Isu Sepekan III PUSLIT Maret 2024 1957
Isu Sepekan III PUSLIT Maret 2024 1957
Isu Sepekan III PUSLIT Maret 2024 1957
TANTANGAN PENANGGULANGAN
TUBERKULOSIS DI INDONESIA
Pusat Analisis Keparlemenan
Badan Keahlian Setjen DPR RI
Isu Sepekan
TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis
terutama menyerang paru-paru. Penyakit ini menyebar melalui udara ketika orang terinfeksi
sedang batuk, bersin, berbicara melepaskan droplet yang meyebar ke udara dan dihirup orang
lain. TBC masih menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Menurut World Health Organization (WHO), TBC menjadi salah satu dari sepuluh penyebab
kematian terbesar di dunia.
Berdasarkan global TBC report tahun 2023, Indonesia berada pada posisi kedua dengan jumlah
Maret
beban kasus TBC terbanyak di dunia setelah India. Sedangkan berdasarkan data dari
(18 s.d. 24 Maret 2024)
Kementerian Kesehatan, terjadi tren peningkatan kasus TBC tahun 2023 di Indonesia yaitu
mencapai sekitar 1.060.000 kasus dan terdapat 134.000 kematian. Peningkatan kasus TBC
harus menjadi perhatian terutama pada anak yang melonjak hingga tiga kali dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan kasus TBC yang terjadi pada tahun 2023 merupakan
Minggu ke-3
dampak pandemi Covid-19 dimana anak menjadi jarang diimunisasi dan adanya pasien TBC
dewasa yang belum selesai berobat kemudian menularkan ke anak-anak.
Penanggulangan TBC di Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan yang kompleks yaitu
pertama, keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas terutama di
pedesaan dan wilayah terpencil. Hal ini dapat menghambat upaya pencegahan, diagnosis, dan
pengobatan TBC. Kedua, keterbatasan sumber dana, tenaga medis, dan infrastruktur kesehatan
yang dapat membatasi kemampuan pemerintah untuk menyediakan layanan pencegahan dan
pengobatan yang memadai. Ketiga, ketidaksempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan kasus
TBC yang dapat menyulitkan pemantauan dan evaluasi program, serta mengganggu upaya
2024
Strategi penanggulangan TBC tidak cukup dengan pendekatan sektor kesehatan saja akan
tetapi harus melibatkan multisektor dengan berbagai intervensi pengendalian faktor risiko.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif yang melibatkan
berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, organisasi non-
pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Upaya pencegahan yang lebih baik, perbaikan
akses layanan kesehatan, peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan pemantauan dan
pelaporan melalui digitalisasi sistem layanan TBC, serta inovasi dalam diagnosis dan
pengobatan TBC akan menjadi kunci dalam memerangi TBC di Indonesia.
terbebas dari TBC. Indonesia memiliki komitmen yang tinggi untuk mengeliminasi
TBC pada tahun 2030 sejalan dengan target yang ditetapkan Sustainable
Development Goals (SDGs). Oleh sebab itu, Komisi IX DPR RI perlu melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mendorong Kementerian Kesehatan untuk mengevaluasi program
penanggulangan TBC di Indonesia sehingga kasus TBC dapat dieleminasi.
Maret
Sumber
antaranews.com, 24 Maret 2024;
kemkes.go.id, 18 Maret 2024;
liputan6.com, 24 Maret 2024; dan
who.int, 24 Maret 2024.
2024