Laporan Praktikum Biokimia Karbohidrat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karbohidrat adalah salah satu dari tiga makronutrien utama yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia selain protein dan lemak. Mereka memainkan
peran penting sebagai sumber energi utama untuk aktivitas fisik dan fungsi
biologis. Secara kimia, karbohidrat terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen
dengan rumus umum Cn (H2O)n . Karbohidrat ditemukan dalam berbagai
makanan seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan produk susu,
menjadikannya komponen penting dalam diet seimbang.
Karbohidrat diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama: monosakarida,
disakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah bentuk paling sederhana
dari karbohidrat, yang meliputi glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Glukosa
adalah sumber energi utama bagi sel-sel tubuh, sementara fruktosa dan
galaktosa diubah menjadi glukosa di hati sebelum digunakan sebagai energi.
Disakarida terdiri dari dua monosakarida yang bergabung melalui ikatan
glikosidik, seperti sukrosa (gula meja), laktosa (gula dalam susu), dan maltosa
(ditemukan dalam beberapa biji-bijian). Polisakarida adalah rantai panjang
monosakarida yang berfungsi sebagai cadangan energi atau komponen
struktural, termasuk pati, glikogen, dan selulosa.
Dalam proses pencernaan, karbohidrat dihidrolisis menjadi unit-unit gula
sederhana yang dapat diserap oleh tubuh. Hidrolisis adalah proses kimia yang
melibatkan pemecahan molekul karbohidrat dengan bantuan air dan enzim.
Misalnya, enzim amilase yang ditemukan dalam saliva dan pankreas memecah
pati menjadi maltosa, yang selanjutnya dihidrolisis menjadi glukosa oleh enzim
maltase di usus kecil. Proses ini memastikan bahwa energi yang tersimpan
dalam karbohidrat dapat diakses dan digunakan oleh tubuh untuk aktivitas
sehari-hari.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga memiliki peran penting
dalam fungsi biologis lainnya. Mereka berkontribusi pada struktur dan fungsi
sel, jaringan, dan organ. Misalnya, selulosa adalah komponen utama dinding
sel tumbuhan, sementara glikogen berfungsi sebagai cadangan energi jangka
pendek di hati dan otot. Karbohidrat juga berperan dalam komunikasi seluler
dan fungsi sistem kekebalan tubuh. Berdasarkan penjabaran di atas maka
dilakukan percobaan karbohidrat.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum ini yaitu :
1. Bagaimana mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum.
2. Bagaimana mengikuti starch dari kentang.
3. Bagaimana cara melakukan uji iodida pada amilum.
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Untuk mengetahui hasil hidrolisis karbohidrat.
2. Untuk mengertahui starch dari kentang.
3. Untuk mengetahui cara melakukan uji iodida pada amilum.
D. Manfaat Percobaan
Manfaat dari praktikum ini yaitu :
1. Dapat mengatahui hasil hidrolisis karbohidrat.
2. Dapat mengatahui starch dari kentang.
3. Dapat mengetahui cara melakukan uji iodida pada amilum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul


gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan
fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula
yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang,
disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan
polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan
oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).
Karbohidrat adalah kelompok besar senyawa yang umumnya disebut gula,
pati, dan selulosa adalah gula atau polimer gula). Umumnya gula merupakan
sumber penyimpanan energi. Dengan memecah gula turun menjadi karbon
dioksida dan air, organisme hidup dapat melepaskan energi yang terkunci di
dalamnya digunakan untuk kebutuhan energy (Dwi Wahyudiati, 2017).
Karbohidrat diklasifikasikan menjadi empat janis: monosakarida,
disakarida, oligosakarida dan polisakarida. Orang awam mengenal karbohidrat
sebagai molekul polisakarida yang merupakan senyawa polimer yang terdiri dari
monosakarida atau dikenal juga sebagai gula. Monosakarida terikat bersama untuk
membentuk polisakarida melalui ikatan glikosida. Monosakarida yang paling
umum adalah glukosa, yang merupakan salah satu gula paling berharga untuk
semua hewan dan tumbuhan. Fungsi karbohidrat adalah bertindak sebagai sumber
energi dan pembentuk struktur bagi semua makhluk hidup. Untuk tanaman, pati
adalah sumber energi utama dan selulosa adalah yang membentuk struktur. Untuk
hewan, glikogen memasok energi dan kitin pembentuk struktur. Karbohidrat dapat
dinyatakan dengan rumus (CH2O)n, di mana n adalah jumlah atom karbon dalam
molekul. Dengan kata lain, rasio karbon terhadap hidrogen terhadap oksigen
adalah tetap dengan rasio 1:2:1 dalam setiap molekul karbohidrat (Daimon Sukri,
dkk 2022).
Karbohidrat merupakan salah satu jenis sumber energi yang dibutuhkan
tubuh. Sumber energi lainnya yaitu lemak dan protein. Karbohidrat sendiri
memegang peranan besar, sebab makanan pokok khususnya orang Indonesia
dominan mengandung karbohidrat tinggi. Makanan yang mengandung karbohidrat
seperti nasi, sagu, jagung, mie, roti dan sebagainya. Setiap harinya kita
mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang cukup besar untuk memenuhi
kebutuhan energi.
Karbohidrat tersusun dari karbon, hydrogen, dan oksigen. Karbohidrat
sangat penting terutama saat melakukan aktivitas olahraga. karbohidrat
bertanggungjawab sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi yang
selanjutnya akan disuplai ke jaringan. Karbohidrat merupakan susunan dari
serangkaian komposisi karbonil dan hidroksil. Proses metabolisme karbohidrat
merupakan proses kimiawi yang terjadi pada organisme hidup untuk
mempertahankan kehidupan (Rias Gesang Kinanti, 2019).
Karbohidrat dapat membentuk senyawa polimer, maka berdasarkan
monomer yang dihasilkan ketika dihidrolisis, karbohidrat dibedakan menjadi
monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida
merupakan karbohidrat paling sederhana, sehingga tidak dapat dihidrolisis untuk
menghasilkan senyawa karbohidrat yang lebih kecil atau lebih sedernana. Contoh
monosakarida adalah glukosa, galaktosa, fruktosa, dan ribosa.
Disakarida adalah karbohidrat yang apabila satu molekulnya dihirolisis,
akan terurai menjadi dua molekul monosakarida. Contoh senyawa disakarida
adalah sukrosa, maltosa, laktosa, dan selobiosa. Apabila setiap molekul ini
dihidrolisis, maka:
1) sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa
2) maltosa menghasilkan 2 molekul glukosa
3) laktosa menghasilkan galaktosa dan glukosa, dan
4) selobiosa menghasilkan 2 molekul glukosa.
Perbedaan antara maltosa dan selobiosa terletak pada jenis ikatan yang
menghubungkan kedua unit monosakarida di dalam kedua molekul tersebut. Pada
maltosa terdapat ikatan  sedangkan pada selobiosa terdapat ikatan β.
Oligosakarida adalah karbohidrat yang apabila satu molekulnya
dihidrolisis, akan menghasilkan beberapa (3-10) molekul monosakarida. Contoh
oligosakarida adalah fukosidolaktosa (dalam ASI), gentianosa (dalam akar
gentian), rafinosa (dalam bit dan tebu), dan stakiosa (dalam banyak tanaman,
termasuk kedelai). Hidrolisis sempurna terhadap:
1) Fukosidolaktosa akan menghasilkan 1 molekul fukosa dan 2 molekul
galaktosa
2) Gentianosa akan menghasilkan 1 molekul fruktosa dan 2 molekul
glukosa
3) Rafinosa menghasilkan masing-masing 1 molekul galaktosa, glukosa,
dan fruktosa
4) Stakiosa menghasilkan 2 molekul galaktosa, 1 glukosa, dan 1 fruktosa.
Polisakarida adalah karbohidrat yang apabila satu molekulnya dihidrolisis,
akan menghasilkan banyak (>10) molekul monosakarida. Contohnya adalah
amilosa, selulosa, pektin, dan agar. Hidrolisis terhadap:
1) amilosa akan menghasilkan molekul-molekul glukosa,
2) selulosa akan menghasilkan molekul-molekul glukosa
3) pektin akan menghasilkan molekul-molekul asam galakturonat,
ramnosa, arabinosa, silosa, fukosa, apiosa, dan galaktosa, dan
4) agar menghasilkan molekul-molekul galaktosa. (Jasman, 2017).
Fungsi Karbohidrat
A. Sumber Energi utama tubuh Fungsi karbohidratyang utama sebagai pasokan
energi tubuh, setiap gram karbohidrat mengandung 4 kalori. Binatang
menyusui (mamalia) dapat mengubah sukrosa, laktosa (gula susu), maltosa dan
pati menjadi glukosa yang kemudian digunakan sebagai energi atau disimpan
sebagai glikogen. Karbohidrat yang diubah menjadi glikogen dan lemak
disimpan didalam jaringan otot berfungsi sebagai cadangan energi tubuh.
Karbohidrat dapat juga diubah menjadi steroid dan secara terbatas diubah
menjadi protein.
B. Memperlancar pencernaan Karbohidrat yang dapat dicerna berfungsi untuk
memperlancar peristaltik usus dan memudahkan pembuangan feses. Contoh
karbohidrat yang dapat dicerna adalah karbohidrat golongan monokasarida dan
disakarida. Selain itu karbohidrat yang tidak dapat dicerna seperti serat bisa
memberikan rasa kenyang.
C. Sebagai pemanis alami Karbohidrat juga berfungsi sebagai pemberi rasa manis
alami pada makanan khususnya karbohidrat golongan monokasarida dan
disakarida (Galuh Ratmana Hanum, 2017).
Amilum, atau disebut juga pati, adalah jenis karbohidrat polisakarida yang
dihasilkan melalui proses fotosintesis pada tanaman yang disimpan dalam
beberapa organ tanaman, seperti akar, batang, dan biji sebagai tempat penyimpan
cadangan makanan. Amilum merupakan kelebihan karbohidrat yang disimpan
oleh tanaman sebagai cadangan makanan yang memiliki warna putih tidak berasa
serta berbentuk serbuk amorf lunak (Sakinah dan Kurniawansyah, 2018). Amilum
mengandung dua komponen, yakni amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan
komponen dalam amilum yang memiliki struktur linier tanpa cabang dengan 200
– 300 satuan D-glukosa yang terhubung melalui ikatan α-(1,4)-glikosida.
Sementara itu, amilopektin merupakan komponen dalam amilum yang memiliki
struktur linier bercabang dengan 1.000 bahkan lebih satuan D-glukosa yang
terhubung melalui ikatan α-(1,4)-glikosida pada rantai lurusnya dan ikatan α-
(1,6)-glikosida pada rantai cabangnya (Pramesti dkk., 2015). Amilosa memiliki
sifat yang keras dan mudah menyerap air, sedangkan amilopektin memiliki sifat
yang lengket dan sulit menyerap air (Rosmawati, 2013).
Amilum (zat pati) merupakan polimer glukosa beberat molekul tinggi yang
mana unit monosakarida terhubungkan melalui ikatan glikosida 1,4 serupa dengan
maltosa101. Merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh
penduduk dunia, terutama di negara sedang berkembang oleh karena di konsumsi
sebagai bahan makanan pokok. Sumber: umbi-umbian,serealia dan bijibijian
merupakan sumber amilum yang berlimpah ruah oleh karena mudah didapat untuk
di konsumsi. Jagung, beras dan gandum kandungan amilurnnya lebih dari 70%,
sedangkan pada kacang-kacangan sekitar 40%. Amilum tidak larut di dalam air
dingin, tetapi larut di dalam air panas membentuk cairan yang sangat pekat seperti
pasta; peristiwa ini disebut “gelatinisasi”. Pati atau amilum adalah karbohidrat
kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak
berbau (Dwi wahyudiati, 2017).
Amilum ditetesi Iod, maka molekul Iod akan terperangkap di dalamnya.
Akibatnya larutan ini akan berwarna biru. Ketika dipanaskan, amilum akan
terhidrolisis menjadi monosakarida sehingga Iod bias terlepas. Selanjutnya
ditambahkan NaOH maka I- akan bereaksi dengan Na+ membentuk NaI,
akibatnya larutan akan menjadi bening. Hal ini tidak berlaku untuk jenis-jenis
sakarida yang lain seperti monosakarida, disakarida, dan oligosakarida karena
struktur mereka masih sederhana (Galuh Ratmana Hanum, 2017).
Pati terdiri atas sebuah rantai -glikosida, suatu senyawa yang hanya
menghasilkan glukosa ketika dihidrolisis, sehingga disebut juga glucosan atau
glucan. Pati merupakan komponen karbohidrat terpenting pada bahan makanan
seperti berbagai sereal, kentang, ubi, talas, sagu, dan lain-lain.
Pati mengandung dua jenis polimer glukosa, yaitu amilosa dan
amilopektin. Amilosa mengandung rantai lurus dan panjang dari D-glukosa yang
disambungkan melalui ikatan (1→4). Amilosa bervariasi berat molekulnya, dari
ribuan sampai dengan jutaan. Amilopektin juga adalah polimer dari D-glukosa,
tetapi rantainya bercabang banyak. Pada bagian lurus, unit-unit glukosa
disambung melalui ikatan (1→4), sedangkan pada titik percabangan, melalui
ikatan (1→6). Berat molekul amilopektin juga besar, dapat mencapai 100 juta.
Struktur molekul amilosa, amilopektin dan amilum (pati) (Jasman, 2017).
Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang
penting. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin (Dwi
wahyudiati, 2017).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: corong, cawan
porselin, gelas kimia, kompor listril, neraca analitk, tabung reaksi,
oven, pipet tetes, dan penjepit kayu.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: akuades, asam
klorida, amilum 1% , benediet, etanol, iodium, natrium hidroksida, pati
(kentang), kertas lakmus, kertas saring.

B. Prosedur Kerja
1. Hidrolisis karbohidrat
Dimasukkan 5 ml amilum 1% kedalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan 2,5 ml asam klorida 2N, lalu dimasukkan kedalam
penagas air mendidih, setelah 3 menit diambil 2 tetes kemudian
ditambahkan 2 tetes iodin lakukan uji setiap 3 menit. kemudian
dilanjutkan hidrolisis selama 3 menit lalu dinginkan dengan air es.
Diambil 2 ml larutan natrium hidroksia 2% , selanjutnya di uji
menggunakan kertas lakmus dan larutan benediet dan catat hasilnya.
2. Hidrolisis atarch dari kentang
Disiapkan sampel pati (kentang) sebanyak 50 gram dihaluskan
dengan belender setelah itu ditambahkan 50 ml air, lalu pisahkan
antara filtrat dan endapan kemudian saring endapan sedamgkan filtrat
biarkan mengendap. Endapan 1 ditambahkan sebanyak 50 ml air dan
endapkan lagi,lalu endapan 2 didekantasi dengan 50 ml air dan
dekantasi menggunakan 25 ml etanol 95 % , kemudian cuci dengan
etanol dan saring dengan kertas saring selanjutnya keringkan sampel
dalam oven dengan suhu 105 ℃ selama beberapa menit sampai
kering.timbang dan hitung kadar amilum dari sampel.
3. Uji iodide pada amilum
Dimasukkan amilum 3% kedalam tabung reaksi, massing-
masing tabung diisi dengan a) 2 tetes air,2 tetes iodin 0,001 M, b) 2
tetes asam klorida 6M ,ditambahkan 2 tetes iodide 0,01M , c) 2 tetes
NaOH 6M dan ditambahkan 2 tetes iodin 0,01M. kemudian diamati
perubahan yang terjadi dan tabung yang mengalami perubahan warna
dipanasakan sampai larutan kembali berwarna bening kemudian
dimasukkan kedalam es dan amati perubahannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
a. Hidrolisis Karbohidrat ( Pati)
Tabel 1. Hasil pengamatan hidrolisis amilum
No. Waktu Hidrolisis Warna dengan Hasil Hidrolisis
Iodium
1. Menit ke 3 Biru Kehitaman Polisakarida
2. Menit ke 6 Biru Kehitaman Polisakarida
3. Menit ke 9 Jingga Maltosa
4. Menit ke 12 Kuning Glikosa
5. Menit ke 15 Kuning Glukosa
 Hasil uji benedict : negatif karena menghasilkan warna biru muda
 Pada uji kertas lakmus : pada kertas lakmus biru berubah warna
menjadi merah kerena amilum direaksikan dengan larutan HCI
yang bersifat asam.

b. Kadar Amilum dari Sampel


Berat sampel (kentang) = 50 g
Berat kertas saring kosong = 0,63 g
Berat starch = 7,69 g
Berat starch
Kadar amilum dalam kentang = x 100%
Berat kentang
7 , 69 g
= x 100 %
50 g
= 0,1526 %
c. Uji Iodida Amilum
Tabel 2. Perubahan warna pada setiap penambahan dan perlakuan.
Penambahan dan Tabung I Tabung II Tabung III
perlakuan (akuades) ( HCI 6M) (NaOH
6M)
Warna sebelum ditambahkan Bening Bening Bening
2 tetes iodin 0,01 M
Warna setelah ditambahkan 2 Ungu Ungu Ungu
tetes iodin 00,01 M
Warna setelah dipanaskan Putih Keruh Putih Keruh Bening
Warna setelah didinginkan Putih Keruh Putih Keruh Bening

B. Pembahasan
1. Hidrolisis Karbohidrat
Dalam percobaan ini pertama –tama dimasukkan 5 ml amilum
1% kedalam tabung reakasi lalu ditambahkan 2,5 ml asam klorida.
Penambahan asam klorida pada pengujian karbohidrat memiliki fungsi
untuk menghidrolisis. Selanjutnya ,kedua larutan dicampurkan dengan
baik ,lalu tabung reaksi dimasukkan kedalam penangas air mendidih
untuk dipanaskan selama 3 menit. Selanjutnya setelah pemanasan
diambil 2 tetes dan menambahkan 2 tetes iodin .lalu dilakukan
pencatatan perubahan yang terja setiap 3 menit .pada menit ke 3,
larutan menghasilkan warna biru kehitaman yang menandakan adanya
senyawa polisakarida , lalu dimulai proses hidrolisis amilum. Amilum
bereaksi dengan molekul iod karena struktur amilum pada larutan
berbentuk heliks yang berbentuk kumparan sehingga dapat diisi oleh
molekul iod di dalamnya ( Raandesky, 2011). Amilum dalam suasana
asam dan dipanaskan, akan terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih
sederhana. Pada menit ke 6, larutan menghasilkan warna biru
kehitaman yang menandakan adanya polisakarida. Pada menit ke 9,
larutan menghasilkan warna jingga yang menandakan amilum telah
terhidrolisis menjadi maltosa. Pada menit ke 12, larutan menghasilkan
warna kuning yangmenandakan adanya senyawa glikosa. Pada menit
ke 15, menghasilkan warna kuning yang menandakan amilum telah
terhidrolisis menjadi glikosa. Selanjutnya diambil 2 ml larutan hasil
hidrolosis dan kemudian dinetralkan dengaan menambahkan Natrium
Hidroksida 2% kenena NaOH 2% bersifat basa sedangkan hasil
hifrolisis bersifat asam. Jadi, untuk menetralkan larutan hasil hidrolisis
yang bersifat asam harus ditambahkan senyawa yang bersifat basa
yaitu NaOH. Fungsi larutan hasil hidrolisis dinetralkan terlebih dahulu
supaya larutan hasil hidrolisis tersebut pHnya sesusi ketika diuji
dengan pereaksi dengan benedict,karena itu juga di uji dengan kertas
lakmus untuk memastikan bahwa hasil pencampuran larutan NaOH
bersifat netral.
2. Hidrolisis starch dari kentang
Pada percobaan ini dilakukan hidrolisis starch dari kentang.
Kentang yang digunakan dihaluskan dengan menggunakan blender
dapat menghancurkan sel dalam kentang. Kentang yang sudah
dihaluskan dihomogenasikan dengan air 50 ml kemudian dilakukan
dekantasi bertujuan agar proses ekstraksi starch lebih mudah, karena
dekantasi dapat memisahkan residu dan filtratnya (endapan).
Pencampuran air bertujuan melarutkan zat-zat kotor yang larut dalam
campuran homogen tadi. Sedangkan pencampuran etanol 95% pada
filtratnya bertujuan untuk pemisahan terhadap zat-zat seperti lipid dan
protein yang terkandung dalam starch. Pemisahan dan dekantasi
dilakukan dengan maksud filtrate dijernihkan dipisahkan dari endapan,
kemudian disaring untuk memisahkan zat-zat lain yang tidak
dibutuhhkan selain padi dalam kentang. Setelah diperoleh starch hasil
dekantasi air dan etanol, maka starch tersebut dikeringkan
menggunakan oven dengan suhu 105 ℃ . pengeringan dilakukan agar
diperoleh starch yang benar-benar keringdan murni saat ditimbang.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh data berat starch yaitu 7,69 g
dan kadar amilum yang didapat pada kentang adalah 0,1526 %.
3. Uji iodide pada amilum
Pada percobaan ini, larutan amilum direaksikan dengan larutan
iodin dalam susasana asam, basa dan netral. Pada proses pengujian,
mula-mula larutan amilum 3% dimasukkan ke dalam tiga tabung
reaksi yang berbeda. Tabung reaksi pertama ditambahkan akuades 2
tetes, tabung kereaksi kedua ditambahkan 2 tets NaOH 6 M dann
tabung reaksi ke tiga ditambahkan dengan HCI 6 M. Kemudia,
masing-masing tabung ditambahkan lagi larutan iodin 0,01 M masing-
masing 2 tetes. Penambhan iodin dapat memberikan warna biru pada
larutan yang menandakan larutan beraksi positif. Setelah itu, tabung
rekasi dipanaskan dalam penangas air sampai larutan berwarna
bening. Setelah bening, tabung rekasi kembali didinginkan. Tujuan
pemanasan adalah untuk memunculkan kembali warna biru pada
larutan tersebut.
Berdasarkan proses percobaan, pada susasan netral dihasilkan
warna bening ketika ditambahkan akuades. Setelah ditambahkan
iodin,larutan berubah warna menjadi ungu . pemanasan, ikatan semu
terputus disebabkan ikatan semu pada amilm dapat putus dengan
adanya pemanasan sehingga larutang menjadi putih keruh kembali,
setelah didinginkan warna larutan tetap putih keruh . Hal ini tidak
sesuai dengan teori,dimana seharusnya larutan kembali berwrna biru
setelah didinginkan. Kesalahan ini mungkin disebabkan oleh
pemanasan yang terlalu lama,sehingga merusak ikatan kompleks semu
antara iodin dan amilum secara permanen.
Pada kondisi asam, campuran larutan amilum dengan HCI
menghasilkan warna bening. Setelah ditambah iodin, diperoleh larutan
berwarna ungu, pada proses pemanasan larutan berubah menjadi
warna putih keruh .setelah didinginkan, larutan tetap berwarna putih
keruh hhal ini disebabkan karena ikatan semu antara iodin san amilum
mudah putus dengan pemanasan. Pada suasana basa, campuran larutan
amilum dengan NaOH menghasilkan warna bening. Pada saat
pemanasan iodin, warna yang dihasilkan ungu dan pada saat
pemanasan dan dindinginkan larutan berwana bening .
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasrkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a. Berdasrkan percobaan hidrolisis karbohidrat ini, diperoleh data
hasil bahwa hasil hidrolisis karbodirat dengan setiap penambahan
iodium setiap 3 menit menghasilkan warna larutan berbeda setiap
menitnya dari warna biru kehitaman hinggan warna kuning.
b. Dari percobaan hidrolisis starch dari kentang diperoleh berat starch
7,69 gram dan kadar amilum yang diperoleh sebanyaak 0,1526 %.
c. Berdasarkan percobaan ini tabung reaksi 1, tabung reaksi 2 dan
tabung reaksi 3 terjadi perubahan warna pada saat ditambahkan
iodin disebabkan karena adisi iod oleh amilum menimbulkan warna
ungu.
B. Saran
Saran untuk percobaan ini adalah sebaiknya memnggunakan bahan
lain seperti singkong , agar mendapatkan hasil yang maksimal dan
tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Daimon Sukri, dkk, 2022. Buku ajaran biokimia. CV. Feniks Muda Sejahtera.
Dwi Wahyundiati, 2017. Biokimia.LEPPIM IAIN MATARAM; Mataram. 106
Kumalawati, H., Izzati, M., dan Suedy, S. W. A. 2018, Bentuk, Tipe, dan Ukuran
Amilum Umbi Gadung, Gembili, Uwi Ungu, Porang, dan Rimpang
Ganyong. Buletin Anatomi dan Fisiologi, 3(1): 56 – 61.
Pramesti, H. A., Siadi, K., dan Cahyono, E. 2015, Analisis Rasio Kadar Amilosa/
Amilopektin dalam Amilum dari Beberapa Jenis Umbi. Indonesian
Journal of Chemical Science, 4(1): 26 – 30.
Rias Gesang Kinanti, 2019, biokimia karbohidrat dalam perspektif ilmu
kelohpagaan. Malang: wineka media. Hal 4
Rosmawati T, 2013, Isolasi Kapang Pendegradasi Amilum pada Ampas Sagu
(Metroxylon sago) Secara in Vitro. Jurnal Biology Science &
Education, 2(1): 20 – 28.
Sakinah, A. R., dan Kurniawansyah, I. S. 2018. Isolasi, Karakterisasi Sifat
Fisikokimia, dan Aplikasi Pati Jagung dalam Bidang Farmasetik.
Farmaka, 16(2): 430 – 442.

Anda mungkin juga menyukai