Wiwik - Handayani Tesis FT 2013 PDF
Wiwik - Handayani Tesis FT 2013 PDF
Wiwik - Handayani Tesis FT 2013 PDF
TESIS
WIWIK HANDAYANI
1106029982
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM MAGISTER TEKNIK KIMIA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
DEPOK
JULI 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
HALAMAN JUDUL
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknik
WIWIK HANDAYANI
1106029982
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM MAGISTER TEKNIK KIMIA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
DEPOK
JULI 2013
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
NPM : 1106029982
Tanda Tangan :
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
petunjuk-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan makalah tesis ini. Shalawat
berangkaikan salam tak lupa penulis hadiahkan kepada Rasulullah SAW yang
selalu menjadi suri tauladan bagi hidup penulis. Makalah tesis ini dilakukan
untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Teknik Program
Studi Teknik Kimia di Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Saya sungguh menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, saya akan sangat sulit menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Bapak Dr. Eng. Muhamad Sahlan, S.Si, M.Eng selaku dosen pembimbing
pertama dan Bapak Ir. Tri Yogo Wibowo, MT selaku dosen pembimbing
kedua yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
mengarahkan saya dalam penyusunan tesis ini.
(2) Bapak Prof. Dr. Ir. Widodo W. Purwanto, DEA selaku Ketua Departemen
Teknik Kimia FTUI.
(3) Bapak Ir. Mahmud Sudibandriyo, MSc. PhD selaku dosen pembimbing
akademik yang senantiasa menyediakan waktu dan membantu kehidupan
akademik perkuliahan selama ini.
(4) Bapak Ir. Priyo Atmaji M.Eng selaku Direktur Pusat Teknologi Agroindustri
(PTA) – TAB – BPPT yang telah memberikan saya kesempatan untuk
melanjutkan studi Program Magister Teknik Kimia di Universitas Indonesia.
(5) Bapak Ir. Wahju Eko Widodo M.Sc selaku Kepala Bidang Teknologi Hasil
Perkebunan dan Kehutanan PTA – TAB – BPPT yang telah memberikan
saya semangat baik dalam materi maupun non-materi.
(6) PUSBINDIKLAT – BPPT yang telah memberikan saya beasiswa sehingga
saya bisa melanjutkan studi Program Magister di Universitas Indonesia.
iv
(7) Kedua orang tua saya, kakak saya (Suhendra), dan suami saya (Eko
Cahyono) yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun
material.
(8) Cinta & sayang Bunda (Ayesha Fahmara Tunisa) yang selalu membuat
bunda tersenyum disaat bunda sudah lelah. “I love you so much my little
star”.
(9) Sahabat saya, Dian Anggraeni dan Citra Kusuma N.D, yang telah memberi
semangat dalam menyelesaikan tesis ini.
(10) Teman-teman seperjuangan Pasca Sarjana Teknik Kimia Angkatan 2011
yang selalu kompak dan saling membantu. “Tanpa kalian saya tidak bisa
seperti ini, Thank you very much my friends”.
(11) Teman-temanku di lingkungan LAPTIAB yang telah membantu saya dalam
mengerjakan penelitian ini (Mba Ika Bioindustri yang telah mengajarkan
saya entrapment enzim, Haryoki, Mba Tuti, Findri yang telah setia
menemani saya lembur, dan Pak Ustadz Sofyan yang telah membantu saya
dalam penelitian, Mas Ambar yang telah menghibur saya dengan riset
coklatnya (makasih ya Mas Ambar jadi happy di lab sampai BB saya
naik,hikhikhik…), Bang Hasan yang telah membantu dalam memakai alat
freeze drying (tenang Bang, ada traktirannya nanti,hehe…), dan teman-
teman lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu saya. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penulis
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Yang menyatakan
(Wiwik Handayani)
vi
ABSTRAK
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan sempurna untuk bayi karena
mempunyai komposisi gizi paling lengkap dan ideal untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Namun, tak jarang terdapat kasus dimana ibu harus
menggantikan ASI dengan susu formula karena berbagai alasan, seperti air
susunya yang tidak keluar atau produksinya yang sangat sedikit sehingga tidak
mencukupi kebutuhan bayi, atau sibuknya sang ibu bekerja diluar rumah, dan
lain-lain. Bayi membutuhkan kombinasi distribusi posisi asam lemak yang tepat
dalam trigliserida agar lemak tersebut dapat dicerna secara optimal. Namun,
komposisi asam lemak pada trigliserida susu formula tidak sesuai dengan
kebutuhan bayi, sehingga dapat mengganggu sistem pencernaan pada bayi.
Penelitian ini memberikan solusi atas permasalahan tersebut yaitu dengan
mensintesis lemak yang memiliki trigliserida dengan distribusi posisi asam lemak
mirip dengan distribusi posisi asam lemak pada ASI yang dikenal dengan Human
Milk Fat Substitutes (HMFS). HMFS disintesis melalui interesterifikasi antara Etil
Oleat dengan Palm Stearin. Interesterifikasi ini dikatalis dengan lipase selektif sn-
1,3 Rhizomucor miehei. Agar enzim lipase dapat digunakan secara berulang
(reuse) atau dapat digunakan secara kontinyu dalam waktu yang panjang, maka
lipase diimobilisasi dengan metode entrapment menggunakan support Kalsium
Alginat yang dilapisi dengan kitosan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
bahwa persen komposisi Etil Palmitat hasil preparasi dari Palm Stearin mengalami
peningkatan dari 43,86% menjadi 80,97%. Enzim loading tertinggi yaitu sebesar
96,027% yakni pada variasi perbandingan lipase terhadap alginat sebesar 1:4 dan
ukuran bead sebesar 0,76 mm. Nilai aktivitas enzim lipase yang diperoleh hasil
metode entrapment adalah sangat kecil (0,25 unit/menit) dan hanya terlihat pada
perbandingan rasio E/A 1:4 dengan ukuran bead sebesar 0,76 mm. sedangkan
kondisi operasi optimum pada HMFS tidak tercapai.
Kata Kunci : Human Milk Fat Substitutes, interesterifikasi, Etil Oleat, Palm
Stearin, Entrapment, dan Lipase Rhizomucor miehei
vii
ABSTRACT
Breast milk is the perfect food for babies because it has the most complete
nutritional composition and ideal for growth and development. However, often
there are cases where mothers have to replace breast milk with formula milk for
various reasons, such as milk production is not out or very little so it does not
provide for the baby, or a busy mother works outside the home, and others. Babies
require a combination of fatty acid distribution of the proper position in the
triglycerides are fats that can be digested optimally. However, the composition of
fatty acids in triglycerides formula does not fit the needs of the baby, which can
interfere with the baby's digestive system. This study provides a solution to these
problems is to synthesis fat distribution that have triglycerides with fatty acid
positions similar to the position distribution of fatty acids in milk are known as
Human Milk Fat Substitutes (HMFS). HMFS synthesized by interesterification
between Ethyl Oleate with Palm Stearine. This interesterification catalyzed by
selective lipase sn-1,3 Rhizomucor miehei. For the enzyme lipase can be used
repeatedly (reuse) or can be used continuously for a long period, the lipase
immobilized by entrapment method using Calcium Alginate support coated with
chitosan. Based on this research, it is known that the percent composition of Ethyl
Palmitate from results Palm Stearine preparation an increase from 43,86% to be
80,97%. The highest enzyme loading is equal to 96.027% which is the variation
ratio of lipase to alginate 1:4 and bead size of 0.76 mm. The values activity of
lipase enzymes obtained results entrapment method is very small (0,25 units/min)
and only visible on a comparison of the ratio E/A 1:4 with a bead size of 0.76
mm. Whereas, the optimum operating conditions in HMFS is not achieved.
viii
DAFTAR ISI
ix
2.10.1 Adsorpsi ......................................................................................39
2.10.2 Entrapment ..................................................................................40
2.10.3 Enkapsulasi .................................................................................41
2.10.4 Covalen Binding..........................................................................42
2.10.5 Cross-linking ...............................................................................44
2.11 State of The Art .......................................................................................45
2.12 Hipotesis .................................................................................................49
3. METODOLOGI .............................................................................................50
3.1 Rancangan Penelitian ..............................................................................50
3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................52
3.3 Alat dan Bahan ........................................................................................52
3.3.1 Alat yang Digunakan ..................................................................52
3.3.2 Bahan yang Digunakan ...............................................................54
3.4 Lokasi Penelitian .....................................................................................54
3.5 Prosedur Penelitian .................................................................................55
3.5.1 Entrapment Lipase ......................................................................55
3.5.2 Penentuan Enzim Loading ..........................................................56
3.5.3 Preparasi Tripalmitin (PPP) dari Palm Stearin ...........................59
3.5.4 Sintesis Human Milk Fat Substitute (HMFS) melalui
Interesterifikasi ...........................................................................60
3.5.5 Variasi .........................................................................................62
3.5.6 Analisis .......................................................................................62
3.6 Penulisan Laporan ...................................................................................67
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................68
4.1 Hasil Preparasi Tripalmitin dari Palm Stearin ........................................68
4.2 Hasil Kurva Kalibrasi Standar pada Enzim Lipase .................................71
4.3 Hasil Entrapment Rhizomucor miehei dalam Kalsium Alginat yang
Dilapisi dengan Kitosan ..........................................................................72
4.4 Morfologi Lipase Terimobilisasi dengan Penyalutan Alginat-Kitosan ..77
4.5 Hasil Reaksi Interesterifikasi Enzimatis .................................................78
4.5.1 Perbandingan Free RM lipase, Imobilisasi RM lipase komersial,
dan Imobilisasi RM lipase...........................................................79
x
4.5.2 Pengaruh Variasi Waktu Reaksi .................................................82
4.5.3 Pengaruh Variasi Perbandingan Mol Substrat ............................84
4.5.4 Pengaruh Variasi Temperatur Reaksi .........................................86
5. KESIMPULAN ..............................................................................................89
5.1 KESIMPULAN .......................................................................................89
5.2 SARAN ...................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................92
LAMPIRAN ..........................................................................................................97
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Sintesis HMFS yang telah Dilakukan dari Bahan Baku Palm Stearin
dan Lipase Terimobilisasi ....................................................................20
Tabel 2.1. Komposisi Asam Lemak dalam Human Milk ......................................25
Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak dari Minyak Sawit Malaysia ........................31
Tabel 2.3. Komposisi Asam Lemak (%) ...............................................................32
Tabel 2.4. Lipase Regiospesifik dan Sumbernya ..................................................36
Tabel 2.5. Lipase Spesifik Panjang Rantai Asam Lemak dan Sumbernya ...........37
Tabel 2.6. Perbedaan Metode untuk Ikatan Kovalen pada Enzim terhadap Support
..............................................................................................................43
Tabel 2.7. Rekam Jejak .........................................................................................46
Tabel 2.8. State of The Art HMFS .........................................................................46
Tabel 2.9. State of The Art Imobilisasi Lipase dengan Support Kalsium Alginat 48
Tabel 3.1 Alat yang Digunakan dalam Penelitian .................................................52
Tabel 3.2. Bahan yang Digunakan dalam Penelitian ............................................54
Tabel 3.3. Bahan-bahan yang digunakan untuk Membuat Kurva Kalibrasi Standar
..............................................................................................................57
Tabel 3.4. Variabel Bebas dan Tetap ....................................................................62
Tabel 3.5 Berat contoh uji yang ditimbang berdasarkan % asam lemak bebas ....65
Tabel 4.1 Persen Komposisi Etil Palmitat dan Etil Oleat hasil analisa GC/MS ...69
Tabel 4.2 Hasil Absorbansi dari berbagai konsentrasi RM lipase ........................72
Tabel 4.3 Hasil Absorbansi serta Kandungan Lipase Rhizomucor miehei dalam
Larutan Sebelum dan Setelah Imobilisasi ............................................74
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. StrukturTrigliserida Dominan pada lemak ASI/ HMF (Faiz, Merisa
Bestari, 2012) ....................................................................................24
Gambar 2.2 Sintesis Human Milk Fat Substitutes (HMFS) dengan Reaksi
Interesterifikasi (Lee, 2010) ..............................................................27
Gambar 2.3. Mekanisme Reaksi Human Milk Fat Substitutes (HMFS) (Usai,
E.M., 2010) .......................................................................................30
Gambar 2.4. Preparasi Etil Oleat dari Asam Oleat (Lee, et al., 2010) .................33
Gambar 2.5. Mekanisme reaksi pembuatan Etil Oleat dari Asam Oleat ..............33
Gambar 2.6. Struktur Molekul Tripalmitin (PPP) ................................................34
Gambar 2.7. Proses reaksi interesterifikasi (Gupta, 2011) ...................................35
Gambar 2.8. Profil Penurunan Tingkat Aktivitas Kinetik Lipase Rhizomucor
miehei (1gl-1) dalam Air Murni pada Temperatur 400C, 500C, 550C
dan 600C Seiring Perubahan Waktu (Noel,M., et al, 2003) ..............38
Gambar 2.9. Imobilisasi Enzim Menggunakan Metode Adsorpsi (Elnashar, 2009)
...........................................................................................................40
Gambar 2.10. Imobilisasi Enzim dengan Metode Entrapment (Elnashar, 2009) 41
Gambar 2.11. Imobilisasi Enzim dengan Metode Microencapsulation
(Membrane Entrapment) (Elnashar, 2009) .......................................42
Gambar 2.12. Metode Imobilisasi Enzim dengan Covalent Binding (Elnashar,
2009) .................................................................................................43
Gambar 2.13. Imobilisasi Enzim dengan Metode Cross-linking (Elnashar, 2009)
...........................................................................................................44
Gambar 3.1. Diagram Alir Prosedur Penelitian....................................................51
Gambar 3.2. Imobilisasi Lipase dengan Metode Entrapment (Won, et al., 2005)
...........................................................................................................56
Gambar 3.3. Kurva Kalibrasi Standar (Faiz, Merisa B., 2012) ............................58
Gambar 3.4. Pengukuran Enzim Loading (Faiz, Merisa B., 2012) ......................59
Gambar 3.5. Preparasi Tripalmitin dari Palm Stearin (Lee, et al., 2010) .............59
Gambar 3.6. Sintesis Human Milk Fat Substitutes (HMFS) (Lee, et al., 2010) ...61
xiii
Gambar 4.1 Kelarutan pada PPP (Tripalmitin) dalam Aseton dan Hexane
(Timms, Ralph, E., 2007)..................................................................68
Gambar 4.2 Sampel yang Tanpa Mengalami Preparasi Menjadi Etil Ester .........70
Gambar 4.3 Sampel yang Mengalami Preparasi Menjadi Etil Ester ....................70
Gambar 4.4 Analisa Thin Layer Chromatography (TLC) pada Standar
Tripalmitin, Tripalmitin hasil preparasi dari Palm Stearin, dan Palm
Stearin ...............................................................................................71
Gambar 4.5 Kurva Kalibrasi Standar Konsentrasi Rhizomucor miehei Lipase....72
Gambar 4.6 Grafik Enzim Loading Rhizomucor miehei ......................................74
Gambar 4.7 Grafik Aktivitas Enzim Lipase Rhizomucor miehei .........................75
Gambar 4.8 Struktur Kimia pada Alginat ............................................................76
Gambar 4.9 Struktur Kimia pada Kitosan ............................................................76
Gambar 4.10 Pembentukan ikatan ionik antara alginat dan kitosan (Friedli &
Schlager, 2005) .................................................................................77
Gambar 4.11 Pola Persebaran Enzim Lipase dalam Butiran Gel Alginat dengan
Perbedaan Ukuran Bead Menggunakan SEM (dengan Perbesaran
5000x) ...............................................................................................77
Gambar 4.12 Morfologi Butiran Gel Enzim Lipase Terimobilisasi dengan
Alginat-Kitosan .................................................................................78
Gambar 4.13 Analisa Thin Layer Chromatography (TLC) pada Standar
Tripalmitin, Tripalmitin hasil preparasi dari Palm Stearin, dan Palm
Stearin ...............................................................................................79
Gambar 4.14 Analisa Thin Layer Chromatography (TLC) pada Produk HMFS
Tanpa Imobilisasi Enzim, Produk HMFS dengan Imobilisasi Enzim
Komersial, dan Produk HMFS dengan Imobilisasi Enzim Hasil
Entrapment ........................................................................................80
Gambar 4.15 Grafik Perbandingan Free RM lipase, Imobilisasi RM lipase
komersial, dan Imobilisasi RM lipase pada Sintesis HMFS .............81
Gambar 4.16 Analisa Thin Layer Chromatography (TLC) pada Variasi Waktu
Reaksi Sintesis HMFS ......................................................................82
Gambar 4.17 Grafik Pengaruh Waktu Reaksi pada Sintesis HMFS ....................83
xiv
Gambar 4.18 Analisa Thin Layer Chromatography (TLC) pada Variasi
Perbandingan Mol Substrat dalam Sintesis HMFS ...........................84
Gambar 4.19 Grafik Pengaruh Perbandingan Mol Substrat pada Sintesis HMFS
...........................................................................................................85
Gambar 4.20 Analisa Thin Layer Chromatography (TLC) pada Variasi
Temperatur Reaksi dalam Sintesis HMFS ........................................86
Gambar 4.19 Grafik Pengaruh Temperatur Reaksi pada Sintesis HMFS ............87
Gambar L1. Preparasi Tripalmitin dari Palm Stearin.........................................109
Gambar L2. Proses Entrapment Lipase………………………………………..109
Gambar L3. Proses Reaksi Interesterifikasi………………………………...…109
Gambar L4. Pengukuran Free Fatty Acid (FFA)………………………………110
Gambar L5. Membuat Kurva Kalibrasi Standar……………………………….110
Gambar L6. Pengukuran Identifikasi Asam Lemak dengan Thin Layer
Chromatography (TLC)……………………………………………110
Gambar L7. Spektrofotometer untuk mengukur enzim loading……………….111
Gambar L8. Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengukur ukuran gel
alginat di dalam CaCl2……………………………………………111
Gambar L9. GC/MS untuk mengukur persentase asam lemak……………......111
Gambar L10. Jangka Sorong untuk mengukur ukuran bead enzim
terimobilisasi……………………………………………………….110
Gambar L11. Melting Point Capillary untuk mengukur titik leleh Palm Stearin
dan Tripalmitin……………………………….…………………….112
Gambar L12. Reaksi Interesterifikasi dengan Perbandingan Waktu Reaksi (3 jam;
7,5 jam; dan 12 jam)……………………………………………..113
Gambar L13. Reaksi Interesterifikasi dengan Perbandingan Rasio Mol Substrat
(1:4; 1:5; dan 1:6)…………………………………………………...113
Gambar L14. Reaksi Interesterifikasi dengan Perbandingan Suhu Reaksi (50oC;
55oC; dan 60oC)……………………………………………………..113
Gambar L15. Reaksi Interesterifikasi pada kondisi operasi optimum dengan
katalis lipase bebas; lipase terimobilisasi; dan lipase terimobilisasi
komersial…………………………………………………………..114
xv
Gambar L16. Reaksi Interesterifikasi pada kondisi operasi optimum dengan
katalis lipase bebas; lipase terimobilisasi; dan lipase terimobilisasi
komersial..........................................................................................114
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
1. PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
20
Tabel 1.1. Sintesis HMFS yang telah Dilakukan dari Bahan Baku Palm Stearin
dan Lipase Terimobilisasi
Peneliti Tahun Penelitian yang Dilakukan Hasil
Lee dkk 2010 Sintesis HMFS dari Palm Stearin dan Etil 80,6% Asam Palmitat
Oleat yang telah dipreparasi dari Asam pada posisi sn-2 dan
Oleat dengan Etanol dengan lipase 64,9% Asam Oleat
Thermomyces lanuginosus yang pada posisi sn-3
diimobilisasi dengan silica gel
Jimenez dkk 2010 Sintesis HMFS dari Palm Stearin dan 75% Asam Palmitat
Asam Oleat dengan lipase Novozym 435 pada posisi sn-2
(Candida Antarctica) yang diimobilisasi
dengan Amacroporous acrylic resin
Esteban dkk 2011 Sintesis HMFS dari Asam Palmitat hasil 67,8% Asam Palmitat
asidolisis Palm Stearin dan Asam Oleat pada posisi sn-2 dan
dengan lipase DF dari Rhizopus oryzae 67,2% Asam Oleat
yang diimobilisasi pada Accurel MP1000 pada posisi sn-3
Faiz, Merisa 2012 Sintesis HMFS dengan bahan baku - Pada pengaruh
Bestari tripalmitin, etil oleat, lipase PPL yang waktu reaksi : yield
telah mengalami skrining support dan OPO sebesar
metode imobilisasi 5,67%.
- Pada pengaruh
rasio mol substrat :
yield OPO sebesar
3,11%.
- Pada pengaruh
temperatur reaksi :
yield OPO sebesar
13,68%.
Metode imobilisasi enzim telah banyak dilakukan dengan metode adsorpsi
mengggunakan microporous ion exchange resin. Sedangkan Keehoon dkk (2005)
melakukan optimasi entrapment lipase pada enzim Candida rugosa dalam Ca-
alginate gel beads dilapisi dengan chitosan dan silica jenis TEOS. Diperoleh hasil
ketika tanpa dilapisi apapun aktivitas residunya sebesar 72 %, ketika dilapisi
dengan chitosan aktivitas residunya sebesar 77%, sedangkan ketika dilapisi
dengan silica jenis TEOS aktivitas residunya sebesar 87%.
Pada penelitian ini akan dilakukan imobilisasi lipase dengan metode
entrapment menggunakan support Kalsium Alginat yang dilapisi kitosan dengan
enzim loading, aktivitas enzim dan yield HMFS sebagai parameternya. Alasan
pemilihan metode entrapment dalam melakukan imobilisasi lipase karena metode
ini memiliki enzim loading yang sangat tinggi, aktivitas enzim tetap tinggi
sehingga memungkinkan untuk digunakan secara berulang-ulang (reuse),
stabilitas yang tinggi dan memiliki perlindungan dari kontaminan. Kalsium
Universitas Indonesia
21
Alginat digunakan sebagai support karena sifatnya yang tidak beracun (non-toxic)
sehingga aman untuk pangan, biokompatibel, murah dan telah banyak digunakan
oleh industri pangan dalam aplikasinya. Sedangkan penggunaan kitosan sebagai
bahan penyalut dalam proses entrapment memiliki kemampuan sebagai bahan
bioadhesif yang akan membuat enzim yang terperangkap pada alginate tertahan
lebih lama sehingga enzim tidak mudah bocor. Lipase terimobilisasi akan diuji
aktivitasnya melalui selektif interesterifikasi dengan substrat Etil Oleat dan palm
stearin pada sintesis HMFS. Selain itu, untuk mengetahui pengaruh penggunaan
lipase terimobilisasi terhadap yield HMFS yang dihasilkan, maka pada penelitian
ini dilakukan juga reaksi interesterifikasi yang dikatalis dengan lipase bebas
dengan berbagai parameter reaksi (waktu, temperatur dan rasio mol substrat)
terhadap yield HMFS yang dihasilkan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1) Bagaimana membuat imobilisasi lipase Rhizomucor miehei dengan
metode entrapment sehingga menghasilkan yield yang tinggi, stabilitas
yang tinggi, aktivitas lipase tetap tinggi, dan enzim tidak mudah bocor?
2) Bagaimana menentukan kondisi operasi optimum pada temperatur, waktu
reaksi dan rasio mol substrat dari reaksi interesterifikasi pada sintesis
HMFS?
3) Bagaimana pengaruh penggunaan lipase terimobilisasi dibandingkan
dengan lipase bebas dalam reaksi interesterifikasi terhadap yield HMFS?
1.3 Tujuan
Tujuan Konseptual : Penelitian ini diharapkan dapat mensintesis HMFS
berbahan baku Palm Stearin dengan enzim lipase Rhizomucor miehei yang
diimobilisasi menggunakan metode entrapment dengan support Ca-
Alginate yang dilapisi dengan kitosan.
Tujuan Operasional :
1) Imobilisasi enzim lipase Rhizomucor miehei dengan yield yang tinggi,
stabilitas yang tinggi, aktivitas enzim tetap tinggi, dan enzim tidak
mudah bocor menggunakan metode entrapment dengan support Ca-
Alginate yang dilapisi dengan kitosan.
Universitas Indonesia
22
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
BAB II
2. TINJAUAN PUSTAKA
P P Asam palmitat
U
U Asam lemak tak jenuh
Gambar 2.1. StrukturTrigliserida Dominan pada lemak ASI/ HMF (Faiz, Merisa
Bestari, 2012)
24
Universitas Indonesia
25
Selain itu, Indonesia juga merupakan penghasil sawit nomor satu di dunia dengan
jumlah produksi sebesar 23,9 juta ton per tahun dan luas area sebesar 8,342 juta
hektar pada tahun 2011 (Departemen Pertanian, Statistik Perkebunan Minyak
Sawit dan Produksi CPO, 2012). Pada penelitian ini akan dibuat HMFS yang
bersumber dari Stearin kelapa sawit karena pada stearin mengandung Asam
Palmitat sebesar 47,2-73,8% dan oleat sebesar 15,6-37,0% yang merupakan
komponen utama dalam struktur triasilgliserol HMF (Basiron, 2005).
HMFS disintesis dengan triasilgliserol (TAG) dan asam lemak atau ester
dengan bantuan enzim lipase yang selektif terhadap sn-1,3. Pada penelitian ini,
HMFS disintesis melalui reaksi interesterifikasi dengan substrat Tripalmitin (PPP)
hasil preparasi dari palm stearin dan etil oleat. Reaksi ini dikatalis dengan
menggunakan lipase selektif sn-1,3 yang berasal dari lipase Rhizomucor miehei.
Reaksi interesterifikasi ini bersifat reversible. Untuk memanipulasi jumlah
keluaran dari reaksi ini, diterapkanlah azas Le Chatelier's, yaitu dengan
menggunakan substrat etil oleat dalam jumlah berlebih (excess). Dengan
demikian, reaksi akan bergeser ke kanan sehingga meningkatkan jumlah yield
HMFS yang dihasilkan. Ilustrasi mekanisme reaksi interesterifikasi ini
ditunjukkan pada Gambar 2.2.
27
O O
O O O O
katalis lipase
spesifik sn-1,3
CH O C C15H31 + 2 CH (CH ) CH=CH(CH ) C O C2H5 CH O C C15H31 + 2 C15H31C O C2H5
3 2 7 2 7
O O
Tripalmitat (PPP) dari Palm Stearin Etil Oleat 1,3-dioleoyl-2-palmitoylglycerol (DAG) Etil Palmitat
Gambar 2.2 Sintesis Human Milk Fat Substitutes (HMFS) dengan Reaksi Interesterifikasi (Lee, 2010)
28
O O
O
O O
CH O C C15H31
+ CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7C O C2H5
CH O C C15H31
O O
O + C15H31C O C2H5
atau CH O C C17H33
H2C O C C15H31
2-oleyl-1,3-dipalmitoylglycerol (MAG)
29
O O
O O O
O O
+ C15H31C O C2H5
O
Etil Palmitat
H2C O C C17H33
atau CH O C C15H31
H2C O C C17H33
1,3-dioleyl-2-palmitoylglycerol (DAG)
30
O O
O O O O
O O
O O
O O O O
O O
Gambar 2.3. Mekanisme Reaksi Human Milk Fat Substitutes (HMFS) (Usai, E.M., 2010)
31
Hal ini dapat dilihat bahwa sekitar 50% dari asam lemak hadir dalam
minyak kelapa jenuh dan sekitar 50% yang tak jenuh. Keseimbangan antara
kejenuhan dan tidak jenuh menentukan nilai yodium minyak (sekitar 53) dan
menjaga stabilitas minyak terhadap oksidasi dibandingkan dengan minyak nabati
lainnya. Penempatan yang berbeda dari asam lemak yang menempel pada molekul
gliserol dapat menyebabkan sejumlah besar trigliserida yang berbeda. Pada
Stearin lebih banyak terkandung Asam Palmitat dibandingkan pada Olein seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 2.3.
32
titrasi 50% NaOH hingga timbul warna merah muda. Larutan kemudian dicuci
dengan air, dan dilewatkan melalui kolom Anhydrous Sodium Sulfat. Etanol
dievaporasi di dalam rotary evaporator pada kondisi vakum, dan dikeringkan
dengan nitrogen dalam heating module (600C). Untuk menganalisis keberadaan
Etil Oleat, produk tersebut dilarutkan di dalam petroleum eter, dan diisolasi
dengan Thin Layer Chromatoghraphy (TLC, silica gel 60 F254, 10 cm x 10 cm)
dengan petroleum eter/ Dietil Eter/Asam Asetat (90/10/1, v/v/v) sebagai
developingsolvent. Ilustrasi prosedur preparasi Etil Oleat dari Asam Oleat dapat
dilihat pada Gambar 2.4 dan mekanisme reaksi pembuatan etil oleat pada Gambar
2.5 (Lee, et al., 2010).
NaOH
Netralisasi
3-4 tetes Isolasi etil oleat
0,5% fenoftalein dalam TLC
Petroleum
Titrasi hingga NaOH Eter
berwarna pink Pelarutan
Air N2
Pencucian Pengeringan
(heating module)
Dilewatkan melalui
kolom anhydrous Evaporasi Etanol
sodium sulfate (rotary evaporator)
Gambar 2.4. Preparasi Etil Oleat dari Asam Oleat (Lee, et al., 2010)
katalis
+
Asam Oleat Etanol
+
Etil Oleat Air
Gambar 2.5. Mekanisme reaksi pembuatan Etil Oleat dari Asam Oleat
34
2.7 Interesterifikasi
Interesterifikasi adalah reaksi perubahan ester trigliserida atau ester asam
lemak menjadi ester lain melalui reaksi dengan alkohol, asam lemak, dan
transesterifikasi.Interesterifikasi menyebabkan penataan ulang atau randomisasi
residu asil melalui pertukaran grup asil diantara ester-ester dalam triagliserol dan
kemudian menghasilkan lemak atau minyak dengan sifat-sifat baru.
Interesterifikasi dapat terjadi dengan bantuan katalis kimia atau dengan adanya
biokatalis enzim (Lubis, 2009). Selama interesterifikasi akan terjadi redistribusi
yang mengubah komposisi asam lemak dalam triagliserol sehingga mempengaruhi
karakteristik fisik minyak dan lemak, seperti sifat pelelehan dan kristalisasi
(Hilda, 2010).
35
minat dalam pengembangan aplikasi baru untuk enzim dalam produk dan proses,
terutama di industri deterjen, minyak dan lemak, dan susu (Macrae, 1984).
Lipase dengan regiospesifik 1,3 dalam prinsipnya bisa digunakan untuk
menghasilkan monoacylgycerol dari minyak dan lemak. Namun, lipase tipe ini
mungkin pada reaksi katalis enzimatik akan menggantikan proses glycerolysis
kimia yang sekarang ini digunakan untuk pembuatan monoacylglycerol. Lipase
regiospesifik asam lemak dari ikatan ester primer pada posisi 1 dan 3 asilgliserol.
Lipase ini menghidrolisis triasilgliserol untuk menghasilkan asam lemak bebas 1,2
(atau 2,3)-diasilgliserol dan 2-monoasilgliserol (Illanes, 2008). Tabel 2.4
menunjukkan contoh lipase regiospesifik dan sumbernya yang digunakan dalam
sintesis triasilgliserol.
Lipase Regiospesifik
Rhizopus delemar 1,3>>2
Rhizopus miehei 1>3>>2
Porcine pancreas 1,3
Humicola lanuginosa 1,3>>2
Pseudomonas sp. 1,3>2
Candida rugosa Non-selektif
Penicillium cambertii 2
Candida antarctica 2
Sumber : The Application of Lipases in Modifying the Composition, Structure and Properties of
Lipids, Adamczak, 2004
Tabel 2.5. Lipase Spesifik Panjang Rantai Asam Lemak dan Sumbernya
2.10.1 Adsorpsi
Imobilisasi dengan adsorpsi adalah metode yang paling sederhana dan
melibatkan permukaan interaksi reversibel antara enzim dan support seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.9. Prosedur adsorpsi terdiri dari pencampuran
bersama-sama komponen biologi dan support dengan properti adsorpsi, pada
kondisi pH dan kekuatan ion untuk jangka waktu inkubasi, diikuti dengan
pengumpulan bahan imobilisasi dan pencucian terus-menerus hingga lepasnya
ikatan pada komponen biologi. Menaa et al. (2008) melaporkan peran permukaan
hidrofobik pada nanoporous kaca silika pada peningkatan folding protein. Protein
diadsorpsi pada permukaan silika.
40
2.10.2 Entrapment
Imobilisasi dengan entrapment berbeda dari adsorpsi dan mengikat
kovalen seperti ditunjukkan pada Gambar 2.10 pada molekul enzim bebas dalam
larutan, namun dibatasi pergerakannya oleh kisi struktur gel (Bickerstaff, 1995).
Porositas kisi gel dikendalikan untuk memastikan bahwa struktur tersebut cukup
41
kuat untuk mencegah kebocoran enzim atau sel, namun pada saat yang sama
memungkinkan pergerakan bebas dari substrat dan produk. Support bertindak juga
sebagai penghalang dan bisa menguntungkan karena melindungi imobilisasi
enzim dari kontaminasi mikroba seperti sel berbahaya, protein, dan enzim dalam
lingkungan mikro (Riaz, et al., 2009). Entrapment dapat dicapai dengan
mencampur enzim dengan bahan polimer poliionik, seperti sebagai carrageenan,
dan cross-linking polimer dengan kation multivalent, misalnya heksametilena
diamina, dalam reaksi pertukaran ion untuk membentuk struktur kisi yang
memperangkap enzim, bentuk ini disebut gelasi ionotropik.
2.10.3 Enkapsulasi
Enkapsulasi enzim yang ditunjukkan pada Gambar 2.11 dapat dicapai
dengan membungkus komponen biologi dalam berbagai bentuk membran
semipermeabel (Groboillot, et al., 1994). Hal ini mirip dengan entrapment pada
enzim bebas dalam larutan, namun dibatasi dalam ruang. Protein besar atau enzim
42
tidak dapat melewati keluar atau masuk ke dalam kapsul, namun substrat kecil
dan produk dapat lewat dengan bebas melintasi membran semipermeabel.
Banyak bahan telah digunakan untuk membangun mikrokapsul dengan
variasi diameter dari 10 m hingga 100 m. Misalnya nilon dan selulosa nitrat
telah terbukti populer. Ionotropic gelasi dari alginat telah membuktikan khasiat itu
juga untuk enkapsulasi obat, enzim dan sel-sel (Patil, et al., 2010). Pada tingkat
skala nano, Menaa et al, 2008b, 2009 & 2010. Digunakan Silika berbasis
nanoporous sol-gel gelas untuk studi enkapsulasi dan stabilisasi beberapa protein.
pada permukaan support dan grup fungsional milik asam amino residu pada
permukaan enzim.
SUPPORT--CH2-S---ENZYME
Biaya cukup tinggi sebagai support yang baik sangat mahal (misalnya Eupergit
C dan Agaroses).
Kehilangan aktivitas enzim (misalnya ketidakcocokan enzim pada carrier
seperti keterlibatan pusat aktif dalam ikatan).
2.10.5 Cross-linking
Jenis imobilisasi adalah support bebas seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.13 dan melibatkan gabungan dengan molekul enzim satu sama lain
untuk pembentukan yang besar, struktur kompleks tiga-dimensi, dan dapat dicapai
dengan metode kimia atau fisik (Xie et al., 2009). Metode kimia pada cross-
linking biasanya melibatkan pembentukan ikatan kovalen antara enzim dengan
dua atau multifungsi pelarut, seperti glutaraldehid, asam dikarboksilat atau
diisosianat toluena. Agen Flocculating, seperti poliamina, polyethyleneimine,
sulfonat polystyrene, dan fosfat berbagai telah digunakan secara luas untuk cross-
linking sel menggunakan ikatan fisik. Cross-linking jarang digunakan sebagai
imobilisasi, karena sifat mekanik yang sangat sedikit sampai batas terendah.
Cross-linking yang paling sering digunakan untuk meningkatkan metode lain pada
imobilisasi.
Metode Imobilisasi
Dilakukan dengan
(Faiz, Merisa Bestari,
2012)
(Perbandingan Substrat, Temperatur, Waktu) PENELITIAN INI
Kondisi Fisikokimia Reaksi Interesterifikasi
Lipase Terimobilisasi
Dilakukan Variasi
Optimasi Kondisi Proses
Tidak Dilakukakn
(Jimenez et al.,
2010a)
Bahan Baku
Response Surface
Methodology
Lee dkk 2010 Optimasi sintesis 80,6% Asam Palmitat
HMFS dari Palm pada posisi sn-2 dan
Stearin dan Etil Oleat 64,9% Asam Oleat pada
yang telah dipreparasi posisi sn-3
dari Asam Oleat
dengan Etanol dengan
lipase Thermomyces
lanuginosus yang
diimobilisasi dengan
silica gel
Jimenez dkk 2010 Produksi HMFS dari 75% Asam Palmitat pada
Palm Stearin dan Asam posisi sn-2
Oleat dengan lipase
Novozym 435
(Candida Antarctica)
yang diimobilisasi
dengan Amacroporous
acrylic resin
Tecelao dkk 2010 Produksi HHMFS yang Pada posisi Sn-2:
kaya omega-3 -dengan lipase RM IM:
polyunsaturated fatty Asam Palmitat (79,9%),
acid dengan bahan Asam Oleat (16%).
baku pada System I: -dengan lipase TL IM:
Tripalmitin, Asam Asam Palmitat (75,6%),
Oleat. Sistem II: Asam Oleat (20,6%).
Tripalmitin, omega-3 -dengan Novozym 435:
PUFA dengan lipase Asam Palmitat (61,2%),
T.lanuginosa, Asam Oleat (33,2%).
R.miehei, Novozym -dengan lipase /
435, dan acyltransferase
lipase/acyltransferase C.parapsilosis : Asam
C.parapsilosis Palmitat (87,3%), Asam
Oleat (6,6%).
Esteban dkk 2011 Sintesis HMFS dari 67,8% Asam Palmitat
Asam Palmitat hasil pada posisi sn-2 dan
asidolisis Palm Stearin 67,2% Asam Oleat pada
dan Asam Oleat posisi sn-3
dengan lipase DF dari
Rhizopus oryzae yang
diimobilisasi pada
Accurel MP1000
Robles dkk 2011 Produksi enzimatis Sn-2 : Asam Palmitat
HMFS yang berisi (52,1%), Asam Oleat
Asam Palmitat, tuna (21,5%).
oil, Asam Oleat, lipase Sn-1,3 : Asam Palmitat
DF (15,1%), Asam Oleat
(67%).
Yuksel dkk 2012 Produksi enzimatis Pada posisi Sn-2:
analog HMF yang Asam Palmitat (50,2%),
berisi tripalmitin, Asam Oleat (23,4%).
hazelnut oil dan COM,
lipase TL IM dengan
optimasi reaksi
Response Surface
Methodology
48
Faiz, Merisa Bestari 2012 Sintesis HMFS dengan - Pada pengaruh waktu
bahan baku tripalmitin, reaksi : yield OPO
etil oleat, lipase PPL sebesar 5,67%.
yang telah mengalami - Pada pengaruh rasio
skrining support dan mol substrat : yield
metode imobilisasi OPO sebesar 3,11%.
- Pada pengaruh
temperatur reaksi :
yield OPO sebesar
13,68%.
Tabel 2.9. State of The Art Imobilisasi Lipase dengan Support Kalsium Alginat
Peneliti Tahun Penelitian Hasil
Santoyo dkk 1996 Imobilisasi Selama 3 hari tidak ada
Pseudomonas sp BA2 berkurangnya aktivitas
dengan Kalsium bakteri, tetapi setelah hari
Alginat menggunakan ke-5 menjadi 60% dari
metode entrapment aktivitas awal dan dapat
dijaga sampai 27 hari.
Won dkk 2005 Imobilisasi lipase - Tanpa dilapisi : residual
Candida rugosa activity (72%).
dengan Kalsium - Dengan chitosan :
Alginat yang dilapasi residual activity (77%).
silica & chitosan - Dengan silika : residual
dengan metode activity (87%).
entrapment
Milovanovic dkk 2007 Imobilisasi Yeast cell Residual activitynya 90%
wall invertase (CWI)
dengan Kalsium
Alginat menggunakan
metode entrapment
Anwar dkk 2009 Imobilisasi Bacillus Aktivitasnya menjadi 80%
subtilis KIBGE HAS setelah digunakan untuk
dengan Kalsium kedua kalinya dan
Alginat dan casein menjadi 35% setelah
sebagai substrat digunakan untuk ketiga
dengan metode kalinya
entrapment
Matto dkk 2009 Imobilisasi bitter Aktivitasnya 75% dan
gourd (Momordica berkurang menjadi 69%
charantia) peroxidase setelah digunakan hari ke-
dengan Kalsium 7
Alginat menggunakan
metode entrapment
Quiroga dkk 2011 Imobilisasi araujiain, Imobilisasi araujiain
a cystein tersisa 95% dari aktivitas
phytoprotease dengan awal setelah 45 hari
Kalsium Alginat disimpan pada 4◦C
menggunakan metode
entrapment
Talekar, Sachin., & 2012 Imobilisasi -amylase Aktivitasnya 90% dan
Chavare, Sandeep dengan Kalsium berkurang menjadi 35%
Alginat menggunakan setelah digunakan hari ke-
metode entrapment 10
Singh dkk 2012 Imobilisasi Aktivitasnya menjadi
Aspergillus fumigatus 87,52% setelah digunakan
49
2.12 Hipotesis
Preparasi
Immobilisasi lipase Tripalmitin (PPP)
dari Palm Stearin
Lipase terimmobilisasi
dalam Ca-Alginat yang
dilapisi dengan Kitosan
Analisa Analisa
Separasi
Analisis
Separasi
Analisis
Universitas Indonesia
52
Variabel tetap atau kondisi operasi yang tidak berubah dalam penelitian
ini ialah : pH, tekanan, dan kecepatan pengadukan.
Kondisi operasi yang diubah atau variabel bebas pada penelitian ini
adalah temperatur reaksi, waktu reaksi, dan rasio mol substrat.
Sedangkan parameter yang akan diamati sebagai hasil dari penelitian atau
variabel terikat dalam penelitian ini adalah enzim loading, aktivitas
enzim lipase terimobilisasi, dan jumlah asam lemak berupa Asam Oleat
dan Asam Palmitat yang terkandung di dalam sampel produk setelah
reaksi.
Universitas Indonesia
53
Universitas Indonesia
54
Universitas Indonesia
55
Universitas Indonesia
56
Filtrasi sebanyak 2x
Dipisahkan dari larutan cair
dengan vacuum filtrasi
Pencucian &
Penyaringan Direndam dalam 136 mM
tripolifosfat selama 80 menit
Gambar 3.2. Imobilisasi Lipase dengan Metode Entrapment (Won, et al., 2005)
Universitas Indonesia
57
Tabel 3.3. Bahan-bahan yang digunakan untuk Membuat Kurva Kalibrasi Standar
Universitas Indonesia
58
Universitas Indonesia
59
dimana :
mRMsebelum imobilisasi = massa enzim lipase Rhizomucor miehei sebelum
imobilisasi (gr)
mRMsetelah imobilisasi = massa enzim lipase Rhizomucor miehei setelah imobilisasi
(gr)
Dekantasi
Fraksi solid
terisolasi
Evaporasi Aseton
Gambar 3.5. Preparasi Tripalmitin dari Palm Stearin (Lee, et al., 2010)
Universitas Indonesia
60
Universitas Indonesia
61
Preparasi Tripalmitin
Imobilisasi lipase (PPP) dari Palm Stearin
Analisis data
Gambar 3.6. Sintesis Human Milk Fat Substitutes (HMFS) (Lee, et al., 2010)
Universitas Indonesia
62
3.5.5 Variasi
Dalam penelitian ini, variasi dilakukan pada saat melakukan reaksi
interesterifikasi. Variasi yang dilakukan adalah berupa variasi bentuk lipase
(lipase bebas, lipase terimobilisasi, dan lipase terimobilisasi komersial), variasi
waktu waktu reaksi, variasi rasio mol substrat dan variasi temperatur reaksi.
Tabel 3.4. Variabel Bebas dan Tetap
Variabel Bebas Variabel Tetap
Waktu Reaksi pH (7,0)
(3 jam; 7,5 jam; dan 12 jam) Tekanan (1 atm)
Kecepatan Pengadukan (200 rpm)
Rasio Mol Substrat (1:6)
Temperatur Reaksi (55oC)
Rasio Mol Substrat pH (7,0)
(1:4; 1:5; dan 1:6) Tekanan (1 atm)
Kecepatan Pengadukan (200 rpm)
Waktu Reaksi (7,5 jam)
Temperatur Reaksi (55oC)
Temperatur Reaksi pH (7,0)
(50oC; 55oC; dan 60oC) Tekanan (1 atm)
Kecepatan Pengadukan (200 rpm)
Waktu Reaksi (7,5 jam)
Rasio Mol Substrat(1:6)
Penelitian ini dilakukan secara seri, dimana setiap kondisi optimum yang
diperoleh dari variabel bebas yang divariasikan akan digunakan untuk tahap reaksi
selanjutnya dalam pembuatan HMFS. Selain itu, variasi variabel ini digunakan
untuk kedua jenis lipase.
3.5.6 Analisis
Analisis dilakukan dalam penelitian ini antara lain :
Analisis uji aktivitas lipase (Winarno, 1995).
1. Membuat campuran minyak yang terdiri dari 25% olive oil /
minyak goreng, 1,5% polyvinylalcohol, dan air.
2. Ambil 5 ml campuran minyak tersebut, tambahkan dengan 4 ml
buffer phosphate 0,05 M pH 7 dan 1 ml larutan enzim.
3. Inkubasi pada shaker selama 20 menit pada temperature 45-50oC.
4. Tambahkan 20 ml Methanol untuk menghentikan reaksi.
5. Tambahkan 2 tetes indicator PP (Fenolftalein).
6. Titrasi dengan NaOH 0,05 M.
Universitas Indonesia
63
Perhitungan :
Jumlah mmol NaOH = mmol FFA = VNaOH x MNaOH
Jumlah mol FFA = mmol FFA x 1000 mol
Unit lipase = jumlah mol FFA
Universitas Indonesia
64
dengan :
W adalah berat kalium hidrogen ftalat (g)
V adalah volume larutan titar yang digunakan (ml)
204,2 adalah berat equivalen kalium hidrogen ftalat.
b. Pelarut : isopropanol atau etanol 95% yang dinetralkan.
Isopropanol atau etanol 95% dipanaskan diatas pemanas (hot plate)
sampai mendidih. Tambahkan kira-kira 0,5 ml indikator
fenolftalein, kemudian titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga
timbul warna merah muda (merah jambu) yang stabil.
c. Larutan indicator fenolftalein 1% dalam isopropanol atau alcohol
95%.
d. Air suling.
Peralatan :
a. Erlenmeyer 250 ml;
b. Gelas ukur 50 ml;
c. Penangas air atau pemanas dengan pengatur suhu;
d. Buret dengan skala pembacaan 0,05 ml sampai 0,1 ml;
e. Neraca analitik dengan ketelitian 0,1 mg;
f. Desikator.
Cara Kerja :
a. Panaskan contoh uji pada suhu 60oC sampai 70oC, aduk hingga
homogen.
b. Timbang contoh uji sesuai tabel di bawah ini ke dalam Erlenmeyer
250 ml;
Universitas Indonesia
65
Tabel 3.5 Berat contoh uji yang ditimbang berdasarkan % asam lemak
bebas
% Asam Lemak Bebas Berat Contoh 10% (g)
< 1,8 10 0,02
1,8 – 6,9 5 0,01
> 6,9 2,5 0,01
c. Tambahkan 50 ml pelarut yang sudah dinetralkan.
d. Panaskan di atas penangas air atau pemanas dan atur suhunya pada
40oC sampai contoh minyak larut semuanya.
e. Tambahkan larutan indicator fenolftalein sebanyak 1-2 tetes.
f. Titrasi dengan larutan titar sambil digoyang-goyang hingga
mencapai titik akhir yang ditandai dengan perubahan warna
menjadi merah muda (merah jambu) yang stabil untuk minimal
selama 30 detik.
g. Catat penggunaan ml larutan titar.
h. Lakukan analisa sekurang-kurangnya duplo, perbedaan antara
kedua hasil uji tidak boleh melebihi 0,05%.
Penyajian Hasil Uji :
Persentase asam lemak dihitung sebagai asam palmitat berdasarkan
rumus di bawah ini dan dinyatakan dalam 2 desimal.
dengan :
V adalah volume larutan titar yang digunakan (ml);
N adalah normalitas larutan titar;
W adalah berat contoh uji (g);
25,6 adalah konstanta untuk menghitung kadar asam lemak bebas
sebagai asam palmitat.
Analisa Melting Point yang bertujuan untuk mengetahui titik leleh dari
bahan baku Palm stearin dan tripalmitin hasil preparasi dari palm
stearin berdasarkan metode dari Organic Chemistry Laboratory (Bell,
Universitas Indonesia
66
Universitas Indonesia
67
Universitas Indonesia
BAB IV
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1 Kelarutan pada PPP (Tripalmitin) dalam Aseton dan Hexane
(Timms, Ralph, E., 2007)
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kelarutan Tripalmitin dalam
Aseton tertinggi yaitu pada campuran Aseton 20% dan Hexane 80% dengan nilai
kelarutan dalam nilai log(g/100g) mendekati 1, sedangkan kelarutan aseton pada
tripalmitin terendah yaitu pada campuran aseton 100% dan hexane 0% dengan
nilai kelarutan dala nilai log(g/100g) 0,01. Hal ini menunjukkan Aseton berfungsi
68
Universitas Indonesia
69
hanya memisahkan asam lemak jenuh saja tanpa ikut bereaksi atau terlarut
bersama Tripalmitin (Timms, Ralph, E., 2007). Nilai pada prediksi diperoleh
secara matematika.
Untuk mengetahui Tripalmitin yang dihasilkan dari preparasi Palm Stearin
maka dilakukan analisa titik leleh Palm Stearin dan Tripalmitin yang telah
dilakukan dari preparasi Palm Stearin, free fatty acid (FFA) atau asam lemak
bebas Palm Stearin dan Tripalmitin yang telah dilakukan dari preparasi Palm
Stearin dan GC/MS untuk mengetahui yield Etil Palmitat. Titik leleh Palm Stearin
dari bahan baku yang digunakan adalah 560C, sedangkan titik leleh Palm Stearin
berdasarkan literatur dari Natural Oleochemical Co., Ltd adalah 44-560C. Titik
leleh Tripalmitin hasil preparasi adalah sebesar 590C, sedangkan titik leleh
Tripalmitin berdasarkan literatur adalah 660C (www.sciencelab.com). Nilai
persentase asam lemak bebas Palm Stearin adalah sebesar 1,109, sedangkan nilai
persentase asam lemak bebas Tripalmitin hasil preparasi adalah sebesar 0,234.
Nilai persentase asam lemak bebas yang bagus adalah <1 bahkan nol, tujuannya
adalah agar pada reaksi interesterifikasi nanti tidak terdapat kandungan air dari
ikatan OH- dan H+ yang terbentuk sehingga tidak mengganggu kesetimbangan
reaksi atau terjadi reaksi hidrolisis.
Persen komposisi Etil Palmitat pada Palm Stearin yang diperoleh dari
perlakuan sebelum dan sesudah preparasi dengan Aseton diukur dengan
menggunakan GC/MS, Berikut ini merupakan hasil analisa dari GC/MS:
Tabel 4.1 Persen Komposisi Etil Palmitat dan Etil Oleat hasil analisa GC/MS
Sampel Komposisi (%)
Etil Palmitat pada Palm Stearin 43,86
Etil Palmitat pada Tripalmitin hasil preparasi dari palm stearin 80.97
Etil Oleat pada Tripalmitin hasil preparasi dari palm stearin 1.64
Universitas Indonesia
70
muncul dari sampel yang tanpa mengalami preparasi menjadi etil ester dan sampel
yang mengalami preparasi menjadi etil ester.
Gambar 4.2 Sampel yang Tanpa Mengalami Preparasi Menjadi Etil Ester
Universitas Indonesia
71
kecil, yakni sebesar 1,64%. Analisa lain yang dilakukan yaitu mengukur Palm
Stearin, Tripalmitat hasil preparasi dari Palm Stearin dan dibandingkan dengan
standard secara Thin Layer Chromatography (TLC).
Standar
PPP PPP hasil Palm
preparasi Stearin
Universitas Indonesia
72
dimana,
x = absorbansi
y = konsentrasi RM Lipase (gr/ml)
Confidence level (R2) dari yang dihasilkan adalah sebesar 0.995.
Tabel 4.2 Hasil Absorbansi dari berbagai konsentrasi RM lipase
Absorbansi Konsentrasi RM lipase (gr/ml)
0.046 0.002
0.066 0.004
0.138 0.006
0.670 0.080
0.798 0.100
0.120
Konsentrasi RM lipase
(gr/ml)
0.100
Konsentrasi Protein (gr/ml)
0.080
0.060
0.040
0.020
0.000
0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800
Absorbansi
Universitas Indonesia
73
tersebut menyebabkan terbentuknya gel alginat dalam waktu kurang dari 1 menit.
Gel yang terbentuk sesaat setelah penetesan bersifat lunak. Setelah 20 menit, gel
alginat menjadi lebih keras yang diduga karena ikatan silang antara alginat dan
2+
Ca telah berlangsung sempurna, setelah itu difiltrasi dan enzim mengalami
proses lebih lanjut yakni dilapisi dengan kitosan. Alginat dapat berikatan dengan
Kalsium (Ca2+) dan terlepas dari logam Natrium (Na+) karena terjadinya reaksi
kompleks, dimana Kalsium memiliki kation divalen atau ikatan tangan dua
sehingga cenderung lebih kuat mengikat alginat sesuai dengan sifatnya pada
sistem periodik unsur yakni pada golongan IIA dan membentuk formasi
menyerupai telur dalam kotaknya (egg-box) dibandingkan dengan Natrium yang
hanya memiliki satu ikatan kation. Kalsium mengikat alginat pada bagian electron
semu atau electron bebas yang terdapat pada alginat.
Metode entrapment mempunyai kelemahan yakni enzim mudah bocor,
oleh karena itu setelah enzim di-entrapment dengan Kalsium Alginat dilapisi lagi
dengan kitosan. Pemilihan kitosan sebagai penyalut atau pelapis karena
merupakan polisakarida alami yang memiliki sifat nontoksik, biokompatibel, dan
biodegradable. Tetapi kitosan sendiri juga mempunyai kelemahan yakni bersifat
rapuh dalam bentuk gel. Oleh karena itu dilakukan modifikasi kimia dengan
menambahkan glutaraldehida sebagai agen penautsilang dan polimer alami atau
disintesis sebagai bahan saling tembus (interprenetrating agent), yaitu polimer
alami sejenis hidrokoloid seperti alginat.
Setelah dilapisi kitosan, enzim direndam dalam tripolifosfat yang
bertujuan untuk menahan berat lipase sehingga selama proses sintesis HMFS tidak
berkurang. Proses terakhir dilakukan filtrasi untuk memisahkan enzim yang
terimobilisasi di dalam support dari larutan enzim yang tidak berhasil terjebak ke
dalam support. Selisih massa enzim pada larutan sebelum dan setelah imobilisasi
menjadi dasar untuk penentuan persentase enzim loading.
Untuk mengetahui massa enzim sebelum dan setelah imobilisasi, dapat
dilakukan dengan cara menyelidiki konsentrasi di dalam larutan sebelum dan
setelah imobilisasi. Penentuan konsentrasi ini dilakukan dengan melalui metode
Lowry dengan menggunakan spektrofotometer dimana output dari proses ini
adalah berupa nilai absorbansi. Nilai absorbansi yang telah diperoleh tersebut
Universitas Indonesia
74
92
90 ukuran bead
88 0,76 mm
86
ukuran bead
84
2,02 mm
82
80
78
1/0 1/1 1/2 1/3 1/4 1/5
Rasio Berat E/A
Universitas Indonesia
75
imobilisasi
3
(unit/menit)
Universitas Indonesia
76
beraktivitas dengan leluasa. Pada enzim lipase yang mengalami proses entrapment
aktivitas enzim sangat kecil hanya terlihat pada perbandingan rasio E/A 1:4
dengan ukuran bead sebesar 0,76 mm dengan nilai aktivitas sebesar 0,5
unit/menit. Sedangkan pada enzim lipase yang mengalami proses entrapment
lainnya aktivitas enzim tidak terlihat. Hal ini disebabkan karena proses imobilisasi
dengan metode entrapment yang dilakukan masih kurang bagus atau mengalami
kerusakan karena sifatnya yang mudah bocor sehingga enzim mudah terlepas.
Alginat dapat membentuk formasi egg-box melalui ikatan hidrogen dan
adanya kation divalen, misalnya ion kalsium. Oleh karena itu, alginat dapat
diaplikasikan sebagai bahan penyalut pada proses enkapsulasi (Ul-Ain et al.
2003).
Universitas Indonesia
77
negatif, sedangkan kitosan positif. Muatan negatif pada alginat disebabkan oleh
adanya gugus karboksil dan muatan positif kitosan berasal dari gugus aminonya.
Gambar 4.10 Pembentukan ikatan ionik antara alginat dan kitosan (Friedli &
Schlager, 2005)
Gambar 4.11 Pola Persebaran Enzim Lipase dalam Butiran Gel Alginat dengan
Perbedaan Ukuran Bead Menggunakan SEM (dengan Perbesaran 5000x)
Proses pengeringan butiran gel alginat-kitosan dilakukan dengan cara
o
mengeringkannya menggunakan freeze drying pada suhu -40 C. Air dalam butiran
gel akan menguap sehingga memperkecil ukuran butiran gel. Ikatan hidrogen gel
dengan air menjadi hilang dan akan terbentuk ikatan hidrogen baru antar butiran
gel (Silva et al. 2006). Hal tersebut berakibat pada bergerombolnya beberapa
butiran gel ketika sudah kering seperti pada Gambar berikut.
Universitas Indonesia
78
(a) Bentuk enzim sebelum dikeringkan dengan (b) Bentuk enzim sebelum dikeringkan dengan
ukuran diameter bead 0,76 mm ukuran diameter bead 2,02 mm
(c) Bentuk enzim sesudah dikeringkan dengan (d) Bentuk enzim sesudah dikeringkan dengan
ukuran diameter bead 0,76 mm ukuran diameter bead 2,02 mm
kekuningan (Gambar 4.12a dan b). Warna kuning butiran gel alginat-kitosan
diduga berasal dari warna larutan kitosan yang digunakan. Butiran alginat-kitosan
yang telah dikeringkan memiliki diameter 0,6−2,2 mm, berwarna kekuningan,
keras, ukuran lebih kecil, keriput, dan bentuknya tidak simetris (Gambar 4.12c
dan d). Penyusutan ukuran dan keriputnya gel alginat-kitosan dikarenakan
pengeringan sehingga terjadi osmosis air dari dalam gel alginat-kitosan keluar.
Bentuk yang tidak simetris disebabkan oleh sineresis selama proses pengeringan.
Universitas Indonesia
79
Chloroform/
Ethyl
Acetone/Methanol
Hexane Ethyl Acetate Acetate/Hexane Chloroform
(9,5:0,45:0,05,
(1:1, v/v)
v/v/v)
Gambar 4.13 Analisa Thin Layer Chromatography (TLC) pada Standar
Tripalmitin, Tripalmitin hasil preparasi dari Palm Stearin, dan Palm Stearin
Universitas Indonesia
80
Dari Gambar diatas terlihat dengan jelas bahwa terjadi pemisahan dengan
menggunakan pelarut dari Hexane. Sedangkan untuk pelarut pelarut Chloroform/
Acetone/Methanol (9,5:0,45:0,05, v/v/v), Ethyl Acetate, Ethyl Acetate/Hexane
(1:1, v/v), Chloroform sampel larut semua dan tidak terjadi pemisahan, hal ini
menunjukkan pelarut terlalu polar sehingga tidak cocok untuk digunakan pada
sampel ini. Analisa TLC ini bertujuan hanya melihat hasil secara kualitatif saja,
apakah terjadi pemisahan atau tidak dengan melihat perbandingan terhadap
standard maupun reaktan yang digunakan sebelum reaksi. Sedangkan hasil analisa
TLC pada perbandingan free RM lipase, imobilisasi RM lipase komersial, dan
Imobilisasi RM lipase dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.14 Analisa Thin Layer Chromatography (TLC) pada Produk HMFS
Tanpa Imobilisasi Enzim, Produk HMFS dengan Imobilisasi Enzim Komersial,
dan Produk HMFS dengan Imobilisasi Enzim Hasil Entrapment
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pada standard Tripalmitin spotnya
tidak bergerak, hal ini disebabkan karena pada standard Tripalmitin retention
time-nya nol dengan menggunakan pelarut Hexane sehingga tidak menunjukkan
pergerakan spot. Sedangkan pada variasi enzim menunjukkan terjadi pergerakan
spot, dimana pergerakan spot pada ketiga variasi enzim hampir menyerupai spot
Etil Oleat dan spot tertinggi terdapat pada imobilisasi enzim lipase komersial dan
spot terendah pada imobilisasi enzim lipase. Hal ini menunjukkan pada variasi
enzim lipase ini bentuk produk yang diinginkan tertutupi oleh spot Etil Oleat yang
jumlahnya lebih besar karena pada proses reaksi Etil Oleat dibuat berlebih agar
reaksi bergerak ke arah kanan tetapi pada variasi enzim lipase terdapat spot
Tripalmitin yang tersisa pada imobilisasi enzim lipase komersial dan lipase bebas
sedangkan pada enzim lipase hasil treatment tidak menunjukkan spot Tripalmitin.
Universitas Indonesia
81
50,000,000
Blanko
40,000,000
Universitas Indonesia
82
Gambar 4.16 Analisa Thin Layer Chromatography (TLC) pada Variasi Waktu
Reaksi Sintesis HMFS
Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa pada standard Tripalmitin spotnya
tidak bergerak, hal ini disebabkan karena pada standard Tripalmitin retention
time-nya nol dengan menggunakan pelarut Hexane sehingga tidak menunjukkan
pergerakan spot. Sedangkan pada variasi waktu reaksi menunjukkan terjadi
pergerakan spot, dimana pergerakan spot pada ketiga variasi waktu reaksi hampir
menyerupai spot Etil Oleat dan spot tertinggi terdapat pada variasi waktu reaksi
Universitas Indonesia
83
12 jam dan spot terendah pada reaksi 3 jam. Hal ini menunjukkan pada variasi
waktu ini bentuk produk yang diinginkan tertutupi oleh spot Etil Oleat yang
jumlahnya lebih besar karena pada proses reaksi Etil Oleat dibuat berlebih agar
reaksi bergerak ke arah kanan.
Pada analisa GC/MS dilakukan analisa pada bahan baku dan produk tanpa
dan setelah dibuat dalam bentuk etil ester (hasil dapat dilihat pada Lampiran 5).
Ketika produk dianalisa GC/MS yang telah dibuat dalam bentuk etil ester hasilnya
menunjukkan perbandingan Etil Palmitat dan Etil Oleat 1:2, sesuai dengan
perbandingan pada OPO (produk HMFS), tetapi hasil ini tidak bisa melihat
struktur atau produk HMFS yang terbentuk. Oleh karena itu dilakukan cara lain
dengan melihat tinggi peak (abundance) pada Etil Oleat. Dipilihnya Etil Oleat
karena Etil Oleat tidak ada yang hilang pada GC/MS. Untuk hasil GC/MS pada
variasi waktu reaksi terhadap blanko (produk HMFS yang dalam sintesisnya tidak
menggunakan enzim) sebagai rujukannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
50,000,000
40,000,000
Blanko
Universitas Indonesia
84
Nilai aktivitas enzim lipase hasil entrapment lipase memiliki nilai yang sangat
kecil, yakni hanya 0,25 unit/menit sehingga produk yang diinginkan belum
tercapai.
Kontrol (emulsifier) terhadap enzim dan trigliserida tidak ada.
Waktu reaksi pada sintesis HMFS yang kurang lama karena enzim
terimobilisasi memerlukan waktu lama untuk mengatasi barrier atau rintangan
yang besar dalam menyerang ion pada posisi sn-1 dan sn-3.
Universitas Indonesia
85
Pada analisa GC/MS dilakukan analisa pada bahan baku dan produk tanpa
dan setelah dibuat dalam bentuk etil ester (hasil dapat dilihat pada Lampiran 5).
Ketika produk dianalisa GC/MS yang telah dibuat dalam bentuk etil ester hasilnya
menunjukkan perbandingan Etil Palmitat dan Etil Oleat 1:2, sesuai dengan
perbandingan pada OPO (produk HMFS), tetapi hasil ini tidak bisa melihat
struktur atau produk HMFS yang terbentuk. Oleh karena itu dilakukan cara lain
dengan melihat tinggi peak (abundance) pada Etil Oleat. Dipilihnya Etil Oleat
karena Etil Oleat tidak ada yang hilang pada GC/MS. Untuk hasil GC/MS pada
variasi perbandingan rasio mol substrat dan blanko (produk HMFS yang dalam
sintesisnya tidak menggunakan enzim) sebagai rujukannya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
50,000,000
40,000,000
Blanko
30,000,000
Etil Oleat 1:4
20,000,000
Etil Oleat 1:5
10,000,000 Etil Oleat 1:6
-
Sampel
Gambar 4.19 Grafik Pengaruh Perbandingan Mol Substrat pada Sintesis HMFS
Dari hasil kedua cara analisa pada GC/MS untuk pengaruh perbandingan
mol substrat dapat dilihat bahwa pada reaksi interesterifikasi dalam mensintesis
HMFS tidak ada produk OPO yang terbentuk. Hal ini disebabkan karena beberapa
hal, seperti :
Kondisi operasi yang kurang optimum sehingga reaksi belum mencapai
substrat.
Kemungkinan kedua terjadinya kerusakan pada enzim.
Nilai aktivitas enzim lipase hasil entrapment lipase memiliki nilai yang sangat
kecil, yakni hanya 0,25 unit/menit sehingga produk yang diinginkan belum
tercapai.
Universitas Indonesia
86
Universitas Indonesia
87
oleh spot Etil Oleat yang jumlahnya lebih besar karena pada proses reaksi Etil
Oleat dibuat berlebih agar reaksi bergerak ke arah kanan.
Pada analisa GC/MS dilakukan analisa pada bahan baku dan produk tanpa
dan setelah dibuat dalam bentuk etil ester (hasil dapat dilihat pada Lampiran 5).
Ketika produk dianalisa GC/MS yang telah dibuat dalam bentuk etil ester hasilnya
menunjukkan perbandingan Etil Palmitat dan Etil Oleat 1:2, sesuai dengan
perbandingan pada OPO (produk HMFS), tetapi hasil ini tidak bisa melihat
struktur atau produk HMFS yang terbentuk. Oleh karena itu dilakukan cara lain
dengan melihat tinggi peak (abundance) pada Etil Oleat. Dipilihnya Etil Oleat
karena Etil Oleat tidak ada yang hilang pada GC/MS. Untuk hasil GC/MS pada
variasi temperatur reaksi terhadap blanko (produk HMFS yang dalam sintesisnya
tidak menggunakan enzim) sebagai rujukannya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
50,000,000
45,000,000
40,000,000
35,000,000
Blanko
30,000,000
25,000,000 Etil Oleat 50oC
20,000,000 Etil Oleat 55oC
15,000,000
Etil Oleat 60oC
10,000,000
5,000,000
-
Sampel
Universitas Indonesia
88
Nilai aktivitas enzim lipase hasil entrapment lipase memiliki nilai yang sangat
kecil, yakni hanya 0,25 unit/menit sehingga produk yang diinginkan belum
tercapai.
Kontrol (emulsifier) terhadap enzim dan trigliserida tidak ada.
Waktu reaksi pada sintesis HMFS yang kurang lama karena enzim
terimobilisasi memerlukan waktu lama untuk mengatasi barrier atau rintangan
yang besar dalam menyerang ion pada posisi sn-1 dan sn-3.
Secara teori berdasarkan hukum Arrhenius bahwa semakin tinggi
temperatur maka produk yang terbentuk semakin banyak, tetapi hal ini tidak
terjadi pada produk HMFS yang dibuat, disebabkan karena enzim lipase RM
terimobilisasi dapat bekerja optimum pada temperatur 55oC dan belum maksimal
kinerjanya pada temperatur 50oC, sedangkan pada temperatur diatas 55oC enzim
mengalami inaktivasi sehingga kinerja enzim menjadi menurun. Selain itu, Lipase
Rhizomucor miehei sangat sensitif terhadap panas dan secara cepat kehilangan
aktivitas lipolitiknya pada temperatur 400C. Pada 650C aktivitas lipolitik secara
keseluruhan hilang dalam 10 menit (McGillivray, 1930).
Universitas Indonesia
BAB V
5. KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
89
Universitas Indonesia
90
5.2 SARAN
Untuk penelitian yang akan datang mengenai sintesis Human Milk Fat Substitutes
(HMFS) diharapkan :
Memperbaiki proses imobilisasi sehingga menghasilkan enzim dengan
aktivitas yang tinggi dan tidak mudah rusak.
Universitas Indonesia
91
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
92
Universitas Indonesia
93
Faiz, Merisa Bestari. (2012). Sintesis Human Milk Fat Substitute (HMFS) Melalui
Selektif Interesterifikasi Etil Oleat Susu Sapi Dengan Tripalmitin Minyak
Sawit Menggunakan Biokatalis. Skripsi. Program Studi Teknologi Bioproses.
Departemen Teknik Kimia. Universitas Indonesia.
Ghaly, A.E. et al. (2010). Production of Biodiesel by Enzymatic
Transesterification. American Journal of Biochemistry and Biotechnology, 16,
54-76.
Groboillot A, Boadi DK, Poncelot D, Neufled RJ (1994). Immobilization of cells
for application in the food industry. Crit. Rev. Biotechnol. 14, 75.
Illanes, Andres. (2008). Enzyme Biocatalysis: Principles and Applications .
Chile : Springer Science + Business Media B.V.
Ilyasoglu, Huri., et al. (2011). Production of Human Milk Fat Substitute with
Medium-Chain Fatty Acids by Lipase-Catalyzed Acidolysis: Optimization by
Response Surface Methodology. Journal of Food Science and Technology, 44,
999-1004.
James, E. Bailey., & David, F. (1977). Ollis Biochemical Engineering
Fundamental. New York: McGraw-Hill Chemical Engineering Series.
Jiménez, María J., Luis Esteban, Alfonso Robles, Estrella Hita, Pedro
A.González, María M. Muñío, Emilio Molina. (2010). Production of
Triacylglycerols Rich in Palmitic Acid at Position 2 as Intermediates for the
Synthesis of Human Milk Fat Substitutes by Enzymatic Acidolysis. Journal of
Process Biochemistry, 45, 407-414.
Jimenez, Maria J., et al. (2010). Production of Triacylglycerols Rich in Palmitic
Acid at sn-2 Position by Lipase-Catalyzed Acidolysis. Journal of Biochemical
Engineering, 51, 172-179.
Knežević, Zorica D., Šiler-Marinković, Slavica S., & Mojović, Ljiljana V. (2004).
Immobilized Lipases as Practical Catalysts. Journal of New Biotechnology,
35, 1-280.
Lee, Jeung Hee, Son, Jeoung Mae, Akoh, Casimir C., Kim, Mee Ree, dan Lee, Ki-
Teak. (2010). Optimized synthesis of 1,3-dioleoyl-2-palmitoylglycerol-rich
Universitas Indonesia
94
Universitas Indonesia
95
at sn-2 position and oleic acid at sn-1,3 positions. Journal of Food Science
and Technology, 44, 1986-1992.
Sahin, Nese., Akoh, Casimir C., & Karaali, Artemis. (2006). Human Milk Fat
Substitutes Containing Omega-3 Fatty Acids. Journal of Agricultural Food
Chemistry, 54, 3717−3722.
Sahin, Nese., Akoh, Casimir C., & Karaali, Artemis. (2005). Lipase-Catalyzed
Acidolysis of Tripalmitin with Hazelnut Oil Fatty Acids and Stearic Acid To
Produce Human Milk Fat Substitutes. Journal of Agricultural and Food
Chemistry, 53, 5779−5783.
Scott, Corey E. (2009). Betapol™ structured lipid – A close match to mother’s
milk for a healthy start to life. Netherlands : Wellness Foods Europe,.
Sørensen, Ann-Dorit Moltke., et al. (2009). Human Milk Fat Substitute from
Butterfat: Production by Enzymatic Interesterification and Evaluation of
Oxidative Stability. Journal of American Oil Chemistry Society, 87, 185–194.
Tecelao, Carla., Rivera, Ivanna., Sandoval, Georgina., & Dias, Suzana Ferreira.,
(2012). Carica papaya latex: A low-cost biocatalyst for human milk fat
substitutes production. Journal of Lipid Science & Technology, 000, 0000–
0000.
Tosa, T, Mori, T, Fuse, N, Chibata, I.,(1967). Studies on continuous enzyme
reactions Part V Kinetics and industrial application of aminoacylase column
for continuous optical resolution of acyl-dl amino acids. Biotechnol Bioeng, 9,
603.
Trevan, M.D., Boffey, S., Goulding, K.H., & Stanbury, P. (1987). Biotechnology:
The Biological Principles. New York: Tata McGraw-Hill Publishing
Company Limited.
Usai, E.M., Gualdi, E., Solinas, V., & Battistel, E., (2010). Simultaneous
enzymatic synthesis of FAME and triacetyl glycerol from triglycerides and
methyl acetate. Journal of Bioresource Technology, 101, 7707-7712
Wang, Hai-Xiong., et al. (2006). Cocoa butter equivalent from enzymatic
interesterification of tea seed oil and fatty acid methyl esters. Journal of Food
Chemistry, 97. 1010-1016.
Universitas Indonesia
96
Winarno, F.G. (1995). Enzim Pangan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Uama.
Won, Keehoon., et al. (2005). Optimization of Lipase Entrapment in Ca-Alginate
Gel Beads. Journal of Process Biochemistry, 40, 2149-2154.
Wood, A.E., & Aurand, L.W. (1977). Laboratory Manual in Food Chemistry.
Westport, Connecticut: The Avi Publishing Company, Inc.
Xie, T., Wang, A., Huang, L., Li, H., Chen, Z., Wang, Q., & Yin, X., (2009).
Review: Recent advance in the support and technology used in enzyme
immobilization Afr. Journal of Biotechnol, 8, 4724.
Yang, Tiankui., et al., (2003). Lipase-Catalyzed Modification of Lard to Produce
Human Milk Fat Substitutes. Journal of Food Chemistry, 80, 473-481.
Yuksel, Alev., et al., (2012). Enzymatic Production of Human Milk Fat
Analogues Containing Stearidonic Acid and Optimization of Reaction by
Response Surface Methodology. Journal of Food Science and Technology, 46,
210-216.
Universitas Indonesia
Lampiran 1. Pembuatan Larutan dan Buffer
LAMPIRAN
1. Membuat larutan buffer Tris-HCl 0,05 M pH 7,2
1M x V1 = 0,05 M x 250 mL
V1 = 12,5 mL
97
Jadi, ambil larutan buffer Tris-HCl 1 M dari stok sebanyak 12,5 mL
kemudian tambahkan aquades hingga 250 mL, setelah itu atur pH larutan
tersebut dengan menggunakan larutan HCl 0,05 M hingga menunjukkan pH
7,2.
1M x V1 = 0,05 M x 250 mL
98
V1 = 12,5 mL
Jadi, ambil larutan buffer Fosfat 1 M dari stok sebanyak 12,5 mL kemudian
tambahkan aquades hingga 250 mL, setelah itu atur pH larutan tersebut
dengan menggunakan larutan NaOH 0,05 M hingga menunjukkan pH 7,0.
99
Lampiran 2. Perhitungan Enzim Loading
Nilai absorbansi yang telah diperoleh dikonversikan menjadi nilai
konsentrasi dengan menggunakan persamaan (4-1). Hasil absorbansi serta
kandungan lipase Rhizomucor miehei dalam larutan sebelum dan setelah
imobilisasi adalah sebagai berikut:
(1) Larutan RM lipase Sebelum imobilisasi
Pada perbandingan berat lipase terhadap alginat 1:2
X Absorbansi area
x = 1,943
Konsentrasi (y)
y = 0,1317x – 0,0069
y = 0,1317(1,943) – 0,0069 = 0,249 gr/ml
Massa
100
(2) Larutan RM Lipase Setelah Imobilisasi
Pada perbandingan berat lipase terhadap alginat 1:2, ukuran bead sebesar
0,76 mm
Absorbansi (x)
x = 0,521
Konsentrasi (y)
y = 0,1317x – 0,0069
y = 0,1317(0,521) – 0,0069= 0,062 gr/ml
Massa
Volume filtrat biokatalis = 3,7 ml
Sehingga massa RM lipase yang terkandung dalam larutan larutan setelah
imobilisasi adalah sebesar
Pada perbandingan berat lipase terhadap alginat 1:3, ukuran bead sebesar
0,76 mm
Absorbansi (x)
x = 0,282
Konsentrasi (y)
y = 0,1317x – 0,0069
y = 0,1317(0,282) – 0,0069= 0,030 gr/ml
Massa
Volume filtrat biokatalis = 3,2 ml
Sehingga massa RM lipase yang terkandung dalam larutan larutan setelah
imobilisasi adalah sebesar
101
Pada perbandingan berat lipase terhadap alginat 1:4, ukuran bead sebesar
0,76 mm
Absorbansi (x)
x = 0,142
Konsentrasi (y)
y = 0,1317x – 0,0069
y = 0,1317(0,142) – 0,0069= 0,012 gr/ml
Massa
Volume filtrat biokatalis = 2,4 ml
Sehingga massa RM lipase yang terkandung dalam larutan larutan setelah
imobilisasi adalah sebesar
Pada perbandingan berat lipase terhadap alginat 1:2, ukuran bead sebesar
2,02 mm
Absorbansi (x)
x = 0,921
Konsentrasi (y)
y = 0,1317x – 0,0069
y = 0,1317(0,921) – 0,0069 = 0,114 gr/ml
Massa
Volume filtrat biokatalis = 4,2 ml
Sehingga massa RM lipase yang terkandung dalam larutan larutan setelah
imobilisasi adalah sebesar
102
Pada perbandingan berat lipase terhadap alginat 1:3, ukuran bead sebesar
2,02 mm
Absorbansi (x)
x = 0,476
Konsentrasi (y)
y = 0,1317x – 0,0069
y = 0,1317(0,476) – 0,0069 = 0,056 gr/ml
Massa
Volume filtrat biokatalis = 3,6 ml
Sehingga massa RM lipase yang terkandung dalam larutan larutan setelah
imobilisasi adalah sebesar
Pada perbandingan berat lipase terhadap alginat 1:4, ukuran bead sebesar
2,02 mm
Absorbansi (x)
x = 0,140
Konsentrasi (y)
y = 0,1317x – 0,0069
y = 0,1317(0,140) – 0,0069 = 0,012 gr/ml
Massa
Volume filtrat biokatalis = 3,2 ml
Sehingga massa RM lipase yang terkandung dalam larutan larutan setelah
imobilisasi adalah sebesar
103
104
Lampiran 3. Perhitungan Aktivitas Enzim Lipase Rhizomucor miehei
Tabel 1. Perhitungan Aktivitas Enzim Lipase Rhizomucor miehei
Aktivitas enzim
mmol mmol
dengan lipase
Vol.NaOH FFA = FFA = Aktivitas
No. Perlakuan dikurangi
(ml) mmol unit (unit/menit)
tanpa lipase
NaOH lipase
(E-O)
1 Kontrol (air) 2.7 0.135 135 6.75
Enzim lipase tanpa
2 imobilisasi 4.2 0.21 210 10.5
Enzim lipase komersial
3 terimobilisasi 3.3 0.165 165 8.25
Enzim lipase diimobilisasi
dengan metode entrapment
Perbandingan rasio E/A 1:2, E 43.6 2.18 2180 109 6.25
4 ukuran bead sebesar 0,76
mm O 41.1 2.055 2055 102.75
Perbandingan rasio E/A 1:3, E 44.8 2.24 2240 112 6.75
5 ukuran bead sebesar 0,76
mm O 42.1 2.105 2105 105.25
Perbandingan rasio E/A 1:4, E 49.5 2.475 2475 123.75 7
6 ukuran bead sebesar 0,76
mm O 46.7 2.335 2335 116.75
Perbandingan rasio E/A 1:2, E 38.5 1.925 1925 96.25 1.75
7 ukuran bead sebesar 2,02
mm O 37.8 1.89 1890 94.5
Perbandingan rasio E/A 1:3, E 43 2.15 2150 107.5 2.25
8 ukuran bead sebesar 2,02
mm O 42.1 2.105 2105 105.25
Perbandingan rasio E/A 1:4, E 48.1 2.405 2405 120.25 3.25
9 ukuran bead sebesar 2,02
mm O 46.8 2.34 2340 117
Keterangan :
E = entrapment dengan enzim lipase Rhizomucor miehei
O = entrapment tanpa enzim lipase Rhizomucor miehei
Jumlah mmol NaOH = mmol FFA = VNaOH x MNaOH
VNaOH = volume NaOH
MNaOH = molaritas NaOH
Jumlah mol FFA = mmol FFA x 1000 mol
Unit lipase = jumlah mol FFA
105
Lampiran 4. Pengukuran Bead Enzim Lipase Hasil Entrapment Lipase
Tabel 2. Ukuran bead Enzim Lipase Hasil Entrapment
Menggunakan Menggunakan
No.
Micropippete 100-1000 L Micropippete 20-200 L
1 1,9 mm 0,7 mm
2 2,2 mm 0,8 mm
3 1,8 mm 0,6 mm
4 2,1 mm 0,8 mm
5 2,1 mm 0,9 mm
Rata-rata 2,02 mm 0,76 mm
Catatan : diukur menggunakan jangka sorong
106
Lampiran 5. Data Hasil Analisis GC/MS pada Bahan Baku dan Produk HMFS
(1,3-Dioleoyl-2-Palmitoylglycerol (OPO)) dengan Analisa Bahan Baku&Produk
Langsung di GC/MS dan Bahan Baku& Produk Dibuat dalam Bentuk Etil Ester
kemudian di GC/MS
BM Tripalmitat : 807.34
BM Ethyl Oleate : 310.53
BM Ethyl Palmitate : 284.48
BM 1,3-Dioleoyl-2-Palmitoylglycerol (OPO) : 859.39
Tabel 3. Data Hasil Analisis GC/MS pada Bahan Baku dan Produk HMFS Tanpa
dan Mengalami Perubahan Menjadi Etil Ester
Bahan Baku&Produk Bahan Baku&Produk Dibuat
Langsung di analisis dalam Bentuk Etil Ester
Sampel Jenis Senyawa GC/MS kemudian di analisis GC/MS
% komposisi Quality % komposisi Quality
Tripalmitat (PPP) Ethyl Palmitate 4.56 90 91.51 99
Etyhl Oleate 1.64 99
Palmitic Acid
Oleate Acid 35.43 90 0.19 94
Etyhl Oleate (EO) Ethyl Palmitate 9.71 99
Etyhl Oleate 82.07 99
Palmitic Acid
Oleate Acid
OPO 3 jam Ethyl Palmitate 7.86 99 21.25 99
Etyhl Oleate 82.28 99 60.42 99
Palmitic Acid 0.39 90
Oleate Acid
OPO 7,5 jam Ethyl Palmitate 8.34 99 23.01 99
Etyhl Oleate 83.10 99 57.24 99
Palmitic Acid
Oleate Acid
OPO 12 jam Ethyl Palmitate 8.12 99 27.11 97
Etyhl Oleate 83.61 99 56.28 94
Palmitic Acid
Oleate Acid
OPO 1:4 Ethyl Palmitate 7.86 99 27.77 89
107
Etyhl Oleate 83.88 99 52.59 90
Palmitic Acid
Oleate Acid
OPO 1:5 Ethyl Palmitate 8.22 99 24.64 97
Etyhl Oleate 83.58 99 55.07 97
Palmitic Acid
Oleate Acid
OPO 1:6 Ethyl Palmitate 8.34 99 23.01 99
Etyhl Oleate 83.10 99 57.24 99
Palmitic Acid
Oleate Acid
o
OPO 50 C Ethyl Palmitate 8.40 99 19.74 99
Etyhl Oleate 82.42 99 60.79 99
Palmitic Acid 0.23 90
Oleate Acid 0.21 90
o
OPO 55 C Ethyl Palmitate 8.34 99 23.01 99
Etyhl Oleate 83.10 99 57.24 99
Palmitic Acid
Oleate Acid
o
OPO 60 C Ethyl Palmitate 8.15 99 21.96 99
Etyhl Oleate 80.91 99 58.57 99
Palmitic Acid 0.33 92
Oleate Acid 0.18 78
Tanpa IM Ethyl Palmitate 16.01 99 22.79 99
Etyhl Oleate 62.07 99 53.36 99
Palmitic Acid 6.58 99
Oleate Acid
Dengan IM Ethyl Palmitate 21.50 99 20.15 96
Etyhl Oleate 63.12 99 58.35 98
Palmitic Acid
Oleate Acid
Blanko Ethyl Palmitate 7.59 99 25.30 99
Etyhl Oleate 88.97 99 56.40 99
Palmitic Acid
Oleate Acid
108
Lampiran 6. Proses Preparasi Tripalmitin dari Palm Stearin, Entrapment Enzim
Lipase Rhizomucor miehei, dan Proses Reaksi Interesterifikasi)
109
Lampiran 7. Analisa pada Tripalmitin Hasil Preparasi dari Palm Stearin, Hasil
Entrapment Enzim Lipase, dan Produk HMFS (1,3-Dioleoyl-2-
Palmitoylglycerol(OPO))
110
Gambar L7. Spektrofotometer untuk mengukur enzim loading
Gambar L8. Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengukur ukuran gel
alginat di dalam CaCl2
Gambar L10. Jangka Sorong untuk mengukur ukuran bead enzim terimobilisasi
111
Gambar L11. Melting Point Capillary untuk mengukur titik leleh Palm Stearin
dan Tripalmitin
112
Lampiran 8. Sampel pada Tripalmitin Hasil Preparasi dari Palm Stearin, Hasil
Entrapment Enzim Lipase, dan Produk HMFS (1,3-Dioleoyl-2-
Palmitoylglycerol(OPO))
Dengan IM IM Hasil
Tanpa IM Komersial Entrapment
114
Lampiran 9. Hasil Analisa GC/MS
115
116
117
118
Library Search Report
T IC : P P P B U L .D
4 8 0 0 0 0 0
4 6 0 0 0 0 0
4 4 0 0 0 0 0
4 2 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
3 8 0 0 0 0 0
3 6 0 0 0 0 0
3 4 0 0 0 0 0
3 2 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
2 8 0 0 0 0 0
2 6 0 0 0 0 0
2 4 0 0 0 0 0
2 2 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
1 8 0 0 0 0 0
1 6 0 0 0 0 0
1 4 0 0 0 0 0
1 2 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0
1 4 .2 8
4 0 0 0 0 0 1 5 .2 4 1 7 .0 1
1 4 . 14 42 . 8 7 1 6 .5 2
2 0 0 0 0 0 1 3 . 0 7 1 3 . 81 34 . 3 5
6 .0 0 8 .0 0 1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0
T im e -->
119
11-Octadecenoic acid, methyl ester 245515 052380-33-3 53
120
$$ n-Eicosanoic acid $$ ARACHINSAE
URE $$ N-HEPTYL-2-{2-[(HEPTYL-METH
YL-CARBAMOYL)-METHOXY-METHYL]-2-HY
DROXYMETHYL-BUTOXY}
121
Library Search Report
T IC : E T H Y L O L E A T .D
1 3 .0 9 11 44 .4
.4 18
4500000
4000000
3500000
3000000
1 0 .2 5
2500000 1 1 .7 2
2000000
1 5 .7 8
1500000
1000000
1 5 .9 4
1 1 .6 7 1 4 .8 9
500000 11 77 .5
.5 16
1 4 .6 0
1 0 .9 4 1 2 .9163 .7 3 1 41.915 75.4.60 3
11 33 .5
.6 61
8 .6 4
6 .0 0 8 .0 0 1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0 2 2 .0 0 2 4 .0 0
T im e -->
122
2 10.24 0.76 C:\Database\wiley7n.l
Dodecanoic acid, ethyl ester (CAS) 157256 000106-33-2 99
$$ Ethyl laurate $$ Ethyl dodecan
oate $$ Ethyl laurinate $$ Ethyl d
odecylate $$ Lauric acid, ethyl es
ter
Dodecanoic acid, ethyl ester 157260 000106-33-2 91
Dodecanoic acid, ethyl ester (CAS) 157259 000106-33-2 90
$$ Ethyl laurate $$ Ethyl dodecan
oate $$ Ethyl laurinate $$ Ethyl d
odecylate $$ Lauric acid, ethyl es
ter
123
Hexadecanoic acid, ethyl ester (CA 231384 000628-97-7 99
S) $$ Ethyl palmitate $$ HEXADECAN
OIC ACID ETHYL ESTER $$ Palmitic a
cid ethyl ester $$ Palmitic acid,
ethyl ester $$ Ethyl hexadecanoate
$$ ETHYL CETYLATE
Hexadecanoic acid, ethyl ester (CA 231395 000628-97-7 99
S) $$ Ethyl palmitate $$ HEXADECAN
OIC ACID ETHYL ESTER $$ Palmitic a
cid ethyl ester $$ Palmitic acid,
ethyl ester $$ Ethyl hexadecanoate
$$ ETHYL CETYLATE
Hexadecanoic acid, ethyl ester (CA 231391 000628-97-7 97
S) $$ Ethyl palmitate $$ HEXADECAN
OIC ACID ETHYL ESTER $$ Palmitic a
cid ethyl ester $$ Palmitic acid,
ethyl ester $$ Ethyl hexadecanoate
$$ ETHYL CETYLATE
124
Octadecanoic acid, ethyl ester 263342 000111-61-5 98
Heptadecanoic acid, ethyl ester 247860 014010-23-2 95
125
ethyl ester $$ Ethyl hexadecanoate
Pentadecanoic acid, ethyl ester $$ 213927 041114-00-5 92
Ethyl pentadecanoate $$ n-Pentade
canoic acid ethyl ester
11 14.416 1113 1157 1161 PV 5 46655025 3486948244 100.00% 82.070% Etil Oleat
12 14.475 1161 1164 1173 VV 13153660 194343211 5.57% 4.574%
13 14.594 1173 1178 1191 VV 5 165143 6878481 0.20% 0.162%
14 14.892 1205 1213 1218 VV 486351 9641195 0.28% 0.227%
15 14.977 1218 1223 1234 PV 5 87646 2621260 0.08% 0.062%
126
Library Search Report
T IC : B L A N K O .D
1 3 .0 8 1 4 .3 5
4 8 0 0 0 0 0 1 4 .4 4
4 6 0 0 0 0 0
4 4 0 0 0 0 0
4 2 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
3 8 0 0 0 0 0
3 6 0 0 0 0 0
3 4 0 0 0 0 0
3 2 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
2 8 0 0 0 0 0
2 6 0 0 0 0 0
2 4 0 0 0 0 0
2 2 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
1 8 0 0 0 0 0
1 6 0 0 0 0 0
1 4 0 0 0 0 0
1 2 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0
1 0 .2 5
8 0 0 0 0 0 1 1 .7 2
1 5 .7 9
6 0 0 0 0 0
1 4 .8 9 1 5 .9 5
4 0 0 0 0 0 1 4 .5 8 1 7 . 011177 ..55 38
1 1 .6 7 1 2 .9 7 1 3 .8 3
2 0 0 0 0 0 1 0 .9 5
6 .0 0 8 .0 0 1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0
T im e -->
127
yl ester $$ Adipic acid bis(2-meth
ylpropyl) ester $$ Diisobutyl adip
ate $$ Diba $$ Ftaflex diba $$ Iso
butyl adipate
Butanedioic acid, 2,2-dimethyl-, d 197440 056051-56-0 47
ibutyl ester (CAS) $$ 2,2-DIMETHYL
SUCCINIC ACID DI-N-BUTYL ESTER
128
7 13.83 0.14 C:\Database\wiley7n.l
Octasiloxane, 1,1,3,3,5,5,7,7,9,9, 379834 019095-24-0 15
11,11,13,13,15,15-hexadecamethyl-
Octadecanoic acid, 3-[(1-oxohexade 390233 056554-26-8 11
cyl)oxy]-2-[(1-oxotetradecyl)oxy]p
ropyl ester
1,3-Dioxolane, 4-ethyl-5-octyl-2,2 298033 038274-73-6 10
-bis(trifluoromethyl)-, trans-
129
Heptadecanoic acid, ethyl ester $$ 247862 014010-23-2 64
Ethyl heptadecanoate $$ Ethyl n-h
eptadecanoate
130
Library Search Report
T IC : 3 J A M B .D
1 3 .0 9 11 44 . .34 96
4 8 0 0 0 0 0
4 6 0 0 0 0 0
4 4 0 0 0 0 0
4 2 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
3 8 0 0 0 0 0
3 6 0 0 0 0 0
3 4 0 0 0 0 0
3 2 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
2 8 0 0 0 0 0
2 6 0 0 0 0 0
2 4 0 0 0 0 0
2 2 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
1 8 0 0 0 0 0
1 6 0 0 0 0 0
1 0 .2 5 1 1 .7 3
1 4 0 0 0 0 0
1 2 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 5 .7 9
8 0 0 0 0 0
1 4 .8 9 1 5 .9 5
6 0 0 0 0 0 1 5 .2 4
1 1 .6 8 1 7 .0 1
4 0 0 0 0 0 1 4 .5 9
1 5 .4 0 1 6 . 5 2 11 77 ..55 28
1 0 .9 5 7 13313..3
1 2 . 9 11 1
.
6
5 7
. 28
7 444. 1 2
2 0 0 0 0 0
6 .0 0 8 .0 0 1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0
T im e -->
131
3 11.68 0.14 C:\Database\wiley7n.l
Decanedioic acid, diethyl ester (C 197412 000110-40-7 74
AS) $$ Bisoflex DES $$ Diethyl seb
acate $$ Diethyl decanedioate $$ E
thyl sebacate e $$ Diethyl 1,10-de
canedioate $$ Sebacic acid, diethy
l ester $$ Ethyl sebacate $$ Dieth
yl sebecate $$ 1,10-DECANDISAEURE,
DIETHYLESTER
diethyldecanedioate 197454 000000-00-0 72
Decanedioic acid, diethyl ester 197413 000110-40-7 46
132
1,3-propanediyl ester
133
Octadecanoic acid, ethyl ester (CA 263351 000111-61-5 95
S) $$ Ethyl stearate $$ ETHYL ESTE
R OF OCTADECANOIC ACID $$ ETHYL ES
TER OF STEARIC ACID $$ Ethyl octad
ecanoate $$ Ethyl n-octadecanoate
$$ Stearic acid ethyl ester $$ Ste
aric acid, ethyl ester $$ Dicycloh
exylammonium sulf
134
Hexadecanoic acid, ethyl ester 231387 000628-97-7 93
Eicosanoic acid, ethyl ester 290455 018281-05-5 91
135
Library Search Report
A b und a nce
T IC : 7 ,5 J A M B .D
1 3 . 0 8 11 44 ..34 86
4500000
4000000
3500000
3000000
2500000
2000000
1 0 .2 5 1 1 .7 2
1500000
1 5 .7 8
1000000
1 5 .9 4
1 4 .8 8
500000 1 1 .6 7 11 77 ..55 16
1 4 . 5195 . 2 4
1 2 . 9 16133. 7. 833 1 5 . 3 9 1 6 .15 71 . 0 0
1 0 .9 4
6 .0 0 8 .0 0 1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0 2 2 .0 0
T im e -->
136
yl) ester $$ Adipic acid, diisobut
yl ester $$ Adipic acid bis(2-meth
ylpropyl) ester $$ Diisobutyl adip
ate $$ Diba $$ Ftaflex diba $$ Iso
butyl adipate
Hexanedioic acid, bis(2-methylprop 197427 000141-04-8 86
yl) ester
137
cid ethyl ester $$ Palmitic acid,
ethyl ester $$ Ethyl hexadecanoate
$$ ETHYL CETYLATE
Hexadecanoic acid, ethyl ester $$ 231383 000628-97-7 98
Palmitic acid, ethyl ester $$ Ethy
l hexadecanoate $$ Ethyl palmitate
138
12 14.88 0.37 C:\Database\wiley7n.l
Bicyclo[7.7.0]hexadec-1(9)-ene 145406 000000-00-0 89
Linoleic acid ethyl ester 258927 000544-35-4 74
Ethyl linoleate $$ LINOLEIC ACID, 258925 000544-35-4 64
ETHYL ESTER $$ ETHYL 9,12-OCTADECA
DIENOATE $$ Linoleic acid ethyl es
ter $$ 9,12-Octadecadienoic acid (
Z,Z)-, ethyl ester $$ Ethyl cis,ci
s-9,12-octadecadienoate $$ Ethyl l
inolate $$ Mandenol $$ LINOLSAEURE
, ETHYLESTER
139
H-Isoindole-1,3(2H)-dithione, 2-et
hyl- (CAS)
2-(METHYL-D3)-CYCLONONANONE $$ Cyc 53597 032454-54-9 38
lononanone, 2-methyl-d3- (CAS)
d-Gulopyranoside, 2,3:4,6-di-O-(et 212670 000000-00-0 25
hylboranediyl)-1-O-methyl-
140
Library Search Report
A b u n d a n c e
T IC : 1 2 J A M B .D
1 3 .0 9 11 44 . .34 86
4 8 0 0 0 0 0
4 6 0 0 0 0 0
4 4 0 0 0 0 0
4 2 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
3 8 0 0 0 0 0
3 6 0 0 0 0 0
3 4 0 0 0 0 0
3 2 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
2 8 0 0 0 0 0
2 6 0 0 0 0 0
2 4 0 0 0 0 0
2 2 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
1 8 0 0 0 0 0
1 6 0 0 0 0 0
1 4 0 0 0 0 0 1 0 .2 5 1 1 .7 3
1 2 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 5 .7 9
8 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 1 4 .8 9 1 5 .9 5
1 1 .6 8 11 77 ..55 28
4 0 0 0 0 0 1 4 . 5 19 5 . 2 4
1 2 . 9 117 13313..356. 7.72844
1 5 .4 0 1 6 . 51 27 . 0 1
2 0 0 0 0 0 1 0 .9 5
6 .0 0 8 .0 0 1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0
T im e -->
141
yl) ester
Hexanedioic acid, bis(2-methylprop 197428 000141-04-8 86
yl) ester $$ Adipic acid, diisobut
yl ester $$ Adipic acid bis(2-meth
ylpropyl) ester $$ Diisobutyl adip
ate $$ Diba $$ Ftaflex diba $$ Iso
butyl adipate
Hexanedioic acid, bis(2-methylprop 197430 000141-04-8 52
yl) ester
142
Hexadecanoic acid, ethyl ester $$ 231383 000628-97-7 97
Palmitic acid, ethyl ester $$ Ethy
l hexadecanoate $$ Ethyl palmitate
143
ecadienyloxyethanol
144
E-8-Hexadecen-1-ol acetate 228750 000000-00-0 86
13-Hexacosyne 308305 034291-68-4 83
11 14.382 1102 1153 1158 VV 4 44474344 2373841973 100.00% 83.619% Etil Oleat
12 14.458 1158 1162 1166 VV 7394542 116093575 4.89% 4.089%
13 14.586 1172 1177 1191 VV 8 180673 12667423 0.53% 0.446%
14 14.892 1205 1213 1219 VV 2 362377 11146151 0.47% 0.393%
15 15.248 1250 1255 1267 VV 7 146727 5889420 0.25% 0.207%
145
Library Search Report
A b u n d a n c e
T IC : 1 B A N D IN G 4 B .D
1 3 .0 9 11 44 . .34 86
4 8 0 0 0 0 0
4 6 0 0 0 0 0
4 4 0 0 0 0 0
4 2 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
3 8 0 0 0 0 0
3 6 0 0 0 0 0
3 4 0 0 0 0 0
3 2 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
2 8 0 0 0 0 0
2 6 0 0 0 0 0
2 4 0 0 0 0 0
2 2 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
1 8 0 0 0 0 0
1 6 0 0 0 0 0
1 4 0 0 0 0 0
1 1 .7 3
1 2 0 0 0 0 0 1 0 .2 5
1 0 0 0 0 0 0
1 5 .7 9
8 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 1 4 .8 9 1 5 .9 6
4 0 0 0 0 0 1 1 .6 8 1 4 . 5 91 5 . 2 5 1 7 . 011277 ..55 38
1 3 .8 4 1 5 .4 1 1 6 .5 3
1 0 .9 5 1 2 . 9 71 3 . 7 4
2 0 0 0 0 0
6 .0 0 8 .0 0 1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0
T im e -->
146
yl) ester
Hexanedioic acid, bis(2-methylprop 197427 000141-04-8 68
yl) ester
147
Hexadecanoic acid, ethyl ester 231387 000628-97-7 38
148
arboxylic acid
Octadecanedioic acid $$ Hexadecadi 265118 000871-70-5 38
carboxylic acid $$ 1,16-Hexadecane
dicarboxylic acid $$ 1,18-Octadeca
dioic acid $$ 1,18-Octadecanedioic
acid
149
Z,E-3,13-Octadecadien-1-ol 208809 000000-00-0 80
13-Hexacosyne 308305 034291-68-4 78
150
Library Search Report
A b u n d a n c e
T IC : 1 B A N D IN G 5 B .D
1 3 .1 0 11 44 . .44 07
4 8 0 0 0 0 0
4 6 0 0 0 0 0
4 4 0 0 0 0 0
4 2 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
3 8 0 0 0 0 0
3 6 0 0 0 0 0
3 4 0 0 0 0 0
3 2 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
2 8 0 0 0 0 0
2 6 0 0 0 0 0
2 4 0 0 0 0 0
2 2 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
1 8 0 0 0 0 0
1 0 .2 5
1 6 0 0 0 0 0 1 1 .7 3
1 4 0 0 0 0 0
1 2 0 0 0 0 0 1 5 .8 0
1 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0
1 4 .9 0 1 5 .9 6
6 0 0 0 0 0
1 1 .6 8
4 0 0 0 0 0 1 4 . 6 10 5 . 2 5 1 7 . 011277 ..55 38
1 3 .8 4 1 4 .19 58 . 4 1 1 6 .5 3
1 0 .9 6 1 2 . 9 117 133 3..1561. 47824.40. 111
2 0 0 0 0 0
6 .0 0 8 .0 0 1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0
T im e -->
151
3 11.68 0.14 C:\Database\wiley7n.l
Decanedioic acid, diethyl ester 197413 000110-40-7 60
Decanedioic acid, diethyl ester $$ 197410 000110-40-7 59
Sebacic acid, diethyl ester $$ Bi
soflex DES $$ Diethyl decanedioate
$$ Diethyl sebacate $$ Diethyl 1,
10-decanedioate $$ Ethyl sebacate
$$ Diethyl sebecate
diethyldecanedioate 197454 000000-00-0 59
152
THYL MARGARATE $$ HEPTADECANOATE $
$ Ethyl heptadecanoate
153
$$ Stearic acid ethyl ester $$ Ste
aric acid, ethyl ester $$ Dicycloh
exylammonium sulf
154
TER OF STEARIC ACID $$ Ethyl octad
ecanoate $$ Ethyl n-octadecanoate
$$ Stearic acid ethyl ester $$ Ste
aric acid, ethyl ester $$ Dicycloh
exylammonium sulf
Octadecanoic acid, ethyl ester (CA 263348 000111-61-5 93
S) $$ Ethyl stearate $$ ETHYL ESTE
R OF OCTADECANOIC ACID $$ ETHYL ES
TER OF STEARIC ACID $$ Ethyl octad
ecanoate $$ Ethyl n-octadecanoate
$$ Stearic acid ethyl ester $$ Ste
aric acid, ethyl ester $$ Dicycloh
exylammonium sulf
Hexadecanoic acid, ethyl ester 231387 000628-97-7 86
155
19 15.410 1267 1274 1282 VV 10 74487 2092271 0.08% 0.066%
20 15.801 1312 1320 1333 VV 878041 22114069 0.84% 0.699%
156
Library Search Report
A b u n d a n c e
T IC : 5 0 C B .D
1 3 .1 0 11 44 . .44 07
4 8 0 0 0 0 0
4 6 0 0 0 0 0
4 4 0 0 0 0 0
4 2 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
3 8 0 0 0 0 0
3 6 0 0 0 0 0
3 4 0 0 0 0 0
3 2 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
2 8 0 0 0 0 0
2 6 0 0 0 0 0
2 4 0 0 0 0 0
2 2 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
1 8 0 0 0 0 0 1 0 .2 6
1 1 .7 3
1 6 0 0 0 0 0
1 4 0 0 0 0 0
1 2 0 0 0 0 0 1 5 .8 0
1 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0
1 4 .9 0 1 5 .9 6
6 0 0 0 0 0
1 1 .6 8 1 7 .5 4
4 0 0 0 0 0
1 4 . 6 10 5 . 2 6 1 7 . 0127 . 5 9
1 3 .8 5 1 4 .19 59 . 4 1 1 6 .5 4
1 2 . 9 118 133 3..516. 7843 5. 0 9
1 0 .9 6
2 0 0 0 0 0
6 .0 0 8 .0 0 1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0
T im e -->
157
yl ester $$ Adipic acid bis(2-meth
ylpropyl) ester $$ Diisobutyl adip
ate $$ Diba $$ Ftaflex diba $$ Iso
butyl adipate
1-Hydroxy-2,3-dihydro-1H-cyclopent 94105 065733-60-0 78
a[c]quinoline
158
yclic 1,2:3,4-bis(ethylboronate)
9-Octadecenoic acid (Z)-, 2,3-dihy 303305 000111-03-5 20
droxypropyl ester $$ Olein, 1-mono
- $$ .alpha.-Monoolein $$ Aldo HMO
$$ Aldo MO $$ Glycerin 1-monoolea
te $$ Glycerol .alpha.-cis-9-octad
ecenate $$ Glycerol .alpha.-monool
eate $$ Glycerol 1-monooleate $$ G
lyceryl Monooleat
159
R OF OCTADECANOIC ACID $$ ETHYL ES
TER OF STEARIC ACID $$ Ethyl octad
ecanoate $$ Ethyl n-octadecanoate
$$ Stearic acid ethyl ester $$ Ste
aric acid, ethyl ester $$ Dicycloh
exylammonium sulf
Octadecanoic acid, ethyl ester 263342 000111-61-5 98
Octadecanoic acid, ethyl ester (CA 263351 000111-61-5 94
S) $$ Ethyl stearate $$ ETHYL ESTE
R OF OCTADECANOIC ACID $$ ETHYL ES
TER OF STEARIC ACID $$ Ethyl octad
ecanoate $$ Ethyl n-octadecanoate
$$ Stearic acid ethyl ester $$ Ste
aric acid, ethyl ester $$ Dicycloh
exylammonium sulf
160
enoic acid $$ .delta.9-cis-Oleic a
cid $$ 9-Octadece
Ethyl Oleate 261109 000111-62-6 58
161
12 14.399 1125 1155 1160 VV 4 46437805 2673206972 100.00% 82.427% Etil Oleat
13 14.476 1160 1164 1173 VV 8852331 140226923 5.25% 4.324%
14 14.603 1173 1179 1188 VV 6 217439 11892763 0.44% 0.367%
15 14.900 1206 1214 1220 VV 2 448303 13351038 0.50% 0.412%
162
Library Search Report
A b u n d a n c e
T IC : 6 0 C B .D
1 3 .1 1 11 44 . .44 18
4 8 0 0 0 0 0
4 6 0 0 0 0 0
4 4 0 0 0 0 0
4 2 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
3 8 0 0 0 0 0
3 6 0 0 0 0 0
3 4 0 0 0 0 0
3 2 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
2 8 0 0 0 0 0
2 6 0 0 0 0 0
2 4 0 0 0 0 0
2 2 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
1 8 0 0 0 0 0 1 0 .2 6
1 1 .7 4
1 6 0 0 0 0 0
1 4 0 0 0 0 0
1 5 .8 1
1 2 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0
1 4 .9 1 1 5 .9 7
6 0 0 0 0 0
1 1 .6 9
1 4 . 6 11 5 . 2 6 11 77 ..56 50
1 6 . 51 47 . 0 3
4 0 0 0 0 0 1 3 .8 5 1 4 .19 59 . 4 2
1 0 .9 6 1 2 . 9 118 133 3.1.561.1479344.50..112 39
2 0 0 0 0 0
6 .0 0 8 .0 0 1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0
T im e -->
163
yl) ester
Hexanedioic acid, bis(2-methylprop 197427 000141-04-8 64
yl) ester
164
11,11,13,13,15,15-hexadecamethyl-
2-Ethylacridine 125906 000000-00-0 45
pyrrolo[3,2-a]dibenzofuran 125823 000000-00-0 43
165
-53 $$ Neo-Fat 18
Octadecanoic acid (CAS) $$ Stearic 231328 000057-11-4 60
acid $$ n-Octadecanoic acid $$ PD
185 $$ NAA 173 $$ Vanicol $$ Kam
3000 $$ Kam 1000 $$ Kam 2000 $$ Ne
o-Fat 18 $$ Steric acid $$ Hystren
e 80 $$ Industrene R $$ Stearex Be
ads $$ Hystrene S-97 $$ Neo-Fat 18
-53 $$ Neo-Fat 18
Hexadecanoic acid (CAS) $$ Palmiti 195435 000057-10-3 59
c acid $$ Palmitinic acid $$ n-Hex
adecoic acid $$ n-Hexadecanoic aci
d $$ Pentadecanecarboxylic acid $$
1-Pentadecanecarboxylic acid $$ P
rifrac 2960 $$ Coconut oil fatty a
cids $$ Cetylic acid $$ Emersol 14
0 $$ Emersol 143
166
17 14.91 0.48 C:\Database\wiley7n.l
Bicyclo[7.7.0]hexadec-1(9)-ene 145406 000000-00-0 78
Cyclobuta[1,2:3,4]dicyclooctene, h 145413 018208-94-1 70
exadecahydro- (CAS)
CYCLOOCTANE, CYCLOOCTYLIDENE- 145405 051175-35-0 70
167
no[1,2-e][1,4]thiazin-11(10aH)-one
, 10a-hydroxy- (CAS)
1-allyl-2,8-dimethoxy-9H-carbazole 209567 103763-37-7 38
$$ 9H-Carbazole, 2,8-dimethoxy-1-
(2-propenyl)- (CAS) $$ 1-Allyl-2,8
-dimethoxycarbazole
168
Library Search Report
A b u n d a n c e
T IC : D G IM P D T .D
1 3 .1 0 1 14 4. 3. 45 6
4 8 0 0 0 0 0
4 6 0 0 0 0 0
4 4 0 0 0 0 0
4 2 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
3 8 0 0 0 0 0
3 6 0 0 0 0 0
3 4 0 0 0 0 0
3 2 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
2 8 0 0 0 0 0
2 6 0 0 0 0 0
2 4 0 0 0 0 0
2 2 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
1 8 0 0 0 0 0
1 6 0 0 0 0 0
1 4 0 0 0 0 0
1 1 .7 3
1 2 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 1 0 .2 5
1 4 .1 0 1 15 5. 7. 99 6
6 0 0 0 0 0 1 7 .0 2
1 4 1. 85 9. 2 5 1 6 .8 3
1133. 7. 844 1 5 .4 1 1 7 .5 3 1 81 . 98 .00 6
4 0 0 0 0 0 1 3 .6 2 1 16 6.13.655 .37 8 1 7 . 5 9
1 2 .19 37 . 3 9
2 0 0 0 0 0 1 1 . 6 71 21 .24 .16 3
6 .0 0 8 .0 0 1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0
T im e -->
169
Sebacic acid, diethyl ester $$ Bi
soflex DES $$ Diethyl decanedioate
$$ Diethyl sebacate $$ Diethyl 1,
10-decanedioate $$ Ethyl sebacate
$$ Diethyl sebecate
Decanedioic acid, diethyl ester 197413 000110-40-7 49
7-Hydroxy[1]benzopyrano[3,4-c]pyri 134530 087902-90-7 38
dine-5(2H)-one
170
hydroxide, inner salt, 4-oxide $$
Choline, hydroxide, dihydrogen ph
osphate, inner salt, ester with 1,
2-dipalmitin $$ .alpha.-Glyceropho
sphorylcholine, .
171
d $$ Pentadecanecarboxylic acid $$
1-Pentadecanecarboxylic acid $$ P
rifrac 2960 $$ Coconut oil fatty a
cids $$ Cetylic acid $$ Emersol 14
0 $$ Emersol 143
Hexadecanoic acid (CAS) $$ Palmiti 195440 000057-10-3 92
c acid $$ Palmitinic acid $$ n-Hex
adecoic acid $$ n-Hexadecanoic aci
d $$ Pentadecanecarboxylic acid $$
1-Pentadecanecarboxylic acid $$ P
rifrac 2960 $$ Coconut oil fatty a
cids $$ Cetylic acid $$ Emersol 14
0 $$ Emersol 143
n-Hexadecanoic acid 195432 000057-10-3 92
172
eptadecanoate
Hexadecanoic acid, ethyl ester (CA 231395 000628-97-7 78
S) $$ Ethyl palmitate $$ HEXADECAN
OIC ACID ETHYL ESTER $$ Palmitic a
cid ethyl ester $$ Palmitic acid,
ethyl ester $$ Ethyl hexadecanoate
$$ ETHYL CETYLATE
173
yclohexyl-2-methyl- $$ 1,3-Dicyclo
hexyl-2-methylpropane
174
20 16.353 1380 1385 1395 VV 65665 1873866 0.16% 0.095%
175
Library Search Report
T IC : T I M B .D
1 3 .1 2 1144. 3. 499
4 8 0 0 0 0 0
4 6 0 0 0 0 0
4 4 0 0 0 0 0
4 2 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
3 8 0 0 0 0 0
3 6 0 0 0 0 0
3 4 0 0 0 0 0
3 2 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
2 8 0 0 0 0 0
2 6 0 0 0 0 0
2 4 0 0 0 0 0
2 2 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
1 1 .7 4
1 8 0 0 0 0 0
1 6 0 0 0 0 0
1 4 0 0 0 0 0 1 0 .2 7
1 2 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 11 44 ..00 27 1 5 .8 2
1 4 .9 1
8 0 0 0 0 0 1 3 .7 6 1 5 . 2 81 5 . 9 8 1 7 .0 5
1 4 .6 2
6 0 0 0 0 0 1 5 .4 3 1 6 . 5 6 11 77 ..56 61
1 3 .6 0 1 6 .8 0
4 0 0 0 0 0 1 6 .18 76 . 2 7 1 9 .0 8
1 1 .6 9 1 2 . 9. 9
1 3 1 8
2 0 0 0 0 0 1 0 .9 7 1 2 .4 3
6 .0 0 8 .0 0 1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0
T im e -->
176
Hexanedioic acid, bis(1-methylprop 197425 038447-22-2 72
yl) ester
Hexanedioic acid, bis(2-methylprop 197429 000141-04-8 68
yl) ester
Hexanedioic acid, bis(2-methylprop 197428 000141-04-8 68
yl) ester $$ Adipic acid, diisobut
yl ester $$ Adipic acid bis(2-meth
ylpropyl) ester $$ Diisobutyl adip
ate $$ Diba $$ Ftaflex diba $$ Iso
butyl adipate
177
9-Hexadecenoic acid, methyl ester, 211104 001120-25-8 42
(Z)- $$ Methyl palmitoleate $$ Me
thyl palmitoleinate $$ Palmitoleic
acid, methyl ester
1-Butyl-3-ethyl-4-methylene-2-(tri 168386 000000-00-0 38
methylsilyl)-1-cyclopentene
9-Hexadecenoic acid, methyl ester, 211103 001120-25-8 25
(Z)-
178
ads $$ Hystrene S-97 $$ Neo-Fat 18
-53 $$ Neo-Fat 18
Octadecanoic acid (CAS) $$ Stearic 231328 000057-11-4 95
acid $$ n-Octadecanoic acid $$ PD
185 $$ NAA 173 $$ Vanicol $$ Kam
3000 $$ Kam 1000 $$ Kam 2000 $$ Ne
o-Fat 18 $$ Steric acid $$ Hystren
e 80 $$ Industrene R $$ Stearex Be
ads $$ Hystrene S-97 $$ Neo-Fat 18
-53 $$ Neo-Fat 18
179
15 14.61 0.48 C:\Database\wiley7n.l
Octadecanoic acid 231316 000057-11-4 95
Octadecanoic acid 231321 000057-11-4 95
Octadecanoic acid (CAS) $$ Stearic 231331 000057-11-4 94
acid $$ n-Octadecanoic acid $$ PD
185 $$ NAA 173 $$ Vanicol $$ Kam
3000 $$ Kam 1000 $$ Kam 2000 $$ Ne
o-Fat 18 $$ Steric acid $$ Hystren
e 80 $$ Industrene R $$ Stearex Be
ads $$ Hystrene S-97 $$ Neo-Fat 18
-53 $$ Neo-Fat 18
180
ecanoate $$ Ethyl n-octadecanoate
$$ Stearic acid ethyl ester $$ Ste
aric acid, ethyl ester $$ Dicycloh
exylammonium sulf
Eicosanoic acid, ethyl ester 290455 018281-05-5 74
181
oxide $$ Hexadecene epoxide $$ NCI
-C55538
Oxirane, hexadecyl- $$ 1,2-Epoxyoc 211423 007390-81-0 70
tadecane
13-Hexacosyne 308305 034291-68-4 64
182