15-4-24 Skripsi Wiwin Sri SR 2024
15-4-24 Skripsi Wiwin Sri SR 2024
15-4-24 Skripsi Wiwin Sri SR 2024
Mengetahui
Ka.Prodi Kebidanan
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Kebidanan (S.Keb) di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya:
Oleh:
Nama : Wiwin Sri Setyo Rini
NIM : 227019006
Judul skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN
PARTUS LAMA DI RS WIYUNG SEJAHTERA SURABAYA
Tanggal Ujian : 8 Januari 2024
Telah dinyatakan lulus ujian skripsi dan naskah tersebut telah diperiksa,
diperbaiki dan disetujui oleh tim penguji.
Disetujui dan di sah kan oleh tim penguji skripsi:
Ketua Penguji
Anggota 1 Anggota 2
Mengetahui
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbinganNya saya dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kejadian Partus Lama di Rs Wiyung Sejahtera Surabaya”.
skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1
Kebidanan (S.Keb) pada Program Studi Kebidanan Program Sarjana Fakultas
Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Dr. Hartono, M.Si selaku Rektor Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
yang telah memberi kesempatan untuk menempuh pendidikan di
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
2. Dr. Setiawandari, SST.M.Kes selaku Dekan Fakultas Sains Kesehatan
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan Dosen Pembimbing 1 yang
telah memberikan kesempatan menyusun, memberikan bimbingan dan
memberi fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan program studi S1 Kebidanan
3. Desta Ayu Cahya R, SST., M.Tr.Keb selaku ketua program Studi
Kebidanan yang telah memberikan izin dalam pembuatan skripsi.
4. Yuni Khoirul W, SST., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah
memberikan kesempatan menyusun dan memberikan bimbingan dalam
penyusunan Skripsi ini, sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Indria Nuraini, SST., M.Kes, selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan masukan, waktu, serta saran yang membangun dalam
penyusunan skripsi.
6. Seluruh Ibu dosen Program Studi Kebidanan Program Sarjana Fakultas
Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana yang telah memberikan
pengetahuan yang sangat bermanfaat dan membantu dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Kedua orang tua, Bapak Lilik Sriyanto dan Ibu Ponimah atas doa,
dukungan, bimbingan, serta kasih sayang selama ini.
iv
8. Sahabat dan teman-teman Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas Adi Buana Surabaya angkatan
2020 yang turut andil dalam memberikan dorongan dan motivasi sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya yang telah memberi kesempatan
kepada saya melakukan penelitian di rumah sakit ini, yang membantu
penulis untuk menyelesaikan perkuliahan ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Saya sadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, namun saya berharap
bermanfaat kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
v
ABSTRAK
Persalinan dinyatakan sebagai partus lama jika terjadi keterlambatan 2-3 jam di
belakang partograf normal. Persalinan lama dapat menyebabkan infeksi,
kehabisan tenaga, dehidrasi, dan pendarahan postpartum yang dapat menyebabkan
kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cedera dan afiksia yang dapat
meningkatkan kematian bayi. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi kejadian partus lama di RS Wiyung Sejahtera
Surabaya. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan rancangan
case control yaitu faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan
retrospective dengan cara membandingkan antara kelompok kasus dan kelompok
kontrol. Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam register kebidanan dan
rekam medis Rumah Sakit Wiyung Sejahtera dari periode Januari - Desember
2022. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara Ibu
bersalin partus lama dengan usia yang tidak beresiko 20-35 tahun nilai OR =
7,579 CI 6,25% p value 0.00, Paritas nilai OR = 8,955 CI 12,5% p value 0.00,
Ketuban Pecah Dini nilai OR = 2,985 CI 85,4% p value 0,006, His yang tidak
adekuat nilai OR = 2,169 CI 85,4% p value 0,031, ibu dengan kelainan letak janin
nilai OR = 2,668 CI 68,7% p value 0,038, berat badan lahir yang tidak normal
nilai OR = 3,491 CI 93,75% p value 0,021, dan ibu mengalami CPD nilai OR =
2,814 CI 68,75% p value 0,023. Kesimpulan penelitian ini terdapat pengaruh
pengaruh yang signifikan antara Ibu bersalin partus lama dengan usia yang tidak
beresiko 20-35 tahun, Paritas, Ketuban Pecah Dini, His yang tidak adekuat, ibu
dengan kelainan letak janin, berat badan lahir yang tidak normal dan ibu
mengalami CPD di Rumah Sakit Wiyung Sejahtera tahun 2022. Saran bagi ibu
yang melahirkan diharapkan untuk teratur melakukan pemeriksaan antenatal care,
sarankan ibu hamil melakukan istirahat yang cukup dan mengurangi beban
pekerjaan yang berat supaya bisa menurunkan faktor faktor resiko terjsdinya
partus lama.
vi
vii
ABSTRACT
Labor is declared as prolonged labor if there is a delay of 2-3 hours behind the
normal partograph. Prolonged labor can cause infection, exhaustion,
dehydration, and postpartum bleeding which can lead to maternal death. The
fetus will experience infection, injury and aphyxia which can increase infant
mortality. This study aims to determine the factors that influence the incidence of
prolonged labor at Wiyung Sejahtera Hospital, Surabaya. This research uses a
descriptive analytical design with a case control design, namely risk factors are
studied using a retrospective approach by comparing the case group and the
control group. This study used secondary data in the obstetric register and
medical records of Wiyung Sejahtera Hospital from the period January -
December 2022. The results of the study showed that there was a significant
relationship between mothers who gave birth for a long time and who were not at
risk, 20-35 years old, OR value = 7.579 CI 6,25% p value 0.00, Parity value OR
= 8.955 CI 12,5% p value 0.00, Premature Rupture of Membranes OR value =
2.985 CI 85,4% p value 0,006, Inadequate HIS value OR = 2.169 CI 85,4% p
value 0,031, mothers with fetal abnormalities OR value = 2.668 CI 68,7% p value
0,038, abnormal birth weight OR value = 3.491 CI 93,75% p value 0,02 and
mothers experiencing CPD OR value = 2.814 CI 68,75% p value 0,023. The
conclusion of this study is that there is a significant relationship between mothers
who have given birth for a long time and are not at risk of age 20-35 years,
parity, premature rupture of membranes, inadequate hyssis, mothers with fetal
abnormalities, abnormal birth weight and mothers experiencing CPD. at Wiyung
Sejahtera Hospital in 2022. Advice for mothers who give birth is to regularly
carry out antenatal care checks, advise pregnant women to get enough rest and
reduce heavy workloads in order to reduce the risk factors for late pregnancy.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM...................................................................................................i
PERNYATAAN ORISINALITAS..........................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
ABSTRAK..............................................................................................................vi
ABSTRACT.............................................................................................................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN, ISTILAH, ARTI LAMBANG......................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum..............................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus..............................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis...........................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis............................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Persalinan........................................................................6
2.1.1 Pengertian ....................................................................................6
2.1.2 Metode persalinan........................................................................6
2.1.3 Tanda-tanda persalinan................................................................6
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses persalinan ...7
2.1.5 Tahapan persalinan ......................................................................9
ix
2.2 Konsep Dasar Persalinan Lama..............................................................9
2.2.1 Pengertian ....................................................................................9
2.2.2 Faktor – faktor yang Berpengaruh dengan Partus Lama ...........10
2.2.3 Dampak partus lama ..................................................................16
2.2.4 Klasifikasi partus lama ..............................................................18
2.2.5 Penatalaksanaan partus lama .....................................................19
2.2.6 Penatalaksanaan partus lama di RS Wiyung Sejahtera .............20
BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Teori..............................................................................23
3.2 Kerangka Konsep .........................................................................24
3.3 Hipotesis........................................................................................24
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian.....................................................................................25
4.2 Rancang Bangun Penelitian .................................................................25
4.3 Populasi dan Sampel ...........................................................................25
4.3.1 Populasi......................................................................................26
4.3.2 Sampel .......................................................................................26
4.3.3 Besar sampel..............................................................................26
4.3.4 Teknik pengambilan sampel.......................................................26
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................27
4.4.1 Lokasi penelitian........................................................................27
4.4.2 Waktu penelitian........................................................................27
4.5 Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Cara Pengukuran
Variabel ..............................................................................................27
4.5.1 Variabel penelitian.....................................................................27
4.5.2 Definisi operasional ...................................................................28
4.6 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ............................................30
4.6.1 Teknik pengumpulan data..........................................................30
4.6.2 Prosedur pengumpulan data.......................................................30
4.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................31
4.7.1 Teknik pengolahan data.............................................................31
4.7.2 Analisis data...............................................................................32
x
4.8 Kerangka Operasional..........................................................................34
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1 Jalannya Penelitian...............................................................................35
5.2 Hasil Penelitian ....................................................................................36
5.2.1 Analisis univariat........................................................................36
5.2.2 Analisis bivariat..........................................................................37
5.2.3 Analisis multivariat....................................................................38
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Pengaruh Usia Ibu dengan Partus Lama...............................................39
6.2 Pengaruh Paritas dengan Partus Lama ................................................40
6.3 Pengaruh KPD dengan Partus Lama....................................................41
6.4 Pengaruh HIS dengan Partus Lama .....................................................43
6.5 Pengaruh Kelainan Letak Janin dengan Partus Lama..........................44
6.6 Pengaruh Berat Badan Janin dengan Partus Lama ..............................46
6.7 Pengaruh CPD dengan Partus Lama ...................................................48
BAB 7 PEMBAHASAN
7.1 Kesimpulan...........................................................................................50
7.2 Saran ....................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................52
LAMPIRAN...........................................................................................................54
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Ikhtisar kriteria diagnostik dan penatalaksanaan distosia......................22
Tabel 4.1 Definisi operasional, kategori dan skala penelitian................................29
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Faktor yang Berpengaruh dengan Partus Lama,
Usia Ibu, Parietas, KPD, HIS, Kelainan Letak janin, Berat Badan Bayi,
dan CPD pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Wiyung Sejahtera 2022...36
Tabel 5.2 Faktor Dominan yang Berpengaruh dengan Ketuban Pecah Dini di
Ruang Kebidanan Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Tahun 2022...........38
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Kerangka teori penelitian...................................................................24
Gambar 3.2 Kerangka konsep penelitian...............................................................25
Gambar 4.1 Rancang bangun penelitian................................................................26
Gambar 4.2 Kerangka Operasional Penelitian.......................................................35
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Timeline Kegiatan Skripsi .................................................................54
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ...........................................................................56
Lampiran 3 Lembar Konsultasi .............................................................................57
Lampiran 4 Berita Acara Perbaikan Skripsi .........................................................58
Lampiran 5 Tabel Tabulasi ...................................................................................60
Lampiran 6 Tabel Hasil SPSS ...............................................................................64
xiv
DAFTAR SINGKATAN, ISTILAH, ARTI LAMBANG
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
th/>35 th) sehingga dapat disimpulkan bahwa kejadian partus lama paling banyak
terjadi pada ibu dengan usia berisiko. Usia ibu <20 tahun berisiko mengalami
KPD karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, di mana rahim belum
bisa menahan kehamilan dengan baik, selaput ketuban belum matang dan mudah
mengalami robekan sehingga dapat menyebabkan terjadinya KPD (Manggiasih
dan Musbikin, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Rohmawati dan Febriana (2017)
menunjukkan bahwa paritas dan kelainan letak janin (malposisi/malpresentasi)
berpengaruh dengan kejadian ketuban pecah dini. Paritas ibu yang berisiko untuk
terjadinya ketuban pecah dini adalah paritas ibu apabila ≤1 (anak pertama) atau
lebih dari anak ke-4. Sebanyak 73,9% ibu dengan paritas berisiko mengalami
ketuban pecah dini dan 90% ibu dengan malposisi dan malpresentasi mengalami
KPD. Ibu dengan paritas ≥4 lebih berisiko mengalami KPD karena vaskularisasi
pada uterus mengalami gangguan yang mengakibatkan jaringan ikat selaput
ketuban mudah rapuh dan akhirnya pecah spontan (Cunningham, 2018).
Kehamilan dengan kelainan letak janin dimana bagian terendah janin tidak dapat
menutupi pintu atas panggul (PAP) sehingga menghalangi tekanan akibat
kontraksi rahim terhadap membran bagian bawah. Letak sungsang dapat
memungkinkan ketegangan rahim meningkat, sehingga membuat selaput ketuban
pecah sebelum waktunya. Janin dengan presentasi selain kepala, seperti bahu,
bokong, dan kaki berisiko tidak dapat turun lebih lanjut dan terjepit dalam rongga
panggul dan menyebabkan persalinan lama (Marmi dkk,, 2011).
Makrosomia atau berat bayi besar (>4000gram) dapat menimbulkan
bertambahnya tekanan intrauterine yang dapat mengakibatkan selaput ketuban
menjadi teregang kemudian kekuatan membrane menjadi berkurang dan
mengakibatkan mudah terjadinya ketuban pecah dini (Manuaba, 2009). Berat bayi
lahir berisiko (>4000gram) pada penelitian Susanti dkk., (2018) sebanyak 27%
mengalami ketuban pecah dini dibandingkan dengan yang tidak mengalami
ketuban pecah dini yaitu hanya 21%. Sehingga dapat disimpulkan ibu dengan
berat bayi besar lebih berisiko untuk mengalami ketuban pecah dini yang dapat
berujung pada persalinan lama.
4
7
8
9
10
11
mendukung proses kelahiran bayi, adapun panggul ibu memiliki peran yang
lebih dalam proses persalinan. Ketika persalinan berlangsung, janin diharuskan
untuk menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang cenderung kaku
sehingga ukuran dan bentuk panggul harus dapat diperkirakan sebelum
persalinan dimulai untuk memberikan tatalaksana yang tepat.
4. Psikologis
Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis yang menyertai
kehidupan hampir setiap wanita. Pada umumnya persalinan dianggap hal yang
menakutkan karena disertai nyeri hebat, bahkan terkadang menimbulkan
kondisi fisik dan mental yang mengancam jiwa. Nyeri merupakan fenomena
yang subjektif, sehingga keluhan nyeri persalinan setiap wanita tidak akan
sama, bahkan pada wanita yang samapun tingkat nyeri persalinannya tidak
akan sama dengan nyeri persalinan yang sebelumnya. Sehingga persiapan
psikologis sangat penting dalam menjalani persalinan. Jika seorang ibu sudah
siap dan memahami proses persalinan maka ibu akan mudah bekerjsama
dengan petugas kesehatan yang akan menolong persalinannya. Dalam proses
persalinan normal, pemeran utamanya adalah ibu yang disertai dengan
perjuangan dan upayanya. Sehingga ibu harus meyakini bahwa ia mampu
menjalani proses persalinan dengan lancar. Karena jika ibu sudah mempunyai
keyakinan positif maka keyakinan tersebut akan menjadi kekuatan yang sangat
besar saat berjuang mengeluarkan bayi. Sebaliknya, jika ibu tidak semangat
atau mengalami ketakutan yang berlebih maka akan membuat proses
persalinan menjadi sulit.
5. Penolong
Penolong adalah tenaga medis memiliki peran untuk mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Orang yang
berperan sebagai penolong persalinan adalah petugas kesehatan yang
mempunyai legalitas dalam menolong persalinan, antara lain: dokter, bidan,
perawat maternitas dan petugas kesehatan yang mempunyai kompetensi dalam
pertolongan persalinan, menangani kegawataruratan serta melakukan rujukan
jika diperlukan. Petugas kesehatan yang memberi pertolongan persalinan dapat
12
menggunakan alat pelindung diri, serta melakukan cuci tangan untuk mencegah
terjadinya penularan infeksi dari pasien (Oktarina, 2016).
2.1.5 Tahapan persalinan
Tahapan persalinan pervaginam spontan dibagi menjadi 4 tahap
menurut Varney (2007) diantaranya sebagai berikut:
1. Kala I
Kala I berlangsung sejak persalinan mulai hingga pembukaan serviks lengkap
(10 cm) dan dibagi menjadi dua fase, yang pertama adalah fase laten (8 jam)
yang terhitung sejak serviks membuka sampai pembukaan 3 cm, dan fase aktif
(7 jam) sejak serviks membuka 3 cm hingga 10 cm. Pada fase aktif, kontraksi
uterus akan semakin kuat dan sering.
2. Kala II
Kala II dimulai sejak pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Bagi
primigravida, proses ini biasanya berlangsung selama 2 jam, dan pada
multigravida selama 1 jam.
3. Kala III
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir hingga plasenta lahir dan berlangsung
tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV
Kala IV dimulai sejak lahirnya plasenta, hingga 2 jam pertama postpartum.
Keberhasilan proses persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
ibu, (power, passenger, passage, dan psikologis), faktor janin (plasenta), dan
penolong persalinan. Ketiga faktor tersebut berperan penting selama proses
persalinan oleh karena banyaknya kasus kematian ibu dan bayi yang
disebabkan oleh tidak terdeteksinya salah satu faktor tersebut
ukuran janin yang besar dan letaknya yang tidak lazim (WHO, 2002).
Partus lama menurut WHO (2008) persalinan lama adalah persalinan yang
berlangsung lebih dari 24 jam. Namun definisi ini memiliki keterbatasan,
oleh karena itu dalam hal manajemen untuk merujuk pada persalinan lama,
definisi partus lama dibagi fase laten dan fase aktif. Partus lama fase laten
yatu adanya kontraksi uterus ritmik dengan pelebaran serviks sampai 4 cm
yang berlangsung lebih dari 8 jam. Partus lama fase aktif adalah kontraksi
uterus ritmik dengan pelebaran serviks lebih dari 4 cm yang berlangsung
lebih dari 12 jam. Bila kemajuan persalinan tidak berlangsung baik selama
periode itu, situasi tersebut harus segera dinilai, permasalahannya harus
dikenali dan diatasi sebelum waktu 24 jam (Harry, 2014).
Secara umum, persalinan yang abnormal terjadi apabila terdapat
permasalahan disproporsi antara bagian presentasi janin dan jalan lahir.
Partus lama juga merupakan perlambatan kecepatan dilatasi serviks atau
penurunan janin (Cunningham, 2018).
Hendricks et al (2002) melakukan observasi perubahan serviks pada
303 ibu hamil selama empat minggu, melaporkan bahwa rata – rata
perubahan serviks 1,8 cm pada nulipara dan 2,2 cm pada multipara dengan
60% - 70% terjadi effacement pada beberapa hari sebelum persalinan
terjadi (WHO, 2002).
2.2.2 Faktor – faktor yang Berpengaruh dengan Partus Lama
Partus lama terjadi karena abnormalitas dari dilatasi serviks.
Pembukaan serviks berlangsung lambat, karena tidak terjadinya penurunan
kepala untuk menekan serviks tersebut. Pada saat yang sama terjadi edema
pada serviks sehingga akan lebih sulit terjadi dilatasi serviks, hal ini dapat
menyebabkan meningkatnya tindakan section secarea (WHO, 2002).
Beberapa faktor yang berpengaruh dengan partus lama antara lain:
1. Disproporsi Sefalopelvik
Merupakan kondisi dimana jika kepala bayi lebih besar dari pelvis, hal ini
menjadi penyebab janin kesulitan melewati pelvis. Disproporsi sefalopelvik
juga bisa terjadi akibat pelvis sempit dengan ukuran kepala janin normal, atau
14
pelvis normal dengan janin besar, atau kombinasi antara bayi besar dan pelvis
sempit (WHO, 2002).
2. Kelainan letak
Munurut Saifuddin (2012), kelainan letak terdiri dari kelainan posisi dan
persentasi janin. Kelainan posisi (Malposisi) adalah posisi abnormal dari vertex
kepala janin (dengan ubun- ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu.
Sedangkan kelainan pesentasi (malpresentasi) adalah bagian terendah janin
yang berada disegmen bawah rahim bukan belakang kepala. Dalam keadaan
normal presentasi janin adalah belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun
kecil dalam posisi transversal (saat masuk PAP), dan posisi anterior (setelah
melewati PAP) dengan presentasi tersebut, kepala janin akan masuk panggul
dalam ukuran terkecilnya. Sikap yang tidak normal akan menimbulkan
malpresentasi pada janin dan kesulitan persalinan. Sikap ekstensi ringan akan
menjadikan presentasi puncak kepala (dengan penunjuk ubun-ubun besar),
ekstensi sedang menjadikan presentasi dahi (dengan penunjuk sinsiput), dan
ekstensi maksimal menjadikan presentasi muka (dengan penunjuk dagu).
Apabila janin dalam keadaan malpresentasi dan malposisi maka dapat terjadi
persalinan yang lama atau bahkan macet (Saifuddin, 2010). Pada penelitian
yang dilakukan oleh Evy Soviyati menyatakan bahwa terdapat 65,4% ibu
mengalami lama persalinan lebih dari 18 jam dengan malposisi sedangkan
60,7% ibu mengalami lama persalinan lebih dari 18 jam mengalami posisi
normal. analisis Odd Ratio sebesar 1,2 artinya ibu yang mengalami malposisi
saat bersalin beresiko 1,2 kali lebih besar mengalami partus lama
( Soviyati, 2016)
.
3. Berat bayi lahir
Berat badan adalah suatu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rata-rata bayi
normal (gestasi 37-40 minggu) adalah 2500-4000 gram. Berat badan ini
tergantung dari ras, status ekonomi orang tua, dan paritas ibu. Secara umum
berat bayi lahir rendah dan berat bayi lahir berlebih lebih besar resiko nya
untuk mengalami masalah. Berat bayi lahir besar (≥4000 gram) dapat
menyebabkan distosia pada proses persalinan, yang ditandai dengan tidak
15
c. Obstruksi jalan lahir. Obstruksi jalan lahir oleh karena adanya kista, tumor
dan edema pada jalan lahir sehingga mempengaruhi kemajuan persalinan
yang memicu terjadinya persalinan lama (Chunningham, 2018).
4. Faktor psikologis
Suatu proses persalinan merupakan pengalaman fisik sekaligus emosional yang
luar biasa bagi seorang wanita. Aspek psikologis tidak dapat dipisahkan dari
aspek fisik satu sama lain. Bagi wanita kebanyakan proses persalinan membuat
takut dan cemas, sehingga menghambat suatu proses persalinan. Gangguan
kecemasan ibu akan memberi stimulus syaraf dalam menghasilkan hormone
pemicu stress yaitu hormone adrenalin nyang dapat berpengaruh pada proses
persalinan akibat terhambatnya produksi oksitosin yang member pengaruh
terhadap kontraksi uterus (Cunningham, 2018) . Kunjungan antenatal sangat
penting dilakukan oleh ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan sepengaruh
dengan kehamilanya, meliputi pemeriksaan persalinan, dukungan psikologis
serta penyuluhan kesehatan sehingga terbina pengaruh saling percaya. Tingkat
kepercayaan ibu terhadap bidan dan keluarga juga sangat mempengaruhi
kelancaran proses persalinan (Sulistyawati, 2009).
5. Faktor penolong
Penolong persalinan mempunyai peran yang sangat penting dalam proses
persalinan selain faktor ibu dan janin, penolong persalinan bertindak dalam
memantau proses terjadinya kontraksi uterus dan memimpin mengejan hingga
bayi dilahirkan. Seorang penolong pesalinan harus dapat memberikan
dorongan pada ibu yang sedang dalam persalinan dan mengetahui kapan harus
memulai persalinan, selanjutnya melakukan perawatan pada ibu dan bayi.
Pimpinan yang salah dapat menyebabkan persalinan tidak berjalan dengan
lancar, berlangsung lama dan muncul berbagai komplikasi
(Cunningham, 2018)
.
2.2.3 Dampak partus lama
Partus lama dapat berakibat buruk baik pada ibu maupun pada bayi.
Ibu dan bayi dapat mengalami distress serta meningkan resiko infeksi
karena dapat menyebabkan meningkatnya tindakan intervensi serta resiko
terjadinya perdarahan post partum dan atonia uteri. Komplikasi dari partus
20
lama yaitu, atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan ibu dan
shock, asfiksia, trauma cerebri, cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi
(Harry, 2014) . Beberapa dampak yang dapat terjadi akibat partus lama
pada ibu dan janin yaitu:
1. Ruptur Uteri
Bila membran amnion pecah dan cairan amnion mengalir keluar, janin akan
didorong ke segmen bawah rahim melalui kontraksi. Bila kontraksi berlanjut,
segmen bawa rahim menjadi meregang sehingga menjadi berbahaya karena
menipis dan menjadi lebih mudah ruptur. Ruptur uteri lebih sering terjadi pada
multipara terutama jika uterus telah melemah karena jaringan parut atau riwayat
secsio secarea. Kejadian ruptur juga dapat menyebabkan perdarahan persalinan
yang berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Psiari Kusuma Wardani menyatakan bahwa ada pengaruh antara kejadian
partus lama dengan perdarahan post partum yaitu didapatkan hasil analisis
menunjukkan nilai OR 9,598. Artinya ibu yang mengalami kejadian partus lama
berpeluang 9,598 kali untuk mengalami perdarahan post partum (Wardani, 2017).
2. Pembentukan Fistula
Jika kepala janin terhambat cukup lama dalam pelvis, maka sebagian kandung
kemih, serviks, vagina dan rektum terperangkap diantara kepala janin dan tulang –
tulang pelvis dan mendapatkan tekanan yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan
kerusakan sirkulasi oksigenasi pada jaringan – jaringan ini menjadi tidak adekuat
sehingga terjadi nekrosis dalam beberapa hari dan menimbulkan munculnya
fistula. Fistula dapat berupa vesiko-vaginal (diantara kandung kemih dan vagina),
vesiko – servikal (diantara kandung kemih dan serviks), dan rekto – vaginal
(berada diantara rektum dan vagina), yang dapat menyebabkan terjadinya
kebocoran urin atau veses dalam vagina. Fistula umumnya terbentuk setelah kala
dua persalinan yang lama dan biasanya terjadi pada nulipara, yaitu terutama pada
Negara – negara dengan tingkat kehamilan dengan usia dini.
3. Sepsis Puerperalis
Infeksi merupakan bahaya serius bagi ibu dan bayi pada kasus – kasus
persalinan lama terutama karena selaput ketuban pecah dini.
21
4. Cedera otot-otot dasar panggul. Saat kelahiran bayi, dasar panggul mendapat
tekanan langsung dari kepala janin serta tekanan kebawah akibat upaya
mengejan ibu. Gaya ini meregangkan dan melebarkan dasar panggul sehingga
terjadi perubahan fungsional dan anatomic otot saraf dan jaringan ikat yang
akan menimbulkan inkontinensia urin dan prolaps organ panggul
(Saifuddin, 2012).
5. Kaput suksedaneum
Apabila panggul sempit, sewaktu persalinan sering terjadi kaput suksedaneum
yang besar di bagian bawah janin. Kaput ini dapat berukuran besar dan
menyebabkan kesalahan diagnostik yang serius (Saifuddin, 2012). Molase kepala
janin Akibat tekanan his yang kuat, lempeng-lempeng tulang tengkorak saling
bertumpang tindih satu sama lain di sutura besar, dimana batas median tulang
parietal yang berkontak dengan promontorium tumpang tindih dengan tulang
disebelahnya, hal yang sama terjadi pada tulang (Saifuddin, 2012).
6. Kematian janin
Bila persalinan macet atau persalinan lama dibiarkan lebih lama maka akan
mengakibatkan kematian janin yang disebabkan karena tekanan berlebihan pada
plasenta dan korda umbilicus. Janin yang mati itu akan melunak akibat
pembusukan sehingga dapat menyebabkan terjadinya koagulasi intravaskuler
diseminata (KID). Hal ini dapat mengakibatkan perdarahan, syok dan kematian
pada maternal (WHO, 2002).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Siti Candra W.B dan kawan- kawan
mengenai pengaruh partus lama dengan kejadian post partum dini menyimpulkan
bahwa semakin lama proses persalinan maka kemungkinanan untuk terjadi
perdarahan post partum dini semakin besar sehingga dapat menyebabkan
kegawatdaruratan obstetrik hingga kematian pada janin (Harry, 2014).
2.2.4 Klasifikasi partus lama
Partus lama dapat dibagi berdasarkan menjadi tiga kelompok sesuai
dengan fase pada masa persalinan yaitu:
1. Fase laten memanjang
Fase laten memanjang apabila lama fase ini lebih dari 20 jam pada nulipara dan
14 jam pada ibu multipara. Keadaan yang mempengaruhi durasi fase laten antara
22
ibu dengan panggul sempit atau janin besarmaka kala II dapat sangat panjang.
Kala II memanjang dapat didiagnosa jika pembukaan serviks lengkap, ibu ingin
mengedan, tetapi tidak ada kemajuan penurunan (Saifuddin, 2012).
2.2.5 Penatalaksanaan partus lama
Dalam menghadapi persalinan lama dengan penyebab apapun,
keadaan ibu yang bersangkutan harus diawasi dengan seksama. Tekanan
darah diukur setiap empat jam, bahkan pemeriksaan perlu dilakukan lebih
sering apabila ada gejala preeklampsia. Denyut jantung janin dicatat setiap
setengah jam dalam kala I dan lebih sering dalam kala II. Kemungkinan
dehidrasi dan asidosis harus mendapat perhatian sepenuhnya. Karena
persalinan lama selalu ada kemungkinan untuk melakukan tindakan
narcosis. Ibu hendaknya tidak diberi makanan biasa namun diberikan
dalam bentuk cairan.
Sebaiknya diberikan infuse larutan glukosa 5% dan larutas NaCl
isotonik secara intravena berganti – ganti. Untuk mengurangi rasa nyeri
dapat diberikan petidin 50 mg yang dapat di ulangi, pada permulaan kala I
dapat diberikan 10 mg morfin. Pemeriksaan dalam mengandung bahaya
infeksi. Apabila persalinan berlangsung 24 jam tanpa kemajuan berarti
maka perlu diadakan penilaian seksama tentang keadaan. Apabila ketuban
sudah pecah maka, keputusan untuk menyelesaikan persalinan tidak boleh
ditunda terlalu lama berhubung mengantisipasi bahaya infeksi. Sebaiknya
dalam 24 jam setelah ketuban pecah sudah dapat diambil keputusan
apakah perlu dilakukan seksio sesarea dalam waktu singkat atau persalinan
dapat dibiarkan berlangsung terus (Prawirohardjo, 2018).
Faktor Predisposisi:
Ibu bersalin
- Usia - KPD
- Paritas
Faktor yang mempengaruhi
Faktor His:
kemajuan persalinan
- His hipotonik
(power, passenger, passage,
- His hipertonik
psikologis, penolong)
Faktor Janin:
- Malpresentasi
- Malposisi
- Berat bayi lahir Ketidakseimbangan proses
persalinan
Faktor Jalan lahir:
- Kelainan panggul
Partus lama
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka teori penelitian
27
28
Faktor Risiko
(X)
Gambar 3.2 Kerangka konsep penelitian
3.3 Hipotesis
Pengaruh faktor predisposisi, faktor his, faktor janin, dan faktor jalan lahir
dengan partus lama di RS Wiyung Sejahtera Surabaya
H0: tidak ada pengaruh faktor predisposisi, his, janin, dan jalan lahir dengan
kejadian partus lama di RS Wiyung Sejahtera Surabaya
H1: ada pengaruh faktor predisposisi, his, janin, dan jalan lahir dengan
kejadian partus lama di RS Wiyung Sejahtera Surabaya
BAB 4
METODE PENELITIAN
29
30
4.4.2 Sampel
Sampel kasus dalam penelitian ini adalah sebagian ibu bersalin dengan
partus lama di RS Wiyung Sejahtera Surabaya periode Januari-Desember 2022
dan sampel kontrol adalah sebagian ibu bersalin tidak dengan partus lama di RS
Wiyung Sejahtera Surabaya periode Januari-Desember 2022.
Sampel yang akan diteliti pada penelitian ini yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi. Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian dapat
mewakili sampel yang memenuhi syarat sebagai sampel (Nursalam, 2013:93).
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dengan subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, seperti
halnya adanya hambatan etis, menolak menjadi responden atau suatu keadaan
yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian (Notoatmodjo, 2012).
Kriteria inklusi kelompok kasus:
1. Ibu bersalin pada usia kehamilan ≥37 minggu dengan partus lama di RS
Wiyung Sejahtera Surabaya
2. Ibu yang memiliki data lengkap dan tertulis pada rekam medik
3. Periode waktu Januari 2022-Desember 2022
Kriteria eksklusi:
1. Ibu bersalin pada usia kehamilan <37 minggu di RS Wiyung Sejahtera
Surabaya
2. Berat bayi lahir rendah (berat badan <2500 gram)
3. Ibu dengan data rekam medis tidak lengkap
4.4.3 Besar sampel
Besar sampel penelitian ini berdasarkan perhitungan rumus infinite
population yang digunakan pada penelitian dengan jumlah populasi yang tidak
diketahui atau tidak terbatas (Lameshow, 1997) sebagai berikut:
2
z P(1−P)
n=
d2
Keterangan:
n: jumlah sampel
z : skor z pada CI 95% = 1,96
p : maksimal estimasi = 0,5
31
Variabel terikat yang akan diteliti adalah partus lama. Variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Faktor Usia
2. Faktor Paritas
3. Faktor Ketuban pecah dini
4. Faktor His
5. Faktor Letak janin
6. Faktor Berat bayi lahir
7. Faktor Kelainan jalan lahir
4.5.2 Definisi operasional
Definisi operasional adalah proses mendefinisikan variabel secara
operasional berdasar karakteristik yang diamati dan memumungkinkan peneliti
untuk melakukan sebuah observasi atau pengukuran secara cermat terhadap objek
atau fenomena (Hidayat, 2014).
Tabel 4.1 Definisi operasional, kategori dan skala penelitian
No Variabel Definisi Alat Kategori Skala
operasional ukur
1 Partus lama Persalinan yang Rekam 1 : iya Nominal
berlangsung lebih medik 2 : tidak
dari 24 jam, pada
kala I fase laten
lebih dari 8 jam
dan fase aktif lebih
dari 12 jam.
2 Usia Usia kelompok Rekam 1 : usia berisiko Nominal
kasus dan kontrol medik (>35 tahun dan
berdasarkan data <20 tahun)
rekam medik ibu 2 : usia tidak
bersalin berisiko (20-35
tahun)
3 Paritas Paritas adalah Rekam 1 : paritas Nominal
jumlah persalinan medik berisiko (paritas
yang pernah <1 dan >4)
dialami ibu 2 : paritas tidak
berisiko (2-3)
8 Ketuban Ketuban Pecah Rekam 1 : KPD Nominal
pecah dini Dini terjadi ketika medik 2 : tidak KPD
ketuban pecah
sebelum ada tanda
inpartu, dan setelah
ditunggu
34
e. Kontraksi uterus
Tidak adekuat 1
Adekuat 2
f. Kelainan letak
Ya 1
Tidak 2
g. Berat bayi lahir
BB Normal 1
BB Tidak normal 2
h. Kelainan jalan lahir
CPD 1
Tidak CPD 2
4. Scoring
Memberi skor pada data-data sekunder dan primer yang telah diberi kode, dan
selanjutnya memberikan nilai dan bobot pada data tersebut. Pemberian skor ini
dilakukan pada data yang berkaitan dengan variabel-variabel pengukuran di dalam
partus lama.
a. Partus Lama
Ya : persalinan> 24 jam
Tidak : persalinan< 24 jam
b. Berat bayi lahir
Normal : berat badan 2500-4000 gram
Tidak normal : berat badan <2500 gram dan >4000 gram
5. Data entry
Memasukkan data yang telah didapatkan (dalam bentuk kode) ke dalam
program/software komputer yaitu IBM SPSS Statistics 25 .
6. Cleaning
Tahap dimana data yang ada ditandai dan diperiksa kembali untuk mengoreksi
kemungkinan suatu kesalahan yang ada.
38
Randomisasi
Analisis data: tabel daftar frekuensi, uji chi-square, uji SPSS perhitungan
secara statistik dan odds ratio (OR)
Kesimpulan
40
41
Tabel 5.1 diketahui usia kelompok partus lama sebagian besar adalah usia
beresiko 45 orang (93,75%), sedangkan pada kelompok tidak partus lama 33
orang (68,75%) adalah juga usia beresiko.
Paritas kelompok partus lama sebagian besar 42 orang (87,5%) adalah dengan
paritas beresiko, sedangkan pada kelompok tidak partus lama lebih setengahnya
25 (52,1%) adalah paritas tidak beresiko.
Ketuban Pecah Dini (KPD) kelompok partus lama 41 orang (85,4%) adalah
dengan riwayat KPD, sedangkan pada kelompok tidak partus lama lebih dari
setengahnya 29 (60,4%) adalah juga dengan riwayat KDP.
42
Pada kelompok partus lama sebagian besar 41 orang (85,4%) dengan kontraksi
tidak adikuat, sedangkan pada kelompok tidak partus lama sebagian besar 32
orang (66,6%) juga dengan kontraksi tidak adi kuat.
Kelainan letak janin pada kelompok partus lama sebagian besar 33 orang
(68,75%) dengan kelainan letak janin, sedangkan pada kelompok tidak partus
lama 25 (52,08%) juga dengan kelainna letak janin.
Berat badan lahir pada kedua kelompok sebagian besar adalah dengan berat
badan lahir tidak normal, 45 orang (93,75%) pada kelompok partus lama dan 37
orang (77,08%) pada kelompok tidak partus lama.
Kelainan jalan lahir pada kelompok partus lama sebagian besar 33 orang
(68,75%) dengan CPD, sedangkan pada kelompok tidak partus lama lebih dari
setengahnya 26 orang (54.17%) dengan tidak CPD.
2) Data Khusus
Tabel 5.2 Tabulasi Silang Karakteristik Dengan Partus lama di
Rumah Sakit Umum Wiyung Sejahtera
Karakteristik Partus Lama n=48 p-value OR
F %
Usia Ibu
Beresiko 45 93,75 0,000 7,579
Tidak Beresiko 3 6,25
Total 48 100,0
Paritas
Beresiko (1 dan >3) 42 87,5 0,000 8,955
Tidak Beresiko (2-3) 6 12,5
Total 48 100,0
KPD
KPD 41 85,4 0,006 2,985
Tidak KPD 7 14,6
Total 48 100,0
Kontraksi Uterus
Tidak Adekuat 41 85,4 0,031 2,169
Adekuat 7 14,6
Total 48 100,0
Kelaianan Letak
Janin 33 68,75 0,038 2,668
Ya
Tidak 15 31,25
Total 48 100,0
Berat Badan Lahir
Tidak Normal 45 93,75 0,021 3,491
Normal 3 6,25
43
Total 48 100,0
CPD
Ya 33 68,75 0,023 2,814
Tidak 15 31,25
Total 48 100,0
*
Uji Chi Square
**
Odds Ratio
Tabel 5.1 diketahui hasil uji Chi Square ρ=0,000 ada pengaruh usia ibu dengan
Partus Lama. Nilai Odds Ratio 7,579 artinya ibu yang berada pada usia beresiko
(<20 dan >35 tahun) beresiko 7,5 kali terjadi partus lama dibandingkan dengan
ibu yang berada pada usia yang tidak beresiko (20-35 tahun).
Hasil uji Chi Square ρ=0,000 ada pengaruh paritas dengan partus lama. Nilai
Odds Ratio 8,955 yang artinya ibu dengan paritas 1 dan >3 beresiko 8,9 kali
terjadi partus lama jika dibandingkan dengan ibu dengan paritas 2-3.
Hasil uji Chi Square ρ=0,006 ada pengaruh KPD dengan partus lama. Nilai
Odds Ratio 2,985 yang artinya ibu dengan KPD beresiko 2,9 kali terjadi partus
lama jika dibandingkan dengan ibu yang tidak KPD.
Hasil uji Chi Square ρ=0,031 ada pengaruh kontraksi uterus dengan partus
lama. Nilai Odds Ratio 2,169 yang artinya ibu dengan kontraksi uterus tidak
adekuat beresiko 2,1 kali terjadi partus lama jika dibandingkan dengan kontraksi
adekuat.
Hasil uji Chi Square ρ=0,038 ada pengaruh kelainan letak Janin dengan partus
lama. Nilai Odds Ratio 2,668 yang artinya ibu dengan kelainan letak janin
beresiko 2,6 kali terjadi partus lama jika dibandingkan dengan ibu yang tidak ada
kelaianan letak janin.
Hasil uji Chi Square ρ=0,0021 ada pengaruh Berat Badan Lahir normal dengan
partus lama. Nilai Odds Ratio 3,491 yang artinya ibu dengan Berat Badan Tidak
Normal beresiko 3,4 kali terjadi partus lama jika dibandingkan dengan ibu yang
dengan melahirkan berat badan janin normal.
Hasil uji Chi Square ρ=0,023 ada pengaruh CPD dengan partus lama. Nilai
Odds Ratio 2,814 yang artinya ibu dengan CPD beresiko 2,8 kali terjadi partus
lama jika dibandingkan dengan ibu yang tidak CPD.
44
Tabel 5.3 Faktor Dominan yang Berpengaruh dengan Partus Lama di Ruang
Kebidanan Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Tahun 2022
Variabel ρ value Exp B CI 95%
Lower Upper
Tahap I Usia 0,000 7,579 1,432 40,107
Paritas 0,000 8,955 2,705 29,645
Berat Badan 0,038 3,491
0,565 21,553
Lahir
45
46
Paritas adalah salah satu faktor risiko terjadinya kasus partus lama
disamping faktor lainnya seperti pemberian obat-obatan analgesik dan anastesis
berlebihan, paritas, usia, wanita dependen, respons stress, pembatasan mobilitas,
dan puasa ketat. Jumlah paritas 1 dan lebih dari 3 terbukti meningkatkan kejadian
partus lama dibandingkan dengan ibu yang berparitas 2-3. Ibu paritas 1 atau >3
cenderung lebih lama mengalami pembukaan lengkap dibanding ibu dengan
paritas 2-3 (Riyanto, 2018). Faktor yang dapat mempengaruhi proses persalinan
kala II pada grandemultipara berlangsung lebih lama yaitu karena mempunyai
struktur anatomi otot dan serat uterus yang kurang elastik, sehingga merupakan
faktor predisposisi kurang baiknya kontraksi uterus pada persalinan. Faktor lain
yang mempengaruhi lama persalinan kala II adalah keadaan psikologis pada ibu.
Pada primipara rasa takut akan pengalaman persalinan pertamanya dan cemas
terhadap keadaan bayinya akan berpengaruh terhadap hormon relaksasin yang
berakibat terhadap lama persalinan kala II. Dengan adanya persalinan
grandemultipara dan juga primipara yang mana pengalaman bisa menjadikan
seorang ibu belum bisa beradaptasi dengan kondisinya sehingga kondisi
psikologis menjadikan persalinan lama tidak terhindarkan, harapannya dengan
adanya bantuan ada suport dari seorang terdekat ataupun adanya suport dari
petugas pelayanan bisa memberika kemudahan atau kemajuan untuk persalinan
yang lama dan bisa meningkatkan kontraksi dari uterus ( Fithri, 2019).
Menurut Prawirohardjo (2016), Beberapa penyebab persalinan lama salah
satunya adalah kelainan tenaga (kelainan his) yang terutama ditemukan pada
primigravida, khususnya primigravida tua, pada multipara lebih banyak
ditemukan kelainan yang bersifat inersia uteri. Menurut Dunggio Ismawati (2017)
Persalinan lama terutama pada primi biasanya berkenaan dengan belum atau
kurangnya persiapan dan perhatian dalam menghadapi persalinan. Perlunya
informasi yang adekuat untuk ibu hamil adalah salah satu upaya supaya untuk
mempersiapkan diri selain kebutuhan nutrisi juga kebutuhan ibu hamil seperti
kondisi ibu hamil dan juga calon bayi yang diperiksa pada saat ANC, serta
diberikan edukasi mengenai gerakan atau olah raga ibu hamil. Hal itu bisa
meningkatkan informasi untuk persiapan kelahiran juga meningkatkan
pengetahuan yang baik.
48
Menurut asumsi penulis, paritas berisiko (1 dan >3) yaitu paritas primi baru
pertama kali mengalami persalinan memiliki tingkat kecemasan cukup tinggi,
dikarenakan belum memiliki pengalaman bersalin sebelumnya mempengaruhi
psikologis ibu bersalin. Selain itu teknik mengedan yang tepat belum pernah
diketahui sehingga perlu diajarkan dengan baik oleh Bidan. Ibu dengan paritas > 3
atau sudah lebih dari 3 kali bersalin akan terjadi penurunan fungsi alat-alat
reproduksi diikuti dengan usia ibu yang berisiko.
6.2 Pengaruh KPD dengan Partus Lama
Berdasarkan hasil analisis data hampir seluruh (85,4%) Partus Lama terjadi
pada ibu yang mengalami KPD. Sedangkan sebagian kecil pada ibu yang
mengalami Tidak KPD (12,5%). Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh
KPD dengan Partus Lama (p=0,006). Nilai OR=2,985 yang artinya ibu dengan
KPD beresiko menyebabkan terjadinya Partus Lama sebesar 2,9 kali lipat jika
dibandingkan dengan ibu yang tidak KPD.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Yunida Haryanti di
RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang tahun 2020 menunjukkan bahwa ibu yang
mengalami ketuban pecah dini sebanyak 144 (46,5%) responden, bahwa hampir
setengahnya dari responden banyak yang mengalami Ketuban Pecah Dini (KPD)
sehingga dalam persalinan mengalami hambatan sehingga menyebabkan adanya
partus lama. Hal ini dipengaruhi beberapa hal salah satunya Pintu Atas Panggul
(PAP) yang sempit sehingga berpengaruh terhadap persalinan yaitu pembukaan
serviks menjadi lambat dan seringkali tidak lengkap serta menyebabkan kerja
uterus tidak efisien dengan demikian ada pengaruh antara ketuban pecah dini
dengan kejadian partus lama.
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti sesuai dengan hasil penelitian
Yunida Haryanti (2020), memperlihatkan bahwa sebagian dari ibu bersalin
dengan KPD yaitu 85 responden (59%) mengalami partus lama. Ibu yang
mengalami ketuban pecah dini beresiko 2.8 kali lebih besar untuk mengalami
partus lama dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami partus lama. Peneliti
ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara ketuban pecah dini dengan kejadian
partus lama
49
dalam rahim yang tidak sesuai dengan jalan lahir, yaitu seperti letak lintang dan
letak sungsang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Titi Astuti di RSB
Permata Hati Kota Metro Lampung pada Tahun 2015. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Posisi Janin tidak beresiko sebanyak 66 orang, terdiri dari 7
orang (10,6%) yang mengalami partus lama, dan 59 orang 6(89,4%) yang tidak
mengalami partus lama. Sedangkan Posisi Janin beresiko sebanyak 10 orang,
terdiri dari 7 orang (70,0%) yang mengalami partus lama dan 3 orang (30%) yang
tidak mengalami partus lama. Berdasarkan hasil analisis chi-square diperoleh nilai
p = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian ada pengaruh antara posisi janin dengan kejadian partus lama. Dimana
pengaruh Posisi Janin dengan Partus Lama, Hasil uji Chi Square dilaporkan
bahwa nilai p value 0.01, artinya ada pengaruh antara posisi janin dengan partus
lama. Sedangkan hasil uji OR diperoleh nilai 3.312, yang berarti ibu yang
mengalami kelainan posisi janin beresiko untuk mengalami kejadian partus lama
sebesar 3,312 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami kelainan posisi
janin.
Menurut peneliti Bahwa karena adanya posisi janin tidak normal yang mana
tidak masuk PAP bisa memperlambat persalinan dikarenakan yang seharusnya
sudah masuk jalan lahir dan disitu kepala masih mutar atau sebaliknya posisi
bokongbatau melintang. Yang seharusnya kepala dahulu akan tetapi posisi lainnya
yang masuk dahulu. Jalan lahirnya akan terhambat. dan juga akan memanjang
dalam prosesnya.
6.4.2 Berat Badan Janin
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari 45 ibu dengan partus lama
hampir seluruh dari kejadian terjadi pada ibu yang Ada dengan berat badan bayi
lahir tidak normal sebanyak (93,75%) dibandingkan dengan ibu dengan
melahirkan bayi dengan berat badan normal (6,25%). Hasil penelitian
menunjukkan ada pengaruh Berat Badan Lahir dengan Partus Lama (p=0,0021).
Nilai OR=3,491 yang artinya ibu dengan Berat Badan Tidak Normal beresiko
menyebabkan terjadinya Partus Lama sebesar 3,4 kali lipat jika dibandingkan
dengan ibu yang dengan melahirkan berat badan janin normal.
53
Berat badan lahir merupakan berat badan bayi yang di timbang dalam 24
jam pertama setelah kelahiran. Menurut penelitian Albers LL kandung kemih
menyataka bahwa berat bayi lahir merupakan salah satu faktor risiko yang
meningkatkan kejadian perlukaan perineum selama kelahiran. Semakin besar bayi
yang dilahirkan meningkatkan resiko terjadinya rupture perineum, pada bayi besar
≥3500 gram, normalnya berat badan bayi sekitar 2.500-3.500 gram, dan berat bayi
kecil ≤2400 gram (Sekartini. R, 2007).
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang kuat,
teratur dan hingga servik membuka sampai dengan 10 cm (lengkap) yang terbagi
menjadi fase laten dan fase aktif. Fase laten dimulai sejak awal terjadinya
kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan servik secara bertahap
hingga membuka kurang dari 4 cm dan akan berlangsung antara 6 hingga 8 jam.
Pada fase aktif terjadi peningkatan frekuensi dan durasi kontraksi secara bertahap,
dan pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm) dengan
kecepatan pembukaan 1 cm setiap jam untuk primigravida dan 1-2 cm pada
multipara.(JNPK-KR, 2014).
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala I persalinan fase
aktif dan sebagai informasi untuk membuat keputusan klinik. Penggunaan
partograf dalamsetiap persalinan dapat memastikankan ibu dan bayi mendapat
asuhan yang aman, adekuat dan tepat serta mencegah terjadi penyulit yang dapat
membahayakan keselamatan jiwa ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2014).
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi lamanya persalinan, di antaranya
karakteristik ibu seperti usia, paritas, bentuk dan ukuran panggul, tinggi dan berat
badan, kekuatan kontraksi uterus, jaringan otot pada organ reproduksi, kondisi
medis ibu, termasuk adanya gangguan hipertensi atau diabetes mellitus
gestasional. Faktor janin juga sangat mempengaruhi, diantara nya berat lahir,
posisi kepala dan fleksi pada janin ketika proses persalinan
(Yvonne W. Cheng, 2017)
.
Secara umum berat bayi lahir rendah dan berat bayi lahir berlebih lebih
besar resikonya untuk mengalami masalah. Berat bayi lahir besar (≥4000 gram)
dapat menyebabkan distosia pada proses persalinan, yang ditandai dengan tidak
54
menimbulkan trauma pada bayi yang lebih besar dan juga ibunya dengan
komplikasi masing-masing (Heriani, 2016).
Presentasi bokong merupakan suatu keadaan dimana janin dalam posisi
membujur/memanjang, kepala berada pada fundus sedangkan bagian terendah
adalah bokong (Manuaba, 2010). Letak sungsang adalah kehamilan dengan anak
letak memanjang dengan bokong/kaki sebagai bagian terendah (Mochtar, 2012).
Letak lintang terjadi bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus
dengan sumbu memanjang janin. Oleh karena seringkali bahu terletak di atas
PAP, keadaan ini disebut juga presentasi bahu. Pada ibu bersalin dengan kelainan
letak sangat rentan terhadap kejadian partus lama. Faktanya ibu bersalin dengan
kelainan letak yang mengalami partus lama cukup banyak yaitu sebesar 28,7%
(Oxorn, 2014).
janin. Air ketuban pada janin bisa memberikan keleluasaan bayi pada saat
persalinan. Keterbatasannya adalah pada penelitian ini yang dibahas adalah
kelainan letak secara umum, sedangkan pada beberapa kondisi penyerta dalam
kelainan letak janin misalnya dalam kasus hidrosefalus dan plasenta previa tidak
dibahas dalam penelitian ini.
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan tetang faktor yang berpengaruh
dengan Partus Lama di Rumah Sakit Wiyung Sejahtera tahun 2022 ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Ibu bersalin sebagian besar pada usia yang tidak beresiko 20-35 tahun,
hampir seluruhnya Paritas, sebagian besar dengan Ketuban Pecah Dini,
hampir seluruh dari kejadian ditemukan pada ibu yang denga His yang
tidak adekuat, hampir sebagian besar pada ibu dengan kelainan letak
janin, berat badan lahir yang tidak normal dan hampir seluruh dari
kejadian ditemukan pada ibu mengalami CPD .
2. Ada Pengaruh antara usia ibu dengan partus Lama di Rumah Sakit
Wiyung Sejahtera tahun 2022.
3. Ada pengaruh Paritas dengan partus Lama dini di Rumah Sakit Wiyung
Sejahtera tahun 2022.
4. Ada pengaruh Ketuban Pecah Dini dengan partus Lama di Rumah Sakit
Wiyung Sejahtera tahun 2022.
5. Ada pengaruh His Yang tidak adekuat dengan partus Lama di Rumah
Sakit Wiyung Sejahtera tahun 2022.
6. Ada pengaruh Kelainan Letak Janin dengan partus Lama di Rumah Sakit
Wiyung Sejahtera tahun 2022.
7. Ada pengaruh Berat badan lahir dengan partus Lama di Rumah Sakit
Wiyung Sejahtera tahun 2022.
8. Ada pengaruh CPD dengan partus Lama di Rumah Sakit Wiyung
Sejahtera tahun 2022
9. Faktor dominan yang berpengaruh dengan Partus lama adalah Paritas.
1.2 Saran
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan bahan
bacaan bagi mahasiswa kebidanan selanjutnya.
57
58
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Dinas Kesehatan Surabaya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam menjalankan program Kesehatan Ibu dan Anak untuk menekan
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
b. Bagi Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk direktur Rumah
Sakit dan tenaga kesehatan khususnya bidan sebagai masukan untuk
menekan angka kejadian ketuban pecah dini dengan cara konseling
kepada ibu hamil untuk teratur melakukan pemeriksaan antenatal care,
sarankan ibu hamil melakukan istirahat yang cukup dan mengurangi
beban pekerjaan yang berat. Pengawasan secera intensif saat ibu
sedang hamil perlu dilakukan dalam pendeteksian terjadinya resiko
kehamilan.
c. Bagi Pasien
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada ibu hamil
untuk dapat melakukan pemeriksaan kehamilan khusunya pada ibu
dengan usia kehamilan > 30 minggu perlu melakukan pemeriksaan
antenatal care (ANC) secara teratur minmal 4 kali pada trimester I 1
kali, trimester II 1 kali, dan trimester III 2 kali, elakukan pemeriksaan
USG membantu menegakan diagnosa kehamilan ganda dan kelainan
letak janin sehingga secepatnya dapat dilakukan tindakan yang tepat
sehingga resiko ibu mengalami kegawatdaruratan saat peralinan dapat
tangani dengan baik.
d. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
peneliti yang akan datang dan kiranya dapat melanjutkan penelitian-
penelitian lain yang serupa dengan variabel yang lain
DAFTAR PUSTAKA
59
M Ridwan, & H Herlina. (2014). Pengaruh Kehamilan Ganda Dan Kelainan Letak
Janin Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Di Rsud Demang Sepulau Raya
Lampung Tengah. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai,
Manuaba. (2010). Ilmu Kesehatan Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan
Bidan Edisi 2. EGC.
Mochtar. (2012). Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Edisi ketiga.
EGC.
Mutmainnah, A. U. , S. S. , H. J. S. E. , S. M. S. , L. S. S. , S. S. , & M. A. K. M.
(2021). Asuhan persalinan normal dan bayi baru lahir. Penerbit Andi.
Rukiyah. (2012). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan Cetakan Pertama). . Trans Info
Media.
Rustam Mochtar. (2010). Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.
EGC.
Saifuddin. (2012a). BukuAcuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Trisada printer.
Saifuddin. (2012b). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
EGC.
Sarwono Prawirohardjo. (2016). Ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo (Prof. dr.
Abdul Bari Saifuddin, Ed.). PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; .
Sarwono Prawirohardjo. (2018). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sekartini. R. (2007). Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir dan Pencegahan Komplikasi. .
Https://Www.MediaIndonesia.Co.Id.
Sujiyatini, dkk. (2010). Asuhan Ibu Nifas Askeb III. Cyrillus Publisher.
Shofa, 2022. https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/partus-
lama.
World health organization. Managing prolonged and obstructed labour: education
material for teachers of midwifery. 2nd ed. 2008
American College of Obstetricians and Gynecologist. Obstetric care consensus: safe
prevention of the primary cesarean delivery. 2014. https://www.acog.org/Clinical-
Guidance-and-Publications/Obstetric-Care-Consensus-Series/Safe-Prevention-of-
the-Primary-Cesarean-Delivery?IsMobileSet=false
Wijayanti, W. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Persalinan Lama
Di Rspad Gatot Soebroto. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 7(2), 154–164.
WHO. (2002). Safe Mother Hood (Modul Persalinan Macet). . EGC.
WHO. (2008). Managing prolonged and obstructed labour.
Https://Wwwwhoint/Maternal_child_adolescent/Documents/3_9241546662/En/.
Y Haryanti. (2020). Analisis Penyebab Terjadinya Ketuban Pecah Dini Pada Ibu
Bersalin. . . E Frelestanty, 371–377.
Rusmartini. (2002). Pengaruh senam hamil dan persalinan lama di rumah sakit
hermina. Tesis. UI :Depok
60
Yuliasari, D. (2016). FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DENGAN
KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSUD ABDUL MOELOEK PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2013 (Vol. 2, Issue 1).
Yvonne W. Cheng, A. B. C. (2017). Defining and Managing Normal and Abnormal
Second Stage Of Labor. Obstet Gynecol Clin N Am 44.DOI :
10.1016/j.Ogc.2017.08.009, 547–566.
61
LAMPIRAN 1 Timeline Kegiatan Skripsi
Keterangan Apr’23 Mei’23 Jun ’22 Jul’22 Ags’23 Sep’23 Okt’23 Nov’23 Des’23 Jan’23 Feb’23
No
1. Pengajuan
Judul
2. Studi
Pendahulua
n
3. Menyusun
Proposal
4. Pengumpula
n Proposal
5. Revisi
Proposal
6. Ujian
Proposal
7. Revisi
Ujian
Proposal
8. ACC
Proposal
9. Penelitian
di lahan
10 Mencari
Intervensi
dan Jurnal
62
Literatur
Review
11 Penyusunan
Skripsi
12 Sidang
Hasil
skripsi
13 Revisi hasil
Sidang
Skripsi
14 ACC
Skripsi
63
LAMPIRAN 2 Surat Ijin Penelitian
58
LAMPIRAN 3 Lembar Konsultasi
Hari/ Keterangan,
No Uraian kegiatan Hasil
Tgl paraf/ttd
1. Penulisan urutan dan
Jumat nama program studi
29 kebidanan pada kata
1 Konsultasi bab 1
Desemb pengantar
er 2023 Penulisan spasi pada
daftar gambar
1. Memperbaiki tabel 5.2
Konsultasi bab 5 sesuai contoh
1. Mengganti sumber
literatur terbaru
2. Menambahkan literatur
fungsi ketuban pada
6.3
3. Menambahkan opini
peneliti pada 6.4
Konsultasi bab 6
4. Menambahkan sumber
dan opini peneliti pada
6.5
5. Menambahkan opini
peneliti pada 6.6
6. Mempertajam opini
pada 6.7
Selasa 2
1. Penulisan nama dosen
2 Januari Konsultasi bab 1
dan NIDN
2024
1. Penulisan Parietas
Konsultasi bab 5 menjadi paritas
1. Menambahkan
Konsultasi bab 6
keterbatasan pada 6.7
Rabu 1. Menambahkan abstrak
3 3Januari Konsultasi bab 1 2. Menambahkan istilah
2024 dan lambang
59
LAMPIRAN 3 Lembar Konsultasi
Keterangan
No Hari/Tgl Uraian kegiatan Hasil ,
paraf/ttd
1. Penulisan kapital pada kata
Jumat rektor, penulisan urutan dan
29 nama program studi
1 Konsultasi bab 1
Desember kebidanan dan penulisan
2023 kapital pada kata bapak ibu
di kata pengantar
1. Memperbaiki tulisan tanggal
penelitian dan pengambilan
data
Konsultasi bab 4 2. Menghapus kata penelitian
pada gambar kerangka
operasional
1. Menambahkan bagaimana
penatalaksanaan kasus dan apa
yang harus dilakukan obgyn
dan bidan jika RS tidak dapat
menanganinya
2. Menggabungkan tabel 5.1 dan
Konsultasi bab 5 5.2 menjadi distribusi
frekuensi
3. Memperbaiki spasi pada
penulisan judul tabel
4. Menambahkan data khusus
5. Memperbaiki kalimat hasil
tabel 5.1
Rabu 1. Mengganti tabel frekuensi dan
2 3 Januari Konsultasi bab 5 presentasi ke sebelah kanan
2024 kolom partus lama
60
LAMPIRAN 4 Berita Acara Perbaikan Skripsi
61
LAMPIRAN 4 Berita Acara Perbaikan Skripsi
62
LAMPIRAN 4 Berita Acara Perbaikan Skripsi
63
LAMPIRAN 5 Tabel tabulasi
Lama kala 1 Faktor presdiposisi Kelaina
Jam Pembuka n Kelaina Berat
Fase Fase Partus
No. saat an saat His jalan n Letak Bayi
laten aktif lama Usia paritas KPD
datang datang lahir Bayi Lahir
1. 14.50 2 8 jam 14 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
2. 12.00 2 12 jam 8 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
3. 17.30 2 6 jam 13 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
4. 22.00 2 5 jam 15 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
5. 18.00 3 8 jam 13 jam 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
6. 21.15 4 4 jam 14 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
7. 07.35 4 10 jam 9 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
8. 19.40 4 8 jam 13 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00
9. 23.00 5 - 14 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00
10. 15.30 4 10 jam 11 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
11. 05.00 2 9 jam 13 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00
12. 00.30 2 15 jam 8 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
13. 16.00 4 7 jam 13 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
14. 18.40 4 11 jam 10 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
15. 22.15 5 - 14 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
16. 23.00 3 9 jam 12 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
17. 13.10 3 8,5 jam 13 jam 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00
18. 17.30 2 9 jam 13 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 1,00
19. 22.30 2 9 jam 14 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
20. 23.20 2 7 jam 14 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
21. 16.20 3 4 jam 15 jam 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
22. 23.30 4 9 jam 10 jam 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00 1,00 1,00 2,00
23. 14.00 3 8 jam 14 jam 1,00 2,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 2,00
24. 16.40 3 10 jam 12 jam 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00
25. 17.00 4 8 jam 13 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00
26. 17.30 2 8 jam 14 jam 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 2,00 1,00 2,00
27. 06.30 2 10 jam 9 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00
28. 07.30 4 8 jam 14 jam 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 1,00 1,00
29. 15.45 2 12 jam 8 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00
30. 14.40 2 6 jam 16 jam 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 1,00 1,00
31. 04.00 3 6 jam 14 jam 1,00 1,00 2,00 2,00 1,00 2,00 1,00 1,00
32. 12.20 3 8 jam 15 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00
33. 16.50 2 9 jam 12 jam 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 2,00
34. 15.50 2 6 jam 16 jam 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
35. 22.20 3 9 jam 12 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 2,00
36. 23.00 3 6 jam 14 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
37. 22.15 4 8 jam 13 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
38. 08.30 5 7 jam 14 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00
39. 11.50 3 6 jam 14 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00
40. 09.00 4 9 jam 16 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00
41. 10.45 3 11 jam 9 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00
42. 11.15 4 8,5 jam 15 jam 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 1,00 2,00
43. 06.30 2 10 jam 9,5 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
44. 15.50 2 8 jam 14 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
45. 14.40 4 6 jam 15 jam 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
46. 17.00 2 6 jam 13 jam 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 2,00 1,00 1,00
47. 19.00 3 6 jam 13 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
48. 13.45 3 8 jam 15 jam 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
65
49. 15.30 4 5 jam 6 jam 2,00 2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
50. 18.00 4 3 jam 5 jam 2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
51. 17.50 2 4 jam 4 jam 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
52. 14.45 5 5 jam 6 jam 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00
53. 12.20 3 6 jam 10 jam 2,00 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 2,00 2,00
54. 16.00 3 4 jam 6 jam 2,00 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 2,00 2,00
55. 14.50 4 7 jam 9 jam 2,00 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00 1,00 1,00
56. 17.30 5 - 7 jam 2,00 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
57. 19.00 6 - 4 jam 2,00 1,00 2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00
58. 20.30 6 - 7 jam 2,00 1,00 1,00 2,00 2,00 1,00 1,00 2,00
59. 10.15 3 4 jam 9 jam 2,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 2,00
60. 16.25 3 6 jam 8 jam 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
61. 13.30 3 3 jam 5 jam 2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 1,00 2,00
62. 18.00 2 4 jam 4 jam 2,00 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
63. 20.30 4 3 jam 5 jam 2,00 2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00
64. 21.00 3 5 jam 3 jam 2,00 2,00 2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 2,00
65. 23.45 2 4 jam 5 jam 2,00 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
66. 23.00 5 - 5 jam 2,00 1,00 2,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00
67. 10.30 6 - 6 jam 2,00 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 1,00 2,00
68. 11.30 8 - 6 jam 2,00 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 1,00 1,00
69. 01.30 6 - 8 jam 2,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 2,00
70. 05.45 4 5 jam 8 jam 2,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00
71. 07.00 4 6 jam 8 jam 2,00 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00 1,00 1,00
72. 08.45 3 6 jam 7 jam 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00
73. 17.00 2 5 jam 10 jam 2,00 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00 1,00 1,00
74. 22.00 2 6 jam 9 jam 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00
75. 23.15 2 4 jam 8 jam 2,00 2,00 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00
66
76. 15.30 2 3 jam 8 jam 2,00 1,00 2,00 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00
77. 21.20 3 6 jam 7 jam 2,00 2,00 2,00 1,00 1,00 2,00 2,00 1,00
78. 2 8 jam 7 jam 2,00 1,00 2,00 2,00 1,00 2,00 1,00 2,00
79. 11.50 2 11 jam 8 jam 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 1,00 1,00 1,00
80. 14.50 2 7 jam 6 jam 2,00 1,00 2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 2,00
81. 12.00 2 12 jam 8 jam 2,00 1,00 2,00 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00
82. 17.30 2 6 jam 6 jam 2,00 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
83. 22.00 4 5 jam 6 jam 2,00 2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
84. 18.00 3 8 jam 5 jam 2,00 1,00 2,00 2,00 2,00 1,00 1,00 2,00
85. 21.15 4 7 jam 5 jam 2,00 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
86. 07.35 4 8 jam 7 jam 2,00 1,00 2,00 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00
87. 19.40 4 8 jam 4 jam 2,00 2,00 1,00 2,00 1,00 2,00 2,00 2,00
88. 23.00 5 - 7 jam 2,00 2,00 1,00 2,00 1,00 2,00 2,00 1,00
89. 15.30 4 7,5 jam 8 jam 2,00 2,00 1,00 2,00 1,00 2,00 2,00 1,00
90. 05.00 2 8 jam 10 jam 2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00
91. 00.30 5 - 8 jam 2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 2,00 1,00 1,00
92. 16.00 4 7 jam 5 jam 2,00 2,00 2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00
93. 08.20 3 7 jam 9 jam 2,00 1,00 2,00 1,00 2,00 2,00 1,00 1,00
94. 09.45 4 3 jam 9 jam 2,00 1,00 2,00 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00
95. 11.50 4 3 jam 10 jam 2,00 1,00 2,00 2,00 2,00 1,00 1,00 2,00
96. 13.25 2 6 jam 9 jam 2,00 1,00 2,00 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00
67
LAMPIRAN 6 Tabel hasil SPSS
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Usia * PartusLama 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%
Paritas * PartusLama 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%
KPD * PartusLama 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%
HIS * PartusLama 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%
KelainanJalanLahir *
96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%
PartusLama
BeratBadanLahir *
96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%
PartusLama
CPD * PartusLama 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%
Usia * PartusLama
Crosstab
PartusLama
YA TIDAK Total
Usia Beresiko Count 45 33 78
% of Total 46,9% 34,4% 81,3%
Tidak Beresiko Count 3 15 18
% of Total 3,1% 15,6% 18,8%
Total Count 48 48 96
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 9,846 1 ,002
Continuity Correctionb 8,274 1 ,004
Likelihood Ratio 10,587 1 ,001
Fisher's Exact Test ,003 ,002
Linear-by-Linear
9,744 1 ,002
Association
69
N of Valid Cases 96
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Asymptotic
Standardized Approximate Approximate
Value Errora Tb Significance
Interval by Interval Pearson's R ,320 ,085 3,278 ,001c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,320 ,085 3,278 ,001c
N of Valid Cases 96
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Paritas * PartusLama
Crosstab
PartusLama
YA TIDAK Total
Paritas Beresiko Count 42 23 65
% of Total 43,8% 24,0% 67,7%
Tidak Beresiko Count 6 25 31
% of Total 6,3% 26,0% 32,3%
Total Count 48 48 96
70
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 17,199a 1 ,000
Continuity Correctionb 15,436 1 ,000
Likelihood Ratio 18,149 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
17,020 1 ,000
Association
N of Valid Cases 96
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,50.
Symmetric Measures
71
Asymptotic
Standardized Approximate Approximate
Value Errora Tb Significance
Interval by Interval Pearson's R ,423 ,088 4,529 ,000c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,423 ,088 4,529 ,000c
N of Valid Cases 96
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
KPD * PartusLama
Crosstab
PartusLama
YA TIDAK Total
KPD KPD Count 41 29 70
% of Total 42,7% 30,2% 72,9%
Tidak KPD Count 7 19 26
% of Total 7,3% 19,8% 27,1%
Total Count 48 48 96
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Chi-Square Tests
72
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 7,596 1 ,006
Continuity Correctionb 6,382 1 ,012
Likelihood Ratio 7,821 1 ,005
Fisher's Exact Test ,011 ,005
Linear-by-Linear
7,516 1 ,006
Association
N of Valid Cases 96
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Asymptotic
Standardized Approximate Approximate
Value Errora Tb Significance
Interval by Interval Pearson's R ,281 ,095 2,842 ,005c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,281 ,095 2,842 ,005c
N of Valid Cases 96
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
73
HIS * PartusLama
Crosstab
PartusLama
YA TIDAK Total
HIS Tidak Adekuat Count 41 32 73
% of Total 42,7% 33,3% 76,0%
Adekuat Count 7 16 23
% of Total 7,3% 16,7% 24,0%
Total Count 48 48 96
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 4,631a 1 ,031
Continuity Correctionb 3,659 1 ,056
Likelihood Ratio 4,730 1 ,030
Fisher's Exact Test ,054 ,027
Linear-by-Linear
4,583 1 ,032
Association
N of Valid Cases 96
74
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Asymptotic
Standardized Approximate Approximate
Value Errora Tb Significance
Interval by Interval Pearson's R ,220 ,097 2,183 ,032c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,220 ,097 2,183 ,032c
N of Valid Cases 96
KelainanJalanLahir * PartusLama
Crosstab
PartusLama
YA TIDAK Total
KelainanJalanLahir Ya Count 33 23 56
75
% of Total 34,4% 24,0% 58,3%
Tidak Count 15 25 40
% of Total 15,6% 26,0% 41,7%
Total Count 48 48 96
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 4,286 1 ,038
Continuity Correctionb 3,471 1 ,062
Likelihood Ratio 4,322 1 ,038
Fisher's Exact Test ,062 ,031
Linear-by-Linear
4,241 1 ,039
Association
N of Valid Cases 96
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,00.
b. Computed only for a 2x2 table
76
Symmetric Measures
Asymptotic
Standardized Approximate Approximate
Value Errora Tb Significance
Interval by Interval Pearson's R ,211 ,100 2,096 ,039c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,211 ,100 2,096 ,039c
N of Valid Cases 96
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
BeratBadanLahir * PartusLama
Crosstab
PartusLama
YA TIDAK Total
BeratBadanLahir BB Tidak Normal Count 45 37 82
% of Total 46,9% 38,5% 85,4%
BB Normal Count 3 11 14
% of Total 3,1% 11,5% 14,6%
Total Count 48 48 96
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
77
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5,352 1 ,021
Continuity Correctionb 4,098 1 ,043
Likelihood Ratio 5,642 1 ,018
Fisher's Exact Test ,040 ,020
Linear-by-Linear
5,296 1 ,021
Association
N of Valid Cases 96
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Asymptotic
Standardized Approximate Approximate
Value Errora Tb Significance
Interval by Interval Pearson's R ,236 ,090 2,356 ,021c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,236 ,090 2,356 ,021c
N of Valid Cases 96
78
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
CPD * PartusLama
Crosstab
PartusLama
YA TIDAK Total
CPD CPD Count 33 22 55
% of Total 34,4% 22,9% 57,3%
Tidak CPD Count 15 26 41
% of Total 15,6% 27,1% 42,7%
Total Count 48 48 96
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Chi-Square Tests
79
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5,151 1 ,023
Continuity Correctionb 4,257 1 ,039
Likelihood Ratio 5,203 1 ,023
Fisher's Exact Test ,038 ,019
Linear-by-Linear
5,098 1 ,024
Association
N of Valid Cases 96
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Asymptotic
Standardized Approximate Approximate
Value Errora Tb Significance
Interval by Interval Pearson's R ,232 ,099 2,309 ,023c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,232 ,099 2,309 ,023c
N of Valid Cases 96
80
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Logistic Regression
81
Step 0 1 133,084 ,000
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 133,084
c. Estimation terminated at iteration number 1
because parameter estimates changed by less
than ,001.
Classification Tablea,b
Predicted
PartusLama Percentage
Observed YA TIDAK Correct
Step 0 PartusLama YA 0 48 ,0
TIDAK 0 48 100,0
Overall Percentage 50,0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500
82
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant ,000 ,204 ,000 1 1,000 1,000
83
Block 1: Method = Backward Stepwise (Conditional)
Iteration Historya,b,c,d,e
Coefficients
-2 Log KelainanJalanL BeratBadanLah
Iteration likelihood Constant Usia Paritas KPD HIS ahir ir CPD
Step 1 1 90,249 -7,795 1,148 1,564 ,819 ,517 ,635 ,737 ,657
2 86,870 -10,738 1,765 2,048 1,027 ,718 ,891 1,064 ,943
3 86,643 -11,709 2,000 2,180 1,087 ,771 ,973 1,228 1,027
4 86,641 -11,808 2,025 2,192 1,094 ,774 ,981 1,250 1,035
5 86,641 -11,809 2,025 2,192 1,094 ,774 ,981 1,250 1,035
6 86,641 -11,809 2,025 2,192 1,094 ,774 ,981 1,250 1,035
84
Step 2 1 91,561 -7,390 1,173 1,619 ,853 ,696 ,689 ,698
2 88,424 -10,079 1,776 2,107 1,101 ,942 1,024 ,965
3 88,218 -10,946 1,988 2,236 1,172 1,014 1,205 1,032
4 88,217 -11,035 2,009 2,246 1,179 1,021 1,230 1,038
5 88,217 -11,036 2,010 2,246 1,179 1,021 1,230 1,038
Step 3 1 92,895 -6,989 1,337 1,584 ,859 ,814 ,743
2 90,059 -9,445 1,957 2,086 1,126 1,071 1,040
3 89,936 -10,071 2,138 2,207 1,192 1,137 1,110
4 89,936 -10,107 2,149 2,214 1,195 1,141 1,114
5 89,936 -10,108 2,149 2,214 1,195 1,141 1,114
a. Method: Backward Stepwise (Conditional)
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 133,084
d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.
e. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.
85
Model 46,443 7 ,000
a
Step 2 Step -1,576 1 ,209
Block 44,868 6 ,000
Model 44,868 6 ,000
Step 3a Step -1,720 1 ,190
Block 43,148 5 ,000
Model 43,148 5 ,000
a. A negative Chi-squares value indicates that the Chi-
squares value has decreased from the previous step.
Model Summary
-2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R
Step likelihood Square Square
1 86,641a ,384 ,511
2 88,217b ,373 ,498
3 89,936b ,362 ,483
a. Estimation terminated at iteration number 6 because
parameter estimates changed by less than ,001.
b. Estimation terminated at iteration number 5 because
parameter estimates changed by less than ,001.
86
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 3,992 7 ,781
2 2,850 7 ,899
3 1,563 6 ,955
87
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
PartusLama = YA PartusLama = TIDAK
Observed Expected Observed Expected Total
Step 1 1 13 12,896 1 1,104 14
2 7 6,512 1 1,488 8
3 8 8,039 2 1,961 10
4 5 6,685 5 3,315 10
5 8 6,476 3 4,524 11
6 3 4,239 9 7,761 12
7 3 1,959 7 8,041 10
8 1 ,851 9 9,149 10
9 0 ,342 11 10,658 11
Step 2 1 13 12,738 1 1,262 14
2 7 8,627 4 2,373 11
3 8 7,814 2 2,186 10
4 8 7,166 3 3,834 11
5 7 6,260 5 5,740 12
6 3 3,149 8 7,851 11
7 2 1,554 9 9,446 11
8 0 ,552 10 9,448 10
9 0 ,140 6 5,860 6
Step 3 1 16 15,443 1 1,557 17
2 8 7,650 2 2,350 10
3 7 8,360 4 2,640 11
4 6 5,709 4 4,291 10
5 6 5,492 5 5,508 11
6 2 2,613 8 7,387 10
7 2 1,800 10 10,200 12
8 1 ,934 14 14,066 15
89
Classification Tablea
Predicted
PartusLama Percentage
Observed YA TIDAK Correct
Step 1 PartusLama YA 41 7 85,4
TIDAK 12 36 75,0
Overall Percentage 80,2
Step 2 PartusLama YA 43 5 89,6
TIDAK 15 33 68,8
Overall Percentage 79,2
Step 3 PartusLama YA 39 9 81,3
TIDAK 13 35 72,9
Overall Percentage 77,1
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation
95% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1a Usia 2,025 ,850 5,677 1 ,017 7,579 1,432 40,107
Paritas 2,192 ,611 12,882 1 ,000 8,955 2,705 29,645
KPD 1,094 ,628 3,032 1 ,082 2,985 ,872 10,225
HIS ,774 ,620 1,557 1 ,212 2,169 ,643 7,316
KelainanJalanLahir ,981 ,564 3,032 1 ,082 2,668 ,884 8,052
BeratBadanLahir 1,250 ,929 1,812 1 ,178 3,491 ,565 21,553
CPD 1,035 ,561 3,401 1 ,065 2,814 ,937 8,450
Constant -11,809 2,473 22,802 1 ,000 ,000
a
Step 2 Usia 2,010 ,829 5,877 1 ,015 7,460 1,469 37,873
Paritas 2,246 ,607 13,689 1 ,000 9,453 2,876 31,074
KPD 1,179 ,620 3,616 1 ,057 3,252 ,964 10,965
KelainanJalanLahir 1,021 ,555 3,385 1 ,066 2,776 ,936 8,239
BeratBadanLahir 1,230 ,955 1,658 1 ,198 3,422 ,526 22,251
CPD 1,038 ,553 3,522 1 ,061 2,823 ,955 8,348
Constant -11,036 2,336 22,324 1 ,000 ,000
Step 3a Usia 2,149 ,797 7,278 1 ,007 8,579 1,800 40,883
Paritas 2,214 ,604 13,448 1 ,000 9,150 2,803 29,874
KPD 1,195 ,608 3,866 1 ,049 3,304 1,004 10,877
KelainanJalanLahir 1,141 ,544 4,395 1 ,036 3,131 1,077 9,103
91
CPD 1,114 ,547 4,150 1 ,042 3,046 1,043 8,893
Constant -10,108 2,071 23,824 1 ,000 ,000
a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Paritas, KPD, HIS, KelainanJalanLahir, BeratBadanLahir, CPD.
Correlation Matrix
KelainanJalanL BeratBadanLah
Constant Usia Paritas KPD HIS ahir ir CPD
Step 1 Constant 1,000 -,532 -,486 -,270 -,309 -,412 -,424 -,434
Usia -,532 1,000 ,085 ,035 ,054 ,126 -,034 ,204
Paritas -,486 ,085 1,000 ,087 -,018 ,158 ,117 ,048
KPD -,270 ,035 ,087 1,000 -,078 -,082 ,005 -,126
HIS -,309 ,054 -,018 -,078 1,000 -,035 ,022 ,020
KelainanJalanLahir -,412 ,126 ,158 -,082 -,035 1,000 -,054 ,161
BeratBadanLahir -,424 -,034 ,117 ,005 ,022 -,054 1,000 -,005
CPD -,434 ,204 ,048 -,126 ,020 ,161 -,005 1,000
Step 2 Constant 1,000 -,534 -,519 -,331 -,433 -,457 -,431
Usia -,534 1,000 ,101 ,046 ,120 -,030 ,178
Paritas -,519 ,101 1,000 ,101 ,140 ,109 ,053
KPD -,331 ,046 ,101 1,000 -,073 ,030 -,126
KelainanJalanLahir -,433 ,120 ,140 -,073 1,000 -,052 ,155
BeratBadanLahir -,457 -,030 ,109 ,030 -,052 1,000 -,011
92
CPD -,431 ,178 ,053 -,126 ,155 -,011 1,000
Step 3 Constant 1,000 -,600 -,551 -,356 -,515 -,508
Usia -,600 1,000 ,102 ,032 ,108 ,196
Paritas -,551 ,102 1,000 ,120 ,166 ,075
KPD -,356 ,032 ,120 1,000 -,074 -,116
KelainanJalanLahir -,515 ,108 ,166 -,074 1,000 ,151
CPD -,508 ,196 ,075 -,116 ,151 1,000
93
BeratBadanLahir -44,996 1,775 1 ,183
CPD -45,951 3,686 1 ,055
Step 3 Usia -49,590 9,244 1 ,002
Paritas -53,367 16,797 1 ,000
KPD -47,020 4,104 1 ,043
KelainanJalanLahir -47,323 4,710 1 ,030
CPD -47,169 4,402 1 ,036
a. Based on conditional parameter estimates
94