Risky Nikmah Amaliah-Min

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 128

SIMBOLISASI IDEOLOGI AGAMA DALAM

FILM KARTUN SPONGEBOB SQUAREPANTS


(ANALISIS SEMIOLOGI ROLAND BARTHES)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos.) Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam pada Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Alauddin Makassar

Oleh:
RISKY NIKMAH AMALIAH
NIM. 50100110020

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2014
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Risky Nikmah Amaliah

Nim : 50100110020

Tempat/Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 10 Oktober 1991

Jur/Prodi/Konsentrasi : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Fakultas/Program : Dakwah dan Komunikasi/S1

Alamat : Jl. Manuruki Pajjaiang No. 18 Daya, Sudiang Raya

Judul : Simbolisasi Ideologi Agama dalam Film Kartun

Spongebob Squarepants (Analisis Semiologi


Roland Barthes).

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini


benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan
duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka
skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata-Gowa, 4 Desember 2014


11 Safar 1435 H
Penyusun

Risky Nikmah Amaliah


Nim. 50100110020

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penulisan proposal skripsi Saudari Risky Nikmah Amaliah


Nim: 50100110020, mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam pada Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar. Setelah meneliti dan mengoreksi
secara saksama proposal skripsi berjudul, “Simbolisasi Ideologi Agama dalam Film
Kartun Spongebob Squarepants (Analisi Semiologi Roland Barthes)”. Memandang
bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui dan
diseminarkan.
Demikian persetujuan ini diberikan untuk diproses lebih lanjut.

Samata-Gowa, 4 Desember 2014


11 Safar 1435 H

Pembimbing I Pembimbing II

Muliadi, S. Ag, M.Sos.I Dr. Abdul Halik, S. Sos, M. Si


NIP. 19730828 199803 1 001 NIP. 19730717 199903 1 001

iii
PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul, “Simbolisasi Ideologi Agama dalam Film Kartun


Spongebob Squarepants (Analisis Semiotik Roland Barthes)”, yang disusun oleh
Risky Nikmah Amaliah, NIM: 50100110020, mahasiswa Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar,
telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada
hari Jum’at tanggal 12 Desember 2014 Masehi, bertepatan dengan 19 Safar 1435
Hijriah, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana dalam Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (dengan beberapa
perbaikan).
Samata-Gowa, 4 Desember 2014
11 Safar 1435 H
DEWAN PENGUJI
Ketua : Dr. Hj. Muliaty Amin, M. Ag (………………………)
Sekretaris : Drs. Syam’un, M. Pd., MM (………………………)
Munaqisy I : Ramsiah Tasruddin, S. Ag, M. Si (………………………)
Munaqisy II : Dr. Mustari Mustafa, M. Pd (………………………)
Pembimbing I : Muliadi, S. Ag, M. Sos.I (…....…..….………….)

Pembimbing II : Dr. Abdul Halik, S. Sos, M. Si (………………………)

Diketahui oleh:
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Alauddin Makassar,

Dr. Hj. Muliaty Amin, M. Ag


NIP. 19540915 198703 2 001

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Ucapan rasa syukur yang tidak terhingga kepada Tuhan pemilik alam semesta
Allah Swt. atas segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Simbolisasi Ideologi Agama dalam
Film Kartun Spongebob Squarepants (Analisis Semiologi Roland Barthes)”.
Shalawat serta salam tidak hentinya diperuntukkan kepada junjungan
Rasulullah Muhammad Saw. beserta keluarga, sahabat, serta orang yang mengikuti
ajarannya. Dialah Nabi yang patut dijadikan sebagai inspirator sejati dalam segala
aspek kehidupan terutama dalam mengembangkan dakwah untuk menyebarluaskan
agama Allah yaitu agama Islam.
Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Strata Satu (S1). Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan
bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, baik secara moral maupun material.
Olehnya itu, dengan tulus dari hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada:
1. Dr. Hj. Muliaty Amin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, dan Wakil
Dekan I, II, dan III Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin
Makassar.
2. Muliadi, S.Ag., M.Sos.I selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam sekaligus sebagai Pembimbing I dan Drs. Syam’un, M.Pd., MM
selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Dengan
segenap rasa tulus memberikan kontribusi selama penulis menempuh
kuliah berupa ilmu, motivasi, nasihat, serta pelayanan sampai penulis
dapat menyelesaikan kuliah dan mendapat gelar sarjana S1.

v
vi

3. Dr. Abdul Halik, S.Sos, M.Si selaku pembimbing II yang dengan sabar
dan sedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan
membimbing penulis sehingga skripsi ini selesai dengan baik.
4. Dr. Mustari Mustafa, M.Ag dan Ramsiah Tasruddin, S.Ag, M.Si selaku
penguji I dan II yang telah menguji dan mengoreksi skripsi penulis hingga
akhirnya selesai dengan baik.
5. St. Rahmatiah, S.Ag., M.Sos.I, Dr. Arifuddin, M.Ag, dan Ramsiah
Tasruddin, S.Ag., M.Si selaku penguji konfrensif penulis.
6. Segenap dosen dan seluruh staf Fakultas Dakwah dan Komunikasi atas
ilmu, motivasi, nasihat dan pelayanannya selama penulis kuliah.
Terkhusus kepada Kakanda M. Hidayat, SE.I selaku staf jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam yang selalu bersedia memberikan
pelayanan dan mengarahkan penulis dalam proses perkuliahan dan
penyelesaian skripsi.
7. Kepada kedua orang tua penulis Ayahanda H. Ambo Itte (alm) dan
Ibunda tercinta Hj. Rennu (almh) yang mendidik dan membimbing
penulis semasa kecil. Beliau adalah guru abadi penulis yang takkan
pernah tergantikan. Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada
saudara saya Abd. Karim, Abd. Rahman, Mursalim, Anita, dan
Musdalifah serta sepupu-sepupu yang selalu memberikan semangat dan
dorongan yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
8. Ucapan terima kasih kepada guru-guru MAKN-MAN 3 Makassar yang
selalu membimbing dan memotivasi penyusun meski telah berada di
bangku kuliah. Terkhusus kepada H. Hamzah Ki Baderan, Lc dan
Hardiwati, Lc yang membimbing dengan penuh kesabaran demi
terselesaikannya skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
angkatan 2010, kita telah melewati suka duka bersama selama kuliah,
kebersamaan kalian adalah kecerian kita bersama dengan satu kata yang
selalu terucap “KPI bersatu”.
vii

10. Keluarga besar organisasi UKM LDK Al Jami’ UIN Alauddin Makassar
yang telah memberikan semangat hingga skripsi ini dapat terselesaikan
meski berbenturan dengan berbagai agenda dakwah.
11. Teman-teman se-alumni MAKN-MAN 3 Makassar angkatan 2007,
Maryam Musa, Siti Nurbaya, Nurhikmah Susanti Aliyah, Ida Ilmiah
Mursidin, Risky Annisa Khaerunnisa, Muhammad Fadel, dan Dzulqadri.
Makasih untuk semangat dan motivasinya.
12. Serta kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebut satu persatu
yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis memohon dan berserah diri
dengan segala rasa syukur yang tak terkira. Semoga Allah senantiasa melimpahkan
rahmat dan rezeki-Nya kepada semua pihak yang telah membantu.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Samata-Gowa, 4 Desember 2014


11 Safar 1435 H
Penyusun

Risky Nikmah Amaliah


Nim. 50100110020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................................ii


PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
ABSTRAK ........................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1-10
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 7
C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ..................................... 7
D. Tujuan dan Kegunaan .............................................................. 8
E. Garis Besar Isi Skripsi ............................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 11-51
A. Kajian Pustaka/Penelitian Terdahulu ...................................... 11
B. Tinjauan Umum tentang Film ................................................. 14
1. Pengertian /Definisi Film .................................................. 14
2. Sejarah Film ...................................................................... 17
3. Karakteristik Film ............................................................. 18
4. Unsur-unsur Film .............................................................. 19
5. Jenis-Jenis Film ................................................................. 21
6. Teknik Pengambilan Gambar ........................................... 24
C. Film sebagai Alat Komunikasi Antar-Budaya ........................ 26
D. Aspek-Aspek Ideologi Agama dalam Produk Film ................ 28
1. Pengertian Ideologi dan Ruang Lingkupnya ..................... 28
2. Pengertian Ideologi Agama .............................................. 29
3. Kandungan Ideologi dalam Film ...................................... 32
4. Ideologi Yahudi dan Sistem Keprotokoleran .................... 34
E. Simbolisasi Ideologi Agama dalam Film ................................ 42
F. Kajian tentang Semiotik Model Roland Barthes .................... 49

viii
ix

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 52-55


A. Jenis Penelitian ....................................................................... 52
B. Pendekatan Penelitian ............................................................. 52
C. Objek Penelitian ...................................................................... 53
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 53
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 56-109
A. Deskripsi Obyek Penelitian .................................................... 56
1. Profil Film Kartun Spongebob Squarepants ..................... 56
2. Sinopsis Kartun Spongebob Squarepants ......................... 58
3. Struktur Produksi Kartun Spongebob Squarepants .......... 60
4. Karakter Tokoh Kartun Spongebob Squarepants ............. 62
B. Temuan Hasil Penelitian ......................................................... 73
1. Simbolisasi Ideologi Agama dalam Kartun Spongebob
Squarepants ....................................................................... 73
2. Pesan tentang Ideologi Agama dalam Kartun Spongebob
Squarepants ....................................................................... 89
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 100
1. Bahasan Simbolisasi Ideologi Agama dalam Film Kartun
Spongebob ....................................................................... 100
2. Bahasan Pesan dan Makna Simbol Ideologi Agama dalam
Kartun Spongebob ........................................................... 102
3. Simbolisasi Ideologi Agama Yahudi dalam Film Kartun
Spongebob menurut Pandangan Islam ............................. 106
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 110-111
A. Kesimpulan ............................................................................. 110
B. Implikasi Penelitian ................................................................ 111
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbandingan Penelitian Terdahulu ............................................... 13-14

Tabel 4.1. Penanda dan Petanda dalam Kartun Spongebob................................ 74

Tabel 4.2. Penanda dan Petanda dalam Kartun Spongebob................................ 76

Tabel 4.3 Penanda dan Petanda dalam Kartun Spongebob................................. 78

Tabel 4.4 Penanda dan Petanda dalam Kartun Spongebob................................. 80

Tabel 4.5 Penanda dan Petanda dalam Kartun Spongebob................................. 82

Tabel 4.6 Penanda dan Petanda dalam Kartun Spongebob................................. 84

Tabel 4.7 Penanda dan Petanda dalam Kartun Spongebob................................. 86

Tabel 4.8 Penanda dan Petanda dalam Kartun Spongebob................................. 88

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 cover kartun Spongebob Squarepants ............................................ 57

Gambar 4.2 Spongebob Squarepants .................................................................. 62

Gambar 4.3 Rumah Nanas Spongebob Squarepants........................................... 62

Gambar 4.4 Squidward Tentacles ....................................................................... 63

Gambar 4.5 Patrick Star ...................................................................................... 64

Gambar 4.6 Mr. Krab .......................................................................................... 65

Gambar 4.7 Sandy Cheeks .................................................................................. 65

Gambar 4.8 Gary the Snail.................................................................................. 66

Gambar 4.9 Plankton........................................................................................... 67

Gambar 4.10 Mrs. Puff........................................................................................ 67

Gambar 4.11 Lary Lobster .................................................................................. 68

Gambar 4.12 Pearl Krabs .................................................................................... 69

Gambar 4.13 Mermaid Man................................................................................ 69

Gambar 4.14 Barnacle Boy ................................................................................. 70

Gambar 4.15 Dirty Bubble.................................................................................. 71

Gambar 4.16 Man Ray ........................................................................................ 71

Gambar 4.17 Raja Neptunus ............................................................................... 72

Gambar 4.18 Karen ............................................................................................. 72

Gambar 4.19 Flying Dutchman........................................................................... 73

xi
xii

Gambar 4.20 Spongebob dan Patrick Bersujud kepada Squidward.................... 74

Gambar 4.21 Dialog Spongebob, Patrick dan Squidward................................... 76

Gambar 4.22 Spongebob Membuat Simbol Metal.............................................. 78

Gambar 4.23 Spongebob Berpidato .................................................................... 79

Gambar 4.24 Capture Episode Mr. Magic.......................................................... 81

Gambar 4.25 Capture Episode Perkumpulan Squidward ................................... 81

Gambar 4.26 Spongebob dan Patrick Melihat di Jendela ................................... 82

Gambar 4.27 Capture Episode Perkumpulan Squidward ................................... 83

Gambar 4.28 Capture Episode Terjebak di Toko Mainan .................................. 83

Gambar 4.29 Sqiudward Mendapat Surat Denda................................................ 84

Gambar 4.30 Lantai Pola Papan Catur................................................................ 86

Gambar 4.31 Capture Episode Mr. Magic.......................................................... 87

Gambar 4.32 Capture Episode Missing Identity ................................................ 87

Gambar 4.33 Plankton Menguasai Warga Bikini Bottom .................................. 88

Gambar 4.34 Simbol Satanic .............................................................................. 92

Gambar 4.35 Mata Satu dalam Tampilan Nickeledion....................................... 96


ABSTRAK

Nama : Risky Nikmah Amaliah


NIM : 50100110020
Judul : Simbolisasi Ideologi Agama dalam Film Kartun Spongebob
Squarepants (Analisis Semiotik Roland Barthes)

Penelitian ini membahas tentang simbolisasi ideologi agama dalam film


kartun Spongebob Squarepants yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana ideologi
agama disimbolkan dalam film kartun Spongebob Squarepants. Selain itu, penelitian
ini juga bermaksud untuk menginterpretasi makna simbol-simbol ideologi agama
yang terkandung dalam film kartun tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis
teks media. Obyek yang diteliti adalah produk budaya hiburan yakni film kartun
khususnya kartun Spongebob Squarepants. Untuk menjawab tujuan penelitian ini
digunakan analisis semiologi Roland Barthes. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan analisis dokumen. Sedangkan teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis deskriptif dengan mengklasifikasikan per adegan
dalam tiap episode Spongebob yang dianggap relevan dengan penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat simbol-simbol ideologi
agama yang diselipkan dalam film kartun Spongebob Squarepants. Simbol atau tanda
tersebut menggambarkan tentang ideologi dari bangsa Yahudi yang diselipkan secara
halus. Simbol-simbol itu antara lain: papan catur, mata satu (eye of horus), simbol
metal atau simbol satanic, serta dialog-dialog yang mencerminkan identitas bangsa
Yahudi dalam berkomunikasi dengan sesamanya.
Simbol papan catur bagi bangsa Yahudi lantai berwarna hitam putih itu
adalah representasi dari lantai kuil Raja Sulaiman yang juga merupakan simbol
dualitas diantara kebaikan dan keburukan dalam kehidupan manusia atau bisa juga
bermakna persilangan antara dimensi manusia dan alam ghaib. Simbol mata satu (eye
of horus) bagi Yahudi merupakan gambaran dari mata Tuhan (God) yang mengawasi
seluruh gerak-gerik manusia dan untuk mengingatkan Yahudi agar selalu memenuhi
kehendak God. Simbol metal adalah isyarat khusus para elit freemason untuk
berkomunikasi dengan sesamanya “the brotherhood”, menunjukkan simbol
persaudaraan yang kuat terhadap sesama mason diseluruh dunia.
Selain itu, penelitian ini juga membahas pandangan Islam terhadap selipan
simbol-simbol Yahudi tersebut di dalam film kartun Spongebob Squarepants.

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan era teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju,
telah menyajikan berbagai kemudahan untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik
dalam hal pekerjaan maupun sekedar hiburan. Salah satu kemudahan yang diberikan
adalah hadirnya media massa untuk memuaskan kebutuhan khalayak terhadap
informasi, baik yang bersifat berita maupun hiburan. Komunikasi massa membingkai
film menjadi salah satu media atau saluran penyampai pesan, apakah itu pesan verbal
atau non-verbal.
Film sebagai alat komunikasi massa yang muncul di dunia, mempunyai masa
pertumbuhannya pada akhir abad ke-19 yaitu pada waktu unsur-unsur yang
merintangi perkembangan surat kabar sudah lenyap. Ini berarti bahwa pada
permulaan sejarahnya, film lebih mudah menjadi alat komunikasi yang sejati, karena
tidak mengalami unsur-unsur teknik, politik, ekonomi sosial dan demografi.1
Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang umumnya
memaparkan tentang suatu peristiwa, baik itu nyata maupun fiksi. Film memiliki
kekhasan tersendiri yang menjadikan seseorang tertarik untuk menyaksikan ataupun
menikmatinya. Sifat film yang audio-visual, membuat film memiliki daya tarik
tersendiri bagi khalayaknya. Karena film tak hanya menampilkan gambar saja, tapi
juga didukung oleh suara dan bahasa gambar yang sesuai serta mudah dipahami.
Bahasa dalam film adalah kombinasi antara bahasa suara dan bahasa gambar.
Dalam teori komunikasi, film mengandung pesan yang disampaikan kepada

1
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Cet. III; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 126.

1
2

komunikan. Makna yang diterima komunikan tidak selalu sama, sistem pemaknaan
dalam film berkaitan erat dengan khalayak yang menontonnya. 2
Film dikatakan sebagai sarana penyampai pesan karena film dibuat dengan
tujuan tertentu, yang hasilnya ditayangkan ke layar lebar atau layar televisi sehingga
dapat ditonton oleh sejumlah khalayak. Sebagaimana fungsi dari komunikasi massa
secara umum sebagai berikut: 3
a. Fungsi penyampai informasi, yaitu menyebarkan informasi yang dibutuhkan
oleh pembaca, pendengar, atau pemirsanya sesuai dengan kepentingan mereka.
b. Fungsi pendidikan, yaitu menyajikan tayangan-tayangan yang sifatnya mendidik
melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa.
c. Fungsi memengaruhi, yaitu memengaruhi pemirsa dengan iklan-iklan yang
ditayangkan televisi ataupun yang terdapat pada tajuk/editorial, features, artikel
dan sebagainya.
d. Fungsi penyebaran nilai-nilai (transmission of values), yaitu berupa sosialisasi
yang mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai
suatu kelompok.
Selain itu, kemampuan film dalam mempengaruhi khalayaknya juga menjadi
salah satu keunggulan film dibandingkan dengan media massa lainnya. Dalam teori
komunikasi dikenal sebuah teori jarum suntik yang mengasumsikan bahwa khalayak
akan menerima apa saja yang disajikan oleh televisi atau film dengan mudahnya,
karena televisi memberikan berbagai kemudahan dan kenyamanan bagi khalayaknya
yang menjauhkan mereka sejenak dari padatnya aktivitas sehari-hari.

2
Abdul Halik, Tradisi Semiotika dalam Teori dan Penelitian Komunikasi (Makassar:
Alauddin University Press, 2012) h. 196.
3
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, dan Siti Karlina, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar
(Cet. II, Ed. Revisi; Bandung: Refika Offset, 2009), h.18-19.
3

Salah satu jenis hiburan yang terdapat dalam media televisi adalah film
kartun. Film kartun ialah sebuah gambar lelucon yang muncul di media massa, yang
hanya berisikan humor semata, tanpa membawa beban kritik sosial apapun. 4 Film
kartun merupakan film hiburan yang mengajak penonton untuk berfantasi sehingga
mudah untuk tersugesti dengan atau oleh pesan yang dikandungnya. Bertolak pada
realita ini, beberapa stasiun televisi berupaya memenuhi kebutuhan penonton akan
hiburan dengan cara menyajikan film kartun guna menarik minat para penonton,
entah itu kalangan anak-anak, remaja, maupun orang dewasa.
Media elektronik televisi menayangkan berbagai menu hiburan dan informasi
menarik. Acara televisi untuk anak-anak begitu banyak jumlahnya dan ditayangkan
hampir setiap waktu oleh berbagai stasiun televisi. Berbagai jenis film kartun televisi
telah mempesona anak-anak dan menyedot sebagian besar waktu dan perhatiannya.
Bahkan mereka memilih menonton televisi dibanding bermain dengan teman
sebayanya. Tentu hal ini akan sangat menentukan perilaku anak, baik dalam
pembentukan karakter maupun perilaku bahasanya.
Namun, berbagai kepentingan telah dilibatkan dalam tayangan-tayangan
televisi, khususnya yang bersifat hiburan. Mulai dari ekonomi, politik, budaya
hingga ideologi agama, yang secara sadar maupun tidak, juga ikut mengambil andil
dalam tingkah laku penonton sehari-hari. Sebagai contoh, penyebaran suatu tanda
paham agama dengan kegiatan ritual-keagamaan yang digiring ke dalam perangkap
budaya massa, yang di dalamnya pelbagai bentuk artifisialitas, permainan bebas
bahasa dan citra dikembangkan sebagai cara dalam menciptakan imajinasi kolektif,
dan memanipulasi pikiran massa, yang di dalamnya berlangsung komodifikasi
kesucian. Ada proses semiotisasi ritual, yaitu memuati aspek-aspek kegiatan ritual

4
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 138.
4

dengan makna-makna yang sesungguhnya tidak bersifat hakiki. Ia dilengkapi dengan


tanda-tanda arifisial, yang tidak berkaitan sama sekali dengan konteks ibadah, akan
tetapi diciptakan dan dikonstruksikan sedemikian rupa, seakan-akan ia menjadi
bagian dari wacana ibadah.5
Film yang awalnya hanya menjadi sarana hiburan, telah beralih fungsi
menjadi sarana penyebaran tanda atau simzbol suatu ideologi atau paham agama
tertentu. Sehingga terkadang dijumpai beberapa tanda ideologi agama dalam
beberapa film kartun, seperti patung Jesus atau Bunda Maria, tanda salib, gereja,
illuminati, eye of chorus (mata satu), piramida, papan catur, dan lainnya. Film kartun
yang memuat tanda-tanda atau simbol ideologi-ideologi tersebut antara lain Avatar,
Spongebob Squarepants, Monster Inc, Pokemon, One Piece, dan masih banyak lagi.
Oleh karena itulah diperlukan ketelitian dan kehati-hatian dalam menyimak suatu
tayangan khususnya yang bersifat hiburan.
Film kartun Spongebob Squarepants merupakan objek kajian dalam
penelititan ini. Film kartun yang diproduksi oleh Nickelodeon Production House ini,
berkisah tentang kehidupan sebuah sponge di dasar laut yang selalu ceria. Sponge ini
bernama Spongebob Squarepants yang memiliki sahabat bintang laut berwarna
merah muda bernama Patrick. Selain itu, Spongebob juga memiliki rekan kerja
bernama Squitward yang merupakan seekor ubur-ubur dan seekor kepiting merah
yang mata duitan, Tuan Crab, yang merupakan pemilik restoran tempat Spongebob
bekerja.

5
Alfathri Adlin, Spiritualitas dan Realitas Kebudayaan Kontemporer (Cet. I, Yogyakarta:
Jalasutra, 2007), h. 176-177.
5

Perpaduan sifat yang berbeda-beda dari para tokoh dalam film kartun
Spongebob ini, mampu memberikan hiburan tersendiri bagi penontonnya. Meski
batasan usianya berlogokan (R-BO) yang berarti untuk remaja di bawah bimbingan
orang tua, tidak berarti bahwa penontonnya hanya kalangan remaja ke atas saja, tapi
juga kalangan anak-anak meski tanpa didampingi oleh orang tua mereka.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menelusuri tanda-tanda apa yang ada
dalam film ini. Terutama bagaimana tanda-tanda dalam film ini mampu
merepresentasikan ideologi agama tertentu. Karena film umumnya dibangun dengan
banyak tanda yang menyusunnya.6 Tanda-tanda itu dipadukan untuk mencapai efek
yang diinginkan. Oleh karena film merupakan produk visual dan audio, maka tanda-
tanda ini berupa gambar dan suara. Tanda-tanda tersebut adalah sebuah gambaran
tentang ideologi agama tertentu.
Berdasarkan pengamatan pra penelitian terhadap film kartun Spongebob
Squarepants, peneliti melihat beberapa scene yang baik untuk diteliti dalam upaya
memahami tanda suatu ideologi agama tertentu beserta maknanya. Tanda tersebut
berupa illuminati, piramida, mata satu (eye of horus), papan catur dan sebagainya,
yang merupakan lambang-lambang dari agama Yahudi. Keadaan ini bisa dijelaskan
karena sebagian masyarakat menganggap tanda tersebut tidak ada pengaruhnya
terhadap penonton. Padahal film yang baik adalah film yang mampu memengaruhi
masyarakat dalam kondisi apapun.7
Rasulullah Saw lebih dulu telah memperingatkan kaum Muslimin dalam
sabdanya yang berbunyi:

6
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 128.
7
Kuswandi, Wawan, Komunikasi Massa: Analisis Interaktif Budaya Massa (Cet. II; Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), h. 16.
6

»- -

8
ْ‫ﻗَﺎ َل » ﻓَﻤَﻦ‬
Artinya :
Telah menceritakan kepadaku Suwaidu bin Sa>id telah menceritakan kepada
kami Hafs bin Maisarah telah menceritakan kepadaku Z}aid bin Aslam dari
‘Atha> bin Yassa>r dari Abi> Sai>d al-Khudri berkata: Rasulullah saw
bersabda: Kalian akan mengikuti adat tradisi umat sebelum kalian sejengkal
demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Hingga sekiranya mereka masuk dalam
lubang dobb (sejenis biawak) sekalipun, niscaya kalian akan mengikutinya
juga.” Para Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud itu
orang-orang Yahudi dan Nasrani?” Rasulullah menjawab, “Kalau bukan
mereka, siapa lagi?”
Kemudian hadis tersebut dipertegas oleh Allah dengan firman-Nya dalam
kitab suci al-Qur’an yang berbunyi:

‫وَ ﻗَﺎﻟُﻮا ُﻛﻮﻧُﻮا‬


َ‫ُﴩﻛِﲔ‬
ِ ْ ‫اﻟْﻤ‬
Terjemahnya:
Dan mereka berkata, Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau
Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk,” Katakanlah : Tidak, melainkan
(Kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus dan bukanlah dia ( Ibrahim ) dari
golongan orang musyrik.9
Maka, berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan sebuah
penelitian terhadap kandungan simbolisasi ideologi agama dalam film kartun
terkhusus dalam animasi Spongebob Squarepants dengan judul penelitian

8
Abu> H}usain Muslim bin H}ajja>j al-Qusyairi> al-Naisa>buri>, S}ah}i>h} Muslim, Juz
VIII (Beiru>t: Da>r al-Jail, t.th), h. 57.
9
Departemen Agama, Mushaf ‘Aisyah: al-Qur’an dan Terjemahannya (Cet. I; Jakarta: Al
Fatih, 2013), h. 21.
7

“Simbolisasi Ideologi Agama dalam Film Animasi Spongebob Squarepants


(Analisis Semiologi Roland Barthes)”.

B. Rumusan Masalah
Dalam berkomunikasi, seorang komunikator dan komunikan akan merasa
lebih aman dan nyaman ketika memiliki banyak kesamaan, terutama dari segi
pemahaman. Sehingga untuk mencapai kenyamanan itu, perlahan pemahaman itu
diselipkan dalam produk-produk budaya, termasuk film, dengan menggunakan
tanda-tanda tertentu. Tanda-tanda tersebut bukan sekedar tanda saja, melainkan
mengandung suatu makna yang ingin disampaikan kepada khalayak agar mencapai
satu pemahaman yang sama antara komunikator dan komunikan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis menarik beberapa
rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ilmiah dan selanjutnya
menjadi pembahasan dalam skripsi penulis, yaitu:
1. Bagaimana simbolisasi ideologi agama dalam film kartun Spongebob
Squarepants?
2. Makna apa yang terkandung dalam film kartun Spongebob Squarepants
tentang ideologi agama?
C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
Fokus penelitian berfungsi untuk memberikan batasan dan cakupan penelitian
agar tidak terjadi kekeliruan dalam menginterpretasikan judul penelitian, sekaligus
juga memudahkan pembaca dalam memahami maksud dari penelitian ini. Peneliti
membatasi fokus penelitian menjadi dua hal yaitu:
8

1. Simbolisasi ideologi agama dalam kartun Spongebob Squarepants.


Peneliti bermaksud untuk menjelaskan dan memaparkan simbol-simbol apa
yang terdapat dalam kartun Spongebob terkhusus pada kandungan
ideologinya.
2. Makna simbolisasi ideologi agama yang terdapat dalam kartun Spongebob
Squarepants. Peneliti bermaksud untuk menjelaskan makna-makna yang
terkandung dalam simbol-simbol tersebut.
Terkait dengan simbolisasi ideologi agama dalam kartun Spongebob
Squarepants merupakan penyebaran akan pemahaman ideologi agama tertentu
melalui tanda-tanda yang diselipkan dalam tayangan film, khususnya kartun animasi.
Sedangkan makna simbolisasi ideologi agama merupakan jabaran tentang makna-
makna apa saja yang terkandung di dalam film kartun Spongebob Squarepants ini
yang disampaikan melalui tanda-tanda yang diselipkan dalam scene tertentu.

D. Tujuan dan Kegunaan


1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui nilai-nilai ideologi agama yang ada dalam film animasi
Spongebob Squarepants.
b. Untuk mengetahui dan memahami makna apakah yang terkandung dalam
simbol-simbol ideologi agama yang terdapat dalam film animasi
Spongebob Squarepants.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dalam skripsi ini adalah:
9

a. Segi Akademis,
Diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi mahasiswa yang melakukan
penelitian terhadap media dengan menggunakan analisis semiotika,
khususnya yang terkait dengan film kartun dengan model milik Roland
Barthes.
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam
rangka memperkaya referensi dalam penelitian di masa depan dan sebagai
bahan bacaan di perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
b. Segi Praktis,
Diharapakan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi praktisi perfilmn
terutama untuk memberikan rujukan bagaimana membuat film yang sarat
muatan makna dan memberi pencerahan. Sedangkan untuk praktisi
komunikasi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran ideal
tentang bagaimana membaca makna yang terkandung dalam suatu produk
media massa, melalui pendekatan semiotika.

E. Garis Besar Isi Skripsi


Untuk mengetahui secara rinci dan sistematis tentang isi pokok dari skripsi
ini, penulis menyusunnya menjadi lima bab. Setiap bab dibagi menjadi beberapa sub
bab, maksudnya adalah untuk memudahkan dan mengarahkan pembahasan serta
mempertajam wacana pada masalah dan pembahasan tersebut. Garis besar isi skripsi
disusun secara kronologis sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang yang
memunculkan masalah, rumusan masalah berupa ketentuan yang ditetapkan sebagai
masalah pokok yang akan dibahas, fokus penelitian dan deskripsi fokus yang
10

berfungsi untuk memberikan batasan dan cakupan penelitian agar tidak terjadi
kekeliruan dalam menginterpretasikan judul penelitian, sekaligus juga memudahkan
pembaca dalam memahami maksud dari penelitian ini, serta mengemukakan tentang
tujuan dan kegunaan penelitian dan garis besar isi skripsi yang bertujuan untuk
mengetahui isi pokok dalam skripsi.
Bab kedua, berisi tinjauan pustaka seputar kajian penelitian terdahulu yang
relevan dengan penelitian milik peneliti, pembahasan seputar film mulai dari
pengertian, karakteristik, jenis, sampai unsur film, kajian tentang ideologi
memaparkan tentang konsepsi pemahaman, serta ilmu semiotika yang membahas
tentang tanda-tanda dan juga ruang lingkupnya terkhusus kepada semiologi Roland
Barthes.
Bab ketiga, membahas tentang metode penelitian yang mencakup jenis
penelitian, pendekatan penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan data, serta
teknik pengolahan dan analisis data.
Bab keempat, menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang
menjelaskan tentang kandungan simbol-simbol ideologi agama dalam film
“Spongebob Squarepants” yang ditandai dengan gambar, bahasa, maupun pesan
lisan.
Bab kelima, merupakan bab penutup yang terdiri atas kesimpulan dari
permasalahan yang diteliti dan implikasi penelitian dari seluruh isi skripsi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka/Penelitian Terdahulu


Berbagai penelitian terkait kartun Spongebob Squarepants telah banyak
dilakukan dengan paradigma dan metode penelitian yang berbeda-beda pula. Berikut
paparan beberapa penelitian terdahulu yang juga menjadikan film sebagai objek
penelitian. Hal ini peneliti lakukan unutk menekankan bahwasanya penelitian yang
dilakukan peneliti memiliki perbedaan mendasar dengan penelitian lainnya yang
serupa.
Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian tentang Simbolisasi
Ideologi Agama dalam Film Animasi Spongebob Squarepants (Analisis Semiologi
Roland Barthes) yaitu:
1. Pada tahun 2010, seorang mahasiswa bernama Achmad Shahab dari Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, meneliti suatu film
dengan menggunakan analisis semiotika yang berjudul “Nilai-Nilai Agama
dalam Film Ayat-Ayat Cinta (Analisis Semiotika Nilai-Nilai Agama dalam
Film Ayat-Ayat Cinta)”. Achmad Shahab melihat kepada lokasi pembuatan
film yang memegang benar tentang nilai ajaran Islam, yaitu Mesir dan juga
memberikan pengetahuan betapa pentingnya arti sahabat. Perbedaan
mendasar dengan peneliti selain pada objeknya juga terdapat pada penelitian
terhadap isi dan penentuan ideologinya.
2. Pada tahun 2011, Ardiantoni seorang mahasiswa dari Universitas Komputer
Indonesia, melakukan penelitian terhadap kartun Spongebob Squarepants
dengan judul “Bagaimana Representasi Pesan Verbal Kritik Sosial dalam

11
12

Film Kartun The Spongebob Squarepants Movie?”. Dalam penelitiannya,


Ardiantoni menggunakan analisis semiotika untuk mengetahui kritik-kritik
sosial yang terdapat dalam kartun The Spongebob Squarepants Movie dengan
meneliti dan menganalisa setiap Scene yang terdapat dalam kartun The
Spongebob Squarepants Movie. Teori yang digunakan adalah teori semiotik
Roland Barthes yang merupakan teori yang sama yang digunakan peneliti
untuk mengkaji film animasi Spongebob Squarepants tersebut. Hanya saja,
objek dan struktur penelitiannya berbeda dengan yang dimiliki peneliti.
Ardiantoni menganalisis kandungan kritik sosial dalam kartun Spongebob,
sedangkan peneliti lebih kepada kandungan ideologi agama yang tersirat
dalam kartun tersebut.
3. Pada tahun yang sama, 2011, seorang mahasiswa dari jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
melakukan penelitian terhadap film Pakistan yang berjudul “Analisis
Semiotik Terhadap Film In The Name of God”. Dalam penelitiannya,
mahasiswa yang bernama Hani Taqiyyah ini menggunakan metode semiotika
untuk mengungkapkan ajaran Islam yang sebernarnya dan menghilangkan
islamophobia yang telah diciptakan oleh orang-orang Barat di luar sana.
Perbedaan mendasar dalam penelitian ini yaitu peneliti ingin mengungkap
ideologi apa yang terdapat dalam objek yang ditelitinya. Sedangkan Hani
Taqqiyah lebih kepada pemahaman tentang jihad yang sesungguhnya dengan
harapan dapat menghilangkan islamophobia yang telah diciptakan dunia
Barat untuk mengintimidasi kaum Muslim.
13

4. Masih di tahun yang sama, tahun 2011, seorang mahasiswi bernama


Nahdatunnisa Asry dari jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar melakukan penelitian terkait pesan dakwah
dalam suatu film dengan judul penelitian “Pesan Dakwah dalam Film Ketika
Cinta Bertasbih (Suatu Tinjauan Semiotika)”. Dalam penelitiannya,
Nahdatunnisa meneliti pesan dakwah dalam film bernafaskan Islam ini,
terutama dari segi akhlaknya. Perbedaan penelitian terletak pada objek yang
diteliti dan substansi dari penelitian itu sendiri. Peneliti dalam hal ini ingin
mengetahui suatu ideologi berdasarkan tanda-tanda yang terdapat dalam film
kartun ini, sedangkan Nahdatunnisa sudah membatasi pada pembahasan
tentang ideologi Islam saja kemudian hanya mengspesifikasikannya pada
pembahasan akhlak.
Perbedaan yang signifikan dari beberapa referensi skripsi yang dijadikan
rujukan dengan hasil penelitian milik peneliti, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1. Perbandingan Penelitian Terdahulu


Pendekatan
Nama Peneliti Objek Penelitian Substansi Penelitian Jenis Penelitian
Penelitian
Achmad Shahab Film Ayat-Ayat Meneliti tentang pentingnya Analisis semiologi Metode
Cinta arti sahabat dan nilai-nilai Roland Barhes kualitatif
agama Islam yang
terkandung dalam film
ayat-ayat cinta dengan
melihat lokasi
pembuatannya yang
memegang benar tentang
ajaran Islam, yaitu Mesir.
14

Ardiantoni Kartun Meneliti tentang kritik- Analisis data Metode


Spongebob kritik sosial yang terdapat dengan kualitatif
Squarepants dalam kartun The menggunakan
Movie Spongebob Squarepants analisis semiotik
Movie dengan meneliti dan Roland Barthes.
menganalisa setiap Scene
yang terdapat dalam kartun
The Spongebob
Squarepants Movie.

Hani Taqiyyah Film In The Name Mengungkapkan ajaran Analisis semiotika Pendekatan
of God islam yang sebenarnya terkhusus kualitatif
terutama yang berbau jihad mithologi Roland
dan menghilangkan Barthes
islamophobia yang telah
diciptakan oleh orang
Barat.
Nahdatunnisa Asry Film Ketika Cinta Mengungkap pesan-pesan Analisis semiotika Pendekatan
Bertasbih dakwah Islam yang khususnya kualitatif
terkandung dalam film semiologi Roland
Ketika Cinta Bertasbih Barthes
terkhusus yang berkaitan
dengan akhlak manusia,
entah itu kepada Tuhannya
maupun kepada sesame
manusia.
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2014.

B. Tinjauan Umum tentang Film

1. Pengertian/ Defenisi Film


Undang-Undang Nomor 33 tahun 2009 tentang Perfilman pada Bab 1 Pasal 1
menyebutkan, yang dimaksud dengan film adalah karya seni yang merupakan
prananta sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah
sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan. 1

1
Nawiroh Vera, M.Si, Semiotika dalam Riset Komunikasi (Cet. I; Bogor: Ghalia Indonesia,
2014), h. 91.
15

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), film adalah


selaput tipis yg dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yg akan dibuat
potret) atau untuk tempat gambar positif (yg akan dimainkan di bioskop).2
Defenisi film berbeda di setiap negara; di Perancis ada pembedaan antara film
dan sinema. “Filmis” berarti berhubungan dengan film dan dunia sekitarnya,
misalnya sosial politik dan kebudayaan. Di Yunani, film dikenal dengan istilah
cinema, yang merupakan singkatan dari cinemathograph (nama kamera dari Lumiere
bersaudara). Cinemathograpie secara harfiah berarti cinema (gerak), tho atau phytos
adalah cahaya, sedangkan graphie berarti tulisan atau gambar. Jadi, yang dimaksud
dengan cinemathographie adalah melukis gerak dengan cahaya.3 Agar dapat melukis
gerak dengan cahaya, harus menggunakan alat khusus yang disebut kamera. 4
Film merupakan salah satu bentuk media komunikasi massa. Hal ini
dikarenakan film merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan dengan
menggunakan saluran/media untuk menghubungkan antara komunikastor dan
komunikan dalam jumlah yang banyak, heterogen dan anonim, tersebar dimana-
mana (wilayah yang tak terbatas), dan menimbulkan efek tertentu pada khalayaknya.
Istilah film sering diartikan sebagai gambar hidup, juga sering disebut movie.
Film, secara kolektif, sering disebut ‘sinema’. Gambar hidup adalah bentuk seni,
bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari
orang dan benda (termasuk fantasi dan figure palsu) dengan kamera, dan/atau oleh
animasi.5

2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Pendidikan Nasional (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), h. 152.
3
Nawiroh Vera, M.Si, Semiotika dalam Riset komunikasi, h. 91.
4
Abdul Halik, Tradisi Semiotika dalam Teori dan Penelitian Komunikasi, h. 188.
5
Abdul Halik, Komunikasi Massa, Cet. I; Makassar: Alauddin Univeristy Press, 2013, h. 109.
16

Film adalah teknik audio-visual yang sangat efektif dalam mempengaruhi


penonton-penontonnya. Ini merupakan kombinasi dari drama dengan paduan suara
dan musik, serta drama dengan paduan dari tingkah laku dan emosi, dapat dinikmati
benar-benar oleh penontonnya, sekaligus dengan mata, telinga dan di ruang yang
remang-remang, antara gelap dan terang.6
Film merupakan cerminan dari kehidupan nyata yang diolah dan
diimajinasikan oleh penulis cerita, sutradara, dan editor hingga mampu menjadi
sebuah karya seni yang dinikmati oleh khalayak luas.
Sebagai media komunikasi massa, maka film merupakan sebuah pesan yang
dikomunikasikan kepada khalayak luas atau kepada sejumlah besar orang. Bahasa
dalam film adalah kombinasi antara bahasa suara dan bahasa gambar. Dalam teori
komunikasi, film mengandung pesan yang disampaikan kepada komunikan. Makna
yang diterima komunikan tidak selalu sama, sistem pemaknaan dalam film berkaitan
erat dengan khalayak yang menontonnya.7
Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti lebih menekankan pada salah satu
klasifikasi film yaitu animasi khususnya kartun. Ibiz Fernandez mendefenisikan
animasi sebagai berikut:
“Animation is the process of recording and playing back a sequence of still to
achieve the illusions of continues motion” yang artinya animasi adalah sebuah proses
merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk mendapatkan
sebuah ilusi pergerakan.8

6
H. A. W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan hubungan Masyarakat (Ed. I, Cet. Ke-6;
Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 84.
7
Abdul Halik, Tradisi Semiotika dalam Teori dan Penelitian Komunikasi, h. 196.
8
Ibiz Fernandez McGraw Hill, Macromedia Flash Animation And Cartooning: A Creative
Guide, (California: Osborn Press, 2002), h. 183.
17

Film kartun ialah sebuah gambar lelucon yang muncul di media massa, yang
hanya berisikan humor semata, tanpa membawa beban kritik sosial apapun. 9 Film
kartun merupakan film hiburan yang mengajak penonton untuk berfantasi sehingga
mudah untuk tersugesti dengan atau oleh pesan yang dikandungnya. Bertolak pada
realita ini, beberapa stasiun televisi berupaya memenuhi kebutuhan penonton akan
hiburan dengan cara menyajikan film kartun guna menarik minat para penonton,
entah itu kalangan anak-anak, remaja, maupun orang dewasa.

2. Sejarah Film
Film atau motion picture ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip
fotografi dan proyektor. Film yang pertama kali diperkenalkan kepada publik
Amerika Serikat adalah The Life of an American Fireman dan film The Great Train
Robbery yang dibuat oleh Edwin S. Porter pada tahun 1903. Tetapi film The Great
Train Robbery yang masa putarnya 11 menit dianggap sebagai film cerita pertama,
karena telah menggambarkan situasi secara ekspresif, dan menjadi peletak dasar
editing yang baik.10
Sedangkan dari catatan perfilman di Indonesia, film pertama yang diputar
berjudul Lady Van Java yang diproduksi di Bandung pada tahun 1926 oleh David.
Pada tahun 1927-1928 Krueger Corporation memproduksi film Eulis Atjih, dan
sampai tahun 1930, masyarakat disuguhi film Lutung Kasarung, Si Conat, dan
Pareh. Film-film tersebut merupakan film bisu dan diusahakan oleh orang-orang
Belanda dan Cina. Film bicara yang pertama berjudul Terang Bulan yang dibintangi

9
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 138.
10
Elvinaro Ardianto, dkk, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Ed. Revisi, Cet. II;
Bandung: Refika Offset, 2009), h. 143-144.
18

oleh Roekiah dan R. Mochtar berdasarkan naskah seorang penulis Indonesia bernama
Saerun.11
Pada tahun 1909, sepuluh perusahaan film dan peralatannya dari dalam dan
luar negeri membentuk Motion Picture Patens Company yang akan mematenkan
produk mereka sehingga akan menghasilkan laba. Perusahaan paten inilah yang
menangani sistem distribusi film secara nasional, dan inilah integritas vertikal
pertama dalam industri film yang menyerap semua kekuatan insan film.12

3. Karakteristik Film
Karakteristik film yang spesifik adalah layar lebar, pengambilan gambar,
konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis.13
a. Layar yang Luas/Lebar
Film dan televise sama-sama menggunakan layar, namun kelebihan media
film adalah layar yang digunakan berukuran lebih luas. Saat ini ada layar televise
yang berukuran jumbo, yang bias digunakan pada saat-saat khusus dan biasanya
di ruangan terbukaseperti dalam pertunjukan musik dan sejenisnya. Layar film
yang luas telah memberikan keleluasaan penontonya untuk melihat adegan-
adegan yang disajikan dalam film.
b. Pengambilan Gambar
Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar atau shot dalam
film bioskop memungkinkan dari jarak jauh atau extreme long shot dan
paranomic shot, yakni pengambilan pemandangan menyeluruh. Shot tersebut

11
Elvinaro Ardianto, dkk, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, h. 144.
12
William L. Rivers, Media Massa dan Masyarakat Modern (Cet. III, Ed. II; Jakarta:
Kencana, 2008), h. 199.
13
Elvinaro Ardianto, dkk, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, h. 145-146.
19

dipakai untuk memberikan kesan artistik dan suasan sesungguhnya, sehingga


film menjadi lebih menarik. Di samping itu, melalui paranomic shot, penonton
dapat memperoleh sedikit gambaran, bahkan mungkin gambaran yang cukup
tentang daerah teretentu yang dijadikan lokasi film sekalipun belum pernah
mengunjungi tempat tersebut.
c. Konsentrasi Penuh
Menyaksikan film di bioskop, menjadikan penonton lebih fokus pada alur
cerita film karena tempatnya yang memilki ruang kedap suara, sehingga
menghindarkan penonton dari keributan di sekitarnya. Beda halnya bila
menonton melalui televise di ruang terbuka dengan keributan orang di sekitarnya.
d. Identifikasi Psikologis
Penonton dapat merasakan suasana di gedung bioskop telah membuat pikiran
dan perasaan larut dalam cerita yang disajikan. Karena penghayatan yang amat
mendalam, secara tidak sadar seseorang menyamakan (mengidentifikasi)
pribadinya dengan salah seorang pemeran dalam film, sehingga seolah dia yang
sedang berperan dalam film tersebut.
Pengaruh film terhadap jiwa manusia (penonton) tidak hanya sewaktu atau
selama duduk di gedung bioskop, tetapi terus sampai waktu yang cukup lama.
Hal ini disebut imitasi. Kategori penonton yang mudah terpengaruh biasanya
anak-anak dan remaja, meski terkadang orang dewasapun ada.

4. Unsur-Unsur Film
Unsur film berkaitan erat dengan karakteristik utama film yaitu audio visual.
Unsur audio visual dikategorikan ke dalam dua bidang, yaitu sebagai berikut 14:

14
Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, h. 92.
20

a. Unsur naratif, yaitu materi atau badan olahan, dalam film cerita unsur naratif
adalah penceritaannya.
b. Unsur sinematik, yaitu cara/dengan gaya seperti apa bahan olahan itu digarap.
Kedua unsur ini tidak dapat dipisahkan, keduanya saling terikat sehingga
menghasilkan sebuah karya yang menyatu dan dapat dinikmati oleh penonton.
Sedangkan unsur lainnnya yang terdapat dalam sebuah film sebagai berikut:
a) Tittle/ judul.
b) Crident tittle, meliputi: produser, karyawan, artis, ucapan terima kasih, dan
sebagainya.
c) Tema film.
d) Intrik, yaitu usaha pemeranan film untuk mencapai tujuan.
e) Klimaks, yaitu benturan antar kepentingan.
f) Plot (alur cerita).
g) Suspen atau keterangan, masalah yang masih terkatung-katung.
h) Million/setting adalah latar belakang terjadinya peristiwa, masa/waktu, bagian
kota perlengakapan, aksesoris, dan fashion yang disesuaikan.
i) Sinopsis, memberi ringkasan/gambaran dengan cepat kepada orang yang
berkepentingan.
j) Trailer, yaitu bagian dari film yang menarik.
k) Character, yaitu karakteristik dari pelaku-pelakunya.15

15
Nahdhatunnisa Asry, “Pesan Dakwah dalam Film Ketika Cinta Bertasbih (Suatu Tinjauan
Semiotika)”, Skripsi (Makassar: Fak. Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin, 2013), h.
21

5. Jenis-Jenis Film
Pada dasarnya film dikategorikan menjadi dua jenis utama, yaitu film cerita
atau disebut juga fiksi dan film non crita, disebut juga nonfiksi. Film cerita atau fiksi
adalah film yang dibuat berdasarkan kisah fiktif. Film fiktif dibagi menjadi dua, yaitu
film cerita pendek dan film cerita panjang. Perbedaan yang paling spesifik dari
keduanya adalah pada durasi. Film cerita pendek berdurasi di bawah 60 menit,
sedangkan film cerita panjang pada umumnya berdurasi 90-100 menit, ada juga yang
sampai 120 menit atau lebih.
Film nonfiksi contohnya adalah film dokumenter, yaitu film yang
menampilkan tentang dokumentasi sebuah kejadian, baik alam, flora, fauna, ataupun
manusia. Selanjutnya muncul jenis documenter lain disebut dokudrama yang
merupakan reduksi realita demi tujua-tujuan estetis, agar gambar dan cerita lebih
menarik. 16 Sedangkan film fiksi atau film cerita terdapat banyak genre, seperti
berikut.
a. Action adalah jenis film yang mengandung banyak gerakan dinamis para
aktor dan aktris dalam sebagian besar adegan film, seperti halnya adegan
baku tembak, perkelahian, kejar mengejar, ledakan, perang dan lainnya.
b. Adventure adalah jenis film yang menitik beratkan pada sebuah alur
petualangan yang sarat akan teka teki dan tantangan dalam berbagai adegan
film.
c. Animation adalah jenis film kartun dengan berbagai alur cerita. Jenis ini
memiliki sub genre hampir sama dengan genre utama film non animasi. Ibiz
Fernandez mendefenisikan animasi sebagai berikut:

16
Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, h. 95.
22

“Animation is the process of recording and playing back a sequence of stills


to achieve the illusions of continues motion”, artinya ialah animasi
merupakan sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian
gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan.17
d. Biography adalah jenis film yang mengulas sejarah, perjalanan hidup atau
karir seorang tokoh, ras dan kebudayaan ataupun kelompok.
e. Comedy adalah jenis film yang dipenuhi oleh adegan komedi dan lelucon
sebagai benang merah alur cerita film.
f. Crime adalah jenis film yang menampilkan skenario kejahatan kriminal
sebagai inti dari keseluruhan film.
g. Documentary adalah jenis film yang berisi tentang kejadian dan peristiwa
yang terjadi secara nyata .
h. Drama adalah jenis film yang mengandung sebuah alur yang memiliki
sebuah tema tertentu seperti halnya percintaan, kehidupan, sosial, dan
lainnya.
i. Family adalah jenis film yang sangat cocok untuk dapat di saksikan bersama
keluarga.
j. Fantasy adalah jenis film yang penuh dengan imajinasi dan fantasy.
k. History adalah jenis film yang mengandung cerita masa lalu sesuai dengan
kejadian dan peristiwa yang telah menjadi sebuah sejarah.
l. Horror adalah jenis film yang berisi tentang kejadian mistis dan berhubungan
dengan kejadian-kejadian yang menyeramkan dan menakutkan sebagai
nyawa dari film tersebut.

17
Ibiz Fernandez McGraw Hill, Macromedia Flash Animation and Cartooning : A Creative
Guide (California: Osborn Press, 2002).
23

m. Musical adalah jenis film yang berkaitan dengan musik.


n. Mystery adalah jenis film yang mengandung alur cerita yang penuh akan
teka-teki untuk mengungkap inti dari film tersebut.
o. Romance adalah jenis film yang berisikan tentang kisah percintaan.
p. Science Fiction (Sci-Fi) adalah jenis film fantasi imajinasi pengetahuan
khususnya yang bersifat exact yang dikembangkan untuk mendapatkan dasar
pembuatan alur film yang menitikberatkan pada penelitian dan penemuan-
penemuan teknologi.
q. Sport adalah jenis film dengan latar belakang tentang olahraga.
r. Thriller adalah jenis film yang penuh dengan aksi menegangkan dan
mendebarkan dan biasanya tipe alur ceritanya biasanya berupa para jagoan
yang berpacu dengan waktu, penuh aksi menantang, dan mendapatkan
berbagai bantuan yang kebetulan sangat dibutuhkan yang harus
menggagalkan rencana-rencana kejam para penjahat yang lebih kuat dan
lebih lengkap persenjataannya.
s. War adalah jenis film yang sesuai dengan kategorinya yaitu memiliki inti
cerita dan latar belakang peperangan.
t. Western adalah jenis film yang berkaitan dengan suku di amerika dan
kehidupan pada zaman kebudayaan suku indian masih ada yang biasanya
memiliki tokoh koboi berkuda, sherif dan aksi khas duel menembak. 18

18
Iful, Mengenal Jenis-Jenis Genre Film, http://moviezone.heck.in/mengenal-jenis-jenis-
genre-film.xhtml, (13 februari 2014).
24

6. Teknik Pengambilan Gambar


Shotting merupakan proses pengambilan gambar dalam pembuatan film atau
video. Termasuk dalam proses produksi yang mebutuhkan persiapan, pengetahuan
dan skill dalam melaksanakan shooting. Salah satunya adalah dengan mengetahui
teknik shot itu sendiri dalam video. Berikut ini akan dijelaskan beberapa teknik shot
yang biasa digunakan dalam pembuatan video atau film.
a. Berdasarkan Sudut Pengambilan Gambar
1) Frog eye, merupakan teknik pengambilan gambar dengan ketinggiana kamera
sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek. Dengan teknik ini dihasilkan
suatu pemandangan obyek yang sangat besar. Biasanya terjadi distorsi
perspektif berupa pengecilan ukuran subyek, sehingga menghasilkan kesan
keangkuhan, keagungan, dan kekokohan.
2) Low angle, merupakan sudut pengambilan dari arah bawah obyek sehingga
kesan obyek jadi membesar.
3) Eye level, merupakan sudut pengambilan gambar yang sejajar dengan obyek.
Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang yang berdiri
atau pandangan mata seseorang yang mempunyai ketinggian tubuh tepat
tingginya sama dengan obyek. Sering disebut dengan normal shot.
4) High angle, merupakan sudut pengambilan gambar dari atas obyek sehingga
obyek terkesan mengecil. Selain itu, teknik pengambilan gambar ini
mempunyai kesan dramatis, yaitu kesan kerdil.
5) Bird eye, merupakan teknik pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera
di atas ketinggian obyek yang direkam. Hasil perekaman teknik ini
memperlihatkan lingkungan yang demikian luas dengan benda-benda lain
yang tampak di bawah demikian kecil.
25

6) Slanted, jenis shot ini merupaka jenis perekaman dengan sudut yang tidak
frontal dari depan atau frontal dari samping obyek, melainkan dari sudut 45῾
dari obyek, sehingga obyek lain ikut masuk dalam bingkai rekam.
b. Berdasarkan Ukuran Gambar
1) Extreme Close Up (ECU), yaitu pengambilan gambar sangat dekat sekali,
sehingga pori-pori kulit pun terlihat. Memperlihatkan detil suatu obyek secara
jelas.
2) Big Close Up (BCU), yaitu pengambilan gambar dari atas kepala hingga dagu
obyek. Menonjolkan obyek untuk memperlihatkan ekspresi tertentu.
3) Close Up (CU), yaitu pengambilan tepat dari atas kepala obyek sampai
bawah leher untuk memberi gambaran obyek secara jelas.
4) Medium Close Up (MCU), yaitu ukuran gambar sebatas kepala hingga dada
untuk menegaskan profil seseorang.
5) Medium Shot (MS), yaitu ukuran gambar sebatas dari kepala hingga pinggang
untuk memperlihatkan sosok seseorang.
6) Full Shot, yaitu pengambilan gambar penuh dari atas kepala hingga kaki
untuk memperlihatkan obyek secara keseluruhan.
7) Long Shot (LS), yaitu pengambilan gambar melebihi full shot sehingga
menunjukkan objek dengan latar belakangnya.
8) One Shot (1S), yaitu pengambilan gambar satu objek yang memperlihatkan
seseorang dalam in frame.
9) Two Shot (2S), yaitu pengambilan gambar dua objek. Biasanya
memperlihatkan dua orang yang sedang bercakap.
26

10) Group Shot (GS), yaitu pengambilan gambar sekelompok orang. Misalnya
ada adegan pasukan berbaris dan sebagainya.19
C. Film sebagai Alat Komunikasi Antarbudaya
Film merupakan media komunikasi massa paling populer. Film dibangun
oleh gambar-gambar. Gambar ini mempunyai ilusi yang kuat sekali terhadap
penontonnya, bahwa apa yang diproyeksasikan pada layar sunggun-sungguh
kenyataan. Ini disebabkan karena gambar-gambar ini berbeda dengan gambar seni
lukis misalnya, tapi merupakan gambar-gambar mekanis yang dibuat oleh mekanik
menggunakan kamera foto, kamera film). Gambar atau imaji itu sangat menyerupai
kenyataan. Melalui perantara media film seseorang atau sekelompok orang secara
tidak langsung melakukan komunikasi dengan dunia luar yang hegemoni, bahkan
sampai menyentuh wilayah budaya.
Komunikasi dan budaya adalah dua hal yang tidak terpisahkan, sebagaimana
dikatakan bahwa budaya adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya. Begitu
kita mulai berbicara tentang komunikasi, tak terhindarkan kita pun berbicara tentang
budaya karena budaya dan komunikasi berinteraksi secara erat dan dinamis. Maka
dari itu, inti dari sebuah budaya adalah komunikasi karena budaya tersebut muncul
melalui komunikasi.20
Film sebagai suatu media penyampai pesan sekaligus sebagai sebuah produk
budaya, film juga tak lepas dari kekuasaan yang dimiliki pembuat film sebagai

19
Bartho B.S, Teknik Pengambilan Gambar Video, http://www.dumetschool.com/blog/
Teknik-Pengambilan-Gambar-Video, (13 April 2014).
20
Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif: Suatu Pendeatan Lintas Budaya, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), h. 14.
27

komunikator pesan untuk memasukkan berbagai nilai maupun elemen yang


mendasari hal yang tampak dalam film tersebut.21
Film terdiri dari dua aspek, yakni isi dan lambang (simbol). Lambang utama
pada film adalah gabungan dari gambar-gambar. Dari awal pemunculan film sampai
sekarang, telah menghadirkan berbagai sineas-sineas yang juga menghadirkan
ramuan-ramuan film terbaru, yang terlahir dari tangan-tangan ahli para seniman film.
Film yang juga merupakan media komunikasi, tidak mencerminkan atau bahkan
merekam realitas; seperti medium representasi yang lain, film hanya mengonstruksi
dan menghadirkan kembali gambaran-gambaran dari realitas melalui kode-kode,
konvensi-konvensi, mitos dan ideologi-ideologi dari kebudayaannya sebagai cara
praktik signifikansi yang khusus dari medium.22
Berdasarkan klasifikasi pemikiran seorang pembuat film, maka terciptalah
salah satu genre atau jenis film, yaitu film cerita dan film non cerita. Pembuatan film
cerita diperlukan proses pemikiran berupa pencarian ide/gagasan dan juga proses
teknis untuk mengolah hasil dari ide/gagasan tadi menjadi film yang siap ditonton.
Oleh karena itu, suatu film terutama film cerita dapat dikatakan sebagai wahana
penyebaran nilai-nilai.
Jika dalam film cerita memiliki ragam jenis, demikina pula halnya yang
tergolong pada film non cerita, namun pada mulanya hanya ada dua tipe film non
cerita ini, yakni film dokumenter dan film faktual. Film faktual umunya hanya
menampilkan fakta, kamera sekedar merekam peristiwa, sedangkan film dokumenter

21
Abdul Halik, Tradisi Semiotika, h. 196.
22
Andi Rini Pratiwi A.Asgaf, “Lukisan Rasa Cinta pada Film Habibie dan Ainun: Analisis
Semiotika Film”, Skripsi (Makassar: Fak. Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin), h. 15.
28

selain mengandung fakta, ia juga mengandung subyektifitas pembuatnya.


Subyektifitas diartikan sebagai sikap atau opini terhadap peristiwa.23

D. Aspek-Aspek Ideologi Agama dalam Produk Film


1. Pengertian ideologi dan ruang lingkupnya
Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), ideologi memiliki arti
kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang
memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup, cara berpikir seseorang atau
suatu golangan, paham, teori dan tujuan yang merupakan satu program sosial
politik.24
Raymond William mengklasifikasikan penggunaan ideologi tersebut dalam
tiga ranah.25 Pertama, sebuah sistem kepercayaan yang dimiliki oleh kelompok atau
kelas tertentu. Defenisi ini terutama dipakai oleh kalangan psikologi yang melihat
ideologi sebagai seperangkat sikap yang dibentuk dan diorganisasikan dalam bentuk
yang koheren.
Kedua, sebuah sistem kepercayaan yang dibuat—ide palsu atau kesadaran
palsu−−yang bisa dilawankan dengan pengetahuan ilmiah. Ideologi dalam pengertian
ini adalah seperangkat kategori yang dibuat dan kesadaran palsu dimana kelompok
yang berkuasa atau dominan menggunakannya untuk mendominasi kelompok lain
yang tidak dominan. Ketiga, proses umum produksi makna dan ide. Ideologi disini
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan produksi makna.

23
Onong Uchjana Effendi, Mari Membuat Film, Panduan untuk Menjadi Produser, Panduan
& Pustaka Konfiden (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), h.16.
24
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia: Pusat Bahasa
Pendidikan Nasional (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 520.
25
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Cet. X; Yogyakarta: PT. LKiS
Printing Cemerlang, 2012), h. 87-90.
29

Faktor ideologis mempengaruhi komponen budaya melalui proses


pengkondisian psikologis, yaitu lewat dampak gagasan terhadap perilaku manusia.
Dalam keadaan tertentu, ideologi mungkin dapat memainkan peran penting,
sedangkan dalam keadaan lain mungkin peranannya tak seberapa penting. 26
Sedangkan menurut Frans Magnis Suseno, ideologi dimaksudkan sebagai
keseluruhan berpikir, nilai-nilai dan sikap dasar rohaniah sebuah gerakan kelompok
sosial atau individu.27
2. Pengertian Ideologi Agama
Identitas keagamaan merupakan suatu bidang di mana pembedaan yang
begitu besar disempurnakan oleh penggunaan jenis-jenis khusus pada pakaian,
barang, dan symbol. Kelompok keagamman yang berbeda mengambil berbagai
“seragam” yang menandakan bahwa seseorang adalah pengikut suatu agama tertentu
– atau cabang dari suatu agama. Oleh sebab itu, sebagian besar agama telah
mengungkapkan jenis pakaian khusus untuk fungsi tertentu dan menggunakan
pakaian itu berarti suatu pemisahan diri mereka sendiri dari yang lain, tetapi juga
bergabung dengan kelompok yang terpadu.28
Tradisi keagamaan selalu menunjukkan bahwa Tuhan tidak suka pada
beberapa perilaku yang dianggap salah dan juga memberikan restu pada perilaku
yang dianggap benar. Identitas kelompok (agama) inilah yang menjadikan awal
ideologisasi agama bagi pemeluknya. Ideologi sendiri berfungsi untuk

26
David Kaplan, Robert A. Manners, Teori Budaya: The Theory of Culture (Cet. III;
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002).
27
Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, h. 97.
28
Arthur Asa Berger, Tanda-Tanda dalam Kebudayaan Kontemporer: Suatu Pengantar
Semiotika (Cet. II; Yogyakarta: Triana Wacana Yogya, 2005), h. 117.
30

mempengaruhi kehidupan suatu kelompok agar sesuai dengan apa yang telah
digariskan sejak awal oleh agama tersebut. 29
Kerukunan antar umat beragama bukan berarti merelatifir agama-agama yang
ada dengan melebur kepada satu totalitas (sinkretisme agama) dengan menjadikan
agama-agama yang ada itu sebagai mazhab dari agama totalitas itu, melainkan
sebagai cara atau sarana untuk mempertemukan, mengatur hubungan luar antara
orang yang tidak seagama atau antara golongan umat beragama dalam setiap proses
kehidupan sosial.30
Di sisi lain, pada tingkat lebih lanjut identitas agama memberikan harapan
besar bagi masyarakat untuk maju, karena membentuk moral personal dan juga
solidaritas bagi masing-masing pemeluk agama. Namun demikian, sebagaimana
ideologi, agama tidak akan serta-merta dipercaya oleh para penganutnya, dalam
keadaan ini konstruksi identitas memberikan pengamanan akan keraguan tersebut.
Hingga penerimaan akan sebuah kepercayaan mutlak dan mesti dilakukan. Pada
dataran inilah kebanyakan pemerhati keagamaan memetakan asal-mula tindakan
kekerasan atas nama agama muncul.31
Agama sebagai ideologi tidaklah menjadi pokok persoalan, ketika
ideologisasi ini mampu memberikan kenyamanan dan keamanan bagi hidup di dunia
dan akhir nanti. Karena memang setiap agama menawarkan rasa aman kepada
pengikutnya. Perasaan seperti inilah yang dicari oleh setiap pengikut agama. Rasa

29
Andrhy Indrawan, “Makalah Ideologi Agama”, http://andrhyblog.wordpress.com/
2012/06/23/makalah-ideologi-agama/, (23 Juni 2012).
30
Said Agil Husin Al Munawar, Fikih Hubungan Antar Agama (Cet. III; Jakarta: Ciputat
Press, 2005), h. 5.
31
Said Agil Husin Al Munawar, Fikih Hubungan Antar Agama, h. 20.
31

aman memberikan ketenangan kepada manusia akan kehidupan setelah mati, seperti
apa yang selalu dipahamkan oleh setiap agama.32
Pada dasarnya, bila dikaji dari sudut pandang agama sebagai sistem sosial,
maka agama mempunyai aturan dan kriteria yang sama dengan semua organisasi
sosial lainnya. Agama mempunyai konsern terhadap aspirasi atau keinginan, harapan
dan juga tujuan yang dicita-citakan. Penganut agama punya rasa keinginan untuk
mengetahui apa yang terjadi nanti (kejadian alam, kecelakaan, kematian, dan lain-
lain.), mereka juga punya keinginan untuk mengekspresikan hubungannya dengan
Tuhan dalam bentuk ibadah dan kegiatan ritual keagamaan lainnya. Pada akhirnya
mereka semua menginginkan reward atau tujuan yang akan dicapai setelah
melakukan semua aturan dan norma yang ada (surga ataupun neraka).33
Proses pencapaian suatu tujuan akan berhasil ketika norma atau aturan yang
telah disepakati berhasil dilaksanakan dengan baik oleh anggotanya. Sebagaimana
sebuah peradaban yang akan terbentuk ketika masyarakat yang ada di dalamnya
mempunyai kesadaran dan bekerja secara komunal. Masyarakat pun tidak akan bisa
bekerja jika tidak ditopang individu-individu brilian yang bekerja demi tujuan
bersama. Ketika ini terealisasi maka sebuah peradaban bisa terbentuk.
Begitu juga agama, aturan dan norma-norma yang ada (demi tujuan yang
telah disepakati) akan berhasil jika semua pengikut menjalankannya. Untuk itu,
agama memerlukan satu etika (ethos) yang kemudian bisa menumbuhkan kesadaran
bagi pengikut agama guna menaati semua aturan yang ada. Etika dalam agama juga
berfungsi sebagai rasionalisasi suatu agama kepada penganutnya. Pula etika

32
Said Agil Husin Al Munawar, Fikih Hubungan Antar Agama, h. 115.
33
Andrhy Indrawan, “Makalah Ideologi Agama”, http://andrhyblog.wordpress.com/
2012/06/23/makalah-ideologi-agama/, (23 Juni 2012).
32

memberikan legitimasi bagi peraturan agama sehingga dapat dijalankan oleh


penganutnya. Weber berpendapat bahwa etika agama mempunyai pengaruh yang
sangat signifikan, penganut agama akan merasa berdosa jika tidak mengerjakan
aturan dalam suatu agama (konsep kewajiban).34

3. Kandungan Ideologi dalam Film


Ideologi merupakan konsep yang sentral dalam analisis wacana yang bersifat
kritis. Hal ini karena teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari praktik
ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu. Teori-teori klasik tentang ideologi
diantaranya mengatakan bahwa ideologi dibangun oleh kelompok yang dominan
dengan tujuan untuk mereproduksi atau melegitimasi dominasi mereka. Salah satu
strategi utamanya adalah dengan membuat kesadaran kepada khalayak bahwa
dominasi itu diterima secara taken for granted. Wacana dalam pendekatan semacam
ini dipandang sebagai medium melalui mana kelompok yang dominan mempersuasi
dan mengomunikasikan kepada khalayak produksi kekuasaan dan dominasi yang
mereka miliki, sehingga tampak absah dan benar. Ideologi dari kelompok dominan
hanya efektif jika didasarkan pada kenyataan bahwa anggota komunitas termasuk
yang didominasi menganggap hal tersebut sebagai kebenaran dan kewajaran.
Menurut Gramsci yang dikutip oleh Van Dijk, dapat menjelaskan fenomena apa yang
disebut sebagai “kesadaran palsu” atau “fals consciousness”, yakni bagaimana
kelompok dominan memanipulasi ideologi kepada kelompok yang tidak dominan
melalui kampanye disinformasi (seperti agama tertentu yang menyebabkan suatu

34
Hans J. Daeng, Manusia, Kebudayaan, dan Lingkungan: Tinjauan Antropologis, h. 327.
33

kerusuhan, orang kulit hitam selalu bertindak kriminal), melalui control media dan
sebagainya.35
Ideologi membuat anggota dari suatu kelompok akan bertindak dalam situasi
yang sama, dapat menghubungkan masalah mereka, dan memberikan kontribusi
dalam membentuk solidaritas dan kohesi di dalam kelompok. Dalam perspektif ini,
ideologi mempunyai beberapa implikasi penting. Pertama, ideologi secara inheren
bersifat sosial, tidak personal atau individual: ia membutuhkan share di antara
anggota kelompok lain, organisasi atau kolektivitas dengan orang lainnya. Kedua,
ideologi meskipun bersifat sosial, ia digunakan secara internal di antara anggota
kelompok atau komunitas sehingga membentuk identitas diri kelompok yang
membedakannya dengan kelompok lain.36
Adanya keanekaragaman corak beragama adalah fenomena empiris-historis
yang tidak mungkin dihindari. Berhadapan dengan realitas tersebut setiap umat
beragama “disapa” untuk menyikapi adanya pluralitas tersebut tanpa mengambil
sikap yang eksklusif, partikularis, dan intoleran dalam hidup di tengah-tengah
kemajemukan. Sebenarnya, pluralitas keagamaan adalah sebuah kehendak Tuhan
yang tidak akan berubah sehingga keberadaannya tidak mungkin ditolak atau
ditawar.37
Kaum pluralis melihat media sebagai saluran yang bebas dan netral, di mana
semua pihak dan kepentingan dapat menyampaikan posisi dan pandangannya secara
bebas. Pandangan semacam ini yang ditolak oleh kaum kritis. Pandangan kritis

35
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Cet. X; Yogyakarta: LKiS
Yogyakarta, 2012), h. 13.
36
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 13-14.
37
Penerbit Buku Kompas, “Menembus Batas Tradisi , Menuju Masa Depan yang
Membebaskan : Refleksi atas Pemikiran Nurcholis Madjid”, (Cet. I; Jakarta: PT. Kompas Media
Nusantara, 2006), h. 9.
34

melihat media bukan hanya alat dari kelompok dominan, tetapi juga memproduksi
ideologi dominan. Media membantu kelompok dominan menyebarkan gagasannya,
mengontrol kelompok lain, dan membentuk konsensus antar-anggota komunitas.
Lewat medialah, ideologi dominan, apa yang baik dan apa yang buruk dimapankan. 38
Media dapat menjadi sarana di mana satu kelompok mengukuhkan posisinya
dan merendahkan kelompok lain. Ini bukan berarti media adalah kekuatan jahat yang
(secara sengaja) merendahkan masyarakat bawah. Untuk menjelaskan semua ini,
maka konsep hegemoni adalah teori yang tepat. Konsep hegemoni dipopulerkan oleh
ahli filsafat politik terkemuka Italia, Antonio Gramsci, menjelaskan bahwa hegemoni
menekankan pada bentuk ekspresi, cara penerapan, mekanisme yang dijalankan
untuk mempertahankan, dan mengambangkan diri melalui kepatuhan para
korbannya, sehingga upaya itu berhasil mempengaruhi dan membentuk alam pikiran
mereka. Proses itu terjadi dan berlangsung melalui pengaruh budaya yang disebarkan
secara sadar dan dapat meresap, serta berperan dalam menafsirkan pengalaman
tentang kenyataan.39
4. Ideologi Yahudi dan Sistem Keprotokoleran.
Yahudi adalah suatu bangsa yang dulunya jajahan bangsa Eropa. Namun,
seiring waktu, muncul kitab Talmud yang telah mengalami perombakan seperti
halnya perjanjian lama. Dalam kitab Talmud itu mengatakan bahwa bangsa Yahudi
adalah bangsa pilihan Tuhan yang telah dijanjikan tanah yang suci sebagai tempat
mereka, yakni bumi Al Quds. Sehingga bangsa Yahudi mulai mereka menyadari
kekuatan mereka dan memilih bangkit dari keterpurukan mereka hingga akhirnya
mereka menjadi pemilik dari World Bank dan menguasai perekonomian bangsa

38
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 36
39
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 104.
35

Eropa. Bangsa Yahudi yang telah berhasil menguasai Eropa mulai sadar bahwa
mereka ternyata tidak memiliki negara untuk kedaulatan mereka sehingga mereka
memutuskan untuk migrasi ke tanah Al Quds Palestina seperti yang dijanjikan oleh
Tuhan sebagai tanah mereka.
Bangsa Eropa tidak ingin terus berada di bawah kendali Yahudi yang mulai
besar di daerah mereka, hingga akhirnya bangsa Eropa membantu proses migrasi
bangsa Yahudi ke Palestina. Jerman yang pada masa itu memiliki hubungan politik
dengan Turki, menjadi jembatan bagi orang-orang Yahudi yang ingin melakukan
migrasi ke daerah Palestina yang masih berada di bawah kekuasaan Turki.
Migrasi tersebut dilakukan secara bertahap hingga akhirnya bangsa Yahudi
yang berada di Palestina semakin banyak dan memutuskan untuk mendirikan negara
mereka sendiri. Yahudi kemudian melakukan ekspansi besar-besaran dengan bantuan
Jerman dan sekutunya, hingga mereka mendeklarasikan negara baru mereka, yakni
Israel. Namun, bangsa Yahudi belum puas dengan pembentukan negara tersebut.
Mereka ingin menguasai dunia dan menjadikan negara-negara lain berada di bawah
kekuasaan mereka.40 Mereka mulai menyusun strategi-strategi rahasia yang disebut
“keprotokoleran” untuk menjalankan misi penguasaan dunia. Isi dari keprotokoleran
Yahudi adalah sebagai berikut41:
a. Protokol Pertama
“Yahudi Masonik tidak akan bisa ditaklukkan oleh siapapun. Para
Yahudi Masonik, akan menggiring masyarakat internasional kepada kelalaian
diri, sebelum akhirnya menaklukkannya. Dengan mediasi pendirian

40
Henry Makow, Illuminati: The Cult that Hijacked the World, 2011, terj. Illumintai: Dunia
Dalam Genggaman Perkumpulan Setan (Cet. VI; Jakarta: Ufuk Press. 2014), h. 25-27.
41
Abdullah Al Thail, Yahudi Sang Penghancur Dunia (Cet. I; Jakarta Timur: Mirqat Media
Grafika, 2008), h. 319-352.
36

kelompok-kelompok penentang kekuasaan yang sah. Yahudi Masonik akan


mendorong masyarakat internasional menjadi pecandu miras dan narkoba,
guna membejat pola pikir masyarakat dunia. Yahudi Masonik, berusaha
dengan segala tipu daya untuk merusak mental dan moral para muda. Untuk
mensukseskan misi pengahancuran tersebut, Yahudi Masonik, akan menbidik
para pendidik, para buruh, para pembantu di rumah-rumah petinggi agama,
para pekerja, para wanita penghibur yang bekerja di tempat-tempat hiburan.
Dan para wanita pemuja kebebasan dan berpola hidup glamor.
Jargon yang kita anut untuk mewujudkan cita-cita besar kita ialah;
mengoptimalkan segala potensi kekuatan dan kebanggaan kita dengan segala
cara demi tercapainya tujuan. Kita aktualisasikan undang-undang kita−Torah
dan Talmud−sebaik mungkin. Kita tidak akan ragu sedikit pun untuk
“membeli” orang-orang hina dan pengkhianat bangsa mereka, selama hal itu
menguntungkan bagi terwujudnya obsesi kita.
Kita adalah bangsa pertama yang menciptakan kalimat (jargon)
kebebasan, kesetaraan (egalitas), dan persaudaraan, yang selalu digembar-
gemborkan masyarakat internasional di berbagai tempat di muka bumi ini.
Mereka meneriakkan propaganda kita tanpa tanpa sadar dan pemikiran yang
dalam. kita memakai ketiga kata ini untuk menutupi strategi adu domba dan
pertikaian yang kita tebar di tengah-tengah masyarakat dunia.
b. Protokol Kedua
“Kita harus mengerahkan segala potensi yang kita miliki agar peta
peperangan tetap pada dua poros saja−Barat dan Timur−. Jangan sampai peta
peperangan berpetak-petak menjadi beberapa kubu (poros), sebab hal itu akan
menyulitkan kita untuk menjadi penguasa ekonomi dunia. Kita jadikan kedua
37

poros yang bertikai memiliki ketergantungan ekonomi kepada kita, mengemis


bantuan kita.
Kita pakai kekuatan prs kita untuk menaburkan propaganda kita di
benak para gentile−bangsa non-Yahudi−agar supaya mereka patuh dengan
semua kebijakan yang kita putuskan.
Lihatlah keberhasilan propaganda kita. Kini apa yang diserukan
Darwin, Karl Marx dan Neitzsche menjadi ideologi pemikiran yang diyakini
banyak manusia di muka bumi ini. Semua itu wujud keberhasilan propaganda
kita untuk meracuni pemikiran umat manusia. Dunia informasi adalah
kekuatan mega dahsyat. Kita harus kuasai pers dunia. Kita jadikan para
jurnalis dan pelaku pers di bawah cengkraman kita dan kita cukup berada di
belakang layar.
c. Protokol Ketiga
Kita harus terapkan politik adu domba antara para penguasa dan rakyat
mereka agar memudahkan langkah kita untuk menguasai negara tersebut.
Untuk menaklukkan kekerasan hati para pejabat Negara, kita harus suap
mereka untuk memuluskan rencana kita.
Kita akan skenariokan krisis ekonomi dunia, melalui emas yang ada di
tangan kita. Kita akan provokasi para buruh untuk menuntut hak-hak mereka,
kita manfaatkan kebencian para buruh kepada majikan mereka untuk
mengobarkan dis-harmoni di antar kedua belah pihak.
d. Protokol Keempat
Freemasonry menjadi tameng yang menutupi kesejatian obsesi dan
rencana kita. Freemasonry juga menjadi peti kemas yang membungkus semua
langkah dan strategi rahasia kita terhadap para gentile/non Yahudi.
38

Freemasonry menjadi pembantu utama kita dalam mensterilkan pemikiran


ketuhanan di benak para pengikut Kristen dan agama-agama lain, lalu
menggantinya dengan kesibukan menghitung nominal harta kekayaan dan
kesibukan mencari uang.
Kita harus benturkan para pelaku usaha non Yahudi dengan ‘alat’
bunga pinjaman yang besar agar timbul persaingan yang tidak sehat dan
ketergantungan penguasa non Yahudi kepada kita. Yakinkan mereka bahwa
emas dalah wujud sesembahan yang sesungguhnya.
e. Protokol Kelima
Pemerintahan kita harus dibentengi dengan peradaban kita dan
peradaban negara-negara lain yang berada di bawah cengkraman kita. Kita
beli para penulis besar, para pakar keilmuwan, para administrator, para
akuntan, para politikus dan manusia-manusia hebat lainnya untuk kita jadikan
antek kita. Kita undang para pelajar terbaik dari negara-negara miskin untuk
belajar di negara kita, setelah tamat kita jamin hidup mereka dan kita tidak
minta imbalan dari mereka selain menjadi duta penyampai misi-misi kita di
Negara mereka masing-masing.
f. Protokol Keenam
Kita akan lebarkan dominasi pers kita ke media massa local, kita akan
awasi sensor ketat, sehingga berita-berita yang dirilis benar-benar seusia
dengan misi dan tujuan propaganda kita. Tidak ada satupun berita yang
dimuat kecuali dengan izin kita.
Kita akan menerapkan beban pajak tinggi kepada setiap penerbit yang
menerbitkan buku-buku besar, kita bebaskan pajak bagi penerbitan buku-
buku ringan, utama buku-buku yang dilarang dan dibenci para petinggi
39

agama untuk diterbitkan. Kita dukung penerbitan majalah-majalah


pengumbar nafsu. Kita akan beli pers milik perusahaan keluarga untuk
mengkonter berita-berita yang menyudutkanmisi kita.
Kita harus memutarbalikkan opini publik agar jauh dari realita fakta
yang sesungguhnya. Keharusan kita adalah menebar wacana, menghujani
oto-kritik dengan logika-logika terbalik untuk menyerang musuh-musuh kita.
Kita harus mengskenariokan misi pers menjadi penyapa hati publik
internasional, kita memiliki pakar-pakar media brilian yang mahir dalam
mengondisikan opini dunia.
Kita harus melakukan segala cara untuk memperdaya manusai dengan
hiburan-hiburan yang melengahkan, dengan mendirikan tempat-tempat
hiburan baru, festival seni dan turnamen olahraga untuk membumikan misi
besar kita di tengah-tengah masyarakat internasional.
g. Protokol Ketujuh
Kita harus mendelegasikan orang-orang kita di kelompok-kelompok
rahsaia dan di klub-klub Freemasonry untuk tugas spionase internasional dan
polisi rahasia kita di penjuru dunia, sehingga dari mereka dapat diketahui peta
informasi penting dunia, kemudian mengambil langkah yang tepat untuk
menyikapi wacana yang ada.
Sebelum puncak kekuasaan dunia tercapai, kita harus intensif
mendirikan klub-klub baru Freemasonry sebagai tangga untuk menaiki
puncak kekuasaan. Ketika tumpuk kekuasaan dunia telah kita raih, sangat
mudah bagi kita menghancurkan klub-klub Freeamsonry non Yahudi yang
menentang kita. Kita akan bunuh para pegiat Freemasonry yang
40

memberontak, dengan cara halus dan sistematis serta tidak menimbulkan


kecurigaan sedikitpun, baik di internal maupun eksternal Freemasonry.
h. Protokol Kedelapan
Kita harus mencari kesalahan-kesalahan para petinggi agama non
Yahudi serta merumuskan cara terbaik untuk membusukkan karakter mereka
di hadapan publik. Kita tidak boleh lengah terhadap ajaran-ajaran yang
diserukan petinggi agama, sebab hal tersebut menjadi kendala utama
pencapaian tujuan.
Untuk menjual senjata-senjata yang kita produksi, kita harus
mempersenjatai kelompok minoritas, menyulut api kemarahan mereka,
mendalangi tindakan sabotase mereka, mebeli otorator terbaik untuk
menyuarakan permusuhan kepada pihak pemerintah yang sah.
Kita harus menciptakan instabilitas masyarakat dunia, dengan
memfasilitasi dan mempersenjatai kelompok ultra radikal keagamaan,
kebangsaan dan kelompok lainnya. Kemudian kita dekati penguasa Negara-
negara besar untuk memburu dan menghabisi mereka. Saat itulah misi kita
akan berhasil dan senjata produk kita juga akan terjual.
i. Protokol Kesembilan
Kita akan tenggelamkan pemerintah negara-negara gentile dengan
hutang-hutang besar. Kita provokasi mereka untuk meminjammodal
pembangunan dan belanja negara kepada kita. Kita harus membeli saham di
bursa-bursa tiap negara. Ketika kita telah menguasai bursa saham, kta
guncang pasar uang di negara-negara tersebut agar terjadi krisi monoter.
Dengan cara inilah kita bisa mempertahankan nilai tukar mata uang kita dan
menjaga domniasi kita di dunia monoter.
41

Emas sebagai inti kekuatan anak zaman ini, ada di genggaman kita dan
kita harus pertahankan tetap di tangan kita. Dominasi emas (monoter) ini
harus terus berlanjut hingga ke anak cucu dan generasi yang akan datang.
Senjata emas ini merupakan pedang tajam kita untuk menggapai kekuasaan
dunia. Kita butuh tindakan terorisme untuk mengguncang perdamaian dunia,
kemudian kita ciptakan dan giring opini dunia bahwa perdamaian sejati tidak
akan pernah terwujud, kecuali jika dunia di bawah panji para Zionis.
j. Protokol Kesepuluh
Langkah pertama yang mesti kita kerjakan untuk mengeksiskan kerjaan
kita ialah menghancurkan organisasi, lembaga swadaya dan klub-klub yang
dulu sengaja kita bentuk untuk menopang rencana besar kita. Sungguh naïf
dan sangat berbahaya membiarkan wadah-wadah tersebut tetap eksis, sebab
akan menjadi ancaman besar bagi kerajaan kita. Diraja Israrel akan dipilih
langusng oleh Tuhan. Tugas pertamanya adalah menghancurkan pemikiran-
pemikiran controversial yang telah kita pakai sebagai alat untuk mewujudkan
impian kita.
Diraja kita harus berasal dari klan keluarga Daud yang dilindungi dan
didampingi para cerdik cendikia Zionis. Diraja kita harus jauh dari geliat
syahwat biologis, rendah hati dan suka berbaur dengan rakyatnya di ruang-
ruang publik. Diraja kita harus bersih dari skandal-skandal pribadi. Dan harus
rela mengorbankan segala keinginannya demi kepentingan rakyatnya. Diraja
kita harus menjad simbol kemuliaan, kewibawaan dan kekuatan.
42

E. Simbolisasi Ideologi Agama dalam Film

Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, seseorang akan melakukan


interaksi dengan lainnya untuk menyampaikan maksud atau tujuan tertentu. Agar
mudah dipahami oleh lawan bicaranya, seseorang membutuhkan alat komunikasi.
Dalam berkomunikasi, manusia memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan
dengan makhluk lainnya yaitu kemampuan menciptakan bahasa simbolik.
Tapi tidak semua tanda dapat dipahami begitu saja karena setiap orang
memiliki interpretasi sendiri dalam memaknai suatu tanda. Selain itu, simbol juga
memiliki beragam makna dan defenisi yang berbeda sebagai berikut 42:
1) Simbol adalah sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang terlihat yang
menggantikan gagasan atau objek,
2) Simbol adalah kata, tanda, atau isyarat, yang digunakan untuk mewakili
sesuatu yang lain seperti arti, kualitas, abstraksi, gagasan, dan objek,
3) Simbol adalah apapun yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan atau
dengan kesepakatan atau kebiasaan,
4) Simbol sering diartikan secara terbatas sebagai tanda konvensional, sesuatu
yang dibangun oleh masyarakat atau individu dengan arti tertentu yang
kurang lebih standar dan disepakati atau dipakai anggota masyarakat itu
sendiri. Arti simbol dalam konteks ini sering dilawankan dengan tanda
ilmiah.
Kehidupan manusia sangat dipenuhi oleh tanda, dengan perantara tanda-tanda
proses kehidupan lebih efisien. Tanda-tanda ini menjadi perantara bagi komunikasi

42
Arthur Asa Berger, Tanda-Tanda dalam Kebudayaan Kontemporer: Suatu Pengantar
Semiotika, h. 24.
43

manusia dengan sesamanya, sekaligus mengadakan pemahaman yang lebih baik


terhadap dunia.43
Tanda sedikitnya menjalankan enam fungsi dasar dalam komunikasi, meliputi
fungsi referensial, emotif, injungtif, puitik, fatik dan linguistik. 44
1. Fungsi referensial adalah suatu bentuk penandaan yang diharapkan diartikan
dengan cara objektif oleh komunikan. Setiap tanda yang dibuat diupayakan
untuk mengiliminir atau menghapus timbulnya penafsiran alternatif dan
pesan yang ambigu.
2. Fungsi emotif adalah sebuah upaya mengomunikasikan tanggapan subyektif
pembuat pesan, seperti kesan estetis, feminine, maskulin, sampai dengan
stylistic (bergaya). Gambar untuk desain mode merupakan contoh yang
paling nyata, yang biasanya mengandung bias emosi untuk mengikuti
pandangan umum (stereotype) tentang bentuk tubuh yang idela atu bahasa
tubuh yang disukai.
3. Fungsi konatif (injungtif), tujuannya untuk membujuk komunikan mengambil
tindakan tertentu seperti membeli atau nmenggunakan jasa yang ditawarkan
ataupun mengikuti budaya dan ideologi tertentu.
4. Fungsi estetis (puitis) ini pada dasarnya dirancang untuk membangkitkan rasa
akan keindahan, keselarasan, keharmonisan, dan estetika sebuah karya
desain. Pembenaran tertinggi bagi gambar desain bbukanlah renungan indah
oleh seniman atau penikmat seni, melainkan sebuah transaksi informasi,

43
Ali Imron, M. Si, Semitotika al Qur’an: Metode dan Aplikasi terhadap Kisah Yusuf (Cet. I;
Yogyakarta: Teras, 2011), h. 1-2.
44
Prodi Desain Komunikasi Visual FSR ISI Yogyakarta dan Studio Diskom, Irama Visual:
dari Tukang Reklame sampai Komunikator Visual, h. 93- 98.
44

sehingga terdapat nilaiyang akan memengaruhi sikap dan tindakan untuk ke


depannya.
5. Fungsi fatik memang agak susah untuk dipahami karena menyajikan fakta-
fakta yang tidak terukur. Komunikasi fatik adalah komunikasi yang tidak
berupaya untuk mencatat atau mengomunikasikan fkata-fakta pandangan
dan/atau informasi, tetapi berperan sebagai sarana untuk memulai,
mempertahankan, atau mengakhiri komunikasi antara si pengirim pesan dan
penerima pesan. Fungsi fatik akan terlihat jelas di rancangan komik.
6. Fungsi metalinguistik bertujuan untuk mengomentari, menjelaskan,
membentangkan atau menguraikan komunikasi-komunikasi lain.tanda kutip
atau koma pada sebuah kata atau kalimat menunjukkan bahwa kata atau
kalimat tersebut mempunyai makna khusus yang dapat dijelaskan diluar kata
atau kalimat itu sendiri sebatas konteks pembicaraan.
Oleh karena itu, perlu suatu ilmu untuk bisa memahami makna atau tanda
tersebut agar bisa menyamakan pemahaman yang dikenal dengan nama semiotika
atau semiologi. Semiologi atau ilmu tentang semiotika adalah salah satu ilmu yang
digunakan untuk merepresentasikan pesan (tanda) dalam proses komunikasi. 45
Bila membahas tentang makna, maka akan berkaitan dengan pembahasan
semiotika karena semiotika adalah ilmu yang membahas tentang tanda atau makna
atau simbol. Charles Morries dalam buku Teori Semantik karya J. D. Parera,
membedakan tiga macam semiotik: sintaksis, semantik, dan pragmatik. 46
Semiotika muncul sebagai bidang penyelidikan ilmiah sebelum Perang Dunia
I. Tokoh-tokoh yang muncul dalam masa tersebut adalah Ferdinand de Saussure

45
Nawiroh Vera, M. Si, Semiotika dalam Riset Komunikasi, h. 1-2.
46
Jos Daniel Parera, Teori Semantik (Ed. Revisi; Jakarta: Erlangga, 2004), h. 10
45

(1875-1913), seorang ahli linguistik berkebangsaan Swiss, dan Charles Sanders


Pierce (1839-1914), seorang filsuf Amerika. Dalam Course in General Linguistic,
Saussure berargumentasi bahwa sebuah ilmu yang menelaah keberadaan tanda-tanda
dalam sebuah masyarakat dapatlah dikukuhkan. Ilmu tersebut merupakan bagian dari
psikologi umum, yang disebut semiologi (dari kata Yunani semion yang berarti
tanda). Semiologi menunjukkan apa yang membentuk tanda-tanda, serta hukum apa
yang mengatur tanda-tanda. Di tempat lain pada saat yang hampir bersamaan Pierce
menyatakannya sebagai semiotik, yakni ajaran formal yang mempelajari tanda-
tanda.47
Istilah semiologi dan semiotik kurang lebih hampir sama dalam aspek
penelitiannya, yakni mempelajari tanda-tanda. Istilah semiologi berasal dari bahasa
Prancis semiologie, sedangkan semiotik berasal dari bahasa Inggris. Kendati
demikian, ada yang berpandangan bahwa dua varian tersebut mempunyai bidang
bahasan yang berbeda dalam penelitian teoritiknya. Hal ini disebabkan pada
dasawarsa semenjak terbitnya karya Saussure dan Pierce, semiotik telah memperluas
konsep teoritiknya ke bidang-bidang internasional yang berkaitan dengan linguistik,
teori sosial, teori film, sejarah sosial, dan komunikasi, yang mendorong terbitnya
jurnal semiotik dengan beberapa pakar seperti Umberto Eco dari Italia, Roland
Barthes dari Prancis, dan Thomas Sebeok dari Amerika.48
Tradisi semiotika terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-
tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar

47
Prodi Desain Komunikasi Visual FSR ISI Yogyakarta dan Studio Diskom, Irama Visual:
dari Tukang Reklame sampai Komunikator Visual, (Ed. Revisi, Cet. II; Yogyakarta: Jalasutra, 2009),
h. 89.
48
Prodi Desain Komunikasi Visual FSR ISI Yogyakarta dan Studio Diskom, Irama Visual:
dari Tukang Reklame sampai Komunikator Visual, h. 89.
46

tanda-tanda itu sendiri. Penyelidikan tanda-tanda tidak hanya memberikan cara-cara


untuk melihat komunikasi, melainkan memiliki pengaruh yang kuat pada hampir
semua perspektif yang sekarang diterapkan pada teori komunikasi.49
Tradisi semiotika tidak pernah menganggap terdapatnya kegagalan
pemaknaan, karena setiap `pembaca` mempunyai pengalaman budaya yang relatif
berbeda, sehingga pemaknaan diserahkan kepada pembaca. Dengan demikian, istilah
kegagalan komunikasi (communication failure) tidak pernah berlaku dalam tradisi ini
karena setiap orang berhak memaknai teks dengan cara yang berbeda. 50
Konsep dasar yang menyatukan tradisi ini adalah tanda yang didefenisikan
sebagai stimulus yang menandakan atau menunjukkan beberapa kondisi lain−seperti
ketika asap menandakan adanya api. Konsep dasar kedua adalah symbol yang
biasanya menandakan tanda yang kompleks dengan banyak arti, termasuk arti yang
sangat khusus.51
Oleh sebab itu, semiotika sangat dibutuhkan oleh manusia karena setiap
interaksi yang dilakukan manusia, sadar atau tidak sadar, menggunakan sistem
lambang atau simbol. Simbol atau yang biasa disebut bahasa non-verbal, umumnya
digunakan seseorang maupun instansi karena lebih mudah dipahami dibanding
bahasa verbal (kata-kata). Semiotika adalah ilmu yang membantu manusia dalam
memahami makna tersebut.
Semiotik bertujuan untuk mengetahui makna-makna yang terkandung dalam
sebuah tanda atau menafsirkan makna tersebut sehingga diketahui bagaimana

49
Stephen W. Little John & Karen A. Foss, Teori Komunikasi: Theories of Human
Communication, h. 53
50
Nawiroh Vera, M. Si, Semiotika dalam Riset Komunikasi, h. 8.
51
Stephen W. Little John & Karen A. Foss, Teori Komunikasi: Theories of Human
Communication, h. 53-54.
47

komunikator mengkonstruksi pesan. Konsep pemaknaan ini tidak terlepas dari


perspektif atau nilai-nilai ideologis tertentu serta konsep kultural yang menjadi ranah
pemikiran masyarakat dimana simbol tersebut diciptakan. Kode kultural yang
menjadi salah satu faktor konstruksi makna dalam sebuah simbol menjadi aspek yang
penting untuk mengetahui konstruksi pesan dalam tanda tersebut. Konstruksi makna
yang terbentuk inilah yang kemudian menjadi dasar terbentuknya ideologi dalam
sebuah tanda.
Pembacaan semiotik tidak hanya menganalisis tanda-tanda dan mencari
tingkatan makna yang ada. Sesuai dengan kajian semiotika komunikasi, tanda-tanda
tersebut merupakan wahana untuk komunikasi, sehingga terdapat pesan-pesan
filosofis atau ideologi-ideologi yang tersembunyi di dalamnya.52
Pengembangan semiotika sebagai bidang studi ditetapkan dalam pertemuan
Vienne Circle yang berlangsung di Universitas Wina tahun 1922. Di Wina Circle,
sekelompok sarjana menyajikan sebuah karya yang berjudul “International
Encyclopedia”. Semiotika dikelompokkan menjadi tiga bagian atau tiga cabang ilmu
tentang tanda.53
a. Semantics, yang mempelajari bagaimana sebuah tanda berkaitan dengan
lainnya.
b. Syntatics, yang mempelajari bagaimana sebuah tanda memiliki arti dengan
tanda yang lain
c. Pragmatics, yang mempelajari bagaimana sebuah tanda digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.

52
Program Studi Desain Komunikasi Visual FSR ISI Yogyakarta dan Studio Diskom, Irama
Visual: dari Toekang Reklame sampai Komunikator Visual (Cet. II; Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h.
87.
53
Nawiroh Vera, M. Si, Semiotika dalam Riset Komunikasi, h.3.
48

Sedangkan berdasarkan lingkup pembahasannya, semiotika dibedakan atas


tiga macam yakni sebagai berikut.54
a. Semiotika Murni (Pure)
Pure Semiotic membahas tentang dasar filosofis semiotika, yaitu berkaitan
dengan metabahasa, dalam arti hakikat bahasa secara universal.
b. Semiotika Deskriptif (Descriptive)
Descriptive Semiotic adalah lingkup semiotika yang membahas tentang
semiotika tertentu, misalnya sistem tanda tertentu secara deskriptif/rinci.
c. Semiotika Terapan (Applied)
Applied Semiotic adalah lingkup semiotika yang membahas tentang
penerapan semiotika pada bidang ataus konteks tertentu, misalnya kaitannya
dengan sistem tanda sosial, sastra, komunikasi, periklanan, dan lain
sebagainya.
Bidang kajian semiotika atau semiologi adalah mempelajari fungsi tanda
dalam pesan, yaitu bagaimana memahami sistem tanda yang ada dalam pesan yang
berperan membimbing komunikannya agar bisa menangkap pesan yang terkandung
di dalamnya. Dengan kata lain semiologi berperan untuk melakukan interogasi
terhadap tanda-tanda yang dipasang oleh komunikator agar komunikan bisa
memasuki bilik-bilik makna yang tersimpan dalam sebuah pesan.

F. Kajian tentang Semiologi Model Roland Barthes


Roland Barthes menjadi tokoh yang begitu identik dengan kajian semiotik
setelah Ferdinand De Saussure. Pemikiran semiotik Barthes bisa dikatakan paling
banyak digunakan dalam penelitian.

54
Nawiroh Vera, M. Si, Semiotika dalam Riset Komunikasi, h.4.
49

Menurut Barthes, semiologi hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan


(humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai dalam hal ini tidak dapat
disamakan dengan mengomunikasikan. Memaknai berarti bahwa objek-objek itu
hendak berkomunikasi, tetapi juga mengonstitusikan sistem terstruktur dari tanda.55
Teori semiotik Barthes hampir secara harfiah diturunkan dari teori bahasa
menurut de Saussure. Roland Barthes mengungkapkan bahwa bahasa merupakan
suatu sistem tanda yang asumsi-asumsi dari masyarakat tertentu dalam waktu
tertentu.56
Sebagaimana pandangan Saussure, Barthes juga meyakini bahwa hubungan
antara penanda dan pertanda tidak terbentuk secara alamiah, melainkan bersifat
arbiter. Bila Saussure hanya menekankan pada penandaan dalam tataran denotatif,
maka Barthes kemudian menyempurkan semiologi Saussure dengan
mengembangkan sistem penandaan pada tingkat konotatif. Barthes juga melihat
aspek lain dari penandaan, yaitu “mitos” yang menandai suatu masyarakat. 57
Konsep pemikiran Barthes terhadap semiotik terkenal dengan konsep
mythologies atau mitos. Konsep pemikiran Barthes yang operasional ini dikenal
dengan Tatanan Pertandaan (Order of Signification). Secara sederhana, kajian
semiotik Barthes bisa dijabarkan sebagai berikut 58:

55
Nawiroh Vera, M. Si, Semiotika dalam Riset Komunikasi, h. 26.
56
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 63.
57
Nawiroh Vera, M. Si, Semiotika dalam Riset Komunikasi, h. 27
58
Arthur Asa Berger, Tanda-Tanda dalam Kebudayaan Kontemporer: Suatu Pengantar
Semiotika, h. 55.
50

a. Denotasi
Denotasi merupakan makna sesungguhnya, atau sebuah fenomena yang
tampak dengan panca indera, atau bisa juga disebut deskripsi dasar. Contohnya
adalah Coca-Cola merupakan minuman soda yang diproduksi oleh PT. Coca-
Cola Company, dengan warna kecoklatan dan kaleng berwarna merah.
b. Konotasi
Konotasi merupakan makna-makna kultural yang muncul atau bisa juga
disebut makna yang muncul karena adanya konstruksi budaya sehingga ada
sebuah pergeseran, tetapi tetap melekat pada simbol atau tanda tersebut.
Contoh adalah Coca-Cola merupakan minuman yang identik dengan budaya
modern, di mana Coca-Cola menjadi salah satu produk modern dan cenderung
kapitalis. Dengan mengkonsumsi Coca-Cola, seorang individu akan tampak
modern dan bisa dikatakan memiliki pemikiran budaya populer.
Dua aspek kajian dari Barthes di atas merupakan kajian utama dalam meneliti
mengenai semiotik. dalam semiologi Barthes, denotasi merupakan sistem
signifikansi tingkat pertama, sedangkan konotasi merupakan sistem signifikansi
tingkat kedua. Denotasi dapat dikatakan merupakan makna objektif yang tetap,
sedangkan konotasi merupakan makna subjektif dan bervariasi. 59
Kemudian Barthes juga menyertakan aspek mitos. Barthes mengamukakan
mitos adalah bahasa, maka mitos adalah sebuah sistem komunikasi dan mitos adalah
sebuah pesan. Mitos yaitu di mana ketika aspek konotasi menjadi pemikiran populer
di masyarakat, maka mitos telah terbentuk terhadap tanda tersebut. Pemikiran
Barthes inilah yang dianggap paling operasional sehingga sering digunakan dalam

59
Nawiroh Vera, Semiotika dala Riset Komunikasi, h. 28.
51

penelitian. Rumusan tentang signifikansi dan mitos dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut.
First Order Second Order

Reality Signs Culture

Conotation
Form
Signifier
Denotation
Signified
Content
Myth

BAGAN 1. SIGNIFIKANSI DUA TAHAP ROLAND BARTHES


Sumber: Nawiroh Vera, 2014, h. 30

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa signifikansi tahap pertama


merupakan hubungan antara signifier dan signified yang disebut denotasi yaitu
makna sebenarnya dari tanda. Sedangkan signifikansi tahap kedua digunakan istilah
konotasi, yaitu makna yang subjektif atau paling tidak intersubjektif; yang
berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos. Mitos merupakan lapisan
pertanda dan makna yang paling dalam.60
Konotasi merupakan hubungan antara denotasi dan tanda yang dimaknai oleh
penanda dan petanda, sedangkan mitos tercipta dari makna konotasi yang terus
berulang di kalangan masyarakat.

60
Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, h. 30.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu pendekatan
dalam melakukan penelitian yang beroriantasi pada gejala-gejala yang bersifat
alamiah. Penelitian kualitatif adalah rangkaian kegiatan atau proses penyaringan data

atau informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam kondisi,
aspek atau bidang tertentu dalam kehidupan objeknya. 1
Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kualitatif dekriptif. Peneliti
berusaha menggambarkan fakta-fakta tentang episode atau scene dalam film kartun
animasi Spongebob Squarepants dengan merepresentasikan konsep ajaran Yahudi
lewat tanda-tanda yang disebut oleh Barthes sebagai denotasi, konotasi, dan mitos.

B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan analisis teks media menggunakan model semiologi
Roland Barthes. Analisis teks media mengungkap makna-makna yang tersembunyi
dengan menganalisis tanda yang disajikan oleh suatu film, baik yang verbal maupun
yang non-verbal.
Dalam mengungkap tanda-tanda tersebut, peneliti menggunakan teori
semiologi Roland Barthes yakni sintagma atau biasa dikenal signifikansi dua tahap.
Konsep pemikiran Barthes terhadap semiotik terkenal dengan konsep mythologies
atau mitos. Selain itu, Roland Barthers juga menekankan interaksi antara teks dengan

1
Hadari Nawawi, “Metode Penelitian Ilmiah”, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), h. 176.

52
53

pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks
dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. 2
Oleh sebab itu, peneliti memilih jenis semiologi Bathes karena memudahkan
peneliti menemukan tanda-tanda ideologi agama dengan mengamati kultural, mitos
dan tradisi masyarakat, lalu menghubungkannya dengan objek kajian.

C. Objek Penelitian
Objek kajian dalam penelitian ini adalah film animasi Spongebob
Squarepants. Peneliti memilih kartun ini karena realita yang ada di kalangan
masyarakat terkhususnya anak-anak. Peneliti melihat betapa banyak anak-anak yang
gemar menyaksikan kartun animasi tersebut.
Selain itu, peneliti menemukan terdapat tanda-tanda ideologi agama tertentu
dari beberapa episode maupun scene yang ada dalam animasi tersebut. Sehingga
inilah yang menjadi dasar bagi peneliti dalam melakukan penelitian ini dengan
objeknya film animasi Spongebob Squarepants.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan analisis
dokumen. Metode dokumenter (analisi dokumen/data) merupakan salah satu jenis
metode yang sering digunakan dalam metodologi penelitian sosial yang berkaitan
dengan teknik pengumpulan datanya. Metode ini banyak digunakan dalam lingkup
kajian sejarah. Namun sekarang ini, studi dokumen banyak digunakan oleh lapangan
ilmu sosial lainnya dalam metodologi penelitiannya, karena sebagian besar fakta dan
data sosial banyak tersimpan dalam bahanbmnm-bahan yang berbentuk dokumenter.

2
Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, h. 28.
54

Oleh karenanya, ilmu-ilmu sosial saat ini menjadikan studi dokumen dalam teknik
pengumpulan datanya.3
Uraian langkah atau metode penelitiannya sebagai berikut.
1. Mengunduh beberapa episode dari film kartun “Spongebob Squarepants”
berupa file berformat .mkv dari internet;
2. Mengumpulkan informasi, konsep-konsep, analisis dokumen dan keterangan
yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah.
3. Data dikumpulkan melalui observasi atau pengamatan secara menyeluruh
pada objek penelitian yaitu dengan menonton film kartun “Spongebob
Squarepants” secara berulang-ulang.
4. Pemaknaannya melalui proses interpretasi sesuai dengan tanda-tanda yang
ditunjukkan dengan menggunakan analisis semiotika.4

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan mengklasifikasikan adegan
dalam animasi Spongebob Squarepants yang relevan dengan rumusan masalah
penelitian. Kemudian data diolah dan dianalisis dengan menggunakan model
semiologi Roland Barthes yaitu dengan cara mencari makna denotasi, konotasi, dan

mitos dalam setiap adegan. Sehingga memudahkan peneliti untuk menemukan


makna dan ideologi apa yang terkandung dalam kartun Spongebob Squarepants.
Peneliti kemudian memilih beberapa adegan atau episode dalam kartun
animasi Spongebob agar lebih memudahkan dalam penelitian. Adapun langkah yang

3
Haris Ferdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Cet. III;
Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h. 87
4
Nurul Afjri Utami, “Pesan Moral dalam Film Hafalan Shalat Delisa (Analisis Semiotika)”,
Skripsi (Makassar: Fak. Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin, 2013), h.
55

ditempuh peneliti adalah sepeti yang dijelaskan dalam kajian semiologi Barthes
sebagai berikut:
a. Denotasi
Peneliti melihat dan mengamati segala yang tampak pada film kartun
animasi Spongebob Squarepants, yang tampak secara kasat mata. Karena
denotasi merupakan makna sesungguhnya, atau sebuah fenomena yang tampak
dengan panca indera, atau bisa juga disebut deskripsi dasar.
b. Konotasi
Peneliti mengamati budaya apa saja yang terdapat dalam katun
Spongebob yang merupakan objek yang diteliti. Kartun Spongebob meupakan
produksi dari salah satu rumah produksi kartun ternama di Amerika yang
bernama Nickelodion. Sehingga dengan menyaksikannya itu seseorang akan
merasa hebat telah menikmati salah satu tayangan ternama.
c. Mitos
Aspek mitos, yaitu di mana ketika aspek konotasi menjadi pemikiran
populer di masyarakat, maka mitos telah terbentuk terhadap tanda tersebut.
Aspek ini menjadi jembatan bagi peneliti untuk lebih mudah menemukan dan
menganalisis ideologi agama apa yang terdapat dalam kartun Sppongebob
Squarepants.
Peneliti mengamati segala mitos yang berkembang dan terkandung
dalam kartun Spongebob serta menganalisanya untuk kemudian menentukan
ideologi apa yang dikandungnya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian


1. Profil Film Kartun “Spongebob Squarepants”
Film kartun “Spongebob Squarepants” merupakan salah satu sinema anak
yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi, yakni Global TV. Di Indonesia, film
kartun dengan logo (R-BO) ini tayang tiap hari senin-minggu pada pukul 05.30 WIB
hingga 7.30 WIB. Tayangan ini mengalami penurunan dari yang awalnya
ditayangkan pada pagi dan sore hari, tapi sekarang hanya ditayangkan tiap pagi hari
saja setiap harinya selama dua jam. Meski berlogo (R-BO),1 hal ini tidak menjadi
penghalang bagi anak-anak untuk menikmatinya dengan atau tanpa dampingan orang
tua.
Spongebob Squarepants adalah sebuah serial animasi yang diproduksi
Nickelodion Production House. Pada awalnya serial kartun ini ditayangkan tahun
1999 di Amerika Serikat. Kartun ini diciptakan oleh seorang ahli biologi laut dan
animator, Stephen Hillenburg lalu dirilis melalui perusahaannya United Plankton
Pictures Inc.2 Serial film kartun ini menceritakan tentang kehidupan sebuah gabus
(sponge) di dasar laut dengan settingnya berada di Samudra Pasifik di kota Bikini
Bottom.
Seri kartun ini ditayangkan di Malaysia pada saluran Nickelodeon dan TV3,
juga melalui saluran TV9 yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu. Di

1
Tampilan Layar pada Stasiun Televisi Global Tv
2
Wikipedia, Spongebob Squarepants, http://id.wikipedia.org/wiki/SpongeBob_ SquarePants,
September 2014.

56
57

Indonesia serial ini dipopulerkan oleh Lativi (sekarang tvOne), kemudian hak tayang
acara-acara yang diproduksi oleh Nickelodeon dibeli oleh Global TV.3
Selain sebagai seorang ahli biologi kelautan, Mr. Hillenburg juga seorang
seniman yang sempat mengajar di Orange Country Ocean Institute, Amerika Serikat.
Hillenburg memiliki hobi membuat gambar-gambar animasi. Oleh karenanya, ia
belajar lebih serius lagi seputar dunia animasi. Tahun 1987, ia berhasil mendapatkan
ijazah sarjana bidang animasi eksperimental dari California Institute of the Arts.4
Berdasarkan latar belakang pendidikan sebelumnya yaitu biologi kelautan,
akhirnya Mr. Hillenburg ini menciptakan tokoh kartun Spongebob Squarepant yang
hidup di sebuah kota bernama Bikini Bottom dalam rumah nanas di kedalaman laut.
Adapun cover dari kartun ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

SPONGEBOB SQUAREPANTS

Gambar 4.1 Cover Kartun Spongebob Squarepants


(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/SpongeBob_SquarePants)

3
Wikipedia, Spongebob Squarepants, http://id.wikipedia.org/wiki/SpongeBob_Square Pants,
September 2014.
4
Abel, Riwayat Hidup Stephen McDannell Hillenburg Tokoh Pembuat Spongebob, http://
abelavriyanno.blogspot.com/2012/03/riwayat-hidup-stephen-mcdannell.html, Maret 2012.
58

Sekarang Stephen Hillenburg memiliki perusahaan produksi sendiri bernama


United Plankton Pictures. Dia juga penulis Mother Goose and Grimm juga Rocko's
Modern Life. Setelah lulus Savanna High School di Anaheim, California, Hillenburg
terdaftar di Universitas Humboldt State dan pada 1984 dia dapat gelar di bagian
perencanaan dan interpretasi sumber daya alam dengan konsentrasi di bagian sumber
daya laut. Pada 1992, dia memperoleh Master of Fine Arts di animasi eksperimental
dari Institut Seni California.5
Pada 1998, untuk acara di Nickelodeon, Hillenburg menggunakan akuarium,
model karakter, lagu tema dan storyboard untuk membuat episode, "Help Wanted".
Nama karakter utamanya adalah "Sponge, the Boy", tapi karena nama itu memiliki
hak cipta, dia mengubahnya menjadi SpongeBob. Hillenburg menggunakan beberapa
konsep yang telah diciptakan untuk Rocko's Modern Life di SpongeBob. Contohnya
dia menggunakan cuplikan pendek seperti cuplikan live action. Eksekutif
Nickelodeon tertarik dengan karyanya kemudian membelinya. Serial kartun
“Spongebob Squarepants” dimulai pada tanggal 1 Mei 1999 dan episode berikut
mulai ditayangkan pada tanggal 17 Juli 1999 di Amerika Serikat.6

2. Sinopsis Film Kartun “Spongebob Squarepants”


Spongebob Squarepants ialah sebuah spons/gabus berwarna kuning dengan
lubang-lubang memenuhi tubuhnya yang diibaratkan hidup dan bergerak layaknya
makhluk hidup. Ia tinggal di dalam sebuah rumah berbentuk nanas dalam laut
Antlantis, tepatnya di kota Bikini Bottom. Spongebob memiliki dua tetangga yang
begitu dekat dengannya. Tetangga pertama bernama Squidward Tentacles yang

5
Abel, Riwayat Hidup Stephen McDannell Hillenburg Tokoh Pembuat Spongebob, http://
abelavriyanno.blogspot.com/2012/03/riwayat-hidup-stephen-mcdannell.html, Maret 2012.
6
Abel, Riwayat Hidup Stephen McDannell Hillenburg Tokoh Pembuat Spongebob, http://
abelavriyanno.blogspot.com/2012/03/riwayat-hidup-stephen-mcdannell.html, Maret 2012.
59

merupakan seekor gurita yang tinggal dalam rumah yang menyerupai bentuk wajah
manusia dan tetangga kedua bernama Patrick Star yang merupakan seekor bintang
laut berwarna merah muda yang tinggal di bawah sebuah batu. Patrick merupakan
sahabat karib Spongebob yang selalu membuat ulah dan mengganggu Squidward
dengan tingkah konyolnya bersama Spongebob.
Spongebob dan kawan-kawannya tinggal di sebuah kota bernama kota Bikini
Bottom yang berada di kedalaman lautan Antlantis. Bikini Bottom digambarkan
sebagai sebuah kota biasa dengan pusat kota, pinggir kota, kawasan pantai, lapangan
terbang, rangkaian bunga laut dan taman hiburan sendiri. Stephen Hillenburg pernah
berkata bahwa Bikini Bottom digambarkan seperti kota Seattle, Washington.7
Selain itu, Spongebob juga memiliki seekor siput peliharaan bernama Gary
yang tingkahnya menyerupai kucing karena hanya mengucapkan kata “meong” saja.
Meski hanya mampu mengeong saja, tapi Gary mampu memahami bahasa
sekitarnya. Selain siput yang diumpakan seperti kucing, terdapat juga binatang lain
yang menggambarkan hewan peliharaan, seperti cacing diumpakan anjing karena
memakai rantai, ubur-ubur disamakan dengan lebah karena bunyi berdengung,
memiliki sengatan (kejutan elektrik) dan menghasilkan jeli lezat yang diibaratkan
sebagai madu lebah. Ikan berperan sebagai warga kota tetapi tidak dijadikan tokoh
penting.
Spongebob Squarepants bekerja sebagai juru masak di Krusty Krab, sebuah
restoran makanan cepat saji, dimana Squidward juga bekerja sebagai kasir. Krusty
Krab merupakan restoran milik Eugene H. Krabs (Mr. Krabs), seekor kepiting merah
yang sangat mata duitan namun pelit. Mr. Krabs memiliki musuh bernama Sheldon J.

7
Wikipedia, Spongebob Squarepants, http://id.wikipedia.org/wiki/SpongeBob_ SquarePants,
September 2014.
60

Plankton yang merupakan seekor plankton yang juga memiliki sebuah restoran
makanan cepat saji bertaraf rendah bernama Chum Bucket yang terletak tepat
berhadapan dengan Krusty Krab. Karena iri melihat Krusty Krab yang ramai
pelanggan, akhirnya Plankton meluangkan kebanyakan waktunya untuk merancang
peralatan untuk mencuri resep burger Krabby Patty milik Mr. Krabs, yang dibantu
oleh istri komputernya, Karen. Plankton selalu gagal mencurinya dan hanya berhasil
mencuri resep itu dalam The SpongeBob SquarePants Movie.
Satu lagi kawan SpongeBob ialah Sandy Cheeks, seekor tupai yang berasal
dari Texas dan tinggal di dalam kubah anti-air di Bikini Bottom. Dia diantar ke
dalam lautan oleh majikan-majikannya yang berupa simpanse. Ketika di luar
kubahnya, dia memakai baju seperti Astronot.8
Penduduk Bikini Bottom mengendarai kapal seolah-olah mengendarai mobil.
Setiap pergerakan menghasilkan gelembung untuk mengingatkan penonton bahwa
cerita ini berlatarkan lautan. Namun begitu, terdapat babak-babak di mana terdapat
selapisan air yang bertolak belakang dari air lautan (seperti adanya pantai) dan api
yang bisa dinyalakan dalam lautan.9

3. Struktur Produksi Film Kartun“Spongebob Squarepants”


a. Format : Animasi Komedi
b. Pembuat : Stephen Hillenburg
c. Sutradara Kreatif : - Derek Drymon (1999-2004)
- Vincent Waller (2005-Sekarang)
d. Komposer Lagu Tema : Hank Smith Music

8
Abel, Riwayat Hidup Stephen McDannell Hillenburg Tokoh Pembuat Spongebob, http://
abelavriyanno.blogspot.com/2012/03/riwayat-hidup-stephen-mcdannell.html, Maret 2012.
9
Wikipedia, Spongebob Squarepants, http://id.wikipedia.org/wiki/SpongeBob_ SquarePants,
September 2014.
61

e. Penyunting Akhir : Lynn Hobson dan Tim Hill


f. Lagu Pembuka : "Spongebob Squarepants Theme"
By Pat Pinney

g. Komposer : Nicolas Carr Dan Eban Schletter


h. Direktur Animasi : Andrew Overtoom
i. Creative Directur : Vincent Waller
j. Supervising Produser : Paul Tibbit
k. Jumlah Episode : 357 (Segmen) 189 (Episode)
l. Negara : Amerika
m. Rumah Produksi : United Plankton Pictures
Nickelodeon Animation Studio
n. Distributor : Mtv Networks International
o. Saluran Asli : Nickelodeon
p. Periode Siaran : 1 Mei 1999–Sekarang
q. Pemeran (Dubbing) : Tom Kenny
Bill Fagerbakke
Rodger Bumpass
Carolyn Lawrence
Clancy Brown
Lori Alan
Mary Jo Catlett
Doug Lawrence
Dee Bradley Baker
Jill Talley10

10
Wikipedia, Spongebob Squarepants, http://id.wikipedia.org/wiki/SpongeBob_ SquarePants,
September 2014.
62

4. Karakter Tokoh dalam Film Kartun “Spongebob Squarepants”


a. SpongeBob SquarePants
SpongeBob SquarePants (July 14, 1986), 11 tokoh utama dalam kartun ini
yang berbentuk spons berwarna kuning. Spongebob tinggal di dalam rumah
berbentuk nanas di dalam laut dan memelihara seekor siput yang bernama
Gary. Spongebob merupakan koki di restoran makanan saji, yakni Krusty
Krab. Gambar tokoh Spongebob beserta rumah nanasnya sebagai berikut:

Gambar 4.2 Spongebob Squarepants


(Sumber: http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-di-film-
spongebob.html)

Gambar 4.3 Rumah Nanas Milik Spongebob


(Sumber: http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-di-film-
spongebob.html)

11
Jessica, Tokoh-Tokoh di Film Spongebob, http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh
-tokoh-di-film-spongebob.html, November 2011.
63

Spongebob memiliki sifat yang periang, ceria, pekerja keras dan suka
menolong. Namun sayangnya dia tidak sepandai orang-orang disekitarnya
sehingga ia selalu dimanfaatkan oleh Squidward, Mr. Krabs, bahkan Plankton
untuk melakukan sesuatu yang mereka inginkan.

b. Squidward Tentacles
Squidward Quincy Tentacles (October 9, 1977).12 Seekor gurita yang tinggal
di dalam kepala Pulau Easter. Sangat benci pada Spongebob dan Patrick yang
suka mengganggunya. Dia mempunyai seorang saingan yang juga seekor
gurita bernama Squilliam Fancyson. Bekerja sebagai kasir di Krusty Krab.
Berikut gambar karakter Squidward.

Gambar 4.4 Squidward Tentacles


(Sumber: http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-di-film-
spongebob.html)
Dia sangat pemalas, sangat menyukai dansa, dan bermain alat musik yang
disebut clarinet.

12
Jessica, Tokoh-Tokoh di Film Spongebob, http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh
-tokoh-di-film-spongebob.html, November 2011.
64

c. Patrick Star

Patrick Dempsey Star (February 26, 1986).13 Teman akrab Spongebob yang
berbentuk bintang laut berwarna merah muda. Patrick tinggal di bawah batu.
Patrick merupakan penduduk paling bodoh dan menyebalkan di Bikini
Bottom. Tokoh Patrick dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.5 Patrick Star


(Sumber: http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-di-film-
spongebob.html)

a. Eugene H. Krabs (Tuan Krabs)


Eugene Harold Krabs (November 30, 1942).14 Pemilik restoran Krusty Krab
yang hanya memikirkan soal uang (dia dikatakan sangat serakah dan pelit).
Spongebob dan Squidward bekerja kepadanya. Karakter Mr. Krab sebagai
berikut:

13
Jessica, Tokoh-Tokoh di Film Spongebob, http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh
-tokoh-di-film-spongebob.html, November 2011.
14
Jessica, Tokoh-Tokoh di Film Spongebob, http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh
-tokoh-di-film-spongebob.html, November 2011.
65

Gambar 4.6 Mr. Krab


(Sumber: http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-di-film-
spongebob.html)
b. Sandy Cheeks (Sandy si Tupai)
Sandy Cheeks (November 17, 1987).15 Seekor tupai yang tinggal di dalam
laut. Sandy menyukai karate, suka meminum saus yang amat pedas dan juga
aksi-aksi "stunt". Nama asli Sandy adalah Sandra "Sandy" Cheeks. Dia
tinggal di sebuah kubah anti-air yang mempunyai sebatang pohon besar. Dia
ramah dan suka menolong. Tokoh Sandy yakni sebagai berikut:

Gambar 4.7 Sandy Cheeks


(Sumber: http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-di-film-
spongebob.html)

15
Jessica, Tokoh-Tokoh di Film Spongebob, http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh
-tokoh-di-film-spongebob.html, November 2011.
66

c. Gary
Gary the Snail (pertama kali muncul di TV Amerika pada May 1, 1999).16
Seekor siput peliharaan Spongebob yang selalu menemani Spongebob ketika
berada di rumah atau sedang berlibur. Gary mengeluarkan suara seperti
kucing dan merupakan siput yang bijak. Gary sangat tidak suka kepada
Squidward. Karakter Gary seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.8 Gary The Snail


(Sumber: http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-di-film-
spongebob.html)
d. Sheldon J. Plankton
Sheldon James Plankton (November 30, 1942). 17 Seekor plankton yang
memiliki sebuah restoran bernama Chum Bucket. Dia amat terobsesi dengan
Krabby Patty dan selalu berusaha mencuri resepnya dengan segala cara walau
selalu gagal. Dia memiliki isteri sebuah komputer bernama Karen. Gambar
karakter Plantonk sebagai berikut:

16
Jessica, Tokoh-Tokoh di Film Spongebob, http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh
-tokoh-di-film-spongebob.html, November 2011.
17
Jessica, Tokoh-Tokoh di Film Spongebob, http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh
-tokoh-di-film-spongebob.html, November 2011.
67

Gambar 4.9 Palnkton


(Sumber: http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-di-film-
spongebob.html)

e. Mrs. Puff
Mrs. Poppy Puff, Seekor ikan gembung yang mempunyai dan mengajar
sekolah mengemudi "Mrs. Puff Boating School", dan sudah lelah mengajari
Spongebob karena Spongebob terlalu ceroboh. Suaminya yaitu Mr.Puff,
ditangkap nelayan dan dijadikan lampu, seperti pada episode "Krusty
Love".18 Adapun tokoh dari Mrs. Puff ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.10 Mrs. Puff


(Sumber: http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-di-film-
spongebob.html)
18
Jessica, Tokoh-Tokoh di Film Spongebob, http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh
-tokoh-di-film-spongebob.html, November 2011.
68

f. Larry Lobster

Lawrence Timothy "Larry" Lobster (born July 4, 1986),19 adalah crustacea


yang sangat kuat. Dia menjadi penjaga pantai Goo Lagoon dan menjadi tim
penyelamat di pantai tersebut. Karakter Larry Lobster adalah sebagai berikut:

Gambar 4.11 Lary Lobster


(Sumber: http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-di-film-
spongebob.html)
g. Pearl Krabs
Pearl Krabs (May 12, 1990),20 adalah ikan paus remaja dan merupakan anak
Mr. Krabs. Ia terobsesi menjadi pemandu sorak dan gemar bersenang-senang.
Hobinya ini bertolak belakang dengan keinginan Mr. Krab untuk menghemat
uangnya. Berumur 16 tahun dalam episode "Whale of a Bhirtday". Karakter
Pearl dapat dilihat pada gambar di bawah berikut:

19
Jessica, Tokoh-Tokoh di Film Spongebob, http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/
tokoh -tokoh-di-film-spongebob.html, November 2011.
20
Jessica, Tokoh-Tokoh di Film Spongebob, http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/
tokoh -tokoh-di-film-spongebob.html, November 2011.
69

Gambar 4.12 Pearl Krabs


(Sumber: http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-di-film-
spongebob.html)

h. Mermaid Man

Mermaid Man (Maret 31, 1933), 21 adalah seekor ikan duyung tua yang
merupakan mantan pahlawan bertopeng di Bikini Bottom. Dia tinggal
bersama Barnacle Boy, rekannya, di rumah panti jompo Shady Shoals dan
sesekali masih melakukan aksi kepahlwanannya. Gambar tokohnya sebagai
berikut:

Gambar 4.13 Mermaid Man


(Sumber: http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-di-film-
spongebob.html)

21
Jessica, Tokoh-Tokoh di Film Spongebob, http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/
tokoh -tokoh-di-film-spongebob.html, November 2011.
70

i. Barnacle Boy

Kyle "Barnacle Boy" Barnacle Cook (mungkin lahir ditahun 1934), 22 Rekan
Mermaidman. Dia selalu dianggap anak kecil oleh Mermaidman. Dia kurang
menyukai Spongebob (dan juga gelarannya yang memakai kata "boy"
memberi kesan muda, padahal dia sudah cukup tua seperti Mermaidman).
Gambar Barnacle Boy adalah sebagai berikut:

Gambar 4.14 Barnacle Boy


(Sumber: http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-di-film-
spongebob.html)

j. Dirty Bubble
The Dirty Bubble (May 5, 1938), 23 adalah Partner dari Man Ray yang
merupakan musuh dari Mermaid Man dan Barnacle Boy. Wujudnya seperti
gelembung udara berwarna cokelat dan tampilannya sebagai berikut:

22
Jessica, Tokoh-Tokoh di Film Spongebob, http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/
tokoh -tokoh-di-film-spongebob.html, November 2011.
23
Jessica, Tokoh-Tokoh di Film Spongebob, http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/
tokoh -tokoh-di-film-spongebob.html, November 2011.
71

Gambar 4.15 Dirty Bubble


(Sumber: http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-di-film-
spongebob.html)
k. Man Ray
Musuh terbesar dari Mermaid Man dan Barnacle Boy. Bentuk tubuh dan
wujudnya seperti Ultraman seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.16 Man Ray


(Sumber: http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-di-film-
spongebob.html)

l. Raja Neptunus
Raja Neptunus (lahir 2989 SM, umurnya 5000 tahun), 24 Raja Lautan, yang
tinggal di Atlantis, bersama putrinya Mindy, yang hanya muncul di
SpongeBob SquarePants Movie. Karakternya sebagai berikut:

24
Jessica, Tokoh-Tokoh di Film Spongebob, http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/
tokoh -tokoh-di-film-spongebob.html, November 2011.
72

Gambar 4.17 Raja Neptunus


(Sumber: http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-di-film-
spongebob.html)

m. Karen

Karen Valencia Plankton sebuah komputer yang diciptakan 15 Juni 1972,25


istri (bahasa Inggris: WIFE yang merupakan singkatan dari Wired Integrated
Female Electroencephalograph) komputer Plankton yang bisa menirukan
perasaan manusia. Dia membantu Plankton mencuri resep rahasia Krabby
Patty dengan wujud sebagai berikut:

Gambar 4.18 Karen


(Sumber: http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-di-film-
spongebob.html)

25
Jessica, Tokoh-Tokoh di Film Spongebob, http://jessicadorinda.blogspot.com/2012/11/
tokoh -tokoh-di-film-spongebob.html, November 2011.
73

n. Flying Dutchman

Flying Dutchman (November 21, 1873 - July 16, 1925). Dia wafat pada usia
51 tahun. Bajak laut hantu ini suka menakuti siapa saja, tetapi pada episode
"Ghost Host" dia menuruti perintah Spongebob yaitu menakuti orang selain
Spongebob.26 Tokoh Flying Dutchman adalah sebagai berikut:

Gambar 4.19 Flying Dutchman


(Sumber: http://mascungkring123.blogspot.com/2013/04/flying-
dutchmankapal-hantu-di-spongebob.html)

B. Temuan Hasil Penelitian


I. Simbolisasi Ideologi Agama dalam Film Animasi Spongebob
Spongebob Squarepants merupakan film animasi atau kartun yang sarat akan
makna. Dalam film ini juga terdapat ideologi agama, dalam hal ini dimaksudkan
agama Yahudi yang tergambar secara tersirat. Dalam penelitian ini, dibahas
mengenai bagaimana ideologi Yahudi direpresentasikan dalam kartun Spongebob
Squarepants. Representasi ideologi tersebut dapat terlihat dalam berbagai scene
episode dan dialog dalam kartun tersebut, yakni sebagai berikut:

26
Rifqi Adhitama, Flying Dutchman..Kapal Hantu di Spongebob Ternyata Ada, http://
mascungkring123.blogspot.com/2013/04/flying-dutchmankapal-hantu-di-spongebob.html, April 2013.
74

1. Scene 1: Spongebob dan Patrick bersujud kepada Squidward

Pada scene ini, Spongebob dan Patrick mendatangi Squidward secara tiba-
tiba kemudian bersujud di hadapannya sambil berkata “by the all seing eye, you are
worthy n we are not”, yang artinya “Dengan semua mata yang memandang, Engkau
berarti dan kami tidak” seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.20 Spongebob dan Patrick Bersujud kepada Squidward


(Sumber: capture kartun “Spongebob”)
Sedangakan untuk penanda dan petanda dalam adegan ini diuraikan pada
tabel berikut:
Tabel 4.1
“Penanda dan Petanda dalam Kartun Spongebob”

Penanda (Signifier) Petanda (Signified)

Spongebob dan Patrick tampak 1. Adegan yang dilakukan oleh Spongebob


sedang bersujud di hadapan dan Patrick dapat diartikan sebagai
Squidward dengan kedua tangan penghormatan kepada seseorang.
yang ikut direbahkan pula. 2. Ucapan yang dilontarkan keduanya
(engkau berarti dan kami tidak) dapat
berarti menganggap seseorang lebih
mulia dengan merendahkan diri sendiri.
3. Sujud dengan tangan diangkat seperti
menyembah atau memuja sesuatu/
seseorang.

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2014.


75

Adegan ini memberi penanda tentang seekor gurita bernama Squidward yang
dimuliakan oleh dua orang tetangganya, Spongebob dan Patrick, dengan cara
bersujud di hadapan Squidward dengan tangan diangkat dan direbahkan seiring
dengan badan yang menunduk ke bawah menyentuh lantai. Ketika bersujud
Spongebob dan Patrick mengucapkan kata “by the all seing eye, you are worthy and
we are not” yang berarti “Dengan semua mata memandang, Engkau berarti dan kami
tidak”. Sikap Spongebob dan Patrick yang lugu selalu berbuat baik pada Squidward
meski Squidward membencinya.
Petanda yang terlihat dalam adegan ini, kegiatan bersujud dengan tangan
diangkat menandakan penyembahan. Terlebih kalimat yang diucapkan oleh
Spongebob dan Patrick yang seolah bersumpah dengan mata yang memandang lalu
merendahakan diri dengan menganggap diri mereka tidak memiliki arti apa-apa
dibandingkan dengan Squidward.
Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada adegan ini diambil dengan
menggunakan full shot frame dalam group shoot. Teknik ini betujuan
memperlihatkan Spongebob dan Patrick yang sedang bersujud kepada Squidward
secara fokus. Full shot frame menampilkan latar belakang lokasi tempat kegiatan
berlangsung.

2. Scene 2: Spongebob Dan Patrick Menjelaskan Maksud Kedatangan


Mereka.
Adegan ini menjelaskan tentang Squidward yang menanyakan maksud dan
tujuan kedatangan tiba-tiba dari Spongebob dan Patrick. Kemudian dijawab oleh
keduanya bahwa mereka datang untuk mengangkat Squidward menjadi presiden dari
perkumpulan rahasia tetangga yang baik, seperti pada tampilan scene berikut:
76

Gambar 4.21
(Sumber: capture kartun “Spongebob”)
Adapun untuk penanda dan petanda pada adegan ini dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 4.2
“Penanda dan Petanda dalam Kartun Spongebob”

Penanda (Siginifier) Petanda (Signified)

Squidward bertanya pada Spongebob 1. Apa yang dilakukan oleh Spongebob


dan Patrick tentang apa yang mereka dan Patrick adalah upaya untuk
lakukan. Kemudian mereka menjawab memilih dan melantik presiden untuk
bahwa mereka sedang melakukan perkumpulan yang mereka bentuk
ritual rahasia untuk mengangkat dengan orang pilihan mereka.
Squidward menjadi presiden dari 2. Kerajaan rahasia para tetangga yang
kerajaan rahasia para tetangga yang baik serupa dengan organisasi suatu
baik. kelompok yang melilih ketuanya
melalui pemilihan.

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2014.

Penanda dalam adegan ini menjelaskan ketiga karakter tokoh tersebut sedang
melakukan perbincangan serius, dimana Squidward dengan wajah serius pula
bertanya kepada Spongebob dan Patrick tentang tujuan mereka datang ke rumahnya
secara tiba-tiba. Mereka dengan wajah polos dan ceria kemudian menjawab bahwa
mereka sedang melakukan ritual rahasia untuk mengangkat Squidward sebagai
77

presiden dari kerjaan rahasia para tetangga yang baik yang lebih bagus dari presiden
Bikini Bottom seperti yang disangka oleh Squidward.
Sedangkan petanda yang terdapat dalam adegan ini adalah perkumpulan yang
dibentuk oleh Spongebob dan Patrick, menggambarkan tentang kehidupan manusia
yang kadang melakukan interkasi sosialnya dengan cara berkelompok atau bahkan
berorganisasi. Kemudian memilih salah seorang dari mereka untuk menjadi
pemimpin mereka. Pemilihan tersebut dapat dilakukan secara umum oleh orang
banyak ataupun secara pribadi dengan menunjuk langsung orang yang telah diincar
terlebih dahulu.
Teknik pengambilan gambar masih menggunakan teknik full shot frame
dalam group shoot yang memperlihatkan secara fokus Spongebob, Patrick, dan
Squidward yang sedang melakukan percakapan. Full shot frame menampilkan latar
belakang lokasi tempat kegiatan berlangsung.
3. Scene 3: Spongebob Membuat Simbol Tangan Metal yang Berlawanan
Arah.
Pada adegan ini, Spongebob menjelaskan kepada Squidward perihal dirinya
yang akan diangkat menjadi presiden dari kerajaan rahasia para tetangga yang baik.
Ketika berbicara, Spongebob melakukan beberapa gerakan tangan, salah satunya
membuat simbol metal seperti pada gambar 4.22 di bawah ini.
78

Gambar 4.22 Spongebob Membuat Simbol Metal


(Sumber: capture kartun “Spongebob”)
Adapun penanda dan petanda dalam adegan ini dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.3
“Penanda dan Petanda dalam Kartun Spongebob”

Penanda (Signifier) Petanda (Signified)

Spongebob membuat simbol metal Simbol ini banyak digunakan oleh anak
menggunakan kedua tangannya muda ataupun kalangan orang dewasa
dengan arah yang berlawanan. sebagai simbol pergaulan yang modern.

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2014.

Penanda dalam adegan ini adalah Spongebob membuat simbol metal dengan
kedua tangannya secara berlawanan ketika menjelaskan pada Squidward tentang
kerajaan rahasia para tetangga yang baik yang telah dia bentuk bersama Patrick.
Sedangkan petanda dari adegan ini adalah simbol metal yang umumnya
digunakan oleh orang-orang dewasa ini, merupakan simbol dari kehidupan yang

modern. Lambang inipun menjadi simbol khas dari aliran musik metal yakni musik
rock. Para rocker umumnya menggunakan lambang ini sebagai identitas mereka yang
79

dipadukan dengan kostum serba hitam dan riasan wajah yang juga serba hitam. Hal
ini kemudian menjadi trend di kalangan anak muda.
Teknik pengambilan gambarnya menggunakan teknik full shot yakni
pengambilan gambar penuh dari atas kepala hingga kaki untuk memperlihatkan
obyek secara keseluruhan. Teknik ini bertujuan untuk memperlihatkan secara jelas
apa yang dilakukan Spongebob yang sedang berbicara dan memberinya penguatan
karakter.
4. Scene 4: Spongebob berpidato di ruang terbuka.
Adegan ini memperlihatkan Spongebob yang tengah berpidato di ruang
terbuka untuk memperkenalkan kepada warga Bikini Bottom klub baru yang ia
bentuk bersama Patrick. Spongebob menempatkan dirinya sebagai wakil dari
kelompok “good neighbors club” mewakili Squidward yang sedang beristirahat di
rumahnya, seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Gambar 4.23 Spongebob Berpidato


(Sumber: capture kartun “Spongebob”)
Adapun penanda dan petanda dalam adegan ini dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
80

Tabel 4.4
“Penanda dan Petanda dalam Kartun Spongebob”

Penanda (Signifier) Petanda (Signified)


Spongebob tampak sedang berpidato di Metode berpidato di ruang terbuka
atas mimbar yang bertuliskan “good menyerupai pengumuman untuk
neighbors club” dan bergambar mata satu. memperkenalkan sesuatu kepada
Spongebob juga terlihat menggunakan topi khalayak luas dengan menggunakan
yang memiliki gambar yang sama dengan simbol atau gambar yang menjadi
gambar pada mimbarnya. identitas khasnya.

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2014.

Penanda dalam adegan ini menunjukkan bahwa Spongebob sedang berdiri di


atas mimbar yang bertuliskan “good neighbors club” dan menggunakan topi yang
memiliki gambar yang serupa dengan gambar pada mimbarnya pula. Hal ini dia
dilakukan untuk memperkenalkan klub barunya bersama Patrick dengan cara
berpidato di tanah lapang atau ruang terbuka guna menarik perhatian orang-orang.
Petanda yang terlihat dalam scene kali ini, yakni gaya atau cara yang
dilakukan oleh Spongebob seperti melakukan pengumuman kepada masyarakat
dalam memperkenalkan kepada khalayak tentang klub terbaru yang dibentuknya.
Gambar yang ada pada topi dan mimbarnya menjadi identitas bagi perkumpulan atau
klub tersebut.
Selain itu, perhatikan pula pada scene-scene yang terdapat dalam episode
yang berbeda. Dimana pada scene tersebut juga terdapat simbol mata satu seperti
yang terdapat pada mimbar dan topi yang digunakan Spongebob, seperti pada
gambar di bawah ini:
81

Gambar 4.24 Gambar 4.25


(Sumber: Capture Kartun Spongebob (Sumber: Capture Kartun Spongebob
episode Mr. Magic) episode Perkumpulan Squidward)
Teknik pengambilan gambarnya menggunakan teknik frog eye dan full shot.
Teknik frog eye bertujuan untuk memperlihatkan objek secara besar serta
menghasilkan kesan keangkuhan, keagungan, dan kekokohan. Sedangkan full shot
bertujuan untuk memperlihatkan objek secara jelas mulai dari kepala hingga ujung
kaki, sehingga benda disekitarnya pun sedikit banyak juga ikut terbingkai dalam
frame camera.
Sedangkan pada gambar 4.26 dan gambar 4.27, teknik pengambilan gambar
yang digunakan adalah medium close up, dimana pengambilan gambarnya dengan
ukuran mula dari kepala hingga dada, untuk memperlihatkan objek secara detail tapi
tidak terlalu mencolok juga.

5. Scene 5: Spongebob Dan Patrick Melihat Keluar Jendela Rumah


Squidward
Adegan pada scene kali ini memperlihatkan Spongebob dan Patrick yang
sedang melihat keluar jendela rumah Squidward yang telah berubah jadi robot.
Diantara Spongebob dan Patrick terdapat susunan foto Squidward yang membentuk
82

simbol seperti bentuk piramida dan sebuah kursi dibelakangnya, seperti pada gambar
berikut:

Gambar 4.26 Spongebob dan Patrick Melihat di Jendela


(Sumber: capture kartun “Spongebob”)
Adapun penanda dan petanda dalam adegan ini dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.5
Penanda dan Petanda dalam Kartun “Spongebob”

Penada (Signifier) Petanda (Signified)

Spongebob dan Patrick tampak serius 1. Penasaran dengan hal yang ada/terjadi
menengok keluar jendela dengan susunan di luar sana, namun tidak bisa keluar
foto yang menyerupai bentuk piramida di sehingga melihat melalui jendela.
tengah-tengah mereka. 2. Susunan foto yang berada di tengah
mereka, yang menyerupai bentuk
bangunan piramida, merupakan salah
satu simbolisasi bangsa Yahudi.

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2014.

Penanda pada adegan ini, yakni Spongebob dan Patrick tampak serius melihat
dari balik jendela rumah Squidward yang telah berubah menjadi robot berjalan.
Keduanya melihat ke luar rumah dengan cara menempelkan wajah mereka ke kaca
83

jendela dengan hiasan foto berbentuk pyramid di tengah mereka serta kursi dan
perlengkapan lukis milik Squidward berada di belakang mereka.
Sedangkan petanda dari adegan ini adalah Spongebob dan Patrick tampak
penasaran dengan apa yang terjadi di luar sana. Hanya saja mereka tidak dapat keluar
dari rumah Squidward karena rumah tersebut telah berubah menjadi robot yang
bergerak, sehingga keduanya hanya mampu menyaksikan semuanya dari balik
jendela. Namun, peneliti melihat petanda lain dalam adegan ini yaitu pada topi yang
digunakan oleh Spongebob dan Patrick, juga pada tatanan foto yang membentuk
bangunan piramida dengan ujung yang terpotong. Simbol pyramid ini juga beberapa
kali terlihat dalam episode-episode yang berbeda, seperti yang terlihat pada gambar-
gambar di bawah ini:

Gambar 4.27 Gambar 4.28


(Sumber: Capture Kartun “Spongebob” (Sumber: Capture Kartun “Spongebob”
episode Perkumpulan Squidward) episode Terjebak di Toko Mainan)

Teknik pengambilan gambar pada gambar 4.26 menggunakan teknik full shot
frame dalam group shoot yang memperlihatkan secara fokus Spongebob dan Patrick
yang sedang melihat keluar dari balik jendela. Full shot frame menampilkan latar
belakang lokasi tempat kegiatan berlangsung. Sedangkan pada gambar 4.27
84

menggunakan Long Shot (LS), yaitu pengambilan gambar melebihi full shot sehingga
menunjukkan objek dengan latar belakangnya. Lalu pada gambar 4.28, juga
menggunakan teknik pengambilan gambar full shot frame dalam group shoot.

6. Scene 6: Squidward Mendapatkan Surat Denda dari Pihak Berwajib.

Adegan ini memperlihatkan Squidward mendapatkan denda setelah


mendapatkan kembali rumahnya dan mengusir Spongebob dan Patrick dari
rumahnya. Squidward mendapatkan denda karna dianggap menjadi sumber dari
kekacaun kota yang dibuat oleh rumahnya yang tadi telah berubah menjadi robot,
seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.29 Squidward Mendapat Surat Denda


(Sumber: capture kartun “Spongebob”)

Sedangkan untuk penanda dan petanda dalam adegan ini sebagai berikut:
Tabel 4.6
Penanda dan Petanda dalam Kartun “Spongebob”

Penanda (Signifier) Petanda (Signified)

Squidward terlihat heran ketika melihat 1. Orang yang pelit akan mendapatkan
seekor ikan berdasi mendatanginya balasan atas apa yang dilakukannya
dengan membawa secarik kertas sambil karena telah mengusir seseorang dari
mengomel kepadanya. rumahnya.
85

2. Siapapun yang menolak ketentuan yang


telah dibuat oleh Freemason, maka
akan mendapatkan akibatnya.
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2014.

Penanda dalam adegan ini adalah Squidward yang baru mendapatkan kembali
rumahnya dari Spongebob dan Patrick, tampak terkejut melihat kedatangan seekor
ikan berdasi yang membawa secarik kertas. Kertas tersebut berisi catatan
pelanggaran yang telah dilakukan oleh rumahnya. Squidward mendapatkan hukuman

atas kekacauan yang telah dilakukan oleh rumah robotnya di kota. Walaupun
sebetulnya bukan dia yang menggerakkan rumah tersebut, melainkan Spongebob dan
Patrick yang merusak alat terbaru milik Squidward.
Sedangkan petanda dalam adegan ini adalah Squidward mendapat hukuman
atau denda atas apa yang dilakukan oleh rumah robotnya. Hal ini merupakan
hukuman atas tindakannya yang mengusir tetangga yang ingin berbuat baik padanya
dengan menggunakan alat penggerak untuk memindahkan rumahnya saat Spongebob
dan Patrick datang, hingga akhirnya alat tersebut rusak. Squidward menerima
hukuman atas sifatnya yang selalu pelit dan berbuat jahat pada Spongebob dan
Patrick.
Teknik pengambilan gambar yang digunakan dalam adegan ini adalah
medium shot, yaitu ukuran objek yang terlihat hanya sebatas dari kepala hingga
pinggang untuk memperlihatkan sosok Sqiudward secara jelas.

7. Scene 7: Pola Papan Catur dalam Kafe


Adegan ini memperlihatkan seekor ikan yang sedang bersantai di sebuah kafe
dengan lantai yang bercorak papan catur berwarna hitam putih, seperti yang terlihat
pada gambar berikut:
86

Gambar 4.30
(Sumber: capture kartun “Spongebob”)

Adapun penanda dan petanda yang terdapat dalam adegan ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.7
Penanda dan Petanda dalam Kartun “Spongebob”

Penanda (Signifier) Petanda (Signified)


Seekor ikan yang sedang bersantai di Corak papan catur merupakan perpaduan
sebuah kafe sambil menikmati secangkir dua warna netral yang selalu
kopi beralaskan lantai yang bercorak menyimbolkan kebaikan dan keburukan
papan catur. atau bahkan keseimbangan hidup.

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2014.

Penanda dalam adegan ini yakni tampilan seekor ikan yang sedang asyik
bersantai di dalam sebuah kafe sambil menikmati secangkir kopi dan beralaskan
lantai dengan corak papan catur yang berwarna hitam putih.
Petanda pada scene kali ini yakni corak papan catur adalah perpaduan dua
warna netral yang umum dipakai manusia dalam kehidupan sehari-hari. Warna hitam
putih tersebut merupakan warna yang umumnya dipercayai masyarakat sebagai
perwakilan sifat, dimana putih melambangkan kebaikan dan hitam melambangkan
87

keburukan atau kejahatan. Warna ini pula yang dipercayai oleh orang China sebagai
perpaduan warna keseimbangan hidup yang mereka disebut dengan Yin-Yang.
Simbol papan catur ini tidak hanya muncul pada scene dalam episode ini saja,
akan tetapi juga terdapat di beberapa episode yang berbeda, seperti pada episode Mr.
Magic yang menggunakan altar bercorak papan catur menuju sebuah gerbang dengan
simbol mata satu (eye of horus) dan Missing Identity yang memiliki lantai bercorak
papan catur dalam sebuah rumah, seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 4.31 Gambar 4.32


(Sumber: capture kartun “Spongebob” (Sumber: capture kartun “Spongebob”
episode Mr. Magic) episode Missing Identity)

Teknik pengambilan gambar yang digunakan dalam adegan ini adalah teknik

one shot, yaitu pengambilan gambar satu objek yang memperlihatkan seseorang
dalam in frame dan teknik ini pula yang digunakan dalam adegan pada gambar 4.31.
Sedangkan pada gambar 4.32 menggunakan teknik pengambilan gambar yang
berbeda, yakni teknik close up dimana pengambilan gambar tersebut secara dekat
dan begitu jelas.
88

8. Scene 8: Plankton Menguasai Warga Bikini Bottom

Pada adegan kali ini menceritakan tentang Plankton yang berusaha untuk
menguasai dan mengendalikan seluruh warga Bikini Bottom dengan helm kotrolnya.
Plankton ingin menunjukkan pada Mr. Krab kekuatannya sambil berkata “i will rule
the world ”, seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.33
(Sumber: http://warofweekly.blogspot.com/2011/08/konspirasi-yahudi-dalam-serial-
kartun.html)
Sedangkan petanda dan penanda dari adegan ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.7
Penanda dan Petanda dalam Kartun “Spongebob”
Penanda (Signifier) Petanda (Signified)

Plankton sambil tertawa dan berdiri di 1. Plankton tampak bahagia dan puas
antara dua obor api dan dikelilingi oleh melihat seluruh warga datang
warga yang menggunakan helm dan mengelilinginya.
menutupi wajah mereka. 2. Plankton berhasil menjadi penguasa
di Bikini Bottom berkat helm
pengendalinya.
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2014.
89

Penanda dalam adegan ini, yakni Plankton mengatakan “I will rule the world”
sambil tertawa bahagia berdiri di atas podium dan di antara dua obor api serta
dikelilingi oleh seluruh warga Bikini Bottom yang menggunakan helm dengan lampu
di kepalanya dan menutupi wajah mereka.
Sedangkan petanda pada adegan ini adalah Plankton tampak bahagia setelah
berhasil menguasai seluruh warga Bikini Bottom dengan menggunakan helm
pengendali buatannya, sehingga mampu memerintahkan apapun kepada warga Bikini
Bottom. Plankton juga mengatakan akan merubah dunia karena telah memiliki
banyak pengikut dengan bantuan helm pengendali tersebut.

II. Pesan tentang Ideologi Agama dalam Kartun Spongebob Squarepants


Setelah pemaparan simbol-simbol ideologi agama yang terdapat dalam kartun
Spongebob seperti yang dicurigai oleh peneliti serta pemaparan sistem penanda dan
petandanya, maka berikut paparan tentang makna yang hendak disampaikan melalui
simbol-simbol tersebut.

Scene 1: Spongebob dan Patrick bersujud kepada Squidward


Bahasa yang digunakan dalam scene 1, merupakan bahasa pesan dalam
bentuk visual. Pada gambar dapat dilihat bahwa Spongebob dan Patrick sedang
bersujud kepada Squidward. Bersujud merupakan kegiatan dimana kepala diletakkan
diatas lantai, padahal kepala merupakan pusat dari bagian tubuh manusia. Hal ini
berarti sujud merupakan penyerahan diri dan penghormatan terhadap sesuatu secara
total dan utuh.
Peneliti dapat mengambil makna dari bahasa pesan yang disampaikan dalam
film Spongebob scene 1 bahwa seseorang bisa saja menyembah atau bersujud kepada
sesamanya, dalam hal ini Spongebob dan Patrick menyembah Squidward. Ketiga
90

tokoh ini sama kedudukannya dan tidak ada yang patut untuk disembah selain Tuhan
Yang Maha Esa. Squidward hanya seorang kasir biasa pada sebuah toko yang
menjual Krabby Patty di Bikini Buttom. Makna pesan mengisyaratkan adanya
sesembahan yang bukan ditujukan kepada Tuhan, tetapi terhadap sesuatu yang
dianggap berguna. Hal ini juga mengandung makna penyembahan materialistik.
Selain itu, ideologi tirani dunia, Illuminisme, datang dari Kabala Yahudi yang
mendakwahkan bahwa manusia (yaitu para banker) dapat naik ke “posisi Tuhan” dan
mendefenisikan ulang kebenaran.27
Itulah sebabnya Spongebob mengatakan bahwa pelantikan yang dilakukannya
terhadap Squidward bukanlah sekedar presiden semata, akan tetapi melebihi dari
kedudukan seorang presiden. Hal ini bermakna bahwa kedudukan yang melebihi
presiden tersebut tidak lain adalah posisi Tuhan yang merupakan posisi tertinggi
dalam perkumpulan buatan Spongebob dan Patrick yang merupakan simbolisasi dari
kelompok Freemasonry milik bangsa Yahudi.

Scene II: Spongebob dan Patrick Menjelaskan Maksud Kedatangan Mereka


Salah satu makna pesan yang terkandung dalam tayangan tersebut adalah
bahwa seseorang atau sekelompok orang dapat memilih siapapun sebagai pemimpin
setelah menjalani proses ritual rahasia (pemujaan setan). Makna lainnya yaitu
kerajaan rahasia para tetangga yang baik direpresentasikan sebagai organisasi besar
rahasia Yahudi yang mempelopori datangnya Dajjal yang disebut freemasonry.
Freemason percaya akan hal yang lebih tinggi, seperti yang diucapkan Spongebob
bahwa Squidward merupakan presiden dari perkumpulan yang lebih mulia dari
sekedar presiden Bikini Bottom atau manusia biasa.

27
Henry Makow Ph. D, Illuminati: The Cult that Hijacked the World, 2011, terj. Illumintai:
Dunia Dalam Genggaman Perkumpulan Setan (Cet. VI; Jakarta: Ufuk Press, 2014), h. 6.
91

Dalam hal ini, mereka berusaha menyembah presiden itu dengan


mengirimkannya ke keinginan mereka dan melakukan ritual sakral untuk memuji
presiden tersebut. Dalam hal ini mereka percaya Squidward adalah Tuhan mereka.
Dengan kata lain, Squidward master mereka dan mereka mengabdikan diri mereka
pada Squidward karena mereka menganggap bahwa Squidward adalah “the choosen
one”. Konsep “the chosen one” adalah manusia yang diangkat menjadi yang
tertinggi, membuat dia menjadi penyelamat dan dewa kemanusiaan. Kemudian yang
mereka maksudkan dengan dewa penyelamat adalah Dajjal Sang Kristus.

Scene III: Spongebob Membuat Simbol Tangan Metal Yang Berlawanan Arah.
Bahasa pesan yang digunakan sama seperti sebelumnya, pesan visual. Makna
atau signifikansi yang ingin disampaikan melalui adegan ini ialah bahwa simbol
metal merupakan simbol dari kehidupan yang modern. Tanda tersebut identik dengan
salah satu aliran musik modern yakni musik rock dengan seluruh riasan pendukung
berwarna hitam. Sedangkan musik rock atau rock ‘n roll adalah salah satu musik
yang digemari oleh sebagian masyarakat dunia.
Namun, warna hitam dewasa ini diidentikkan dengan kejahatan dan
kegelapan. Bahkan terkadang warna hitam direpresentasikan sebagai warna setan.
Begitu pula dengan simbol metal tersebut yang merupakan simbol satanic atau
penyembah setan seperti yang digambarkan melalui gambar berikut.
92

Gambar 4.34 Simbol Satanic


(Sumber: http://nurkhatami.files.wordpress.com/2014/12/4)

Gambar diatas adalah salah satu gambar yang diyakini oleh bangsa Yahudi
sebagai salah satu Tuhan mereka, dikenal dengan nama Lucifer. Simbol metal itu
pula yang menjadi simbol diantara mereka ketika berkomunikasi atau sekedar
bertegur sapa dan kini simbol tersebut menjadi trend terkini di kalangan masyarakat
terutama pecinta musik rock.
Dalam pandangan peneliti, gambar Spongebob dengan simbol metal
merupakan simbol yang dapat diikuti dengan sangat mudah. Karena seperti yang
telah diketahui, bahwa banyak remaja yang sering menggunakan simbol ‘gaul’

tersebut. Simbol yang digandrungi inipun dapat menjadi trend baru yang sebenarnya
merusak karena merupakan simbol satanik. Simbol ini juga kini telah menjadi trend
di kalangan masyarakat umum, khususnya anak muda dengan menjadikannya
sebagai bahasa sapaan dan kini diplesetkan dengan sebutan “salam tiga jari”.

Scene IV: Spongebob Berpidato di Lapangan Terbuka


Signifikansi atau makna yang ingin disampaikan adalah bangsa Yahudi ingin
mengumumkan kepada dunia bahwa mereka memiliki perkumpulan rahasia yang
baik dan besar. Cara yang mereka lakukan adalah secara simbolis dengan
93

menggunakan karakter Spongebob sebagai wakil atau ikon mereka. Selain itu,
bangsa Yahudi juga menyelipkan salah satu identitas mereka yang berupa gambar
mata satu (eye of horus), seperti yang terdapat pada mimbar dan topi yang digunakan
oleh Spongebob pada scene ini.

Horus adalah Dewa Burung dalam Mitologi Mesir Kuno yang diklaim
sebagai salah satu dewa mereka. Dalam salah satu kitab Yahudi secara Chasidic
Ortodox, mengatakan simbol mata satu mengandung arti “ketika orang-orang Yahudi
tidak memenuhi kehendak God, maka God akan memandang mereka denan sebelah
mata”. Simbol ini digunakan untuk mengingatkan Yahudi untuk selalu memenuhi
kehendak God.28

Simbol mata satu tersebut merupakan perwakilan dari penjabaran Dajjal yang
menurut bangsa Yahudi sebagai Tuhan mereka, sang Kristus. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Rasulullah SAW. dalam sabdanya:

ْ‫ﻦ‬

29
‫فر‬

28
Nina Levi, Simbol Mata Satu untuk Banyak Bangsa termasuk Yahudi, http:
//m.kompasiana.com/post/read/518442/3/simbol-mata-satu-bagi-berbagai-bangsa-termasuk-
yahudi.html, 20 Desember 2012, 20:37.
29
Al-H}usain Muslim bin al-H}ajja>j al-Qusyairy,S}ah}i>h} al-Muslim, Juz VIII ( Beiru>t:
Da>r al-Jail, t.th), h.195.
94

Artinya:
Telah menceritidakan kepada kami Muhammad bin al-Musanna dan
Muhammad bin Basyar berkata telah menceritidakan kepada kami
Muhammad bin Ja’far telah menceritidakan kepada kami Syu’bah dai
Qatadah berkata saya mendengar dari Anas bin Malik r.a., ia berkata,
Rasulullah Saw.. telah bersabda: “Tidak ada seorang dari Nabi kecuali ia
telah memperingatkan kaumnya terhadap sang pendusta yang buta sebelah
mata. Ketahuilah bahwa Dajjal itu buta sebelah matanya, sedangkan
Tuhanmu tidak buta sebelah mata, dan di antara kedua matanya tertulis kaaf,
faa, raa.”

Kata kaaf-faa-raa yang ada di antara kedua mata Dajjal adalah hakiki atau
sesuai dengan asal hurufnya. Sehingga dengan izin Allah, tidak sulit bagi seorang
muslim untuk membacanya, tapi orang kafir tidak mampu melihat tulisan tersebut.
Imam Nawawi berkata bahwa pendapat yang dipegang oleh para muhaqiq
ialah bahwa tulisan ini nampak secara lahir dan hakiki (sebenarnya) sebagai suatu
tanda dan alamat yang diciptakan oleh Allah Swt. di antara sejumlah alamat atau
tanda-tanda yang menunjukkan dengan pasti akan kekafiran, kebohongan dan
kebatilan dajjal. Tanda-tanda ini diperlihatkan oleh Allah kepada setiap muslim yang
tahu baca tulis maupun sebaliknya, dan disembunyikan untuk orang yang
dikehendaki-Nya akan celaka juga terfitnah dan hal ini tidak dapat dihalangi sama
sekali.30
Sejak Allah Swt. menciptakan Nabi Adam As sampai ke hari kiamat nanti,
tidak ada satu pun ujian yang lebih dahsyat daripada dajjal. Al-Dajjal adalah seorang
tokoh kafir yang jahat dalam sejarah Islam, ia akan muncul menjelang kiamat dan
dajjal adalah pembawa fitnah terbesar di akhir zaman. Hadits di atas telah
menjelaskan peringatan Nabi Saw. tentang sifat Dajjal yang tidak hanya disampaikan
oleh Rasulullah Saw., tapi juga oleh nabi-nabi sebelumnya.

30
Ibnu Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari bi syarh Shahih Bukhari, Juz V, h. 235
95

Hadits di atas juga dikuatkan oleh hadits shahih lainnya yang diriwayatkan
oleh Abu Hurairah yang artinya sebagai berikut:

‫ﺪِﯾﺜ ًﺎ ﻣَﺎ‬

31

Artinya:
Telah menceritidakan kepadaku Muhammad bin Ra>fi’ telah menceritidakan
kepada kami H}usain bin Muhammad telah menceritidakan kepada kami
Syaiba>ni dari Yah}ya> dari Abi Salamah berkata dari Abi H}urairah r.a., ia
berkata, Rasulullah Saw.. bersabda: “Inginkah kamu sekalian aku beritahukan
tentang Dajjal, suatu keterangan yang belum pernah diceritidakan seorang
nabi kepada kaumnya? Sesungguhnya ia buta sebelah mata, ia datang dengan
membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Maka apa yang dikatidakannya
surga adalah neraka dan aku telah memperingatkan kalian terhadapnya
sebagaimana Nabi Nuh telah memperingatkan kaumnya.
Simbol mata satu atau yang mereka namai dengan “eye of horus” ini, sangat

banyak terselip di beberapa episode dalam kartun Spongebob Squarepants. Terlebih


ketika melihat pembukaan atau promosi production housenya, Nickelodeon. Ada
begitu banyak simbol eye of horus dengan variasi warna yang dibingkai dalam
bangunan piramida seperti pada gambar di bawah ini:

31
Al-H}usain Muslim bin al-H}ajja>j al-Qusyairy,S}ah}i>h} al-Muslim, Juz XVIII, h.434.
96

Gambar 4.35 Mata Satu dalam Tampilan Nickelodion


(Sumber: http://nurkhatami.files.wordpress.com/2014/12/4)

Scene V: Spongebob dan Patrick Melihat Keluar Jendela Rumah Squidward


Signifikansi atau makna yang ingin disampaikan melalui adegan ini adalah
bahwa di luar sana ada begitu banyak hal menarik yang tidak diketahui jika hanya
berada di satu tempat saja. Juga ada begitu banyak tantangan dan rintangan hidup
yang tidak akan diketahui jika hanya berada di zona aman terus.
Adegan Spongebob pada scene tersebut juga terdapat selipan tanda Yahudi
atau Illuminati, yakni tanda piramida. Simbol piramida ini terlihat pada susunan foto
milik Squidward yang berada di antara Spongebob dan Patrick. Foto tersebut

membentuk bangunan piramida yang merupakan salah satu simbol khas milik
Yahudi.
Simbol-simbol ini pun juga banyak dijumpai dalam scene-scene di beberapa
episode yang berbeda. Simbol khas bagi Yahudi terutama Freemasonry adalah
piramida yang ujungnya terbelah atau terputus dari bangunan utama piramida atau
memiliki warna yang bereda dengan warna utamanya. Bangunan ini mereka namai
“Lodge”.
97

Scene VI: Squidward Mendapatkan Surat Denda Dari Pihak Berwajib


Signifikansi atau makna yang ingin disampaikan adalah apabila membenci
seseorang cukup lakukan yang sewajarnya, karena jangan sampai kebencian pada
seseorang tersebut malah akan berbalik arah dampaknya. Selain itu, kaitannya
adegan ini dengan Freemasonry atau Yahudi adalah hukumannya. Hukuman yang
diterima oleh Squidward adalah membersihkan seluruh kota dan menjadi pelayan
masyarakat di hari minggu sehingga dia tidak memiliki waktu untuk istirahat.
Bagi Freemasonry, seseorang yang tidak mematuhi ketetapan mereka, maka
akan menerima hukuman. Hukuman tersebut yakni melayani dan melakukan apa
yang mereka inginkan. Karena di dalam perkumpulan Yahudi tersebut, berkumpul
berbagi ilmuwan dan bangsawan dunia, yang mana mereka sengaja menggiring
orang-orang pilihan mereka ke hal yang mereka inginkan. Apabila orang tersebut
menolak untuk melakukan keinginan mereka, maka mereka akan melenyapkan orang
tersebut, entah dengan cara yang halus ataukah kasar.
Hal tersebut sejalan dengan karakter Squidward yang menolak permintaan
Spongebob dan Patrick untuk menjadi presiden dalam perkumpulan mereka.
Sehingga Squidward harus menerima hukuman menjadi pelayan bagi masyarakat
sebagai akibat dari perbuatan yang tidak dilakukannya. Dia harus menerima
hukuman dari kekacauan yang telah ditimbulkan oleh rumah robotnya, walau bukan
dia yang menggerakkan robot tersebut.

Scene VII: Pola Papan Catur dalam Kafe


Sedangkan signifikansi yang ingin disampaikan adalah warna hitam putih
merupakan warna yang mewakili dua hal yaitu kebaikan yang diwakili oleh putih
dan keburukan atau kejahatan yang diwakili oleh warna hitam. Dua warna tersebut
98

yang dipadukan dalam papan catur merupakan hal yang diyakini oleh bangsa Yahudi
terutama Freemasonry sebagai sarana atau jalan untuk berkomunikasi dengan Tuhan
mereka, iblis, yang mereka sebut dengan nama “Lucifer”.

Sebagaimana penjelasan Albert Mackey tentang simbol papan catur:


“The mosaic pavement is an old symbol of the Order. It is met in the
earliest rituals of the last century. It is classed among the ornaments of the
lodge along with the indented tessel and the blazing star. Its party-colored
stones of black and white have been readily and appropriately interpreted as
symbols of the evil and good of human life.”32
Artinya: “Lantai mosaic adalah sebuah simbol tertua Ordo. Simbol tersebut
ditemukan di dalam ritual-ritual terdahulu pada abad akhir. Simbol tersebur
merupakan penggolongan antara hiasan kerajaan berupa mosaik lekuk dan bintang
bersinar. Simbol lantai mosaik adalah kumpulan warna batu hitam dan putih yang
telah siap dan diinterpretasikan sebagai simbol dari sisi keburukan dan kebaikan
dalam kehidupan manusia.”
Menurut kaum Ordo atau Yahudi, lantai berwarna hitam putih itu adalah
representasi dari lantai kuil Raja Sulaiman yang juga merupakan simbol dualitas
diantara kebaikan dan keburukan dalam kehidupan manusia.
Bahkan ada yang menafsirkan bahwa checkered floor adalah simbol
persilangan dua alam, yaitu alam nyata dan alam ghaib, atau lebih tepatnya, antara
alam manusia dan alam jin.
Bangsa Yahudi ingin mengenalkan pada dunia tentang dua warna yang
menurut mereka kedua warna tersebut adalah warna dasar kehidupan. Bagi bangsa
Yahudi kedua warna tersebut dapat mengantarkan mereka untuk bertemu dan
berkomunikasi langsung dengan Lucifer atau Tuhan mereka. Sehingga mereka

32
Albert Mackey, An Encyclopedia of Freemasonry and its Kindred Sciences (United States:
Nabu Press, 2013), h. 494.
99

memadukan kedua warna tersebut secara berselingan seperti yang terdapat pada
papan catur.33

Scene 8: Plankton Menguasai Warga Bikini Bottom


Makna yang ingin disampaikan melalui adegan ini adalah bahwa seseorang
akan melakukan apapun demi mencapai tujuan mereka sekalipun itu merugikan bagi
orang lain. Plankton menggunakan cara jahat untuk bisa menguasai warga Bikini
Bottom dan menjadi pasukannya dalam menata ulang dunia seperti yang dia
ucapkan,”I will rule the world”.
Sedangkan kaitannya dengan Yahudi adalah tokoh Plankton dalam film ini
merupakan simbolisasi dari dajjal yang dalam hadits dan ayat dijelaskan bahwa dajjal
bermata satu yang mana bangsa Yahudi adalah pelopor datangnya dajjal yang ingin
menata ulang dunia sesuai dengan kehendak mereka dan hal itu yang sedang
dilakukan oleh bangsa Yahudi. Cara yang mereka tempuh ialah mencuci otak
masyarakat dunia dengan helm kendali yang diibaratkan sebagai media dalam
penyebaran ideologi ataupun budaya mereka. Sehingga secara perlahan akan tercipta
tatanan dunia baru sesuai dengan yang mereka inginkan.
Melalui media, mereka menyebarkan ideologi serta tatanan dunia yang
mereka kehendaki secara perlahan. Dengan kata lain, bangsa Yahudi sedikit banyak
telah memegang kendali terhadap perkembangan kehidupan di dunia ini dengan
media sebagai alat kendalinya hingga mereka memperoleh tatanan dunia baru seperti
yang diharapkan.

33
Islampos, Checkered Floor; Lantai Hitam Putih Simbol Khas Gerakan Freemasonry,
https://www.islampos.com/checkered-floor-lantai-hitam-putih-simbol-khas-gerakan-freemasonry-
80668/, Senin 25 Zulkaedah 1434 / 30 September 2013 20:03.
100

C. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian


I. Simbolisasi Ideologi Agama dalam Film Kartun Spongebob
Media merupakan saluran yang bebas dan netral dalam menyampaikan
informasi kepada khalayak. Bahkan ideologi suatu organisasi atau agama pun dapat
disampaikan melalui media sekalipun itu media hiburan.
Media dapat menjadi sarana di mana satu kelompok mengukuhkan posisinya
dan merendahkan kelompok lain. Ini bukan berarti media adalah kekuatan jahat yang
(secara sengaja) merendahkan masyarakat bawah. Untuk menjelaskan semua ini,
maka konsep hegemoni adalah teori yang tepat. Konsep hegemoni dipopulerkan oleh
ahli filsafat politik terkemuka Italia, Antonio Gramsci, yang menjelaskan bahwa
hegemoni menekankan pada bentuk ekspresi, cara penerapan, mekanisme yang
dijalankan untuk mempertahankan dan mengambangkan diri melalui kepatuhan para
korbannya, sehingga upaya itu berhasil mempengaruhi dan membentuk alam pikiran
mereka. Proses itu terjadi dan berlangsung melalui pengaruh budaya yang disebarkan
secara sadar dan dapat meresap, serta berperan dalam menafsirkan pengalaman
tentang kenyataan.34
Bangsa Yahudi kemudian menggunakan media hiburan khususnya film
kartun untuk menyebarkan ideologi atau bahkan budaya mereka melalui simbol-
simbol yang mereka selipkan dalam berbagai media hiburan, salah satunya kartun
Spongebob Squarepants. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Susanne Langer dalam
teori simbolnya bahwa simbol digunakan dengan cara yang lebih kompleks dengan
membuat seseorang untuk berpikir tentang sesuatu yang terpisah dari kehadirannya.
Langer kemudian menambahkan bahwa simbol adalah sebuah instrumen pemikiran

34
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 104.
101

dan simbol adalah konseptualisasi manusia tentang suatu hal; sebuah simbol ada
untuk sesuatu.35
Bangsa Yahudi ingin dunia menyadari keberadaan dan kekuatan mereka
melalui simbol-simbol dalam kartun Spongebob tersebut. Mereka memperkenalkan
budaya mereka dengan simbol-simbol tersebut dan menanamkan ideologi Yahudi
lalu membuat penontonnya lupa akan ideologi mereka secara perlahan dan secara
tidak sadar. Bangsa Yahudi sadar bahwa mereka tidak akan pernah menang jika
bertarung dengan tenaga dan senjata, sehingga mereka menggunakan cara halus
dengan pendoktrinan ideologi mereka secara perlahan melalui media dan budaya.
Media dan terutama dunia film benar-benar ‘surga’ bagi impian besar bangsa
Yahudi. Perfilman khususnya Hollywood merupakan senjata mematikan, yang
menjadi andalan Bani Israel untuk memporak-porandakan tatanan hidup masyarakat
dunia.36 Maka bukan hal yang sulit bagi bangsa Yahudi untuk menyelipkan ideologi
dan budaya mereka ke dalam produk film melalui simbol-simbol entah itu gambar,
suara, ataupun gerak tubuh yang mencerminkan identitas mereka.
Ideologi agama mereka tanamkan secara tidak sadar kepada penonton yang
menyaksikan sajian produk mereka. Peneliti menemukan beberapa gambar dalam
kartun Spongebob yang merepresentasikan ideologi dan budaya mereka secara
simbolis, seperti simbol mata satu, piramid, simbol metal, simbol papan catur, dan
beberapa percakapan yang merupakan bahasa khas dalam kelompok mereka.
Bangsa Yahudi sadar bahwa film adalah alat yang paling cepat dalam proses
penyampaian pesan sebab sifatnya yang audio-visual. Melalui film, pengaruh mereka

35
Stephen W Littlejohn, & Karen A. Foss, Teori Komunikasi : Theories of Human
Communication, h.154.
36
Abdullah Al Thail, Yahudi Sang Penghancur Dunia! (Cet. I; Jakarta Timur; Mirqat Media
Grafika, 2008), h. 146
102

akan lebih cepat diserap dan diterima karena mengenai dua sasaran yaitu penglihatan
dan pendengaran pada waktu yang bersamaan. Sehingga otak pun lebih cepat
menangkap dan mencerna pesan yang diterimanya. Maka bangsa Yahudi pun
kemudian mulai menyisipkan simbol yang merepresentasikan keberadaan mereka ke
dalam beberapa tayangan film baik fiksi maupun non fiksi.

II. Pesan dan Makna Simbol Ideologi Agama dalam Kartun Spongebob
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa suatu simbol tidaklah
dibuat begitu saja, melainkan terdapat selipan makna dibalik simbol tersebut. Itulah
yang dilakukan oleh bangsa Yahudi pada film kartun Spongebob Squarepants.
Peneliti menemukan beberapa tanda atau simbol yang merupakan representasi dari
bangsa Yahudi. Simbol tersebut tidak hanya dibuat untuk pelengkap gambar dalam
kartun saja, akan tetapi ada makna tersembunyi yang hendak mereka sampaikan
kepada masyarakat luas melalui tanda tersebut.
Berikut paparan tentang makna di balik simbol-simbol bangsa Yahudi dalam
kartun spongebob Squarepants.

1. Simbol mata satu (eye of horus atau All seeing Eye).


Mata satu mereka artikan sebagai God (Tuhan yang mereka puja) dan
mereka memberikan gelar sebagai The All Seeing Eye. Itulah mata satu yang
sering digambarkan oleh mereka di banyak simbol. Mata satu juga berarti
simbol sebuah mata yang dikelilingi oleh pancaran cahaya atau Gloria dan
biasanya dikelilingi segitiga. Simbol ini sering dimaknai sebagai lambang
mata Tuhan yang mengawasi umat manusia.37

37
Abdullah Al Thail, Yahudi Sang Penghacur Dunia!, h.7
103

Penggambaran mata yang melihat segala penjuru diketahui berasal dari


metodologi mesir, tepatnya simbol mata Horus. Mata ini juga ada dalam
budisme yang mana Budha juga sering disebut sebagai mata dunia dalam
banyak kitab suci Budha, misalnya Mahaparinibbana Sutta. Simbol ini juga
digunakan untuk mengambarkan citra Tuhan dalam caodaisme.38
Mata satu pertama kali dipakai sebagai bagian dari ikonografi
freemasonry pada tahun 1797, dengan diterbitkannya Freemasons Monitor
karya Thomas Smitt Webb. Dalam konteks ini, mata satu melambangkan
mata Tuhan yang dapat melihat segalanya dan sebagai pengingat bahwa
pemikiran dan perbuatan freemason selalu diawasi Tuhan. Dalam konsep
Tuhan disebut sebagai arsitek Agung semesta. Biasanya mata ilahi mason
dilambangkan memiliki Gloria setengah lingkaran di bawah mata, dan
terkadang simbol mata itu dikelilingi oleh segitiga.39

2. Piramida iluminati (Lodge)


Piramida tersebut terdiri dari total 13 lapisan. Dua atas lapisan yang
dipisahkan oleh pembatas metalik. Salah satu karya seni atau monumen yang
terinspirasi oleh ajaran masonik, yang selalu menggambarkan angka 13 dalam
berbagai cara. Lapisan bawah dari piramida merupakan derajat yang lebih
rendah dari freemasonry. Sementara itu, ada dua yang dipisahkan oleh
pembatas, mewakili iluminati yang merupakan “derajat tersembunyi” dan
batu penjuru dari piramida. Ini adalah tempat “kebenaran terungkap” dimana

38
Atjeh, Simbol-Simbol Yahudi di Sekeliling Anda, http://www.atjehcyber.net/2013/02/
simbol-simbol-yahudi-di-sekeliling-anda.html, Februari 2013.
39
Abdullah Al Thail, Yahudi Sang Penghacur Dunia!, h. 8
104

keputusan diambil. Lapisan bawah hanya sebuah sekolah hermetisisme dan


sarana untuk merekrut “orang-orang yang layak”.
Gambar piramida juga yang terdapat di belakang uang dolar yang
mengandung 13 Lapisan. Piramida ini secara harfiah melayang dalam peta
mozaik. Piramida merupakan struktur simbolis yang mewakili masyarakat
rahasia yang beroprasi di seluruh benua, mengambang di seluruh dunia,
mendominasi atau membayangi serta memilikinya.40

Dalam kitab Yahudi, Ulangan 32 : 10 berbunyi : Didapati-Nya dia di


suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman
padang belantara (berbicara tentang Mesir). Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-
Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.

Suku Yehuda percaya dan mengenang bahwa mereka dibebaskan atau


ditarik keluar dari Mesir (Mesir dilambangkan oleh piramid) dan dijadikan
sebagai biji mata Allah. Kemudian mereka mengenangnya dalam suatu
lambang yang mereka buat berupa sebuah piramid yang pada bagian atasnya
tercabut, sehingga menjadi sebuah piramida terpenggal yang pada bagian
atasnya terdapat sepasang mata (sepasang mata melambangkan mata Allah)
yang melambangkan bahwa mereka adalah "The Supreme Being".41

Kaum Yahudi selalu ingin mengingatkan generasi berikutnya bahwa


bangsa Israel adalah bangsa pilihan Allah atau bangsa yang terutama. Oleh

40
Irrawanz, Piramida Illuminati Prancis Dan Simbol, http://irawanz killuminati.blogspot.com
/ p/piramida_illuminati_prancis_dan_simbol.html.

41
Tirza, Tatanan Dunia Baru merupakan tanda Akhir Zaman 2, http://the-world-will-end.
blogspot.com/2013/01/tatanan-dunia-baru-merupakan-tanda_18.html, Jum’at, 18 Januari 2013.
105

sebab itu, mereka memakai piramida susunan teratas. Dari sini kita
mendapatkan pengertian tentang asal usul salah satu lambang misterius dari
The Great Seal berikutnya, yaitu piramida terpotong.

Lambang piramida merupakan pengaruh dari Mesir Kuno, bahkan lebih


dari itu. Dari penyelidikan arkeologi, piramida terpotong merupakan tempat
penyembahan matahari Babel. Sedangkan mata yang tadinya merupakan
"sepasang mata" yang melambangkan biji mata Allah kini berubah menjadi
"mata satu".42

3. Simbol Metal
Simbol metal adalah isyarat khusus para elit freemason untuk
berkomunikasi dengan sesamanya “the brotherhood”, menunjukkan simbol
persaudaraan yang kuat terhadap sesama mason diseluruh dunia. 43
Bangsa Yahudi mempertontonkannya secara sekilas ke media agar
anggota lain dapat melihat dan membaca pesan tersebut tanpa diketahui
maknanya oleh orang lain, dengan anggapan bahwa orang lain adalah jutaan
orang-orang yang tidak paham akan tanda itu. Begitulah para elit yang
memandang orang selain anggota mereka, orang di luar kelompok mereka
hanyalah sederetan angka di layar komputer mereka, kelahiran, kematian,
angka pengangguran, angka kemiskinan, dsb.

42
Tirza, Tatanan Dunia Baru merupakan tanda Akhir Zaman 2, http://the-world-will-end.
blogspot.com/2013/01/tatanan-dunia-baru-merupakan-tanda_18.html, Jum’at, 18 Januari 2013.
43
Ahmad, Makna Salam Tiga Jari, http://maju-kebelakang.blogspot.com/2013/02/makna-
salam-tiga-jari.html, Februari 2013.
106

4. Simbol Papan Catur Atau Lantai Masonik (Checkered Floor)


Simbol tersebut adalah simbol persilangan dua arah, yaitu alam nyata
dan alam gaib atau lebih tepatnya antara alam manusia dan alam jin. Simbol
lantai papan catur, menurut Bangsa Yahudi, lantai berwarna hitam putih itu
adalah representasi dari lantai raja Sulaiman yang merupakan simbol dualitas
yang berasal dari kebaikan dan keburukan dalam kehidupan manusia 44.
Yahudi menggunakan simbol tersebut sebagai altar dalam ritual
penyembahan pada Lucifer yang merupakan julukan bagi Tuhan mereka.
Simbol ini kemudian menjadi trend tersendiri di kalangan masyarakat tanpa
mereka ketahui makna sebenarnya dari simbol papan catur tersebut. Terlebih
para artis yang juga sedikit banyak menggunakan pakaian ataupun pernak-
pernik dengan simbol papan catur ini, seperti para artis di bawah manajemen
Ahmad Dhani, menjadikan trend papan catur semakin berkembang pesat.

III. Simbolisasi Ideologi Agama Yahudi pada Film Kartun Spongebob


menurut Pandangan Islam
Simbolisasi yang terdapat dalam film kartun Spongebob merupakan
gambaran tentang ideologi dari agama Yahudi. Simbol tersebut tidak hanya satu
melainkan ada beberapa hasil temuan yang menjelaskan tentang jejak Yahudi yang
diselipkan dalam film kartun Spongebob. Akan tetapi, dalam pandangan Islam, hal
itu bukan sesuatu yang baru karena Allah Swt. telah memperingatkan umat Islam
tentang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridho kepada umat Islam sampai mereka
mengikuti agama mereka, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al Baqarah ayat 120
yang berbunyi:

44
Alber Mackey, “An Encyclopedia of Freemasonry Its Kindred Scienses (New York: Free
Press, 2008), h. 494.
107

              

                 

 

Terjemahnya:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga
kamu mengikuti agama mereka. Katidakanlah: "Sesungguhnya petunjuk
Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti
kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak
lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.45

Kata millah pada ayat ini bermakna jalan yang dilalui. Kata millah dijadikan
sebutan untuk syari’at Allah bagi hambanya melalui lisan nabi-Nya agar mereka
meraih kebahagiaan yang abadi, juga dipakai untuk menyebut agama-agama yang
menyimpang atau sesat.46
Sedangkan menurut sebagian ulama tafsir, kata millah dapat berarti budaya
atau kebiasaan dari suatu kaum atau kelompok. Untuk penafsiran ini relevan dengan
hadits Rasululllah Saw. dalam sabdanya:

(‫)روﻩ اﲪﺪ و داود‬


Artinya:
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan
mereka. (HR. Ahmad dan Daud)

Kata tasyabbaha berarti menyerupai kelompok lain, baik itu manyerupai


kebiasaan, simbol, akhlak, lifestyle, ataupun bahasanya, maka ia termasuk dalam
kelompok yang ditirunya itu. Oleh karena itulah Allah Swt. melarang hambanya

45
Departemen Agama, Mushaf ‘Aisyah: al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 19.
46
Muh. Sayyid Tantawi, At Tafsi>r Al Wasid, Juz 1 (t.d) h. 198.
108

untuk menirukan kebiasaan orang kafir sekalipun itu hanya simbolnya saja. Seperti
bunyi firman Allah dalam QS. Ali Imran ayat 156 sebagai berikut:

             

                

       

Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir
(orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka
apabila mereka Mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka
berperang: "Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak
mati dan tidak dibunuh." akibat (dari Perkataan dan keyakinan mereka) yang
demikian itu, Allah menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam hati
mereka. Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang
kamu kerjakan.47
Ayat di atas menjelaskan tentang larangan Allah pada hambanya untuk
mengikuti sifat orang-orang kafir yang sombong dan angkuh yang menganggap diri
merekalah yang terbaik. Begitu pula dengan bangsa Yahudi yang selalu menganggap
diri mereka sebagai bangsa pilihan Tuhan yang akan mengatur dunia bersama dengan
al Masih atau Dajjal.
Bangsa Yahudi kemudian menjadi pelopor datangnya dajjal. Begitu banyak
fitnah dan pertikaian yang mereka organisir secara halus dan rapi. Mereka ingin
menata ulang dunia ini dengan kehendak mereka hingga dajjal tiba. Hingga umat
manusia menjadi pengikut mereka sebagai penyembah iblis yang mereka namai
“Lucifer” dan “Horus”. Padahal, dalam Akidah Islam, tidak ada yang patut disembah
selain Allah Swt.

47
Departemen Agama, Mushaf ‘Aisyah: al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 70.
109

Bangsa Yahudi sadar bahwa mereka tidak akan menang jika menggunakan
kekuatan fisik. Oleh karena itulah mereka memanfaatkan kecanggihan teknologi
yang ada serta kekayaan yang mereka miliki demi mencapai tujuan mereka. Bangsa
Yahudi secara perlahan melalui media, ingin merusak moral anak bangsa dengan
ajaran dan pergaulan yang tidak baik. Sehingga kepercayaan terhadap agama dan
Tuhan perlahan memudar atau bahkan hilang yang kemudian berganti dengan
kepatuhan dan ketundukan terhadap duniawi dan nafsu semata. Bangsa Yahudi
melakukan pergerakan mereka secara halus meski harus meninggalkan zona nyaman.
Beda halnya dengan dunia Islam yang tetap stagnant atau berjalan di tempat
saja tanpa ada perubahan yang signifikan karena berada di zona aman terus. Mereka
terlalu merasa aman dengan keadaan sekarang tanpa sadar bahwa musuh mereka
telah memulai peperangan. Peperangan tidak hanya adu senjata di medan perang.
Akan tetapi, perang juga bisa melalui media, budaya, atau bahkan pikiran. Sekarang,
yang dilakukan oleh musuh Islam−terutama Yahudi−adalah dengan perlahan
menyelipkan nuansa budaya mereka melalui simbol-simbol tertentu di dalam
berbagai media, termasuk hiburan.
Sehingga dunia akan berada di genggaman mereka secara perlahan. Hal ini
nantinya yang menjadi asal mula dari peperangan besar antara Yahudi dan Islam di
akhir zaman nanti. Karena Allah Swt. beserta Rasul-Nya telah memperingatkan umat
manusia tentang fitnah terbesar yang akan terjadi di akhir zaman, yakni dajjal yang
dipelopori oleh bangsa Yahudi dan dajjal merupakan salah satu tanda-tanda kiamat.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari keseluruhan uraian pembahasan skripsi ini, dapat dikemukakan
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Simbolisasi Yahudi yang terdapat dalam film kartun Spongebob Squarepants
merupakan salah satu produk budaya yang juga dapat menjadi sarana untuk
menyampaikan pesan tertentu kepada khalayak. Penyampaian tersebut
tidaklah secara langsung atau terang-terangan, tapi secara simbolis melalui
gambar-gambar maupun audio. Simbol-simbol tersebut berupa gambar mata
satu, piramida terputus, simbol satanic, lantai berpola papan catur,
penyembahan, dan berbagai penyimpangan ajaran-ajaran Yahudi seperti seks
bebas, kebebasan menjadi apa saja yang diinginkan walau harus menyalahi
kodrat asli seseorang.
2. Simbol-simbol Yahudi yang terkandung dalam kartun Spongebob tersebut
tidak hanya merupakan simbol semata saja dan bukan tanpa tujuan apapun.
Simbol-simbol tersebut memiliki makna terselubung dan misi tersendiri yang
ingin disampaikan secara perlahan kepada penonton yang menyaksikannya.
Bangsa Yahudi ingin memperkenalkan budaya mereka kepada khalayak
melalui salah satu produk budaya yakni film. Bangsa Yahudi juga ingin
mendeklarasikan bahwa mereka mampu menguasai dunia dengan cara yang
halus tanpa harus melalui peperangan yang berarti. Mereka hanya menyerang
dari segi otak dan memperngaruhi alam bawah sadar mereka.

110
111

B. Implikasi Penelitian
Dengan tersusunnya karya ilmiah ini, penulis mengharapkan dapat:
1. Menjadi salah satu acuan bagi para pembaca agar lebih selektif lagi dalam
menyaksikan tayangan khususnya yang bersifat hiburan. Menjadikan
penelitian ini sebagai salah satu referensi dalam melihat suatu karya dari
sudut pandang yang berbeda.
2. Menjadi literatur bagi mahasiswa dalam memperkaya khazanah referensi
mereka terutama yang berhubungan dengan perfilman dan semiotika,
khususnya kartun dengan semiologi Roland Barthes.
3. Menjadi acuan bagi para orang tua agar lebih peka lagi terhadap tayangan-
tayangan televisi khususnya tayangan untuk anak-anak serta lebih ketat lagi
dalam mendampingi anak-anaknya dalam menonton tayangan yang bukan
untuk umurnya.
4. Peneliti sangat berharap kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan
Lembaga Sensor Film (LSF) agar lebih ketat lagi dalam melakukan sensor
terhadap tayangan televisi khususnya bagi anak-anak dan agar bisa lebih
komitmen lagi dalam mengutamakan penayangan film kartun lokal.
DAFTAR PUSTAKA

Adlin, Alfathri, et al. Spiritualitas dan Realitas Kebudayaan Kontemporer. Cet. I,


Yogyakarta: Jalasutra, 2007.
Agama Departemen. Mushaf ‘Aisyah: al-Qur’an dan Terjemahannya. Cet. I; Jakarta: Al
Fatih, 2013.

Aminuddin. Semantik: Pengantar Studi tentang Makna. Cet. IV, Bandung: Sinar
Baru Algesindo, 2011.
Ardianto, Elvinaro dan Bambang Q-Anees. Filsafat Ilmu Komunikasi. Cet. III;
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011.
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, dan Siti Karlina. Komunikasi Massa: Suatu
Pengantar. Cet. II. Ed. Revisi; Bandung: Refika Offset, 2009.
al-Asqalani , Ibnu Hajar. Fath al-Bari bi syarh Shahih Bukhari. Juz V. Beirut : Maktabah al-
Salafiyah. t.th.

Berger, Arthur Asa. Tanda-Tanda dalam Kebudayaan Kontemporer: Suatu Pengantar


Semiotika. Cet. II; Yogyakarta: Triana Wacana Yogya, 2005.

Daeng, Hans J. Manusia, Kebudayaan, dan Lingkungan: Tinjauan Antropologis. Cet.


I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.
Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Cet. X; Yogyakarta:
LKiS Yogyakarta, 2012.
Ferdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Cet. III;
Jakarta: Salemba Humanika, 2012.
Halik, Abdul. Tradisi Semiotika dalam Teori dan Penelitian Komunikasi. Makassar:
Alauddin University Press, 2012.
Imanjaya, Ekky. Why Not : Remaja Doyan Nonton?. Cet. I; Bandung: Mizan Buaya
Keatif, 2004.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka,
2002.

Kaplan, David, Robert A. Manners. Teori Budaya: The Theory of Culture. Cet. III;
Yogyakarta: Pustaka Pelaja,. 2002
Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa: Analisis Interaktif Budaya Massa. Cet. II;
Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Littlejohn, Stephen W & Karen A. Foss. Teori Komunikasi : Theories of Human
Communication. Jakarta: Salemba Humanika, 2011.
Mackey, Albert Gallatin. An Encyclopedia of Freemasonry and its Kindred Sciences.
United States: Nabu Press. 2013.
Makow, Henry. Illuminati: The Cult that Hijacked the World, 2011, terj. Illumintai: Dunia
Dalam Genggaman Perkumpulan Setan. Cet. VI; Jakarta: Ufuk Press. 2014.

McGraw Hill, Ibiz Fernandez. Macromedia Flash Animation And Cartooning: A


Creative Guide. California: Osborn Press, 2002.
Morissan. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Ed.
Revisi, Cet. III; Jakarta: Kencana, 2011.
Morrisan. Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Tangerang:
Ramdina Prakarsa, 2005.
Munawar, Said Agil Husin. Fikih Hubungan Antar Agama. Cet. III; Jakarta: Ciputat
Press, 2005.
Naisa>buri>, Abu> H}usain Muslim bin H}ajja>j al-Qusyairi>. S}ah}i>h} Muslim.
Juz VIII ( Beiru>t: Da>r al-Jail), t.th.
Prakoso, Gatot. Film Pinggiran-Antalogi Film Pendek, Eksperimental dan
Documentar. Jakarta: Fatma Press, 1977.
Program Studi Desain Komunikasi Visual FSR ISI Yogyakarta dan Studio Diskom.
“Irama Visual: dari Toekang Reklame sampai Komunikator Visual. Cet. II;
Yogyakarta: Jalasutra, 2009.
al-Qusyairy, Al-H}usain Muslim bin al-H}ajja>j. S}ah}i>h} al-Muslim. Juz VIII.
Beiru>t: Da>r al-Jail. t.th.
Rivers, William L. Media Massa & Masyarakat Modern. Ed. II. Cet. III; Jakarta:
Kencana, 2008.
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Cet. III; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Thail, Abdullah Al. Yahudi Sang Penghancur Dunia. Cet. I; Jakarta Timur: Mirqat
Media Grafika. 2008.
Tinarbuko, Sumbo. Semiotika Komunikasi Visual. Ed. Revisi. Cet. IV; Yogyakarta:
Jalasutra, 2010.
Vera, Nawiroh. Semiotika dalam Riset Komunikasi. Cet. I; Bogor: Ghalia Indonesia,
2014
William, Raymond. Televisi. Cet. I; Yogyakarta: Resist Book, 2009.
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Cet. X; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009.
Pustaka Internet
Ahmad, Makna Salam Tiga Jari, http://maju-kebelakang.blogspot.com/2013/02/makna-
salam-tiga-jari.html, Februari 2013.

Indrawan, Andrhy. Makalah Ideologi Agama. http://andrhyblog.wordpress.com/


2012/06/23/makalah-ideologi-agama/. 23 Juni 2012.
Irrawanz, Piramida Illuminati Prancis Dan Simbol, http://irawanz
illuminati.blogspot.com/p/piramida_illuminati_prancis_dan_simbol.html .
Islampos, Checkered Floor; Lantai Hitam Putih Simbol Khas Gerakan Freemasonry,
https://www.islampos.com/checkered-floor-lantai-hitam-putih-simbol-khas-
gerakan-freemasonry-80668/, Senin 25 Zulkaedah 1434 / 30 September 2013
20:03.
Jessica, Tokoh-Tokoh di Film Spongebob, http://jessicadorinda.blogspot.com/
2012/11/ tokoh -tokoh-di-film-spongebob.html, November 2011.
Muchlisin Riadi. Pengertian, Sejarah dan Unsur-unsur Film. http://www.
kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-sejarah-dan-unsur-unsur-film.html. 4
Oktober 2012. pukul 06.56 WIB
Nina Levi, Simbol Mata Satu untuk Banyak Bangsa termasuk Yahudi, http:
//m.kompasiana.com/post/read/518442/3/simbol-mata-satu-bagi-berbagai-bangsa-
termasuk-yahudi.html, 20 Desember 2012, 20:37.

Shahab, Achmad. Nilai-Nilai Agama dalam Film Ayat-Ayat Cinta (Analisis


Semiotika Nilai-Nilai Agama dalam Film Ayat-Ayat Cinta).
http://eprints.uns.ac.id/8873/1/160122508201004051.pdf

Taqiyyah, Hani. Analisis Semiotik Terhadap Film In The Name of God. http://
repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21832/1/HANI%2520TA
QIYYA-FDK.PDF.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Risky Nikmah Amaliah, dilahirkan di Ujung Pandang


yang sekarang dikenal dengan sebutan Makassar pada
tanggal 10 Oktober 1991. Anak keenam dari enam
bersaudara dari pasangan Alm. H, Ambo Itte dan Almh.
Hj. Rennu

Penulis memulai pendidikan di sebuah Sekolah Dasar


tahun 1998 tepatnya di SD Inp. Pajjaiang dan tamat pada tahun 2004. Kemudian
penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama tepatnya di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Makassar dan tamat pada tahun 2007.

Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di


sebuah madrasah yang bernama Madrasah Aliyah Keagamaan Negeri-Madrasah
Aliyah Negeri 3 (MAKN-MAN 3) Makassar dan tamat pada tahun 2010.

Pada tahun yang sama yaitu pada tahun 2010, Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di

Universita Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar pada jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran


Islam (HMJ-KPI) periode 2012-2013 dan organisasi intra kampus di Unit Kegiatan
Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (UKM LDK) Al Jami UIN Alauddin
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai