan 41
5.2 SARAN 41
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan mempunyai berbagai macam ruang lingkup yang harus dipenuhi,
salah satu ruang lingkup kesehatannya adalah kesehatan reproduksi yang merupak
an suatu komponen terpenting dalam hidup, karena berfungsi membantu manusia
dalam memiliki keturunan secara biologis (Zahroh, 2018). Kehamilan merupakan
masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 2
80 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
(Prawiroharjo, 2020). Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional
dari ibu serta perubahan sosial di dalam keluarga.Pada umumnya kehamilan berke
mbangnya dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan me
lalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit
diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian r
isiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamil
anya. Oleh karena itu pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu deng
an kehamilan normal (Prawiroharjo, 2020).
Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan
berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya, perubahanperubahan yang terjadi
selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran b
agi ibu hamil. Perubahan pada ukuran tubuh, bentuk Payudara, pigmentasi kulit, s
erta pembesaran abdomen secara 2 keseluruhan membuat ibu hamil tersebut
tampak jelek dan tidak percaya diri,kekhawatiran dan ketakutan ini sebenarnya tid
ak berdasar, untuk itu ibu hamil memerlukan nasehat dan saran khususnya dari bi
dan dan dokter yang dapat menjelaskan perubahan yang terjadi selama keha
milan sehingga ibu tidak khawatir dengan perubahan yang dialaminya (Helen kell
er, 2013).
Kehamilan dibagi menjadi III trimester, selama kehamilan ibu hamil dianjur
kan melakukan kunjungan antenatal minimal 4 kali untuk mengetahui masalah ke
sehatan selama kehamilan, apakah masalah tersebut bersifat fisiologis atau masala
h tersebut bersifat patologis yang dapat mengancam kehamilan. Komplikasi yang
mungkin terjadi selama kehamilan antara lainhiperemesis gravidarum, perdaraha
n, anemia, eklampsi, nyeri perut yang hebat (Sarwono, 2014) Salah satu indi
kator untuk menilai kualitas pelayanan antenatal care dapat dikaji dari tingkat
pemanfaatan pelayanan antenatal care. Hal ini dapat dilihat pada cakupan ku
njungan ibu hamil, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan st
andar yang ditetapkan, dengan syarat minimal satu kali pada trimester I dan t
rimester II, dua kali kontak pada trimester III (K4) (Meilani et al, 2010) .
Peran perawat terhadap Ibu Hamil Trimester III adalah memberikan
asuhan keperawatan yang efektif dan mampu ikut serta dalam upaya kuratif yaitu
memberikan pengobatan kepada pasien berdasarkan pementauan diatas, penulis
tertarik membahas “Asuhan Keperawatan Pada Ny. E G1 P0 A0 Dengan Usia
Kehamilan 38 Minggu Trimester III Di UPTD Puskesmas Bukit Hindu Kota
Palangkaraya”
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan Pada Ny. E G1 P0 A0 Dengan
Usia Kehamilan 38 Minggu Trimester III di UPTD Puskesmas Bukit Hindu Kota
Palangkaraya?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan pengalama
n langsung tentang bagaimana menerapkan Asuhan Keperawatan Pada Ny.
E G1 P0 A0 Dengan Usia Kehamilan 38 Minggu Trimester III Di UPTD
Puskesmas Bukit Hindu Kota Palangkaraya.
1.3.2 Tujuan Khusus.
1) Mampu melakukan pengkajian, menganalisa, menentukan diagnosa k
eperawatan, membuat intervensi keperawatan, mampu melakukan per
awatan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan.
2) Mampu memberikan tindakan keperawatan yang diharapkan dapat me
ngatasi masalah keperawatan pada kasus tersebut.
3) Mampu mengungkapkan faktor-faktor yang menghambat dan mendu
kung serta permasalahan yang muncul dari asuhan keperawatan yang
diberikan.
4) Mampu mengetahui manajemen keperawatan untuk mengarahkan selu
ruh kegiatan yang direncanakan dan mengatasai permasalahan.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Untuk mengembangkan ilmu dan wawasan dari ilmu keperawatan khususny
a penyakit dan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian.
1.4.2 Untuk Institusi
Sebagai bahan atau sumber data bagi peneliti berikutnya dan bahan pertimb
angan bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan penelitian sejenis dan u
ntuk publikasi ilmiah baik jurnal nasional maupun internasional.
1.4.3 Untuk IPTEK
Sebagai sumber ilmu pengetahuan teknologi, apa saja alat-alat yang dapat
membantu serta menunjang pelayanan perawatan yang berguna bagi status
kesembuhan klien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Definisi
Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri dari ovul
asi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa (sperma) terjadila
h pembuahan dan pertumbuhan zigot kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan
pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai at
erm) (Adhiyasasti, 2023)
Kehamilan dibagi dalam 3 periode triwulan/trimester. Pada trimester pertama dimu
lai dari hasil konsepsi dan belangsung dalam 13 minggu, pada trimester kedua dimulai d
ari minggu ke-14 (minggu ke-14 sampai ke-27), pada trimester ketiga dari minggu ke-13
(minggu ke-28 sampai ke-40) (Afiatunnisa, 2023)
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan o
vum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan berlangsun
g dalam waktu 40 minggu bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi
(Hatijar, 2020)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu pros
es yang diawali dengan penyatuan spermatozoa dan ovum (fertilisasi) dan dilanjutkan den
gan implantasi hingga lahirnya bayi yang lamanya berkisar 40 minggu. Menurut Federasi
Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan merupakan sebagai fertilisasi atau penyatua
n dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Apabila dihit
ung dari fase fertilitas hingga lahirnya bayi, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 mi
nggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir.
2.1.2 Etiologi
Menurut Manuaba (2011) dalam afiatunnisa, 2023) proses kehamilan akan terjadi ji
ka terdapat 5 aspek, yaitu :
1. Ovum (sel telur)
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yan
g kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35 tahun, hanya 420 buah ovum y
ang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi .Setiap bulan wanita m
elepaskan satu sampai dua sel telur dari indung telur (ovulasi) yang ditangkap oleh
umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur Pelepasan telur (ovum) hany
a terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus menstruasi normal 28
hari.
2. Spermatozoa
Bentuk sperma seperti kecebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng y
ang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang s
ekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak cepat). Pada saa
t berhubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40-60 jut
a sperma setiap cc.
3. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa pertemuan pertemuan inti ovum dengan inti sperm
a disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. proses konsepsi dapat berl
angsung seperti berikut :
a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, dilindungi oleh korona radiata ya
ng mengandung persediaan nutrisi.
b. Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yang dise
but vitelus.
c. Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang dan nutrisi yang dialirkan k
edalam vitelus akan melalui saluran pada zona pelusida.
d. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang dindin
gnya penuh dengan jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum memp
unyai hidup terlama di dalam ampula tuba.
e. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Sperma menyebar,
masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada kavum uteri, te
rjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga mampu
mengadakan fertilisasi. Sperma melanjutkan perjalanan menuju tuba falopi. Sp
erma hidup selama tiga hari di dalam genetalia interna. Sperma akan mengelilin
gi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pelusid
a dengan proses hialurodinase. Melalui stoma, sperma mamasuki ovum. Setela
h kepala sperma masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal diluar. Inti
ovum dan inti sperma bertemu dengan membentuk zigot.
4. Nidasi atau Implantasi
Nidasi adalah masuknya inti sperma kedalam sitoplasma membangkitkan kembali
pembelahan dalam inti ovum. Pembelahan terus terjadidan di dalam morula terbent
uk ruangan yang mengandung cairan yang disebut blastula. Sementara itu pada fas
e sekresi, endometrium semakin tebal dan semakin banyak mengandung glikogen y
ang disebut desidua. Sel trofoblas merupakan sel yang melapisi blastula melakukan
destruksi enzimatik proteolitik sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometr
ium. Proses penanaman blastula terjadi pada hari ke 6 sampai 7 setelah konsepsi. P
ada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium , mungkin terjadi perdarahan
yang disebut tanda hartman.
5. Plasentasi
Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan kehamilan dan perkemba
ngan janin normal. Hal ini diuraikan oleh jaringan janin dan ibu untuk dijadikan ins
trumen transfer nutrisi penting (Afodun et al , 2015). Plasentasi adalah proses pem
bentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium,
plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu sete
lah fertilisasi (Saifuddin, 2010:145). Pertumbuhan plasenta makin lama makin besa
r dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar
16 minggu.Plasenta dewasa/lengkap yang normal memiliki karakteristik berikut:
1) Bentuk budar /oval
2) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm
3) Berat rata-rata 500-600 gr.
4) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat ditengah/sentrali
s, disamping/lateralis, atau tepi ujung tepi/marginalis.
5) Di sisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (katiledon) yang diliputi
selaput tipis desidua basialis.
6) Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion)menuju
tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
7) Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sa
mpai 600-700 cc/ menit (aterm) (Ningsih, 2022)
2.1.3 Manifestasi Klinis
Tanda-tanda dan Gejala Kehamilan :
1. Tanda Presumtif (dugaan) hamil :
a. Ameneora (tidak haid) : Gejala pada umumnya wanita hamil tidak haid.
b. Mual dan muntah : Biasnya terjadi di trimester pertama yang sering disebut “mor
ning sickness” terjadi pada pagi hari
c. Mengidam : Menginginkan makanan yang disukainya dan sering terjadi pada aw
al bulan kehamilan dan akan hilang dengan usia kehamilan yang semakin lama.
d. Tidak tahan suatu bau : Dimana pada awal kehamilan ibu tidak tahan suatu bau a
papun tidak akan disukainya.
e. Tidak selera makan : Diawal kehamilan pada bulan pertama pada saat hamil ibu t
idak ada nafsu untuk makan.
f. Sering buang air kecil : Disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh uterus y
ang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada bulan kedua kehamilan dan gej
ala ini dapat terjadi kembali dikarenakan kandung kemih tertekan oleh kepala jan
in.
2. Tanda tidak pasti (kemungkinan hamil)
Tanda kemungkinan adalah perubahan – perubahan fisiologis yang dapat diketah
ui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita hamil.
a. Abdomen membesar terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada
bulan keempat kehamilan.
b. Tanda hegar, konsistensi rahum dalam kehamilan berubah menjadi lunak dan
dapat ditekannya ismus uteri. Pada minggu pertama ismus uteri mengalami
hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama
mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak. Sehingga kalau kita
letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan satunya pada dinding perut di
atas simpisis, maka ismus ini tidak teraba seolah-olah korpus uteri sama sekali
terpisah dari uterus.
c. Tanda goodell sign, tanda terjadinya perlunakan serviks. Pada wanita yang
tidak hamil serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil
melunak seperti bibir.
d. Tanda piscaceck, uterus mengalami pembesaran asimetris akibat implantasi
pada satu area kornu. Terjadi pada minggu ke-8 hingga ke-10.
e. Tanda chadwicks, hipervaskularisasi mengakibatkan perubahan warna vulva
dan mukosa vagina menjadi merah agak kebiru-biruan atau ungu, pada warna
porsio tampak livide yang disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen.
f. Kontraksi braxton hicks, merupakan peregangan sel-sel otot uterus akibat
meningkatnya actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik,
sporadic, tidak nyeri dan biasanya timbul pada kehamilan minggu ke-8. Pada
saat palpasi atau pemeriksaan fisik dalam uterus yang tadinya lunak akan
menjadi keras karena berkontraksi, tanda ini khas pada uterus dalam masa
kehamilan. Pada trimester ketiga baru dapat diamati dari pemeriksaan
abdominal, kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya. Lamanya dan
kekuatannya sampai mendekati persalinan.
g. Teraba Ballotement Hal ini harus ada dalam pemeriksaan kehamilan karena
perabaan seperti bentuk janin saja tidak cukup karena dapat saja merupakan
mioma uteri
h. Pemeriksaan tes biologi kehamilan positif (Planotest), pemeriksaan ini adalah
untuk mendeteksi adanya Human Corionic Gonadotropin (HCG) yang di
produksi oleh sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi di
peredaran darah (pada plasma darah) dan diekskresi oleh urine ibu. Human
Corionic Gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada
pagi hari. Hormone ini dapat dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan
meningkat dengan cepat pada hari ke 30 – 60 usia getasi dan menurun pada
hari ke 100 – 130.
3. Tanda Pasti Kehamilan (Positive Sign)
Tanda pasti kehamilan adalah tanda-tanda yang menunjukkan langsung
keberadaan janin yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.
a. Terasa adanya gerakan janin dalam rahim, gerakan janin ini dapat
teraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan janin baru dapat
dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
b. Denyut Jantung Janin, dapat didengar pada usia 12 minggu dengan
menggunakan alat Fetal Elektrocardiograf (misalnya dopler). Dengan
menggunakan stetoskop laenecc, DJJ baru dapat didengar pada usia
kehamilan 18 – 20 minggu.
c. Teraba bagian-bagian janin, yaitu bagian besar janin (kepala dan
bokong) serta bagian kecil janin yaitu (lengan dan kaki) dapat diraba
dengan jelas pada usia kehamilan trimester akhir. Bagian janin ini
dapat dilihat dengan sempurna menggunakan USG.
d. Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan dengan foto rontgen
maupun USG.
2.1.4 Klasifikasi
Kehamilan dibagi menjadi dua yaitu, kehamilan menurut lamanya dan dari t
uannya kehamilan.(Adhiastati, 2023)
Kehamilan yang di klasifikasikan dari lamanya, yaitu :
1) Kehamilan premature, yaitu kehamilan antara 28-36 minggu
2) Kehamilan mature, yaitu kehamilan antara 37-42 minggu
3) Kehamilan postmature, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu.
Menurut Widatiningsih dan Dwi (2017) kehamilan yang ditinjau berdasar
kan dari tuannya kehamilan, diklasifikasikan dalam 3 trimester, yaitu :
1) Kehamilan trimester I, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0- 12
minggu). Pada trimester pertama, ada tiga periode penting pertumbuhan
mulai dari periode germinal sampai periode terbentuknya janin.
a. Periode germinal (minggu 0-3). Proses pembuahan telur oleh sperma
yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi terakhir.
Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan
menempel ke dinding uerus (endometrium).
b. Periode embrionik (minggu 3-8). Proses dimana sistem saraf pusat,
organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata,
mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi
sel darah. Janin mulai berubah dari blastostosit menjadi embrio
berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar.
c. Periode fetus (minggu 9-12). Periode di mana semua organ penting
terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak
sangat tinggi.
2) Kehamilan trimester II, dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-
27 minggu). Pada trimester kedua terjadi peningkatan perkembangan
janin. Pada minggu ke-18 ibu hamil sudah bisa melakukan pemeriksaan
dengan ultrasonografi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin,
posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Pada minggu ke-20
sampai ke-21 jaringan kuku, kulit, serta rambut berkembang dan
mengeras. Indra penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi.
Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai
tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.
3) Kehamilan trimester III, dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40
minggu). Pada trimester ketiga semua organ janin tumbuh dengan
sempurna. Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi
seperti menendang atau menonjok, serta dia sudah memiliki periode
tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa
bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna. Pada bulan ke-
9, janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan.
Berat bayi lahir berkisar antara 3-3,5 kg dengan panjang 50 cm.
(Kamariyan dkk, 2014)
2.1.5 Patofisiologi
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang la
kilaki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (terjadinya kehamilan).
Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang peremp
uan membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata mengeluar
kan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandu
ng sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini terpanca
r (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan be
rlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur matang ya
ng ada pada saluran tuba di seberang rahim. (kusmiyati, yuni, dkk.2009).
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebi
h cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim.Sperma bergerak
dari vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 m
enit.Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pem
bentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada
dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, ma
ka terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma
yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang mer
upakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang telah dibuahi
akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya
dapat dibuahi oleh satu sperma.
Woc pada ibu hamil trimester 3

Keletihan Kehamilan Kurang pengetahuan

Uterus Membesar

Desakan pembesar Terdesaknya diafra Hemokonsentrasi Kurangnya asupan Pemeriksaan ANC t Asupan makanan
an rahim gma ke atas (darah ibu dibagi kalsium & phospor eratur dan mempers dan cairan adeku
untuk ibu & plase iapkan proses mela at
Bentuk dan ukura nta) hirkan
↓ Kapasitas kandu Kram Otot
n rongga dada be
ng kemih
rubah Penurunan Hb / P Kesiapan mening
Kesiapan Meningka katkan nutrisi
seudoanemia Nyeri Akut
tkan Proses Kehami
Inkontinensia Dispnea
lan Melahirkan
Perfusi jaringan ti
Gangguan elimin Pola nafas tidak dak efektif
asi urine efektif
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah Hatijar, (2020)
a) HaemoglobinPemeriksaan dan pengawasan Haemoglobin (Hb) dapat dil
akukan dengan menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan S
ahli dapat digolongkan sebagai berikut : Tidak anemia jika Hb 11 gr%, a
nemia ringan jika Hb 9-10 gr%, anemia sedang jika Hb 7-8 gr%, anemia
berat jika Hb <7 gr%.
b) Golongan darah Golongan darah ABO adalah faktor Rhesus (Rh). Ibu de
ngan rhesus negatif beresik mengalami keguguran, amniosentesis, atau tr
auma uterus, harus diberi antigammaglobulin D dalam beberapa hari sete
lah pemeriksaan. Jika titrasi menunjukkan peningkatan respons antibodi,
harus dilakukan pemeriksaan yang lebih sering dalam rangka merencana
kan penatalaksaan pengobatan oleh spesialis Rhesus.
2. Pemeriksaan urin
Menurut Fraser dan Cooper urinalisis dilakukan pada setiap kunjungan untu
k memastikan tidak adanya abnormalitas. Hal lain yang dapat ditemukan pad
a urinalisis rutin antara lain :
a) Keton akibat pemecahan lemak untuk menyediakan glukosa, disebabkan
oleh kurangnya pemenuhan kebutuhan janin yang dapat terjadi akibat m
untah, hiperemesis, kelaparan, atau latihan fisik yang berlebihan.
b) Glukosa karena peningkatan sirkulasi darah, penurunan ambang ginjal at
au penyakit.
c) Protein akibat kontaminasi oleh leukore vagina, atau penyakit seperti inf
eksi saluran perkemihan atau gangguan hipertensi pada kehamilan.
3. Ultrasonografi (USG)
Penentuan usia kehamilan dengan USG menggunakan 3 cara: (Adiastati, 202
3)
a) Dengan mengukur diameter kantung kehamilan (GS= Gestationalsac) un
tuk kehamilan 0-12 minggu.
b) Dengan mengukur jarak kepala-bokong (GRI= Groun Rum Length) untu
k umur kehamilan 7- 14 minggu.
c) Dengan mengukur diameter biparetal (BPD) untuk kehamilan lebih dari
12 minggu.
4. Non Stress Test (NST)
Pemeriksaan dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas
janin. Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas dan tim
bulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin (Marmi, 2014:190).
5. Kartu Skor Poedji Rochyati (terlampir)
Untuk mendeteksi risiko ibu hamil dapat menggunakan kartu Skor Poedji Ro
chyati. Terdiri dari Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan skor 2 ditolong
oleh bidan, Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan skor 6-10 ditolong oleh
bidan atau dokter dan Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan skor
>12 ditolong oleh dokter).
2.1.7 Penatalaksanaan Medis
1. TT (Tetanus Toksoid)
Imunisasi Tetanus toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan
sebagai upaya pencegahan infeksi dengan vaksin yang telah dilemahkan dan
kemudian dimurnikan. Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonaturum
yang disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang menyerang
sistem saraf pusat dan melidungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila
terluka (Apriliani, 2020) Imunisasi TT sebanyak 5 kali (long life) mulai dari
TT1 sampai TT5.
Selang Waktu Imunisasi TT
Antigen Interval Lama perlindungan
Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan
Antenatal Pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80 %
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95 %
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99 %
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun / seumur hi 99 %
dup
2. Pemberian Tablet Fe (T7)
Zat besi adalah unsur pembentukan sel darah merah dibutuhkan oleh ibu
hamil guna mencegah terjadinya anemia atau kurang darah selama
kehamilan. Pemberian tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD)
diberikan pada ibu hamil sebanyak satu tablet (60mg) setiap hari berturu-
turut selama 90 hari selama masa kehamilan, sebaiknya memasuki bulan
kelima kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferro sulfat setara dengan
60ml besi elemental dan 0,25 mg asam folat baik diminum dengan air jeruk
yang mengandung vitamin C untuk mempermudah penyerapan.
2.2 Konsep Antenatal Care (ANC)
2.2.1 Definisi Antenatal Care (ANC)
Pemeriksaan anternatal Care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Antenatal care adalah pemeriksa
an kehamilan yang diberikan oleh tenaga kesehatan bagi ibu hamil untuk mengopt
imalkan kesehatan fisik maupun mental ibu hamil. Sehingga ibu hamil mampu me
nghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehat
an reproduksi secara normal.(Ayun, 2021)
Menurut Walyani (2015) dalam Aghidati , 2019 asuhan antenatal care adala
h suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan penangan medik p
ada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalina
n yang aman dan memuaskan.Menurut Kemenkes RI antenatal care merupakan pe
layanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang professional (dokter
spesialis kandungan, kebidanan umum, bidan dan perawat) untuk ibu hamil sesuai
dengan elemen dan standar yang telah di tetapkan. KemenkesRI, 2022
2.2.2 Tujuan Antenatal Care (ANC)
Menurut Walyani (2015) dalam (Astutik 2017) tujuan asuhan Antenatal Car
e (ANC) adalah sebagai berikut:
1 Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbu
h kembang janin. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, menta
l dan sosial pada ibu dan bayi
2 Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau implikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
3 Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu ma
upun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
4 Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksl
usif.
5 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal kesehatan pada kehamilan.
2.2.3 Pelayanan Antenatal Care (ANC)
Menurut (Asniatin, 2018) Kemenkes R.I menetapkan standar pelayanan AN
C dalam 10 T antara lain:
1)
Timbang berat badan dan tinggi badan (T1)
Penimbangan berat badan setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk m
endeteksi andanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan y
ang kurang dari 9 kilo selama kehamilan atau kurang dari 1 kilo setiap bulan
nya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.Pengukuran tinggi b
adan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor re
siko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatk
an resiko terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion)
2)
Tekanan darah (T2)
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal diakukan un
tuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) pada keh
amilan dan preeklampsia (hipertnsi disertai oedema pada wajah dan tungkai
bawah, dan proteinuria).
3)
Nilai status gizi (ukur LILA) (T3)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehat
an di trimester I untuk skrining ibu hamil beresiko Kurang Energi Kronis (K
EK), disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah
berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) dimana LILA kurang dari 23,
5 cm. Ibu hamil dengan akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBL
R).
4)
Pengukuran tinggi fundus uteri (T4)Pengukuran tinggi fundus uteri pada seti
ap kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi pertubuhan janin sesuai atau ti
dak dengan umur kehamilan. Jika fundus uteri tidak sesuai degan umur keha
milan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.
5)
Tes Laboratorium (T8)Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan pada ibu
hamil adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan labor
atorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada s
etiap ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan sp
esifik daerah endemis (malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratori
um khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indika
si pada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal. Pemeriksaan laborat
orium dilakukan pada saat antenatal tersebut meliputi :
a)
Pemeriksaan golonganPemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak
hanya untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan a
pabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekal
i pada trimester I dan sekali pada trimester III. Pemeriksaan ini ditujukan
untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama
kehamilannya, karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumb
uh kembang janin dalam kandungan. Pemeriksaan kadar hemoglobin dar
ah ibu hamil pada trimester II dilakukan atas indikasi
c)
Pemeriksaan protein dalam urine
Pemeriksaan protein dalam urine pada ibu hamil dilakukan pada trimeste
r II dan III atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ad
anya protein uria pada ibu hamil. Protein uria merupakan salah satu indik
ator terjadinya preeklampsi pada ibu hamil.
d)
Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes melitus harus dilakukan pe
meriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimeste
r I, sekali pada trimester II dan sekali pada trimester III.
e)
Pemeriksaan darah malaria
Semua ibu hamil didaerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah
malaria dalam rangka skrining pada kunjungan pertama antenatal. Ibu ha
mil di daerah non endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah malaria
apabila ada indikasi.
f)
Pemeriksaan tes sifilis.
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan didaerah dengan resiko tinggi dan ibu h
amil yang diduga menderita sifilis. Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakuk
an sedini mungkin pada kehamilan.
g)
Pemeriksaan HIV
Tes HIV wajib ditawarkan oleh tenaga kesehatan kesemua ibu hamil sec
ara inklusif dengan pemeriksaan laboratorium rutin lainnya didaerah epi
demi meluas dan terkonsentrasi dan didaerah epidemi HIV rendah pena
waran tes HIV oleh tenaga kesehatan diprioritaskan pada ibu hamil deng
an IMS dan TB. Teknik penawaran ini disebut Provider Initiated Testing
And Counselling (PITC) atau tes HIV atas Inisiatif Pemberi Pelayan Kes
ehatan (TIPK).
h)
Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita tu
berkulosis sebagai pencegahan agar infeksi tuberkulosis tidak mempenga
ruhi kesehatan janin.
6)
Tatalaksana Kasus / penanganan kasus (T9)
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil pemeriksaan labora
torium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesua
i dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus- kasus yang tidak
dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
7)
Temu Wicara/Konseling (T10)
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang m
eliputi : kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami / keluar
ga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada kehamil
an, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi, asupan gizi s
eimbang, gejala penyakit menular dan tidak menular, penawaran untuk mela
kukan tes HIV, inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif, KB pas
ca persalinan, imunisasi, peningkatan
2.2.4 Pemeriksaan Obstetrik

Gambar 1.2 Palpasi Abdomen


1. Pemeriksaan Leopold I

Untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan, menent


ukan bagian janin yang ada pada fundus uteri.
Cara: Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah, tentukan tin
ggi fundus uteri dan bagian apa yang terdapat didalam fundus
Hasil: jika kepala teraba benda bulat dan keras, jika bokong teraba tidak bula
t dan lunak.
2. Pemeriksaan Leopold II
Untuk menentukan bagian yang ada disamping uterus, menentukan letak jani
n.

Cara: uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang berada di
sisi tersebut dengan cara yang sama pada sisi uterus yang lain
Hasil: punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak kepala.
Pada letak lintang dapat ditemukan kepala.
3. Pemeriksaan Leopold III

Untuk menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian bawah.


Cara: tangan kanan diletakkan diatas simfisis dengan ibu jari disebelah kana
n ibu dengan empat jari lainnya disebelah kiri ibu sambil meraba bagian baw
ah tersebut.
Hasil: teraba kepala/bokong/bagian kecil janin.
4. Pemeriksaan Leopold IV

Untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah bagian janin masuk ke dal
am panggul
Hasil:
1) 5/5 jika bagian terbawah seluruh teraba diatas simpisis pubis
2) 4/5 jika sebagian terbawah janin telah masuk PAP
3) 3/5 jika sebagian telag memasuki rongga panggul
4) 2/5 jika hanya sebagian terbawa janin masih berada diatas simpisis
5) 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian bawah janin yang
berada diatas simpisis.
6) 0/5 jika bagian terbawah janin tidak teraba dari pemeriksaan luar.
2.2.5 Cara Menghitung Berat Janin dalam Kandungan
Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara: dalam
(Aryaneta, 2017)
1. Jonson:
Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggil: PBBJ = (TFU-11) x 15
5
Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul: PBBJ = (TFU-1
2) x 155
2. JohnWoo:
Bila bagian terendah janin bukan kepala (bokong) PBBJ = TFU x Lingkar P
erut Ibu
2.2.6 Cara Menentukan Umur Kehamilan
Tinggi fundus dalam cm (dengan cara Mc. Donald) atau menggunakan jari- j
ari tangan sesuai dengan usia kehamilan (menurut Leopold):
Menentukan umur kehamilan dengan Leopold
Umur Kehamilan TFU Keterangan
8 minggu Belum teraba Sebesar telur bebek
12 minggu 3 jari atas simfisis Sebesar telur angsa
16 minggu ½ pusat-simfisis Sebesar kepala bayi
20 minggu 3 jari bawah pusat -
24 minggu Sepusat -
28 minggu 3 jari atas pusat -
32 minggu ½ pusat-Px -
36 minggu 1 jari dibawah Px Kepala masih berada di
atas pintu panggul
40 minggu 3 jari bawah Px Fundus uteri turun kemb
ali karena kepala janin m
asuk ke rongga
Panggul
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan
2.3.1. Pengkajian
1. Identitas pasien :
a) Nama jelas dan lengkap, nama panggilan sehari – hari agar tidak keliru d
alam memberi penanganan.
b) Umur Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat – alat reproduksi belum matang, mental danpsi
kisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali terj
adi pendarahan dalam masa nifas.
c) Agama Untuk mengetahui keyakinan pasien untuk membimbing ata
u mengarahkan pasien dalam doa.
d) Pendidikan Berpengaruh pada tindakan keperawatan untuk mengetahui s
ejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga perawat dapat memberikan
konseling sesuai pendidikannya.
e) Suku atau bangsa Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari –
hari.
f) Pekerjaan Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial e
konominya karena juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
g) Alamat Ditanya untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
2. Riwayat keperawatan
a) Riwayat obstetric
Menarche : untuk menanyakan kapan terjadinya haid pertama kali
Siklus : apakah siklus menstruasinya teratur atau tidak
Banyaknya : untuk mengetahui banyaknya pengeluaran darah
Lamanya : untuk mengetahui berapa lamanya menstruasi
HPHT : Untuk mengetahui hari pertama haid terakhir
TP : Untuk mengetahui tafsiran persalinan
b) Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas yang lalu, untuk mengetahui b
agaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang terdahulu apakah pernah
ada komplikasi atau penyulit sehingga dapat memperkirakan adanya kela
inan atau keabnormalan yang dapat mempengaruhi kehamilan selanjutny
a
c) Kehamilan sekarang : Berapa kali periksa dan dimana Pemeriksaan sebai
knya dilakukan tiap 4 minggu jika segala sesuatu normal sampai kehamil
an 28 minggu, sesudah itu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu dan ses
udah 36 minggu tiap minggu. Gerakan janin.Umumnya gerakan janin dir
asakan ibu pada kehamilan 18 minggu pada primigravida dan kehamilan
16 minggu pada multi gravida. Pengamatan pergerakan janin dilakukan
setiap hari setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu.
d) Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan. Imunisasi TT diberikan se
kurang-kurangnya diberikan 2x dengan interval minimal 4 minggu, k
ecuali bila sebelumnya ibu pernah mendapat TT 2x pada kehamilan yang
lalu atau pada calon pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali (TT b
oster).Pemberian TT pada ibu hamil tidak membahayakan janin walupun
diberikan pada kehamilan muda. Pemberian vitamin, zat besi: tablet seha
ri segera setelah rasa mual hilang, minimal sebanyak 90 tablet selama ke
hamilan.
e) Riwayat KB, ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB/tidak, apa ma
camnya, ada keluhan/tidak, setelah persalinan rencananya ibu mengguna
kan KB apa.
f) Riwayat Kesehatan yang Lalu, ditanyakan untuk mengetahui penyakit ya
ng pernah diderita ibu sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyaki
t menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan sep
erti: jantung, darah 35 tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu
menderita kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu per
nah dirawat di rumah sakit atau tidak.
g) Riwayat Kesehatan Sekarang, ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu s
edang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupu
n penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis,
juga apakah ibu sedang menderita kanker ataupun tumor.
h) Riwayat Kesehatan Keluarga, ditanyakan mengenai latar belakang k
eluarga terutama: Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu t
erutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis, Penyakit keluarga
yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah, jiwa,
asma. Riwayat Psikososial dan Budaya, untuk mengetahui keadaan psiko
logis ibu terhadap kehamilannya serta bagaiamana tanggapan suami dan
keluarga tentang kehamialn. Budaya ditanyakan untuk mengetahui kebia
saan dan tradisi yang dilakukan ibu dan keluarga berhubungan dengan k
epercayaan pada takhayul, kebiasaan berobat dan semua yang berhubung
an dengan kondisi kesehatan ibu. Pola Spiritual, untuk mengetah
ui kegiatan spiritual ibu.
i) Pola aktivitas, wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tida
k melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya: pekerjaan
rumah tangga yang ringan, masak, menyapu, tetapi jangan menimba,
mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misal guru, pegawai kantor boleh di
teruskan. Pekerjaan yang sifatnya dapat mengganggu kehamilan lebih ba
ik dihindarkan misalnya pekerjaan di pabrik rokok, percetakan, yang me
ngeluarkan zat yang dapat mengganggu janin dalam kandungannya
3. Pemeriksaan Fisik :
a) Kepala dan wajah: inspeksi kebersihan dan kerontokan rambut (normal r
ambut bersih, tidak terdapat lesi pada kulit kepala dan rambut tidak ronto
k), cloasma gravidarum, keadaan sclera (normalnya sclera berwarna puti
h), konjungtiva (normalnya konjungtiva berwarna merah muda, kalau pu
cat berarti anemis), kebersihan gigi dan mulut (normalnya mulut dan gigi
bersih, tidak berbau, bibir merah), caries. Palpasi palpebra, odem pada m
ata dan wajah; palpasi pembesaran getah bening (normalnya tidak ada pe
mbengkakan), JVP, kelenjar tiroid.
b) Dada: inspeksi irama napas, dengarkan bunyi nafas dan bunyi jantung, hi
tung frekuensi. Payudara: pengkajian payudara pada ibu hamil meliputi i
nspeksi ukuran, bentuk, warna, dan kesimetrisan dan palpasi konsisten d
an apakah ada nyeri tekan guna menentukan status laktasi. Normalnya p
utting susu menonjol, areola berwarna kecoklatan, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada bekas luka, payudara simetris dan tidak ada benjolan atau masa
pada saat di palpasi.
c) Abdomen: menginspeksi adanya striae atau tidak, adanya luka/insisi, ada
nya linea atau tidak.
4. Pemeriksaan leopold
a) Leopold 1 Sebelum anda melakukan leopold 1 , anjurkan ibu untuk BAK,
agar ibu merasa nyaman saat dilakukan pemeriksaan. Kemudia
n posisikan ibu supine/ terlentang dengan satu bantal dibawah kepala &
posisi lutut fleksi/menekuk. Tempatkan gulungan handuk kecil dibawah
pinggang kanan atau kiri klien untuk memindahkan uterus jauh dari pem
buluh darah mayor ( untuk mencegah terjadinya sindrom hipotensi akiba
t supine / terlentang). Jika menggunakan tangan kanan , berdiri disebela
h kanan klien , lihat wajah klien . leopold bertujuan untuk mengetahui ba
gian janin yang terdapat pada fundus uterus ibu hamil . jika pada saat me
mpalpasi anda merasa bulat , keras, mudah digerakkan , maka bagian itu
adalah kepala janin. Jika anda merasa lembut, agak melenting, maka ba
gian itu adalah bokong janin. Jika bagian fundus itu teraba memanjang d
an keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika bagian fundus itu t
eraba bagian – bagian kecil , maka bagian itu adalah ekstermitas janin.
b) Leopold 2 Leopold 2 bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang
terdapat pada bagian kanan dan kiri uterus ibu hamil. Jika pada saat mem
palpasi anda merasa bulat, keras, mudah digerakkan, maka bagian itu ad
alah kepala janin. Jika anda merasa lembut, agak melenting maka bagian
itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri teraba memanjang d
an keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika bagian kanan
atau kiri itu teraba bagian – bagian kecil , maka bagiam itu adalah ekster
mitas janin.
c) Leopold 3 Leopold 3 bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang
terdapat pada bagian presentasi atau bawah uterus ibu hamil. Jika pada s
aat mempalpasi anda merasakan bulat, keras, mudah digerakkan, maka b
agian itu adalah kepala janin. Jika anda merasa lembut, agak melenting
maka bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri teraba
memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika
bagian kanan atau kiri itu teraba bagian – bagian kecil , maka bagian itu
adalah ekstermitas janin. Jika saat anda palpasi hasilnya adalah kepala ,
maka goyangkan kepala bagian janin tersebut , apakah kepala masih
goyang atau terfiksasi. Jika kepala masih bisa digoyangkan dengan
tangan anda maka anda tidak perlu melakukan pemeriksaan leopold 4. N
amun jika saat melakukan palpasi anda merasakan bahwa kepala tidak da
pat digoyangkan maka anda lanjutkan pemeriksaan ke leopold 4.
d) Lepold 4 Lepold 4 bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepala
masuk kedalam pintu atas panggul. Cara pemeriksaannya adalah tempatk
an jari – jari tangan anda dengan tertutup disebelah kiri dan kanan p
ada segmen bahwa rahim kemudian tentukan letak dari bagian presentasi
tersebut (konvergen / divergen) e. Tentukan TFU Untuk mengetahui ting
gi fundus uteri , anda harus pastikan apakah ibu hamil sudah memasuki t
rimester 2 atau 3 atau belum. Jika sudah memasuki trimester 2 atau 3 , m
aka anda harus menentukkan TFU dengan cara mengumpulkan rahim ata
u uterus ibu kemudian tentukan fundus uterus. Lalu gunakan meteran/ m
etline dan lakukan pengukuran dengan cara 39 mengukur fundus uterus i
bu hamil sampai simfisis pubis. Lihat berapa cm TFU ibu hamil.
2.3.2. Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pergeseran diafragma karena p
embesara uterus (D.0005. Halaman : 26)
2. Nyeri akut berhubungan dengan perubahan jaringan mamae (D.0077 Halam
an :172)
3. Gangguan Eliminasi urin berhubungan dengan penekanan vesika urinaria (D
0040 Halaman : 96)
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan (
D.0074. Halaman : 168)
5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi tent
ang kehamilan (D.0111 Halaman : 246)
2.3.3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaa
n perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah diketahui.
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria Hasil) Intervensi
Pola napas tidak efektif b Setelah dilakukan tindakan I Manajemen jalan napas
erhubungan dengan perge keperawatan 1x7 jam dihar (I.01011 Hal : 187)
seran diafragma karena pe apkan Pola napas dapat me Observasi
mbesara uterus mbaik dengan kriteria hasil 1. Monitor pola napas (frek
(D.0005. Halaman : 26) : uensi, kedalaman, usaha
1. Keluhan klien sesak napas)
napas berkurang, 2. Monitor bunyi napas tam
ringan, tidak nyeri saat bahan (mis. Gurgling, m
melakukan pernapasan engi, wheezing, ronkhi k
2. Tak tampak sesak ering)
napas dan nyeri saat 3. Monitor sputum (jumlah,
melakukan pernapasan warna, aroma)
3. Bentuk dada simetris Terapeutik
4. Gerakan dada saat 1. Pertahankan kepatenan j
bernapas simetris alan napas dengan head-t
5. Tidak menggunakan ild dan chin-lift
otot bantu pernapasan 2. Posisikan semi fowler at
6. Pola napas normal au fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
5. Lakukan penghisapan le
ndir kurang dari 15 detik
6. Lakukan hiperoksigenasi
sebelum
7. Penghisapan endotrakeal
8. Keluarkan sumbatan ben
da padat dengan forsepM
cGill
9. Berikan oksigen, jika pe
rlu
1. Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak k
ontraindikasi.
2. Ajarkan teknik batuk efe
ktif
2. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian br
onkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
Nyeri akut berhubungan d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238
engan perubahan jaringan keperawatan 1x7 jam dihar Hal : 201)
mamae apkan Nyeri Akut membaik Observasi
(D.0077 Halaman :172) dapat berkurang dan terko 1. lokasi, karakteristik, dura
ntrol dengan kriteria hasil : si, frekuensi, kualitas, int
1. Pasien melaporkan kelu ensitas nyeri
han nyeri berkurang 2. Identifikasi skala nyeri
2. Keluhan nyeri meringis 3. Identifikasi respon nyeri
menurun non verbal
3. Pasien menunjukkan si 4. Identifikasi faktor yang
kap protektif menurun. memperberat dan mempe
4. Pasien tidak tampak gel ringan nyeri
isah. 5. Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang n
yeri
6. Identifikasi pengaruh bu
daya terhadap respon nye
ri
7. Identifikasi pengaruh ny
eri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan ter
api komplementer yang s
udah diberikan
9. Monitor efek samping pe
nggunaan analgetik
1. Terapeutik
Berikan teknik nonfarma
kologis untuk menguran
gi rasa nyeri (mis. TEN
S, hypnosis, akupresur, t
erapi musik,
1. biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imaj
inasi terbimbing, kompre
s hangat/dingin, terapi be
rmain)
2. Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, penc
ahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tid
ur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemi
lihan strategi meredakan
nyeri
2. Edukasi
1. Jelaskan penyebab, perio
de, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi mereda
kan nyeri
3. Anjurkan memonitor nye
ri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarma
kologis untuk menguran
gi rasa nyeri
3. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analg
etik, jika perlu
Gangguan Eliminasi urin Setelah dilakukan tindakan Manajemen Eliminasi Uri
berhubungan dengan pene keperawatan 1x7 jam dihar ne (I.04152 Hal : 175)
kanan vesika urinaria apkan eliminasi urine mem Observasi
(D.0040 Halaman : 96) baik dapat dengan kriteria h 1. Identifkasi tanda dan ge
asil : jala retensi atau inkontinens
1. Sensasi berkemih baik ia urine
2. Desakan berkemih men 2. Identifikasi faktor yang
urun menyebabkan retensi atau i
3. Frekuensi BAK memba nkontinensia urine
ik 3. Monitor eliminasi urine
(mis. frekuensi, konsistensi,
aroma, volume, dan warna)
Terapeutik
1. Catat waktu-waktu dan
haluaran berkemih
2. Batasi asupan cairan, ji
ka perlu
3. Ambil sampel urine ten
gah (midstream) atau k
ultur
Edukasi
1. Ajarkan tanda dan gejal
a infeksi saluran kemih
2. Ajarkan mengukur asup
an cairan dan haluaran
urine
3. Anjurkan mengambil s
pecimen urine midstrea
m
4. Ajarkan mengenali tand
a berkemih dan waktu y
ang tepat untuk berkem
ih
5. Ajarkan terapi modalita
s penguatan otot-otot pi
nggul/berkemihan
6. Anjurkan minum yang
cukup, jika tidak ada k
ontraindikasi
7. Anjurkan mengurangi
minum menjelang tidur
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian o
bat suposituria uretra ji
ka perlu
Gangguan rasa nyaman b Setelah dilakukan Tindakan Observasi
erhubungan dengan gangg keperawatan selama 1x7 ja 1. Monitor TTV
uan adaptasi kehamilan m, gangguan tidak nyama 2. Ukur Tinggi Fundus
(D.0074. Halaman : 168) n klien dapat teratasi denga Terapeutik
n kriteria hasil : 1. Pertahankan postur tubuh
1. Keluhan tidak nyaman yang benar
menurun 2. Lakukan perawatan gigi
2. Mual menurun dan mulut secara teratur
3. Pusing menurun 3. Jaga kuku tetap pendek d
an bersih
4. Jaga kebersihan vulva da
n vagina
5. Tinggikan kaki saat istira
hat
6. Berikan kompres hangat
dan dingin pada punggun
g
7. Libatkan keluarga untuk
memberikan dukungan
Edukasi
1. Anjurkan menghindari m
akanan yang banyak men
gandung lemak, gas, bum
bu yang merangsang mua
l
2. Anjurkan menghindari ke
lelahan
3. Anjurkan menggunakan
pakaian dalam berbahan
katun dan tidak ketat
4. Anjurkan latihan fisik sec
ara teratur
5. Ajarkan tekhnik relaksasi
6. Anjurkan pemeriksaan U
SG
7. Anjurkan pemeriksaan ke
hamilan secara teratur
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian as
am folat dan Vitamin B6
8. Rujuk jika mengalami m
asalah atau penyulit keha
milan.
Defisit pengetahuan berhu Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan (I. 123
bungan dengan kurang ter keperawatan diharapkan ter 83 Halaman 65)
paparnya informasi tentan jadi peningkatan pengetahu Observasi :
g kehamilan an mengenai kondisi dan pe 1. Identifikasi kesiapan da
(D.0111 Halaman : 246) nanganan yang bersangkuta n kemampuan menerim
n a informasi
Kriteria Hasil : 2. Identifikasi faktor-fakto
1. Melaporkan pemahama r yang dapat meningkat
n mengenai penyakit ya kan dan menurunkan m
ng dialami otivasi perilaku yang hi
2. Menanyakan tentang pi dup tidak bersih
lihan terapi yang merup Terapeutik :
akan petunjuk kesiapan 1. Sediakan materi dan m
belajar edia pendidikan kesehat
an
2. Jadwalkan pendidikan
kesehatan susuai kesep
akatan
3. Berikan kesempatan un
tuk bertanya
Edukasi :
1. Jelaskan faktor resiko y
ang dapat mempengaru
hi kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang d
apat digunakan untuk
meningkatkan pengetah
uan tentang informasi y
ang belum dipahami
2.2.4 Implementasi
Implementasi keperawatan atau tindakan keperawatan merupakan perilaku a
tau tindakan tertentu yang dilakukan oleh seorang perawat untuk melaksanakan pe
rencanaan keperawatan. Tindakan perencanaan keperawatan terdiri dari observasi,
terapeutik, edukasi dan kolaborasi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2019). Implement
asi meliputi pelaksanaan rencana asuhan keperawatan yang didapat selama tahap
perencanaan. Implementasi perawat mengimplementasikan rencana asuhan kepera
watan dan supervise oleh perawat lain untuk melakukan perencanaan berdasar inte
rvensi keperawatan yang berguna untuk membantu klien mencapai tujuan atau has
il yang diinginkan (Siregar, et al., 2021). Tindakan Keperawatan untuk mengatasi
masalah pasien antara lain:
1. Tindakan Keperawatan Independen
Tindakan keperawatan yang dilakukan secara mandiri atas dasar ilmiah term
asuk pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan kegiatan sehari hari dan
konseling. Tindakan keperawatan independen ini tidak memerlukan pengara
han dari pihak lain.

2. Tindakan Keperawatan Dependen


Tindakan perawat tergantung pada tim medis yang dilakukan dibawah penga
wasan dokter atau perawat dalam melakukan instruksi tertulis atau lisan dokt
er. Contohnya tindakan pemberian obat.
3. Tindakan Keperawatan Kolaboratif
Tindakan yang membutuhkan tim gabungan pengetahuan dan keterampilan
dan keahlian dari berbagai profesional medis. Rencana perawatan dibentuk b
erdasarkan hasil kesepakatan
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus-menerus terhadap res
pon pasien pada tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Evaluasi proses atau
promotif dilakukan setiap selesai tindakan. Evaluasi dapat dilakukan menggunaka
n SOAP sebagai pola pikirnya.
S : Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanaka
n.
O : Respon objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanaka
n.
A : Analisa ulang data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masala
h teratasi, masalah teratasi sebagian, masalah tidak teratasi atau muncul masalah b
aru.
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon pasien
Adapun ukuran pencapaian tujuan pada tahap evaluasi meliputi:
1) Masalah teratasi, jika pasien menunjukkan perubahan sesuai dengan tujuan d
an kriteria hasil yang telah ditetapkan.
2) Masalah teratasi sebagian, jika pasien menunjukkan sebahagian dari kriteria
hasil yang telah ditetapkan.
3) Masalah belum teratasi, jika pasien tidak menunjukkan perubahan dan kema
juan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditet
apkan.
4) Muncul masalah baru, jika pasien menunjukkan adanya perubahan kondisi a
tau munculnya masalah baru.
PAGE \* MERGEFORMAT 49

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kehamilan terjadi kalau ada pertemuan dan persenyawaan antara sel
telur (ovum) dan sel mani (spermatozon) pada saat dilakukan pengkajian
didapatkan beberapa kelhan dari pasien dan dilakukan pengkajian dan
didapat diagnosa yaitu yang pertama risiko defiit nutrisi berhubungan
dengan nafsu makan pasien menurun dang defidsit pengetahuan berhunan
dengan pasien kurang terpapar informasi kemudian paa implementasi
dialakukan sesuai dengan intrevensi yang dibutuhakan pasien tentang
nutrisi dan informasi dan evaluasi keadaan pasien membaik.
3.2 Saran
3.2.1 Pasien
Di harapkan kepada pasien untuk selalu menjaga kebersihan tubuh se
rta melakukan aktivitas secara bertahap dan menjaga keseimbangan pola m
akan dengan asupan makanan yang bernutrisi dan bergizi untuk memenuhi
kesehatan tubuh. Dan juga minum obat secara teratur selama masa pemuli
han.
3.2.2 UPTD
Mari kita berikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, agar se
luruh kebutuhan masyarakat tentang kesehatannya dapat terpenuhi dan cipt
akanlah suasana pelayanan yang terbaik agar masyarakat lebih mau lagi m
elakukan pemeriksaan kesehatan kepada tenaga kesehatan.
3.2.3 Penulis
Diharapkan dengan adanya praktik PKK II di UPTD Puskesmas membuat p
enulis mengerti dan mempelajari bagaimana pelayanan yang baik yang harus dibe
rikan kepada pasien agar kebutuhan pasien terpenuhi. Dan penulis dapat menamba
h referensi serta meningkatkan keterampilan praktiknya.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, S. (2015). Gambaran Keluhan Subjektif Selama Kehamilan di Jakarta da


n Faktor-faktor yang Berhubungan. Universitas Indonesia, Jakarta. Retrieve
d
Baston, H., & Hall, J. (2012). Midwifery essensials: Antenatal Volume 2. Jakarta:
EGC.
Aspiani, R. Y. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi NAN
DA, NIC dan NOC. Jakarta: Trans Media.
Eniyati, & Rahayu, D. (2017). Sikap Ibu Hamil dalam Menghadapi Ketidaknyam
anan Kehamilan Trimester III di Puskesmas Piyungan Bantul.Yogyakarta. J
urnal Kesehatan Samodra Ilmu, 8(1).
Indah Puspitasari, Irawati Indrianingrum / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidan
an Vol.11 No.2 (2020) 108-114
PPNI (2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP.PPNI.
PPNI.(2016).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan IndikatorD
iagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP.PPNI.

Anda mungkin juga menyukai