LP Vomitus Lala
LP Vomitus Lala
LP Vomitus Lala
Disusun Oleh :
(2014901030)
( ) ( )
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
besar atau seluruh isi lambung yang terjadi secara paksa melalui mulut, disertai
dengan bantuan kontraksi otot- otot perut. Perlu dibedakan antara regurgitasi,
esophagus dengan cara pasif yang dapat disebabkan oleh hipotoni spingter
mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-
zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat
dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Anatomi dan fisiologi
1. Mulut
air. Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap dan jalan
masuk untuk system pencernaan yang berakhir di anus. Bagian dalam dari
mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa
asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung,
2. Tenggorokan (Faring)
Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang
ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian superior yaitu bagian yang sama
tinggi dengan hidung, bagian media yaitu bagian yang sama tinggi dengan
mulut dan bagian inferior yaitu bagian yang sama tinggi dengan laring.
dengan laring.
3. Kerongkongan (Esofagus)
yaitu bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah
(campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama
4. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga
bagian yaitu kardia, fundus dan antrium. Lambung berfungsi sebagai gudang
penting yaitu lendir, asam klorida (HCL), dan prekusor pepsin (enzim
yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein.
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein,
gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa (sebelah
dalam), lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang dan lapisan serosa.
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus,
dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum treitz. Usus dua
seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal
berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara
melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus.
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di
antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada
manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter
adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan
membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan
dari usus.
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus
buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar
dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga
untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi
karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material
dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi
dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua
bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda
menunda BAB.
bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan
tubuh (kulit) dan sebagian penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses
dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar) yang
C. Etiologi
Muntah adalah gejala dari berbagai macam penyakit, maka evaluasi diagnosis
mutah tergantung pada deferensial diagnosis yang dibuat berdasarkan faktor lokasi
kongenital, genetik, dan penyakit metabolik lebih sering terlihat pada periode
neonatal, sedangkan peptik, infeksi, dan psikogenik sebagai penyebab mutah lebih
makanan dengan atau tanpa mutah sering merupakan gejala dari penyakit jantung,
3. Gangguan pada system syaraf (neurologic) bisa karena gangguan pada struktur
maupun karena keracunan (misalnya keracunan syaraf oleh asiodosis dan hasil
4. Masalah sensitifitas
5. Keracunan makanan atau Toksin di saluran pencernaan
6. Kondisi fisiologis misalnya yang terjadi pada anak-anak yang sedang mencari
jari telunjuknya.
terjadi pada anak-anak. Pada kondisi ini, muntah biasanya terjadi bersama-
sama dengan diare dan rasa sakit pada perut. Pada umumnya disebabkan oleh
virus dan bakteri patogen. Virus utama penyebab muntah adalah rotavirus,
Escherichia coli.
D. Manifestasi klinis
1. Keringat dingin
3. Mual
4. Nyeri perut
6. Wajah pucat
E. Patofisiologi
Impuls – impuls aferens berjalan ke pusat muntah sebagai aferen vagus dan
simpatis. Impuls- impuls aferen berasal dari lambung atau duodenum dan muncul
sebagai respon terhadap distensi berlebihan atau iritasi, atau kadang- kadang
sebagai respon terhadap rangsangan kimiawi oleh bahan yang menyebabakan
yang melibatkan berbagai aktifitas otot perut dan pernafasan. Proses muntah
rangsangan pada organ dan labirin dan emosi dan tidak selalu diikuti oleh
dengan glottis tertutup, bersamaan dengan adanya inspirasi dari otot dada
Pada fase ini, pylorus dan antrum berkontraksi, fundus dan esofagus
MK : NUTRISI MK : GANGGUAN
KURANG DARI KEKESEIMBANGAN
KEBUTUHAN TUBUH CAIRAN DAN ELEKTROLIT
F. Penatalaksanaan medis
gastroenteritis akut dengan muntah, obat rehidrasi oral biasanya sudah cukup
untuk mengatasi dehidrasi. Pada muntah bilier atau suspek obstuksi intestinal
suction. Pada keadaan ini memerlukan konsultasi dengan bagian bedah untuk
penyebab yang jelas tidak dianjurkan. Bahkan kontraindikasi pada bayi dan anak
Hanya pada keadaan tertentu antiemetik dapat digunakan dan mungkin efektif,
misalnya pada mabuk perjalanan (motion sickness), mual dan muntah pasca
saluran gastrointestinal. Terapi farmakologis muntah pada bayi dan anak adalah
sebagai berikut :
1. Antagonis dopamine
Dosis maksimal pada bayi 0.75 mg/kgBB/hari. Akan tetapi obat ini sekarang
kuat diantara antihistamin (AH1) lainnya. Kedua obat ini bermanfaat untuk
diatas 2 tahun dengan dosis 0.4–0.6 mg/kgBB/hari tiap dibagi dalam 3-4
4. Antikolinergik
pada CTZ di area postrema otak dan mungkin juga pada aferen vagal saluran
G. Pemeriksaan
diagnostic
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah lengkap
dehidrasi.
d. Asam amino plasma dan asam organik urin perlu diperiksa bila
f. Faal hepar, amonia serum, dan kadar glukosa darah perlu diperiksa bila
h. Feses lengkap, darah samar dan parasit pada pasien yang dicurigai
2. Ultrasonografi
dua pertiga bayi akan memiliki hasil yang negatif sehingga menbutuhkan
d. Barium meal
serta larut air. Dilakukan bila curiga adanya kelainan anatomis dan
e. Barium enema
1. Pengkajian
dan merupakan suatu proses yang sitematis dalam mengumpulkan data dari
1. Identitas Klien.
Nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, golongan darah, pendidikan
2. Riwayat Kesehatan.
Gejala saat ini dan durasinya : adanya mual dan muntah, berulang
lebih dari satu kali dan terkadang terus menurus. Isi muntah,
tenggorokan dan akral dingin. Medikasi saat ini; alergi obat. (LeMone
atal, 2016).
3. Pemeriksaan fisik :
lain suhu; warna aksesorius, pernapasan; suara paru. (LeMone. atal, 2016).
ujung kaki dapat lebih mudah. Dalam melakukan pemeriksaan fisik perlu
a) Penampilan umum
untuk pemeriksaan.
b) Kesadaran.
respon dengan rangsangan yang kuat dan refleks pupil terhadap cahaya
alimul, 2009).
c) Tanda-Tanda Vital
d) Kepala.
Rambut
Kulit kepala tampak bersih, tidak ada luka, ketombe tidak ada,
dicabu atau tidak, dan tidak ada pembengkakan atau tidak ada nyeri tekan.
e) Mata
Kebersihan mata: mata tanpak bersih, gangguan pada mata: mata berfungsi
biasanya putih, pupil: isokor atau anisokor dan kesimetrisan mata: mata
simetris kiri dan kanan dan ada atau tidaknya massa atau nyeri tekan pada
mata.
f) Telinga
g) Hidung
Kemampuan bicara, adanya batuk atau tidak, adanya sputum saat batuk
kebersihan gigi.
i) Leher.
Biasanya simetris kiri dan kanan, gerakan leher; terbatas atau tidak, ada
j) Thorak
- Paru-
paru
Inspeksi :
Palpasi :
Auskultasi :
Perkusi :
- Jantung
Inspeksi
Palpasi :
Ictus cordis teraba, tidak ada massa (pembengkakan) dan ada atau
Auskultasi :
k) Abdome
Inspeksi
Auskultasi :
Perkusi :
Palpasi :
l) Punggung
Tidak ada kelaina bentuk punggung, tidak ada terdapat luka pada
punggung.
m) Estremita
s Atas :
Terpasang infuse, apa ada kelemahan atau tidak pada ekstremitas atas.
Bawah:
kelemahan.
gravitasi,
ringan,
n) Genetalia
o) Integument.
p) Pemeriksaan Penunjang
Pada therapy tulis nama obat lengkap, dosis, frekuensi pemberian dan cara
pemberian, secara oral, parental dan lain-lain (Rohman & Walid, 2010).
4. Analisa data
5. Diagnosa.
pasti tentang masalah pasien serta penyebabnya yang dapat dipecahkan atau
aktif
6. Intervensi.
dalam beralih dari tingkat yang diinginnkan dalam hasil yang diharapkan
a. Intervensi perawat
b. Intervensi dokter
c. Intervensi kolaboratif.
NODIAGNOSANOCNIC
1 Kekurangan Volume Cairan NOC NIC
Fluid balance Fluid management
Definisi :Penurunan cairan
Hydratio
intravaskular, interstisial, dan atau 1. Timbang popok/pembalut jika di
Nutritional Status: Food and Fluid
intraseluler. Ini mengacu pada perlukan
Intake 2. Pertahankan catatan intake dan
dehidrasi, kehilangan cairan saat tanpa
output yang akurat
perubahan pada natrium
Kriteria Hasil : 3. Monitor status hidrasi (kelembaban
Batasan Karakteristik Mempertahankan urine output sesuai dengan usia membran mukosa, nadi adekuat,
dan BB, BJ urine normal, HT normal tekanan darah ortostatik), jika
Perubahan status mental
diperlukan
Penurunan tekanan darah Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas
4. Monitor vital sign
Penurunan tekanan nadi normal 5. Monitor masu kan makanan / cairan
Penurunan volume nadi Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas dan hitung intake kalori haria
Penurunan turgor kulit turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak 6. Kolaborasikan pemberian cairan IV
Penurunan turgor lidah ada rasa haus yang berlebihan 7. Monitor status nutrisi
Penurunan haluaran urin 8. Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
Penurunan pengisisan vena
9. Dorong masukan oral
Membran mukosa kering 10. Berikan penggantian nesogatrik
Kulit kering sesuai output
Peningkatan hematokrit 11. Dorong keluarga untuk membantu
Peningkatan suhu tubuh pasien makan
Peningkatan frekwensi nadi 12. Tawarkan snack (jus buah, buah
Peningkatan kosentrasi urin segar)
13. Kolaborasi dengan dokter
Penurunan berat badan 14. Atur kemungkinan tranfusi
Tiba-tiba (kecuali pada ruang ketiga) 15. Persiapan untuk tranfusi
Haus Hypovolemia Management
Kelemahan 1. Monitor status cairan termasuk
intake dan output cairan
2. Pelihara IV line
3. Monitor tingkat Hb dan hematocrit
4. Monitor tanda vital
5. Monitor respon pasien terhadap
penambahan cairan
6. Monitor berat badan
7. Dorong pasien untuk menambah
intake oral
8. Pemberian cairan IV monitor
adanya tanda dan gejala kelebihan
volume cairan
9. Monitor adanya tanda gagal ginjal
komunikasi.
8. Evaluasi
pada status kesehatan klien. Evaluasi adalah proses penilaian, pencapaian, tujuan
Putra, Deddy Satriya. Muntah pada anak. Di sunting dan di terbitkan Klinik Dr. Rocky™.
Suraatmaja, Sudaryat. 2005. Muntah pada bayi dan anak dalam kapita selekta
http://rinimustikasari.blogspot.com/2009/11/muntah-pada-bayi-dan-anak.html