Kebijakan Ekonomi Materi KLP 1o

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

KEBIJAKAN EKONOMI

PENGERTIAN KEBIJAKAN EKONOMI

Pemerintah suatu negara menetapkan kebijakan atau Keputusan ekonomi disebut kebijakan
ekonomi. Secara umum, kebijakan ekonomi suatu negara terdiri dari kebijakan fiskal,
Kebijakan moneter, kebijakan produksi, kebijakan perdagangan internasional/mancanegara,
dan kebijakan ketenagakerjaan. Untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat suatu negara,
kebijakan ekonomi dibuat. Kebijakan ekonomi juga dapat mencakup pasar tenaga kerja,
kepemilikan negara, dan otonomi daerah dari intervensi pemerintah dalam perekonomian.

Sederhananya, kebijakan ekonomi adalah prosedur yang digunakan oleh pemerintah untuk
mengatur dan mengawasi ekonomi. Tujuan kebijakan ini adalah untuk mengatasi masalah
ekonomi, menghasilkan keseimbangan, dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan. Keijakan
ekonomi juga sangat mempengaruhi bagaimana pendapatan dan kekayaan dibagi antar warga
negara.

JENIS-JENIS KEBIJAKAN EKONOMI

1. Kebijakan fiskal

Setelah berakhirnya Perang Dunia I pada tahun 1929, gagasan John Maynard Keynes
tentang manajemen ekonomi dikenal dengan kebijakan fiskal. Keynes berpendapat bahwa
pemerintah memiliki kewenangan untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran negara
dengan menetapkan pajak dan merancang kebijakan yang mendukung pertumbuhan
ekonomi negara secara keseluruhan.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kebijakan yang terkait dengan perpajakan,
pendapatan, utang-piutang, dan pengeluaran pemerintah untuk mencapai tujuan ekonomi
tertentu disebut sebagai kebijakan fiskal. Definisi yang lebih spesifik dari istilah ini adalah
bahwa kebijakan fiskal merupakan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah guna
menjaga stabilitas pendapatan dan pengeluaran negara agar pertumbuhan ekonomi dapat
terjaga.
1. Tujuan kebijakan fiskal

Setelah membahas definisi dari kebijakan fiskal, kal ini kita akan membahas tujuan dari
kebijakan fiskal dibuat. Beriku penjelasan mengenai tujuan kebijakan fiskal :

1. Menjaga dan mengembangkan perekonomian negara

Tujuan utama kebijakan fiskal adalah untuk menjaga stabilitas dan mengembangkan
kondisi ekonomi negara. Semua sektor ekonomi negara, mulai dari Perusahaan,
perbankan, hingga usaha mikro, diharapkan dapat berdampak dari penerapan
kebijakan fiskal ini.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

Salah satu kebijakan fiskal adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
terutama dalam hal teknologi dan perokonomian. Dengan peningkatan kualitas sdm,
orang akan lebih mampu bersaing di pasar kerja domestik dan internasional, sehingga
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Mengapa peningkatan SDM merupakan
hal yang sangat penting dilakukan di suatu negara, karena sumber daya manusia yang
berkualitas mejadi prasyarat bagi Indonesia untuk mampu menjadi negara
berpendapatan tinggi, atau high income country dalam visi Indonesia Emas 2045.
Oleh karena itu kemenkeu berupaya untuk memprioritaskan Pendidikan, Kesehatan,
serta jaringan pengaman sosial (JPS) sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia.

3. Menjaga Konsistensi dalam Biaya Produk

Harga pasar barang dipengaruhi oleh berbagai macam keadaan, mulai dari yang
menguntungkan seperti meningkatnya permintaan hingga yang tidak menguntungkan
seperti monopoli dan penimbunan. Menjaga keterjangkauan masyarakat terhadap
komoditas dan mencegah perubahan harga yang disebabkan oleh pelaku yang tidak
bertanggung jawab adalah dua tujuan kebijakan fiskal Indonesia.

4. Mendorong Investasi

Tujuan akhir dari kebijakan fiskal adalah untuk meningkatkan lingkungan bagi para
pelaku pasar modal, khususnya investor, untuk melakukan investasi. untuk
meningkatkan pendapatan negara dari pajak perusahaan.
2. Jenis-jenis Kebijakan Fiskal

Kebijakan pemerintah yang mencakup beberapa bidang disebut kebijakan fiskal. Jenis-
jenis kebijakan fiskal secara rinci adalah sebagai berikut:

1. Dari Sudut Filosofis

Menurut teori, ada tiga kategori kebijakan fiskal yang ada di Indonesia, yaitu
kebijakan fiskal fungsional, terencana, dan insidentil.

a. Kebijakan fiskal fungsional

Kebijakan fiskal fungsional adalah kebijakan yang diimplementasikan dengan efek


jangka panjang yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi ekonomi makro negara.
Pemberian bantuan modal usaha dan beasiswa kuliah adalah beberapa contoh
kebijakan fiskal fungsional.

b. Kebijakan Fiskal yang Direncanakan/Disengaja

Manipulasi anggaran negara yang disengaja dikenal sebagai kebijakan fiskal. Tujuan
kebijakan fiskal ini adalah untuk mengatasi masalah-masalah spesifik, seperti
pandemi dan krisis ekonomi. Contoh tindakan anggaran yang disengaja termasuk
distribusi dana pemerintah untuk industri kesehatan di tengah pandemi dan
pengurangan pajak perusahaan.

c. Kebijakan Fiskal yang Tidak Disengaja atau Tidak Disengaja

Kebijakan fiskal yang tidak disengaja berbentuk peraturan yang dirancang untuk
menjaga stabilitas ekonomi sektor non-pemerintah. Salah satu contohnya adalah
penetapan harga eceran tertinggi.

3. Dari segi pelaksanaan

Dalam hal pelaksanaannya, ada dua jenis kebijakan fiskal yang berbeda: kontraktif dan
ekspansif.

a. Ekspansi Kebijakan Fiskal

Ketika ekonomi goyah, pemerintah dapat menerapkan kebijakan fiskal ekspansif,


yang melibatkan peningkatan pengeluaran anggaran dan penurunan atau
penghapusan pajak untuk industri tertentu. Tujuan kebijakan fiskal ekspansif adalah
untuk membuat harga-harga lebih terjangkau, sehingga perusahaan dapat
mempertahankan tingkat produksi tanpa harus memberhentikan karyawan.

b. Kebijakan Fiskal kontraktif

Kebijakan fiskal kontraktif, atau memotong pengeluaran sambil meningkatkan


pajak, adalah kategori kebijakan fiskal berikutnya dalam hal penerapan. Tujuan
kebijakan fiskal ini adalah untuk menurunkan rasio gini dan menghindari inflasi.

4. Instrumen Kebijakan Fiskal

Pemerintah menggunakan perangkat kebijakan fiskal untuk menjaga stabilitas


makroekonomi negara. Berikut pembahasan lebih lanjut mengenai instrument
kebijakan fiskal Indonesia :

a. Pajak

Pajak untuk semua industri dalam dan luar negeri adalah jenis instrument kebijakan
fiskal yang pertama. Pemerintah dapat memanipulasi pajak melalui pengurangan,
penambahan, penundaan, dan penghapusan untuk mencapai tujuan kebijakan fiskal.

b. Pengeluaran

Pengeluaran negara adalah instrument kebijakan fiskal berikutnya, dan juga dapat
ditingkatkan atau dikurangi sesuai kebutuhan. Pemerintah dapat memotong
pengeluaran di beberapa bidang, seperti menunda pembayaran THR untuk pegawai
negeri, jika neraca pembayaran negara mengalami defisit.

c. Surat Utang yang Diterbitkan Pemerintah

Menerbitkan obligasi atau surat utang lainnya kepada warga negara adalah
instrumen ketiga dalam kotak peralatan kebijakan fiskal. Obligasi publik, berbeda
dengan utang luar negeri, memiliki bonus komisi atau tingkat kupon ketika
pemerintah mengembalikan pinjaman kepada masyarakat.

d. Alokasi Anggaran

Anggaran adalah alat terakhir yang digunakan dalam kebijakan fiskal. Pemerintah
dapat menggeser alokasi anggaran dari satu sektor ke sektor lain untuk mencapai
tujuan kebijakan fiskal dalam jangka waktu tertentu.
5. Contoh kebijakan fiskal

a. Tax amnesty

Ilustrasi pertama dari kebijakan fiskal di Indonesia adalah pengampunan pajak, yang
merupakan pengurangan atau penghapusan pajak bagi individu yang ingin
mendeklarasikan semua aset mereka dalam jangka waktu tertentu.

b. Subsidi BBM dan Gas

Contoh kebijakan fiskal kedua berkaitan dengan subsidi untuk bahan bakar dan gas.
Mendorong interaksi dan mobilitas ekonomi masyarakat adalah tujuan dari
kebijakan fiskal sektor bahan bakar.

c. Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET)

Kebijakan HET, yang menetapkan harga jual maksimum untuk barang-barang


tertentu, adalah ilustrasi terakhir dari kebijakan fiskal. Secara umum, barang-barang
yang termasuk dalam HET adalah obat resep dan kebutuhan pokok.

2. Kebijakan moneter

Pemerintah membuat keputusan mengenai kebijakan moneter untuk mendorong aktivitas


ekonomi dengan memutuskan berbagai aspek tentang berapa banyak uang yang beredar di
masyarakat.

Menjaga stabilitas jumlah uang beredar di suatu negara adalah tujuan utama kebijakan
moneter. Karena sejumlah aktivitas ekonomi, termasuk suku bunga bank dan inflasi,
dipengaruhi oleh jumlah uang beredar suatu negara.

Oleh karena itu, sebagai bank sentral negara, Bank Indonesia memegang kendali dan
bertanggung jawab untuk menjalankan kebijakan moneter di Indonesia. Undang-Undang
No. 23 tahun 1999 yang mengatur Kebijakan Moneter Bank Indonesia menjadi landasan
untuk hal ini.

1. Tujuan Kebijakan Moneter

Tujuan utama dari kebijakan moneter adalah untuk menjaga kestabilan nilai rupiah,
seperti yang dinyatakan dalam UU No. 3 Tahun 2004 tentang Kebijakan Moneter Bank
Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan kebijakan moneter Bank
Indonesia untuk mencapai hal ini. Beberapa tujuan kebijakan moneter adalah sebagai
berikut.

a. Menjaga Stabilitas Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi di suatu negara perlu dikelola dan dipertahankan. Hal ini
dapat dicapai dengan memastikan bahwa aliran uang dan produk serta layanan
seimbang. Dengan demikian, tujuan kebijakan moneter adalah menjaga stabilitas
ekonomi dengan mengendalikan dan menentukan bagaimana uang didistribusikan ke
seluruh masyarakat.

b. Mengelola Inflasi

Bank Indonesia menerapkan kebijakan yang ditargetkan untuk menurunkan jumlah


uang yang beredar di masyarakat dan menjaga jumlah uang di bank untuk
mengendalikan inflasi. Mengendalikan inflasi merupakan salah satu tujuan
kebijakan moneter.

c. Meningkatkan Lapangan Kerja

Perluasan lapangan kerja adalah tujuan berikutnya dari kebijakan moneter Bank
Indonesia. Kegiatan produksi meningkat ketika peredaran uang stabil. Administrasi
operasi manufaktur membutuhkan sumber daya manusia karena perluasannya.
Sehingga ketika lapangan kerja tersedia, ini dapat menyerap tenaga kerja.

d. Menjaga Stabilitas Harga Barang di Pasar

Menjaga stabilitas harga pasar adalah tujuan kebijakan moneter. Masyarakat akan
lebih percaya diri dengan tingkat harga saat ini dan di masa depan ketika harga-
harga konstan. untuk mempertahankan tingkat daya beli yang sama sepanjang
waktu. Produksi komoditas, permintaan barang, dan keseimbangan peredaran uang
dapat digunakan untuk mengendalikan stabilitas harga ini.

e. Menjaga Neraca Pembayaran Internasional Tetap Seimbang

Kebijakan moneter memengaruhi aktivitas ekonomi global maupun domestik.


Menjaga keseimbangan neraca pembayaran global adalah salah satu tujuan
kebijakan moneter. Sebisa mungkin, hal ini dapat dicapai dengan menjaga stabilitas
kuantitas komoditas yang diimpor dan diekspor.
f. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Kebijakan moneter diantisipasi untuk memiliki efek keseluruhan yang positif pada
pertumbuhan ekonomi. Karena sejumlah faktor keberhasilan diperlukan untuk
mencapai tujuan ini. Contohnya adalah ketersediaan lapangan kerja, pengelolaan
inflasi, tingkat output, permintaan barang, dan lain sebagainya.

2. Jenis-jenis kebijakan moneter

a. Kebijakan Moneter Ekspansif

Kebijakan moneter ekspansif adalah jenis kebijakan moneter yang mengontrol dan
memantau aliran uang dalam perekonomian. Dalam hal ini, memperluas aliran uang
di seluruh masyarakat adalah tujuan utama untuk meningkatkan perekonomian.
Kebijakan moneter jenis ini ditunjukkan dengan peningkatan pembelian aset
pemerintah oleh Bank Indonesia, serta penurunan suku bunga dan pelonggaran
persyaratan cadangan. Pendekatan ini memiliki efek ganda, yaitu menurunkan
tingkat pengangguran dan meningkatkan daya beli konsumen dan aktivitas
perusahaan.

b. Kebijakan Moneter Kontraktif

Kebijakan moneter kontraktif adalah kategori kedua dari kebijakan moneter, yang
digunakan sebagai garis pertahanan pertama melawan inflasi dengan membatasi
jumlah uang yang beredar. Menjual obligasi pemerintah, menaikkan suku bunga
bank, dan meningkatkan persyaratan cadangan untuk bank adalah cara-cara yang
dapat digunakan untuk mencapai hal ini.

3. Instrumen kebijakan moneter

a. Kebijakan Diskonto (Discount rate)

Instrumen kebijakan moneter yang melacak suku bunga bank adalah kebijakan
diskonto. Persyaratan bahwa bank-bank komersial meminjamkan uang kepada Bank
Indonesia, bank sentral negara, menjaga stabilitas jumlah uang beredar.

Bank Indonesia menurunkan suku bunga pinjaman ketika diperlukan untuk


meningkatkan aliran uang. Di sisi lain, ketika diperlukan untuk mengurangi jumlah
uang beredar, suku bunga pinjaman bank akan naik.
b. Operasi Pasar Terbuka

Operasi pasar terbuka adalah alat kebijakan moneter ketika pemerintah mengatur
aliran uang dengan menerbitkan atau membeli sekuritas pemerintah. Pemerintah
menjual surat berharga ketika Bank Indonesia ingin menurunkan jumlah uang yang
beredar. Di sisi lain, pemerintah membeli surat berharga ketika aliran uang perlu
ditingkatkan.

c. Persyaratan Kebijakan Rasio Cadangan Wajib

Rasio cadangan wajib adalah alat berikutnya yang digunakan dalam kebijakan
moneter. Bank Indonesia menggunakan pinjaman untuk mendistribusikan uang ke
seluruh masyarakat untuk menurunkan cadangan kas bank. Sementara itu, uang yang
beredar ditarik dari masyarakat dan suku bunga simpanan dinaikkan jika cadangan
kas bank perlu ditingkatkan.

d. Bagaimana Suku Bunga Acuan Ditentukan

Bank Indonesia dapat mengatur aliran uang melalui suku bunga untuk mencapai
tujuan kebijakan moneter. Bank-bank komersial di seluruh Indonesia akan

menggunakan suku bunga Bank Indonesia sebagai panduan untuk menjalankan


bisnis. Penentuan suku bunga acuan, dengan demikian, merupakan alat kebijakan
moneter.

e. Imbauan Moral

Terakhir instrumen kebijakan moneter adalah imbauan moral. Dalam hal ini, Bank
Indonesia selaku bank sentral menghimbau seluruh bank umum untuk menjalankan
kebijakan penurunan atau peningkatan suku bunga pinjaman

4. Contoh kebijakan moneter di Indonesia

a. Implementasi Kredit Langsung Bank Indonesia

Pertama, kredit langsung Bank Indonesia merupakan ilustrasi dari kebijakan


moneter. Beragam industri atau proyek yang membutuhkan pendanaan segera
diberikan kredit langsung. Kebutuhan untuk mendanai kegiatan dengan segera dapat
menyebabkan jumlah uang yang beredar meningkat.
b. Tersedianya fasilitas overdraft

Fasilitas overdraft adalah salah satu cara Bank Indonesia mengimplementasikan


kebijakan moneter di Indonesia untuk membantu bank-bank komersial yang
mengalami masalah likuiditas sementara. Pinjaman jangka pendek berbunga tinggi
adalah sarana bantuan yang ditawarkan. Hal ini diharapkan dapat mengatur aliran
uang untuk menjaga stabilitas.

c. Penerbitan Obligasi Pemerintah

Selain itu, penerbitan obligasi pemerintah adalah ilustrasi kebijakan moneter. Dalam
hal ini, pemerintah berusaha mengumpulkan uang dari masyarakat untuk
mengurangi jumlah uang yang beredar.

d. Program Intervensi Rupiah

Salah satu contoh kebijakan moneter Bank Indonesia adalah program intervensi
rupiah, yang melibatkan bank secara langsung meminjam uang dari Pasar Uang
Antar Bank untuk jangka waktu tujuh hari. Ini adalah upaya untuk mendukung
instrumen yang digunakan dalam operasi pasar terbuka.

Anda mungkin juga menyukai