Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang I
Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang I
Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang I
Ditulis oleh :
Ir. Lilis Indriani, S.T., M.T., IPM., ASEAN ENG.
ISBN : 978-623-114-466-9
viii + 102 hlm. ; 15,5x23 cm.
©Januari 2024
KATA PENGANTAR
S egala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang atas segala rahmat dan hidayah-Nya, hingga penyusun
dapat menyelesaikan Buku ini.
Buku ini berjudul Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang I.
Penyusunan Buku ini merupakan salah satu syarat untuk Modul
Pembelajaran.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ayah, bunda, anak dan suami yang selalu mendukung dalam
menyelesaikan Buku ini.
2. Teman – teman Dosen di Politeknik Sampit yang banyak
memberikan motivasi dalam menyelesaikan Buku Ini.
Menyadari adanya keterbatasan pengetahuan, referensi dan
pengalaman, penyusun mengharapkan saran dan masukan demi
lebih baiknya skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu.
Semoga buku ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penyusun
iii
iv
DAFTAR ISI
MODUL I
MATERIAL BETON BERTULANG (ANALISIS
TEGANGAN-REGANGAN DAN KONSEP DASAR
PENULANGAN)...................................................................... 1
Kurva Beton f-ε Tekan.......................................................................1
Kekuatan Tarik Beton........................................................................3
Modolus Elastisitas Beton.................................................................4
Konversi Kuat Tekan Beton Kubus vs Silinder...............................4
Kurva Tegangan-Regangan Tulangan Baja.....................................5
Karakter Leleh Tulangan Baja...........................................................6
Baja Tulangan......................................................................................7
Spesifikasi Baja Tulangan..................................................................7
Konsep Beton Bertulang...................................................................8
Kombinasi Beton dan Baja Tulangan..............................................8
Konsep Dasar Penempatan Penulangan Balok Lentur.................9
Umpan Balik Modul 1.....................................................................11
v
MODUL 2
METODE PERHITUNGAN BETON
(BERDASARKAN SK.SNI.T-15-1991-03). . .....................13
Konsep Perhitungan Beton.............................................................13
Diagram Tegangan Regangan Baja................................................14
Diagram Regangan Blok Tegangan Ekuivalen Beton.................15
Keamanan Struktur..........................................................................15
Nilai Beban Mati...............................................................................17
Nilai Beban Hidup............................................................................18
Nilai Beban Angin............................................................................18
Umpan Balik Modul 2.....................................................................19
MODUL 3
LENTUR PADA BALOK PERSEGI (TULANGAN
TUNGGAL).. ..........................................................................21
Asumsi Dasar Dalam Perencanaan...............................................21
Diagram Tegangan Regangan Baja................................................22
Diagram Regangan Blok Tegangan Ekuivalen Beton.................22
Keseimbangan Gaya.........................................................................23
Desain Penulangan Lentur Balok Persegi Bertulangan `
Tunggal..............................................................................................33
Desain Penampang Balok Persegi Bertulangan ` Tunggal.........34
Umpan Balik Modul 3.....................................................................37
MODUL 4
LENTUR PADA BALOK PERSEGI (TULANGAN
RANGKAP)......................................................................... 39
Desain Balok Segiempat Bertulangan Rangkap (Doubly
Reinforced Section)..........................................................................39
Analisis Balok Segiempat Bertulangan Rangkap.........................46
vi
Analisis Balok Persegi Bertulangan Rangkap Simetris
(As = As’)...........................................................................................48
Analisis Diagram Regangan pada Tulangan Tekan.....................50
Umpan Balik Modul 4.....................................................................59
MODUL 5
LENTUR PADA BALOK T DAN L (TULANGAN
TUNGGAL).. ......................................................................... 61
Desain Analisis Balok T dan Balok L............................................61
Desain Penulangan Lentur Penampang Balok T.........................73
UMPAN BALIK MODUL 5...........................................................78
MODUL 6
GESER PADA BALOK. . ...................................................... 79
Pendahuluan.....................................................................................79
Kombinasi dari Tegangan Geser dan Tegangan Lentur..............80
Gaya Geser Vu..................................................................................92
Perencanaan Tulangan Geser.........................................................97
Umpan Balik Modul 6...................................................................100
vii
viii
MODUL I
1
= regangan beton
= perpendekan benda uji (mm)
= tinggi benda uji (mm)
Gambar 1.1 menunjukkan proses pembebanan tekan pada
material beton dengan benda uji berbentuk silinder.
Kuat tarik beton jauh lebih rendah dari kuat tekannya, salah satu
cara untuk mencari data dengan split cylinder test. Dari test didapat
hubungan (approximate) dari modulus of rupture beton.
(1.3)
dimana
= kuat tekan beton rupture (MPa)
= koefisien (0,7)
= kuat tekan beton (MPa)
MODUL I 3
Modolus Elastisitas Beton
Kurva tegangan regangan baja dapat dilihat pada Gambar 1.6 sebagai
berikut:
MODUL I 5
Gambar 1.6 Kurva Tegangan Regangan Baja
Jenis baja tulangan ada yang berbentuk tulangan polos dan tulangan
spiral (uniform).
Tabel 1.3 Jenis dan Notasi Tulangan Baja
Jenis Notasi
f
BjTP 24
5f6, ….. Balok, Kolom
Baja Tulangan Polos dengan fy = 240 MPa
f10-50,……………… Pelat
BjTP 40 D
Baja Tulangan Uniform dengan fy = 400 5D6, ….. Balok, Kolom
MPa D10-50,……………… Pelat
Spesifikasi baja tulangan untuk jenis polos dan jenis uniform adlah
sebagai berikut:
MODUL I 7
Tabel 1.4 Spesifikai Baja Tulangan
Kombinasi beton dan baja tulangan dapat bekerja dengan baik karena:
1. Lekatan yang kuat antara baja tulangan dengan beton yang
menyelimutinya mencegah terjadinya slip, beton memiliki
impermeabilitas tinggi melindungi baja tulangan dari karat.
2. Koefisien muai akibat temperatur hampir sama antara beton dan
baja.
Daerah tekan pada balok beton berada pada bagian atas sedangkan
daerah tarik berada pada bagian tulangan.
MODUL I 9
2. Ba!lok
3. Pelat Lantai
Soal 1
Sebutkan keuntungan dan kerugian penggunaan material beton
sebagai bahan bangunan
Soal 2
Mengapa beton dapat dikombinasikan dengan tulangan baja dan
mengapa beton memerluakn tulangan baja sebagia tulangan tarik
Soal 3
Jelaskan perbedaan kuat tekan karakteristik kubus dan kuat tekan
karakteristik silinder
Soal 4
Hitung nilai kuat tekan karakteristik silinder (fc’) jika nilai kuat tekan
karakteristik kubus 375 kg/cm2.
MODUL I 11
12 BAHAN AJAR STRUKTUR BETON BERTULANG I
MODUL 2
METODE PERHITUNGAN
BETON (BERDASARKAN
SK.SNI.T-15-1991-03)
13
c.
d.
4. Modulus elastisitas baja = 200000 MPa.
5. Kekuatan tarik beton diabaikan
= 0,85
= 0,65
( )
psi MPa SNI-91
3000 21 0,85
4000 28 0,85
5000 34 0,81
6000 42 0,76
7000 48 0,70
Keamanan Struktur
MODUL 2 15
1. Faktor kemungkinan pelampauan beban
U = 1,2 D + 1,6 L
U = 0,75 (1,2 D + 1,6 L + 1,6 W)
U = 0,90 D + 1,30 W
U = 1,05 (D + Lr + E)
U = 0,90 (D + E)
U = 0,75 (1,2 D + 1,2 T + 1,6 L)
U = 1,20 (D + T)
Keterangan:
U = beban ultimit
D = beban mati
L = beban hidup
W = beban angin
E = beban gempa
Lr = beban hidup yang telah tereduksi
H = beban horizonyal tanah
T = beban akibat perubahan suhu
2. Faktor reduksi kekuatan
Faktor reduksi kekuatan beton tergantung dengan jenis kekuatan
yang ditinjau, pada Tabel 2.3 terlihat faktor reduksi dari berbagai
peraturan.
Tabel 2.3 Faktor Reduksi Kekuatan
Faktor Reduksi Kekuatan (f)
No Jenis Kekuatan
SNI 91 ACI 318-83 Usul Mac.G
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Lentur murni 0,80 0,90 0,85
Aksial tarik, aksial tarik
2. 0,80 0,90 0,70
dan lentur
Aksial tekan, aksial
tekan dan lentur
3. a. dgn tulanga spiral 0,70 0,75 0,70
b. dgn tulangan 0,65 0,70 0,65
sengkang
4. Geser dan torsi 0,60 0,85 0,70
5. Tumpuan pada beton 0,70 0,70 0,60
MODUL 2 17
6. Aspal, bahan mineral penambah, per-cm tebal: 14 kg/m2
7. Penutup atap genting dengan reng dan usuk atau kaso per m2
bidang atap: 50 kg/m2
8. Penutup atap sirap dengan reng dan usuk atau kaso m2 bidang
atap: 40 kg/m2
9. Penutup atap seng gelombang (BWG 24) tanpa gording: 10 kg/m2
Soal 1
Jelaskan asumsi diagram tegangan – regangan beton yang digunakan
pada SNI
Soal 2
Jelaskan asumsi diagram tegangan – regangan baja yang digunakan
pada SNI
Soal 3
Jelaskan makna dari faktor reduksi kekuatan untuk desain lentur,
geser dan aksial.
Soal 4
Jelaskan mengenai penggunaan konsep desain SNI untuk beton mutu
tinggi
MODUL 2 19
20 BAHAN AJAR STRUKTUR BETON BERTULANG I
MODUL 3
21
Diagram Tegangan Regangan Baja
= 0,85
= 0,65
( )
psi MPa SNI-91
3000 21 0,85
4000 28 0,85
5000 34 0,81
6000 42 0,76
7000 48 0,70
Keseimbangan Gaya
MODUL 3 23
Mn = As.fs.(d – ½.k.d)
Mn = As.fs.d.(1 – ½.k)
Tergantung nilai fs, ada 3 keruntuhan yang mungkin terjadi,
yaitu:
• Keruntuhan seimbang (balance failure)
→ Balanced reinforced
• Keruntuhan tarik (tension failure)
→ Under reinforced
• Keruntuhan tekan (compression failure)
→ Over reinforced
1. ANALISIS BALOK SEGIEMPAT BERTULANGAN TUNGGAL
PADA KERUNTUHAN SEIMBANG
Baja tulangan mulai meleleh sedangkan daerah tekan beton
mencapai regangan tekan maksimum
• es = ey à fs = fy dengan ey = fy / Es
• ec = ecu = 0,003
• r = rb
MODUL 3 25
Momen Nominal Balok:
Mn = Cc.(d–½.ab) = Cc.(d – ½.kb.d)
Mn = Cc.d.(1 – ½.kb)
Mn = 0,85.fc’.b.d2.kb.(1 – ½.kb)
Mn = T.(d – ½.ab) = T.d.(1 – ½.kb)
Mn = Asb.fy.d.(1 – kb/d)
2. ANALISIS BALOK PERSEGI EMPAT BERTULANGAN
TUNGGAL PADA KERUNTUHAN TARIK
• Tanda-tanda keruntuhan:
Lelehnya tulangan tarik diikuti lendutan yang besar
• Sifat sifat keruntuhan tarik:
Terjadi secara bertahap
Tidak mendadak/getas
Penampang daktail
Syarat:es = ey à fs = fy
ecu = 0,003 ; r < rb
MODUL 3 27
• Tidak terlihat tanda-tanda awal seperti terjadinya lendutan.
• Keruntuhan total terjadi secara mendadak dan dinamakan
keruntuhan getas (brittle).
d −c k ⋅d
e s = e cu ⋅ ,c =
c b1
1− c 1− k
d b1 b1 − k
e s = 0,003 ⋅ d ⋅
; e s = 0,003 ⋅ = 0,003 ⋅
c k k
b1
b1 − k
e s < e y → f s = Es ⋅ e y = E
s ⋅ 0,003 ⋅
k
Lanjutan Kesimpulan:
• Garis netral:
c1 < c2 < c3
MODUL 3 29
• Rasio tulangan:
Under Reinforced: r < rb
Balanced: r = rb
Over Reinforced: r > rb
Peraturan SK.SNI’91 telah membatasi rasio penulangan sbb.:
• Under Reinforced: r < 0,75.rb
• Balanced: r = 0,75.rb
• Over Reinforced: r > 0,75.rb
Kondisi Penulangan Kurang (Under Reinforced)
MODUL 3 31
r = rb
r = 1,25 rb
MODUL 3 33
3. Menentukan nilai As yang diperlukan
Contoh soal 2:
Sebuah pelat lantai sebuah bangunan air dengan tebal 120 mm,
selimut beton ds = 20 mm, mutu baja fy = 240 MPa, dan mutu
beton fc’ = 15 MPa. Momen ultimit yang bekerja pada pelat
tersebut adalah sebesar 11,64x106 N.mm.
Desainlah tulangan pelat tersebut per meter.
Penyelesaian:
Momen Nominal:
1,4 1,4
r min = = = 0,00583
f y 240
MODUL 3 35
Rasio tulangan maksimum:
dicoba tulangan Ø = 12 mm
Soal 1
Sebuah balok segiempat yang terletak diatas 2 tumpuan dengan
panjang bentang balok L = 10 m dan memikul beban merata berfaktor
total sebesar qu, balok tersebut berdimensi lebar 350 mm, tinggi 600
mm, diameter sengkang 8 mm dan jarak minimum antar tulangan
utama 20 mm. Tulangan tarik 8D-28 dan tulangan tekan 6D-28,
selimut beton 50 mm. Hitunglah besarnya beban qu yang mampu
dipikul penampang balok.
Nim Ganjil: fy = 350 MPa, fc’ = 22 MPa.
Nim Genap: fy = 400 MPa, fc’ = 32 MPa.
Soal 2
Sebuah balok segiempat dengan ukuran lebar (b) = 250 mm, tinggi
(h) = 500 mm, selimut beton ds = 50 mm, mutu baja fy = 400 MPa,
mutu beton fc’ = 20 MPa, dan modulus elastisitas (Es) = 2.105 MPa.
Momen ultimit yang bekerja adalah 160 kN.m
Desainlah tulangan balok tersebut dengan kondisi under
reinforced.
MODUL 3 37
Soal 3
Sebuah pelat satu arah dengan tebal 150 mm, selimut beton ds = 20
mm, mutu baja fy = 300 MPa, dan mutu beton fc’ = 20 MPa. Momen
ultimit yang bekerja pada pelat tersebut adalah sebesar 15 kN.m.
Desainlah tulangan pelat tersebut per meter.
39
Desain Balok Bertulangan Rangkap
1. Tentukan Momen Nominal Maksimum (Mn1)
Contoh soal 1:
Desainlah balok segiempat dengan momen ultimit Mu = 290 kN.m,
dimensi balok dibatasi b = 25 cm, h = 50 cm, dan d = 45 cm. Jika mutu
baja fy = 400 MPa dan mutu beton fc’ = 25 MPa. Hitung luas tulangan
yg diperlukan.
Penyelesaian:
Hitung momen yg dapat ditahan oleh tul. tunggal:
b1 = 0,85 à fc’ £ 30 MPa, f = 0,80 untuk balok yang menahan lentur.
MODUL 4 41
Hitung selisih momen:
Mu2 = Mu – Mu1 = 290–266,232 = 23,768 kN.m > 0 ð tulangan rangkap
Mn2 = Mu2 / f = 23,768 / 0,80 = 29,71 kN.m
Hitung tulangan tekan
Contoh soal 2:
Sebuah balok segiempat diatas 2 tumpuan, bentang L = 8 m, memikul
beban merata terfaktor total (qu) = 62,50 kN/m. Desainlah tulangan
balok untuk menahan momen ultimit struktur jika dimensi balok
dibatasi b = 300 mm, h = 500 mm, fy = 350 MPa, fc’ = 28 Mpa., selimut
beton 50 mm, Ø skg. = 8 mm dan jarak min. antar tulangan utama 20
mm. Ø baja utk tulangan tekan = 18 mm & tulangan tarik = 27 mm.
L=8m
Penyelesaian
Hitung momen nominal akibat beban terfaktor:
MODUL 4 43
1. Hitung selisih momen:
Mu2 =Mu – Mu1 = 500 – 337,266
= 162,734 kN.m > 0
(maka perlu tulangan rangkap)
Mn2 = Mu2/f = 162,734/0,80
= 203,417 kN.m
2. Hitung Tulangan Tekan:
Sketsa
Penulangan Balok
d' = 77,857 mm
7D-18
h = 500 mm
9D-27
b = 300 mm
d'=
∑ A '⋅x
s
∑A ' s
= 7 ,857 m
MODUL 4 45
Analisis Balok Segiempat Bertulangan Rangkap
5. check asumsi es ³ ey
MODUL 4 47
Keseimbangan gaya
8.8. Hitung
Hitungratio tulangan
ratio minimum
tulangan min imum
1,4
r =
min
fy
MODUL 4 49
9. Hitung ratio tulangan maksimum
Contoh soal 3:
Sebuah balok segiempat diatas 2 tumpuan bentang (L) = 10 m dan
memikul beban merata berfaktor total sebesar qu, dimensi lebar 350
mm, tinggi 600 mm, diameter sengkang 8 mm dan jarak minimum
antar tulangan 20 mm.
Tulangan tarik 8D-28,
Tulangan tekan 6D-28, Selimut beton 50 mm,
fy = 350 MPa, dan fc’ = 22 MPa.
Hitunglah besarnya beban qu yang dapat dipikul balok!
MODUL 4 51
Penyelesaian:
Perhitungan titik tangkap tulangan:
d'=
∑ A '⋅x = 8
s
m
∑A ' s
d=
∑A ⋅x s
∑A s
= 504 m
• Nilai b1, fc’ = 22 MPa ————- b1 = 0,85
• Faktor Reduksi Kekuatan ——- f = 0,80 (lentur)
MODUL 4 53
• Tulangan tekan belum leleh
MODUL 4 55
Contoh soal 4:
Sebuah balok lebar 300 mm dan tinggi 550 mm, mutu beton fc’ =
20 MPa dan mutu baja fy = 300 MPa. Tulangan tarik 4D-25, selimut
beton 50 mm. Hitung kapasitas momen nominal & momen desain
dari penampang ini bila:
1. Tulangan tekan 2D-13
2. Tulangan tekan 3D-19
Penyelesaian
1. Tulangan tekanan 2D-13
• Hitung rasio tulangan
• hitung nilai k
• Hitung nilai k
fy 300
k= ⋅ [r − r '] = ⋅ [0,013 − 0,00177]
0,85 ⋅ f c ' 0,85 ⋅ 20
= 0,1982
• hitung nilai k
MODUL 4 57
• tulangan tekan belum meleleh
Soal 1:
Sebuah balok segiempat diatas 2 tumpuan bentang (L) = 10 m dan
memikul beban merata berfaktor total sebesar qu, dimensi lebar 300
mm, tinggi 500 mm, diameter sengkang 8 mm dan jarak minimum
antar tulangan 20 mm.
Tulangan tarik 8D-22,
Tulangan tekan 4D-22, Selimut beton 50 mm,
fy = 240 MPa, dan fc’ = 20 MPa.
MODUL 4 59
Hitunglah besarnya beban qu yang dapat dipikul balok.
Soal 2:
Desainlah balok segiempat dengan momen ultimit Mu = 400 kN.m,
dimensi balok dibatasi b = 30 cm, h = 50 cm, dan d = 45 cm. Jika mutu
baja fy = 400 MPa dan mutu beton fc’ = 32 MPa. Hitung luas tulangan
yang diperlukan.
61
Lebar Efektif Balok T & Balok L
Pada balok segiempat, tegangan leleh didaerah tekan merata dalam
arah melintang. Pada balok T dengan flens lebar dapat timbul tegangan
tidak merata pada arah melintang karena terdapat deformasi geser
pada arah tersebut (shear leg).
0,85 fC'
0,85 fC'
MODUL 5 63
Keseimbangan gaya internal, C = T
Kasus (2):
Syarat: a > hf dan c > b1.hf atau As > Asf
Karena dalam kasus ini a > hf, maka penampang dianalisis sebagai
BALOK T, kemudian dianalisis dengan memberikan tulangan
dibadan (web), sebesar: Asw = As – Asf
dengan Asf adalah luas tulangan yang pada kondisi tegangan leleh
fy akan mengimbangi gaya tekan pada bagian flens gantung yg.
bertegangan 0,85. fc’
Bagian Web:
Luas tulangan sisanya, Asw = As–Asf, pada kondisi tegangan leleh fy
akan diimbangi oleh bagian balok segiempat.
MODUL 5 65
KONDISI SEIMBANG BALOK T
Keseimbangan Horisontal:
jika didefinisikan:
dimana:
Contoh soal 1:
Tentukan nilai momen nominal (Mn) balok T seperti pada gambar.
Digunakan beton mutu fc’ = 17,5 MPa dan mutu baja fy = 400 MPa
dengan tulangan (As) adalah 12D-25 = 5890 mm2.
bw = 400 mm
be = 1150 mm
d = 600 mm
MODUL 5 67
fc’ = 17,50 MPa
fy = 400 MPa
Penyelesaian:
anggap persyaratan lebar efektif dipenuhi, periksa posisi sumbu:
Sehingga: T = Cw + Cf ; Cw = T – Cf
5950. A = 2356000 – 1338750
MODUL 5 69
Penyelesaian:
Luas tulangan tarik:
Bagian Web∶
Luas tulangan sisanya, Asw = As - Asf ,pada kondisi
tegangan leleh fy akan diimbangi oleh bagian balok
segiempat, T2 = (As - Asf ) . fy
Gaya tekan beton pada bagian web∶ Cw = 0,85⋅fc'⋅bw⋅a
Keseimbangan gaya internal, Cw= T2
MODUL 5 71
Contoh soal 3:
Hitunglah kekuatan momen nominal dan momen ultimit balok
seperti pada gambar dibawah ini. Jarak sumbu ke sumbu balok 2,50
m dan jarak bentang 6,0 m, serta jarak garis sumbu tulangan dari
bidang atas adalah 500 mm. Bila digunakan beton mutu fc’ = 20 MPa
dan baja fy = 400 MPa serta As = 4560 mm2.
bw = 350 mm, hf = 100 mm, d = 500 mm
fc’ = 20 MPa, fy = 400 MPa, As = 4560 mm2
Penyelesaian:
Lebar efektif Balok T
MODUL 5 73
1. Hitung momen nominal Mn
MODUL 5 75
4. arena Mn > Mf ,penampangdianalisis sebagai
BALOK T,dan momen pada web dapat ditentukan
sebesar Mw = Mn - Mf ; Mw = Mn - Mf = 215-111,196
= 103,804 Tm
5. Menentukan nilai k yang diperlukan
MODUL 5 77
UMPAN BALIK MODUL 5
Soal 1:
Tentukan nilai momen nominal (Mn) balok T seperti pada gambar.
Digunakan beton mutu fc’ =20 MPa dan mutu baja fy = 240 MPa
dengan tulangan (As) adalah 12D-25 = 5890 mm2.
bw = 400 mm
hf = 100 mm
be = 1200 mm
d = 500 mm
fc’ = 20 MPa
fy = 240 MPa
Soal 2:
Suatu balok T, lebar flens 800 mm, tebal 160 mm dan lebar balok
400 mm dicor monolit dengan badan balok. Balok tersebut memikul
momen akibat beban mati sebesar 60 tm dan beban hidup sebesar 80
tm. Jarak garis sumbu tulangan dari bidang atas adalah 950 mm. Mutu
beton fc’= 25 MPa dan baja fy = 400 MPa. Hitunglah luas tulangan
balok T tsb.
Pendahuluan
79
dikembangkan untuk digunakan pada analisis dan desain dari balok
beton bertulang.
MODUL 6 81
TERJADINYA DIAGONAL TENSION CRACK (SHEAR SPAN
BESAR)
Penjelasan gambar
1. Diagram (a) mem-perlihatkan urutan terjadinya cracks;
2. Sketsa (b) adalah keseimbangan gaya pada bagian dari balok ;
3. Keruntuhan balok. Awalnya cracks terjadi sebagai flexural cracks
→ (tahap 1 Gbr. a)
4. Cracks kemudian se-cara bertahap beru-bah menjadi diago-nal
tension cracks → lihat tahap 3 & 4 Gbr. a).
MODUL 6 83
KATEGORI KERUNTUHAN BALOK
1. Jenis I:
Jika a/d < ½ maka balok tinggi
Tegangan geser lebih menentukan daripada tegangan lentur
2. Jenis II:
Jika 1 < a/d < 2½ maka balok pendek
Kekuatan gesernya melampaui kapasitas keretakan miring
3. Jenis III:
Jika 2½ < a/d < 6 maka balok pendek
Kekuatan gesernya samadengan kapasitas keretakan miring.
Lentur mulai bersifat dominan
MODUL 6 85
Pola Retak beban 30 kN Pola Retak beban 45 kN
MODUL 6 87
Berikan Komentar !!!
KASUS KEGAGALAN GESER
MODUL 6 89
Gempa di Aceh 26 Desember 2004
Berikan Komentar !!!
MODUL 6 91
Gaya Geser Vu
MODUL 6 93
• Beton didalam daerah tekan: 40 – 20 %
• Tulangan tarik yang bertindak sebagai pasak: 25 – 15 %
• Kaitan antar agregat melintasi retakan lentur: 50 – 33 %
V = Vcz + Vd + Vay
dimana:
Vcz = komponen gaya geser pada daerah blok beton tekan
Vd = komponen gaya dowel action oleh tulangan memanjang
Vay = komponen gaya geser antar permukaan retak
Cara menentukan kekuatan geser balok tanpa tulangan geser
berdasarkan hasil regresi dari percobaan 440 model benda uji.
MODUL 6 95
Manfaat Tulangan Geser
Penggunaan sengkang akan meningkatkan kekuatan balok karena:
1. Sengkang akan memikul sebagian gaya geser penampang.
2. Sengkang akan menahan perkembangan lebar retak tarik
diagonal.
3. Sengkang yang cukup rapat akan mengikat tulangan memanjang
sehingga meningkatkan dowel capacity.
Spasi Sengkang Minimum
Untuk menjamin tidak terjadinya keruntuhan geser dibawah kapasitas
lenturnya dan menjamin terpotongnya sengkang oleh retak miring
maka peraturan mensyaratkan pembatasan spasi tulangan sengkang
minimum, sbb:
Pembatasan Harga VS
Untuk balok beton yang mempunyai badan (web) yang sangat tipis,
keruntuhan diawali dengan hancurnya beton pada badan sebelum
melelehnya tulangan sengkang.
Untuk mencegah keruntuhan semacam ini maka tegangan tekan
diagonal/tegangan geser yang terjadi pada badan harus dibatasi, yaitu
dengan pembatasan harga Vs sebesar:
MODUL 6 97
6. Bila maka dimensi penampang balok
harus diperbesar
Contoh Soal:
Sebuah balok terletak pada tumpuan sederhana panjang bentang
bersih 5 m dan mendukung beban mati merata sebesar 21,5 kN/m
(termasuk beban sendiri) dengan beban hidup merata 34,5 kN/m,
bila fc’ = 24 MPa dan fyh = 275 MPa serta penampang berukuran bw
= 350 mm. Rencanakan penulangan geser balok tsb.
Penyelesaian:
• Tahap 1:
Beban merata berfaktor:
Wu = 1,6 x 34,50 + 1,2 x 21,50 = 81 kN/m
Gaya geser pada muka tumpuan:
Ru = 81 x 2,5 = 202,50 kN
Gaya geser pada jarak d dari muka tumpuan:
• Tahap 2:
Kekuatan geser yang diberikan beton:
MODUL 6 99
Jadi dipakai tulangan geser f 8-200.
Batasan daerah tulangan sengkang:
Soal 1
Sebuah balok pada struktur portal dengan panjang bentang bersih 5
m mempunyai hasil analisa gaya lintang seperti pada gambar dibawah
ini, rencanakan dan gambarlah tulangan geser balok tersebut.
MODUL 6 101
102 BAHAN AJAR STRUKTUR BETON BERTULANG I