Pedoman Akses Dan Kesinambungan Pelayanan
Pedoman Akses Dan Kesinambungan Pelayanan
Pedoman Akses Dan Kesinambungan Pelayanan
01 MANADO
RUMKIT TK. IV dr. EDDY KOUNANG GORONTALO
1
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 13.04.01 MANADO
RUMKIT TK. IV dr. EDDY KOUNANG GORONTALO
TENTANG
Menimbang 1. Bahwa dalam upaya pencapaian Visi dan Misi Rumkit TK. IV.
dr. Eddy Kounang Gorontalo diperlukan kebijakan pelayanan
yang berkualitas;
2. Bahwa untuk mendapatkan Pelayanan yang berkualitas
tersebut diperlukan penetapan Kebijakan Skrining Pasien,
Triase dan Pelayanan Berkesinambungan di Rumkit TK. IV.
dr. Eddy Kounang Gorontalo; dan
3. Bahwa berdasarkan Pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada point 1 dan 2, perlu ditetapkan dengan keputusan
Kepala Rumkit TK. IV. dr. Eddy Kounang Gorontalo.
(Orgas Kesdam).
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama Keputusan Kepala Rumkit TK. IV. dr. Eddy Kounang Gorontalo
tentang kebijakan skrining pasien, triase dan pelayanan
berkesinambungan di Rumkit TK. IV. dr. Eddy Kounang
Gorontalo, berdasarkan pada kebutuhan pasien dan
menyesuaikan dengan visi serta misi dan sumber daya Rumkit
TK. IV. dr. Eddy Kounang Gorontalo.
3
Kedua : Kebijakan Skrining pasien, Triase dan Pelayanan
Berkesinambungan pasien sebagai mana dimaksud dalam
diclum kesatu keputusan kepala Rumkit TK. IV dr. Eddy
Kounang Gorontalo ini dan sebagaimana tercantum
dalam lampiran keputusan ini.
Ditetapkan di : Gorontalo
Kepala Rumkit TK. IV dr. Eddy Kounang Gorontalo
4
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................................
B. Tujuan........................................................................................................................
C. Definisi.......................................................................................................................
B. Registrasi di RS........................................................................................................
C. Pelayanan Berkesinambungan.................................................................................
F. Transportasi..............................................................................................................
BAB IV PENUTUP........................................................................................................................
5
BAB I
DEFENISI
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit mempertimbangkan bahwa asuhan di rumah sakit merupakan
bagian dari suatu sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para profesional
pemberi asuhan (PPA) dan tingkat pelayanan yang akan membangun suatu
kesinambungan pelayanan. Dalam panduan ini telah diuraikan:
1. Skrining pasien di rumah sakit
2. Registrasi dan admisi di rumah sakit
3. Pelayanan berkesinambungan
4. Transfer pasien intemna dalam rumah sakit
5. Pemulangan, rujukan dan tindak lanjut
6. Transportasi.
Penyesuaian kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit
bergantung pada informasi yang diperoleh tentang kebutuhan pasien dan kondisinya
lewat skrining pada kontak pertama. Skrining dilaksanakan melalui jalur cepat (fast
track) kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan, atau hasil pemeriksaan fisik,
psikologis, laborat klinis atau diagnostic imajing sebelumnya. Skrining dapat dilakukan
di luar rumah sakit seperti ditempat pasien berada, di ambulance atau saat pasien tiba
di rumah sakit. Keputusan untuk mengobati, menstransfer atau merujuk dilakukan
setelah hasil skrining selesai dievaluasi. Rumkit TK. IV dr. Eddy Kounang Gorontalo
memberikan pelayanan yang dibutuhkan serta konsisten dengan misi dan
kemampuan pelayanannya untuk menerima pasien rawat inap maupun rawat jalan.
B. TUJUAN
1. Menyelaraskan kebutuhan asuhan pasien dengan pelayanan yang tersedia di
rumah sakit, mengkoordinasikan pelayanan, merencanakan pemulangan dan
tindakan selanjutnya;
2. Meningkatkan mutu asuhan pasien dan efisiensi penggunaan sumber daya yang
tersedia di rumah sakit.
C. DEFENISI
1. Skrining pasien adalah suatu rangkaian kegiatan melakukan penilaian awal
kebutuhan pelayanan pada setiap pasien yang datang ke rumah sakit;
2. Skrining pra-hospital bisa dilakukan saat pasien belum mencapai rumah sakit,
sebelum dirujuk dari fasilitas kesehatan lain, atau saat akan dilakukan transportasi
dengan ambulance dari luar rumah sakit;
3. Skrining intra-hospital bisa dilakukan saat pasien telah mencapai rumah sakit. Baik
pada pasien rawat jalan maupun gawat darurat;
4. Instalasi gawat darurat adalah unit pelayanan dirumah sakit yang memberikan
pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara
terpadu dengan melibatkan berbagai multi disiplin;
5. Triage adalah pengelompkan korban yang berdasarkan atas berat ringannya
trauma / pemnyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya;
6. Prioritas adalah penetuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan
dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul;
7. Pasien gawat darurat adalah pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya;
8. Pasien gawat tidak darurat adalah pasien berada dalam keadaan gawat tetap tidak
memerlukan tindakan darurat misalnya kanker stadium lanjut;
9. Pasien darurat tidak gawat adalah pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba
tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat
dangkal;
10. Kecelakaan (accident)
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datang secara
mendadak, tidak dikehendaki sehingga dapat menimbulkan cedera fisik mental
maupun sosial.
Kecelakan dapat diklasifikasikan menurut kriteria sebagai berikut:
a. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh terpotong, tercekik, tersengat, terbakar (baik karena efek kimia,
fisik, listrik atau maupun radiasi)
b. Tempat kejadian
1) Kecelakaan lalu lintas
2) Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
3) Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
4) Kecelakaan di sekolah
5) Kecelakaan di tempat-tempat umum lain (misalnya ditempat rekreasi,
perbelanjaan, area olahraga dan sebagainya)
c. Waktu kejadian
1) Waktu perjalanan (travelling / transport time)
2) Waktu bekerja, sekolah, bermain dan sebagainya
11. Bencana peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderita harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan
terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang
memerlukan pertolongan dan bantuan.
12. Pendaftaran pasien adalah kegiatan memperoleh data penting yang terkait dengan
identitas dan kebutuhan (demand) pelayanan yang disampaikan pasien rawat jalan
maupun rawat inap.
13. Penerimaan pasien adalah melakukan kegiatan yang mempunyai fungsi untuk
melayani seluruh pasien yang akan mendapatkan pelayanan medis rawat jalan /
rawat inap dan mendapatkan pemeriksaan, pengobatan serta perawatan yang
diberikan oleh petugas yang berkompeten dan berwenang.
14. Pemulangan pasien rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan pemulangan
pasien setelah pasien mendapatkan pelayanan dirawat jalan.
15. Pemulangan pasien rawat inap adalah:
a. Pemulangan pasien dalam keadaan sehat atau membaik adalahserangkaian
proses kegiatan pemulangan pasien rawat inap dimulai pada saat Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) menyatakan pasien diperbolehkan
pulang sampai pasien mendapatkan kartu kontrol, terapi lanjutan di rumah, hasil
pemeriksaan penunjang dan kuitansi pembayaran (untuk pasien umum dan
pasien dengan asuransi yang tidak bekerjasama dengan rumah sakit).
b. Pemulangan pasien meninggal dunia adalah serangkaian proses pemulangan
pasien dimulai saat dokter atau perawat menyatakan bahwa pasien meninggal
dunia, dokter mengisi keterangan sebab kematian, sertifikat sebab kematian dan
administrasi sudah diselesaikan oleh keluarga pasien.
16. Rujukan pasien adalah upaya untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan medis
pasien berdasarkan indikasi medis, prognosa dan kondisi psikologis, sosial,
ekonomi pasien / keluarga.
17. Transfer pasien adalah memindahkan pasien dari satu ruangan ke ruang
perawatan / ruang tindakan lain di dalam rumah sakit (intra rumah sakit) atau
memindahkan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain (antar rumah sakit).
18. Ambulance adalah kendaraan transportasi pasien gawat darurat medis atau cedera
yang digunakan untuk membawanya dari satu tempat ke tempat lain guna
perawatan lebih lanjut atau pasien yang dirawat di Rumkit TK. IV dr. Eddy Kounang
Gorontalo yang memerlukan sarana transportasi untuk pulang.
BAB II
RUANG LINGKUP
2. Skrining Intra-Hospital
Skrining intra-hospital dapat dilakukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) maupun area
Rawat Jalan (IRJ).
Langkah-langkah skrining intra-hospital antara lain:
Diagnosa Kriteria
Campak 1. Panas tinggi > 38,5 °c
2. Ruam merah pada seluruh tubuh
3. Nafsu makan menurun
4. Batuk pilek
Tetanus Semua grade tetanus indikasi dirawat
Inapkan
Hepatitis 1. Ikhterus
2. Panas tinggi > 38,5 °c
3. SGOT < 45 u/L dan SGPT < 35 u/L
4. Muntah
Varicella 1. Panas tinggi
2. Ada bintik-bintik seluruh tubuh berisi
cairan
Gondok 1. Sulit bernafas
2. Batuk
3. Suara serak
4. Menggigil
5. Sulit menelat
6. Nyeri di area leher
a) Perawat wajib melakukan konfirmasi bagian pendaftaran rawat inap
ketersediaan ruang isolasi.
b) Jika ruang khusus isolasi tidak tersedia, maka pasien indikasi rawat inap
dengan isolasi harus ditempatkan di ruang yang setidaknya hanya 1
pasien dalam satu kamar.
c) Ruang isolasi yang setelah digunakan oleh pasien dengan resiko
penularan infeksi tinggi, tidak bisa digunakan pada pasien
immucompromise sebelum ruang dinyatakan steril.
5. Skrining Sebelum Dirujuk
a. Dokter dan perawat melakukan penilaian anamnesa, pengamatan kondisi
pasien secara visual dan melakukan pemeriksaan vital sign.
b. Perawat dan dokter memastikan apakah fasilitas Rumah Sakit dapat
mendukung upaya pertolongan pasien.
c. Dokter melakukan pemeriksaan penunjang minimal sebelum diputuskan
rawat inap atau rujuk.
d. Jika pasien memenuhi kriteria untuk dirujuk, maka dokter atau perawat wajib
memastikan apakah pasien dalam keadaan stabil untuk dirujuk.
e. Perawat memastikan adanya ruang / tempat di RS rujukan.
f. Dokter dan perawat melengkapi rekam medis pasien yang kemudian harus
dibawa saat merujuk pasien.
g. Perawat memastikan kesiapan ambulan berserta peralatan medis yang
diperlukan untuk merujuk pasien.
h. Petugas yang mengantar pasien ketempat rujukan adalah petugas yang
terampil dalam batuan hidup dasar, transport pasien dan skrining pasien.
i. Semua kegiatan harus terdokumentasi dengan baik.