Resume Ima
Resume Ima
Resume Ima
DISUSUN OLEH:
ENDAH SUMINAR
NIM: 2201140666
h. Arteri koroner
Arteri koroner berasal dari bagian proksimal aorta (cabang pertama aorta)
sebagai arteri koronaria kanan dan arteri koronaria kiri. Pembuluh ini tepat
terletak tepat di sebelah dalam terhadap epikardium pada permukaan jantung.
Jantung menerima dua perdarahan yaitu epikardium dan miokardium di perdarahi
oleh arteri koronaria dan cabang-cabangnya, sedangkan endokardium menerima
O2 dan nutrien dari kontak langsung dengan darah di dalam ruang jantung.
i. Siklus jantung
Nazmah A, (2012) di dalam buku panduan belajar membaca EKG Secara garis
besar siklus jantung terdiri dari dua 2 komponen yaitu sistolik atau kontraksi dan
diastolic atau relaksasi. Atau sering kita mendengarnya dengan sebutan Lub=
Sistolik dan Dup= Diastolic. Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya
bahwa untuk mempermudah mempelajari siklus jantung, jantung di bagi menjadi
dua bagian yaitu jantung bagian kanan (Atrium dan Ventrikel Kanan) serta
jantung bagian kiri (Atrium dan Ventrikel Kiri).
Dimana atrium kanan menerima darah yang miskin oksigen dari vena kava
superior, vena kava inferior dan sinus koronarius. Dari atrium kanan darah akan
dialirkan ke ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. Dari ventrikel kanan darah
akan dipompakan ke 4 pulmonary arteri melalui katup pulmonal ke paru-paru kiri
dan kanan untuk di oksigenisasi.
Setelah darah di oksigenisasi di paru-paru, selanjutnya darah akan diteruskan ke
atrium kiri melalui 4 vena pulmonalis. Dari atrium kiri darah akan dialirkan ke
ventrikel kiri melalui katup biskupid atau katup mitral. Kemudian dari ventrikel kiri,
melalui katup aorta darah dipompakan ke seluruh organ tubuh termasuk ke jantung
itu sendiri kernudian setelah darah yang kaya akan oksigen dipakai maka darah akan
dikembalikan lagi ke atrium kanan (Nazmah Abu, 2012)
b) Risiko perfusi miokard tidak efektif b.d Faktor risiko spasme arteri
koroner (D.0014)
Tujuan :Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x7 jam maka
perfusi miokard meningkat
dengan kriteria hasil:
a) Gambaran EKG normal
b) Nyeri dada menurun (skala 1)
c) Takikardi menurun (skala 1)
Intervensi manajemen aritmia :
a) Periksa onset dan pemicu aritmia
b) Identifikasi jenis aritmia.
c) Monitor frekuensi dan durasi aritmia
d) Monitor keluhan nyeri dada (intensitas, lokasi, faktor pencetus dan
faktor pereda)
e) Monitor respon hemodinamik akibat aritmia
f) Monitor saturasi oksigen
g) Monitor kadar elektrolit
h) Berikan lingkungan yang tenang
i) Pasang jalan napas buatan (mis. OPA, NPA, LMA, ETT), jika perlu
j) Pasang akses intravena
k) Pasang monitor jantung
l) Rekam EKG 12 sadapan
m) Periksa interval QT sebelum dan sesudah pemberian obat yang dapat
memperpanjang interval QT
n) Pasang monitor jantung Rekam EKG 12 sadapan
o) Lakukan maneuver Valsava Lakukan masase karotis unilateral
p) Berikan oksigen, sesuai indikasi
q) Siapkan pemasangan ICD (Implantable Cardioverter Defibrillator)
r) Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
s) Kolaborasi pemberian kardioversi, jika perlu
t) Kolaborasi pemberian defibrilasi, jika perlu
e. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang dilakukan guna menilai tercapai
atau tidaknya diagnosis keperawatan, rencana tindakan, dan implementasi
keperawatan.
Evaluasi dilakukan bersama dengan klien sehingga perawat dapat mengambil
keputusan untuk mengakhiri, memodifikasi, atau melanjutkan rencana tindakan
keperawatan (Nursalam, 2014).
Evaluasi disusun menggunakan pedoman SOAP, yaitu:
a) Subjektif Subjektif yaitu berisi data yang berasal dari pasien yang didapat
melalui wawancara dan disampaikan secara langsung oleh pasien
b) Objektif Objektif yaitu berisi data yang menggambarkan pendokumentasian
hasil analisis dan fisik pasien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang
dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assasment
c) Assessment Analisis dari interpretasi berdasarkan data yang terkumpul
kemudian dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis, atau
masalah potensial serta perlu tidaknya dilakukan tindakan segera.
d) Planning Perencanaan merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan
termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, diagnosis atau laboratorium serta konseling
untuk tindak lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, I. (2014). Buku AjarIlmu Penyakit Dalam. Edisi 6. Jilid 2. Jakarta: Interna Publishing.
Robbins et al.(2012). Hubungan Antara Angka Leukosit Dengan AngkaKematian Penderita Infark Miokard
Akut Di Rsud Dr. Moewardi Pada Tahun 2012 (Internet). Termuat
Dalam:<http://eprints.ums.ac.id/27738/3/4._BAB_I.pdf> (Diakses pada hari sabtu, 20 Mei 2018 pukul
09.00 WIB)
Okvitasari et al. (2016). Analysis Of Factors Related To The OccurrenceOf Coronary Heart Disease At Heart
Polyclinic Ulin Hospital.2(2) Maret, pp.13. available from:
<http://journal.stikes-mb.ac.id/index.php/caring/article/viewFile/37/29> (Acessed 20 Mei 2018)
Ditjen Yanmed, 2013; Veronique, 2007; Riskesdas, 2013; Mozaffarian et al. (2015).Suppression Of
Tumorigenicity-2 (St2), Troponin-I Dan Kombinasi St2 Dan Troponin-I Sebagai Stratifikasi Risiko
Payah Jantung. Kajian Pada Pasien Infark Miokard Akut(Internet). Termuat dalam:
<http://eprints.uns.ac.id/21509/1/S971108005_pendahuluan.pdf> (Diakses 20 Mei 2018 jam 12.15
WIB)
Okvitasari, Y (2016). Analisis Faktor Terkait dengan terjadinya Penyakit Jantung Koroner Pada Rumah Sakit
Jantung Poliklinik Ulin. Disertasi, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Dari Rekapitulasi 10 Besar Penyakit Ruang Intensive Coronary Care Unit RSUD Ulin Banjarmasin Tahun
2016.
23
Putri & Wijaya. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta: Nuha Medika
Syaifuddin. (2012). Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk Keperawatan dan
Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Nazmah A. (2012). Panduan Belajar Membaca EKG. Jakarta: CV. Trans Info Media
Muttaqin A. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan
Hematologi. Jakarta: Salemba Medika
Nurarif AH & Hardi, K. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda.Jilid 1.
Jakarta: EGC
Nurarif AH & Hardi, K. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda.Jilid 2.
Jakarta: EGC
Muttaqin, A & nurachmach. Eds. (2012) Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika
Smeltzer C, dan Brenda G, Bare. 2009. Keperawatan Bedah, edisi 8. Jakarta : EGC
Niman, S. 2013. Pengkajian Kesehatan Untuk Perawat. Jakarta: Trans Info Media
24
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
IDENTITAS PASIEN Tanggal : 16 juni 2023
No.reg :33xxxx
Nama : Tn. M Tgl lahir Usia: 55 tahun Jenis Kelamin:
13/10/1967 pria wanita
Alamat : Jl. Warinoi no.30 Agama: islam Jenis pembayaran: BPJS
FALSE
TRIASE / NON
RESUSITASI EMERGENCY URGENT EMERGEN
KATEGORI URGENT
CY
JALAN NAPAS □ Sumbatan □ Stridor/disstres Bebas □ Bebas □ Bebas
□ Henti □ Napas □ Napas Napas □ Napas
Napas >32x/menit 24-32 x/menit Normal 16- Normal 16-
PERNAPASAN 20 x//menit
□ Napas □ Wheezing □ Wheezin 20 x//menit
<10x/menit g
□ Sianosis
□ Henti □ Nad □ Nadi 100-150 □ □
Jantung i tidak x/menit Nadi Nadi
Nadi teraba/lemah □ TD Normal Normal
tidak □ Brad Sistole □
teraba/lema ikardia >160 mmHg Perdarahan Luka
hPucat (<50x/mnt) □ TD Ringan Ringan
Akral □ Tak Diastole □ C
Dingin ikardia >100 mmHg edera
SIRKULASI □ GDA < (>150x/mnt) □ Perd Kepala
80 □ Pucat arahan ringan
mg/dl □ Akral Dingin sedang □ M
GDA >200 □ CRT >2 setik □ Muntah untah /
mg/dl □ TD □ dehidrasi diare tanpa
□ Kejang Sistole <100 □ Keja dehidrasi
mmHg ng tapi sadar □
□ TD □ Nyeri Nyeri
Diastole <60 ringan
Sedang
mmHg
□ Nyeri akut (>8)
□ Perdarahan akut
□ multiple Fraktur
□ Suhu >39 C
DISABILITY □ GCS <9 □ GCS 9-12 □ GCS >12 GCS 15 □ GCS 15
AREA P1 P2 P3
RESPON TIME 1 MENIT 10 MENIT 60 MENIT
Pengkajian Perawat, jam: Riwayat Penyakit Dahulu:
10.30 □ TB
Keluhan utama (SAMPLE): Kanker Infark Miokard
Saat bekerja dikantor tiba-tiba □ PPOK Hepatitis
pingsan, tidak sadar,
ngompol, teraba dingin, Peny.Jantung
setelah sadar diberi minum air DM Hipertensi Stroke
25
gula sedikit, mengeluh nyeri □ Kejang Asma
dada, muntah 1x
Lain2:
Riwayat Pemakaian Alkohol:
□ YA TIDAK Jml/hri:
Riwayat Merokok:
YA TIDAK Jml/hri:
Riwayat Alergi:
26
□ YA TIDAK Jenis Alergi:
TD: 82/57 mmHg Nadi: 57 x/menit SUHU: 36,1 C TB: tidak terkaji cm / BB:
tidak terkaji
Kg
GDA: 391 mg/dl SaO2: 96 % Skala Nyeri (0-10): 5 Status Gizi: baik
Skala Nyeri Untuk Umur > 9 Tahun: Skala Nyeri Untuk Umur < 9 Tahun: NILAI SKALA
NYERI:
□0 (Tidak
Nyeri)
□ 1-3
(Ringan)
4-6
(Sedang)
□ 7-10
(Berat)
Diagram kode diagram
A : Abrasi
B: Bruise
Bu : Burn
E : eritema
L : laserasi
P : Ptekie
Pu : Pressure
ulcer R : Rash
S : Scar
ST: stoma
U : Ulcer
O : other (tato,
amputasi, perubahan
warna)
Ket:
A. Kepala:
Tidak ada deformitas, contusion, abration, penetration, burn, tenderness, laceration
maupun swelling
Wajah tampak pucat, tampak meringis
B. Leher:
Tidak ada deformitas, contusion, abration, penetration, burn, tenderness, laceration
maupun swelling
C. Bahu :
Tidak ada deformitas, contusion, abration, penetration, burn, tenderness, laceration
maupun swelling
27
D. Dada:
Tidak ada deformitas, contusion, abration, penetration, burn, tenderness, laceration
maupun swelling
Didapatkan nyeri dada sebelah kanan menjalar sampai punggung, skala nyeri 5
E. Perut :
Tidak ada deformitas, contusion, abration, penetration, burn, tenderness, laceration
maupun swelling
F. Genitalia:
Tidak ada deformitas, contusion, abration, penetration, burn, tenderness, laceration
maupun swelling. Pasien mengompol
G. Punggung:
Tidak ada deformitas, contusion, abration, penetration, burn, tenderness, laceration
maupun swelling
H. Panggul:
Tidak ada deformitas, contusion, abration, penetration, burn, tenderness, laceration
maupun swelling
I. Tangan:
Tidak ada deformitas, contusion, abration, penetration, burn, tenderness, laceration
maupun swelling. Warna kulit pucat. Akral teraba dingin. CRT>3detik.
J. Kaki:
Tidak ada deformitas, contusion, abration, penetration, burn, tenderness, laceration
maupun swelling. Warna kulit pucat. Akral teraba dingin. CRT>3detik.
28
Keterangan:
Tingkatan Risiko Nilai MFS Tindakan
Tidak berisiko 0 - 24 Perawatan dasar
Risiko rendah 25 - 50 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar
Risiko tinggi ≥ 51 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi
Pemeriksaan diagnostic jam : RENCANA PROSEDUR
□ tidak ada USG □ orofaringeal airway terapi
darah lengkap X Ray nasogastrik
BUN MRI □ nasofaringeal airway kateter urin
□ enzim jantung CT scan □ intubasi ETT kateter vena sentral
glukosa lain-lain (CVP)
□ tes fungsi hati urinalisis terapi oksigen perawatn Ob/Gyn
□ gas darah arteri tes □ terapi nebulizer perawatan
kehamilan orthopedic
□ alcohol dalam darah oksmetri □ CPR terapi trombolitik
nadi IV fluid perawatan luka
□ HIV serologi EKG □ DC shock lain-lain :
Hasil:
EKG: stemi inferior
DL: dbn
Foto thorax: pneumonia dengan cardiomegaly
BUN: dbn
INTERVENSI 2
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Berikan teknik non farmakologis (terapi aroma lavender kombinasi
kompres hangat) untuk mengurangi rasa nyeri (Annisaa, 2017).
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat tidur
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Ajarkan teknik non farmakologis (terapi aroma lavender kombinasi
kompres hangat) untuk mengurangi rasa nyeri. (Annisaa, 2017).
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
31
IMPLEMENTASI 1
- Mengidentifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
Hasil : TD=82/57mmHg, Nadi=57x/menit, RR=24x/menit,
SpO2= 96x/menit,ada kelelahan.
- Mengidentifikasi karakteristik nyeri dada
Hasil : nyeri dada sebelah kanan menjalar ke punggung skala
nyeri 5, tampak meringis
- Memonitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST dan T
- Memonitor intake dan output cairan
Hasil : intake infus NS 500ml masih jalan dan blm bak
- memberikan oksigen 4 lpm nasal canul
hasil : Spo2: 99%
- Memasang jalur IV
- Memasang kateter urine untuk menilai produksi urine
Hasil: urine hanya keluar sedikit diselang urobag
- Memberikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan
stress
Hasil: pasien bisa melakukan relaksasi napas dalam dan tampak
lebih tenang
- Menyiapkan menjalani intervensi coroner perkutan
Hasil : mempersiapkan tindakan rujuk ke RSSA karena rencana
tindakan PCI
- Memberikan dukungan emosional dan spiritual
Hasil : bersama keluarga memberikan dukungan spiritual
- Menjelaskan tindakan yang dijalani pasien
Hasil : pasien dan keluarga mengerti tindakan yang akan dijalani
pasien
- Mengajarkan teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan
Hasil : pasien bisa melakukan relaksasi napas dalam
- Kolaborasi pemberian terapi omeprazole 40mg, ondancentron
8mg, aspilet 4tablet, dopamine 5 mcg.
IMPLEMENTASI 2
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
Hasil: nyeri dada sebelah kanan menjalar ke punggung,kualitas
tertekan, terus menerus
- Mengidentifikasi skala nyeri
Hasil: skala nyeri 5
- Memberikan teknik non farmakologis (terapi aroma lavender
kombinasi kompres hangat) untuk mengurangi rasa nyeri (Annisaa,
2017).
- Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Hasil : pasien lebih tenang saat ditempatkan diruang RR
- Memfasilitasi istirahat tidur
- Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Hasil : pasien mengerti dan dapat melakukan relaksasi napas dalam
- Mengajarkan teknik non farmakologis (terapi aroma lavender
kombinasi kompres hangat) untuk mengurangi rasa nyeri. (Annisaa,
2017).
32
Jam 11.00
Jam 12.00
S : pasien mengatakan nyeri dada berkurang
O : kondisi pasien lemah, akral dingin, suhu: 36,3 C, TD= 88/55 mmHg,
HR=60x/menit, RR=22x/menit, warna kulit pucat, CRT>3detik, produksi
urine 100ml, nadi teraba lemah, meringis menurun, nyeri dada skala 3.
A : penurunan curah jantung belum teratasi
Nyeri akut teratasi sebagian
P : Melanjutkan intervensi, kolaborasi infus NS ditambah 500ml lagi
cepat, dopamine dinaikkan 15 mcg
Suhu: 36,2 C
Bila dirujuk/alih rawat, Tanggal: 16 juni 2023 Jam: 13.30
SpO2: 99% dengan O2
GCS: 4 5 6
Malang,
Ttd Perawat
( Endah Suminar )
33