Laporan Identifikasi Hidrokarbon-3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hidrokarbon merupakan salah satu sumber energi yang penting di bumi
ini. Hidrokarbon tersusun dari senyawa unsur karbon (C) dan unsur Hidrogen
(H). Penggunaan senyawa ini paling banyak dijadikan bahan bakar dalam
segala bentuk baik padat, cair, ataupun gas. Hidrokarbon memiliki peranan
yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan energi saat ini. Terlebih
kebutuhan manusia untuk energi semakin meningkat seiring perkembangan
zaman. Kebutuhan akan energi yang semakin tinggi ini memerlukan langkah
yang efektif guna meningkatkan produktivitas minyak dan gas bumi.
Peningkatan produksi dapat dilakukan melalui kegiatan eksplorasi.
Salah satu sumber energi yang secara luas dimanfaatkan oleh manusia
adalah hidrokarbon. Hidrokarbon sebagai sumber energi utama di dunia
terkhusus di Indonesia. Dalam upaya untuk mengeksplorasi hidrokarbon,
metode geofisika seperti seismik dan well logging sering digunakan.
Hidrokarbon yang terakumulasi di bawah permukaan bumi berjumlah
cukup banyak. Hidrokarbon ini dapat diklasifikasikan sebagai hidrokarbon
konvensional dan nonkonvensional tergantung pada sifat, geologi dan prosedur
eksploitasinya. Berdasarkan sifatnya, hidrokarbon non konvensional memiliki
nilai permeabilitas dan porositas yang lebih buruk dibandingkan dengan
hidrokarbon konvensional. Hidrokarbon non konvensional sebagian besar ada
di batuan induk atau terakumulasi di reservoar non konvensional melalui
migrasi primer atau migrasi sekunder jarak pendek di dekat batuan induk.
Secara prosedur eksploitasinya, hidrokarbon konvensional diambil dari
reservoar sedangkan pada hidrokarbon nonkonvensional, pengambilan
hidrokarbon baik minyak maupun gas diambil langsung dari batuan induknya.
Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen
yang berkaitan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai
pengertian dari hidrokarbon alifatik. Senyawa karbon adalah senyawa yang
terdiri atas hidrogen dan karbon. Pembakar sempurna senyawa hidrokarbon
akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbondioksida (CO2). Pembakaran tidak
sempurna senyawa hidrogen akan menghasilkan uap air (H 2O), karbondioksida
(CO2) dan karbon monoksida (CO). Sumber utama senyawa karbon adalah
minyak bumi dan batu bara. Adanya uap dapat dideteksi dengan menggunakan
kertas kolbalt biru yang akan menjadi berwarna merah muda
dengan adanya air.
A. Maksud dan Tujuan Percobaan
1. Maksud percobaan
Maksud dari percobaan ini yaitu agar mahasiswa dapat
mengetahui sifat-sifat senyawa hidrokarbon dan mengidentifikasi
senyawa hidrokarbon dengan menggunakan uji bromine dan uji arang.
2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mahasiswa dapat
mengetahui sifat-sifat senyawa hidrokarbon dan mengidentifikasi
senyawa hidrokarbon dengan menggunakan uji bromine dan uji arang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon (C)
dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-
atom hidrogen yang berikatan. Karena senyawa hidrokarbon terdiri atas karbon
dan hidrogen, maka salah satu bagian dari ilmu kimia yang membahas segala
sesuatu tentang senyawa hidrokarbon disebut kimia karbon. Ilmu kimia karbon
disebut kimia organik, karena senyawa-senyawanya dianggap hanya dapat
diperoleh dari tubuh makhluk hidup dan tidak dapat disintesis dalam pabrik.
Pendapat ini digugurkan setelah Wohler berhasil membuat senyawa karbon
dari senyawa anorganik. Lambat laun teori tentang arti hidup hilang dan orang
hanya menggunakan kimia organik sebagai nama saja tanpa disesuaikan
dengan arti yang sesungguhnya (Sahirman, 2019).
Senyawa hidrokarbon terdiri dari molekul organik yang saling berikatan
dengan tipe ikatan kovalen. Jenis tipe ikatan tersebut ada yang bersifat tunggal,
rangkap dua dan rangkap tiga. Tipe ikatan ini yang dapat menggambarkan
karakteristik dari senyawa hidrokarbon yang jenuh dan tidak jenuh. Senyawa
hidrokarbon jenuh merupakan senyawa hidrokarbon dengan ikatan tunggal
berupa siklik dan asiklik. Sedangkan senyawa hidrokarbon tidak jenuh
merupakan senyawa dengan ikatan rangkap dua dan tiga dari molekul kimia
dan bahkan dapat membentuk suatu ikatan aromatik (Giovany et al., 2023).
Hidrokarbon meliputi penggolongan senyawa hidrokarbon, tata nama
senyawa alkana, alkena dan alkuna, isomer, serta reaksi senyawa hidrokarbon.
Materi hidrokarbon memiliki beberapa karakteristik di antaranya adalah 1)
berisi fakta-fakta istilah yang jumlahnya banyak dan bervariasi yang harus
dihafalkan siswa, 2) berisi nama-nama senyawa yang sangat asing bagi siswa
karena tidak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, 3) materi hidrokarbon
merupakan materi yang padat, sehingga membutuhkan waktu yang lebih
panjang dalam penyampaian (Oktavianita et al., 2019).
Materi Hidrokarbon (Alkana, Alkena dan Alkun) yaitu pengertian 1
Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai
terbuka dan semua ikatan karbon-karbonnya merupakan ikatan tunggal. Nama
alkana bercabang terdiri dari dua bagian. Bagian pertama di bagian depan yaitu
nama cabang, bagian kedua di bagian belakang yaitu nama rantai induk. Rantai
induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Sifat fisis dari alkana adalah
makin besar massa molekul relatif alkana maka makin tinggi titik leleh.
Sedangkan sifat kimia alkana adalah pembakaran pada alkana selalu
menghasilkan CO dan H2O serta energi. 2 Alkena adalah hidrokarbon alifatik
tak jenuh dengan satu ikatan rangkap –C=C-. Alkena mempunyai rumus umum
CnH2n dan mengikat lebih sedikit atom H bila dibandingkan alkana. Maka dari
itu alkena disebut tidak jenuh. Sifat fisis dari alkena adalah titik leleh dan titik
didih alkena hampir sama dengan alkana. Sedangkan reaksi-reaksi alkena
adalah adisi, pengubahan ikatan tidak jenuh menjadi jenuh dengan cara
menyerap atom lain. 3 Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan
satu ikatan rangkap dalam tiga. Alkuna mempunyai rumus umum CnH 2n-2.
Sifat fisis alkuna hampir sama dengan alkana dan alkena. Suku-suku rendah
berwujud gas, suku-suku sedang berwujud cair dan suku-suku tinggi berwujud
padat. Reaksi-reaksi alkuna mirip dengan alkena. Untuk menjenuhkan ikatan
rangkapnya, alkuna membutuhkan pereaksi dua kali lebih banyak
dibandingkan alkena (Yuliastuti, 2020).
Terdapat 2 jenis senyawa hidrokarbon, yaitu hidrokarbon jenuh dan tak
jenuh. Senyawa yang merupakan jenis hidrokarbon jenuh adalah senyawa
alkana. Senyawa alkana memiliki sudut geometri ratarata 109.5° (Tetrahedron).
Sedangkan yang tak jenuh adalah alkena dan alkuna. Alkena memiliki sudut
geometri 120° (segitiga planar) untuk kovalen rangkap dua. Alkuna memiliki
sudut geometri 180° (Linear) untuk kovalen rangkap tiga. Senyawa
hidrokarbon memiliki beberapa aturan dalam penulisan tata nama senyawanya.
Aturan ini dibuat oleh The International Unionof Pure and Applied Chemistry
(IUPAC). Berikut merupakan aturan penulisan secara singkat 1 Carilah rantai
terpanjang pada strukturnya. Rantai terpanjang merupakan rantai utama. 2 Cari
letak cabang(substituent) pada rantai tersebut dan tentukan posisi ujung rantai
yang paling dekat dengan cabang. Untuk senyawa hidrokarbon tak jenuh maka
tambahkan prefix nomor posisi ikatan kovalen lebih dari satu. 3 Mulai susun
penamaan dimulai dengan menentukan ada berapa banyak karbon pada rantai
utama lalu tambahkan suffix berdasarkan jenis senyawa hidrokarbon. 4.
Tambahkan prefiks pada nama tersebut berdasarkan cabang, jumlah cabang,
dan nomor posisi cabang (Naba et al, 2022).
Pemanfaatan hidrokarbon dalam kehidupan pun manusia sangat
banyak. Hidrokarbon merupakan materi yang tidak berhubungan dengan
angka, akan tetapi membahas pada level konseptual sehingga banyak bersinergi
dalam arah sinergi filosofi ilmu. Mempelajari ilmu sains dengan mengetahui
filosofinya berefek pada keterintegrasian antar ilmu, sehingga dalam
pengembangannya sains islam dapat memperkenalkan formulasi paradigmatik
teoritis tentang apa, bagaimana dan dimana sains itu berarah. Oleh karena itu,
peluang untuk mengintegrasikan nilai-nilai islami sangat penting untuk
dilakukan, salah satunya yaitu dalam materi hidrokarbon (Ningrum et al,
2020).
B. Uraian Sampel
1. Aspal

Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive),


berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air dan visoelastis. Aspal
sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran
beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan
lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton) atau aspal minyak
(aspal yang berasal dari minyak bumi) (Al-amri, 2016).
2. Bensin

Bensin atau petrolium adalah cairan campuran yang berasal dari


minyak bumi dan sebagian besar tersusun dari hidrokarbon serta
digunakan dalam mesin pembakaran dalam sebagai bahan bakar (Halim et
al., 2022).
3. Besi

Logam fe merupakan logam essensial yang keberadaannya dalam


jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam
jumlah berlebih dapat menimbulkan efek racun (Arrizal et al., 2021).
4. Gas

Gas alam merupakan campuran hidrokarbon kompleks dengan


sedikit kandungan anorganik yang terjadi secara alami (Padang et al.,
2019).
5. Kaca
Kaca adalah salah satu material produk industri kimia yang
berbentuk Padatan amorf (short range order), berwujud padat tapi susunan
atom-atomnya seperti pada zat cair, tidak memiliki titik lebur yang pasti
(ada range tertentu), mempunyai viskositas cukup tinggi, transparan, tahan
terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen fluorida (Sayuthi et al., 2018).
6. Karet

Karet alam Hevea brasiliensis mempunyai beberapa kelemahan,


antara lain sifatnya tidak konsisten, tidak tahan terhadap cuaca, panas,
pelarut hidrokarbon dan ozon, sehingga tidak dapat digunakan sebagai
bahan baku barang jadi karet, terutama untuk barang yang tahan minyak,
panas, dan oksidasi (Handayani et al., 2011).
7. Kayu

Kayu dapat didefinisikan sebagai ‘three-dimensional biopolymer


composite’ yang dari segi kimianya tersusun dari 2 komponen utama
yaitu komponen mayor, yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan
lignin, serta komponen minor, yakni ekstraktif dan bahan inorganik
(Augustina et al., 2021).
8. Kertas
Kertas adalah barang yang berwujud lembaran_lembaran tipis.
Yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari daun nanas
yang telah mengalami pengerjaan pengeringan, ditambah beberapa bahan
tambahan yang saling menempel dan saling menjalin, serat yang
digunakan biasanya berupa serat alam yang mengandung selulosa dan
hemiselulosa (Dharosno & Pundu, 2020).
9. Lilin

Lilin adalah bahan baku penerangan yang dibuat dengan bahan dasar
kimia karbon (C) dan hidrogen (H) (Rahardja et al., 2019).
10. Plastik

Plastik merupakan bahan yang dapatdilunakkan dan memiliki


kekristalan yang lebih rendah dibandingkan dengan serat. Plastik dapat
dibuat sesuai dengan sifat-sifat yang diinginkan dengan cara
kopolimerisasi, laminasi, maupun ekstrusi (Setyowati & Widodo, 2017).

BAB III
METODE KERJA

A. Alat
1. Handscoon
2. Korek api
3. Masker
4. Pinset
B. Sampel
1. Aspal
2. Bensin
3. Besi
4. Gas
5. Kaca
6. Karet
7. Kayu
8. Kertas
9. Lilin
10. Plastik
C. Prosedur Kerja

Mengidensifikasi Hidrokarbon

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


Diangkat masing-masing sampel menggunakan pinset
Diabakar masing-masing sampel menggunakan korek api
Diamati perubahan sampel
Ditentukan senyawa hidrokarbon pada masing-masing sampel
Lakukan hal yang sama kepada semua sampel hingga selesai
Bersihkan kembali alat dan bahan yang telah digunakan

Hasil

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
No Nama Sampel Keterangan Gambar

1 Aspal Terbakar dan meleleh

2 Bensin Mudah terbakar, berbau


dan menghasilkan uap

Tidak terbakar,
3 Besi menghitam dan
menghasilkan panas

Menguap, mudah
4 Gas terbakar dan
menghasilkan uap

Menghitam dan tidak


5 Kaca terbakar
Berbau, meleleh dan
6 Karet mudah terbakar

Terbakar, mengahsilkan
7 Kayu arang dan
menghasilkan abu

Mudah terbakar,
8 Kertas berasap, berbau dan
menghasilkan abu

9 Lilin Meleleh dan memanas

Mudah terbakar,
10 Plastik meleleh, menghitam
dan menghasilkan abu

B. Pembahasan
Hidrokarbon ialah senyawa karbon yang terbentuk dari unsur karbon
dan unsur hidrogen. Senyawa hidrokarbon terdiri dari molekul organik yang
saling berikatan dengan tipe ikatan kovalen. Jenis tipe ikatan tersebut ada
yang bersifat tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga. Tipe ikatan ini yang
dapat menggambarkan karakteristik dari senyawa hidrokarbon yang jenuhdan
tidak jenuh. Dilihat dari ikatan yang ada pada rantai karbon, hidrokarbon
dibagi menjadi 2 yaitu hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Metana
(CH4) merupakan hidrokarbon paling sederhana yang memiliki struktur ruang
tetrahedral dengan unsur karbon sebagai senternya dan pada tiap ujung
dengan unsur hidrogen.
Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengujian pada perubahan
setiap sampel untuk diamati apakah setiap sampel termaksud dalam sebuah
senyawa hidrokarbon atau sebaliknya. Untuk melakukan percobaan ini maka
alat yang akan di gunakan yaitu alat tulis dan pinset, alat tulis digunakan
untuk mencatat setiap perubahan yang di alami setiap sampel. Sampel yang
akan digunakan untuk percobaan ini yaitu, aspal, bensin, besi, gas, kaca,
kayu, karet, kertas, lilin dan plastik.
Awal pertama yang dilakukan adalah pembakaran pada sampel aspal.
Ketika pada saat dibakar aspal menunjukan perubahan sehingga meleleh dan
mengeluarkan bau, pada percobaan ini aspal menunjukan perubahan.
Langkah kedua pembakaran pada sampel bensin. Bensin sangat mudah
terbakar dan mengeluarkan bau.
Berikutnya pembakaran pada sampel besi. Pada sampel kali ini hanya
menunjukan perubahan warnah yang menghitam dan tidak mengeluarkan bau,
besi teksturnya keras sehingga tidak mudah terbakar dan besi juga bisa
menghantarkan panas. Pembakaran pada sampel gas, tentunya gas sanggat lah
mudah terbakar tetapi gas mengeluarkan bau yang sangat menyegat.
Berikutnya dilakukan pembakaran pada sampel kaca, perubahan yang
ditunjukan hanya lah perubahan warna karena teksturnya yang keras sehingga
tidak mudah terbakar. Selanjutnya sampel karet dilakukan pembakaran, hal
yang terjadi pada saat pembakaran sampel tersebut yaitu meleleh, karena
teksturnya yang lembek dan sanggat mudah terbakar, sehingga mengeluarkan
bau yang busuk.
Pembakaran pada sampel kayu mengalami perubahan yaitu perubahan
tekstur yang menjadi arang sehingga menghasilkan abu. Kayu juga
mengeluarkan bau yang khas. Berikutnya pembakaran pada sampel kertas.
Kertas sangatlah mudah terbakar sehingga menghasilkan abu dan
mengeluarkan bau.
Selanjutnya pembakaran pada sampel lilin, perubahan yang ditunjukan
yaitu meleleh dan memanas. Plastik teksturnya lembek sehingga mudah
terbakar menghasilkan arang dan berubah menjadi abu.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar yang diuji termasuk aspal, karet, kayu, kertas dan plastik
mengandung senyawa karbon karena menghasilkan residu hitam saat dibakar.
Sebaliknya bensin, gas, kaca dan lilin tidak menghasilkan residu hitam
menunjukkan bahwa mereka tidak mengandung senyawa karbon dalam
bentuk yang sama atau konsentrasi yang signifikan. Percobaan ini
menunjukkan perbedaan sifat fisik dan kimiawi bahan-bahan tersebut terkait
dengan keberadaan dan reaksi senyawa karbon saat dibakar.
B. Saran
Diharapkan kepada praktikum untuk selalu mempelajari terlebih
dahulu prosedur kerja yang akan dilakukan khususnya mengenai hidrokarbon
yang berhubungan langsung dengan pembakaran guna meminimalisir adanya
kecelakaan kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Al-amri, F. (2016). Studi Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak Dengan Aspal
Buton Lawele Pada Campuran Aspal Concrete Base Course (AC-BC)
Menggunakan Metode Marshall Test. RADIAL – JuRnal PerADaban SaIns,
RekayAsa Dan TeknoLogi Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna
Gorontalo, 4(2), 181–190.
https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/article/view/137

Arrizal, S., Handa, M., Dwi, A. A., & Andayani Yayuk. (2021). Analisis Kadar
Logam Besi (FE) Pada Air Sumur Bor di Kecamatan Praya Tengah
Menggunakan Spektofotometri Serapan Atom Analysis of Iron (Fe) Levels
in Drilling Well Water in Praya Tengah District Using Atomic Absorption
Spectrophotometry. Jurnal Sanitasi Dan Lingkungan, 2(2), 2. https://e-
journal.sttl-mataram.ac.id

Augustina, S., Wahyudi, I., Darmawan, I. W., Malik, J., Kojima, Y., Okada, T., &
Okano, N. (2021). Pengaruh Karakteristik Kimia terhadap Sifat Mekanis dan
Keawetan Alami Tiga Jenis Kayu Kurang Digunakan (Effect of Chemical
Characteristics on Mechanical and Natural Durability Properties of Three
Lesser-Used Wood Species). Jurnal Sylva Lestari, 9(1), 161.
https://doi.org/10.23960/jsl19161-178

Dharosno, W. W., & Pundu, A. (2020). Analisa Kuat Tarik pada Kertas Berbahan
Dasar Serat Daun Nanas. Jurnal Teknologi Dan Rekayasa, 5(1), 46–56.

Giovany, A. A., Sutadiwiria, Y., Syavitri, D., Cahyaningratri, C., & Rendy, R.
(2023). Studi Karakteristik Senyawa Hidrokarbon dengan Metode Ekstraksi
Geokimia Biomarker pada Cekungan Jawa Barat Utara. Lembaran Publikasi
Minyak Dan Gas Bumi, 56(3), 181–190.
https://doi.org/10.29017/lpmgb.56.3.1206

Halim, R. G., Riza, A., & Darmawan, S. (2022). Pengaruh Nilai Oktan Terhadap
Unjuk Kerja Mesin Dan Kajian Analisis Pembakaran Akibat Delay
Combustion Pada Mesin Otto Satu Silinder. Jurnal Cahaya Mandalika, 223–
230.

Handayani, H., Faturrahman, M. I., & Kuncoro, I. (2011). Physical Characteristics


and Oil Resistance of Epoxidized Natural Rubber. Indonesian Journal
Natural Rubber Research, 29(1), 49–62.

Naba, C., Akbar, M. A., & Supianto, A. A. (2022). Pengembangan Permainan


Edukasi Berbasis Augmented Reality untuk Pembelajaran Senyawa
Hidrokarbon bagi Siswa Sekolah Menengan Atas (SMA). Jurnal Teknologi
Informasi Dan Ilmu Komputer, 9(3), 631–638.
https://doi.org/10.25126/jtiik.2022935743

Ningrum, L. S., Haryani, S., & Supardi, K. I. (2020). Kajian Integrasi Nilai-Nilai
Karakter Islami Peserta Didik dalam Materi Hidrokarbon di Sekolah
Menegah Kejuruan. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 8(2), 175–186.
https://doi.org/10.24815/jpsi.v8i2.15633
Oktavianita, R., Kurniasih, D., & Fitriani, F. (2019). Efektivitas Penggunaan
Media Karami (Kartu Rahasia Kimia) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Hidrokarbon Kelas Xi Ipa Man Kubu Raya. AR-RAZI
Jurnal Ilmiah, 7(1), 19–26. https://doi.org/10.29406/ar-r.v7i1.1377

Padang, E., Hendrajaya, L., Pasasa, L. A., & Hendro, H. (2019). Model
Perhitungan Energi Gas alam berbasis Pada Kecepatan Suara, Bulk Modulus,
dan Komposisi Gas Diluent. Positron, 9(2), 53.
https://doi.org/10.26418/positron.v9i2.32852

Rahardja, I. B., Mahfud, A., Dermawan, Y., & ... (2019). Pelatihan Pembuatan
Lilin Untuk Penerangan Rumah Tangga Menggunakan Bahan Dasar Crude
Palm Oil (CPO). Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ,
3(September), 1–4.

Sahirman, I. (2019). Kimia Hidrokarbon. Direktorat Jendral Guru Dan Tenaga


Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 133.

Sayuthi, M., Syuhada, A., & Machmud, M. N. (2018). Pengaruh Penghambatan


Kebeningan Kaca Terhadap Kemampuan Transfer Intensitas Cahaya Pada
Kaca. Jurnal Teknik Mesin, 2(2), 65–70.

Setyowati, V. A., & Widodo, E. W. R. (2017). Studi Sifat Fisis, Kimia, dan
Morfologi pada Kemasan Makanan Berbahan Styrofoam dan LDPE (Low
Density Polyethylene): Telaah Kepustakaan. Lembaga Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat, 39–45.

Yuliastuti, Y. (2020). Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Kimia pada Materi


Hidrokarbon Melalui Model Pembelajaran Deduktif Siswa Kelas XI IPA.
Briliant: Jurnal Riset Dan Konseptual, 5(1), 172.
https://doi.org/10.28926/briliant.v5i1.445

Anda mungkin juga menyukai