Jbptunikompp GDL Bibrasaleh 34932 1 Unikom - P I
Jbptunikompp GDL Bibrasaleh 34932 1 Unikom - P I
Jbptunikompp GDL Bibrasaleh 34932 1 Unikom - P I
PENDAHULUAN
1
perkembangan aktivitas industri pada kota-kota ini (core region) seperti Jakarta dan
Bandung cenderung menurun. Sebaliknya aktivitas industri di daerah-daerah
pinggiran (fringe region) seperti Bogor, Bekasi dan Tanggerang justru semakin
meningkat.
Berkaitan dengan penetapan pusat-pusat pertumbuhan serta hirarki
pelayanan, maka ditentukan sistem kota-kota yang berlaku di masing-masing
Wilayah Pengembangan (WP) terdiri dari PKN, PKWp, PKLp, PKLd, dan PPK.
Berdasarkan Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan
JABODETABEKPUNJUR, Cikarang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) dengan kegiatan utama berupa industri dan permukiman. Menurut rencana
sistem perkotaan Kabupaten Bekasi dalam RTRW Kabupaten Bekasi Tahun 2011
– 2031, Pusat Kegiatan Lokal (PKL) meliputi perkotaan Cikarang Pusat, sedangkan
Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) meliputi perkotaan Cikarang Selatan,
Cikarang Utara, Cikarang Barat, dan Cikarang Timur. Pengembangan beberapa
kota sebagai pusat pertumbuhan wilayah berdasarkan daya tarik kecamatan di
dalam wilayah Kabupaten Bekasi menunjukkan adanya beberapa kota kecamatan
berfungsi sebagai pusat pertumbuhan yaitu Cikarang Pusat, Cikarang Barat,
Cikarang Selatan, dan Cikarang Utara. Keempat kecamatan tersebut mengakomodir
aktivitas sosial ekonomi penduduk kota-kota kecamatan lain yang menjadi
hinterland-nya.
Kabupaten Bekasi merupakan wilayah yang perekonomiannya ditunjang
besar oleh sektor perindustrian. Hal ini dapat dilihat dari data Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha
Kabupaten Bekasi Tahun 2013 yang menjelaskan bahwa sektor industri merupakan
sektor terbesar dengan angka mencapai 102.673.539,21 Juta Rupiah dari hasil
pendapatan kabupaten secara keseluruhan (lihat Tabel 1.1).
2
Tabel 1.1 PDRB Kabupaten Bekasi Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan
Usaha Tahun 2013 (Juta/Million Rp).
Lapangan
2010 2011 2012 2013
Usaha
Pertanian 2.233.339,67 2.523.637,72 2.690.275,44 3.036.423,03
Pertambangan
dan 1.777.325,22 1.922.218,79 1.756.856,54 1.558.577,92
Penggalian
Industri
75.037.439,62 81.544.745,73 91.449.277,94 102.673.539,21
Pengolahan
Listrik, Gas
2.302.109,32 2.533.408,84 2.774.182,79 3.246.078,41
dan Air Bersih
Bangunan 1.645.158,89 1.865.102,11 2.311.302,78 2.809.997,67
Perdagangan,
Hotel dan 9.424.761,75 10.692.526,06 12.118.726,43 14.069.134,67
Restoran
Pengangkutan
dan 1.666.072,72 1.866.135,85 2.054.348,22 2.399.237,26
Komunikasi
Keuangan,
Persewaan
1.306.609,45 1.468.226,72 1.591.333,27 1.820.346,00
dan Jasa
Perusahaan
Jasa-Jasa 2.133.905,64 2.357.284,62 2.593.518,34 2.934.951,96
TOTAL 97.526.722,28 106.773.286,44 119.339.821,75 134.548.286,13
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014.
Selain itu, dapat dilihat juga pada Tabel 1.2 bahwa dalam kurun waktu
2010-2013 persentase kontribusi PDRB Kabupaten Bekasi Atas Dasar Harga
Berlaku menurut Lapangan Usaha Tahun 2013, sektor industri pengolahan memliki
kontribusi paling besar (76%) terhadap PDRB Kabupaten Bekasi secara
keseluruhan setiap tahunnya.
3
Tabel 1.2 Kontribusi PDRB Kabupaten Bekasi Atas Dasar Harga Berlaku
menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 (%).
Lapangan
2010 2011 2012 2013
Usaha
Pertanian 2,28 2,36 2,25 2,25
Pertambangan
dan 1,82 1,80 1,47 1,15
Penggalian
Industri
76,94 76,37 76,62 76,30
Pengolahan
Listrik, Gas
2,36 2,37 2,32 2,41
dan Air Bersih
Bangunan 1,68 1,74 1,93 2,08
Perdagangan,
Hotel dan 9,66 10,01 10,15 10,45
Restoran
Pengangkutan
dan 1,70 1,74 1,72 1,78
Komunikasi
Keuangan,
Persewaan
1,33 1,37 1,33 1,35
dan Jasa
Perusahaan
Jasa-Jasa 2,18 2,20 2,17 2,18
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014. (diolah)
Cikarang dipilih menjadi daerah yang diteliti karena merupakan bagian dari
pinggiran Jakarta (fringe region) dan juga menjadi Ibukota Kabupaten Bekasi yang
mempunyai perkembangan aktivitasi industri yang sangat pesat, dilihat dari status
wilayah perkotaan cikarang yang termasuk dalam Wilayah Pengembangan I (WP
I) yang difungsikan pengembangan industri, perdagangan dan jasa serta
permukiman pada Kecamatan Cikarang Utara, Kecamatan Cikarang Selatan,
Kecamatan Cikarang Barat, dan Kecamatan Cikarang Timur yang menjadi Pusat
Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) dan Wilayah Pengembangan II (WP II) yang
difungsikan pengembangan pusat pemerintahan kabupaten, industri serta
perumahan dan permukiman skala besar, disamping itu juga karena banyaknya
kawasan industri yang ada daerah tersebut diantaranya kawasan industri Jababeka,
Greenland International Industrial Center (GIIC), Kota Deltamas (Deltamas), East
Jakarta Industrial Park (EJIP), Delta Silicon, MM2100, BIIE dan sebagainya.
Kawasan-kawasan industri tersebut kini digabung menjadi sebuah Zona Ekonomi
4
Internasional (ZONI) yang memiliki fasilitas khusus di bidang perpajakan,
infrastruktur, keamanan dan fiskal. Tahun 2006 dan 2013 dipilih oleh peneliti
karena pada tanggal 6 Desember 2006 Gubernur Provinsi Jawa Barat Danny
Setiawan meresmikan perancangan pembangunan infrastruktur serta kesepakatan
bersama antara Departemen Pekerjaan Umum, Pemerintah Kabupaten Bekasi, dan
PT Jasa Marga (Persero) mengenai Zona Ekonomi Internasional (ZONI) yang
terdiri dari 7 kawasan industri diatas. Sedangkan tahun 2013 dipilih oleh peneliti
karena data terakhir yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan
Koperasi dan UMKM Kabupaten Bekasi tentang daftar perusahaan industri adalah
tahun 2013.
Berdasarakan hasil pemaparan di atas, informasi ini mejadi hal yang
menarik untuk diteliti. Oleh karena itu, maka penelitian ini berusaha untuk
mendeskripsikan karakteristik aglomerasi industri pengolahan di Cikarang
Kabupaten Bekasi tahun 2006 dan 2013.
5
1.2 Perumusan Masalah
1.3.1 Tujuan
1.3.2 Sasaran
6
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini dibagi menjadi dua yakni, ruang lingkup
wilayah yang menjelaskan batasan pembahasan penelitian berdasarkan batas
geografis dan ruang lingkup materi yang menjelaskan tentang batasan pembahasan
berdasarkan batas kajian ilmu.
Ruang lingkup wilayah yang membatasi penelitian ini adalah seluruh lahan
terbangun kawasan industri yang terletak di wilayah perkotaan Cikarang Kabupaten
Bekasi yang tersebar diberbagai kecamatan yakni, Kecamatan Cikarang Utara,
Kecamatan Cikarang Selatan, Kecamatan Cikarang Barat, Kecamatan Cikarang
Timur dan Kecamatan Cikarang Pusat, lihat Gambar 1.1.
7
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
1) Industri
Industri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah industri pengolahan, yaitu
cabang industri yang mencakup segala kegiatan pengumpulan, peningkatan
terhadap kegunaan melalui perubahan bentuk serta pengiriman komoditi yang lebih
berharga ke tempat lain (Daldjoeni, 1986).
2) Industri Pengolahan
Industri pengolahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah industri pengolahan
skala besar dan menengah. Industri pengolahan skala besar dan menengah
merupakan industri yang termasuk Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN), Izin Usaha Industri (IUI), Izin Perluasan dan Tanda
Daftar Industri (TDI) pada Daftar Perusahaan Industri Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Pemerintah Kabupaten Bekasi.
3) Jenis Industri
Jenis industri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggolongan industri
berdasarkan komoditinya. Klasifikasi jenis industri yang digunakan mengacu pada
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Dalam penelitian ini
digunakan KBLI dua dijit.
4) Kepadatan Industri
5) Aglomerasi Industri
Merupakan pengumpulan berbagai jenis industri dalam suatu wilayah (Bale, 1984).
8
6) Wilayah Aglomerasi
Wilayah aglomerasi yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan suatu daerah
yang dibatasi oleh garis khayal yang memiliki karakteristik tertentu dengan adanya
pengelompokkan aktivitas industri di dalamnya. Dalam penelitian ini wilayah
aglomerasi digambarkan pada grid berukuran 1x1 km2 yang mempunyai lebih dari
2 perusahaan di dalamnya.
9
1.5 Metodologi Penelitian
1) Variabel-Variabel Penelitian
10
2) Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan memperoleh data primer dan data sekunder.
Data Primer
Data Primer yang akan diperoleh untuk penelitian ini langsung dari sumbernya
dengan cara observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu
obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis
tentang hal-hal tertentu yang diamati. Observasi dilakukan pada lahan industri
terbangun di Cikarang Kabupaten Bekasi berupa gambar atau foto kawasan industri
eksisting dengan kegunaan sebagai bukti dasar dalam uji verifikasi lapangan.
Data Sekunder
Data sekunder yang akan diperoleh untuk penelitian ini melalui literatur atau studi
pustaka yang berkaitan dengan wilayah penelitian. Data sekunder juga dapat
diperoleh dari instansi-instansi terkait berupa hardcopy maupun softcopy. Untuk
lebih jelasnya mengenai data-data sekunder yang akan digunakan dalam penelitian
dapat dilihat pada Tabel 1.3.
11
3) Teknik Analisis
12
Tabel 1.4 Klasifikasi Tingkat Kepadatan Industri.
Tingkat Kepadatan Nilai (Industri/km2)
Rendah 1-2
Sedang 3-7
Tinggi 8-11
Sumber: Pengolahan Data, 2016.
Rendah 1-300
Sedang 301-550
Tinggi 551-1405
Sumber: Pengolahan Data, 2016.
13
1.6 Kerangka Pemikiran
Aktivitas Industri di
wilayah perkotaan
Cikarang
Perusahaan
Jaringan
Industri
Jalan
Pengolahan
Tingkat Tingkat
Kepadatan Kepadatan
Industri Tenaga Kerja
Tahun 2006 Tahun 2006
dan 2013 dan 2013
Aglomerasi
Industri
Pengolahan
14
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan sasaran, ruang lingkup atau batasan wilayah dan materi, metodologi
penelitian, kerangka pemikiran, serta sistematika penulisan.
Pada bab ini berisikan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini.
Tinjauan pustaka berisikan tentang industri, industri pengolahan, pengelompokan
industri, kriteria industri, konsep dan teori aglomerasi, aglomerasi industri,
karakteristik wilayah aglomerasi industri, serta penelitian terdahulu.
Pada bab ini berisikan gambaran umum daerah atau wilayah penelitian
tentang kondisi geografis, kondisi fisik dan non fisik, kondisi industri pengolahan
di Cikarang Tahun 2006, kondisi industri pengolahan di Cikarang Tahun 2013, serta
kondisi perindustrian pengolahan.
Bab ini berisikan mengenai analisis atau penyelesaian dari data yang ada
yang akan dibahas secara terperinci.
BAB V: KESIMPULAN
15