Digital 2016-8-20249704 S52202 Muhammad Ekky Rizkiyadi
Digital 2016-8-20249704 S52202 Muhammad Ekky Rizkiyadi
Digital 2016-8-20249704 S52202 Muhammad Ekky Rizkiyadi
SKRIPSI
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM SARJANA TEKNIK KIMIA
DEPOK
DESEMBER 2008
Universitas Indonesia
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
KEKHUSUSAN TEKNIK KIMIA
DEPOK
DESEMBER 2008
Universitas Indonesia
NPM : 0606043156
Tanda Tangan :
ii Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Bismillahirrohmaanirrohiim,
Rasulullah SAW bersabda, “ ..... Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah;
jika engkau minta tolong, minta tolonglah kepada Allah ..... “ (HR. Turmidzi)
Rasulullah SAW bersabda, “ ..... Barang siapa memudahkan orang yang tengah
dilanda kesulitan maka Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat. .....
Barang siapa menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga. .....” (HR. Muslim)
iv Universitas Indonesia
v Universitas Indonesia
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Yang menyatakan
vi Universitas Indonesia
Kata kunci :
Biodiesel, Minyak jelantah, Trigliserida, Candida rugosa lipase, Interesterifikasi,
Rute non alkohol, Kinetika.
In this reaction, methyl acetate is reacted with triglyceride from fried palm
oil in batch reactor. The reactants and products were analyzed using HPLC. The
result showed that Candida rugosa lipase can convert 75% fatty acid from
triglyceride in Fried palm oil to biodiesel under the condition of 4% wt of the
biocatalyst concentration, oil/alkyl mole ratio equal to 1:12 in 50 hour reaction.
Stability test indicate that the activity of the immobilized biocatalyst still remain
after three reaction cycles. The maximum yield of methyl ester for inhibition test
was 28.30% achived from lipase in suspension form and the maximum yield for
temperature variation test was 26.49% gained in temperature of 500C from lipase
in suspension form. Kinetic model based on Michaelis Menten mechanism can
describe this reaction with comparing experiment data result to fitting data result.
Keywords :
Biodiesel, Fried Palm oil, Triglyceride, Candida rugosa lipase, Interesterification,
Non alcohol route, Kinetics.
ix Universitas Indonesia
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
xv Universitas Indonesia
Tabel 2. 1 Spesifikasi Biodiesel menurut ASTM (USA), EDIN (Eropa) dan SNI
(Indonesia) .......................................................................................... 8
Tabel 2. 2 Karakteristik Biodiesel ....................................................................... 9
Tabel 2. 3 Perbandingan karakteristik biodiesel dengan solar ........................... 10
Tabel 2. 4 Kandungan Asam Lemak yang Terikat Pada Trigliserida Minyak
Sawit .................................................................................................. 16
Tabel 2. 5 Hasil uji laboratorium perbandingan Biodiesel dan Solar ................. 19
Tabel 2. 6 Perbandingan emisi yang dihasilkan Biodiesel dan Solar ................. 19
Tabel 2. 7 Perbandingan efek berbagai macam lipase dalam reaksi esterifikasi 21
Tabel 2. 8 Jenis biokatalis dan produk yang dihasilkan...................................... 23
Tabel 2. 9 Berbagai macam metode immobilisasi untuk enzim ......................... 35
Tabel 2. 10 Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Rute Non-Alkohol ......... 43
Tabel 2. 11 Summary Rute Non Alkohol ............................................................. 50
Tabel 4. 1 Data hasil percobaan reaksi interesterifikasi sintesis biodiesel rute non
alkohol menggunakan biokatalis dalam bentuk tersuspensi ............ 112
Tabel 4. 2 Data perhitungan untuk metode linierisasi Michaelis-Menten
menggunakan biokatalis dalam bentuk tersuspensi ......................... 112
Tabel 4. 3 Data hasil percobaan reaksi interesterifikasi sintesis biodiesel rute non
alkohol menggunakan biokatalis terimmobilisasi metode adsorpsi 113
Tabel 4. 4 Data perhitungan untuk metode linierisasi Michaelis-Menten
menggunakan biokatalis terimmobilisasi metode adsorpsi ............. 113
Tabel 4. 5 Nilai Vmax dan Km untuk masing-masing grafik hasil fitting metode
linierisasi.......................................................................................... 116
Lamp. 5. 1 Data variasi temperature immobilized dan free enzim .................... 137
Lamp. 5. 2 Perhitungan % mol balance untuk immobilized .............................. 137
Lamp. 5. 3 Perhitungan % mol balance untuk free enzim ................................. 137
Lamp. 5. 4 % konversi trioelat dan % yield masing-masing komponen yang
terbentuk untuk uji efek variasi temperatur (rasio mol minyak jelantah
: metil asetat = 1:12; t =50 jam; T = 50oC) ...................................... 138
Lamp. 5. 5 Data variasi temperature immobilized dan free enzim ..................... 138
Lamp. 5. 6 Perhitungan % mol balance untuk Immobilized ............................... 138
Lamp. 5. 7 Perhitungan % mol balance untuk Immobilize ................................. 138
Lamp. 5. 8 % konversi trioelat dan % yield masing-masing komponen yang
terbentuk untuk uji efek variasi temperatur (rasio mol minyak jelantah
: metil asetat = 1:12; t =50 jam; T = 25oC) ...................................... 139
Lamp. 6. 1 Data hasil percobaan reaksi interesterifikasi sintesis biodiesel rute non
alkohol menggunakan biokatalis dalam bentuk tersuspensi ........... 140
Lamp. 6. 2 Data perhitungan untuk metode linierisasi Michaelis-Menten
menggunakan biokatalis dalam bentuk tersuspensi ......................... 140
Lamp. 6. 3 Kurva perhitungan untuk metode linierisasi Michaelis-Menten
menggunakan biokatalis dalam bentuk tersuspensi (Kondisi operasi :
substrat = minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T=
370C) ................................................................................................ 140
Lamp. 6. 4 Data hasil percobaan reaksi interesterifikasi sintesis biodiesel rute non
alkohol menggunakan biokatalis terimmobilisasi metode adsorpsi 141
Lamp. 6. 5 Data perhitungan untuk metode linierisasi Michaelis-Menten
menggunakan biokatalis ter-immobilisasi metode adsorpsi ............ 141
Lamp. 6. 6 Hasil pemodelan metode linierisasi terhadap hasil sintesis biodiesel
menggunakan lipase terimmobilisasi metode adsorpsi (Kondisi
operasi : substrat = minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50
jam; T= 370C) .................................................................................. 141
xx Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Universitas Indonesia
energi biodiesel yang dapat menghidupkan mesin diesel tanpa atau tidak dengan
substitusi solar. Hal ini dikarenakan minyak jelantah harus terlebih dahulu
diperbaiki melalui proses transesterifikasi. Bahan baku yang diperlukan untuk
membuat biodiesel dari minyak jelantah itu adalah minyak goreng bekas yang
sudah disaring dengan kain tiga lapis [5].
Salah satu proses pembuatan biodiesel dari minyak jelantah adalah melalui
reaksi transesterifikasi. Reaksi transesterifikasi dengan substrat trigliserida
minyak nabati dengan metanol menggunakan katalis alkali. Untuk membuat
biodiesel, metanol tersebut dicampur dengan soda dan dipanasi dalam suhu 60 oC.
Minyak jelantah sebagai bahan baku lainnya juga dipanasi dengan suhu yang
sama. Ketiga bahan tersebut setelah dipanaskan kemudian dicampur. Setelah
pencampuran itu akan terjadi reaksi kimia sekitar satu jam 45 menit. Setelah itu
reaksi tersebut dihentikan dan bahan yang sudah dicampur tersebut didinginkan
dalam suhu 30 oC. Setelah dingin, bahan yang telah tercampur tersebut kemudian
didiamkan sekitar 10 jam. Saat itu akan terjadi pemisahan sebagai hasil dari reaksi
kimia antara metanol, soda dan minyak goreng. Bila kita menggunakan satu
kilogram minyak jelantah, akan diperoleh biodiesel hingga mencapai 95 persen
atau seberat 0.95 kilogram. Kemurnian biodiesel ini pun terbilang tinggi,
mencapai 93 persen [6].
Biodiesel yang berasal dari minyak jelantah sifatnya ramah lingkungan,
tidak mencemari air, udara, maupun tanah karena mudah terurai secara biologis
dan bahan bakunya dapat diperbaharui. Pemakaian minyak jelantah sebagai bahan
baku pembuatan biodiesel dapat meminimalisir pencemaran lingkungan akibat
limbah minyak goreng yang berasal dari industri – industri rumah tangga. Dengan
memakai limbah minyak goreng tersebut juga dapat mereduksi biaya produksi
biodiesel yang tergolong mahal, dikarenakan terbatasnya ketersediaan bahan baku
dan harganya yang relatif tinggi [7].
Penggunaan katalis alkali ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya
pemurnian produk dari katalis yang bercampur homogen relatif sulit. Selain itu,
katalis sendiri dapat bereaksi dengan terjadinya reaksi penyabunan. Reaksi
samping yang tidak diinginkan juga pada akhirnya membebani proses pemurnian
produk dan menurunkan yield biodiesel yang pada akhirnya mengakibatkan biaya
Universitas Indonesia
produksi yang tinggi. Untuk mengatasi masalah diatas, diperlukan katalis yang
tidak ikut bercampur secara homogen dan mampu mengarahkan reaksi secara
spesifik menghasilkan produk yang diinginkan tanpa reaksi samping [8].
Penelitian sintesis biodiesel dengan menggunakan enzim lipase sebagai
katalis semakin banyak dilakukan. Penggunaan enzim lipase sebagai biokatalis
untuk sintesis biodiesel memiliki prospek yang menguntungkan karena dapat
memperbaiki kelemahan katalis alkali yaitu tidak bercampur homogen sehingga
pemisahannya mudah dan mampu mengarahkan reaksi secara spesifik tanpa
adanya reaksi samping yang tak diinginkan [9]. Selain kelebihannya, penggunaan
lipase sebagai katalis untuk sintesis biodiesel masih menyisakan masalah yang
cukup besar. Lingkungan beralkohol seperti metanol menyebabkan lipase
terdeaktivasi secara cepat dan stabilitasnya dalam mengkatalisis reaksi menjadi
buruk. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, dalam proposal penelitian ini
diusulkan untuk melakukan sintesis enzim tetap tinggi selama reaksi berlangsung.
Dalam penelitian ini, metanol akan digantikan dengan metil asetat sebagai
pensuplai gugus metil. Penggantian alkohol dengan alkil asetat ini diharapkan
mampu mencegah deaktivasi dan meningkatkan stabilitas enzim lipase selama
proses reaksi secara signifikan. Disamping itu, produk samping rute non alkohol
ini yaitu triacetilglycerol mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan
dengan produk samping rute alkohol. Produk samping rute non alkohol yang
bernilai lebih tinggi diharapkan mampu membuat sintesis biodiesel secara
enzimatik bisa lebih kompetitif di level industri dan layak untuk dikomersialkan
di masa depan nanti [10].
Dalam penelitian ini, penggunaan enzim Candida rugosa lipase sebagai
biokatalis akan di-immobilisasi. Immobilisasi enzim disini maksudnya adalah
menggabungkan suatu enzim dengan suatu matrik padat (support) secara fisik,
sehingga enzim dapat digunakan secara berulang kali dan secara kontinyu. Teknik
ini dikembangkan untuk memperbaiki beberapa kekurangan penggunaan enzim,
seperti: harga enzim yang mahal, ketidak-stabilan enzim, ketersediaan enzim yang
sangat sedikit, dan mahalnya biaya untuk recovery enzim yang digunakan pada
reaksi dalam media cair karena sifat enzim yang larut dalam media cair.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2. Minyak jelantah yang digunakan dalam sintesis biodiesel melalui rute non
alkohol berasal dari pembuatan sendiri.
3. Menggunakan biokatalis Candida rugosa lipase dalam bentuk powder.
4. Menggunakan metil asetat sebagai pensuplai gugus metil.
5. Reaksi dilakukan dalam reaktor batch.
6. Reaksi dilakukan pada suhu 370C dalam range waktu 50 jam dengan variasi
perbandingan mol minyak jelantah dan metil asetat yaitu 1 : 3 dan 1 : 12.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biodiesel
2.1.1. Sejarah Biodiesel
Transesterifikasi minyak nabati yang pertama kali dilakukan pada tahun
1853 oleh dua orang ilmuwan, yaitu E.Duffy dan J. Patrick. Hal ini terjadi
sebelum mesin diesel pertama ditemukan. Baru pada tanggal 10 Agustus 1893, di
Augsburg, Jerman, Rudolph Diesel mempertunjukkan model mesin diesel
penemuannya [11]. Pada world Fair tahun 1898 di Paris, Perancis, Rudolph Diesel
memamerkan mesin dieselnya yang menggunakan bahan bakar dari minyak
kacang tanah. Dia mengira bahwa penggunaan bahan bakar biomassa memang
masa depan bagi mesin ciptaannya. Namun, pada tahun 1920, mesin diesel diubah
supaya dapat menggunakan bahan bakar fosil (Petrodiesel) dengan vsikositas
yang lebih rendah dari biodiesel. Penyebabnya karena pada waktu itu petrodiesel
relatif lebih murah dari pada biodiesel [12].
6 Universitas Indonesia
baik transportasi maupun industri dan cocok dengan alat penyimpanan dan
distribusi solar minyak bumi. Campuran yang lebih tinggi kadarnya, sampai
biodiesel murni (100% biodiesel atau B100) dapat digunakan untuk banyak mesin
diesel buatan mulai tahun 1994 dengan sedikit modifikasi [13].
Penggunaan biodiesel pada mesin diesel dapat mengurangi emisi
hidrokarbon tak terbakar, karbon monoksida (CO), sulfat, hidrokabon polisiklis
aromatik, nitrat hidrokarbon polisiklis aromatik dan partikel padatan. Reduksi ini
akan semakin tinggi dengan persentase biodiesel yang semakin tinggi. Reduksi
terbaik adalah pada penggunaan biodiesel murni atau B 100. Penggunaan
biodiesel akan menurunkan fraksi karbon dari partikel padatan karena dalam
biodiesel telah terdapat atom oksigen yang mendukung terjadinya oksidasi
sempurna karbon monoksida menjadi karbon dioksida (CO2). Penggunaan
biodiesel juga menurunkan fraksi sulfat karena biodiesel hanya mengandung
sulfur lebih sedikit, kurang dari 24 ppm belerang [13].
Biodiesel dapat dibuat dari destilat asam lemak minyak sawit dengan
proses transesterifikasi saja maupun proses pretreatment terhadap minyak dan
asam lemak terlebih dahulu. Sekitar 55% dari biodiesel industri dapat
menggunakan destilat asam lemak minyak sawit. Sebagian lainnya hanya
menggunakan minyak nabati. Pemakaian minyak nabati yang diperkirakan akan
semakin banyak adalah jenis minyak kedelai, minyak kacang dan minyak kelapa
sawit.
Campuran biodiesel dengan minyak diesel dapat memperbaiki angka
setana, sifat pelumasan dan emisi gas buang yang dihasilkan oleh minyak diesel
serta menghasilkan performa mesin yang sama tanpa membutuhkan modifikasi
pada mesin diesel dan mempunyai titik nyala (flash point) yang lebih tinggi.
Keuntungan lain dari penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar adalah sifatnya
yang dapat diuraikan secara biologis (biodegradable), tidak beracun (non-toxic)
dan tidak mengandung senyawa sulfur dan aromatik (karsinogenik) sehingga tidak
mengandung emisi gas buang yang berbahaya bagi kesehatan.
Produk biodiesel (metilester) harus memenuhi persyaratan atau spesifikasi
yang sudah ditetapkan oleh suatu negara untuk dapat dipakai sebagai bahan bakar
setara solar. Amerika Serikat mempunyai spesifikasi berdasarkan standar ASTM
Universitas Indonesia
D 6751-02, dan Eropa berdasarkan EDIN 51606 dan juga Indonesia mempunyai
Standar Nasional Indonesia (SNI). Spesifikasi yang sudah ditetapkan berdasarkan
standar tersebut disajikan pada Tabel 2.1 untuk menjamin kosnsistensi kualitas
biodiesel untuk memenuhi spesifikasi tergantung pada kondisi proses pengolahan
dan pemurnian produk setelah produksi [14].
Tabel 2. 1 Spesifikasi Biodiesel menurut ASTM (USA), EDIN (Eropa) dan SNI (Indonesia) [14]
Karakteristik ASTM D-6751 EDIN 51606 SNI
Density @ 15OC 0.875 – 0.9 g/mL 0.875 – 0.9 g/mL 0.85 – 0.89 g/mL
Viskosity @ 40OC 1.9 – 6.0 mm2/sec 3.5 – 5.0 mm2/sec 2.3 -6.0 mm2/sec
Flashpoint 130OC 1100C 1000C
Water & Sediment 0.050 max % vol 0.030 max % vol 0.050 max % vol
Acid Number 0.8 0.5 0.8
Free Glycerin 0.02 0.02 0.02 max
Total Glycerin 0.24 0.25 0.24 max
Cetane 47 min 49 min 51 min
Carbon Residue 0.05% max 0.05% max 0.05 % max
Cloud Point Tidak terdefinisi - 200C 180C max
Universitas Indonesia
Gambar 2. 3Dari kiri ke kanan : Biodiesel dari jarak pagar, minyak jelantah dan RBDPO.
(Terlihat bahwa biodiesel yang dihasilkan dari minyak jelantah memiliki tingkat kejernihan yang
sama dengan biodiesel yang dihasilkan dari kelapa sawit dan jarak walaupun minyak jelantah
merupakan minyak bekas, adapun mengenai warna merupakan pengaruh dari kadar betakaroten
dan mineral-mineral yang sangat kecil dan tidak berpengaruh pada kualitas biodiesel) [15].
Universitas Indonesia
dan air produk ikutan reaksi harus disingkirkan dari fasa reaksi, yaitu fasa minyak.
Melalui kombinasi-kombinasi yang tepat dari kondisi-kondisi reaksi dan metode
penyingkiran air, konversi sempurna asam-asam lemak ke ester metilnya dapat
dituntaskan dalam waktu 1 jam [16]. Reaksi esterifikasi dapat dilihat pada gambar
2.4 di bawah ini.
Langkah ketiga, pada fase ini terjadi perpindahan proton (ion hidrogen)
dari oksigen terbawah ke atom oksigen lainnya.
Universitas Indonesia
2.1.3.2. Transesterifikasi
Transesterifikasi (disebut juga alkoholisis) adalah reaksi antara lemak atau
minyak nabati dengan alkohol untuk membentuk ester dan gliserol. Biasanya
dalam reaksi ini digunakan katalis untuk meningkatkan laju reaksi dan jumlah
yield produk. Karena reaksi ini adalah reaksi reversible, maka digunakan alkohol
berlebih untuk menggeser kesetimbangan ke arah produk [16]. Reaksi
transesterifikasi trigliserida menjadi metil ester dapat dilihat pada gambar 2.11 di
bawah ini.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
asam lemak tidak jenuh, dan apabila tidak terdapat ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbonnya karbonnya disebut dengan asam lemak jenuh.
Secara umum struktur asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. 14 Struktur molekul asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh
Lipid sederhana merupakan senyawa organik non-polar dan hanya dapat
larut dalam senyawa non-polar seperti kloroform dan eter. Lipid merupakan
senyawa yang penting bagi organism karena berperan sebagai komponen
membran sel, menghasilkan energy yang tinggi untuk proses metabolism, dan
juga sebagai cadangan makanan.
Lipid sederhana umumnya banyak ditemukan di dalam terdapat sebagai
lipid sederhana, lilin, fosfolipid, sfingolipid, glikolipid, lipoprotein, eiksanoid,
stereoid dan lipid pelarut vitamin A, D, E dan K. Lipid sederhana terdiri dari
molekul asam lemak dan gliserol, dan merupakan jenis lipid yang paling banyak
terdapat di alam. Berdasarkan jumlah asam lemak yang berikatan dengan gliserol,
lipid sederhana terbagi atas triasigliserida, digliserida dan monogliserida.
Lipid sederhana umumnya banyak ditemukan dalam bentuk trigliserida,
sedangkan bentuk monogliserida dan digliserida jarang ditemukan. Trigliserida
terdiri dari gliserol yang membentuk ikatan ester dengan tiga molekul asam
lemak.
Berdasarkan ada atau tidaknya ikatan kovalen rangkap pada rantai
hidrokarbon, asam lemak dapat digolongkan menjadi asam lemak jenuh dan asam
lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan kovalen rangkap,
sedangkan asam lemak tidak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan kovelen
rangkap. Asam lemak tidak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap disebut
monosaturated sedangkan asam lemak tidak jenuh yang memiliki lebih dari satu
ikatan rangkap disebut polysaturated.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
mentah (Crude Palm Oil) dihasilkan dari daging buah (mesocarp) dan merupakan
bahan dasar utama pembuatan minyak goreng. Minyak kelapa sawit mentah
diperoleh dari mengekstraksi daging buah kelapa sawit. Di dalam proses ekstraksi,
buah kelapa sawit dapat menghasilkan 59% palm oil dan 4% palm kernel oil.
Minyak inti kelapa sawit (Palm Kernel Oil) dihasilkan dari inti buah kelapa sawit
dengan proses ekstraksi, seperti pada ekstraksi kelapa sawit E. guineensis yang
dapat menghasilkan 48-52% minyak inti kelapa sawit [17].
Warna minyak kelapa sawit kemerah-merahan karena banyak
mengandung betakaroten. Minyak kelapa sawit banyak digunakan sebagai minyak
goreng, mentega dan sebagai salah satu komponen dari makanan yang sudah
diproses. Memanaskan minyak kelapa sawit selama beberapa menit akan
mematikan karotenoid menyebabkan minyak menjadi berwarna putih.
B. Minyak Jelantah
Minyak jelantah (fried palm oil) merupakan limbah dan bila ditinjau dari
komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang
bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi jelas bahwa
pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia,
menimbulkan penyakit kanker, dan akibat selanjutnya dapat mengurangi
kecerdasan generasi berikutnya. Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar
limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian
dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan.
Universitas Indonesia
Salah satu bentuk pemanfaatan minyak jelantah agar dapat bermanfaat dari
berbagai macam aspek ialah dengan mengubahnya secara proses kimia menjadi
biodiesel. Hal ini dapat dilakukan karena minyak jelantah juga merupakan minyak
nabati, turunan dari CPO (crude palm oil). Adapun pembuatan biodiesel dari
minyak jelantah ini menggunakan reaksi transesterifikasi seperti pembuatan
biodiesel pada umumnya dengan pretreatment untuk menurunkan angka asam
pada minyak jelantah.
Hasil ujicoba pada kendaraan Izusu Elf menunjukkan adanya penghematan
bahan bakar dari 1 liter untuk 6 kilometer menjadi 1 liter untuk 9 kilometer
dengan menggunakan biodiesel dari minyak jelantah, demikian juga BBM perahu
nelayan berkurang sekitar 20 persen apabila digunakan oleh para nelayan (Gatra
2006). Bahkan telah diuji coba pada kendaraan bermesin diesel sampai 40%
campuran dengan solar selama kurang lebih 3 tahun tanpa masalah sadikit pun.
Tabel 2. 5 Hasil uji laboratorium perbandingan Biodiesel dan Solar
ASTM Standar
Sifat fisik Unit Hasil SNI Biodiesel
(Minyak Solar)
Flash point °C 170 Min.100 Min. 100
Viskositas (40°C) cSt. 4,9 1,9-6,5 2,3-6,0
Bilangan setana - 49 Min.40 Min.48
Cloud point °C 3,3 - Maks.18
Sulfur content % m/m <<> 0.05 max Maks.0,05
Calorific value kJ/kg 38.542 45.343 --
Density (15°C) Kg/l 0,85 0,84 0,86-0,90
Gliserin bebas Wt.% 0,00 Maks.0,02 Maks 0,02
Dari tabel tersebut terlihat bahwa biodiesel dari substrat minyak jelantah
merupakan alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan sebagaimana biodiesel
dari minyak nabati lainnya. Hasil uji gas buang menunjukkan keunggulan FAME
Universitas Indonesia
2.2. Biokatalis
Suatu reaksi kimiawi yang menggunakan katalis biologis (biokatalis),
merupakan metoda yang tidak asing dalam proses sinstesis kimia organik di ranah
akademis maupun dalam tataran industri. Sampai saat ini, metoda tersebut banyak
berperan dalam industri kimia dan farmasi, industri pangan dan pakan, serta
dalam pengelolaan limbah dan remediasi lingkungan. Sehingga, tidaklah
mengherankan, bila biokatalis dianggap sebagai komponen penting dan bagian
yang tak terpisahkan dari industri [17].
Universitas Indonesia
Biokatalis, yang berupa enzim, sel mikroba (hidup atau mati), yang terikat
dalam matriks atau bebas, secara tradisional telah digunakan untuk mengkonversi
bahan baku yang berasal dari bahan organik atau bahan baku yang terbarukan.
Namun, pemanfaatannya terus meluas, sehingga digunakan juga untuk mengolah
material yang berasal dari bahan bakar fosil. Pemanfaatannya juga begitu
beragam, dari biotransformasi senyawa khiral secara enzimatis untuk produksi
obat sampai sintesis biodisel. Secara umum, enzim digunakan sebagai biokatalis
dalam beragam reaksi, seperti hidrolisis, transesterifikasi, dan lain-lain [17].
Biokatalis yang akan digunakan dalam sintesis biodiesel ini dilakukan
pemilihan terlebih dahulu dan proses tersebut disebut screening biokatalis. Pada
tahap screening biokatalis akan dikumpulkan literatur mengenai jenis-jenis lipase
terbaik yang digunakan untuk sintesis biodiesel dengan menggunakan rute non-
alkohol serta referensi mengenai kondisi operasi optimal untuk reaksi sintesis
biodiesel dengan menggunakan rute non-alkohol baik dari buku, jurnal, maupun
artikel. Dari hasil studi literatur ini diharapkan diperoleh tinjauan pustaka yang
dapat digunakan sebagai dasar dari reaksi sintesis biodiesel rute non-alkohol.
Setelah dilakukan pemilihan terhadap berbagai macam biokatalis yang akan
digunakan dalam sintesis biodiesel ini maka Candida rugosa lipase dipilih sebagai
biokatalis untuk proses sintesis biodiesel ini karena Candida rugosa lipase
mempunyai sifat-sifat khusus yang sangat baik untuk sintesis biodiesel antara lain
Candida rugosa lipase bersifat non-patogenik (tidak menimbulkan penyakit) dan
sangat aktif terhadap rantai panjang trigliserida pada kondisi optimumnya yaitu
pada temperatur 30-40 0C dan pH 8 [23].
Tabel 2. 7 Perbandingan efek berbagai macam lipase dalam reaksi esterifikasi [34]
Lipase % Yield
Porcine pancreas (non-immobilized) 22.45
Porcine pancreas (immobilized) 13.79
Lipolase 100T (immobilized) 42.17
Rhizopus arrhizus lipase (non-immobilized) 66.39
Rhizopus arrhizus lipase (immobilized) 26.31
Rhizopus usamii lipase (non-immobilized) 61.18
Rhizopus usamii lipase (immobilized) 20.60
Candida cylindracea (non-immobilized) 19.72
Candida cylindracea (immobilized) 17.20
Candida sp. 99-125 lipase (non-immobilized) 80.50
Candida sp. 99-125 lipase (immobilized) 81.51
Universitas Indonesia
2.2.1. Lipase
Lipase (Triasil gliserol hidrolase) merupakan enzim yang tersebar yang
mengkatalisis hidrolisis lemak dan minyak. Aktivasi lipase terjadi dipermukaan
air-lemak, yang merupakan karakteristik struktural yang unik dari kelas enzim ini.
lipase menjadi unit oligopeptida heliks yang melindungi active site sehingga
disebut pada interaksi dengan permukaan hidrofobik seperti droplet lemak,
memungkinkan pergerakan seperti dalam jalan untuk membuka active site untuk
substrat.
Active site biasanya dikarakterkan dengan senyawa triad serin, histidin,
dan aspartat, kompleks enzim asli menjadi perantara penting dalam mengkatalisis
reaksi lipase. Sebagai tambahan dalam fungsi biologisnya pada bakteri, jamur,
tumbuhan dan hewan tingkat tinggi, lipase digunakan dalam sejumlah proses
industri seperti minyak dan lemak, detergen, roti, pembuatan keju, pembersih
permukaaan kulit dan proses pembuatan kertas. Selain itu, lipase merupakan
enzim yang paling sering digunakan dalam sintesis organik, mengkatalis kemo-,
regio- dan atau hidrolisis strereoselektif ester asama karboksilat atau reaksi balik
pelarut organik.
Universitas Indonesia
Berikut ini adalah jenis biokatalis, reaksi dan produk yang dihasilkan :
Tabel 2. 8 Jenis biokatalis dan produk yang dihasilkan
Gambar 2. 18 Pseudomonas sp
2. Lipase yang menghidrolisis spesifik pada posisi 1 dan 3 dari triasilgliserol.
Contoh mikroba penghasil tersebut adalah A. niger dan M. miehei produk
yang dihasilkan berupa asam lemak bebas, 1,2-diasilgliserol, dan 2
monoasilgliserol.
Universitas Indonesia
Gambar 2. 20 G. Candidum
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
bekerja di mulut dan usus halus) memiliki pH optimum sekitar 7,5 (agak basa).
Gambar dibawah ini menunjukkan pH optimum dari biokatalis.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
5. Konsentrasi Enzim
Konsentrasi enzim juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar
konsentrasi enzim semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain,
konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
Sisi aktif suatu enzim dapat digunakan berulang kali oleh banyak substrat.
Substrat yang berikatan dengan sisi aktif enzim akan membentuk produk.
Pelepasan produk menyebabkan sisi aktif enzim bebas untuk berikatan dengan
substrat yang lainnya. Oleh karenanya hanya dibutuhkan sejumlah kecil enzim
untuk mengkatalis sejumlah besar substrat.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Gambar 2. 31 Reaksi enzimatik dari candida rugosa lipase pada hidrolisis substrate trigliserol
Aplikasi yang sangat potensial dari Candida rugosa lipase yaitu dalam hal
memproduksi asam lemak dan gliserol melalui hidrolisis minyak dan lemak,
modifikasi komposisi dan sifat-sifat fisika dari campuran trigliserida melalui
reaksi interesterifikasi dan transesterifikasi seperti yang ditunjukkan pada gambar
2.17 dan sintesis kimia dalam pelarut organik. Sifat-sifat non-hidrolitik
(esterifikasi) dapat terjadi terutama dalam lingkungan perairan yang terbatas.
Ikatan lipase pada interface antara larutan aqueous dan fasa organik akan
mengkatalis pada reaksi hidrolisis pada interface yang sama. Ikatan tersebut tidak
hanya menempatkan Candida rugosa lipase dekat dengan substrat, akan tetapi
juga meningkatkan kekuatan katalitik dari Candida rugosa lipase, dan peristiwa
ini disebut dengan interfacial activation. Di dalam lingkungan yang terdapat
pelarut-pelarut organik, Candida rugosa lipase mengkatalis sintesis ester baru dan
juga modifikasi dari sakarida, peptida atau pembentukkan aktif enansiomer untuk
produksi kimia [23].
Universitas Indonesia
Gambar 2. 33 Mekanisme umum dalam penggunaan candida rugosa lipase sebagai katalis
(a) asimetrik katalisis (b) kinetika penempatan Candida rugosa lipase pada pusat kiral [23]
Universitas Indonesia
Metode
Immobilisasi
Entrapment Binding
Gel
Entrapment
Cross-linking Carrier
Fiber Binding
Entrapment
Micro
Encapsulating Physical Ionic binding Chelation/metal Covalent
adsorption binding Binding
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
molekul yang diadsorp. Jumlah molekul air sesuai dengan jumlah pori-pori atau
volume hampa yang akan terbentuk bila unit sel kristal zeolit tersebut dipanaskan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
alkil asetat ini diharapkan mampu meningkatkan stabilitas enzim yang digunakan
selama proses reaksi secara signifikan.
Gambar 2. 41 Reaksi interesterifikasi minyak nabati melalui rute reaksi non alkohol
2.4.2. Produk
Dalam sintesis biodiesel menggunakan rute non alkohol, trigliserida (TG)
mengalami reaksi interesterifikasi menjadi digliserida (DG), monogliserida (MG)
dan triacylgliserol (TA), dimana disetiap tahap tersebut dihasilkan biodiesel (B)
seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
V = k3 ⎣⎡ ES ⎦⎤
laju penguraian ES = k2 ⎡⎣ ES ⎤⎦
[2.2]
laju penguraian ES = k3 ⎡⎣ ES ⎤⎦
laju penguraian ES = ( k2 + k3 ) ⎡⎣ ES ⎤⎦
sedang laju pembentukkan ES = k1 ⎡⎣ E ⎤⎦ ⎡⎣ S ⎤⎦
Universitas Indonesia
k3 ⎡⎣ ET ⎤⎦ ⎡⎣ S ⎤⎦
v= k3 ⎡⎣ ET ⎤⎦ = vmaks
K M + ⎡⎣ S ⎤⎦ [2.5]
k ⎡ ET ⎤ ⎡ S ⎤ v ⎡ S ⎤
v = 3 ⎣ ⎦ ⎣ ⎦ = maks ⎣ ⎦
K M + ⎡⎣ S ⎤⎦ K M + ⎡⎣ S ⎤⎦
Universitas Indonesia
lipase. Dan disamping itu juga pada penelitian ini dilakukan juga studi tentang
kinetika model dari inhibisi kompetitif dari suatu produk [28].
Reaserch group dari India oleh Mukesh Kumar et al juga melakukan
penelitian (2007) tentang reaksi interesterifikasi antara Jatropha curcas
(jatropha), Pongamia pinnata (karanj) dan Helianthus annuus (sunflower) dengan
menggunakan biokatalis Novozym-435. Maksimum yield metil ester yang didapat
91.3%, 90% dan 92.7% dengan rasio mol etil acetat/ minyak 11:1 reaksi selama
12 jam pada suhu 50OC [27].
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
substrat yang digunakan hingga biokatalis yang digunakan seperti yang saat ini
sedang dilakukan oleh Risan Aji Surendro yang melakukan sintesis biodiesel
dengan metil asetat melalui rute non-alkohol menggunakan biokatalis porcine
pancreatic lipase.
Universitas Indonesia
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas alur proses penelitian, peralatan dan bahan
yang digunakan selama penelitian, variabel penelitian, dan prosedur penelitian.
Sebagian besar penelitian dilakukan di Laboratorium Dasar Proses Kimia (DPK),
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Untuk
melakukan analisis sampel dengan menggunakan HPLC (High Performace Liquid
Chromatograph) dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Teknologi (BPPT-
Puspitek-Serpong).
Set Up Reaktor
(Reaksi rute non-alkohol)
Immobilisasi Biokatalis
(Lipase di imobilisasi dengan menggunakan zeolit sebagai support)
Uji Aktivitas
(Variasi konsentrasi enzim, variasi temperatur)
Uji Stabilitas
(Menggunakan katalis berulang)
Analisis Sampel
(Menggunakan HPLC)
51 Universitas Indonesia
Gambar 3. 2 Termometer
2) Stop watch digunakan sebagai pengukur waktu dalam pengambilan sampel.
(Alba, China)
Universitas Indonesia
Gambar 3. 5 Waterbath
5) Labu erlenmeyer 25 ml sebagai tempat reaksi. (Iwaki Glass, Underlic, Japan)
Universitas Indonesia
7) Botol plastik sebagai tempat menaruh sampel. (Plastic Screwcap, Iwaki Glass,
Canada)
Universitas Indonesia
10) Cawan petri sebagai wadah menaruh bahan-bahan kimia. (Glass, Brand,
Unknown made)
Universitas Indonesia
13) HPLC yang digunakan sebagai alat untuk menganalisa sampel hasil sintesis
biodiesel.
Tabel 3. 1 Spesifikasi alat HPLC
Merk Hitachi
Detektor L-4000 UV Detektor dengan
panjang gelombang 205 nm
Kolom C-18 Reverse Fase
Merck Kolom Wakopak
Jenis Kolom Wakosil-GP-N6
Diameter kolom 4.6 mm
Panjang kolom 150 mm
Pump L-6200A
Differential RI-71
Refractometer
Column Thermostat L-5025
Eluen a. Methanol
b. Isopropanol dan Hexane
Flow 0,8 ml/ menit
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Gambar 3. 21 Skematik diagram reaktor batch interesterifikasi sintesis biodiesel secara enzimatis
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
3. Tahap penelitian
Mengukur massa substrat minyak jelantah yang diperlukan untuk reaksi
dengan perbandingan mol minyak jelantah : mol metil asetat = 1: 6
4. Mempersiapkan minyak jelantah ke dalam reaktor batch
a. Memasukan minyak jelantah ke dalam tabung reaktor tumpak
b. Menyalakan stirer gigantor
c. Mengalirkan air pada kondenser
d. Men-setting waterbath pada suhu 60oC, kemudian ukur suhunya menggunakan
termometer
e. Setelah suhu minyak minyak sawit sudah mencapai 60oC
5. Mempersiapkan larutan metil asetat
a. Mengukur volume metil asetat yang dibutuhkan sesuai perbandingan
stokiometrik menggunakan gelas ukur 100 ml.
b. Mengambil metil asetat yang dibutuhkan sesuai perbandigan mol yang
digunakan, kemudian dituang ke dalam labu erlenmeyer 25 ml, lalu labu
erlenmeyer ditutup dengan menggunakan sumbat kayu.
6. Mempersiapkan katalis NaOH
a. Menghitung massa NaOH yang dibutuhkan secara stokiometrik. Asumsi
massa NaOH yang dibutuhkan adalah 1% wt dari berat total minyak jelantah
dan metil asetat.
b. Massa NaOH yang dibutuhkan kemudian ditimbang dengan menggunakan
timbangan digital.
7. Melarutkan NaOH ke dalam metil asetat
a. Memasukan NaOH kedalam labu erlenmeyer dengan menggunakan corong.
b. Melarutkan NaOH dengan metil asetat dengan menggunakan magnetic stirer
dan tunggu hingga larut.
8. Memulai reaksi interesterifikasi
a. Memasukan larutan NaOH dan metil asetat kedalam tabung reaktor batch
yang telah berisi minyak jelantah pada suhu 60oC.
b. Catat waktu reaksi dengan menggunakan stopwatch.
c. Tunggu hingga 1 jam dan kemudian diambil sampelnya.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
b. Preparasi Biokatalis
Lipase yang telah ditimbang kemudian dilarutkan pada metil asetat hingga
larut. Banyaknya metil asetat yang digunakan ditentukan dari variasi rasio mol
substratya.
c. Immobilisasi Biokatalis
Zeolit yang sudah terktivasi kemudian dimasukan kedalam larutan metil
asetat yang sudah berisi lipase. Zeolit kemudian di aduk (di stirer) pada
temperatur ruang. Diharapkan selama proses pengadukan terjadi proses adsorpsi
dimana adanya terjadi pertukaran ion-ionnya antara lipase dan zeolit. Pada tahap
proses adsorpsi inilah lipase akan menempel pada penyangganya (lipase
terimmobilsasi)
Larutan lipase diimobilisasi selama 60 menit. Butiran penyangga
kemudian dipisahkan dari sisa larutan lipase menggunakan molekular sieve.
Universitas Indonesia
Gambar 3. 25 Diagram alir reaksi interesterifikasi sintesis biodiesel menggunakan lipase dalam
bentuk tersuspensi (substrat: minyak jelantah; t = 50 jam; T = 370C)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Gambar 3. 27 Diagram alir uji stabilitas lipase terimmobilisasi reaksi interesterifikasi biodiesel
(substrat: minyak jelantah; t = 50 jam; T = 370C)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Gambar 3. 28 Diagram alir reaksi interesterifikasi sintesis biodiesel menggunakan lipase dalam
bentuk tersuspensi dengan penambahan asam palmitat sebagai inhibitor
(substrat: minyak jelantah; t = 50 jam; T = 500C)
Universitas Indonesia
Gambar 3. 29 Diagram alir reaksi interesterifikasi sintesis biodiesel menggunakan lipase dalam
bentuk tersuspensi dengan penambahan asam palmitat sebagai inhibitor
(substrat: minyak jelantah; t = 50 jam; T = 500C)
Universitas Indonesia
Gambar 3. 30 Diagram alir reaksi interesterifikasi sintesis biodiesel menggunakan lipase dalam
bentuk tersuspensi (substrat: minyak jelantah; t = 50 jam; T = 500C)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Gambar 3. 32 Diagram alir reaksi interesterifikasi sintesis biodiesel menggunakan lipase dalam
bentuk tersuspensi (substrat: minyak jelantah; t = 50 jam; T = 250C)
Kondisi Reaksi
Konsentrasi awal enzim 4 [%wt campuran reaktan]
Rasio mol Minyak jelantah : metil asetat 1:12
Temperatur reaksi 250C
Waktu reaksi 50 jam
Universitas Indonesia
Tabel 3. 12 Data stndar HPLC untuk sintesis biodiesel melalui rute non alkohol
Standar Rute non Alkohol
Konsentrasi Konsentrasi
Zat Luas Area
mg/l mol/l
T 836486 186.9500 0.183216057
D 534017 127.5875 0.17964504
M 1829086 62.6875 0.156148807
F 4085094 546.6250 1.600846366
Universitas Indonesia
Keterangan :
T (Trioleat) , D (Dioleat) , M (Mono-oleat), F (Fatty Acid Metyl Ester)
Konsentrasi mg/L (Trioleat)
Konsentrasi (Trioleat)=
Mr Trioleat
Konsentrasi mg/L (Dioleat)
Konsentrasi (Dioleat)=
Mr Dioleat
Konsentrasi mg/L (Mono-oleat)
Konsentrasi (Mono-oleat)=
Mr Mono-oleat
Konsentrasi mg/L (Fatty Acid Metyl Ester)
Konsentrasi (Fatty Acid Metyl Ester)=
Mr Trioleat (Fatty Acid Metyl Ester)
Berikutnya adalah melakukan interpolasi terhadap luas area yang
diperoleh dari percobaan terhadap luas area standar yang digunakan. Interpolasi
dilakukan untuk mendapatkan konsentrasi sampel secara akurat. Interpolasi
dilakukan secara sederhana dengan rumus sebagai berikut:
Luas area sampel
Konsentrasi sampel (mol/L) = × konsentrasi standar (mol/L)
Luas area standar
Setelah mendapatkan konsentrasi sampel menggunakan interpolasi
terhadap data standar yang digunakan, maka konsentrasi biodiesel yang terbentuk
saat t tertentu dihitung menggunakan % mol balance.
3 × CT,t = t + 2 × CD , t =t + CM , t =t + CB ,t =t
% mol balance = x100% ( 3.1)
3 × CT,t = 0 + 2 × CD , t = 0 + CM , t =0 + CB ,t = 0
CT, t= 0 − CT, t= t
% konversi Trioleat = × 100% ( 3.2 )
CT, t = 0
C D , t =t × 2
% yield dioleat = ×100% ( 3.3)
(CT , t = 0 ) × 3
Universitas Indonesia
C M ,t = t
% yield mono-oleat = ×100% ( 3.4 )
(CT , t =0 )
CB , t =t
% yield Biodiesel = ×100% ( 3.5)
CT , t =0
Universitas Indonesia
Pada penelitian ini terdapat 4 pekerjaan utama yang harus dilakukan, yaitu:
1. Mempersiapkan data hasil interesterifikasi sintesis biodiesel selama penelitian.
2. Melakukan penurunan rumus secara aljabar dari persamaan reaksi enzimatik
Michaelis-Menten.
3. Melakukan fitting kurva dengan metode linierisasi.
Pada proses fitting kurva, dilakukan penyesuaian antara data – data hasil
percobaan dengan model reaksi Michaelis-Menten menggunakan metode
linierisasi yang telah diturunkan persamaannya. Tujuannya adalah untuk
mencari nilai Vmax dan Km yang belum diketahui pada persamaan model
reaksi.
4. Pembahasan hasil penelitian dan pembuatan kesimpulan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di Oleat
Tri Oleat
Tri Oleat
Mono Oleat
Di Oleat
non alcohol. Dari gambar tersebut terlihat bahwa konversi biodiesel (methyl oleat)
yang dihasilkan sangat tinggi sekitar 94 %, yang berarti trigliserida terkonversi
secara sempurna menjadi biodiesel.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
melaporkan bahwa dengan kondisi operasi tersebut konversi metil ester yang
dihasilkan bisa mencapai 93-98%.
Reaksi interesterifikasi dengan menggunakan minyak jelantah tidak bisa
dilakukan secara langsung. Perlu dilakukan pretreatment terlebih dahulu terhadap
minyak jelantah. Pretreatment yang dilakukan berupa proses penyaringan minyak
jelantah menggunakan kertas saring. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan
pengotor-pengotor yang terkandung di dalam minyak jelantah dan proses
penghilangan kandungan air dari minyak jelantah menggunakan oven pada suhu
105ºC selama 20 menit. Proses pengurangan kandungan minyak jelantah
dimaksudkan untuk mengurangi reaksi saponifikasi selama proses interesterfikasi.
Metil ester
Triasetilgliserol
Gambar 4. 6 Hasil reaksi interesterifikasi melalui rute non alkohol dengan substrat minyak
jelantah menggunakan katalis NaOH
Hasil reaksi yang terbentuk berupa dua fasa yaitu lapisan atas metil ester
berwarna kuning bening, sedangkan lapisan bawah berwarna kuning dengan
Universitas Indonesia
sedikit lebih pekat. Setelah reaksi selesai, dilakukan pemisahan secara sederhana
menggunakan perbedaan fasa, lapisan atas metil ester dipisahkan dengan cara
dituang dan triasetilgliserol dibiarkan mengendap didasar reaktor. Setelah
dipisahkan dari triasetilgliserol, metil ester yang terbentuk langsung dicuci dengan
air hangat secara perlahan-lahan menggunakan botol aquades. Tujuan pencucian
ini adalah untuk menghilangkan sisa metil asetat dan sisa katalis NaOH yang
masih terdapat dalam produk. Air merupakan pelarut polar sehingga akan dapat
melarutkan senyawa polar seperti metil asetat dan sisa katalis NaOH..
Setelah dilakukan pencucian dengan air hangat, proses treatment
beikutnya adalah penghilangan kandungan air dari produk metil ester yang
terbentuk. Proses penghilangan kandungan air ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadi reaksi penyabunan berkelanjutan. Reaksi penyabunan mungkin terjadi jika
masih ada sisa metil asetat dan katalis NaOH yang tidak larut selama proses
pencucian. Proses penghilangan kandungan air dilakukan dengan merendam
produk metil ester yang terbentuk dalam waterbath pada suhu 100ºC selama 2
menit. Dalam proses pengeringan terlihat adanya uap air yang terbentuk dan
menempel pada dinding labu erlenmeyer yang berisikan metil ester.
Metil Ester
dari Minyak jelantah
Gambar 4. 7 Produk metil ester hasil pemurnian dengan menghilangkan kandungan airnya.
Untuk mengetahui konsentrasi yang terbentuk dari rute alkohol ini, maka
setiap sampel dianalisa menggunakan HPLC. Sampel yang dianalisa adalah saat t
= 0 menit, yaitu saat minyak jelantah belum mulai beraksi, ini merupakan waktu
awal-mula reaksi. Berikutnya adalah saat t = 60 menit, ketika minyak jelantah
telah mengalami reaksi interesterifikasi membentuk biodiesel, ini merupakan
Universitas Indonesia
waktu akhir reaksi dimana semua substrat dianggap telah membentuk produk
biodiesel. Berikut adalah hasilnya:
5
4.4%
3
% Yield
Minya k Sawit
MInya k Je la ntah
2
1.27 %
1
0
1
t (ja m)
Universitas Indonesia
Marno sebelumnya, yaitu sebesar 0.24 mol/L. Hal ini disebabkan oleh masih
terdapatnya pengotor (impurities) dan banyaknya kandungan asam lemak bebas
dan kandungan air yang terdapat pada minyak jelantah yang digunakan. Adanya
kandungan asam lemak bebas dan kandungan air mendorong terjadinya reaksi
hidrolisis yang dapat menurunkan konsentrasi biodiesel yang dihasilkan.
Universitas Indonesia
substrat akan direaksikan dengan metil asetat sebagai pensuplai gugus alkil dalam
reaksi interesterifikasi.
Gambar 4. 10 Enzim Candida rugosa lipase dalam bentuk powder yang digunakan untuk
mensintesis biodiesel dalam bentuk tersuspensi
4
3.5
3
Ci (mol/L)
2.5 Ct (mol/L)
Cd (mol/L )
2 Cm (mo l/L)
1.5 Cb (mol/L )
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60
t (jam)
Gambar 4. 11 Laju konsentrasi masing-masing komponen (mol/L) dalam reaksi sintesis biodiesel
dengan substrat minyak jelantah menggunakan Candida rugosa lipase dalam bentuk tersuspensi
(Kondisi operasi : substrat= minyak sawit dan minyak jelantah,
rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Universitas Indonesia
Minya k Sawit
Minya k Je la ntah
1.5
Ct (mol/L)
1
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60
t (jam)
Gambar 4. 12 Laju reaksi trioleat (mol/L) dalam variasi waktu menggunakan Candida rugosa
lipase dalam bentuk tersuspensi (Kondisi operasi : substrat= minyak sawit dan minyak jelantah,
rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
0.9
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0 10 20 30 40 50 60
t (jam)
Gambar 4. 13 Laju reaksi dioleat (mol/L) dalam variasi waktu menggunakan Candida rugosa
lipase dalam bentuk tersuspensi (Kondisi operasi : substrat= minyak sawit dan minyak jelantah,
rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
0.05
Minya k Sawit
0.04 Minya k Je la ntah
Cm (mol/L)
0.03
0.02
0.01
0
0 10 20 30 40 50 60
t (jam)
Gambar 4. 14 Laju reaksi mono oleat (mol/L) dalam variasi waktu menggunakan Candida
rugosa lipase dalam bentuk tersuspensi (Kondisi operasi : substrat= minyak sawit dan minyak
jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Universitas Indonesia
4
Cb (mol/L)
3
1 Minya k Sawit
Minya k Je la ntah
0
0 10 20 30 40 50 60
t (jam)
Gambar 4. 15 Laju reaksi metil oleat (mol/L) dalam variasi waktu menggunakan Candida rugosa
lipase dalam bentuk tersuspensi (Kondisi operasi : substrat= minyak sawit dan minyak jelantah,
rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Dari kurva laju reaksi tri oleat yang dihasilkan, dapat terlihat bahwa
konsentrasi dari trioleat (mol/L) akan semakin mengalami penurunan seiring
meningkatnya waktu reaksi. Penurunan konsentrasi trioleat dikarenakan adanya
sejumlah substrat yang membentuk menjadi produk (biodiesel). Peningkatan
jumlah produk yang terbentuk terlihat dari meningkatnya konsentrasi biodiesel
yang dihasilkan (mol/L) seiring bertambahnya waktu.
Dari gambar 4.15 terlihat bahwa konsentrasi biodiesel yang terbentuk
paling besar terjadi pada saat t = 50 jam, yaitu mencapai 3.88 mol/L. Berdasarkan
teori tentang laju reaksi pembentukan produk, suatu produk yang terbentuk
seharusnya akan semakin besar jika waktu reaksi yang digunakan semakin lama.
Dengan kata lain lama waktu reaksi yang dibutuhkan untuk mensintesis biodiesel
akan mempengaruhi laju reaksi dari pembentukkan suatu produk.
Kurva-kurva hasil percobaan sintesis biodiesel dengan menggunakan rute-
non alkohol yang terbentuk diatas hampir seluruhnya mengikuti bentuk kurva
linier signoid seperti pada umumnya mekanisme reaksi enzimatik yang pernah
dilakukan. Peningkatan konsentrasi biodiesel yang dihasilkan pada saat t = 50
jam masih terlihat berbeda dengan saat t = 30 jam. Terdapat peningkatan yang
cukup signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan enzim untuk
mengikat substrat minyak jelantah masih sangat efektif dan tingkat aktivitas
enzim belum mengalami penurunan. Ada kemungkinan ketika t ≥ 50 jam produk
Universitas Indonesia
yang dihasilkan akan turun, saat inilah kinerja enzim sebagai biokatalis sudah
terdeaktivasi, dimana enzim sudah tidak mampu mengikat substrat dan enzim
sudah mengalami kejenuhan.
Hasil penelitian ini jika dibandingkan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Septhian Marno pada tahun 2008 yang sama-sama menggunakan
enzim Candida rugosa lipase dalam bentuk free (tersuspensi), maka penelitian ini
mempunyai nilai konversi untuk membentuk metil oleat yang lebih rendah yaitu
sebesar 74.68%. Dalam penelitian Septhian Marno yang mereaksikan minyak
sawit (palm oil) dengan metil asetat menggunakan free enzim Candida rugosa
lipase menghasilkan konversi metil oleat sekitar 86.55 %.
Gambar 4. 16 Tahap reaksi sintesis biodiesel melalui rute non alkohol menggunakan biokatalis
Candida rugosa lipase
Hasil tersebut tidak terlalu jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan
saat ini terhadap penelitian yang dilakukan oleh Septhian Marno, hal ini
dikarenakan perbedaannya hanya terdapat pada substratnya saja. Untuk penelitian
kali ini digunakan substrat minyak jelantah sedangkan pada penelitian Septhian
Marno menggunakan substrat minyak sawit. Konversi yang dihasilkan dari
minyak sawit lebih besar dari pada konversi yang dihasilkan dari substrat minyak
jelantah, karena pada minyak jelantah bilangan asam atau angka asamnya lebih
tinggi jika dibandingkan dengan minyak kelapa sawit. Hal ini dapat dipahami
karena minyak jelantah telah mengalami proses penggunaan yang berulang-ulang
sehingga memiliki asam lemak bebas yang lebih tinggi dan telah mengalami
pengotoran/banyak terdapat impurities.
Universitas Indonesia
0.82 0.84
0.8
0
1 2 3
Substrat
Gambar 4. 17 Bilangan asam minyak kelapa sawit dan minyak jelantah
Keterangan :
No Zat
1 Minyak Sawit atau minyak jelantah sebelum reaksi
2 Biodiesel yang terbentuk melalui sintesis rute alkohol
Reaksi antara minyak sawit atau minyak jelantah dengan metil
3 asetat menggunakan katalis NaOH berlangsung pada suhu
60ºC selama 1 jam
Dari kurva diatas dapat terlihat bahwa biodiesel yang terbentuk dari
percobaan dengan menggunakan substrat minyak jelantah harus mengalami proses
treatment lanjutan terlebih dahulu untuk menetralkan asam lemak bebas (free fatty
acid) untuk mendapatkan konversi yang lebih besar.
0.5
0.40 7
0.4
Berat katalis (gram)
0.3
0.25 4
0.20 4
0.2
0.12 8
0.10 2
0.1 0.06 36
0
1% 2% 4%
Kon se ntra si biok ata lis (%wt)
Gambar 4. 19 Berat biokatalis yang digunakan untuk sintesis biodiesel menggunakan Candida
rugosa lipase dalam bentuk tersuspensi (Kondisi operasi : substrat= minyak sawit dan minyak
jelantah, rasio mol reaktan = 1:3 dan 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Minya k Sawit
MInya k Je la ntah
40
36 .2 6%
35
30 27 .7 7%
25 .2 %
25
% Yield
20 18 .0 8%
15 .9 6%
15
9.22 %
10
5
0
1% 2% 4%
Kon se ntra si Biok atalis
Gambar 4. 20 Pengaruh konsentrasi biokatalis terhadap konsentrasi biodiesel dari substrat minyak
sawit dan minyak jelantah (mol/L) yang dihasilkan pada rasio reaktan 1 : 3 menggunakan Candida
rugosa lipase dalam bentuk tersuspensi (Kondisi operasi : substrat= minyak sawit dan minyak
jelantah, rasio mol reaktan = 1:3, t = 50 jam; T= 370C)
Universitas Indonesia
Minya k Sawit
MInya k Je la ntah
86 .5 5%
80 74 .6 8%
60
% Yield
40
25 .4 4% 28 .1 1%
18 .0 5% 20 .8 9%
20
0
1% 2% 4%
Kon se ntra si Biok atalis
Gambar 4. 21 Pengaruh konsentrasi biokatalis terhadap konsentrasi biodiesel dari substrat minyak
sawit dan minyak jelantah (mol/L) yang dihasilkan pada rasio reaktan 1 : 12 menggunakan
Candida rugosa lipase dalam bentuk tersuspensi (Kondisi operasi : substrat= minyak sawit dan
minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Universitas Indonesia
0.5
Rasio mol reaktan 1 : 3
0.40 7
Rasio mol reaktan 1 : 12
Berat z eolit (gram) 0.4
0.3
0.25 4
0.20 4
0.2
0.12 8
0.10 2
0.1 0.06 36
0
1% 2% 4%
Kon se ntra si biok ata lis (%wt)
Gambar 4. 22 Berat zeolit yang digunakan untuk sintesis biodiesel menggunakan Candida rugosa
lipase terimmobilisasi dengan metode adsorpsi (Kondisi operasi : substrat= minyak sawit dan
minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:3 dan 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Minya k Sawit
MInya k Je la ntah
50
40
30
% Yield
24 .6 6%
20 16 .0 7% 17 .3 8%
9.79 %
10 7.38 %
3.09 %
0
1% 2% 4%
Kon se ntra si Biok atalis
Gambar 4. 23 Pengaruh konsentrasi biokatalis terhadap konsentrasi biodiesel dari substrat minyak
sawit dan minyak jelantah (mol/L) yang dihasilkan pada rasio reaktan 1 : 3 menggunakan Candida
rugosa lipase terimmobilisasi dengan metode adsorpsi (Kondisi operasi : substrat= minyak sawit
dan minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:3, t = 50 jam; T= 370C)
Universitas Indonesia
Minya k Sawit
MInya k Je la ntah
10 0
80 .9 5%
80 70 .6 2%
60
% Yield
40
25 .2 5%
17 .9 7%
20 13 .3 3%
6.75 %
0
1% 2% 4%
Kon se ntra si Biok atalis
Gambar 4. 24 Pengaruh konsentrasi biokatalis terhadap konsentrasi biodiesel dari substrat minyak
sawit dan minyak jelantah (mol/L) yang dihasilkan pada rasio reaktan 1 : 12 menggunakan
Candida rugosa lipase terimmobilisasi dengan metode adsorpsi (Kondisi operasi : substrat=
minyak sawit dan minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Dari gambar 4.23 dan 4.24 diatas dapat terlihat bahwa konsentrasi
biodiesel yang tebentuk dari hasil sintesis menggunakan rute non-alkohol
menggunakan lipase terimobilisasi metode adsorpsi mempunyai kecenderungan
yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya konsentrasi biokatalis yang
digunakan pada percobaan. Hal tersebut disebabkan oleh laju reaksi enzimatik
tergantung pada konsentrasi enzim yang berfungsi sebagai katalisator di dalam
reaksi sintesis biodiesel tersebut. Dengan kata lain konsentrasi enzim yang
digunakan akan mempengaruhi laju pembentukan produk. Dari kurva diatas akan
terlihat adanya pengaruh penambahan konsentrasi biokatalis terhadap
meningkatnya produk biodiesel yang dihasilkan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
% yield terbesar yang terbentuk, yaitu 70.62 % atau sama dengan konsentrasi
biodiesel yang terbentuk sebesar 3.67 mol/L.
Pengaruh penambahan biokatalis dapat menyebabkan laju reaksi dari
pembentukan produk akan menjadi semakin besar dengan meningkatnya
konsentrasi enzim yang digunakan. Dari percobaan yang dilakukan kali ini terlihat
bahwa peningkatan konsentrasi enzim secara umum berhasil meningkatkan
konsentrasi biodiesel yang terbentuk. Hasil ini sesuai dengan prinsip reaksi
enzimatis pada umumnya yaitu adanya pengaruh konsentrasi enzim (biokatalis)
terhadap meningkatnya laju awal reaksi dalam pembentukan produk.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Oil Molecules
10 0
86 .5 5%
Minya k Sawit
80 Minya k Je la ntah 74 .6 8%
% Yield
60
40 36 .2 6%
27 .7 7%
20
0
3 :1 12 : 1
Molar Ratio (Meth yl Acetate : Oil)
Gambar 4. 27 Pengaruh konsentrasi substrat terhadap konsentrasi biodiesel dari substrat minyak
sawit dan minyak jelantah (mol/L) yang dihasilkan pada rasio reaktan 1:3 dan 1:12 menggunakan
Candida rugosa lipase (4%wt) dalam bentuk tersuspensi (Kondisi operasi : substrat= minyak sawit
dan minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:3 dan 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Universitas Indonesia
10 0
Minya k Sawit 80 .9 5%
80 Minya k Je la ntah
70 .6 2%
% Yield 60
40
24 .6 6%
17 .3 8%
20
0
3:1 12 :1
Molar Ratio (Methyl Acetate : Oil)
Gambar 4. 28 Pengaruh konsentrasi substrat terhadap konsentrasi biodiesel dari substrat minyak
sawit dan minyak jelantah (mol/L) yang dihasilkan pada rasio reaktan 1:3 dan 1:12 menggunakan
Candida rugosa lipase (4%wt) terimobilisasi dengan metode adsorpsi (Kondisi operasi : substrat=
minyak sawit dan minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:3 dan 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
14 0
Can dida rugo sa lip ase
12 0 Can dida an ta rctica lipase
10 0
% Yield
80 70 .6 2%
62 .5 1%
60
40
20
0
12 : 1
Molar Ratio (Methyl Acetate : Oil)
Gambar 4. 29 Pengaruh konsentrasi substrat terhadap konsentrasi biodiesel dari substrat minyak
jelantah (mol/L) yang dihasilkan pada rasio reaktan 1:12 menggunakan Candida rugosa lipase dan
Candida antarctica lipase (4%wt) terimobilisasi metode adsorpsi (Kondisi operasi : substrat=
minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Universitas Indonesia
Gambar 4. 30 Tahap reaksi sintesis biodiesel melalui rute non alkohol untuk uji variasi
temperatur pada T = 500C
Universitas Indonesia
Gambar 4. 31 Tahap reaksi sintesis biodiesel melalui rute non alkohol untuk uji variasi
temperatur pada T = 250C
80 74 .6 8%
70 .6 2%
60
% Yield
40
26 .4 9%
20 .3 2% 19 .2 5%
20 14 .3 5%
0
0 0 0
25 C 37 C 50 C
t (ja m)
Gambar 4. 32 Perbandingan konversi biodiesel yang dihasilkan dari lipase dalam bentuk
tersuspensi dan lipase terimobilisasi metode adsorpsi pada temperature 250C dan 500C (Kondisi
operasi : substrat = minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 500C dan 250C )
Dari gambar 4.32 diatas terlihat bahwa aktivitas lipase menurun seiring
naik dan turunnya temperatur. Konversi tertinggi untuk lipase dalam bentuk
tersuspensi pada temperatur 500C dan 250C masing-masing yaitu sebesar 26.49%
dan 20.32 %. Hasil tersebut sangat jauh berbeda dengan konversi yang dihasilkan
pada temperatur 370C yaitu sebesar 74.68%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
lipase ini memiliki kondisi temperatur optimal yaitu pada 370C. Tidak terdapat
perbedaan signifikan antara free lipase dengan lipase terimobilisasi.
Universitas Indonesia
Gambar 4. 33 Tahap reaksi uji efek inhibisi dengan asam palmitat sebagai inhibitor
Universitas Indonesia
80 74 .6 8%
70 .6 2%
60
% Yield
40
28 .3 0% 24 .5 1%
20
0
Free En zim Lipa se Te rimob ilisasi
Bioka ta lis
Gambar 4. 35 Perbandingan konversi pada uji inhibisi untuk lipase dalam bentuk tersuspensi dan
lipase terimobilisasi dengan metode adsorpsi (Kondisi operasi : substrat = minyak jelantah, rasio
mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Universitas Indonesia
Gambar 4. 36 Tahap reaksi sintesis biodiesel melalui rute non alkohol menggunakan biokatalis
Candida rugosa lipase terimmobilisasi metode adsorpsi
Universitas Indonesia
menggunakan metode ini adalah yaitu terjadinya desorpsi pada enzim karena gaya
ikatan antara enzim dengan support umumnya rendah.
Tipe lipase yang digunakan dalam percobaan ini adalah Candida rugosa
powder. Penggunaan lipase jenis Candida rugosa powder didadasari oleh laporan
Linko et al. yang telah berhasil untuk memproduksi biodegradable ester dan
polyester dengan menggunakan enzim Candida rugosa lipase dalam bentuk
powder sebagai biokatalis. Dalam reaksi transesterifikasinya menggunakan
minyak kedelai (soy bean) konversi yang dihasilkan dengan menggunakan
Candida rugosa lipase mencapai 97%. Dalam percobaan kali ini reaksi yang
dilakukan berlangsung melalui rute non-alkohol, yaitu minyak jelantah akan
direaksikan dengan metil asetat sebagai pensuplai gugus alkil dalam reaksi
interesterifikasi.
Untuk mengetahui laju pembentukan dari masing-masing komponen
terhadap waktu maka di dalam penelitian ini dilakukan variasi waktunya.
Banyaknya jumlah konsentrasi biodiesel yang terbentuk dalam waktu tertentu
dapat menunjukan kinerja optimal dari suatu enzim sebagai biokatalis. Kurva
dibawah ini menunjukkan pengaruh kerja enzim sebagai biokatalis dalam reaksi
interesterifikasi minyak jelantah dengan metil asetat untuk memproduksi
biodiesel.
4
3.5
3
Ci (mol/L)
2.5 Ct (mol/L)
2 Cd (mol/L )
Cm (mo l/L)
1.5 Cb (mol/L )
1
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60
t (jam)
Gambar 4. 37 Laju reaksi masing-masing komponen (mol/L) dalam variasi waktu menggunakan
Candida rugosa lipase terimobilisasi metode adsorpsi (Kondisi operasi : substrat= minyak sawit
dan minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Universitas Indonesia
2
Minya k Sawit
Minya k Je la ntah
1.5
Ct (mol/L)
1
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60
t (jam)
Gambar 4. 38 Laju reaksi trioleat (mol/L) dalam variasi waktu menggunakan Candida rugosa
lipase terimobilisasi metode adsorpsi (Kondisi operasi : substrat= minyak sawit dan minyak
jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
10
Can dida rugo sa Lipa se
8 Can dida an ta rctica L ip ase
Ct (mol/L)
0
0 10 20 30 40 50 60
t (jam)
Gambar 4. 39 Laju reaksi trioleat (mol/L) dalam variasi waktu menggunakan Candida rugosa
lipase dan Candida antarctica lipase terimobilisasi metode adsorpsi (Kondisi operasi : substrat =
minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
3.5
Minya k Sawit
3
Minya k Je la ntah
2.5
Cd (mol/L)
1.5
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60
t (jam)
Gambar 4. 40 Laju reaksi di oleat (mol/L) dalam variasi waktu menggunakan Candida rugosa
lipase terimobilisasi metode adsorpsi (Kondisi operasi : substrat= minyak sawit dan minyak
jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Universitas Indonesia
4
Cd (mol/L)
3
Can dida rugo sa Lipa se
Can dida an ta rctica L ip ase
2
0
0 10 20 30 40 50 60
t (jam)
Gambar 4. 41 Laju reaksi trioleat (mol/L) dalam variasi waktu menggunakan Candida rugosa
lipase dan Candida antarctica lipase terimobilisasi metode adsorpsi (Kondisi operasi : substrat =
minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
0.00 04
0.00 025
0.00 02
0.00 015
0.00 01
-5
5 10
0 10 20 30 40 50 60
t (jam)
Gambar 4. 42 Laju reaksi mono oleat (mol/L) dalam variasi waktu menggunakan Candida
rugosa lipase terimobilisasi metode adsorpsi (Kondisi operasi : substrat= minyak sawit dan
minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
2
Can dida rugo sa Lipa se
Can dida an ta rctica L ip ase
1.5
Cm (mol/L)
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60
t (jam)
Gambar 4. 43 Laju reaksi mono oleat (mol/L) dalam variasi waktu menggunakan Candida
rugosa lipase dan Candida antarctica lipase terimobilisasi metode adsorpsi (Kondisi operasi :
substrat = minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Universitas Indonesia
4
3.5
3
Minya k Sawit
Cb (mol/L) 2.5 Minya k Je la ntah
2
1.5
1
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60
t (jam)
Gambar 4. 44 Laju reaksi methyl oleat (mol/L) dalam variasi waktu menggunakan Candida
rugosa lipase terimobilisasi metode adsorpsi (Kondisi operasi : substrat= minyak sawit dan
minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
16
14
12
Cb (mol/L)
6
4
2
0
0 10 20 30 40 50 60
t (jam)
Gambar 4. 45 Laju reaksi mono oleat (mol/L) dalam variasi waktu menggunakan Candida
rugosa lipase dan Candida antarctica lipase terimobilisasi metode adsorpsi (Kondisi operasi :
substrat = minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Dari profil laju reaksi konsentrasi trioleat (mol/L) yang terbentuk maka
didapatkan trend profil konsentrasi yang terus menurun. Penurunan konsentrasi
tiroleat menunjukan adanya laju reaksi pembentukan produk selama reaksi. Hal
ini terlihat dari profil konsentrasi biodiesel yang semakin terus meningkat seiring
dengan meningkatnya waktu. Berdasarkan teori laju reaksi dengan semakin
lamanya waktu reaksi maka produk yang dihasilkan akan semakin besar. Dari
kurva laju pembentukan biodiesel dengan lipase terimobilisasi metode adsorpsi
terlihat bahwa konsentrasi terbesar terbentuk saat t = 50 jam dengan nilai 3.67
mol/L. Jika dibandingkan dengan nilai konsentrasi biodiesel yang dihasilkan
dengan menggunakan Candida rugosa tersuspensi saat t = 50 jam, yaitu sebesar
Universitas Indonesia
3.88 mol/L maka nilai konsentrasi menggunakan lipase teradsorpsi ini lebih
rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya sebagian free lipase yang tidak terikat
secara sempurna pada zeolit (support). Selain itu pengaruh luas kontak biokatalis
dipermukaan zeolit untuk mengikat substrat juga menjadi salah satu faktor lebih
rendahnya konsentrasi biodiesel yang terbentuk dari immobilisasi metode
adsorpsi.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Septhian Marno konsentrasi biodiesel
yang dihasilkan untuk percobaan sintesis biodiesel dari substrat minyak sawit
dengan lipase terimmobilisasi metode adsorpsi dan lipase tersuspensi adalah
masing-masing sebesar 3.98 mol/L dan 4.25 mol/L untuk t = 50 jam. Dari
konsentrasi yang terbentuk dapat diperoleh yield biodiesel yaitu masing-masing
sebesar 80.95 % dan 86.55 %. Hasil tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan
yield biodiesel yang didapatkan dari percobaan kali ini yaitu masing-masing
sebesar 70.62 % untuk lipase terimobilisasi metode adsorpsi dan 74.68 % untuk
lipase dalam bentuk tersuspensi. Hal ini disebabkan karena substrat yang
digunakan pada percobaan ini yaitu minyak jelantah dimana minyak jelantah
mempunyai bilangan asam yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bilangan
asam yang dimiliki oleh minyak sawit sehingga Bilangan asam tersebut akan
mempengaruhi konversi produk yang dihasilkan.
Disamping itu hasil penelitian ini juga dibandingkan dengan penelitian
Septhian Marno untuk lipase terimobilisasi dengan metode adsorpsi menggunakan
biokatalis Candida antarctica lipase. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa
konsentrasi biodiesel yang dihasilkan oleh Candida rugosa lipase terimoblisasi
lebih kecil jika dibandingkan dengan Candida antarctica lipase terimoblisasi. Hal
tersebut berbeda jika yang diperbandingkan yaitu % yield biodiesel yang
dihasilkan dari reaksi sintesis biodiesel. Untuk % yield biodiesel yang dihasilkan
dengan menggunakan biokatalis Candida antarctica lipase (saat rasio mol reaktan
1:12 dan konsentrasi biokatalis = 4% wt) mempunyai nilai % yield yang lebih
rendah dibandingkan dengan sintesis biodiesel menggunakan Candida rugosa
lipase terimoblisasi sebagai biokatalis. Untuk sintesis biodiesel menggunakan
Candida rugosa lipase diperoleh % yield sebesar 70.62% sedangkan untuk yang
menggunakan Candida antarctica lipase didapatkan % yield sebesar 62.51%. Hal
Universitas Indonesia
tersebut disebabkan oleh pengaruh substrat yang digunakan dan support yang
digunakan. Substrat minyak jelantah yang digunakan untuk sintesis biodiesel
menggunakan Candida rugosa lipase dilakukan pre treatment terlebih dahulu
sebelum digunakan dalam proses sintesis biodiesel sehingga pengotor-pengotor
dan kandungan air yang masih ada di dalam minyak jelantah kemungkinan besar
sudah terminimalisasi. Kemudian % yield yang dihasilkan juga dapat dipengaruhi
oleh support yang digunakan. Untuk sintesis biodiesel dengan Candida rugosa
lipase menggunakan zeolit sebagai support sedangkan untuk sintesis biodiesel
dengan Candida antarctica lipase menggunakan acrylic resin sebagai support.
Dengan perbedaan tersebut dapat menyebabkan % yield yang dihasilkan berbeda
dikarenakan pada zeolit luas kontak permukaan enzim dengan substrat lebih besar
jika dibandingkan dengan yang menggunakan acrylic resin. Disamping itu juga
zeolit mempunyai kestabilan yang baik dan dapat terdidpersi secara merata ke
seluruh permukaan dan pori penyangga sehingga dapat mempengaruhi % yield
yang dihasilkan.
Jika dibandingkan dengan penelitian Mamoru Iso et al (2001) yang
melakukan teknik immobilisasi yang sama yaitu menggunakan metode adsorpsi,
maka penelitian ini diperkirakan mempunyai konversi trioleat yang lebih tinggi
yaitu sebesar 93.99%, sedangkan dalam laporan Mamoru iso et al yang
mereaksikan triolein dengan alkohol (perbandingan mol triolein : mol alkohol =
1:3) menggunakan immobilized P. fluorescens (0.1 gr free lipase) mampu
mendapatkan konversi membentuk metil oleat mencapai 75%.
Konsentrasi zat intermediet, dioleat dan monooleat, selama reaksi selalu
rendah. Hal ini karena kedua zat intermediet tersebut tidak terakumulasi tetapi
masing-masing langsung bereaksi kembali untuk membentuk zat baru, yaitu mono
oleat dan triasetilgliserol. Konsentrasi dioleat hanya menunjukkan kenaikan
sedikit pada saat awal reaksi untuk kemudian menurun kembali setelahnya
Jika dibandingkan, umumnya kurva dioleat pada kebanyakan data
eksperimen menunjukkan konsentrasi tertingginya lebih diatas dari konsentrasi
tertinggi mono oleat, artinya terjadi akumulasi dioleat sebelum akhirnya zat
tersebut akan terkonversi menjadi monogliserida. Sedangkan monooleat sendiri
Universitas Indonesia
Gambar 4. 47 Tahap Imobilisasi Lipase Candida rugosa lipase powder pada zeolit
Universitas Indonesia
10 0
80 .9 5% Minya k sa wit
80 Minya k jelantah
70 .6 2%
60
% Yield
40
25 .5 7%
17 .3 2% 17 .7 9%
20 10 .4 1%
0
1 2 3
Number of Cycle
Gambar 4. 49 Uji stabilitas Candida rugosa lipase terimmobilisasi metode adsorpsi setelah di-
recycle 3 kali (Kondisi operasi : substrat= minyak sawit dan minyak jelantah, rasio mol reaktan =
1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Universitas Indonesia
80
70 .6 2 %
70 62 .5 1 % Can dida rugo sa Lipa se
60 Can dida an ta rctica L ip ase
50
% Yield
40
30 25 .9 5%
20 17 .3 2 %
11 .8 2%
10 .4 1%
10
0
1 2 3
Number of Cycle
Gambar 4. 50 Uji stabilitas Candida rugosa lipase dan Candida antarctica lipase
(Kondisi operasi : substrat= minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Setelah dilakukan penggunaan kembali lipase dalam support zeolit,
terdapat penurunan aktivitas yang cukup drastis dimana konversi menurun dari
reaksi pertama sebesar 70.62 % menjadi 17.32 % pada penggunaan kedua dan
menjadi 10.41 % pada penggunaan ketiga. Penurunan konversi biodiesel dari
reaksi yang sebelumnya, dapat diartikan bahwa enzim yang teradsorb dalam zeolit
terlarut atau terbawa oleh substrat minyak jelantah pada saat pemisahan sebelum
digunakan kembali. Penurunan % yield biodiesel ini juga disebabkan oleh daya
ikat support dalam mengikat enzim semakin lemah. Hal ini mengakibatkan
ketidakstabilan pada lipase dalam mengkatalis suatu reaksi. Penggunaan yang
efisien hanya dapat terjadi pada reaksi ke-3, dan untuk reaksi selanjutnya,
konversi yang lebih kecil dari 5% dianggap sudah tidak ekonomis lagi.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Septhian Marno yang
menggunakan minyak sawit sebagai substratnya dalam reaksi interesterifikasi,
juga diperoleh konversi yang menurun. Penggunaan lipase untuk pertama kalinya
dapat menghasilkan konsentrasi biodiesel sebesar 3.98 mol/L. Terjadi penurunan
yang cukup signifikan setelah direcycle untuk ke-dua kalinya, nilai konsentrasinya
menjadi 1.26 mol/L, Kemudian kembali turun saat di recycle untuk ketiga kalinya,
nilai konsentrasinya menjadi 0.87 mol/L. Disamping itu Septhian Marno juga
melakukan uji stabilitas terhadap Candida antarctica lipase. Dari penelitian
tersebut didapatkan hasil penggunaan lipase untuk pertama kalinya dapat
menghasilkan konsentrasi biodiesel yang cukup besar yaitu sebesar 15.02 mol/L.
Terjadi penurunan yang cukup signifikan setelah direcycle untuk ke-dua kalinya,
Universitas Indonesia
nilai konsentrasinya menjadi 6.23 mol/L, Kemudian kembali turun saat di recycle
untuk ketiga kalinya, nilai konsentrasinya menjadi 2.84 mol/L
Dari penelitian Wei du et al (tahun 2004), penggunaan enzim secara
berulang tidak dapat lagi meningkatkan konsentrasi biodiesel yang dihasilkan,
dengan kata lain kosentrasi biodiesel yang dihasilkan cenderung menurun. Dalam
laporannya terlihat bahwa residual activity lipase terus berkurang setelah di
recycle untuk percobaan berikutnya. Pengurangan aktivitas lipase juga
dikemukakan oleh Shimada et al (tahun 2001), dalam laporannya pengurangan
aktivitas lipase setelah direcycle terlihat dari konversi biodiesel melalui reaksi
ethanolisis menggunakan substrat minyak tuna yang terus berkurang. Hal ini
disebabkan oleh aktivitas enzim yang semakin berkurang dalam mengkatalisis
suatu reaksi ketika sudah digunakan secara berulang.
Penurunan aktivitas enzim juga dilaporkan oleh Mamoru iso et al yang
menggunakan teknik immobilisasi metode adsorpsi. Dalam laporannya enzim
mengalami penurunan aktivitas sebanyak 2/3 dari aktivitas awalnya selama 1 jam.
Penurunan aktivitas ini dilihat dari semakin turunnya konversi propil-oleat setelah
satu jam. Setelah melakukan 1 kali diulang % konversinya hanya mencapai 80%
dari awalnya mencapai 95% konversi ke propil-oleat.
Universitas Indonesia
Tabel 4. 1 Data hasil percobaan reaksi interesterifikasi sintesis biodiesel rute non alkohol
menggunakan biokatalis dalam bentuk tersuspensi
20 00
y = 14 0.35 + 66.03 2x R= 0 .9 7468
15 00
1/{d[Cb]/dt}
10 00
50 0
0
0 5 10 15 20 25 30
1/[Ct]
Gambar 4. 51 Hasil Pemodelan untuk metode linierisasi Michaelis-Menten menggunakan
biokatalis dalam bentuk tersuspensi
(Kondisi operasi : substrat = minyak sawit, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Universitas Indonesia
2500
2
y = 42 .402 + 112.73 x R= 0.970 69
2000
1500
1000
500
0
0 5 10 15 20 25
1/[Ct]
Gambar 4. 52 Hasil pemodelan untuk metode linierisasi Michaelis-Menten menggunakan
biokatalis dalam bentuk tersuspensi
(Kondisi operasi : substrat = minyak sawit, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Tabel 4. 3 Data hasil percobaan reaksi interesterifikasi sintesis biodiesel rute non alkohol
menggunakan biokatalis terimmobilisasi metode adsorpsi
Konsentrasi (mol/l) Konsentrasi (mol/l) Konsentrasi (mol/l) Konsentrasi (mol/l)
t (Jam) Luas Area Luas Area Luas Area Luas Area
T D M F
0 7924714 1.73575511 1424536 0.47921850 61148 0.00522020 1811 0.00070969
0.5 4585866 1.00444513 1685456 0.56699283 1242 0.00010603 2552976 1.00044757
2 3006811 0.65858371 2708977 0.91130859 2816 0.00024040 4104264 1.60835861
6 1409364 0.30869389 3386941 1.13937787 3564 0.00030426 6300327 2.46894088
12 826984 0.18113483 3718933 1.25106104 3889 0.00033200 7155123 2.80391410
20 619634 0.13571883 2869863 0.96543116 2853 0.00024356 8163644 3.19912830
30 485931 0.10643377 2253641 0.75813209 1995 0.00017031 8886499 3.48239713
50 475936 0.10424456 1852623 0.62322835 1294 0.00011047 9383642 3.67721506
Universitas Indonesia
25 00
y = -295 .29 + 2 36.68 x R= 0.977 3
20 00
1/{d[Cb]/dt}
15 00
10 00
50 0
0
0 2 4 6 8 10
1/[Ct]
Gambar 4. 53 Hasil pemodelan metode linierisasi terhadap hasil sintesis biodiesel menggunakan
lipase terimmobilisasi metode adsorpsi
(Kondisi operasi : substrat = minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
1000
2
y = -111.43 + 197.02x R= 0.991 75
800
600
400
200
0
0 1 2 3 4 5 6
1/[Ct]
Gambar 4. 54 Hasil pemodelan metode linierisasi terhadap hasil sintesis biodiesel menggunakan
lipase terimmobilisasi metode adsorpsi
(Kondisi operasi : substrat = minyak sawit, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Universitas Indonesia
350
2
300 y = 12 .759 + 1 65.55x R= 0.9238 7
250
200
150
100
50
0
0 0.5 1 1.5 2
1/[Ct]
Gambar 4. 55 Hasil pemodelan metode linierisasi terhadap hasil reaksi sintesis biodiesel
menggunakan Candida antarctica lipase.
(Kondisi operasi : substrat = minyak jelantah, rasio mol reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Dari hasil fitting kurva sederhana yang dilakukan terhadap data percobaan
sintesis biodiesel terlihat bahwa grafik yang diperoleh secara keseluruhan
menunjukan kurva yang bergerak linier naik. Hasil ini menunjukan bahwa dengan
meningkatnya penambahan jumlah substrat (trigliserida) yang digunakan selama
reaksi maka laju pembentukan produk (biodiesel) yang terbentuk akan semakin
besar. Hasil lain yang dapat dilihat dari grafik tersebut adalah persamaan garis
yang didapat menunjukan intersep dengan nilai yang berbeda-beda.
Dari hasil fitting kurva yang dilakukan didapat nilai intersep yang positif.
Pengaruh adanya hasil intersep yang positif menghasilkan nilai Vmax yang bernilai
positif. Berdasarkan persamaan dibawah ini nilai Vmax yang diperoleh akan
menghasilkan nilai Km. Berikut adalah hasilnya:
1 1 k ⎛ 1 ⎞
= + m
d [Cb ] Vmax Vmax
⎜⎜ ⎟⎟ ( 4.1)
⎝ [Ct ] ⎠
dt
↓ ↓ ↓ ↓
y = a + b x
Universitas Indonesia
Tabel 4. 5 Nilai Vmax dan Km untuk masing-masing grafik hasil fitting metode linierisasi
Persamaan a b
Substrat Biokotalis Metode VMax KM
garis (intersep) (slope)
Candida
y =112.73x
rugosa Suspensi 42.402 112.73 0.023584 2.658601
+ 42.402
Minyak lipase
Sawit Candida
y =197.02x
rugosa Imobilisasi -111.43 197.02 -0.00897 -1.7681
-111.43
lipase
Candida
y = 140.35
rugosa Suspensi 140.35 66.032 0.00712 0.47015
+ 66.032x
lipase
Candida
Minyak y = -295.29
rugosa Imobilisasi -295.29 236.68 -0.00338 -0.79998
Jelantah + 236.68x
lipase
Candida
y = 165.55x
antarctica Imobilisasi 12.759 165.55 0.078376 12.97515
+ 12.759
lipase
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
1. Untuk percobaan sintesis biodiesel melalui rute non alkohol menggunakan
biokatalis pada saat t = 50 jam dengan konsentrasi biokatalis 4% wt, (rasio
mol minyak : metil asetat = 1:12.) diperoleh % yield yang terbesar yaitu pada
sintesis biodiesel dengan Candida rugosa lipase dalam bentuk tersuspensi
yaitu sebesar 74.68%.
2. Untuk percobaan sintesis biodiesel melalui rute non-alkohol menggunakan
katalis NaOH (rasio mol minyak jelantah : methanol = 1:6 ; t = 1 jam; T =
60oC ), diperoleh % Yield biodiesel sebesar 1.27 %.
3. Pengaruh biokatalis terhadap konsentrasi biodiesel yang terbentuk melalui
rute non alkohol menggunakan Candida rugosa dalam bentuk tersuspensi
dengan substrat minyak sawit ( t = 50 jam; T = 37oC) akan mempengaruhi %
yield biodiesel yang dihasilkan. Dari percobaan yang dilakukan diperoleh %
yield terbesar pada rasio konsentrasi biokatalis 4% wt yaitu sebesar 74.68%
untuk lipase dalam bentuk tersuspensi dan sebesar 70.62% untuk lipase
terimobilisasi dengan metode adsorpsi.
4. Uji stabilitas untuk lipase terimmobilisasi dari sintesis biodiesel melalui rute
non alkohol menunjukkan hasil % yield yang semakin lama semakin menurun.
Hal tersebut disebabkan karena ikatan antara enzim dan support semakin
lemah sehingga lipase menjadi tidak stabil dan jenuh untuk mengikat substrat.
5. Peningkatan jumlah konsentrasi biokatalis (%wt) berpengaruh terhadap
peningkatan konsentrasi produk (biodiesel) yang dihasilkan. Semakin besar
jumlah biokatalis yang digunakan pada sintesis biodiesel melalui rute non-
alkohol maka produk (biodiesel) yang dihasilkan akan menjadi semakin besar.
6. Laju awal reaksi secara enzimatis dipengaruhi oleh peningkatan jumlah
konsentrasi biokatalis yang digunakan pada percobaan.
7. Semakin lama waktu reaksi untuk mensintesis biodiesel maka laju
pembentukan ke arah produk yang dihasilkan akan menjadi semakin besar.
8. Semakin tinggi suhu yang digunakan untuk mensintesis biodiesel maka laju
pembentukan ke arah produk yang dihasilkan akan menjadi semakin besar
akan tetapi jika suhu tersebut telah melewati kondisi optimum dari biokatalis
maka akan menyebabkan enzim tersebut terdenaturasi.
9. Enzim akan mengalami deaktivasi setelah penggunaannya dilakukan secara
berulang-ulang hal ini disebabkan karena sudah jenuhnya enzim dalam
mengikat substrat sehingga daerah aktif enzim berkurang.
10. Adanya pengurangan aktivitas dari lipase yang terjadi disebabkan oleh
semakin lemahnya support dalam mengikat biokatalis yang menyebabkan
ketidakstabilan pada biokatalis dalam mengkatalis suatu reaksi.
11. Peningkatan jumlah produk yang dihasilkan tidak akan meningkat secara
signifikan jika waktu reaksi yang dilakukan berlangsung melewati batas dari
aktivitas lipase atau dengan kata lain biokatalis sudah mulai jenuh.
12. Pada reaksi yang menggunakan biokatalis tidak terjadi suatu reaksi
penyabunan.
5.2. Saran
Untuk penelitian sintesis biodiesel yang akan datang diharapkan semakin
banyak penelitian yang menggunakan biokatalis karena dapat memperbaiki
kekurangan dari katalis alkali yang pada suatu reaksi tidak dapat bercampur
secara homogen, sehingga dapat dipisahkan secara mudah dan tidak menghasilkan
reaksi samping. Penelitian sintesis biodiesel melalui rute non alkohol harus terus
dilakukan pada masa yang akan datang karena melalui rute non alkohol aktivitas
dan stablitas biokatalis tetap tinggi selama berlangsungnya suatu reaksi.
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Lampiran 1
Lamp. 1. 3 % mol balance sintesis biodiesel melalui rute non alkohol dengan katalis NaOH dari
substrat minyak jelantah
Universitas Indonesia
Lamp. 1. 4 (%) konversi trioelat dan (%) yield masing-masing komponen yang terbentuk
Zat
Komponen Minyak goreng
Minyak Sawit
Jelantah
3*CT, t=0 5.21 5.21
2*CD, t=0 0.96 0.96
CM, t=0 0.01 0.01
CB, t=0 0.00 0.00
3*CT, t=t 5.00 4.78
2*CD, t=t 0.88 1.31
CM, t=t 0.03 0.08
CB, t=t 0.23 0.065
% konversi trigliserida 4.01 8.16
% Yield digliserida 16.82 25.21
% Yield monogliserida 0.10 0.10
% Yield biodesel 4.40 1.27
Universitas Indonesia
Lampiran 2
2.1. Data Hasil Reaksi sintesis Biodiesel Rute Non Alkohol Menggunakan
Biokatalis Candida rugosa Lipase dalam Bentuk Tersuspensi
Lamp 2. 2 Pengaruh konsentrasi biokatalis terhadap konsentrasi biodiesel melalui rute non
alkohol menggunakan candida rugosa lipase dalam bentuk tersupensi (kondisi operasi = rasio mol
minyak jelantah : metil asetat = 1:3; t =50 jam; T = 37oC)
Free Perbandingan mol = 1:3
t = 50 jam Konsentrasi Enzim = 1% Konsentrasi Enzim = 2% Konsentrasi Enzim = 4%
Luas Konsentrasi Luas Konsentrasi Luas Konsentrasi
Zat
Area mol/l Area mol/l Area mol/l
T 565455 0.123851966 100943 0.022109609 4204252 0.92085997
D 697166 0.234528889 1465207 0.492900356 5880 0.001978051
M 2766 0.000236133 356339 0.030420609 196011 0.016733431
F 782863 0.306784468 100943 0.039557042 106776 0.041842849
Universitas Indonesia
Lamp 2. 6 (%) konversi trioelat dan (%) yield masing-masing komponen yang terbentuk
menggunakan candida rugosa lipase dalam bentuk tersupensi (kondisi operasi = rasio mol minyak
jelantah : metil asetat = 1:3; t =50 jam; T = 37oC)
Free Perbandingan mol = 1:3
t = 50 jam Konsentrasi Enzim
Komponen 1% 2% 4%
3*CT, t=0 5.21
2*CD, t=0 0.96
CM, t=0 0.01
CB, t=0 0.00
3*CT, t=t 3.95 3.81 3.22
2*CD, t=t 1.69 1.38 1.49
CM, t=t 0.01 0.05 0.06
CB, t=t 0.48 0.94 1.45
% konversi
24.23 26.77 38.12
trigliserida
% Yield
32.41 26.58 28.55
digliserida
% Yield
0.14 1.00 1.11
monogliserida
% Yield
9.22 18.08 27.77
biodiesel
Lamp 2. 7 Pengaruh konsentrasi biokatalis terhadap konsentrasi biodiesel melalui rute non
alkohol menggunakan candida rugosa lipase dalam bentuk tersupensi (kondisi operasi = rasio mol
minyak jelantah : metil asetat = 1:12; t =50 jam; T = 37oC)
Free Perbandingan mol = 1:12
t = 50
Konsentrasi Enzim = 1% Konsentrasi Enzim = 2% Konsentrasi Enzim = 4%
jam
Konsentrasi Luas Konsentrasi Luas Konsentrasi
Zat Luas Area
mol/l Area mol/l Area mol/l
T 978479 0.214316873 103 2.25602E-05 22935 0.005023468
D 68200 0.0229427 1000602 0.336605737 17891 0.00601859
M 364879 0.031149667 80050 0.006833857 636571 0.054343974
F 4687974 1.837099988 1562110 0.612151915 1651860 0.6473227
Universitas Indonesia
Lamp 2. 11 (%) konversi trioelat dan (%) yield masing-masing komponen yang terbentuk
menggunakan candida rugosa lipase dalam bentuk tersupensi (kondisi operasi = rasio mol minyak
jelantah : metil asetat = 1:12; t =50 jam; T = 37oC)
Free Perbandingan mol = 1:12
t = 50 jam Konsentrasi Enzim
Komponen 1% 2% 4%
3*CT, t=0 5.21
2*CD, t=0 0.96
CM, t=0 0.01
CB, t=0 0.00
3*CT, t=t 4.51 3.68 0.14
2*CD, t=t 0.69 1.34 1.29
CM, t=t 0.01 0.01 0.06
CB, t=t 0.94 1.09 3.89
% konversi
13.31 29.29 97.41
trigliserida
% Yield
13.26 25.76 24.71
digliserida
% Yield
0.11 0.12 1.20
monogliserida
% Yield
18.05 20.89 74.68
biodiesel
Universitas Indonesia
Lamp 2. 12 Luas area yang didapat hasil analisa HPLC dari sintesis biodiesel melalui rute non-
alkohol dengan variasi waktu (rasio mol minyak jelantah : metil asetat = 1:12; konsentrasi
biokatais = 4% wt; t =50 jam; T = 37oC)
Free Perbandingan mol = 1:12
Konsentrasi enzim
Luas Area
= 4%
Zat t = 0 jam t = 30 menit t = 2 jam t = 6 jam t =12 jam t = 20 jam t = 30 jam t = 50 jam
T 7924714 261429 82653 2312959 1166209 2271435 697527 22935
D 1424536 1263650 3005685 1405740 59748 1504310 17891 19244351
M 61148 212670 2093873 1592529 5417699 6160695 636571 11618405
F 1811 20108124 23734 3452327 3911794 4384626 1651860 1229086
Lamp 2. 13 Konsentrasi yang didapat hasil analisa HPLC dari sintesis biodiesel melalui rute non-
alkohol dengan variasi waktu (rasio mol minyak jelantah : metil asetat = 1:12; konsentrasi
biokatais = 4% wt; t =50 jam; T = 37oC)
Free Perbandingan mol = 1:12
Konsentrasi enzim
Konsentrasi sampel (mol/l)
= 4%
Zat t = 0 jam t = 30 menit t = 2 jam t = 6 jam t =12 jam t = 20 jam t = 30 jam t = 50 jam
T 1.7358 0.0573 0.0181 0.5066 0.2554 0.4975 0.1528 0.0050
D 0.4792 0.4251 1.0111 0.4729 0.0201 0.5061 0.0060 6.4739
M 0.0052 0.0182 0.1788 0.1360 0.4625 0.5259 0.0543 0.9919
F 0.0004 4.4043 0.0052 0.7562 0.8568 0.9604 0.3618 0.2692
Lamp 2. 14 % mol balance untuk sintesis biodiesel melalui rute non-alkohol mengunakan Candida
rugos lipase dalam bentuk tersuspensi dengan variasi waktu (rasio mol minyak jelantah : metil
asetat = 1:12; konsentrasi biokatais = 4% wt; t =50 jam; T = 37oC)
Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi
t (Jam) Luas Area (mol/l) Luas Area (mol/l) Luas Area (mol/l) Luas Area (mol/l) %
T D M F mol Balance
0 7924714 1.73575511 634536 0.21345996 61148 0.00522020 1811 0.00070969 100.00
0.5 4339866 0.95056359 755456 0.25413783 5055 0.00043154 3602976 1.41191636 99.55
2 2739811 0.60010253 1064341 0.35804774 9975 0.00085156 5105086 2.00055577 99.66
6 1389364 0.30431327 1506941 0.50693981 120364 0.01027546 6500327 2.54731589 100.01
12 596984 0.13075778 1851998 0.62301809 355662 0.03036281 7655123 2.99985161 100.03
20 273986 0.06001133 2099863 0.70640068 399931 0.03414205 8500068 3.33096447 100.22
30 155654 0.03409299 1763641 0.59329452 329264 0.02810922 9296497 3.64306511 100.10
50 96636 0.02116624 1502623 0.50548722 240631 0.02054263 9923163 3.88863988 99.98
Universitas Indonesia
Lamp 2. 15 (%) konversi trioelat dan (%) yield masing-masing komponen yang terbentuk
menggunakan candida rugosa lipase dalam bentuk tersupensi dengan variasi waktu (rasio mol
minyak jelantah : metil asetat = 1:12; t =50 jam; T = 37oC)
IM Perbandingan mol =1:12
Konsentrasi enzim =
Waktu
4% wt
Komponen t =0 jam t =0.5 jam t =2 jam t = 6 jam t =12 jam t=20 jam t = 30 jam t= 50 jam
3*CT, t=0 5.21
2*CD, t=0 0.43
CM, t=0 0.01
CB, t=0 0.00
3*CT, t=t 2.85 1.80 0.91 0.39 0.18 0.10 0.06
2*CD, t=t 0.51 0.72 1.01 1.25 1.41 1.19 1.01
CM, t=t 0.00 0.00 0.01 0.03 0.03 0.03 0.02
CB, t=t 1.41 2.00 2.55 3.00 3.33 3.64 3.89
% konversi
trigliserida 45.24 65.43 82.47 92.47 96.54 98.04 98.78
Universitas Indonesia
Lampiran 3
3.1. Data Hasil Reaksi sintesis Biodiesel Rute Non Alkohol Menggunakan
Biokatalis Lipase Terimmobilisasi Metode Adsorpsi
Lamp. 3. 2 Pengaruh konsentrasi biokatalis terhadap konsentrasi biodiesel melalui rute non
alkohol menggunakan lipase terimmobilisasi metode adsorpsi (kondisi operasi = rasio mol minyak
jelantah : metil asetat = 1:3; t =50 jam; T = 37oC)
Universitas Indonesia
Lamp. 3. 6 Konversi trioelat dan (%) yield masing-masing komponen yang terbentuk
menggunakan lipase terimmobilisasi metode adsorpsi (rasio mol minyak jelantah : metil asetat =
1:3; t =50 jam; T = 37oC)
IM Perbandingan mol = 1:3
t = 50 jam Konsentrasi Enzim
Komponen 1% 2% 4%
3*CT, t=0 5.21
2*CD, t=0 0.96
CM, t=0 0.01
CB, t=0 0.00
3*CT, t=t 4.47 4.21 3.39
2*CD, t=t 1.52 1.45 1.39
CM, t=t 0.00 0.00 0.47
CB, t=t 0.16 0.51 0.91
% konversi
14.13 19.18 34.86
trigliserida
% Yield
29.11 27.82 26.64
digliserida
% Yield
0.09 0.09 9.05
monogliserida
% Yield
3.09 9.79 17.38
biodiesel
Lamp. 3. 7 Pengaruh konsentrasi biokatalis terhadap konsentrasi biodiesel melalui rute non
alkohol menggunakan lipase terimmobilisasi metode adsorpsi (rasio mol minyak jelantah : metil
asetat = 1:12; t =50 jam; T = 37oC)
IM-ADS Perbandingan mol = 1:12
t = 50 jam Konsentrasi Enzim = 1% Konsentrasi Enzim = 2% Konsentrasi Enzim = 4%
Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi
Zat Luas Area Luas Area Luas Area
(mol/l) (mol/l) (mol/l)
T 2328312 0.509971648 840994 0.18420345 1336418 0.292716478
D 1396463 0.469774653 7267 0.00244464 1336858 0.449723339
M 4447 0.00037964 1228 0.00010483 92515 0.007897992
F 311108 0.121915459 14818050 5.80682390 39041 0.015299193
Universitas Indonesia
Lamp. 3. 11 (%) konversi trioelat dan (%) yield masing-masing komponen yang terbentuk
menggunakan lipase terimmobilisasi metode adsorpsi (rasio mol minyak jelantah : metil asetat =
1:12; t =50 jam; T = 37oC)
IM-ADS Perbandingan mol = 1:12
t = 50 jam Konsentrasi Enzim
Komponen 1% 2% 4%
3*CT, t=0 5.21
2*CD, t=0 0.96
CM, t=0 0.01
CB, t=0 0.00
3*CT, t=t 4.12 3.59 1.16
2*CD, t=t 1.61 1.48 1.25
CM, t=t 0.01 0.09 0.01
CB, t=t 0.35 0.94 3.68
% konversi
20.94 31.03 77.80
trigliserida
% Yield
30.90 28.46 23.94
digliserida
% Yield
0.16 1.66 0.10
monogliserida
% Yield
6.75 17.97 70.62
biodiesel
Universitas Indonesia
Lamp. 3. 12 Luas area yang didapat hasil analisa HPLC dari sintesis biodiesel melalui rute non-
alkohol dengan variasi waktu (rasio mol minyak sawit : metil asetat = 1:12; konsentrasi biokatais =
4% wt; t =50 jam; T = 37oC)
IM Perbandingan mol = 1:12
Konsentrasi enzim = 4% Luas Area
Zat t = 0 jam t = 30 menit t = 2 jam t = 6 jam t =12 jam t = 20 jam t = 30 jam t = 50 jam
T 7924714 60113 79187 122892 1534403 3314978 910319 17
D 1424536 16854520 264 1138023 1482799 3443821 13102 11136988
M 61148 10765673 1136234 1567425 7295 12216 2747870 40822
F 1811 1944389 2253759 2376838 28496 42898 1572038 1240776
Lamp. 3. 13 Konsentrasi yang didapat hasil analisa HPLC dari sintesis biodiesel melalui rute non-
alkohol dengan variasi waktu (rasio mol minyak sawit : metil asetat = 1:12; konsentrasi biokatais =
4% wt; t =50 jam; T = 37oC)
IM Perbandingan mol = 1:12
Konsentrasi enzim = 4% Konsentrasi (mol/l)
Zat t = 0 jam t = 30 menit t = 2 jam t = 6 jam t =12 jam t = 20 jam t = 30 jam t = 50 jam
T 1.7358 0.0132 0.0173 0.0269 0.3361 0.7261 0.1994 0.0000
D 0.4792 5.6699 0.0001 0.3828 0.4988 1.1585 0.0044 3.7465
M 0.0052 0.9191 0.0970 0.1338 0.0006 0.0010 0.2346 0.0035
F 0.0007 0.7620 0.8832 0.9314 0.0112 0.0168 0.6160 0.4862
Lamp. 3. 14 Perhitungan % mol balance untuk sintesis biodiesel melalui rute non-alkohol
mengunakan lipase terimmobilisasi metode adsorpsi dengan variasi waktu (rasio mol minyak
jelantah : metil asetat = 1:12; konsentrasi biokatais = 4% wt; t =50 jam; T = 37oC)
Universitas Indonesia
Lamp. 3. 15 (%) konversi trioelat dan (%) yield masing-masing komponen yang terbentuk
menggunakan lipase terimmobilisasi metode adsorpsi dengan variasi waktu (rasio mol minyak
jelantah : metil asetat = 1:12; t =50 jam; T = 37oC)
IM‐ADS Perbandingan mol =1:12
Konsentrasi enzim = 4% wt Waktu
Komponen t =0 t =0.5 t =2 t =6 t=12 t=20 t=30 t=50
3*CT, t=0 5.21
2*CD, t=0 0.96
CM, t=0 0.01
CB, t=0 0.00
3*CT, t=t 3.01 1.98 0.93 0.54 0.41 0.32 0.31
2*CD, t=t 1.13 1.82 2.28 2.50 1.93 1.52 1.25
CM, t=t 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
CB, t=t 1.00 1.61 2.47 2.80 3.20 3.48 3.68
% konversi trigliserida 42.13 62.06 82.22 89.56 92.18 93.87 93.99
% Yield digliserida 21.78 35.00 43.76 48.05 37.08 29.12 23.94
% Yield monogliserida 0.00 0.00 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00
% Yield biodiesel 19.21 30.89 47.41 53.85 61.44 66.88 70.62
Lamp. 3. 16 Data uji stabilitas lipase terimmobilisasi metode adsorpsi (rasio mol minyak jelantah
: metil asetat = 1:12; konsentrasi biokatalis 4% wt ; t =50 jam; T = 37oC)
Lamp. 3. 17 Perhitungan % mol balance untuk uji stabilitas lipase terimmobilisasi metode
adsorpsi cycle 1
Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi
t (Jam) Luas Area (mol/l) Luas Area (mol/l) Luas Area (mol/l) Luas Area (mol/l) %
T D M F mol Balance
0 7924714 1.7358 1424536 0.4792 61148 0.0052 1811 0.0007 100.00
50 1758936 0.3853 1852623 0.6232 62236 0.0053 9383642 3.6772 98.59
Lamp. 3. 18 Perhitungan % mol balance untuk uji stabilitas lipase terimmobilisasi metode
adsorpsi cycle 2
Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi
t (Jam) Luas Area (mol/l) Luas Area (mol/l) Luas Area (mol/l) Luas Area (mol/l) %
T D M F mol Balance
50 5800007 1.2704 2029549 0.6827 1269 0.0001 2302027 0.9021 98.50
Universitas Indonesia
Lamp. 3. 19 Perhitungan % mol balance untuk uji stabilitas lipase terimmobilisasi metode
adsorpsi cycle 3
Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi
t (Jam) Luas Area (mol/l) Luas Area (mol/l) Luas Area (mol/l) Luas Area (mol/l) %
T D M F mol Balance
50 5658936 1.2395 2662623 0.8957 62236 0.0053 1383642 0.5422 98.15
Lamp. 3. 20 (%) konversi trioelat dan (%) yield masing-masing komponen yang terbentuk untuk
uji stabilitas menggunakan lipase terimmobilisasi metode adsorpsi (rasio mol minyak jelantah :
metil asetat = 1:12; t =50 jam; T = 37oC)
IM-ADS Perbandingan mol = 1:12
t = 50 jam Konsentrasi Enzim
Komponen IM IM2X IM3X
3*CT, t=0 5.21 5.21 5.21
2*CD, t=0 0.96 0.96 0.96
CM, t=0 0.01 0.01 0.01
CB, t=0 0.00 0.00 0.00
3*CT, t=t 1.16 3.81 3.72
2*CD, t=t 1.25 1.37 1.79
CM, t=t 0.01 0.00 0.01
CB, t=t 3.68 0.90 0.54
% konversi
77.80 26.81 11.56
trigliserida
% Yield
23.94 26.22 34.40
digliserida
% Yield
0.10 0.00 0.10
monogliserida
% Yield
70.62 17.32 10.41
biodiesel
Universitas Indonesia
Lampiran 4
Lamp. 4. 4 (%) konversi trioelat dan (%) yield masing-masing komponen yang terbentuk untuk
uji efek inhibisi (rasio mol minyak jelantah : metil asetat = 1:12; t =50 jam; T = 37oC)
IM Perbandingan Mol 1 : 12
t = 50 jam Konsentrasi Enzim
Komponen IMOB FREE
3*CT, t=0 5.21 5.21
2*CD, t=0 0.96 0.96
CM, t=0 0.01 0.01
CB, t=0 0.00 0.00
3*CT, t=t 4.20 3.67
2*CD, t=t 0.67 0.99
CM, t=t 0.02 0.02
CB, t=t 1.28 1.47
% konversi
trigliserida 19.37 29.46
% Yield
digliserida 12.96 18.95
% Yield
monogliseri
da 0.41 0.41
% Yield
biodiesel 24.51 28.30
Universitas Indonesia
Lampiran 5
Universitas Indonesia
Lamp. 5. 4 (%) konversi trioelat dan (%) yield masing-masing komponen yang terbentuk untuk
uji efek variasi temperatur (rasio mol minyak jelantah : metil asetat = 1:12; t =50 jam; T = 50oC)
IM Perbandingan Mol 1 : 12
t = 50 jam Konsentrasi Enzim
Komponen IMOB FREE
3*CT, t=0 5.21 5.21
2*CD, t=0 0.96 0.96
CM, t=0 0.01 0.01
CB, t=0 0.00 0.00
3*CT, t=t 3.84 3.54
2*CD, t=t 1.21 1.22
CM, t=t 0.01 0.01
CB, t=t 1.00 1.38
% konversi
trigliserida 26.29 31.99
% Yield
digliserida 23.27 23.42
% Yield
monogliseri
da 0.15 0.15
% Yield
biodiesel 19.25 26.49
Universitas Indonesia
Lamp. 5. 8 (%) konversi trioelat dan (%) yield masing-masing komponen yang terbentuk untuk uji
efek variasi temperatur (rasio mol minyak jelantah : metil asetat = 1:12; t =50 jam; T = 25oC)
IM Perbandingan Mol 1 : 12
t = 50 jam Konsentrasi Enzim
Komponen IMOB FREE
3*CT, t=0 5.21 5.21
2*CD, t=0 0.96 0.96
CM, t=0 0.01 0.01
CB, t=0 0.00 0.00
3*CT, t=t 4.72 4.11
2*CD, t=t 0.67 0.99
CM, t=t 0.02 0.02
CB, t=t 0.75 1.06
% konversi
trigliserida 9.27 21.01
% Yield
digliserida 12.96 18.95
% Yield
monogliseri
da 0.41 0.41
% Yield
biodiesel 14.35 20.32
Universitas Indonesia
Lampiran 6
Lamp. 6. 1 Data hasil percobaan reaksi interesterifikasi sintesis biodiesel rute non alkohol
menggunakan biokatalis dalam bentuk tersuspensi
Konsentrasi (mol/l) Konsentrasi (mol/l) Konsentrasi (mol/l) Konsentrasi (mol/l)
t (Jam) Luas Area Luas Area Luas Area Luas Area
T D M F
0 7924714 1.73575511 634536 0.21345996 61148 0.00522020 1811 0.00070969
0.5 4585866 0.95056359 755456 0.25413783 5055 0.00043154 3602976 1.41191636
2 3006811 0.60010253 1064341 0.35804774 9975 0.00085156 5105086 2.00055577
6 1409364 0.30431327 1506941 0.50693981 120364 0.01027546 6500327 2.54731589
12 826984 0.13075778 1851998 0.62301809 355662 0.03036281 7655123 2.99985161
20 619634 0.06001133 2099863 0.70640068 399931 0.03414205 8500068 3.33096447
30 485931 0.03409299 1763641 0.59329452 329264 0.02810922 9296497 3.64306511
50 475936 0.02116624 1502623 0.50548722 240631 0.02054263 9923163 3.88863988
20 00
y = 14 0.35 + 66.03 2x R= 0 .9 7468
15 00
1/{d[Cb]/dt}
10 00
50 0
0
0 5 10 15 20 25 30
1/[Ct]
Universitas Indonesia
Lamp. 6. 4 Data hasil percobaan reaksi interesterifikasi sintesis biodiesel rute non alkohol
menggunakan biokatalis terimmobilisasi metode adsorpsi
Konsentrasi (mol/l) Konsentrasi (mol/l) Konsentrasi (mol/l) Konsentrasi (mol/l)
t (Jam) Luas Area Luas Area Luas Area Luas Area
T D M F
0 7924714 1.73575511 1424536 0.47921850 61148 0.00522020 1811 0.00070969
0.5 4585866 1.00444513 1685456 0.56699283 1242 0.00010603 2552976 1.00044757
2 3006811 0.65858371 2708977 0.91130859 2816 0.00024040 4104264 1.60835861
6 1409364 0.30869389 3386941 1.13937787 3564 0.00030426 6300327 2.46894088
12 826984 0.18113483 3718933 1.25106104 3889 0.00033200 7155123 2.80391410
20 619634 0.13571883 2869863 0.96543116 2853 0.00024356 8163644 3.19912830
30 485931 0.10643377 2253641 0.75813209 1995 0.00017031 8886499 3.48239713
50 475936 0.10424456 1852623 0.62322835 1294 0.00011047 9383642 3.67721506
25 00
y = -295 .29 + 2 36.68 x R= 0.977 3
20 00
1/{d[Cb]/dt}
15 00
10 00
50 0
0
0 2 4 6 8 10
1/[Ct]
Lamp. 6. 6 Hasil pemodelan metode linierisasi terhadap hasil sintesis biodiesel menggunakan
lipase terimmobilisasi metode adsorpsi (Kondisi operasi : substrat = minyak jelantah, rasio mol
reaktan = 1:12, t = 50 jam; T= 370C)
Universitas Indonesia
Lampiran 7
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Lampiran 8
Sumber : Ketaren
Universitas Indonesia
Lampiran 9
Notasi
& Keterangan
Simbol
Vmax Kecepatan Maksimal
KM Konstanta Michaelis-Menten
[T] Notasi untuk trigliserida (trioleat)
[D] Notasi untuk Digliserida (dioleat)
[M] Notasi untuk monogliserida (Monooleat)
[B] Notasi untuk Biodiesel (Methyl oleat
F Notasi untuk FAME (Fatty Acid Methyl
Ester)
[ET] Notasi untuk enzim-substrat kompleks
mg/L miligram/Liter
gr/mL gram/Liter
mol/L Mol/Liter
T (oC) Suhu (oC)
t (jam) Waktu (jam)
t (detik) Waktu (detik)
Ct Konsentrasi trioleat
Cd Konsentrasi dioleat
Cm Konsentrasi monooleat
Cb Konsentrasi biodiesel (Methyl-oleat)
d CB Selisih konsetrasi biodiesel
dt Selisih waktu
X Konsversi
N mol
θ Perbandingan mol
A Notasi untuk asam (metil asetat)
wt (weight)
Universitas Indonesia