Asuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan Normal
No Dokumen :
1. Pengertian Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama pengeluaran
hasil konsepsi setelah pembuahan berumur 37 minggu dan setelah bayi lahir serta
upaya pencegahan komplikasi.
2. Tujuan Membantu persalinan supaya bersih dan aman, serta mencegah terjadinya komplikasi
dalam persalinan.
3. Kebijakan Dilakukan oleh bidan lulusan D III Kebidanan sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan.
SK Kepala UPT Puskesmas Waipare No SK/KIA/VII/262/04/2017 Tentang Pelayanan
Klinis di UPT Puskesmas
4. Referensi Asuhan Persalinan Normal Tahun 2012
5. Prosedur Persiapan alat dan bahan :
- Bak instrument berisi partus set ( klem 2, gunting tali pusat 1, setengah Koher 1,
cateter nelaton 1)
- Sarung tangan steril
- Kom berisi kapas dan air DTT
- Pengisap Lendir atau delee
- Oksitosin
- Spuit 3 cc
- Umbilikal Klem
- Kassa Steril
- Kain untuk ibu dan bayi
- Bengkok
- Tempat Placenta
- Ember berisi air DTT dan Waslap
- Ember berisi cairan Klorin 0,5 %
- Tempat sampah infeksi dan non infeksi
Langkah – Langkah :
A. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II
Ibu merasakan adanya dorongan kuat untuk meneran
Ibu mersakan tekanan rectum dan vagina semakin meningkat
Perineum tampak menonjol
Vilva dan sfingter ani membuka
B. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan , bahan, dan obat – obatan esensial
untuk menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan
bayi baru lahir.
3. Memakai celemek plastik.
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir , kemudian keringkan tangan
dengan handuk bersih dan kering.
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
pemeriksaan dalam.
6. Memasukan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT dan steril ), pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik.
C. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum dari depan ke belakang dengan
menggunakan kapas atau kassa dengan dibasahi air DTT.
Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan
dengan seksama.
Buang kassa atau kapas pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang
tersedia.
Ganti jika sarung tangan terkontaminasi (dekontaminasi) lepas dan
rendam dalam larutan clorin 0,5 %
8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap
lakukan amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan clorin 0,5 %
kemudian lepaskan dan rendam sarung tangan dalam posisi terbalik
selama 10 menit. Kemudian cuci tangan
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi
uterus untuk memastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)
Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam , DJJ dan semua
hasil penilaian serta asuhan pada partograf
D. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES
BIMBINGAN UNTUK MENERAN
11. Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan
bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan
kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan temuan yang
ada
Jelaskan pada anggota keluarga bagaimana peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat kepada ibu untuk meneran
secara benar
12. Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi untuk meneran.
(bila ada rasa untuk dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu untuk ke
posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman)
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan
kuat untuk meneran :
Bimbing ibu untuk meneran secara benar
Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai
Bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan
pilihannya (kecuali dalam posisi terlentang dalam waktu yang
lama)
Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
Anjurkan keluarga untuk memberikan dukungan dan semangat
untuk ibu
Beri cukup asupan per-oral (minum)
Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah
120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam)
meneran (multigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjalan – jalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam
waktu 60 menit
E. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15. Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di atas perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16. Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan bahan dan
alat
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
F. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
Lahir Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayu untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu
untuk meneran perlahan sambil bernafas cepat dan dangkal.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi dan lanjutkan proses kelahiran bayi. Jika tali
pusat melilit di leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala
bayi
Jika tali pusat melilit secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
potong diantara dua klem tersebut
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahirkan Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparetal.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kea
rah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakan kea rah atas dan distal untuk mengeluarkan bahu
belakang
Lahirkan Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kea rah perineum ibu
untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah.gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas.
24. Setelah tubuh dan bahu lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki.pegang kedua mata kaki (masukan
telunjuk diantara kaki dan pegang masing- masing mata kaki ibu jari dan
jari-jari lainnya.
G. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25. Lakukan penilaian
Apakah bayi cukup bulan ?
Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan ?
Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak menangis , tidak bernapas atau megap-megap
lakukan tindakan resusitasi (langkah 25 ini berlanjut ke langkah-
langkah prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia)
26. Keringkan dan posisi tubuh bayi di atas perut ibu
Keringkan bayi dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (tanpa
membersihkan verniks) kecuali bagian tangan
Ganti handuk basah dengan handuk yang kering.pastikan bayi dalam
posisi dan kondisi aman di perut bagian bawah ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir
(hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemelli).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
dengan baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
(intramuscular) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi sebelum
menyuntik oksitosin).
30. Setelah 2 menit sejak bayi lahir, pegang tali pusat dengan satu tangan
pada sekitar 5 cm dari pusar bayi, kemudian jari telunjuk dan jari tengah
tangan lain menjepit tapi pusat dan geser hingga 3 cm proksimal dari
pusar bayi. Klem tali pusat pada kedua titik tersebut kemudian tahan
klem ini pada posisinya , gunakan jari telunjuk dan tengah tangan lain
untuk mendorong isi tali pusat kea rah ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali
pusat pada sekitar dua cm distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
Dengan satu tangan ,pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat
diantara dua klem tersebut.
Ikat tali pusat dengan benang DTT /steril pada satu sisi
kemudian lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat tali pusat
dengan simpul kunci pada sisi lainnya
Lepaskan klem dan masukan klem dalam wadah yang telah
disediakan
32. Letakan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu dan bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya.
Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari putting susu atau areola ibu.
Selimuti ibu – bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi
di kepala bayi
Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dda ibu paling
sedikit 1 jam
H. MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA PERSALINAN
33. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34. Letakan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas simfisis),
untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk
menegangkan tali pusat.
35. Setelah uterus berkontraksi tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang - atas (dorso –
kranial ) secara hati – hati.
Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali
pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi kembali
prosedur di atas.
Mengeluarkan Plasenta
36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kea rah dorsal
ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kea rah distal maka
lanjutkan dorongan kea rah kranial hingga plasenta dilahirkan.
Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat :
- Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
- Lakukan kateterisasi, jika kandung kemih penuh
- Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
- Ulangi tekanan dorso-kranial dan penegangan tali pusat
15 menit berikutnya
- Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir
atau terjadi perdarahan maka segera lakukan manual
plasenta.
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan.Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilih
kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan.
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, letakan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus
teraba keras).
I. MENILAI PERDARAHAN
39. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta telah
dilahirkan lengkap.
Masukan plasenta ke dalam kantung plastik ( tempat plasenta)
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.Lakukan
penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan menimbulkan perdarahan.
J. ASUHAN PASCA PERSALINAN
41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
42. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
clorin 0,5 % .
43. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik serta kandung kemih kosong.
44. Ajarkan ibu / keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
46. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-
60 kali / Menit)
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
49. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
50. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban , lender, dan darah
disekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya
52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
53. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balikan
bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
tangan dengan handuk bersih dan kering
55. Pakai sarung tangan bersih /DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik
bayi
56. Dalam satu jam pertama , beri salep mata profilaksis infeksi, vitamin K
1 mg IM di paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik bayi baru lahir,
pernapasan bayi (normal 40-60 kali /menit) dan suhu tubuh (normal
36,5-37,5 derajat )C selama 15 menit
57. Setelah satu jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunusasi
Hepatitis B di paha kanan bawah lateral
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
dengan handuk bersih dan kering
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital
dan asuhan kala IV Persalinan
6. Unit Terkait Ruangan Kamar Bersalin