MA - Persiapan Pengadaan Bibit - Referensi 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 3

16

C. Bahan Ajar

MEDIA TANAM UNTUK PEMBIBITAN

1. Pengantar
Istilah media tanam tentu tidak asing bagi orang yang berkecimpung di dunia
pertanian/bercocok tanam, karena media tanam merupakan salah satu syarat
berlangsungnya kegiatan tersebut. Kondisi media tanam yang meliputi sifat fisik,
kimia dan biologi sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu
pengetahuan dan pemahaman tentang media tanam perlu diketahui.
Media pembibitan adalah media tempat menumbuhkan benih yang
merupakan bahan tanaman dan akhirnya ditanam di lapangan. Media tanam dapat
diartikan sebagai tempat tinggal bagi tanaman. Tempat tinggal yang baik adalah
yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media
pembibitan yang akan digunakan sangat beragam bahan tergantung kondisi daerah
sehingga kita dapat mengaplikasikan teknologi tepat guna yang tesedia di daerah
tersebut.

2. Syarat Media Tanam Yang Baik


Media tanam memiliki fungsi untuk menopang tanaman, memberikan nutrisi
dan menyediakan tempat bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Lewat
media tanam tumbuh-tumbuhan mendapatkan sebagian besar nutrisinya. Untuk
budidaya tanaman dalam wadah pot atau polybag, media tanam dibuat sebagai
pengganti tanah. Oleh karena itu, harus bisa menggantikan fungsi tanah bagi
tanaman.
Media tanam yang baik harus memiliki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi yang
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Secara umum, media tanam yang baik harus
memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
• Mampu menyediakan ruang tumbuh bagi akar tanaman, sekaligus juga sanggup
menopang tanaman. Artinya, media tanam harus gembur sehingga akar tanaman
bisa tumbuh baik dan sempurna, akan tetapi masih cukup solid memegang akar
dan menopang batang agar tidak roboh. Apabila media terlalu gembur,
pertumbuhan akar akan leluasa namun tanaman akan terlalu mudah tercerabut.
Sebaliknya apabila terlalu padat, akar akan kesulitan untuk tumbuh.
• Memiliki porositas yang baik, artinya bisa menyimpan air sekaligus juga
mempunyai drainase (kemampuan mengalirkan air) dan aerasi (kemampuan
mengalirkan oksigen) yang baik. Media tanam harus bisa mempertahankan
kelembaban tanah namun harus bisa membuang kelebihan air. Media tanam
yang porous mempunyai rongga kosong antar materialnya. Media tersebut
tersebut isa ditembus air, sehingga air tidak tergenang dalam pot atau polybag.
Namun disisi lain ronga-rongga tersebut harus bisa menyerap air (higroskopis)
untuk disimpan sebagai cadangan dan mempertahankan kelembaban.
• Menyediakan unsur hara yang cukup baik makro maupun mikro. Unsur hara
sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur hara ini bisa disediakan dari
pupuk atau aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam media tanam.
• Tidak mengandung bibit penyakit, media tanam harus bersih dari hama dan
penyakit. Hama dan penyakit yang terkandung dalam media tanam dapat
menyerang tanaman dan menyebabkan kematian pada tanaman. Media tanam
tidak harus steril karena banyak mikrooganisme tanah yang sebenarnya sangat
bermanfaat bagi tanaman, namun harus higienis dari bibit penyakit.

3. Bahan-bahan media tanam organik


Ada banyak ragam material yang bisa dimanfaatkan untuk membuat media
tanam mulai dari yang alami hingga yang sintetis. Namun dalam kesempatan kali

Modul Persiapan Pengadaan Bibit


17

ini kami hanya akan membatasi pada beberapa bahan organik yang banyak tersedia
di alam, murah dan gampang pembuatannya.

a. Tanah (bahan utama)


Tanah yang baik untuk media tanam sebaiknya diambil dari lapisan bagian
(top soil). Secara umum terdapat dua tipe tanah yaitu yang harus diperhatikan yakni
tanah pasir dan tanah lempung. Tanah yang berpasir memiliki kemampuan drainase
yang baik, cepat mengalirkan air namun kelemahannya tanah tersebut buruk dalam
menyimpan air sebagai cadangan. Sedangkan tanah lempung lebih sulit ditembus
oleh air sehingga akan membuat air tergenang dalam media tanam. Tanah yang baik
untuk media tanaman tidak terlalu berpasir dan tidak terlalu lempung, melainkan
harus gembur.

b. Kompos atau humus


Kompos merupakan bahan organik yang berfungsi sebagai penyedia unsur
hara bagi tanaman. Kompos yang digunakan untuk media tanam adalah kompos
padat, silahkan baca jenis dan karakteristik pupuk kompos. Hampir semua jenis
kompos padat bisa digunakan sebagai bahan baku media tanam.
Penambahan bahan-bahan organik seperti kompos atau humus pada media
tanam bisa memperbaiki struktur fisik tanah dan meningkatkan kapasitas tukar
kation. Kompos yang ditambahkan sebaiknya berupa kompos yang telah matang.
Kompos yang belum matang berpotensi mendatangkan hama dan penyakit. Selain
itu unsur haranya sulit diserap tanaman karena belum terurai secara penuh.

Selain kompos, bisa juga memanfaatkan humus yang didapatkan dari hutan.
Tanah humus memiliki kandungan unsur hara yang tinggi. Bila lokasi anda dekat
dengan hutan, tanah humus bisa dicari dengan mudah. Tempat-tempat terbaik
adalah disekitar tanaman pakis-pakisan.
Unsur bahan organik lain juga bisa digunakan sebagai pengganti kompos atau
humus seperti pupuk kandang atau pupuk hijau. Hanya saja perlu digarisbawahi,
sebaiknya gunakan pupuk kandang atau hijau yang telah matang benar dan
teksturnya sudah berbentuk granul seperti tanah. Penggunaan pupuk kandang yang
belum matang beresiko membawa hama dan panyakit pada tanaman.

c. Arang sekam atau sabut kelapa


Arang sekam merupakan hasil pembakaran tak sempurna dari sekam padi.
Arang sekam berguna untuk meningkatkan kapasitas porositas tanah. Penambahan
arang sekam pada media tanam akan memperbaiki struktur media tanam karena
mempunyai partikel-partikel yang berpengaruh pada pergerakan air, udara dan
menjaga kelembaban.
Manfaat arang sekam adalah bisa menetralisir keasaman tanah, menetralisir
racun, meningkatkan daya ikat tanah terhadap air, merangsang pertumbuhan
mikroba yang menguntungkan bagi tanaman, menjadikan tanah gembur sehingga
memperbaiki drainase dan aerasi tanah. Arang sekam lebih baik dibanding sekam
padi, karena arang sekam sudah mengalami pembakaran yang bisa menghilangkan
bibit penyakit atau hama yang mungkin saja terikut.
Selain arang sekam, bisa juga digunakan sisa-sisa sabut kelapa (coco peat).
Sabut kelapa mempunyai sifat seperti arang sekam. Media tanam sabut kelapa
cocok digunakan di daerah yang kering dengan curah hujan rendah. Sabut diambil
dari bagian kulit kelapa yang sudah tua.

4. Cara membuat media tanam organik


Berikut ini cara-cara membuat media tanam polybag atau pot dengan
menggunakan bahan baku yang telah diterangkan di atas. Untuk membuat media
tanam yang baik diperlukan unsur tanah, bahan pengikat atau penyimpan air dan

Modul Persiapan Pengadaan Bibit


18

penyedia unsur hara. Bahan baku yang akan digunakan dalam tutorial berikut adalah
tanah top soil, kompos dan arang sekam.

Berikut langkah-langkahnya:
• Siapkan tanah yang terlihat gembur dan subur, lebih baik diambil dari bagian
paling atas. Kemudian ayak tanah tersebut hingga menjadi butiran-butiran halus.
Usahakan tanah dalam keadaan kering sehingga tidak menggumpal. Tanah yang
menggumpal akan menyebabkan bahan-bahan tidak tercampur dengan merata.

Gambar 6. Kegiatan Pengayaan Tanah untuk Media Pembibitan

• Siapkan kompos yang telah matang, bisa dari jenis kompos biasa, bokashi atau
kompos takakura. Ayak kompos atau humus tersebut sehingga menjadi butiran
halus.
• Siapkan arang sekam, silahkan baca cara membuat arang sekam.
• Campurkan tanah, kompos, dan arang sekam dalam sebuah wadah. Komposisi
campuran adalah 2 bagian tanah, 1 bagian kompos dan 1 bagian arang sekam
(2:1:1). Aduk hingga merata.
• Siapkan pot atau polybag, masukkan campuran tersebut kedalamnya. Media
tanam sudah siap digunakan.
• Sekadar catatan, ketiga bahan baku tersebut bisa juga dicampur dengan
komposisi 1:1:1 atau 2:1:1. Mana yang terbaik bagi Anda, tentunya tergantung dari
jenis tanaman dan ketersediaan sumber daya.

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


MATERI AJAR 3: BENIH UNGGUL

A. Langkah Pembelajaran

PERTEMUAN 3 ( 12 JP X 45 menit )

ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam pembuka. 40’
2. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa.
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.

Modul Persiapan Pengadaan Bibit

Anda mungkin juga menyukai