LAPORAN
LAPORAN
LAPORAN
Abstrak— Pengukuran suhu dan kelembapan pada tanah dan udara perlu dilakukan
dikarenakan dalam suatu wilayah kita juga memperhatikan tentang suhu dan
kelembapan. Hasil pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui suhu dan
kelembapan udara dan tanah pada suatu tempat serta menganalisis perbedaan
pengukuran suhu dan kelembapan udara dan tanah pada berbagai tempat. Metode
yang digunakan adalah menggunakan alat – alat seperti themoanemometer sebagai
pengkuran suhu udara, hygrometer sebagai pengkuran kelembapan udara, weksker
digunkan sebagi pengukuran suhu tanah dan soil tester sebagai pengukuran
klembapan tanah. Ada dua tempat dalam perlakuan tempat ternaungi dan tidak
ternaungi. Tempat yang tidak ternaungi memiliki hasil suhu udara 32,5 oC,
kelembapan udara 61%, suhu tanah 36,5 oC dan kelembapan tanah 3%. Sedangkan
pada tempat yang ternaungi memiliki hasil suhu udara 25,1 oC, kelembapan udara
68%, suhu tanah 27 oC dan kelembapan tanah > 8%. Hasil dari pengamat tempat
yang dinaungi dan tidak dinaungu memilikihasil yang berbeda hal tersebut dikarena
beberapa faktor yaitu cahaya matahari, penguapan, curah hujan, banyak tumbuh –
tumbuhan, dan uap air
HASIL PENGAMATAN
12. Mencatat hasil pengukuran
1. Data Pengamatan
kelembapan udara pada tempat
Tabel1.1. pengukuran suhu udara
ternaungi
Suhu udara
Ternaungi ( oC) Tidak Ternaungi
( oC)
25,1 oC 32,5 oC
13. Mengukur suhu tanah pada tempat Table 1.2. pengukuran kelembapan
membahas tentang pengkuran suhu dan kelembapannya rendah karena air ataupun
kelembapan pada tanah dan udara. Dimana curah hujan tidak tersimpan dalam air karena
pengukuran ini dilakukan di dua tempat yaitu langsung terevaporasi terhadap cahaya
tempay yang ternaungi dan tempat tidak matahari. Sedangkan pada tempat yang
ternaungui. Pada hasil pengukuran di dua ternaungi memiliki nilai pengukuran yang
tempat tersebut tempat yang ternaungi dan lebih tinggi yaitu 68 % disebabkan banyak
tidak ternaungi itu mengalami pohon bila mana air hujan atau uap air yang
perbedaan,diman itu terjadi dikarena banyak jatuh ketanah tidak langsung terevaposai
faktor. Missalnya faktor yang mepengaruhi melainkan bisa tersimpan didalam akar –
adalah cahaya matahari, curah hujan, akar tumbuhan dan daun daun yang jatuh
penguapan, dan tumbuhan yang ada juga bisa menimbulkan mikroorganisme yang
dilakukan suhu udara yang berapa pada merupakan salah satu faktor penentu
tempat yang tidak ternaungi lebih tinggi dari terpenuhinya ketersediaan air bagi
pada yang ada di tepat yang ternaumgi itu tumbuhan. Peningkatan curah hujan di suatu
dikarena tempat yang tidak ternaungi kurang daerah berpotensi menimbulkan banjir,
adanya pepohonan (tumbuhan) maka udara sebaliknya jika terjadi penurunan dari kondisi
yang ditempat tidak ternaungi relative tinggi. normalnya akan berpotensi terjadinya
dengan 30 oC diatas atau dibawah suhu tempat yang tidak dianungi mengalami
tersebut laju fotosintesis berkurang, tetapi pengukuran yang tinggi yaitu 36,5 oC dan
juga tergantung pad jenis tanamannya. ditempat ternaungi lebih rendah yaitu
Pada tempat yang ternaungi memang memiliki nilai pengukuran 27 oC. dikarenakan
banyak tanaman mungkin hal tersebut yang pada tempat yang ternaungi dia mikiliki faktor
membuat tempat hal tersebut yang membuat pengembuan dan sedikit mengalami
permukaan bumi makin rendah dengan ada daunkering yang jatuh maka
bertambahnya lintang seperti halnya mikroorganisme penghasil
penurunan suhu menurut ketinggian. Makin kelempabanpun tidak terjadi maka
tinggi tempat maka suhunya makin rendah dengan demikian kelembapan relative
dan kelembaban akan makin tinggi. rendah karena banyak terpapar cahaya
Pengukuran pada kelembapan matahari.
tanah pada tempat yang ternaungi dan
tidak terungi hasilnya lebih tempat KESIMPULAN
ternaungilah yang memiili nilai Dalam pratikumkaliini dapat disimpulakan
pengukuran tertinggi. Hal ini disebabkan bahwa pengukuran suhu dan lembapan pada
adanya pengupan hasil fotosintesis yang tanah dan udara, meliputi ;
larutan, maka aras kelengasan yang 5. Dari faktor –faktor diatas maka tempat
DAFTAR PUSTAKA
Ardhana, I.P.G. 2012. Ekologi tumbuhan.
Denpasar : Udayana University
Press.
Fitria Lailatul E,dkk.2017.pengaruh
biorin,EM4 terhadap
pertumbuhan dan hasil bawang
merah (Allium acolonicum L.)
pada kondisi ternaungi. Jurnal
Produksi Tanaman. Vol 5(3) :
hal 475 – 483
Imaniar Relita,. Pujiastuti,.dan Murdiyah
Siti.2017 . Identifikasi
Keanekaragaman Tumbuhan
Paku Di Kawasan Air TerjunKapas
Biru Kecamatan Pronojiwo
Kabupaten Lumajang Serta
pemanfaatannya Sebagai Booklet.
Jurnal Pendidikan Biologi. Vol 6(3)
:hal 337 – 345