LP Stemi
LP Stemi
LP Stemi
OLEH :
NAMA : NAMA :
NIM : NIM :
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Infark Miokard Akut (IMA) merupakan kematian atau
nekrosis jaringan miokard akibat penurunan secara tiba-tiba aliran
darah arteri koronaria ke jantung atau terjadinya peningkatan
kebutuhan oksigen secara tiba-tiba tanpa perfusi arteri koronaria
yang cukup. Infark miokard dapat disebabkan oleh penyempitan
kritis arteri koronaria akibat aterioklerosis atau oklusi arteri
komplet akibat embolus atau thrombus. Penurunan aliran darah
koroner dapat disebabkan oleh syok, hemoragi dan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen pada
jantung (Kurnia, 2021).
Infark Miokard Akut merupakan gangguan aliran darah ke
jantung yang menyebabkan sel otot jantung mengalami hipoksia.
Pembuluh darah koronaria mengalami penyumbatan sehingga
aliran darah yang menuju otot jantung terhenti, kecuali sejumlah
kecil aliran kolateral dari pembuluh darah di sekitarnya. Daerah
otot yang sama sekali tidak mendapat aliran darah atau alirannya
sangat sedikit sehingga tidak dapat mempertahankan fungsi otot
jantung, dikatakan mengalami infark (Nasanah, 2021).
Infark Miokard Akut merupakan kematian sel – sel otot
jantung karena iskemia yang berlangsung lama akibat adanya
oklusi di arteri koroner. Akibat adanya kematian sel – sel miokard
dikarenakan suplai oksigen ke miokard, maka kompensasi dari
miokard adalah dengan melakukan metabolisme anaerob agar
jantung tetap tersuplai oksigen ke seluruh tubuh. Hasil dari
metabolisme anaerob inilah yang menyebabkan peningkatan
asam laktat dimana dapat meningkatkan nyeri dada yang
dirasakan pasien infark miokard akut (Vike, 2019).
Berdasarkan pengertian di atas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa IMA merupakan penyakit akibat penurunan
suplai oksigen dalam darah secara tiba-tiba karena penyempitan
arteri koroner yang disebabkan aterosklerosis.
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi Jantung
1) Letak Jantung
Jantung terletak di mediastinum diantara costae
kedua dan keenam, yaitu kompartemen pada bagian
tengah rongga thoraks diantara dua rongga paru.
Mediastinum merupakan struktur dinamis, lunak yang
digerakkan oleh struktur-struktur terdapat di dalamnya
(jantung) dan mengelilinginya (diafragma dan gerakan lain
pada pernafasan) serta efek gravitasi dan posisi tubuh).
Ukuran jantung sekitar satu kepalan tangan dengan berat
pada rentang 7-15 ons (200-425 gram). Dalam setiap
harinya jantung mampu memompa sampai dengan
100.000 kali dan dapat memompa darah sampai dengan
7.571 liter (Oliver, 2019).
2) Ruang Jantung
Jantung manusia mempunyai empat ruang
berongga di bagian tengahnya yang berfungsi sebagai
tempat menampung darah yang masuk ke jantung dan
yang kemudian darah tersebut akan dikeluarkan dari
jantung. Ruang-ruang jantung tersebut adalah atrium
jantung terbagi berdasarkan letaknya, yaitu atrium kanan
dan atrium kiri. Atrium jantung berfungsi menampung
darah yang masuk ke jantung melalui pembuluh darah
vena pulmonalis untuk atrium kiri dan pembuluh darah
vena cava atrium kanan. Ventrikel jantung Terbagi
berdasarkan letaknya, yaitu ventrikel kanan dan ventrikel
kiri. Ventrikel jantung berfungsi menampung darah yang
berasal ari ruang atrium kemudian memompanya keluar
melalui pembuluh darah aorta untuk ventrikel kiri dan
pembuluh darah arteri pulmonalis untuk ventrikel kanan
(Gama, 2019).
3) Katup Jantung
Katup jantung atau yang disebut sebagai valve
mempunyai fungsi sebagai pintu pembatas antara ruang-
ruang yang mempunyai kemampuan membuka dan
menutup. Terdapat dua jenis katup jantung di dalam
rongga jantung manusia, yaitu katup atrioventrikularis
adalah katup jantung yang berada di antara ruang atrium
dengan ruang ventrikel. Fungsi katup A.V adalah
mencegah aliran balik darah dari ventrikel kembali ke
atrium selama fase Sistole. Katup ini terbagi atas katup
bikuspidalis/katup mitral yaitu katup jantung yang
mempunyai dua daun katup yang membatasi ruang atrium
kiri dengan ventrikel kiri. Katup trikuspidalis katup jantung
yang mempunyai tiga daun katup membatasi ruang atrium
kanan dengan ventrikel kiri (Gama, 2019).
4) Selaput Pembungkus Jantung
Selaput pembungkus jantung disebut perikardium.
Fungsi selaput ini adalah untuk melindungi jantung dari
gesekan dengan organ-organ sekitarnya seperti tulang
rusuk dan paruparu. Selaput pembungkus jantung
tersusun atas dua lapis, yaitu lamina parietalis dimana
lapisan perikardium sebelah luar yang disebut sebagai
parietal layer adalah selaput pericardium yang melekat
pada tulang rusuk, rongga dada dan organ paruparu.
Sedangkan lamina viseralis yaitu lapisan pericardium
sebelah dalam yang melekat pada jantung pada lapisan
epikardium. Di antara kedua lapisan perikardium ini
terdapat ruang pericardium (pericardial cavity) yang berisi
cairan yang disebut serous yang berfungsi sebagai
bantalan cair pelindung
jantung (Niniek, 2019).
5) Lapisan penyusun dinding jantung
Dinding jantung yang tebal ini tersusun atas tiga
lapisan penyusun dinding jantung lapisan epikardium
dimana lapisan epikardium adalah lapisan dinding terluar
jantung yang tersusun atas jaringan ikat dan lemak yang
berfungsi sebagai pelindung tambahan jantung di bawah
lapisan perikardium. Lapisan miokardium yaitu
miokardium adalah lapisan dinding jantung kedua di
bawah epikardium. Lapisan ini adalah lapisan paling tebal
yang terdiri atas jaringan otot-otot jantung. Lapisan
miokardium inilah yang memungkinkan terjadinya gerak
jantung berdenyut memompa darah ke seluruh tubuh.
Lapisan endokardium adalah lapisan dinding jantung
paling dalam yang bertemu dengan jantung darah, terdiri
atas jaringan epitel skuamosa (Rachmawati, 2020).
6) Pembuluh Darah Jantung
Jantung mendapatkan pasokan oksigen dan zat
nutrisi dari pembuluh darah yang disebut pembuluh darah
koroner. Pembuluh darah ini terbagi atas dua jenis, yaitu :
a) Arteri koronaria kanan / Right Coronary Artery (RCA)
Arteri koroner kanan keluar dari sinus aorta kanan dan
berjalan sepanjang dinding jantung di celah antara
atrium kanan dan kiri, kemudian menuju bagian apeks
(bawah) jantung.
b) Arteti koroner utama kiri Left Main Coronary Artery
(LMCA)
Arteri koronaria kiri keluar dari sinus aorta kiri dan
kemudian mencabang menjadi dua. Arteri Desenden
Anterior/ Left Anterior Descending (LAD). Arteri
Sirkumflex/ Left Circumflex Artery (LCX). Vena
koronaria / pembuluh darah balik vena. Pembuluh
darah vena bertugas membawa karbondioksida zat
ampas sisa metabolisme dari jantung untuk kemudian
dibawa ke paru-paru untuk dibuang (Gama, 2019).
b. Fisiologi Jantung
Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian pompa yang
terpisah terkait fungsinya sebagai pompa darah. Masing-
masing terdiri dari satu atrium-ventrikel kiri dan kanan.
Berdasarkan sirkulasi dari kedua bagian pompa jantung
tersebut, pompa kanan berfungsi untuk sirkulasi paru
sedangkan bagian pompa jantung yang kiri berperan dalam
sirkulasi sistemik untuk seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi
yang dilakukan oleh jantung ini adalah suatu proses yang
berkesinambungan. Ada 5 pembuluh darah mayor yang
mengalirkan darah dari dan ke jantung. Vena cava inferior dan
vena cava superior mengumpulkan darah dari sirkulasi vena
dan mengalirkan darah tersebut ke jantung sebelah kanan
(Suksmarini, 2020).
4. Patofisiologi
Infark miokard akut didefinisikan dalam patologi sebagai
kematian sel miokard karena iskemia yang berkepanjangan.
Setelah terjadinya iskemia sedangkan kematian sel histologis
tidak langsung terjadi, tetapi membutuhkan periode waktu yang
terbatas untuk berkembang menjadi plak - sedikitnya 20 menit.
Plak aterosklerosis dalam pembuluh darah koroner akan
terjadinya penyempitan lumen pembuluh darah, plak
aterosklerosis dilapisi oleh fibrosa tipis sehingga sangat rentan
ruptur. Ruptur aterosklerotik menyebabkan inflamasi monosit dan
makrofag, pembentukan trombus, dan agregasi trombosit.
Sehingga dapat menyebabkan penurunan pengiriman oksigen
melalui arteri koroner yang akan mengakibatkan penurunan
oksigenasi ke miokardium. Trombus yang menyumbat pembuluh
darah koroner baik parsial maupun total yang mengakibatkan
kematian sel miokard. Nekrosis mulai berkembang sekitar 15-30
menit setelah oklusi korener pada subendokardium daerah
nekrotik meluas kearah luar epikardium, miokardium yang
mengalami infark mulai mengalami koagulasi nekrosis yaitu suatu
proses yang ditandai dengan adanya pembengkakan sel,
kerusakan organel, serta denaturasi protein, serta gagal jantung.
Nekrosis pada miokard dapat menyebabkan perfusi perifer
menurun akibat perubahan hemodinamika progresif, sehingga
terjadi gangguan perfusi jaringan perifer yang dapat menyebabkan
kematian akibat syok kardiogenik (Santosa, 2020).
5. Manifestasi Klinis
Gambaran penyakit Infark Miokard Akut dapat bervariasi
dari pasien yang datang hanya untuk melakukan pemeriksaan
rutin, pasien yang merasa nyeri disubsternal yang hebat dan
secara cepat berkembang menjadi shock, pasien edema
pulmonal, hingga pasien yang tampak sehat namun tiba-tiba
meninggal. Serangan Infark Miokard biasanya akut dengan rasa
sakit seperti angina tetapi tidak biasa. Terdapat penekanan yang
luar biasa pada dada. Angina pada infark miokard akut terjadi
sewaktu pasien dalam keadaan istirahat dan pada jam-jam awal di
pagi hari yang dapat disertai dengan nausea dan vomitus. Pasien
sering memperlihatkan wajah pucat dengan keringat dan kulit
dingin dan disertai nadi yang berdetak cepat (Hariyono, 2020).
IMA biasanya disertai nyeri dada dan terasa menekan,
yang mungkin menyebar ke leher, rahang, epigastrium seperti
rasa mual dan kembung, serta muntah, bahu, atau lengan kiri.
Pada sekitar 50% pasien, infark miokard didahului oleh serangan-
serangan angina pektoris. Namun berbeda dengan nyeri pada
angina pektoris, nyeri pada miokard infark biasanya berlangsung
beberapa jam sampai hari dan tidak banyak berkurang dengan
nitrogliserin. Nadi biasanya cepat dan lemah, dan pasien sering
mengalami diaphoresis, mual muntah disertai keluar keringat
dingin dan sesak napas. Sesak napas timbul karena adanya
sumbatan di pembuluh darah yang mengakibatkan adanya
kerusakan sel sehingga kerja jantung tidak optimal dan tidak
mampu memberikan suplai oksigen yang ditandai dengan napas
terasa pendek, detak jantung meningkat, terdapat tanda gagal
jantung, syok kemudian terjadi penurunan saturasi oksigen <90%.
Pada miokard infark massif yang lebih dari 40% ventrikel kiri,
timbul syok kardiogenik (Veni, 2019).
6. Tes Diagnostik
Menurut (Rachmawati, 2020), saat ini telah dikembangkan
pula tes high sensitivity C Reactive Protein (hs-CRP) sebagai
salah satu parameter yang digunakan untuk mendiagnosis IMA.
a. Creatine Kinase (CK) adalah enzym yang mengkatalisis jalur
kreatin-kreatinin dalam sel otot dan otak. Pada infark miokard
akut CK dilepaskan dalam serum 48 jam setelah kejadian dan
normal kembali setelah 3 hari. CK-MB merupakan isoenzym
CK. CK maupun CK-MB meningkat pada angina pektoris berat
atau iskemik reversible. Kadar meningkat 4-8 jam setelah
infark dan mencapai puncak 12-24 jam kemudian. Kadarnya
menurun pada hari ke-3 (Gusti, 2020).
b. Lactat Dehydrogenase (LDH) merupakan enzim mengkatalisis
perubahan reversible dari laktat ke piruvat. Terdapat 5 jenis
isoenzym LDH. Pada otot jantung terutama ditemukan LDH1
dan LDH2. Kadarnya meningkat 8-12 jam setelah terjadi
infark, mencapai puncak 24-48 jam kemudian menurun pada
hari ke 7-12 (Annisaa, 2019).
c. Troponin T adalah kompleks protein kontraktil yang terdapat
pada filamen serabut otot termasuk otot jantung. Kadarnya
meningkat 2-8 jam setelah kejadian infark, mencapai puncak
pada 12-96 jam kemudian dan kadarnya mulai menurun
setelah hari ke-14.
d. Mioglobin terdapat pada otot skelet maupun otot jantung.
Pada infark miokard akut mioglobin akan cepat dilepas
dibanding CK- MB dan Troponin serta dapat dideteksi di
dalam darah dalam waktu 2 jam setelah infark dan
menghilang dalam waktu kurang 24 jam setelah infark.
e. C-Reaktif Protein (CRP) merupakan reaktan fase akut utama
yang di produksi hati, meningkat sampai 1000 kali selama
inflamasi akut, dengan waktu paruh sekitar 19 jam. Kadar
CRP stabil untuk jangka waktu yang lama dengan demikian
mengukur peningkatan aktivitas inflamasi jangka panjang dan
tidak dipengaruhi oleh faktor lain (independen). Saat ini
dikembangkan beberapa metode tes hs-CRP misalnya
imunoluminimetri dan imuniturbidimetri. Standarisasi tes hs-
CRP sangat penting karena interpretasinya menggunakan
batasan (cut off) yang berbeda untuk setiap metode yang
digunakan.
7. Penatalaksanaan Medis
Menurut Rumaisyah (2022), penatalaksanaan IMA di bagi
menjadi
dua, yaitu:
8. Pathway
Invasi & Multiplikasi
APPENDISITIS
Ansietas
Kerusakan Jaringan
Peristaltic usus
Mual Muntah
Pelepasan Prostagladin
Resiko infeksi
Resiko Hipovolemia
Spinal cord
Cortex serebri
Nyeri dipersepsikan
Nyeri Akut
1. Penatalaksanaan Medis
2. Komplikasi
Smeltzer & Bare. (2019). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brurner
& Suddarath (8th ed.). Jakarta: EGC.