1 RV
1 RV
1 RV
Abstract: Abstinence from food is not only sourced from the environment but
people's trust in a place about food that must be consumed by pregnant women
and adherence to the elders in the surrounding environment. This study aims to
determine the effect of taboo food on nutritional status in pregnant women which
are expected to be considered as early as possible iron deficiency. The study was
conducted in Jeneponto Regency, namely in the Tamalatea Health Center and
Bangkala Health Center. This study used a quantitative research method, with
analytic observational type and cross sectional study design with a sample of 79
pregnant women who met the research criteria. The results showed that of 79
pregnant women have 44 pregnant women who still apply taboo food practices
(55.7%), 34 pregnant women (77.3%) of whom have good nutritional status and
10 pregnant women (22.7%) experience malnutrition. Literally there is no
influence of taboo food on nutritional status in pregnant women. This is because
pregnant women who apply taboo food protein sources such as squid and shrimp
replace other protein sources of food such as fish, chicken and meat, so that the
nutritional source is fulfilled.
—————————— ——————————
wanita dan biasanya menerapkan sejumlah tabu Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini
makanan sebagai cara untuk menjaga kehidupan ibu bertujuan untuk mengetahui pengaruh makanan
dan bayi sebelum lahir (Zepro, 2015). tabu terhadap status gizi pada ibu hamil yang
Status nutrisi wanita sebelum dan selama diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk
kehamilan adalah salah satu contributor utama mendeteksi sedini mungkin terjadinya Anemia
untuk kehamilan dan kesehatan anak. Di banyak dengan melihat asupan makanan yang dikonsumsi
Negara yang berpenghasilan rendah dan menengah baik yang ditabukan atau yang tidak ditabukan.
kurang gizi dan obesitas meningkat sementara
defesiensi mikronutrien masih bertahan, terutama B. METODE PENELITIAN
pada kelompok yang paling rentan seperti wanita Rancangan Penelitian
dan anak. Akibatnya masih banyak wanita hamil Penelitian ini menggunakan metode penelitian
yang berisiko seperti pre eklampsia, diabetes kuantitatif, dengan jenis observasional analitik dan
gestasional, hipertensi gestasional, depresi, rancangan cross sectional study. Data yang
makrosomia janin, lahir mati dan premature dikumpulkan berupa makanan tabu yang diterapkan
(Cormick et al., 2018). Tidak tercukupinya zat gizi oleh ibu hamil, kemudian metode kuantitatif berupa
sebagai penyebab anemia karena masalah pangan, penilaian status gizi ibu hamil.
terkait ketersediaan pangan dan kerawanan Populasi dan Sampel
konsumsi pangan yang dipengaruhi oleh Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
kemiskinan, rendahnya pendidikan, dan hamil yang berada di wilayah Puskesmas Bangkala
adat/kepercayaan yang terkait dengan tabu dan Puskesmas Tamalatea Kab.Jeneponto. Sampel
makanan. dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi
Anemia dalam kehamilan akan memberi yang disusun. Teknik pengambilan sampel dalam
pengaruh kurang baik bagi ibu dan bayinya. Anemia penelitian ini adalah non probability sampling
yang berat (kurang 4 g/dL) akan dapat dengan metode consecutive sampling. Dalam
menyebabkan gangguan fungsi jantung ibu, serta penentuan besaran sampel, peneliti menentukan
hipoksia hebat terhadap janin yang dapat berakhir jumlah sampel sebanyak 80 sampel yang terdiri dari
dengan kematian ibu dan janin walaupun tidak 40 kelompok kasus dan 40 kelompok kontrol yang
terjadi perdarahan. Anemia akan meningkatkan sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
risiko terjadi kematian ibu 3,7 kali lebih tinggi jika Analisa Data
dibandingkan ibu yang tidak anemia. Setelah seluruh data diperoleh telah akurat
Gizi yang buruk selama kehamilan akan diadakan proses analisis dengan 2 cara yaitu Analisis
berdampak buruk juga untuk kelahiran nantinya. Di Univariat, Variabel penelitian dideskripsikan dan
banyak komunitas lokal, wanita hamil yang memiliki disajikan dalam tabel distribusi
tabu makanan dengan konsekuensi akan menipisnya
juga jumlah nutrisi yang diserap. Makanan yang P=
dianggap tabu dilarang keras untuk alasan
Keterangan:
kesehatan, budaya atau spiritual. Tabu makanan
P : Persentase yang diperoleh
dikenal oleh semua masyarakat dan dapat
f : Frekuensi variabel
ditemukan diberbagai belahan dunia (Zepro, 2015).
N : Jumlah populasi
Namun demikian ketika terjadi kesalahpahaman
K : Konstanta (100%)
atau pantangan terhadap makanan pada wanita
Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan
hamil maka akan merugikan pertumbuhan dan
untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas
perkembangan ibu dan janinnya (Zerfu et al., 2016).
dan variabel terikat dengan menggunakan uji
Pantangan makanan bukan hanya bersumber
statistik, yaitu Uji normalitas data dan Uji
dari lingkungan melainkan kepercayaan masyarakat
parametrik dan non parametrik.
disuatu tempat mengenai makanan yang harus
dikonsumsi oleh ibu hamil serta kepatuhan terhadap C. HASIL DAN PEMBAHASAN
sesepuh yang ada diliingkungan sekitar (Arzoaquoi
1. Hasil
et al., 2015). Ada banyak pantangan makanan untuk
Tabel 1. Kelompok Responden Berdasarkan Variabel
ibu hamil diantaranya ubi jalar dan tebu yang
Tabu Tidak Tabu
anggapannya bisa menyebabkan bayi tidak akan
Variabel N % N %
tumbuh dengan besar. Selain itu makanan yang Status Gizi
berwarna putih seperti susu, daging berlemak, Baik 34 77,3 25 71,4
bubur, kentang dan pisang juga diyakini bisa Kurang 10 22,7 10 28,6
menyebabkan terdapat vernix Caseosa pada bayi Total 44 100 35 100
baru lahir yang dianggap oleh sebagian masyarakat
adalah kotoran (Vasilevski & Carolan-Olah, 2016).
Lisna, Efektifitas Makanan Tabu. 3
Umur merupakan salah satu faktor yang demikian akan mengkonsumsi bahan makanan bergizi
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Salah satu dalam jumlah yang kurang, dengan demikian maka
prinsip edukasi adalah pertimbangan umur karena ukuran lingkar lengan atas ibu akan dibawah normal dan
untuk menumbuh kembangkan kemampuan dan penyakit kekurangan gizi akan mudah timbul di
perilaku manusia melalui pengajaran perlu masyarakat (Irianto, 2014).
dipertimbangkan dengan umur dan hubungannya Dari Hasil penelitian menunjukkan tidak ada
dengan proses edukasi. Berdasarkan karakteristik umur pengaruh makanan tabu terhadap status gizi ibu hamil.
ibu yang diteliti didapatkan yang lebih banyak Hal ini dikarenakan ibu hamil yang menerapkan
mendominasi dalam penelitian ini adalah yang memiliki makanan tabu memiliki pola konsumsi yang beragam
usia sekitar 20-35 tahun. Peneliti jauh lebih mudah dan bergizi sehingga asupan gizinya tetap terpenuhi.
mendapat informasi dan memberikan edukasi kepada Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Susanti
responden yang berusia antara 20-35 tahun dan > 35 dkk (2013) yang mendapatkan hasil bahwa terdapatnya
tahun karena responden cenderung cepat tanggap hubungan bermakna antara mitos pantangan makan
dalam berbagai hal yang diutarakan oleh peneliti. dengan status gizi ibu hamil trimester III . Semakin
Dari semua ibu hamil yang menerapkan makanan banyak mitos pantangan dalam makanan maka semakin
tabu tidak satupun menyatakan menabukan makanan kecil peluang untuk mengkonsumsi makanan yang
pokok, hanya setelah hamil tua mengurangi makan nasi beragam. Sehingga masyarakat yang demikian akan
supaya saat bayinya lahir tidak terlalu besar, sehingga mengkonsumsi bahan makanan bergizi dalam jumlah
proses persalinannya lebih cepat. yang kurang, dengan demikian maka ukuran lingkar
Makanan yang banyak ditabukan lebih banyak lengan atas ibu akan dibawah normal dan penyakit
merupakan sumber protein hewani, seperti cumi, udang, kekurangan gizi akan mudah timbul di masyarakat.
dan kepiting. Para responden berpendapat cumi harus
dihindari karena cumi mempunyai tinta yang berwarna D. SIMPULAN DAN SARAN
ungu/biru, khawatir saat lahir anaknya pun biru, Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
sebagian lagi khawatir anaknya comong, dan kulitnya telah diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
berwarna hitam. Bidan menyatakan sebagian ibu hamil secara statistik tidak ada pengaruh makanan tabu
di daerahnya takut makan cumi khawatir bayinya terhadap status gizi pada ibu hamil. Hal ini dikarenakan
asphiksia dan ada hemangium serta takut kulitnya ibu hamil yang menerapkan makanan tabu memiliki
hitam. pola konsumsi yang beragam dan bergizi sehingga
Udang merupakan salah satu yang dipantang pada asupan gizinya tetap terpenuhi. Untuk penelitian
ibu hamil, karena udang punya sungut, berbentuk selanjutnya perlu dilakukan pemeriksaan pemeriksaan
membengkok/melengkung dan dapat berjalan mundur laboratorium penanda infeksi seperti CRP (C-Reactive
sehingga kalau melahirkan dapat terhalang sungut dan Protein) yang merupakan protein fase akut.
waktunya mundur, sehingga proses persalinannya
berjalan lama, dan setelah lahir bayinya tidak bergerak. UCAPAN TERIMA KASIH
Sebagian besar ibu hamil di Puskesmas Bangkala dan Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
Puskesmas Tamalatea memiliki ukuran lingkar lengan yang telah berpartipasi dalam penelitian ini.
atas (LILA) yang normal (74,7 %) dan sebagian kecil
memiliki ukuran LILA yang kurang (25,3%). Hal ini
dapat dijelaskan, bahwa masih ada ibu yang memiliki DAFTAR RUJUKAN
status gizi kurang pada saat hamil dilihat dari ukuran Arzoaquoi S. K., Essuman E. E., Gbagbo F. Y., Tenkorang E. Y.,
LILA. Lingkar lengan atas merupakan indikator status Soyiri I. & Laar A. K. (2015). Motivations for food
prohibitions during pregnancy and their enforcement
gizi yang digunakan terutama untuk deteksi kurang mechanisms in a rural Ghanaian district. Journal of
energi protein pada ibu hamil. Pengukuran LILA lebih Ethnobiology and Ethnomedicine, 11(1), 1–9.
baik untuk menilai status gizi ibu hamil, karena pada https://doi.org/10.1186/s13002-015-0044-0
wanita hamil dengan malnutrisi (gizi kurang atau lebih) Cormick G. et al. (2018). Are women with history of pre-
eclampsia starting a new pregnancy in good
kadang-kadang menunjukkan edema tetapi ini jarang nutritional status in South Africa and Zimbabwe?
mengenai lengan atas. BMC Pregnancy and Childbirth, 18(1), 236.
Periode kehamilan merupakan periode penting di https://doi.org/10.1186/s12884-018-1885-z
Direktorat Kesehatan Keluarga Kemenkes RI. (2016). Laporan
awal siklus kehidupan manusia, sehingga status gizi dan
tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga tahun 2016,
kesehatannya harus dioptimalkan. Masalah yang banyak 67.
terjadi pada ibu hamil adalah pembatasan jenis dan Irianto K. (2014). Gizi Seimbang dalam Kesehatan
jumlah makanan yang dikonsumsi. Salah satunya Reproduksi. Bandung: CV. Alfabeta.
Malek L. & Makrides M. (2015). 2.8 Nutrition in pregnancy and
dikarenakan tabu makanan. lactation. World Review of Nutrition and Dietetics,
Semakin banyak mitos pantangan dalam makanan 113, 127–133. https://doi.org/10.1159/000367872
maka semakin kecil peluang untuk mengkonsumsi Sulistyoningsih H. (2012). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak
makanan yang beragam. Sehingga masyarakat yang (Cetakkan K). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Lisna, Efektifitas Makanan Tabu. 5