Pendahuluan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Rumah sakit merupakan salah satu organisasi publik yang didirikan dengan tujuan memberikan

pelayanan kepada masyarakat. Di Indonesia sendiri rumah sakit mengalami pertumbuhan yang
pesat dari waktu ke waktu. Data dari Dirjen Bina Upaya Kesehatan (Kemenkes RI, 2016)
menunjukkan terdapat 1.367 rumah sakit di Indonesia untuk tahun 2015 (meningkat 8,83% dari
tahun sebelumnya yg berjumlah 1256 RS). Seiring dengan pertumbuhan tersebut maka terjadi
persaingan yang ketat bagi rumah sakit untuk memenangkan pasar di industri rumah sakit. rumah
sakit untuk menarik minat pelanggan agar memanfaatkan rumah sakit tersebut mulai dari
meningkatkan kualitas pelayanan, menyediakan peralatan medis yang canggih, menambah jenis
pelayanan, pelayanan dari sumber daya manusia yang professional ataupun dengan mengadakan
sarana dan prasarana yang modern.

Rumah sakit merupakan salah satu perusahaan yang dituntut mampu memenangkan persaingan.
Untuk itu, memberikan jasa layanan kesehatan yang bermutu bagi pasien. Pelayanan jasa
kesehatan yang bermutu merupakan isu untuk memenangkan persaingan bagi rumah sakit. Selain
itu, sebagai upaya rumah sakit untuk menghindari dan mencegah tuntutan masyarakat sesuai
dengan Undang – Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pelayanan
kesehatan bermutu yang berorientasi pelanggan atau pasien menjadi starategi utama bagi
organisasi pelayan kesehatan di Indonesia, agar tetap eksis ditengah persaingan global. mutu
pelayanan kesehatan yang diberikan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan
dalam memenuhi kebutuhan, dan tuntutan setiap pasien, semakin sempurna kebutuhan dan
tuntutan setiap pasien maka semakin baik pula mutu pelayanan kesehatan (Hastuti et al. 2017).

Tuntutan masyarakat saat ini adalah rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan yang one
stop services, artinya seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan terkait pasien harus dapat dilayani
oleh rumah sakit secara cepat, akurat, bermutu dan terjangkau, yang pada akhirnya dapat
memberikan kepuasan dalam hasil perawatan sesuai dengan penyakit yang dideritanya. Rumah
sakit dengan kualitas yang baik sangat tergantung pada sumber daya yang ada, seperti pelayanan
dokter, perawat, staf/ karyawan serta fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia, termasuk
keamanan lingkungan, sehingga diharapkan mampu menciptakan rasa loyalitas pada suatu
perusahaan (Rensiner et al., 2018).
Beberapa hasil studi lainnya menyatakan bahwa tingkat kepuasan pasien masih cukup rendah
terhadap kualitas layanan kesehatan yang diberikan rumah sakit. Dimensi mutu dan kualitas
layanan (service quality) belum disajikan secara baik oleh penyelenggara layanan kesehatan.
Studi kualitatif malah menemukan betapa sukarnya menjumpai “secercah senyum“ pemberi
layanan kesehatan (Iqbal 2018). Dilakukan penelitian mengenai kualitas pelayanan terhadap
kepuasan dan kepercayaan pasien agar hasil yang didapatkan nantinya bisa dijadikan acuan dan
masukan buat rumah sakit tersebut mengenai pelayanannya sehingga bisa berkembang dan
mampu memenangi persaingan dalam menarik pasien datang berobat.

Rumah sakit dengan kualitas yang baik sangat tergantung pada sumber daya yang ada, seperti
pelayanan dokter, perawat, staf/ karyawan serta fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia,
termasuk keamanan lingkungan (Rensiner et al., 2018). Rumah sakit harus memiliki sumber
daya manusia yang profesional baik di bidang teknis maupun pendistribusian, rumah sakit
mempunyai tanggung jawab terhadap mutu pelayanan diantaranya adalah rekuitmen terhadap
sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi dan jumlah yang cukup untuk memenuhi
kriteria pelayanan kesehatan di rumah sakit. Maka dalam hal ini suatu perencanan Sumber Daya
Manusia (SDM) sangat di butuhkan agar tersedianya tenaga medis yang bermutu dan sesuai
dengan kebutuhan tenaga medis yang di butuhkan untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya (Ritonga, 2017). Berdasarkan survey awal dengan pengamatan yang dilakukan,
ditemukan masalah-masalah yang ada seperti : kurangnya Sumber Daya Manusia secara
kuantitas yaitu jumlah pegawai dengan dengan jumlah pasien tidak sebanding sehingga sangat
menarik untuk menjadi perhatian sehingga penelitan melakukan pengamatan dan meneliti jumlah
SDM yang ada.

Kesehatan masyarakat menjadi aspek utama dalam pembangunan suatu negara dan keterlibatan
Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan menjadi penentu utama dalam penyelenggaraan sistem
kesehatan yang efektif dan berkelanjutan. SDM Kesehatan merujuk pada individu yang bekerja
dan berkontribusi dalam upaya dan manajemen kesehatan, termasuk tenaga kesehatan dan
mereka yang memberikan dukungan atau bantuan dibidang kesehatan. SDM Kesehatan memiliki
fungsi dalam meningkatkan kesadaran, motivasi, dan keterampilan individu untuk menjalani
gaya hidup sehat sehingga tujuan mencapai derajat kesehatan yang optimal dapat terwujud.
Meskipun demikian, ketersediaan SDM Kesehatan di Indonesia masih belum mencukupi, baik
dari segijumlah,kualifikasi, penyebaran, mutu, dan kompetensi. Berdasarkan data Kementerian
Kesehatan RI, per 31 Desember 2021, jumlah SDM Kesehatan yang diberdayakan di fasilitas
kesehatan sebanyak 1.971.375 orang. Jumlah ini masih belum mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan SDM Kesehatan di Indonesia (Rimalivia, 2023).

Anda mungkin juga menyukai