Fisika 8 - Capaian Pembelajaran Fisika

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

YAYASAN PENDIDIKAN AN NAHL BALIKPAPAN

SMPIT AL AULIYA BALIKPAPAN


(ISLAMIC BOARDING AND FULL DAY SCHOOL)
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Jalan MT. Haryono No. 137 RT. 043 Kel. Graha Indah Kec. Balikpapan Utara
Email : [email protected] / [email protected] Telp : (0542) 8830024
Kode Pos : 76126 Balikpapan – Kalimantan Timur

CAPAIAN PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) FASE D KELAS VIII

(Sesuai Kemendikbudristek No. 33 Th. 2022 Tentang Capaian Pembelajaran)

VII. CAPAIAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SMP/MTs/ PROGRAM


PAKET B
A. Rasional Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP/MTs/ Program Paket B
Tantangan yang dihadapi umat manusia di alam semesta kian bertambah dari waktu ke waktu.
Permasalahan yang dihadapi saat ini tidak lagi sama dengan permasalahan yang dihadapi satu dekade
atau bahkan satu abad yang lalu. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus dikembangkan untuk
menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu, pola pendidikan ilmu pengetahuan
alam perlu disesuaikan agar kelak generasi muda dapat menjawab dan menyelesaikan tantangan-
tantangan yang dihadapi di masa yang akan datang. Profil pelajar Pancasila, yang diharapkan dimiliki
pada setiap peserta didik Indonesia, perlu diperkuat melalui pendidikan IPA.
Ilmu pengetahuan alam atau sains diartikan sebagai pengetahuan sistematis yang diperoleh dari suatu
observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang
sedang diselidiki, dipelajari, dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016). Ilmu
pengetahuan alam adalah aktivitas intelektual dan praktis yang di dalamnya meliputi studi sistematis
tentang struktur dan perilaku alam semesta melalui kerja ilmiah. Aktivitas ini memberi pengalaman
belajar untuk memahami cara kerja alam semesta melalui pendekatan-pendekatan empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan. Pemahaman ini dapat mendorong peserta didik untuk memecahkan berbagai
permasalahan sains yang pada akhirnya terkait dengan sosial, ekonomi, dan kemanusiaan. Hasil karya
peserta didik akan memberi dampak positif langsung pada lingkungannya.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) berperan sangat besar dalam kehidupan peserta didik sehingga mereka
dapat menjaga keselamatan diri, orang lain, dan alam, mencari potensi-potensi yang terpendam dari
alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan serta membantu manusia mengambil
keputusan dalam menyelesaikan masalah. Di jenjang SMP/MTs/Program Paket B, ilmu pengetahuan
alam menjadi satu mata pelajaran tersendiri agar peserta didik memiliki kesempatan yang lebih luas
untuk mempelajari topik-topik dalam bidang keilmuan fisika, kimia, biologi, serta bumi dan antariksa.
Prinsip-prinsip dasar metodologi ilmiah dalam pembelajaran IPA akan melatih sikap ilmiah
diharapkan akan melahirkan kebijaksanaan dalam diri peserta didik. Sikap ilmiah tersebut antara lain
keingintahuan yang tinggi, berpikir kritis, analitis, terbuka, jujur, bertanggungjawab, objektif,
tidak mudah putus asa, tekun, solutif, sistematis, dan mampu mengambil kesimpulan yang tepat.
Pencapaian pembelajaran IPA diukur dari seberapa kompeten peserta didik dalam menggunakan
pemahaman sains dan keterampilan proses (inkuiri; yakni mengamati, mengajukan pertanyaan,
mengajukan hipotesis, memilih dan mengelola informasi, merencanakan dan melaksanakan kegiatan
aksi serta melakukan refleksi diri), serta mempunyai sikap dan perilaku sehingga peserta didik dapat
berkontribusi positif terhadap pengembangan dan kelestarian lingkungannya.

B. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP/MTs/Program Paket B


Pelajaran IPA merupakan sarana yang strategis dalam mengembangkan profil pelajar Pancasila.
Dalam kegiatan pembelajaran IPA, peserta didik akan mempelajari alam semesta ciptaan Tuhan
serta berbagai tantangan yang ada didalamnya. Proses ini merupakan media Pembelajaran yang
sangat strategis dalam membangun iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berdampak
pada sikap berakhlak mulia.
Melalui proses saintifik maka diharapkan kemampuan peserta didik untuk bernalar kritis agar mampu
memproses dan mengelola informasi baik kualitatif maupun kuantitatif secara objektif, membangun
keterkaitan antara berbagai informasi, melakukan analisa, evaluasi, menarik kesimpulan dan
menerapkan hal yang dipelajari dalam situasi baru.
Mata pelajaran IPA diharapkan dapat memfasilitasi peserta didik untuk mandiri dan mampu
berkolaborasi dengan orang lain. Selain itu peserta didik dapat menggali potensi yang dimiliki
Indonesia, mengidentifikasi masalah yang ada di sekitarnya dalam perspektif global.
Dengan mempelajari IPA secara terpadu, peserta didik mengembangkan dirinya sesuai dengan profil
pelajar Pancasila dan dapat:
1. mengembangkan ketertarikan dan rasa ingin tahu sehingga peserta didik terpacu untuk
mengkaji fenomena yang ada di sekitar manusia, memahami bagaimana sistem alam semesta
bekerja dan memberikan dampak timbal-balik bagi kehidupan manusia;
2. berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam, mengelola
sumber daya alam dan lingkungan dengan bijak;
3. mengembangkan keterampilan proses inkuiri untuk mengidentifikasi, merumuskan
hingga menyelesaikan masalah melalui aksi nyata;
4. memahami persyaratan-persyaratan yang diperlukan peserta didik untuk menjadi anggota suatu
kelompok masyarakat dan bangsa serta memahami arti menjadi anggota masyarakat bangsa
dan dunia, sehingga dia dapat berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan
dengan dirinya dan lingkungan di sekitarnya; dan
5. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep di dalam IPA serta menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP/MTs/Program


Paket B
Ilmu pengetahuan (sains) merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang dunia fisik serta fenomena
terkait yang memerlukan observasi tanpa bias serta eksperimentasi yang sistematis (Gregersen, 2020).
Ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Apa yang diketahui sebagai
sebuah kebenaran ilmiah pada masa lampau mungkin mengalami pergeseran pada masa kini ataupun
masa depan. Jadi, ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan perlu terus dikembangkan untuk
mengungkap kebenaran dan memanfaatkannya untuk kehidupan.
Pendidikan IPA secara terpadu berfokus pada kompetensi penerapan kaidah penelitian ilmiah dalam
proses belajar. Dengan demikian, diharapkan setelah menguasai IPA, peserta didik memiliki landasan
berpikir dan bertindak yang kokoh yang didasarkan atas pemahaman kaidah penelitian ilmiah .
Dalam pengajaran sains, terdapat dua pendekatan pedagogis: pendekatan deduktif dan induktif
(Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam pendekatan deduktif adalah menyajikan suatu konsep
dengan logika terkait dan memberikan contoh penerapannya. Peserta didik diposisikan sebagai
pembelajar pasif, yaitu hanya menerima materi. Sebaliknya, pendekatan proses inkuiri (yang
merupakan pendekatan induktif), peserta didik diberikan kesempatan yang luas untuk melakukan
observasi, melakukan eksperimen dan dibimbing oleh guru untuk membangun konsep berdasarkan
pengetahuan yang dimilikinya (Rocard, et.al., 2007).
Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni pemahaman IPA dan keterampilan proses
(inkuiri) untuk menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari. Setiap elemen berlaku untuk empat
cakupan konten yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan
antariksa.

No Elemen Deskripsi

1. Pemahaman IPA Peserta didik memiliki kompetensi berpikir ilmiah jika peserta didik
memiliki pemahaman sains yang utuh. Kemampuan berpikir akan
berdampak progresif bagi pengembangan ilmu pengetahuan jika
seseorang memiliki pemahaman bidang keilmuan tertentu. Bernalar
kritis dalam pemahaman cakupan konten merupakan hal yang
diharapkan dari peserta didik. Pemahaman IPA selalu dapat dikaitkan
dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Karenanya,
dalam mencapai kompetensi itu peserta didik diharapkan memiliki
pemahaman konsep sains yang sesuai dengan cakupan setiap konten
dan perkembangan jenjang belajar. Pemahaman atas cakupan konten
yang dibangun dalam diri peserta didik haruslah menunjukkan
keterkaitan antara biologi, fisika dan kimia. Akibatnya, peserta didik
memahami sains secara menyeluruh untuk cakupan konten tertentu.
Pemahaman ini meliputi kemampuan berpikir sistemik, memahami
konsep, hubungan antar konsep, hubungan kausalitas (sebab-akibat)
serta tingkat hierarkis suatu konsep.

2. Keterampilan proses Dalam profil Pelajar Pancasila, disebutkan bahwa peserta didik
Indonesia yang bernalar kritis mampu memproses informasi baik
kualitatif maupun kuantitatif secara objektif, membangun keterkaitan
antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan
menyimpulkannya. Dengan memiliki keterampilan proses yang baik
maka profil tersebut dapat dicapai. Keterampilan proses adalah
sebuah proses intensional dalam melakukan diagnosa terhadap
situasi, memformulasikan permasalahan, mengkritisi suatu
eksperimen dan menemukan perbedaan dari alternatif-alternatif yang
ada, mencari opini yang dibangun berdasarkan informasi yang kurang
lengkap, merancang investigasi, menemukan informasi, menciptakan
model, mendebat rekan sejawat menggunakan fakta, serta
membentuk argumen yang koheren (Linn, Davis, & Bell 2004).
Inkuiri sangat direkomendasikan sebagai bentuk pendekatan dalam
pengajaran karena hal ini terbukti membuat peserta didik lebih
terlibat dalam pembelajaran (Anderson, 2002). Dalam pembelajaran
IPA, terdapat dua pendekatan pedagogis: pendekatan deduktif dan
induktif (Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam pendekatan
deduktif adalah menyajikan suatu konsep berikut logika terkait dan
No Elemen Deskripsi

memberikan contoh penerapan. Dalam pendekatan ini, peserta didik


diposisikan sebagai pembelajar yang pasif (hanya menerima materi).
Sebaliknya, dalam pendekatan induktif, peserta didik diberikan
kesempatan yang lebih leluasa untuk melakukan observasi,
melakukan eksperimen dan dibimbing oleh guru untuk membangun
konsep berdasarkan pengetahuan yang dimiliki (Rocard, et.al., 2007).
Pembelajaran berbasis inkuiri memiliki peran penting dalam
pendidikan sains (e.g. Blumenfeld et al., 1991; Linn, Pea, & Songer,
1994; National Research Council, 1996; Rocard et al., 2007). Hal ini
didasarkan pada pengakuan bahwa sains secara esensial didorong
oleh pertanyaan, proses yang terbuka, kerangka berpikir yang dapat
dipertanggungjawabkan, dan dapat diprediksi. Oleh karenanya
peserta didik perlu mendapatkan pengalaman personal dalam
menerapkan inkuiri saintifik agar aspek fundamental IPAS ini dapat
membudaya dalam dirinya (Linn, Songer, & Eylon, 1996; NRC,
1996). Menurut Ash (2000) dan diadopsi dari Murdoch (2015),
sekurang-kurangnya ada enam keterampilan inkuiri yang perlu
dimiliki peserta didik.
1. Mengamati
Mengamati sebuah fenomena dan peristiwa merupakan awal dari
proses inkuiri yang akan terus berlanjut ke tahapan berikutnya.
Pada saat melakukan pengamatan, peserta didik memperhatikan
fenomena dan peristiwa dengan saksama, mencatat, serta
membandingkan informasi yang dikumpulkan untuk melihat
persamaan dan perbedaannya. Pengamatan bisa dilakukan
langsung atau menggunakan instrumen lain seperti kuisioner,
wawancara.
2. Mempertanyakan dan memprediksi Peserta didik didorong untuk
mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang ingin diketahui pada
saat melakukan pengamatan. Pada tahap ini peserta didik juga
menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan
baru yang akan dipelajari sehingga bisa memprediksi apa yang
akan terjadi dengan hukum sebab akibat.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan Setelah
mempertanyakan dan membuat prediksi berdasarkan pengetahuan
dan informasi yang dimiliki, peserta didik membuat rencana dan
menyusun langkah- langkah operasional berdasarkan referensi
yang benar. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan dan
membuktikan prediksi dengan melakukan penyelidikan. Tahapan
ini juga mencakup identifikasi dan inventarisasi faktor-faktor
operasional baik internal maupun eksternal di lapangan yang
mendukung dan menghambat kegiatan. Berdasarkan perencanaan
tersebut, peserta didik mengambil data dan melakukan
serangkaian tindakan yang dapat digunakan untuk mendapatkan
temuan-temuan.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi Peserta didik
No Elemen Deskripsi

memilih dan mengorganisasikan informasi yang diperoleh. Ia


menafsirkan informasi yang didapatkan dengan jujur dan
bertanggung jawab. Selanjutnya, menganalisis menggunakan alat
dan metode yang tepat, menilai relevansi informasi yang
ditemukan dengan mencantumkan referensi rujukan, serta
menyimpulkan hasil penyelidikan.
5. Mengevaluasi dan refleksi Pada tahapan ini peserta didik menilai
apakah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang
direncanakan atau tidak. Pada akhir siklus ini, peserta didik juga
meninjau kembali proses belajar yang dijalani dan hal- hal yang
perlu dipertahankan dan/atau diperbaiki pada masa yang akan
datang. Peserta didik melakukan refleksi tentang bagaimana
pengetahuan baru yang dimilikinya dapat bermanfaat bagi diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dalam perspektif global
untuk masa depan berkelanjutan.
6. Mengomunikasikan hasil Peserta didik melaporkan hasil secara
terstruktur melalui lisan atau tulisan, menggunakan bagan,
diagram maupun ilustrasi, serta dikreasikan ke dalam media
digital dan non-digital untuk mendukung penjelasan. Peserta didik
lalu mengomunikasikan hasil temuannya dengan
mempublikasikan hasil laporan dalam berbagai media, baik
digital dan atau non digital. Pelaporan dapat dilakukan
berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan langkah,
melainkan suatu siklus yang dinamis yang dapat disesuaikan
berdasarkan perkembangan dan kemampuan peserta didik.

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP/MTs/Program


Paket B Fase D (Umumnya untuk kelas VIII SMP/MTs/Program Paket B)
Berbekal capaian pembelajaran yang telah diperoleh di fase sebelumnya, peserta didik
mendeskripsikan bagaimana hukum-hukum alam terjadi pada skala mikro hingga skala makro dan
membentuk sistem yang saling bergantung satu sama lain. Pada fase ini, peserta didik
mengimplementasikan pemahaman terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari untuk membuat
keputusan serta menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Elemen Capaian Pembelajaran

Pemahaman IPA Pada akhir fase D, peserta didik mampu melakukan klasifikasi makhluk
hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati,
mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat, membedakan perubahan
fisik dan kimia serta memisahkan campuran sederhana.
Peserta didik dapat mendeskripsikan atom dan senyawa sebagai unit
terkecil penyusun materi serta sel sebagai unit terkecil penyusun
makhluk hidup, mengidentifikasi sistem organisasi kehidupan serta
melakukan analisis untuk menemukan keterkaitan sistem organ dengan
fungsinya serta kelainan atau gangguan yang muncul pada sistem organ
tertentu (sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan
Elemen Capaian Pembelajaran

dan sistem reproduksi). Peserta didik mengidentifikasi interaksi antar


makhluk hidup dan lingkungannya, serta dapat merancang upaya-upaya
mencegah dan mengatasi pencemaran dan perubahan iklim. Peserta didik
mengidentifikasi pewarisan sifat dan penerapan bioteknologi dalam
kehidupan sehari-hari.
Peserta mampu melakukan pengukuran terhadap aspek fisis yang mereka
temui dan memanfaatkan ragam gerak dan gaya (force), memahami
hubungan konsep usaha dan energi, mengukur besaran suhu yang
diakibatkan oleh energi kalor yang diberikan, sekaligus dapat
membedakan isolator dan konduktor kalor Peserta didik memahami
gerak, gaya dan tekanan, termasuk pesawat sederhana. Peserta didik
memahami getaran dan gelombang, pemantulan dan pembiasan cahaya
termasuk alat- alat optik sederhana yang sering dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Peserta didik dapat membuat rangkaian listrik sederhana, memahami
gejala kemagnetan dan kelistrikan untuk menyelesaikan tantangan atau
masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari- hari.
Peserta didik mengelaborasikan pemahamannya tentang posisi relatif
bumi-bulan-matahari dalam sistem tata surya dan memahami struktur
lapisan bumi untuk menjelaskan fenomena alam yang terjadi dalam
rangka mitigasi bencana.
Peserta didik mengenal pH sebagai ukuran sifat keasaman suatu zat serta
menggunakannya untuk mengelompokkan materi (asam-basa
berdasarkan pH nya). Dengan pemahaman ini peserta didik mengenali
sifat fisika dan kimia tanah serta hubungannya dengan organisme serta
pelestarian lingkungan.
Peserta didik memiliki keteguhan dalam mengambil keputusan yang
benar untuk menghindari zat aditif dan adiktif yang membahayakan
dirinya dan lingkungan.

Keterampilan proses 1. Mengamati


Menggunakan berbagai alat bantu dalam melakukan pengukuran dan
pengamatan. Memperhatikan detail yang relevan dari objek yang
diamati.
2. Mempertanyakan dan memprediksi Secara mandiri, peserta didik
dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil
pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan Peserta didik
merencanakan dan melakukan langkah-langkah operasional
berdasarkan referensi yang benar untuk menjawab pertanyaan.
Dalam penyelidikan, peserta didik menggunakan berbagai jenis
variabel untuk membuktikan prediksi.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi Menyajikan data dalam
bentuk tabel, grafik, dan model serta menjelaskan hasil pengamatan
Elemen Capaian Pembelajaran

dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non digital.
Mengumpulkan data dari penyelidikan yang dilakukannya,
menggunakan data sekunder, serta menggunakan pemahaman sains
untuk mengidentifikasi hubungan dan menarik kesimpulan
berdasarkan bukti ilmiah.
5. Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi kesimpulan melalui
perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan
kekurangan proses penyelidikan dan efeknya pada data.
Menunjukkan permasalahan pada metodologi.
6. Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil penyelidikan
secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa serta konvensi
sains yang sesuai konteks penyelidikan. Menunjukkan pola berpikir
sistematis sesuai format yang ditentukan.

Balikpapan, 10 Juli 2023


Mengetahui,
Kepala SMP IT Al Auliya Balikpapan Guru Mata Pelajaran

Susnawaty, S.Pd.I, S.Pd Ana Saputri, S.Pd


NIK. 013 2002 2 NIK. 018 2015 3

Anda mungkin juga menyukai