Kti Tantri Rahmaudina Akper Yky

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 109

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI DOKUMENTASI KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN


KESEHATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Oleh :

TANTRI RAHMAUDINA RISTYANI


NIM : 2317071

YAYASAN KEPERAWATAN YOGYAKARTA


AKADEMI KEPERAWATAN “YKY” YOGYAKARTA
2020
KARYA TULIS ILMIAH

STUDI DOKUMENTASI KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN


KESEHATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Tugas Akhir ini Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan


Pendidikan Progam Diploma III Keperawatan
Akademi Keperawatan “YKY” Yogyakarta

TANTRI RAHMAUDINA RISTYANI


NIM : 2317071

YAYASAN KEPERAWATAN YOGYAKARTA


AKADEMI KEPERAWATAN “YKY”
YOGYAKARTA
2020

ii
iii
iv
v
MOTTO

Kalau kamu membicarakan sesuatu bersama Tuhan jangan pernah mengatakan

“Tidak Mungkin”

In this life we have 3 choices, be a good people, bad people, or fake people. But,

whatever you are, be a good one.

vi
PERSEMBAHAN

Sebagai ucapan terimakasih yang begitu banyak tidak terucap, maka Karya

Tulis Ilmiah ini saya persembahkan kepada :

1. Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan selama perjalan kuliah


dan penyusunan KTI saya.
2. Kedua orangtua saya yang selalu memberikan semangat, dukungan baik
secara moril dan materi, terimakasih bapak dan ibu untuk seluruh
dukungan, doa dan semuanya selama 20 tahun ini yang belum bisa
terbalaskan
3. Kepada adik saya Reza Dwi Darmawan, semoga bisa lebih semangat
kuliahnya.
4. Seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan dan semangat yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
5. Sahabat saya Lisa, Fika, Sofa, Ester, kola, Yahya dan Erna yang selalu
saling memberi dukungan saling membantu selama masa perkuliahan
sampai penyusunan KTI ini.
6. Teman-teman BISQUAD Akper YKY Kelas 3B yang sudah saling
menguatkan selama 3 tahun bersama.
7. Teman-teman satu kelompok saya, Rizka Devi dan Zulaikhah sofa yang
sudah saling membantu
8. Teman-teman angkatan ke 23 Akper YKY
9. Dan untuk Almamterku tercinta AKPER YKY YOGYAKARTA

vii
Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat

taufik dan Hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyusun dan menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Studi Dokumentasi Ketidakefektifan

Manajemen Kesehatan Kelurga Dengan Hipertensi”

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dan diajukan guna memenuhi sebagai

persyaratan untuk menyelesaikan Progam Pendidikan D III Keperawatan “YKY”

Yogyakarta. Penulis menyadari sepenuhnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat tersusun

berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesemapatan ini

penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tri Arini, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku direktur Akademi Keperawatan YKY

Yogyakarta

2. Rahmita Nuril Amalia, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku dosen pembimbing dan

penguji Ujian Akhir Progam yang dengan sabar telah banyak

mencurahkan tenaga, pikiran dan kesabaran untuk memberikan bimbingan

pengetahuan, saran-saran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Drs Kirnantoro, SKM.M.Kes selaku pembimbing dan penguji Ujian Akhir

Progam yang telah membantu pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Induniasih, S.Kp.M.Kes selaku penguji Ujian Akhir Progam yang telah

membantu pembuatan kasus ini.

viii
5. Seluruh dosen dan staf karyawan Akademi Keperawatan “YKY”

Yogyakarta yang telah banyak memberikan Ilmu pengetahuan yang sangat

bermanfaat untuk masa mendatang.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah penulis menyadari bahwa

masih banyak kekurangan dan dalam pelaksanaan banyak mengalami

hambatan-hambatan karena keterbatasan waktu, kemampuan dan

pengetahuan. Untuk itu penyusun tidak menutup kemungkinan bila ada

masukan baik dalam bentuk saran atau kritikan yang bersifat membangun

baik pembimbing maupun pembaca sehingga dapat membuat Karya Tulis

Ilmiah ini lebih sempurna lagi.

Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 30 April 2020

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan ……………………………………………………. i


Halaman Sampul Dalam …………………………………………………… ii
Halaman Pernyataan Keaslian ……………………………………………… iii
Halaman Persetujuan ………………………………………………………. iv
Halaman Pengesahan ……………………………………………………….. v
Motto ……………………………………………………………………….. vi
Persembahan ………………………………………………………………... vii
Kata Pengantar ……………………………………………………………… viii
Halaman Daftar Isi …………………………………………………………. x
Halaman Daftar Tabel … ………………………………………………….. xii
Halaman Daftar Lampiran …………………………………………………. xiii
Halaman Daftar Gambar …………………………………………………… xiv
Abstrak ……………………………………………………………………… xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………. 4
C. Tujuan Studi Kasus ………………………………………………… 4
D. Ruang Lingkup …………………………………………………….. 5
E. Manfaat Studi Kasus ………………………………………………. 5
1. Teoritis …………………………………………………………. 5
2. Praktis ………………………………………………………….. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori …………………………………………………….. 7
1. Konsep Hipertensi ……………………………………………… 7
a. Pengertian ………………………………………………….. 7
b. Tanda dan Gejala …………………………………………… 8
c. Penyebab …………………………………………………… 9
d. Patofisiologi ……………………………………………….. 9
e. Faktor Resiko ………………………………………………. 10
f. Pemeriksaan Penunjang ……………………………………. 11
2. Konsep Keluarga ………………………………………….......... 11
a. Pengertian Keluarga ………………………………………... 11
b. Tipe Keluarga ………………………………………………. 12
c. Struktur Keluarga …………………………………………... 13
d. Fungsi Keluarga ……………………………………………. 14
e. Tugas Perkembangan Keluarga ………………………......... 18
f. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga ……………………. 22
3. Konsep Keidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga……... 29
a. Definisi ……………………………………………………... 29
b. Batasan Karakteristik……………………………………….. 29

x
c. Faktor yang Berhubungan ………………………………….. 29
d. Populasi Resiko …………………………………………….. 29
e. Intervensi Keperawatan …………………………………….. 29
B. Kerangka Teori ……………………………………………………... 33
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………………. 34
B. Subyek Penelitian …………………………………………………... 34
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………….. 34
D. Definisi Operasional ...……………………………………………… 34
E. Instrumen Studi Kasus …………………………………………….. 35
F. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………. 35
G. Analisa Data ………………………………………………………... 36
H. Etika Studi Kasus ………………………………………………….. 36
I. Kerangka Alur Penelitian ………………………………………….. 37
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
A. Hasil ………………………………………………………………… 38
B. Pembahasan ……………………………………………………….... 42
BAB V KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 50
B. Saran ……………………………………………………………….. 51
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 52
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 54

xi
DAFTAR TABEL

2.1 Skala untuk menentukan prioritas ………………………………….. 25


3.1 Definisi Operasional ………………………………...................... 35
4.1 Karakteristik Partisipam …………………………………………. 38

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Jadwal Kegiatan
Lembar Bimbingan
Informed Consent2
Askep Keluarga mahasiswa yang sudah lulus

xiii
DAFTAR GAMBAR

Kerangka Alur Penelitian ……………………………………….. 37

Genogram ……………………………………………………… 41

xiv
Tantri Rahmaudina R.(2020).Studi Dokumentasi Ketiakefektifan Manajemen
Kesehatan Keluarga denganHipertensi
Pembimbing : Rahmita Nuril Amalia, Kirmantoro

ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu penyakit dengan perawatan jangka panjang yang
mematikan di dunia, karena dapat memicu terjadinya penyakit lain seperti resiko jantung,
gagal jantung, dan stroke. Masalah keperawatan yang sering muncul pada keluarga
dengan salah satu anggota keluarga menderita hipertensi adalah Ketidakefektifan
Manajemen Kesehatan Keluarga. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini untuk
mengetahui gambaran Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga dengan
hipertensi. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif berupa studi kasus dengan
sampel laporan keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga dengan
hipertensi pada tahun 2015. Penelitian dilaksanakan di Kampus Akper YKY Yogyakarta
pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2020. Hasil penelitian menunjukkan pada
pengkajian belum lengkap pada genogram, pengkajian pada seluruh anggota keluaga,
persepsi dan pengetahuan keluarga tentang hipertensi, serta penatalaksanaannya. Masalah
keperawatan yang ditetapkan sudah sesuai dengan batasan karakteristik, meskipun
etiologi masih menggunakan 5 tugas kesehatan keluarga. Rencanan belum sepenuhnya
mengacu pada NOC dan NIC, Evaluasi telah sesuai dengan tujuan asuhan keperawatan,
kesimpulan penulisan yaitu diketahuinya gambaran pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi masalah Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
dengan hipertensi.

Kata Kunci : Hipertensi, Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga.

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, baik muda

maupun tua, entah orang kaya maupun miskin. Hipertensi merupakan salah

satu penyakit mematikan di dunia. Namun, hipertensi tidak dapat secara

langsung membunuh penderitanya, melainkan dapat memicu terjadinya

penyakit lain. laporan komite nasional pencegahan, deteksi, dan penanganan

hipertensi menyatakan bahwa tekanan darah yang tinggi dapat meningkatkan

resiko serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal (Yoga,2009).

Menurut laporan badan kesehatan dunia atau WHO, hipertensi merupakan

penyebab nomor 1 kematian di dunia. Data tahun 2010 di Amerika Serikat

menunjukkan bahwa 28,6% orang dewasa berusia 18 tahun keatas menderita

hipertensi (pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI, 2014).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jumlah penderita

hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang

bertambah, pada 2025 mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia

terkena hipertensi. WHO menyebutkan negara ekonomi berkembang

memiliki penderita hipertensi sebesar 40% sedangkan negara maju hanya

35%, kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi, yaitu

sebesar 40%. Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia Tenggara 36%.

Kawasan penyakit ini telah

1
2

membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga

orang menderita hipertensi. Sedangkan di Indonesia cukup tinggi, yakni

mencapai 32% dari total jumlah penduduk (Widiyani, 2013).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018,

peningkatatan jumlah prevalensi penderita hipertensi di Indonesia dari tahun

2013 ke 2016 mencapai 32,4%. Kondisi ini perlu mendapat perhatian lebih,

karena hipertensi merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada sistem

kardiovaskuler yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit kronis.

Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevelensi

hipertensi pada penduduk berumur 18 tahun lebih sebesar 50,3 %, yaitu

menurut diagnosis dokter sebanyak 8,4%, diagnosis dokter atau minum obat

sebesar 8,8%, dan dengan hasil pengukuran sebanyak 34,1%, penderita

hipertensi.

Prevalensi hipertensi di DIY menurut Riskesdas 2013 adalah 35,8% atau

lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka nasional (31,7%). Prevalensi ini

menempatkan DIY pada urutan ke-5 sebagai provinsi dengan kasus hipertensi

yang tinggi. Hipertensi selalu masuk dalam 10 besar penyakit sekaligus 10

besar penyebab kematian di DIY selama beberapa tahun terakhir berdasarkan

STP maupun SIRS. Laporan STP Puskesmas Tahun 2016 tercatat kasus

hipertensi 29.105 kasus. Sedangkan laporan STP Rumah Sakit Rawat Jalan

sebanyak 1.152 kasus (hipertensi essensial). Sedangkan berdasar STP

Puskesmas tahun 2017 tercatat 20.309 kasus hipertensi. Untuk STP Rawat

Jalan Rumah Sakit tercatat 12.962 kasus baru.


3

Data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Kabupaten Sleman tahun

2018 menunjukkan hipertensi masuk kedalam Pola Sepuluh Besar Penyakit

untuk semua golongan umur yang ada di Kabupaten Sleman dengan jumlah

kasus 66.618 kasus.

Penatalaksanaan hipertensi ada dengan cara farmakologi dan non

farmakologi, farmakologi adalah dengan cara pemberian obat, hendaknya

pemberian obat dimulai dengan dosis kecil dan kemudian ditingkatkan

secara perlahan, dan untuk penatalaksanaan non farmakologi adalah dengan

cara mengubah pola hidup seperti menurunkan berat badan jika ada

kegemukan, mengurangi minum alkohol, meningkatkan aktivitas fisik

aerobik, mengurangi asupan garam, serta mempertahankan asupan kalium

yang adekuat.

Upaya yang dapat dilakukan oleh keluarga sendiri seperti memberikan

dukungan bagi penderita hipertensi seperti mendorong dan menyemangati

pasien untuk patuh minum obat, mengontrol hipertensi dengan rutin,

mengukur tekanan darah serta memperbaiki gaya hidup. Tidak hanya peran

dan upaya dari keluarga, tetapi juga pengetahuan dari keluarga tentang

hipertensi dan cara merawat salah satu anggota keluarga yang terkena

hipertensi. Permasalahan kesehatan akan teratasi jika keluarga mempunyai

kemampuan dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga yaitu

kemampuan mengenal masalah, kemampuan mengambil keputusan,

kemampuan memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit,

kemampuan memodifikasi lingkungan dan kemampuan menggunkan


4

fasiltas kesehatan yang ada (Pohan dalam Marwansyah, 2015). Selanjutnya

dengan bekal pengetahuan ini akan menimbulkan kesadaran mereka, dan

pada akhirnya akan menyebabkan anggota keluarga memiliki perilaku

sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.

Peran keluarga sangat penting dalam hal mewujudkan kestabilan

tekanan darah dan kepatuhan pasien dalam melaksanakan terapi, jika peran

keluarga tidak bisa dilakukan dengan maksimal maka berdampak klien tidak

patuh dalam hal melaksanakan terapi dan menjaga kestabilan tekanan darah

(Novian 2013).

Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan di atas, maka peneliti

tertarik untuk menulis Studi Dokumentasi Karya Tulis Ilmiah dengan judul

Studi Dokumentasi Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga

dengan Hipertensi Pada Keluarga Tn “M” Di Wilayah Kerja Puskesmas

Gamping I Sleman Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana studi dokumentasi Ketidakefektifan Manajemen

Kesehatan Keluarga dengan Hipertensi?

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan

Keluarga dengan Hiperetensi.


5

2. Tujuan Khusus

Diketahuinya gambaran tentang hasil studi dokumentasi

mengengenai Pengkajian, Diagnosis Keperawatan, Perencanaan,

Pelaksanaan dan Evaluasi Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan

Keluarga dengan Hipertensi.

D. Ruang Lingkup

Penelitian ini termasuk dalam lingkup Keperawatan Keluarga.

Materi yang dibahas adalah Gambaran Ketidakefektifan Manajemen

Kesehatan Keluarga dengan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Gamping I Sleman Yogyakarta dengan metode studi dokumentasi.

Penelitian ini dilakukan di Akademi Keperawatan Yogyakarta dengan

menggunakan data dari Asuhan Keperawatan pada KTI mahasiswa yang

sudah lulus yaitu Taufiq Sulistyanto tahun 2015.

E. Manfaat Penulisan

1. Teoritis

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga

pada salah satu anggota keluarga menderita hipertensi.

2. Praktis

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya studi kasus tentang pelaksanaan pemenuhan

ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga pada salah satu

anggota keluarga menderita hipertensi.


6

a. Bagi keluarga

Meningkatakan kesehatan keluarga dengan memandirikan

keluarga.

b. Bagi puskesmas

Manfaat untuk Puskesmas yaitu mendekatkan jangkauan

pelayanan.

c. Bagi Akper YKY

Menjadikan media ini sebagai media pembelajaran tentang

ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga dengan salah

satu anggota keluarga menderita hipertensi.

d. Bagi peneliti

Menjadikan pembelajaran serta mengembangkan ilmu

pengetahuan dan ketrampilan dalam mengenai pasien sehingga

dapat mengaplikasikan dalam pekerjaan sebagai perawat.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Hipertensi

a. Pengertian Hipertensi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah peristen dimana

tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 80

mmHg (Smith,Torm,1995 pada padila 2013).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140

mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali

pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup

istirahat/tenang (Kemenkes RI 2013).

Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah

sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan darah

diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg (kodim nasim, 2003 pada padila

2013).

b. Tanda dan gejala

1) Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik dapat dihubungkan dengan peningkatan

tekanan darah, selain penentuan tekanan darah oleh dokter yang

memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah

terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

7
8

2) Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi

meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan

gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari

pertolongan medis (edward K 1996, dalam buku padila 2013).

c. Penyebab

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2

golongan besar yaitu (Laily Gunawan 2001, dalam buku padila 2013)

1) Hipertensi esensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya

2) Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit

lain

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi,

sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder.

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti

penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor

yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah

sebagai berikut :

a) Faktor keturunan

Dari data stastik terbukti bahwa seseorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika

orangtuanya adalah penderita hipertensi.

b) Ciri perseorangan
9

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi

adalah umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis

kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit

hitam lebih banyak daripada kulit putih).

c) Kebiasaan hidup

adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30gr)

kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain

misalnya merokok, minum alkhohol, minum obat-obatan

(ephedrine, prednison, epineprin). Kebiasaan hidup yang sering

menyebabkan timbulnya hipertensi.

d. Patofisologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini

bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan

keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan

abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls

yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.

Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetikolin, yang akan

merangsang serabut syaraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana

dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh

darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontruksi

individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap noropinefrin, meskipun


10

tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi, pada saat

bersamaan dimana syaraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai

respons rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga merangsang, mengakibatkan

tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin,

yang menyebabkan vasokonstriksi korteks adrenal mensekresi kortisol dan

steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh

darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,

menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan

angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu

vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron

dan korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh

tubulus ginjal. Menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua

faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Brunner&suddart,

2002 dalam buku padila 2013).

e. Faktor Resiko

1) Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol

a) Umur (>40 tahun)

b) Jenis kelamin

c) Riwayat keluarga

d) Genetik

2) Faktor yang dapat diubah/dikontrol

a) Kebiasaan merokok

b) Konsumsi asin/garam
11

c) Konsumsi lemak jenuh

d) Pengunaan jelantah

e) Kebiasaan konsumsi minum minuman beralkhohol

f) Obesitas

g) Olahraga

h) Stres

i) Penggunaan estrogen

f. Pemeriksaan penunjang

1) Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh

2) Pemeriksaan retina

3) Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti

ginjal dan jantung

4) EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri.

5) Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa

6) Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal,

pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin

7) Foto dada dan CT scan.

2. Konsep Keluarga

a. Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh

perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningtkan perkembangan fisik,

mental, emosional dan sosial dari individu-individu yang ada didalamnya.


12

Terlihat pada pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai

tujuan bersama (Friedman, 2010).

Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan

perkawinan, darah dan ikatan adopsi yang hidup bersama dalam satu

rumah tangga, anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama

lain dengan peran sosial keluarga (Burges dkk, 2010).

b. Tipe Keluarga

Dalam sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan

sebagai tipe keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normatif

atau non normatif. Macklin (1988) dalam buku Padila (2013), menjelaskan

tipe-tipe keluarga sebagai berikut :

1) Keluarga tradisional

a) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya

keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga yang

melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua

campuan atau orangtua tiri.

b) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak

ada anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan

karier keduanya.

c) Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi

dari perceraian.

d) Bujangan dewasa sendirian.


13

e) Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang

berhubungan.

f) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua

anak-anaknya sudah berpisah

2) Keluarga non tradisional

a) Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu

dan anak.

b) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, berdasarkan

pada hukum

c) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.

d) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang berjenis kelamin yang

sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.

e) Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu

pasangan monogamy dengan anak-anak secara bersama

menggunakan fasilitas, sumber yang sama.

c. Struktur keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagimana keluarga melaksanakan

fungsi keluarga di masyarakat. Ada beberapa struktur keluarga yang ada di

Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :

1) Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui

jalur ayah.
14

2) Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui

jalur ibu.

3) Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

ayah.

4) Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

seadarah ayah.

5) Keluarga kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

d. Fungsi keluarga

Lima fungsi dasar keluarga (Friedman, 2010) :

1) Fungsi afektif

Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan

maupun keberlanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif

merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling penting. Saat ini,

ketika banyak tugas sosial dilaksanakan di luar unit keluarga, sebagian


15

besar upaya keluarga difokuskan pada pemenuhan kebutuhan anggota

keluarga akan kasih sayang dan pengertian. Kemampuan untuk

menyediakan kebutuhan ini merupakan penentu utama apakah suatu

keluarga tertentu bertahan atau bubar.

Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga untuk memenuhi fungsi

afektif adalah :

a) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima dan

mendukung. Setiap anggota keluarga yang mendapat kasih sayang

dan dukungan, maka kemampuannya untuk memberi akan

meningkatkan sehingga tercipta hubungan yang hangat dan saling

mendukung. Hubungan yang baik dalam membina hubungan

dengan orang lain diluar keluarga.

b) Saling menghargai, dengan mempertahankan iklim yang positif

dimana setiap anngota keluarga baik orang tua maupun anak diakui

dan dihargai keberadaannya dan haknya.

c) Ikatan dan identifikasi, ikatan ini mulai sejak pasangan sepakat

hidup baru. Kemudian dikembangkan dan disesuaikan dengan

berbagai aspek kehidupan dan keinginan yang tidak dapat dicapai

sendiri, misalnya mempunyai anak. Hubungan selanjutnya akan

dikembangkan menjadi hubungan orang tua-anak dan antar anak

melalui proses identifikasi.

2) Fungsi Sosialisasi
16

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang

dialami individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar

berperan dalam lingkungan sosial. sedangkan (soekanto 2000, dalam

buku Padila 2013) mengemukakan bahwa sosialisasi adalah suatu

proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-

norma masyarakat dimana dia menajadi anggota.

Sosialisasi dimulai sejak individu dilahirkan dan berakhir setelah

meninggal. Keluarga merupakan tempat dimana individu melakukan

sosialisasi. Tahap perkembangan individu dan keluarga akan dicapai

melalui interaksi atau hubungan yang diwujudkan dalam sosialisasi.

Anggota keluarga belajar disiplin, memiliki nilai/norma, budaya dan

perilaku melalui interaksi dalam keluarga sehingga individu mampu

berperan di masyarakat.

3) Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan

meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya progam keluarga

berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain

banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan

sehingga lahirnya keluarga baru dengan satu orangtua (single parent).

4) Fungsi ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan,

pakaian dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan.

Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan


17

(gakin atau pra keluarga sejahtera). Perawat berkontribusi untuk

mencari sumber-sumber di masyarakat yang dapat digunakan

keluarga meningkatkan status kesehatan mereka.

5) Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi lain keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan. Selain

keluarga menyediakan makanan,pakaian dan rumah, keluarga juga

berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya baik

untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang

sakit. Keluarga juga menentukan kapan anggota yang mengalami

gangguan kesehatan memerlukan bantuan atau pertolongan tenaga

professional. Kemampuan ini sangat memperngaruhi status kesehatan

individu dan keluarga.

Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan

terhdap anggotanya dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang

dilaksanakan. Tugas kesehatan keluarga tersebut adalah (Friedman,

2010):

a) Mengambil masalah kesehatan

b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang

tepat

c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

d) Mempertahankan suasana rumah yang sehat.

e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.


18

Kelima tugas kesehatan tersebut saling terkait dan perlu dilakukan oleh

keluarga. Perawat perlu melakukan pengkajian untuk mengetahui

sejauh mana keluarga dapat melaksanakan kelima tugas tersebut dengan

baik, selanjutnya memberikan bantuan atau pembinaan terhadap

keluarga untuk memenuhi tugas kesehatan keluarga tersebut.

e. Tugas Perkembangan Keluarga

Dalam siklus kehidupan keluarga terdapat tahap-tahap yang dapat

diprediksi seperti halnya individu-individu yang mengalami tahap

pertumbuhan dan perkembangan secara terus-menerus. Keluarga sebagai

sebuah unit juga mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan secara

terus menerus. Keluarga sebagai unit juga mengalami tahap perkembangan

yang terus menerus.

Berikut diuraikan kedelapan tahap siklus kehidupan keluarga dan tugas

berkembangannya (Duval 1997, dalam Padila 2012)

1) Tahap keluarga pemula (beginning family)

Keluarga baru/pasangan yang belum memiliki anak.

Tugas perkembangan keluarga :

a) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.

b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

c) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang

tua)

d) Menetapkan tujuan bersama.

e) Persiapan menjadi orang tua


19

f) Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan

menjadi orang tua).

2) Tahap keluarga sedang mengasuh anak (child bearing)

Keluarga dengan anak pertama berusia kurang dari 30 bulan

Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah :

a) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap

(integrasi bayi dalam keluarga)

b) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan

kebutuhan anggota keluarga.

c) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

d) Memperluas persahabatan keluarga besar dengan menambah

peran orangtua, kakek dan nenek

e) Bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan

anak.

f) Konseling KB post partum 6 minggu

g) Menata ruang untuk anak

h) Menyiapkan biaya child bearing

i) Memfasilitasi role learning anggota keluarga

j) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

3) Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah

Keluarga dengan anak pertama berusia 30 bulan-6 tahun

Tugas perkembangan keluarga :


20

a) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang

bermain, privasi dan keamanan.

b) Mensosialisasikan anak

c) Mengintegrasikan anak yang baru dan memenuhi kebutuhan

anak yang lain.

d) Mempertahankan hubungan yang sehat (hubungan perkawinan

dan hubungan orangtua-anak) serta hubungan di luar keluarga

(keluarga besar dan komunitas)

e) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.

f) Pembagian tanggung jawab.

g) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan

kembang anak.

4) Tahap keluarga dengan anak usia sekolah

Keluarga dengan anak pertama usia 6-13 tahun

Tugas perkembangan keluarga :

a) Mensosialisasikan anak-anak , termasuk meningkatkan prestasi

sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya

yang sehat.

b) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

c) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

d) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual

e) Menyediakan aktivitas untuk anak.

5) Tahap keluarga dengan anak remaja


21

Keluarga dengan anak pertama berusia 13-20 tahun

Tugas perkembangan keluarga :

a) Memberikan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab

ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.

b) Memfokuskan kembali hubungan intim perkawinan

c) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak

d) Mempersiapkan perubahan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh

dan kembang anggota keluarga.

6) Tahap keluarga dengan anak dewasa

Keluarga dengan anak pertama meninggalkan rumah

Tugas perkembangan keluarga :

a) Memperluas siklus keluarga dengan memuaskan anggota keluarga

baru dari perkawinan anak-anaknya

b) Melanjutkan dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan

c) Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau

istri.

d) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru

dimasyarakat

e) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima

kepergian anaknya

f) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi

anak-anaknya.

7) Tahap keluarga usia pertengahan (middle age family)


22

Tugas perkembangan keluarga :

a) Menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan.

b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti

dengan para orangtua (lansia) dan anak-anak

c) Memperkokoh hubungan perkawinan.

d) Persiapan masa tua/pensiun

8) Tahap keluarga lanjut usia

Tugas perkembangan keluarga :

a) Penyesuian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup.

b) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

c) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

d) Mempertahankan hubungan perkawinan

e) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

f) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.

g) Malakukan life review masa lalu.

f. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1) Pengkajian

Pengkajian merupakan suatu tahapan saat seorang perawat

mengambil informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga

yang dibinanya. Pengkajian merupakan syarat utama untuk

mengidentifikasi masalah. Pengkajian keperawatan bersifat dinamis,

interaktif dan fleksibel. Data dikumpulkan secara sistematis dan terus-

menerus dengan menggunakan alat pengkajian. Pengkajian


23

keperawatan keluarga dapat menggunakan metode observasi,

wawancara dan pemeriksaan fisik (Maglaya dalam Riasmini, 2017)

Pengkajian keperawatan dalam keluarga memiliki dua tahapan

pengkajian, tahap satu berfokus pada masalah kesehatan keluarga,

pengkajian tahap dua menyajikan kemampuan keluarga dalam

melakukan lima tugas kesehatan keluarga. Variabel data dalam

pengkajian keperawatan keluarga mencakup :

a) Identitas keluarga mencakup nama kepala keluarga, komposisi

anggota keluarga, alamat, agama, suku, bahasa sehari-hari, jarak

pelayanan kesehatan terdekat dan alat transportasi.

b) Kondisi kesehatan semua anggota keluarga terdiri dari nama,

hubungan dengan keluarga, umur, jenis kelamin, pendidikan

terakhir, pekerjaan saat ini, status gizi, tanda-tanda vital, status

imunisasi dasar, dan penggunaan alat bantu atau protesa serta

status kesehatan anggota keluarga saat ini meliputi keadaan

umum, riwayat penyakit atau alergi.

c) Data pengkajian individu yang mengalami masalah kesehatan

(saat ini sedang sakit) meliputi nama individu yang sakit, keluhan

masalah hipertensi, rujukan dokter atau rumah sakit, istirahat dan

tidur, status mental, komunikasi dan budaya, kebersihan diri,

perawatan diri sehari-hari dan data penunjang medis individu

yang sakit.
24

d) Data kesehatan lingkungan mencakup sanitasi lingkungan

pemukiman antara lain ventilasi, penerangan, kondisi lantai,

tempat pembuangan sampah, dll.

e) Struktur keluarga mencangkup struktur peran, nilai, komunikasi,

kekuatan.

f) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga, variabel

perkembangan keluarga ini akan menjawab tahap perkembangan

keluarga dan tugas perkembangan keluarga.

g) Fungsi keluarga terdiri dari aspek instrumental dan ekspresif,

aspek instrumental adalah aktivitas hidup sehari-hari seperti

makan, tidur, pemeliharaan kesehatan. Aspek ekspresif fungsi

keluarga adalah fungsi emosi, komunikasi, pemecahan masalah,

keyakinan dan lain-lain.

Sumber data dalam pengkajian keperawatan keluarga meliputi:

a) Sumber data dalam pengkajian keperawatan keluarga dapat

diperoleh dari wawancara dengan keluarga berkaitan dengan

kejadian sebelumnya dan kejadian sekarang.

b) Sumber data keluarga dapat juga diperoleh dari informasi yang

tertulis atau lisan dari berbagai agensi yang berhubungan dengan

keluarga atau informasi dari anggota kesehatan lain.

2) Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai

respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang


25

dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa

ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu, keluarga

dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan

(Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia).

3) Perencanaan

Perencanaan merupakan proses penyusunan strategi atau

intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah mengurangi

atau mengatasi masalah kesehatan keluarga yang telah diidentifikasi

dan divalidasi pada tahap perumusan diagnosa keperawatan.

Perencanaan disusun dengan penekanan pada partisipasi keluarga,

anggota keluarga yang sakit dan koordinasi dengan tim kesehatan lain.

Perencanaan mencakup penentuan prioritas masalah, tujuan dan

rencana tindakan. tahap penyusunan perencanaan Keperawatan

Keluarga adalah sebagai berikut :

a) Menetapkan prioritas masalah

menetapkan prioritas masalah atau diagnosa keperawatan keluarga

adalah dengan menggunakan skala menyusun prioritas dari

Maglaya (2009).

Tabel 2.1 Skala untuk menentukan prioritas (Maglaya, 2009)


No. Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
Skala: Wellness
3
Aktual
3 1
Risiko
2
Potensial
2. 1
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala: Mudah 2 2
26

Sebagian 1
Tidak dapat 0
3.
Potensi masalah untuk dicegah
Skala: Tinggi 1
Cukup 3
Rendah 2
4. Menonjolnya masalah 1
Skala: Segera 1
2
Tidak perlu
1
Tidakdirasakan
0
Sumber: Riasmini dkk, 2017

Cara skoring :

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria.

2. Skor dibagi dengan makna tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.

3. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas :

1. Kriteria yang pertama, yaitu sifat masalah, bobot yang lebih berat

diberikan pada masalah aktual karena yang memerlukan tindakan

segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.

2. Kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah

perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai

berikut:

a. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan

untuk menangani masalah.

b. Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan

tenaga.

c. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan,

keterampilan dan waktu.


27

d. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi

dalam masyarakat dan sokongan masyarakat.

3. Kriteria ketiga, yaitu potensi masalah dapat dicegah. Faktor-

faktor yang perlu diperhatikan adalah :

a. Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit

atau masalah.

b. Lamanya masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau

masalah.

c. Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan yang tepat

dalam memperbaiki masalah.

d. Adanya kelompok high risk.

4. Kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu

menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah

kesehatan tersebut. Nilai skor yang tertinggi yang terlebih dahulu

diberikan intervensi keluarga.

4) Pelaksanaan

Implementasi keperawatan yang ditunjukkan pada keluarga meliputi:

a) Meningkatkan kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai

masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan

informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang

kesehatan, mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.

b) Membantu keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang

tepat untuk individu dengan cara mengidentifikasi konsekuensi


28

jika tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber

yang dimiliki keluarga, mendiskusikan tentang konsekuensi setiap

tindakan.

c) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga

yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan,

menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah, mengawasi

keluarga melakukan perawatan.

d) Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat

lingkungan menjadi sehat, dengan cara menemukan sumber-

sumber yang dapat digunakan keluarga, melakukan perubahan

lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

e) Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada dengan cara mengenalkan fasilitas yang ada di lingkungan

keluarga, membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

yang ada (Padila, 2011).

5) Evaluasi

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, penilaian

dan evaluasi diperlukan untuk melihat keberhasilan. Bila tidak atau

belum berhasil, perlu disusun rencana baru yang sesuai titik semua

tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu

kali kunjungan keluarga, untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap

sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat

dilakukan selama proses asuhan keperawatan atau pada akhir pemberian


29

asuhan keperawatan. Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemajuan

status kesehatan individu dalam konteks keluarga, membandingkan

respon individu dan keluarga dengan kriteria hasil dan menyimpulkan

hasil kemajuan masalah serta kemajuan pencapaian tujuan keperawatan

(Padila, 2011).

3. Konsep Ketidak efektifan Manajemen Keluarga

a. Definisi

Pola pengaturan dan pengintegrasian ke dalam proses keluarga, suatu

progam untuk pengobatan penyakit dan sekuelnya yang tidak memuaskan

untuk memenuhi tujuan kesehatan tertentu (Nanda 2015-2017).

b. Batasan karakteristik

1) Akselerasi gejala penyakit seseorang anggota keluarga

2) Kurang perhatian pada penyakit

3) Kesulitan dengan regimen yang ditetapkan

4) Kegagalan melakukan tindakan mengurangi faktor resiko

5) Ketidaktepatan aktivitas keluarga untuk memenuhi tujuan kesehatan

(Nanda 2015-2017).

c. Faktor yang berhubungan

1) Konflik pengambilan keputusan

2) Kesulitan mengatasi kerumitan

3) Kesulitan mengarahkan sistem pelayanan kesehatan yang rumit

4) Konflik keluarga

d. Populasi beresiko
30

1) Kesulitan ekonomi.

e. Intervensi Keperawatan

1) NOC (Nursing Outcomes Classification), 5th Moorhead Sue. (2013)

a) Normalisasi Keluarga

1. Mengakui potensi kelemahan untuk mengubah rutinitas keluarga

(2604170)

2. Beradaptasi dengan rutinitas keluarga untuk mengakomodasi

kebutuhan anggota yang terkena dampak (260405)

3. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga (260406)

4. Memenuhi kebutuhan psikososial anggota keluarga(260407)

5. Memenuhi kebutuhan perkembangan dari anggota keluarga

(260408)

6. Melaporkan kehidupan keluarga telah kembali ke kondisi

sebelum krisis (260418)

7. Mempertahankan aktivitas dan rutinitas yang tepat (260419)

b) Partisipasi keluarga dalam perawatan profesional

1. Berpartisipasi dalam perencanaan perawatan (260501)

2. Berapartisipasi dalam menyediakan perawatan (260502)

3. Menyediakan informasi yang diperlukan (260503)

4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memperngaruhi perawatan

(260505)

5. Bekerja sama dalam menentukan perawatan (260506)


31

6. Mendefinisikan kebutuhan dan masalah yang relevan untuk

perawatan (260507)

7. Membuat keputusan ketika pasien tidak dapat melakukannya

(260508)

8. Berpartisipasi dalam keputusan bersama dengan pasien (260509)

9. Berpartisipasi dalam tujuan bersama terkait dengan perawatan

(250510)

10. Mengevaluasi efektivitas perawatan (260511)

11. Berpartisipasi dalam perencanaan pulang (260512)

2) NIC (Nursing Interventions Classification) 6th 2013

a) Dukungan pengasuh(caregiver support)

1. Mengkaji tingkat pengetahuan caregiver

2. Membuat pernyataan positif pada caregiver terhadap upaya

yang telah dilakukan

3. Monitor interaksi keluarga dalam permasalahan berkaitan

dengan pasien

4. Menyediakan informasi mengenai pasien sesuai dengan apa

yang menjadi keinginan pasien

b) Peningkatan keterlibatan keluarga

1. Bangun hubungan pribadi dengan pasien dan anggota keluarga

yang akan terlibat dalam perawatan

2. Identifikasi kemampuan anggota keluarga untuk terlibat dalam

perawatan pasien
32

3. Tentukan sumber daya fisik, emosional, dan edukasi dari

pemberi perawatan utama

4. Dorong anggota keluarga dan pasien untuk membantu dalam

mengembangkan rencana perawatan, termasuk hasil yang di

harapkan dan pelaksanaan rencana perawatan.

5. Monitor struktur dan peran keluarga

6. Berikan dukungan yang diperlukan bagi keluarga untuk

membuat keputusan.

7. Dorong anggota keluarga untuk menjaga atau mempertahankan

hubungan keluarga yang sesuai

c) Mobilisasi keluarga

1. Jadilah pendengar (yang baik) untuk anggota keluarga

2. Bangun hubungan saling percaya dengan anggota keluarga

3. Tentukan kesiapan dan kemampuan anggota keluarga untuk

belajar.

4. Bantu pengembangan pengembalian keputusan mutual dengan

anggota keluarga, terkait rencana perawatan pasien

5. Kolaborasi dengan anggota keluarga dalam perencanaan dan

pelaksanaan terapi pasien dan perubahan gaya hidup.

6. Dukung kegiatan keluarga dalam meningkatkan kesehatan atau

mengelola kondisi pasien,pada saat yang tepat


33

7. Kerangka Teori
1. Keluarga adalah Keluarga merupakan sekumpulan orang NOC label : NIC label
yang dihubungkan oleh perkawinan,adopsi dan kelahiran
yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum,meningtkan perkembangan 1. Normalisasi 1. Dukungan
Hipertensi fisik,mental,emosional dan sosial dari individu-individu keluarga pengasuhan
yang ada didalamnya terlihat pada pola interaksi yang ( caregiver
2. Partisipasi
saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama. support )
(Friedman,2010) keluarga dalam 2. Peningkatan Kemandirian
2. Struktur keluara perawatan keterlibatan keluarga akan
a. Patrineal d. Patrilokal
b. Matrilineal e. Keluarga Kawin
professional keluarga hipertensi
Faktor resiko
c. Matrilokal 3. Mobilisasi meningkat
hipertensi
3. Fungsi keluarga keluarga
1. Keturunan a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
2. Usia c. Fungsi reproduksi
3. Konsumsi d. Fungsi ekonomi
garam e. Fungsi perawatan kesehatan
4. Makanan 1) Kemampuan keluarga mengenal masalah
berkolesterol kesehatan,
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
tinggi mengenai tindakan keperawatan yang tepat
5. Kegemukan 3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
6. Stress yang sakit
7. Alkohol 4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan
8. Rokok rumah yang sehat
5) Kemampuan keluarga menggunakan
9. Kafein fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat. Gambar 2.1 kerangka Teori

Masalah keperawatan keluarga


Dampak hipertensi pada
keluarga : fisik, psikologi, 1. Ketidakefektigfan manajemen
sosial dan ekonomi kesehatan keluarga
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunkan rancangan deskriptif berupa studi kasus

dengan pendekatan studi dokumentasi yaitu menggambarkan suatu

peristiwa/ kasus dengan memanfaatkan dokumentasi laporan keperawatan

Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga dengan hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta.

B. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah satu data paesien Hipertensi yang

diberikan asuhan Keperawatan yang di lampirkan di dalam KTI (Karya

Tulis Ilmiah ) mahasiswa yang sudah lulus yaitu Taufiq Sulistyanto tahun

2015.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Akademi Keperawatan YKY

Yogyakarta Progam Studi DIII Keperawatan pada bulan Februari sampai

dengan bulan Juni yaitu dimulai dari penyusunan proposal sampai dengan

penyusunan laporan KTI (Karya Tulis Ilmiah).

D. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian kualitatif adalah mengenai

istilah-istilah kunci untuk mempertegas, memberikan arah, dan

menghindari kesalahpahaman. Menurut Sugiyono, (2010) definisi

operasional variable adalah definisi yang didasarkan pada sifat yang


35

mudah diamati, mempunyai rumusan yang jelas dan pasti serta tidak

membingungkan.

Tabel 3.1 deskripsi definisi operasional

No Variabel Definisi Operasional

1. Hipertensi Tekanan darah di atas 140/80 mmHg diukur oleh perawat pada
anggota keluarga.
2. Keluarga Sekumpulan individu yang tinggal dalam 1 rumah dengan ikatan
perkawinan atau ikatan darah di Dusun Soropaten.
3. Ketidakefektifan Ketidakmampuan keluarga untuk memenuhi tujuan kesehatan bagi
manajemen salah satu anggota keluarga yang menderita hipertensi
Kesehatan keluarga

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, sebagai human

instrument yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,

analisa data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya,

dengan didukung instrument-instrument sebagai berikut :

1. Data Asuhan Keperawatan yang dilampirkan di dalam KTI (Karya

Tulis Ilmiah) mahasiswa yang sudah lulus yaitu Taufiq Sulistyanto

tahun 2015

2. Alat Tulis.

F. Teknik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan pada penelitian ini dilakukan dengan cara studi

dokumentasi dengan menggunakan data sekunder yakni dokumen yang

ditulis kembali oleh orang yang tidak langsung mengalami peristiwa


36

berdasarkan informasi yang diperoleh dari orang yang langsung

mengalami peristiwa. Data sekunder tersebut berupa data yang terdapat di

Perpustakaan Program Studi DIII Keperawatan Akademi Keperawatan

“YKY” Yogyakarta berupa satu data asuhan keperawatan yang

dilampirkan di dalam KTI mahasiswa yang sudah lulus yaitu Taufiq

Sulistyanto tahun 2015.

G. Analisa Data

Tekhnik analisa data menggunakan tekhnik analisa deskriptif-

kualitatif yaitu dengan cara mengevaluasi dan mencermati dokumen yang

menghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan oleh peneliti dan

dibandingkan dengan teori atau artikel penelitian yang ada sebagai bahan

untuk memberikan rekomendasi dalam penelitian yang dilakukan.

H. Etika Studi Kasus

1. Anonimity ( tanpa nama hanya inisial yang dicantumkan)

Masalah etika keperawatan adalah masalah yang memberikan

jaminan dala penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak

membeikan atau mencantumkan nama reponden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode atau inisial nama inisial nama pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat,

2011).

2. Confidentially ( kerahasiaan )

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-


37

masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang yang

akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2011).

I. Kerangka Alur Penelitian

Surat Ijin Pemilihan Data Analisa Membandingkan


(Administrasi) berupa Data dengan teori dan
dokumen hasil

Gambar 3.1 kerangka alur penelitian


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Asuhan Keperawatan

Pada keluarga Tn M yaitu tipe keluarga inti yang terdiri dari ayah,

ibu dan anak, Tn M Berperan sebagai kepela keluarga, bekerja sebagai

karyawan swasta. Dari hasil pengkajian Tn M menderita hipertensi

lebih dari 10 tahun, keluarga Tn M belum mengetahui tentang

Hipertensi, jika pusing sedikit biasanya pergi ke warung untuk

membeli obat atau di apotek K24 untuk sekalian tensi. Tn M tidak

pernah kontrol Hipertensi di Puskesmas, jika Ny M masak sayur dan

dirasa kurang asin biasanya Tn M menambahkan garam sendiri karena

Tn M menyukai asin-asinan dan belum mampu membedakan makanan

yang boleh dikonsumsi dan yang tidak boleh dikonsumsi. Saat

dilakukan pemeriksaan tekanan darah pada tanggal 01 Juni 2015 yaitu

TD Tn M adalah 200/100 mmHg, Ny M 140/90 mmHg dan Sdr E

120/80 mmHg. Tn M memiliki garis keturunan penderita hipertensi

dari ibunya. Tahap perkembangan pada keluarga Tn M adalah tahap

VI dengan anak dewasa, saat ada anggota keluarga yang sakit mereka

saling membantu dan memberi semangat.

Dari hasil analisis pengkajian diagnosis yang diangkat adalah

Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik hipertensi di keluarga

Tn M tidak efektif dengan skor 4 2/3.

38
39

Rencana keperawatan yang disusun bersama keluarga Tn M selama

3 x kunjungan, dengan tujuan panjang ketidakefektifan manajemen

regimen terapeutik pada keluarga Tn M efektif, dan tujuan pendek

yaitu diharapkan keluarga mampu mengenal masalah, dengan kriteria

hasil : keluarga mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda

gejala dan penyebab hipertensi. Tujuan pendek yang kedua yaitu

keuarga mampu merawat anggota yang sakit dengan kriteria hasil :

keluarga mampu melakukan perawatan secara mandiri, mampu

mengurangi jenis makanan yang harus dihindari, mampu berobat di

puskesmas, dan berhenti merokok. Tujuan pendek yang ketiga yaitu

keluarga mampu mengambil keputusan dengan kriteria hasil : keluarga

bersedia kontrol dipuskesmas, tidak beli obat di warung/ apotek K24,

mengurangi dan berhenti merokok.

Perencanaan tindakan yang disusun adalah : kontrak waktu dengan

keluarga, menyampaikan tindakan, monitor TTV, memberi pankes

tentang hipertensi, berikan keluarga kesempatan bertanya, dorong

keluarga untuk tidak beli obat sembarangan, motivasi untuk

mengurangi rokok secara bertahap, ajarkan diit hipertensi, monitor

jenis makanan yang di konsumsi, anjurkan keluarga untuk berobat di

puskesmas.

Implementasi yang dilakukan pada keluarga Tn.M yaitu melakukan

kontrak waktu, menyampaikan tindakan yang dilakukan, memonitor

vital sign, menguji kemamapuan keluarga tentang hipertensi, memberi


40

penkes tentang hipertensi, memberikan kesempatan keluarga untuk

bertanya, mengajarkan diit hipertensi, memonitor jenis makanan yang

dikonsumsi, menganjurkan keluarga untuk berobat di puskesmas, dan

menganjurkan keluarga untuk memonitor Tn M.

Evaluasi hasil keperawatan yang telah dilakukan secara 3 kali

pertemuan yaitu masalah teratasi dengan didapatkan hasil keluarga

dapat mengenal masalah bagi hipertensi yaitu keluarga mengatakan

senang dan paham karena sudah mengetahui tentang hipertensi,

keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 penyebab hipertensi, 4 dari 6

tanda gejala hipertensi, 2 dari 4 pencegahan hipertensi, mampu

mengambil keputusan yaitu mengatakan jika ada keluarga yang sakit

akan berobat ke puskesmas tidak meminum obat warung sembaranga

lagi, mampu merawat anggota keluarga yang sakit yaitu mengatakan

akan mengurangi jenis makanan yang dihindari, mempu melakukan

diit hipertensi dan akan berobat di puskesmas.


41

2. Genogram

\
48
th Ny M Tn M

49 th

Sdr E

Keterangan :

= Perempuan = sudah meninggal

= Laki- laki = Pasien

= Garis Keturunan = Tinggal 1 Rumah

= garis Perkawinan

= Sudah Meninggal

Gambar 4.1 Genogram


42

B. Pembahasan

1. Pengkajian

Pada genogram yang dibuat di dalam asuhan keperawatan hanya

terdapat 2 generasi. Dalam buku Padila 2011, genogram merupakan

alat pengkajian informatif yang digunakan untuk mengetahui keluarga,

riwayat dan sumber-sumber keluarga. Diagram ini menggambarkan

hubungan vertikal (lintas generasi) dan horizontal (dalam generasi

yang sama) untuk memahami kehidupan keluarga dihubungkan dengan

pola penyakit. Untuk hal tersebut, maka genogram keluarga harus

memuat informasi tiga generasi, menurut penulis harus dilakukan

pengkajian tentang genogram secara menyeluruh sampai 3 generasi

untuk mengetahui riwayat kesehatan keluarga secara menyeluruh, dan

untuk mengetahui penyebab kematian dari anggota keluarga yang

sudah meninggal.

Hipertensi juga berhubungan dengan riwayat kesehatan keluarga

yang melibatkan gen dan diwariskan mengikuti Mendelian Inheritance

Pattern. Essential Hypertension hampir semua kromosom terlibat

dalam pewarisan itu. Artinya, bila ada anggota keluarga yang

mengalami hipertensi, sangat mungkin diwariskan dari generasi

sebelumnya (Sarkar and Pal Singh, 2015). Pada kasus yang didapat,

pengkajian Hipertensi yang dilakukan hanya terhadap Tn M, menurut

Friedman pengkajian yang dilakukan terhadap keluarga harus


43

menyeluh kepada seluruh anggota keluarga. Perlu dilakukan

pengkajian menyeluruh bukan hanya kepada Tn M tetapi kepada Ny

M, untuk mengetahui bagaimana riwayat kesehatan keluarga Ny M

sebelumnya untuk mengantisipasi penurunan gen Hipertensi kepada

Sdr E atau anak dari Tn M dan Ny M.

Hipertensi memerlukan pengobatan jangka panjang bahkan

seumur hidup (Zullies, 2009). Keberhasilan pengobatan tidak hanya

ditentukan oleh kepatuhan kontrol, tetapi juga kepatuhan minum obat

anti hipertensi. Untuk patuh minum obat, diperlukan motivasi dari

penderita hipertensi. Komplikasi akan terjadi apabila penderita

hipertensi tidak memiliki motivasi untuk patuh meminum obatnya.

Bila penderita bisa patuh minum obat, tekanan darahnya akan

terkontrol dan terhindar dari komplikasi. Sebagai dampak terjadinya

komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah dan

kemungkinan terburuknya adalah terjadinya kematian pada penderita

akibat komplikasi yang dimilikinya (Ramitha, 2008). Pada kasus yang

terdapat Tn M tidak meminum obat secara rutin, perlu dilakukan

pengkajian mendalam penyebab Tn M tidak mau meminum obat

secara rutin, apakah karena kurangnya motivasi dari keluarga, apakah

karena ada efek samping dari obat tersebut, apakah kurangnya

penyuluhan pentingnya meminum obat anti hipertensi, apakah juga

terkait biaya untuk membeli obat anti hipertensi tersebut, agar saat

penyusunan Intervensi dapat sesuai dengan kebutuhan pasien.


44

Pada Pengkajian yang didapatkan Tn “M” dan keluarga belum

mengetahui tentang Hipertensi, karena saat ditanya keluarga tampak

bingung. Pengetahuan merupakan hal yang penting dalam manajemen

suatu keadaan sakit dari seseorang dan juga dapat manajemen diri agar

dapat terhindar dari penyakit. Dari penelitian yang dilakukan oleh

Karaeren et al. (2009) di Turkey, menunjukan bahwa pasien dengan

tingkat pengetahuan yang tinggi akan memiliki tingkat kepatuhan

terhadap pengobatan yang tinggi juga. Pada penelitian ini disimpulkan

bahwa pengetahuan sangat penting dalam suatu pengobatan dan sangat

berkaitan erat dengan kepatuhan pasien dalam menjalankan

pengobatannya. Pada kasus ini belum dilakukan pengkajian mendalam

apa yang menyebabkan keluarga belum mengetahui tentang

Hipertensi, perlu dikaji faktor pengalaman keluarga dalam hipertensi,

akses terhadap fasilitas kesehatan dan sarana prasarana yang di

terdapat pada keluarga.

2. Diagnosis Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan yang ditegakkan

adalah ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik, yaitu masih

menggunakan satu diagnosa dengan 5 penyebab/etiologi yang

menggunakan pendekatakan 5 tugas kesehatan keluarga. Penulisan

diagnosis keperawatan saat ini menggunakan single diagnosis, yaitu

Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga, perumusan


45

problem (P) merupakan respon terhadap gangguan pemenuhan

kebutuhan dasar (NANDA), dengan batasan karakteristik yaitu :

a. Akselerasi gejala penyakit seorang anggota keluarga.

b. Kegagalan melakukan tindakan mengurangi faktor resiko, karena

masih sering mengkonsumsi makanan yang tinggi garam.

c. kesulitan dengan regimen yang ditetapkan, karena keluarga belum

mengetahui tentang hipertensi, belum mengetahui makanan yang

boleh dikonsumsi dan yang harus dihindari

d. ketidaktepatan aktivitas keluarga untuk memenuhi tujuan

kesehatan, karena keluarga masih sering membeli obat

sembarangan di warung saat sakit kepala, membeli obat di Apotek

K24 tanpa resep dokter.

e. kurang perhatian pada penyakit, karena Tn M tidak meminum

obat secara rutin. (NANDA 2015-2017).

3. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian

dalam proses keperawatan sebagai pendoman untuk mengarahkan

tindakan keperawatan dalam usaha membantu, meringankan,

memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan pasien

( Setiadi 2012.

Tahap penyusunan perencanaan yang pertama adalah Menentukan

prioritas diagnosa keperawatan dengan menggunakan skoring.

Menetapkan prioritas masalah atau diagnosa keperawatan keluarga


46

adalah dengan menggunakan skala menyusun prioritas dari Maglaya

(2009). Pada kasus ini menurut penulis dibagian menentukan skoring

sifat masalah dengan skala 3 (aktual) sudah tepat karena Tn M sudah

menderita hipertensi selama 10 tahun lebih, kemungkinan masalah

dapat diubah dengan skor 1( hanya sebagian) juga sudah tepat dengan

faktor pendukung adalah jarak antara rumah ke pelayanan kesehatan

bisa ditempuh dengan sepeda, keluarga mempunyai JAMKESMAS,

ada yang mengantar ke pelayanan kesehatan, faktor penghambatnya

yaitu Tn M memiliki riwayat hipertensi dari ibunya, dan jarang

kontrol karena sibuk dengan pekerjaannya. Kemudian menonojolnya

masalah dengan skor 2 (masalah harus segera ditangani) juga sudah

tepat karena Tn M mengatakan kalau penyakit hipertensi harus segera

ditangani, dan jika ada keluarga yang sakit langsung dibawa ke

pelayanan kesehatan.

Menurut penulis bagian skoring yang kurang tapat adalah bagian

potensi masalah untuk dicegah yaitu dengan skala 2 atau cukup,

menurut penulis bagian potensi masalah untuk dicegah yaitu dengan

skala 1 atau rendah, karena Tn M tidak mau minum obat secara rutin,

masih membeli obat di warung dan apotek K24 tanapa resep dokter,

dan belum mengetahui tentang hipertensi.

Perencanaan yang kedua adalah membuat tujuan dan kriteria hasil

penyusunan tujuan pada kasus ini masih menggunkan tujan Panjang

dan tujuan pendek dengan pendekatan tujuan yaitu mampu


47

tercapainya 5 tugas kesehatan keluarga, untuk penulisan tujuan saat ini

menggunakan NOC, dan terdapat NOC label, contoh dalam NOC

label pada kasus ini yaitu Normalisasi keluarga, dan Partisipasi

keluarga dalam perawatan Profesional.

Perencanaan kriteria hasil yang dibuat ada yang terdapat di dalam

NOC dan ada yang tidak terdapat, pada NOC yang dibuat adalah

keluarga mampu melakukan perawatan hipertensi secara mandiri yang

terdapat pada NOC label Normalisasi Keluarga yaitu mampu

memeneuhi kebutuhan fisik keluarga. Keluarga mampu mengurangi

jenis makanan yang harus dihindari dan mampu berobat di puskesmas

yang terdapat pada NOC label bagian normalisasi keluarga yaitu

keluarga mampu mempertahankan aktivitas dan rutinitas yang tepat.

Keluarga mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda gejala

dan pencegahan hipetensi sesuai yang terdapat pada NOC label

partisipasi keluarga dalam perawatan profesional yaitu mampu

menyediakan informasi yang diperlukan.

Pada tahap penyusunan perencanaan, intervensi yang disusun juga

ada yang terdapat di dalam NIC dan tidak, perencanaan yang terdapat

di dalam NIC adalah uji kemampuan keluarga tentang hipertensi yang

terdapat pada NIC label dukungan pengasuh yaitu mengkaji tingkat

pengetahuan pasien. Memberikan penkes tentang hipetensi dan

mengajarkan diit hipertensi yang terdapat pada NIC yaitu

Menyediakan informasi mengenai pasien sesuai dengan apa yang


48

dibutuhkan. Melakukan kontrak waktu dan menyampaikan tindakan

yang dilakukan yang terdapat pafa NIC yaitu Bangun hubungan

pribadi dengan pasien dan anggota keluarga yang akan terlibat dalam

perawatan. Kemudian menganjurkan kepada keluarga Tn M untuk

memonitor Tn M yang terdapat pada NOC yaitu kolaborasi dengan

anggota keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan terapi pasien

dan perubahan gaya hidup.

4. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan keperawatan yang dilakukan sudah dilakukan sesuai

dengan intervensi yang dibuat dengan mengacu pada 5 tugas kesehatan

keluarga. Menurut Meliany (2019) yaitu pelaksanaan merupakan

tindakan yang sudah direncanakan dalam asuhan keperawatan.

Tindakan keperawatan mencakup tindakan independent atau secara

mandiri dan tindakan kolaborasi, tindakan independent seperti

mengajarkan diit hipertensi, memonitor TTV dan kolaborasi dengan

keluarga dengan mengikutsertakan keluarga dalam memberikan

pendidikan kesehatan agar semua paham.

5. Evaluasi Keperawatan

Setelah pelaksanaan keperawatan selama 3 X kunjungan pada

keluarga Tn M masalah ketidakefektifan manajemen kesehatan

keluarga yaitu teratasi hal ini sesuai dengan tujuan panjang yaitu

ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik hipertensi di keluarga

efektif, tujuan pendek keluarga mampu mengenal masalah, mampu


49

merawat anggota keluarga yang sakit, keluarga mampu mengambil

keputusan dengan kriteria hasil keluarga mampu menyebutkan

pengertian, penyebab, tanda gejala dan penyebab hipertensi. Keluarga

mampu melakukan perawatan secara mandiri, mampu mengurangi

jenis makanan yang harus dihindari, mampu berobat di puskesmas, dan

berhenti merokok, keluarga bersedia kontrol dipuskesmas, tidak beli

obat di warung/ apotek K24, mengurangi dan berhenti merokok.

Evaluasi yang digunakan pada kasus ini yaitu menggunakan evaluasi

hasil dengan SOAP, dan tidak menggunkan evaluasi proses. Menurut

penulis hasil evaluasi sudah teratasi kurang sesuai, karena pada

evaluasi yang ditulis adalah keluarga akan melakukan belum sudah

melakukan, menurut penulis sebaiknya evaluasi yang ditulis adalah

masalah teratasi sebagian.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil studi kasus ini didapatkan kesimpulan seperti yang

disebutkan dibawah ini, diantaranya :

1. Diketahuinya pengkajian belum lengkap pada genogram, pengkajian

belum dilakukan menyeluruh terhadap anggota keluarga, serta

persepsi dan pengetahuan tentang hipertensi belum dilakukan

pengkajian secara lengkap.

2. Diketahuinya Masalah Keperawatan yang muncul yaitu

Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga dengan Hipertensi

sudah sesuai dengan batasan karakteristik, meskipun etiologi masih

menggunakan 5 tugas kesehatan keluarga.

3. Diketahuinya rencanan keperawatan bagian tujuan, kriteria hasil dan

intervensi belum sepenuhnya mengacu pada NOC dan NIC.

4. Diketahuinya Pelaksanaan keperawatan yang dilakukan sudah

dilakukan sesuai dengan intervensi yang dibuat dengan mengacu pada

5 tugas kesehatan keluarga.

5. Diketahuinya evaluasi keperawatan hanya menggunakan evaluasi

hasil tidak menggunakan evaluasi proses, tetapi evaluasi sudah sesuai

dengan tujuan yang dibuat.

50
51

B. Saran

Berdasarkan pengalaman dalam menyusun Studi Dokumentasi Karya

Tulis Ilmiah tentang Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga

dengan Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman

Yogyakarta, saran yang dapat peneliti sampaikan

1. Bagi Keluarga Pasien

Diharapkan Keluarga pasien untuk rajin kontrol ke Pelayanan

kesehatan untuk memonitor tekanan darah, membaca leaflet, poster

tentang hipertensi dan sering menghadiri penyuluhan.

2. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil karya ilmiah ini dapat sebagai referensi lain

serta acuan untuk dapat dikembangkan dalam memberikan asuhan

keperawatan pada pasien dengan masalah Ketidakefektifan

Manajemen Kesehatan Keluarga dengan Hipertensi.

3. Bagi institusi Pendidkan Akper “YKY” Yogyakarta

Diharapkan dapat dijadikan referensi untuk menambah

pengetahuan dan pengalaman nyata khususnya dalam bidang ilmu

keperawatan keluarga.

.
52

DAFTAR PUSTAKA

Asuhan Keperawatan yang dilampirkan dalam Karya Tulis Ilmiah Taufiq


Sulityanto tahun 2015
Achar,K. (2010). Aplikasi Praktis asuhan keperawatan keluarga. Jakarta : Sagung
Seto

Bulechek, G.M.,dkk. (2013). Nursing Interventions Classification (6th ed).


Singapore : Elesevier Inc
Dinas Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta. (2018). Profil Kesehatan
D.I Yogyakarta Tahun 2018. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Provinsi
D.I.Yogyakarta. Diakses 20 Februari 2020, dari
https://www.dinkes.jogjaprov.go.id

Friednam,M.S., Bowdwn,V.R., & Jones,E.G. (2010). Buku ajar keperawatan


keluarga (5th ed ). Jakarta : ECG.
Hafrianto,M.N., Kurnia,E. (2013). Derajat Hipertensi (Menurut WHO)
mempengaruhi kualitas tidur dan stres psikososial. Jurnal stikes., 6
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=derajat+hipertensi+menurut+who+mempengaruhi
+kialitas+tidur+dan+stres+psikososial&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3Dq2iFUSIItOAJ.
Herdman, T.H, & Kamitsuru,S. (2018). Nursing diagnoses: definitions &
Classification (10th ed). Jakarta : EGC

Kementrian kesehatan RI. (2019). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Diakses 22


Februari 2020, dari
http://labmandat.litbang.depkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/
Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf

Mardhinah, A., Abdullah, A., Hermansyah (2015) Pendidikan Kesehatan Dalam


Peningkatan pengetahuan, Sikap dan Ketrampilan Keluarga dengan
Hipertensi
Diakses tanggal 24 Juni 2020 dari
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JIK/article/view/5310

Mardiani, R. Menuliskan Tujuan dan Kriteria Hasil Perencanaan Keperawatan


Diakses tanggal 20 Juni 2020 https://osf.io/preprints/inarxiv/7mezq/

Melliany, O. (2019) Konsep dasar Proses Keperawatan dalam Memberikan


Asuhan Keperawatan (Askep) diakses tanggal 1 Juni 2020 dari
https://osf.io/preprints/5kdnf/
53

Moorhead,S.,dkk. (2013) Nursing Outcomes Classification (5th ed). Singapore :


Elesevier Inc
Padila. (2013). Asuhan keperawatan penyakit dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.
Padila. (2012). Buku ajar keperawatan keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika.
Rahmawati, Erna., Rimasari, A.P., Monita, E.R.M., (2019). Penyuluhan
Hipertensi
Pengecekan Tekanan Darah, Kadar Gula Dalam Darah, Kolestrol serta Asam
Urat. Diakses tanggal 24 Juni 2020 dari
http://ojs.iik.ac.id/index.php/JCEE/article/view/289/149

Rawasih, A.B., Wahiduddin., Rismiyati. Hubungan Faktor Konsumsi Makanan


Dengan Kejadian Hipertensi pada lansia di Puskesmas Patinggaloong.
Diakses
25 Juni 2020 dari https://core.ac.uk/download/pdf/25496177.pdf

Riasmini, N. M., Permatasari, H., Chairani, R., Astuti, N. P., Ria, R. T. T. M.,
Handayani, T. W. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga,
Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikassi NANDA, ICNP,NOC dan NIC
di Puskesmas dan Masyaraka. Jakarta: UI-Press.

Situmorang, P.R (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian


Hipertensi pada penderita Rawat Inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan.
Diakses tanggal 23 Juni 2020
http://ojs.iik.ac.id/index.php/JCEE/article/view/289/149

Setiawan., Suhanda., Roslianti,E., Fitriani,A., & Firmansyah,A., (2018). Promosi


kesehatan pencegahan hipertensi sejak dini., jurnal abdimas Umtas., 1,44.
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=promosi+kesehatan+pencegahan+hipertensi+sejak
+dini&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3Dd6ZldlSPZl4J.

Soemitro, D.H., (2014). Analisa tingkat Health Literacy dan Pengetahuan Pasien
Hipertensi di Puskesmas Kabupaten Malang.

Sudhiharto (2012) Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan


Keperawatan Transkultural. Jakarta : EGC Diakses 26 Juni 2020, dari
http//pbperkeni.or.id/doc/consesus

Tarigan, A.P., Lubis, Z., & Syarifah. (2018). Pengaruh pengetahuan sikap dan
dukungan keluarga terhadap diet hipertensi di desa hulu kecamatan pancur
baru Jurnal Kesehatan., 11,10.
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengaruh+pengetahuan+sikap+dan+dukungan+kel
54

uarga+terhadap+diet+hipertensi+di+desa+hulu+kecamatan+pancur+baru+jur
nal+kesehatan%2Cvolume+11&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3Ddmtknou_-
RQj
LAMPIRAN

55
56

Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN
N KEGIATAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI
O
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi
Pendahuluan
2 Penyusunan
Proposal
3 Seminar
Proposal
4 Revisi
Seminar
Proposal
5 Pengambilan
Data Berupa
Dokumen
6 Penyusunan
Tugas Akhir
7 Seminar
Tugas Akhir
57

Lampiran 2

YAYASAN KEPERAWATAN YOGYAKARTA


AKADEMI KEPERAWATAN “YKY”
YOGYAKARTA

FORMAT BIMBINGAN KTI

Nama Mahasiswa : Tantri Rahmauidna Ristyani


NIM : 2317071
Nama Pembimbing I : Rahmita Nuril A S.Kep.,Ns.,M.Kep
Judul KTI :Studi Dokumentasi Ketidakefektifan manajemen
kesehatan keluarga dengan hipertensi
Materi Tanda Tangan Bimbingan
No Tanggal Bimbingan
Bimbingan Pembimbing Mahasiswa

Yogyakarta,

Pembimbing I

(Rahmita Nuril A S.Kep.,Ns.,M.Kep)


58

Lampiran 2

YAYASAN KEPERAWATAN YOGYAKARTA


AKADEMI KEPERAWATAN “YKY”
YOGYAKARTA

FORMAT BIMBINGAN KTI

Nama Mahasiswa : Tantri Rahmaudina Ristyani


NIM : 2317071
Nama Pembimbing II : Drs Kirnantoro, SKM.M.Kes
Judul KTI : Studi Dokumentasi Ketidakefektifan manajemen
kesehatan keluarga dengan hipertensi
Materi Tanda Tangan Bimbingan
No Tanggal Bimbingan
Bimbingan Pembimbing Mahasiswa

Yogyakarta,

Pembimbing II

(Drs Kirnantoro, SKM.M.Kes)


59
60

Lampiran 3

A. Struktur dan Sifat Keluarga


1. Identitas Kepala Keluarga
a. Nama :Tn. M
b. Umur :49 tahun
c. Jenis Kelamin :Laki-Laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan Terakhir : SLTA
f. Pekerjaan :Karyawan Swasta
g. Alamat :Patukan, Ambarketawang, Gamping, Sleman,
Yogyakarta
h. Suku/Kebangsaan : Jawa,Indonesia
i. Jumlah anggota keluarga :2 anggota Keluarga

2. Data anggota keluarga


No Nama Umur Agama L/P Hubungan Pendidikan pekerjaan Ket
1. Ny M 48th islam P Istri SMK IRT -

2. Sdr E 21TH Islam L Anak SLTA Swasta -

3. Anggota keluarga yang meninggal dalam 6 bulan terakhir


Keluarga Tn. M mengatakan dalam enam bulan terahir tidak ada anggota
keluarga yang meninggal dunia.
4. Tempat Tinggal Masing-masing Anggota Keluarga
Keluarga Tn. M mengatakan semua anggota keluarga tinggal dalam satu
rumah.
61

5. Struktur dan Tipe Keluarga


Keluarga Tn. M merupakan keluarga inti, karena terdiri dari ayah, ibu, anak.
Termasuk dalam patrilineal, karena di sekitar rumah terdapat saudara dari
ayahnya.
6. Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Tahap perkembangan keluaga Tn. M adalah tahap pelepasan, karena
masihh ada anaknya yang berumur 21 tahun.
b. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Keluarga Tn.M mengatakan ada tugas yang belum terpenuhi karena
menambah anggota baru melalui pernikahan anaknya belum terlaksana
7. Fungsi Perawatan
a. fungsi perawatan
a) Kemampuan keluarga untuk mengenal masalah
Tn. Mmengatakan bahwa dirinya telah menderita penyakit Hipertensi
lebih dari 10 tahun. Keluarga Tn. M mengatakanbelum tahu tentang
hipertensi.Di buktikan dengan keluarga tampak bingung saat di tanya
tentang hipertensi.
Kemampuan keluarga untuk mengenal masalah merokok keluarga Tn.
M mengatakan sudah mengetahui bahaya dari merokok.
Kemampuan keluarga untuk mengenal masalah depresi keluarga Tn.
M mengatakan sudah mengetahui tentang depresi, karena setiap
kontrol selalu konsul kepada dokter.
b) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
Keluarga Tn. M mengatakan jika ada keluarga yang sakit langsung di
bawa ke Rumah Sakit atau Puskesmas. Tn. M mengatakan jika merasa
pegal-pegal di pundak dan merasa pusing kemudian beli obat di K24
walaupun dekat juga buka 24 jam. Tn. M mengatakan jika pusing
sedikit lalu pergi ke warung beli obat sakit kepala. Tn. M mengatakan
jika beli obat di k24 sekalian di tensi
62

Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan merokok, di


buktikan dengan keluarga Tn. M mengatakanTn. M masih merokok
walaupun sudah di ingatkan. Tn. M mengatakan susah untuk
mengurangi rokoknya.
c) Kemampuan keluarga merawat
Tn. M mengatakan minum obat tidak rutin
Tn. M mengatakan tidak pernah kontrol d puskesmas. Tn. M
mengatakan jika Ny. M masak sayur dan sayurnya kurang asin lalu
di tambahkan garam sendiri. Tn. M mengatakan suka asin-
asinan.Keluarga Tn. M mengatakan belum mampu
membedakanmakanan yang boleh di konsumsi dan yang tidak boleh
di konsumsi.
Kemampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit dengan
depresi, Tn. M mengatakan Ny. M sering sendirian dirumah. Tn. M
mengatakan tidak pernah memantau Ny. M di rumah karena sibuk
dengan pekerjaannya.Tn. M mengatakan Ny. M sekarang belum bisa
kontrolKeluarga Tn. M mengatakan jika Ny. M melamun kemudian
Tn. M hanya menapuk pundaknya saja agar tidak melamun.Tn. M
mengatakan membiarkan Ny. M jika Ny. M mau ikut bantu- bantu di
acara hajatan tetangga.
d) Kemampuan keluarga menciptakan lingkungan
Kemampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
penderita hipertensi sudah tepat di buktikan dengan keluarga Tn. M
mengatakan lingkungan di rumahnya tenang tidak berisik serta
ventilasi melalui pintu dan jendela yang sering di buka. Rumah
keluarga Tn. M tampak bersih dan tertata dengan rapi. Lingkungan
keluarga dengan tetangga juga baik.
63

e) Kemampuan memanfaatka pelayanan kesehatan


Kemampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan sudah
benar di buktikan jika ada anggota keluarga yang mengeluh sakit
langsung di periksakan ke pelayanan kesehatan untuk berobat
b. Fungsi Biologis
Keluarga Tn. Mtelah menjalankan fungsi biologisnya dengan baik
terbukti dengan telah mempunyai 1 anakyang kini sudah beranjak
dewasa.
c. Fungsi Ekonomis
Keluarga mengatakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
penghasilan didapat dari ayahnya.
d.Fungsi Psikologis
Semua anggota keluarga Tn. M saling mengasihi dan menyayangi antara
satu dengan yang lainnya.Keluarga mengatakan tidak terganggu dengan
keadaan saat ini, keluarga Tn. M tidak mempunyai masalahdengan
angota keluarga dan juga masyarakat. Keluarga Tn. M telah menjalankan
fungsi psikologisnya dengan baik.
e. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan keluarga Tn. M telah berjalan baik. Terbukti dengan
keluarga Tn. M mampu menyekolahkan anaknya sampai tamat.Tn. M
mempunyai pendidikan formal yaitu lulusan SLTA sedangkanNy.
Mlulusan SMK.
f. Fungsi Agama
Keluarga Ny. S menjalankan fungsi agama dengan baik.Semua anggota
keluarga taat beribadah, walaupun dalam menjalankan ibadah sholat 5
waktu kadang belum tepat waktu. Semua anggota keluarga Tn. M selalu
berdo’a demi kesembuhan Tn. M yang menderita hipertensi.
g. Apgar Keluarga
Fungsi keluarga berjalan secara baik, terbukti dengan skor pada apgar
keluarga bernilai 8 ( skor 7-10 berarti baik).
64

8. Sistem Pendukung Keluarga


Pada saat ini Tn. M menderita penyakit hipertensi. Keluarga Tn. M
mengatakanmemiliki jaminan JAMKESMAS. Jarak rumah Tn. M dengan
pelayanan kesehatan terdekat kurang lebih berjarak 300 meter. Keluarga Tn.
M sangat mendukung perawatan dan pengobatan Tn. M yang menderita
hipertensi, dan Ny. M yang menderita depresi.Keluarga Tn. M selalu saling
membantu satu sama lain jika sakit. Keluarga Tn. M memiliki 1 sepeda
motor yang dapat digunakan untuk berobat ke puskesmas atau rumah sakit.
9. Genogram

Ket:
= Laki-laki = Sudah meninggal
= Perempuan = Pasien
= Garis keturunan = Tinggal 1 rumah
= Garis Perkawinan
65

10. Status Kesehatan Keluarga Inti


a. Status Kesehatan Anggota Keluarga
1) Tn. M
Pada saat dilakukan pengkajian pada hari Senin, jam 09.00 WIB,
tanggal 01Juni 2015 didapatkan data kesehatan :
Kepala berbertuk mesochepal, kulit kepala bersih,mata bersih dan
tidak ada cairan yang keluar dari matanya, hidung bersih, fungsi
pembauan baik, tidak ada secret yang keluar, mukosa bibir tidak ada
stomatitis, mukosa kering, telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak
ada cerumen yang keluar dari telinga, pergerakan leher baik tidak ada
peningkatan JVP,dari hasil auskultasi terdengar suara jantung S1 : lup
dan S2 : dup, tidak terdengar suara jantung tambahan. tidak ada nyeri
tekan, dada simetris. Pada perut tidak ada nyeri tekan.kulit tampak
bersih. Anggota ekstrimitas lengkap tidak terdapat penurunan tonus
otot pada kedua kaki. Kuku pasien tidak panjang. Tekanan Darah :
200/100 mmHg, Respiransi : 22x/menit, Nadi : 80x/menit,
suhu :36,5°C.BB: 57 kg TB: 158 cm IMT: 21,89
2) Ny. M
Pada saat dilakukan pengkajian pada hari senin, jam 09.00 WIB,
tanggal 01Juni 2015 didapatkan data kesehatan :
Kesadaran compos mentis, Kepala Ny. M berbertuk mesochepal,
rambul lurus, kulit kepala bersih, fungsi penglihatan Ny. M mulai
berkurang, mata bersih dan tidak ada cairan yang keluar dari
matanya, hidung bersih, fungsi pembauan baik, tidak ada secret yang
keluar, mulut dan mukosa lembab, telinga tidak ada cerumen yang
keluar dari telinga, kulit tampak bersih. Pergerakan leher baik tidak
ada peningkatan JVP, dada simetris dan tidak terdengar wheezing
ataupun ronchi,dari hasil auskultasi terdengar suara jantung S1 : lup
dan S2 : dup, tidak terdengar suara jantung tambahan. Tidak ada
66

nyeri tekan dada. Tidak ada pergeseran batas jantung. Perut simetris
tidak ada nyeri tekan, anggota ekstrimitas lengkap dan tidak ada
kelainan, tidak menggunakan alat bantu. Denyut nadi radialis teraba
kuat. Tekanan Darah : 140/90 mmHg, Respirasi : 22x/menit, Nadi :
80x/menit,suhu : 36°C. BB: 54 kg TB: 158 cm IMT: 21,68
3) Sdr. E
Pada saat dilakukan pengkajian pada hari Senin, jam 15.00 WIB,
tanggal 01 Juni 2015 didapatkan data kesehatan :
Kepala Sdr. E berbertuk mesochepal, rambul ikal, kulit kepala
bersih, fungsi penglihatan Sdr. E baik dan tidak mengunakan kaca
mata, mata bersih dan tidak ada cairan yang keluar dari matanya,
hidung bersih, fungsi pembauan baik, tidak ada secret yang keluar,
mulut dan murkosa bibir tidak ada stomatitis, mukosa lembab,
telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak ada cerumen yang
keluar dari telinga, pergerakan leher baik tidak ada peningkatan
JVP, dada simetris dan tidak terdengar wheezing ataupun ronchi,
terdengar suara jantung S1 : lup dan S2 : dup, tidak terdengar suara
jantung tambahan. Perut simetris tidak ada nyeri tekan, anggota
ekstrimitas lengkap dan tidak ada kelainan, tidak menggunakan alat
bantu. Tekanan Darah : 120/80 mmHg, Respirasi : 22x/menit, Nadi
: 80x/menit,suhu : 36°C.Sdr. E mengatakan tidak ada keluhan.
BB: 55 kg TB: 158 cm IMT: 22,08
b. Penyakit Yang Diderita
1) Tn. M mengatakan menderita hipertensi sudah lebih dari 10 tahun
yang lalu. Tn. M mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
mendirita penyakit yang sama seperti Tn. M.
2) Tn. M mengatakan Ny. M menderita depresi sejak tahun 2000. Dan
tidak ada riwayat gangguan mental sebelumnya.
67

c. Anggota Keluarga Yang Menderita Penyakit Keturunan


Tn. M mengatakan memiliki garis keturunan penderita hipertensi dari
ibunya.
d. Anggota Keluarga Yang Menderita Cacat
Anggota keluarga Tn. M tidak ada yang menderita cacat.
e. Adakah Keluarga Yang Berpenyakit Kronis
Pada keluarga Tn. M ada yang menderita penyakit kronis, yaitu Tn. M
yang menderita hipertensi lebih 10 tahun.
f. Perilaku pencarian pengobatanpelayanan keseahatan
1) Kebiasaan Memeriksakan Diri
Keluarga Tn. M selalu memeriksakan anggota keluarganya ke
Puskesmas bila dirasa ada keluhan dalam kesehatan bagi anggota
keluarga.
2) Kebiasaan Minum Obat
Tn. M saat ini menderita hipertensi dan selalu minum obat jika
merasa pusing dan pegal di pundak, itupun beli obatnya di warung
tidak ada resep dari Dokter.

11. Hobi masing-masing anggota keluarga


No Nama Macam hobi manfaat waktu Tempat
1 Ny M Menjahit Hiburan sore Rumah
2 Sdr E Menonton TV Hiburan Sore Rumah

12. Hubungan Antar Anggota Keluarga


Keluarga Tn. M mengatakan hubungannya dengan anggota berjalan dengan
baik, begitu pula dengan anaknya. Apabila ada masalah biasanya diselesaikan
dengan musyawarah bersama.
68

13. Yang Berpengaruh Dalam Pengambilan Keputusan


Dalam keluarga Tn. M anggota keluarga yang berpengaruh dalam pengambilan
keputusan ialah Tn. M dan Ny. M
14. Kebiasaan Anggota Keluarga
a. Kebutuhan Nutrisi Dalam Keluarga
Tn. M mengatakan dia dan anggota keluarga lain makan sehari 3 x dengan
jenis makanan nasi, lauk, dan sayur habis 1 porsi. Waktu makan
teratur.Seluruh anggota keluarga Tn. M mengatakan tidak merasa mual dan
muntah.
b. Minuman Keluarga
Tn. M mengatakan dalam keseharian keluarga Tn. M minum setiap hari + 6
gelas, minum keluarga adalah air putih dan terkadang
anggota keluarga lain minum teh yang diperoleh dari sumur gali dan direbus
hingga masak sebelumya.
c. Pola Istirahat
Tn. M dan anggota keluarga biasanya tidur mulai pukul 22.00 WIB dan
terbangun pada pukul 05.30 WIB. Tergantung shift kerjanya. Tidak ada yang
mengalami gangguan tidur.
d. Rekreasi
Tn. M mengatakan jarang melakukan rekreasi.
e. Pemanfaatan Waktu Senggang
Tn. M mengatakan bila mempunyai waktu senggang di manfaatkan untuk
menonton TV atau istirahat di rumah.
f. Pola Eliminasi
Tn. M dan anggota keluarga lain biasanya BAB 1x/hari di WC,Keluarga Tn.
M tidak mengeluhkan masalah pada pola BAB. BAK masing-masing anggota
keluarga kurang lebih 4 hingga 5 kali/hari (@ 150 cc). Keluarga Tn. M tidak
ada yang mengeluhkan kelainan pada pola BAK.
g. Hygiene Eliminasi
69

Tn. M dan masing – masing anggota keluarga mengatakan mandi 2x dalam


satu hari menggunakan sabun mandi,Keluarga menggosok gigi
2x sehari dengan pasta gigi saat mandi. Tn. Mmencuci rambut 2x seminggu
dengan shampoo.
h. Kebiasaan Anggota Keluarga Yang Merugikan Kesehatan
Dalam keluarga Tn. M tidak ada yang mempunyai kebiasaan yang merugikan
kesehatan seperti merokok, peminum alkohol ataupun pengguna NAPZA.

B. Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya


1. a. Penghasilan utama
Penghasilan utama keluarga Tn. M diperoleh dari penghasilan Tn. Mdalam
sebulan kurang lebih Rp.1.800.000,00dari uang gaji Karyawan Swasta.
2. Pemanfaatan Dana Keluarga Perbulan
a. Biaya kebutuhan pokok : Rp550.000,00
b. Biaya kesehatan : Rp 200.000,00
c. Biaya tabungan : Rp 200.000,00
d. Biaya tidak terduga : Rp 400.000,00
e. Biaya perbaikan rumah : Rp -
f. Biaya pakaian : Rp 250.000,00
g. Biaya rekreasi : Rp 200.000,00
h. Biaya pendidikan : Rp -
3. Kecukupan Penghasilan Keluarga Untuk Memenuhi Kebutuhan
Tn. M mengatakan penghasilah keluarga setiap bulan dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tn. M mengatakan penghasilan keluarganya
dirasakan mencukupi kebutuhan sehari-hari untuk kebutuhan sebulan.
4. Pengolahan Keungan Dalam Keluarga
Pengolahan keuangan bersama-sama dipegang oleh Tn. M dan Ny. M
5. Keadaan Ekonomi
Keluarga Tn. M termasuk dalam keluarga Sejahtera 3 plus, karena keluarga
telah dapat memenuhi kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan, agama),
70

kebutuhan sosial psikologis (pendidikan, interaksi dengan keluarga dan


lingkungan), kebutuhan perkembangan (menabung dan memperoleh
informasi), dan telah memberikan sumbangan (kontribusi) maksimal terhadap
masyarakat dan berperan secara aktif dalam masyarakat.
6. Hubungan Anggota Keluarga Dengan Masyarakat
Keluarga Tn. M mempunyai hubungan yang baik dalam masyarakat. Tn. M
selalu aktif mengikuti kegiatan di masyarakat seperti kumpulan, kerja bakti.
7.Pendidikan
No Nama Formal Non Fo Tamat/ Ket
rmal Tidak
1 Ny. M SMK - Tamat -
2 Sdr. E SLTA - Tamat -

8. Budaya
Keluarga Tn. M menganut budaya Jawa. Dalam kebudayaan yang dianut
keluarga Tn. M tidak ada yang merugikan kesehatan.
9. AgamaSpiritual Keluarga
Keluarga Tn. M semua beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai
ketentuan. Keleuarga Tn. M rutin dalam menjalankan sholat lima waktu.
C. Faktor Rumah dan Lingkungan
1. Rumah
Luas pekarangan ruamah keluarga Tn. M kurangan lebih 110m2
.Status kepemilikan rumah keluarga Tn. M adalah masih menumpang, jenis
rumah keluarga Tn. M ialah rumah petak, Jenis bangunan rumah keluarga Tn.
M ialah bangunan permanen, Atap rumah keluarga Tn. M ialah atap genting,
langit–langit rumah keluarga Tn. M adalah tidak ada. Lantai rumah Tn. M
adalah keramik. Ventilasi rumah memenuhi syarat kesehatan, yaitu lebih dari
10 % lantai yang terdiri dari lubang angin–angin, jendela, dan pintu. Setiap hari
ruang rumah dapat tersinari cahaya matahari. Cahaya matahari dapat masuk ke
ruangan rumah, penerangan malam hari menggunakan lampu listrik.
71

2. Perabotan Rumah
Perabotan rumah tertata rapi, dan bersih. Tn. M mengatakan masak
menggunakan kompor gas. Tn. M mengantakan makanan disimpan di dalam
tempat saji. Ny. M mengatakan jika menggunakan alat–alat makan seperti
piring, sendok, mangkok dan lain-lain, maka setelahnya dicuci dan diletakkan
di rak.
3. Pengolahan Sampah
Tn. M mengatakan pengolahan sampah dengan dikumpulkan dan pada pagi
hari kemudian dibakar. Tn. M mengatakan mempunyai tempat pembuangan
sampah.
4. Sumber Air
Tn. M mengatakan air untuk kebutuhan tiap hari dieroleh dari sumur gali.
Kondisi air tampak bersih, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna,
kuwalitas sumur gali keluarga Tn. M dalam kondisi baik. Jarak sumber air
dengan saptic tank lebih dari 10 m.
6. Jamban Keluarga
WC keluarga Tn. M berada di belakang rumah. WC leher angsa, jarak dengan
sumber air lebih dari 5 m.
7. Pembuangan Air Limbah
Pembuangan air limbah melalui got yang tertutup dan lancar alirannya. Bak
penampungan limbah air limbah terletak di belakang rumah dan jaraknya dari
sumber air lebih dari 10 m.
8. Kandang Ternak
Keluarga Tn. Mmemiliki kandang ternak, yaitu memelihara ayam di samping
rumah. Jarak dengan rumah kira-kira 5 meter.
9. Kamar Mandi
Kamar mandi keluarga Tn. M berada di belakang rumah dan menjadi satu
dengan WC keluarga. Keadaan kemar mandi bersih dan tidak licin, penerangan
kamar mandi cukup.
72

10. Halaman Rumah


Keluarga Tn. M mengatakan mempunyai halaman rumah walaupun tidak luas.
11. Lingkungan Rumah
Lingkungan rumah bersih, tidak bising. Kondisi lingkungan rumah bersih.
Rumah terletak di pinggir kota tidak jauh dari jalan raya.
12. Fasilitas Social, Pendidikan dan Kesehatan
Jarak rumah Tn. M dengan fasilitas pendidikan yaitu TK (400 meter), SD
(600 meter), SMP (2 km). Jarak rumah dengan warung terdekat kurang lebih
200 meter, jarak rumah dengan Puskesmas terdekat kurang lebih 300meter.
Jarak rumah dengan dengan masjid adalah 300 meter.
D. Kesehatan Lansia
Tidak terdapat lansia di dalam keluarga Tn. M
E. Riwayat Kesehatan Mental dan Psikososial
1. Memenuhi Kebutuhan jiwa
Keluarga Tn. M mengatakan lingkungan disekitar tempat tinggalnya aman dan
nyaman. Jarang terjadi tindak kriminal dan kekerasan.Keluarga memiliki
semangat untuk maju. Keluarga Tn. M mengatakan bahagia bisa berkumpul
dengan keluarga.
2. Pemenuhan Status Sosial
Keluarga Tn. M mengatakan dalam masyarakat saling membantu, merasa
tidak di asingkan dan hubungan dengan tetangga baik.
3. Riwayat kesehatan mental keluarga
Tn. M mengatakan Ny. M pernah di rawat di Rumah Sakit Jiwa dr. Sardjito
pada tahun 2000 di rawat selama 1 minggu. Kemudian dinyatakan sembuh lalu
kambuh lagitahun 2014.
4. Gangguan mental pada anggota keluarga
Tn. M mengatakan ada salah satu anggota keluarganya yang terganggu
mentalnya yaitu istrinya. Keluarga Tn. M tidak ada yang merasa tertekan.
73

5. Tingkah Laku Keluarga Yang Menonjol


Penampilan atau tingkah laku keluarga Tn. M biasa saja. Tidak ada anggota
keluarga yangbertingkah laku menonjol.
6. Harapan Keluarga Terhadap Pelayanan Kesehatan
Tn. Mmengatakan layanan kesehatanyang ada sudah memberikan
pelayanannya dengan baik sehingga perlu dipertahankan lagi.
F. Persepsi dan Tanggapan Keluarga Terhadap Masalah
1. Persepsi Keluarga Terhadap Masalah Yang Dihadapi
Keluarga Tn. M menyadari ada anggota keluarga yang mengalami atau
menderita hipertensi dan depresi, dan keluarga berusaha memecahkan
masalah dengan memeriksakan dan berobat ke sarana kesehatan yang
memadai. Keluarga Tn. M mengatakan kalau ada masalahkesehatan harus
segera ditangani.
2. Mekanisme Koping Keluarga Terhadap Masalah
Keluarga dapat menerima keadaan Tn. M yang saat ini menderita hipertensi
dan Ny. M menderita depresi. Keluarga juga telah berusaha meningkatkan
status kesehatan Tn. M dan Ny. M dengan berobat ke sarana kesehatan.
74

ANALISA DATA

DATA MASALAH PENYEBAB


Ds : Ketidakefektifan
-Tn. M mengatakan manajemen regimen
menderita hipertensi sejak 10 terapeutik hipertensi di
tahun yang lalu.
keluarga Tn M tidak efektif
- Tn. M mengatakan
hipertensinya sering kambuh di
tandai dengan pegal-pegal dan
kepala pusing
-Tn. M mengatakan anggota
keluarga juga memberikan
dukungan untuk kesembuhan
Tn. M
- Tn. M mengatakan jika
ada anggota keluarga yang sakit
langsung di bawa ke puskesmas

DO :
- TD: 200/100 mmHg
- N : 80 x/menit
- S : 36,5 C
- RR : 22 x/menit
Ketidakmampuan
DS :
keluarga Tn M
- Keluarga Tn.M
mengatakan belum tau tentang dalam mengenal
hipertensi
masalah
DO:
- Keluarga tampak
bingung saat di tanya tentang
hipertensi
- TD : 200/100 mmHg
- N : 80x/menit
- S : 36 C
- R : 22x/menit
Ds : Ketidakmampu
-Keluarga Tn. M an keluarga
mengatakan jika merasa pegal- Tn. M dalam
75

pegal di pundak dan merasa mengambil


pusing kemudian periksa di keputusan
K24 karena walaupun dekat
tapi juga buka 24 jam
- Tn. M mengatakan jika berobat
di K24 sekalian di tensi
- Tn. M mengatakan jika
merasa pusing sedikit lalu pergi
ke warung beli obat
- Ny. M mengatakan Tn.
M mengetahui bahaya rokok
namun masih saja merokok.
- Tn. M mengatakan susah
untuk mengurangi rokok

DO :
- Tampak bungkusan rokok di
atas meja
- Terdapat obat anti hipertensi
amlodipin 5mg
/ 1x1
DS : Ketidakmampuan
- Tn. M mengatakan keluarga Tn M
jika Ny. M masak sayur dan sayurnya dalam merawat
kurang asin lalu di tambahkan garam anggota keluarga
sendiri yang sakit
- Tn. M mengatakan suka asin-asinan
- Keluarga Tn. M mengatakan belum
mampu membedakan nakanan yang
boleh di konsumsi dan yang tidak
boleh di konsumsi.
- Tn. M mengatakan minum obat
tidak rutin
- Tn. M mengatakan tidak pernah
kontrol di puskesmas

DO :
- Tampak di saji makan terdapat ikan
asin dan telur asin
Ds : Ketidakefektifan
-Tn. M mengatakan Ny. M managemen
menderita depresi sejak tahun regimen teraupetik depresi
2000 di keluarga
- Tn. M mengatakan Ny. M Tn. M tidak efektif
76

pernah kambuh lagi pada tahun


2014
- Tn. M mengatakan Ny. M
kambuh biasanya jika di etangga
ada hajatan.

DO: -

Ds : Ketidakmampuan
- Tn. M mengatakan Ny. M keluarga Tn M
sering sendirian dirumah. dalam merawat
- Tn. M mengatakan tidak pernah anggota keluarga
memantau Ny. M di rumah karena yang sakit
sibuk dengan pekerjaannya. - Tn.
M mengatakan Ny. M sekarang
belum bisa kontrol
- Keluarga Tn. M
mengatakan jika Ny. M melamun
kemudian Tn. M hanya menapuk
pundaknya saja agar tidak melamun.
- Tn. M mengatakan
membiarkan Ny. M jika Ny. M mau
ikut bantu-bantu di acara hajatan
tetangga

Do : -

PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


Ketidakefektifan manajemen regimen teraupetik Hipertensi di keluarga Tn. M
77

No Kriteria Hitungan Bobot Pembenaran


1. Sifat Masalah 3/3 x 1 1 - Tn. M
Skala : Actual mengatakan
menderita
hipertensi
sudah 10
tahun lebih.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 1 kesehatan ±
masalah dap 300 meter dan
diubah : bisa ditempuh
Hanya dengan sepeda
sebagian a - Keluarga
Tn. M
mempunyai
kartu
JAMKESMA
S
- Ada yang
mengantar ke
pelayanan
kesehatan.
Faktor
penghambat :
- Tn. M
mengatakan
punya riwayat
darah tinggi
dari ibunya
- Tn. M
mengatakan
jarang kontrol
karena sibuk
dengan
pekerjaannya.
3. Potensi 2/3 x 1 2/3 - Penyakit
masalah untuk hipertensi
dicegah tidak dapat di
Skala : Cukup sembuhkan
tetapi dapat di
cegah
- Tn. M
mengatakan
mempunyai
riwayat
78

hipertensi
4. Menonjolnya 2/2 x 1 2 - Keluarga
masalah Tn.
Skala : Mmengatakan
Masalah bera kalau
harus seger penyakit
ditangani hipertensi
harus segera
di
tangani.
- Ny. S
mengatakan
jika ada
anggota
keluarga yang
sakit langsung
di bawa ke
pelayanan
kesehatan.
Total 4 2/3

Ketidakefektifan managemen regimen depresi di keluarga Tn. M tidak efektif.

No Kriteria Hitungan Bobot Pembenaran


1. Sifat Masalah 1/3 x 1 1/3 - Tn. M
Skala : Aktual mengatakan
mulai depresi
sejak tahun
2000 tapi
sekarang udah
sembuh
- Ny. M
mengatakan
mengkonsums
i obat racikan
2x1, dan
amitriptyline
25 mg 1x1.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 1 Faktor
masalah dapa pendukung :
diubah : - Jarak dari
Hanya sebagia rumah ke
pelayanan
79

kesehatan±
300 meter dan
bisa ditempuh
dengan sepeda
- Keluarga Tn.
M
mengatakan
mempunyai
kartu
JAMKESMA
S
- Keluarga Tn.
M
mengatakan
tidak ada
riwayat
gangguan jiwa
Faktor
penghambat :
- Keluarga Tn.
M
mengatakan
sekarang
terhambat
kontrol karena
tidak ada surat
pengantarnya
3. Potensi 2/3 x 1 2/3 Faktor
masalah untuk pendukung:
dicegah - Ny. M
Skala : cukup mengatakan
tahu sakit
depresi
- Ny. M
mengatakan
rutin periksa
dan
mengkonsums
i obat
Faktor
penghambat:
- Keluarga Tn.
M
mengatakan
80

Ny. M
mulai depresi
sejak tahun
2000
4. Menonjolnya 2/2 x 1 2 Keluarga
masalah Skala mengatakan
: kalau depresi
Masalah bera merupakan
harus seger masalah yang
ditangani serius dan
harus segera
ditangani.
Total 3 3/3

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan manajemen regimen teraupetik Hipertensi di keluarga Tn.
M tidak efektif berhubungan denganKetidakmampuan keluarga mengenal masalah
bagi penderita Hipertensi ditandai dengan :
DS :
- Keluarga Tn.M mengatakan belum tau tentang hipertensi
DO :
- Keluarga tampak bingung saat di tanya tentang hipertensi
- TD : 200/100 mmHg
- N : 80x/menit
- S : 36 C
- R : 22x/menit

2. Ketidakefektifan manajemen regimen teraupetik hipertensi di keluarga Tn. M tidak


efektif berhuhungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan bagi
penderita hipertensi di tandai dengan :
DS :
- Keluarga Tn. M mengatakan jika merasa pegal-pegal di pundak dan merasa
pusing kemudian periksa di K24 karena walaupun dekat tapi juga buka 24 jam
81

- Tn. M mengatakan jika berobat di K24 sekalian di tensi


- Tn. M mengatakan jika merasa pusing sedikit lalu pergi ke warung beli obat
- Ny. M mengatakan Tn. M mengetahui bahaya rokok namun masih saja merokok.
- Tn. M mengatakan susah untuk mengurangi rokok
DO :
- Tampak bungkusan rokok di atas meja
- Terdapat obat anti hipertensi amlodipin 5mg / 1x1

3. Ketidakefektifan manajemen regimen teraupetik hipertensi di keluarga Tn.


M tidak efektif berhuhungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota yang sakit bagi penderita hipertensi di tandai dengan :
DS:
- Tn. M mengatakan jika Ny. M masak sayur dan sayurnya kurang asin lalu di
tambahkan garam sendiri
- Tn. M mengatakan suka asin-asinan
- Keluarga Tn. M mengatakan belum mampu membedakan nakanan yang boleh
di konsumsi dan yang tidak boleh di konsumsi.
- Tn. M mengatakan minum obat tidak rutin
- Tn. M mengatakan tidak pernah kontrol d puskesmas
- Tn. M mengatakan masih merokok
DO:
- Tampak di saji makan terdapat ikan asin dan telur asin
Ketidakefektifan managemen regimen teraupetik depresi di keluarga Tn. M tidak
efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang
sakit di tandai dengan :
DS :
- Tn. M mengatakan Ny. M sering sendirian dirumah.
- Tn. M mengatakan tidak pernah memantau Ny. M di rumah karena sibuk
dengan pekerjaannya.
- Tn. M mengatakan Ny. M sekarang belum bisa kontrol
82

- Keluarga Tn. M mengatakan jika Ny. M melamun kemudian Tn. M hanya


menapuk pundaknya saja agar tidak melamun.
- Tn. M mengatakan membiarkan Ny. M jika Ny. M mau ikut bantu-bantu di
acara hajatan tetangga
- Tn. M mengatakan Ny. M kambuh biasanya jika di tetangga ada hajatan.
DO : -

4. Ketidakefektifan managemen regimen teraupetik depresi di keluarga Tn. M


tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota yang sakit di tandai dengan :
DS :
- Tn. M mengatakan Ny. M sering sendirian dirumah.
- Tn. M mengatakan tidak pernah memantau Ny. M di rumah karena sibuk
dengan pekerjaannya.
- Tn. M mengatakan Ny. M sekarang belum bisa kontrol
- Keluarga Tn. M mengatakan jika Ny. M melamun kemudian Tn. M hanya
menapuk pundaknya saja agar tidak melamun.
- Tn. M mengatakan membiarkan Ny. M jika Ny. M mau ikut bantu-bantu
di acara hajatan tetangga
- Tn. M mengatakan Ny. M kambuh biasanya jika di tetangga ada hajatan.
DO :
83

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Nama Kepala Keluarga : Tn. M Puskesmas :
Gamping
No RM : 01090542
Diagnosis Keperawatan Perencanaan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi
Ketidakefektifan Tupan : Ketidakefektifan - kontrak waktu Senin, 01 Juni 2015 Selasa, 02 Juni 2015 Jam :
manajemen regimen manajemen regimen dengan keluarga Jam 10.00 wib 17.00 wib
teraupetik Hipertensi teraupetik hipertensi di - Sampaikan tindakan - Melakukan kontrak S : - Keluarga Tn. M
pada keluarga Tn. M keluarga efektif. Tupen : yang akan dilakukan waktu mengatakan senang karena
tidak efektif a. Setelah dilakukan 1x - Monitor vital sign - Menyampaikan sudah tau tentang
Ketidakmampuan kunjungan diharapkan - Uji kemampuan tindakan yang di hipertensi.
keluarga mengenal keluarga mampu mengenal keluarga tentang lalukan - Keluarga Tn. M
masalah bagi penderita masalah dengan kriteria hasil: hipertensi mengatakan sudah paham.
Hipertensi ditandai - Keluarga mampu - Beri penkes tentang (Taufiq) O:
dengan : menyebutkan pengertian hipertensi pada Selasa, 02 Juni 2015 - TD : 200/100 mmHg
DS : - Keluarga Tn.M hipertensi dengan bahasanya keluarga Tn. M Jam : 14.30 wib - Keluarga mampu
mengatakan belum tau sendiri - Berikan kesempatan - Memonitor vital menyebutkan pengertian
tentang hipertensi . - Keluarga mampu keluarga untuk sign hipertensi - Keluarga
DO : - TD : 200/100 menyebutkan 3 dari 5 bertanya – Menguji mampu menyebutkan 3
mmHg - N : 80 x/menit penyebab hipertensi dengan kemampuan keluarga dari 5 penyebab hipertensi
- S : 36,5 C - R : bahasanya sendiri tentang hipertensi - Keluarga mampu
22x/menit - Keluarga mampu Memberikan penkes menyebutkan 4 dari 6
menyebutkan 4 dari 6 tanda tentang hipertensi tanda dan gejala hipertensi
dan gejala hipertensi dengan pada keluarga Tn. M - - Keluarga mampu
bahasanya sendiri - Keluarga Memberikan A : Ketidakmampuan
mampu menyebutkan 2 dari 4 kesempatan keluarga keluarga Tn. M mengenal
cara pencegahan hipertensi untuk bertanya masalah bagi penderita
84

hipertensi teratasi
(Taufiq) P : Hentikan intervensi
85

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Nama Kepala Keluarga : Tn. M Puskesmas :
Gamping
No RM : 01090542

Diagnosa Keperawatan Perencanaan Implementasi Evaluasi


Tujuan Intervensi
Selasa, 02 Juni 2015 Jam : Tupan : - kontrak waktu Selasa, 02 Juni 2015 Rabu, 03 Juni 2015
19.00 wib Ketidakefektifan Ketidakefektifan dengan keluarga Jam : 15.00 wib Jam : 15.00 WIB
manajemen regimen manajemen - Dorong - Mengontrak waktu S : Keluarga Tn. M
teraupetik hipertensi pada regimen teraupetik keluarga Tn. M dengan keluarga Tn. M mengatakan jika ada
keluarga Tn. M tidak efektif hipertensi pada untuk tidak beli anggota keluarga yang
a. .ketidakmampuan keluarga Tn. M obat sembarangan (Taufiq) mengeluh sakit akan
keluarga Tn. M dalam efektif Tupen : - Motivasi Tn. M berobat di puskesmas
mengambil keputusan Setelah dilakukan untuk megurangi Jam : 19.00 wib tidak di warung lagi
DS : - Keluarga Tn. 1x kunjungan rokok secara - Mendorong Ny. M mengatakan
M mengatakan jika merasa diharapkan bertahap keluarga Tn. M untuk dari semalam sampai
pegal-pegal di pundak dan keluarga mampu - Anjurkan tidak beli obat sekarang tidak melihat
merasa pusing kemudian mengambil kepada keluarga sembarangan Tn. M merokok.
periksa di K24 karena keputusan dengan Tn. M untuk - Memotivasi Tn. M O : Tampak di meja
walaupun dekat tapi kriteria hasil : memonitor Tn. M untuk mengurangi tidak terdapat
juga buka 24 jam - Keluarga rokok secara bertahap bungkusan rokok
- Tn. M mengatakan jika mengatakan (Taufiq) - Menganjurkan A : Ketidakmampuan
berobat di K24 sekalian di bersedia untuk kepada keluarga Tn. M keluarga dalam
tensi kontrol di untuk memonitor Tn. mengambil keputusan
86

- Tn. M mengatakan jika puskesmas M teratasi sebagian


merasa pusing sedikit lalu - Keluarga P : Lanjutkan
pergi ke warung beli obat mengatakan akan intervensi
- Ny. M mengatakan Tn. M tidak beli obat di - Anjurkan kepada
mengetahui bahaya rokok warung atau K24 (Taufiq keluarga untuk selalu
namun masih saja lagi. - Tn. M memonitor Tn. M
merokok mampu
. - Tn. M mengatakan mengurangi rokok - - Motivasi Tn. M
susah untuk Tn. M mengatakan untuk mengurangi
mengurangi rokok niat untuk berhenti rokok bertahap
merokok
DO : (Taufiq)

- Tampak bungkusan
rokok di atas meja -
Terdapat obat anti
hipertensi amlodipin 5mg /
1x
87

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Nama Kepala Keluarga : Tn. M Puskesmas :
Gamping
No RM : 01090542

Diagnosis Keperawatan Perencanaan Implementasi Evaluasi


Tujuan Intervensi
Selasa, 02 Juni 2015 Tupan : - Kontrak waktu Selasa, 02 Juni Rabu, 03 Juni 2015
Jam : 19.00 wib Ketidakefektifan dengan keluarga 2015 Jam : 15.00 WIB
Ketidakefektifan manajemen regimen - Ajarkan diit Jam : 14.30 wib S:
manajemen regimen teraupetik hipertensi pada hipertensi - Mengajarkan diit - Keluarga Tn. M
teraupetik hipertensi pada keluarga Tn. M efektif - Monitor jenis hipertensi mengatakan akan
keluarga Tn. M tidak Tupen : makanan yang di Jam : 15.00 wi mengurangi jenis
efektif Setelah dilakukan 1x konsumsi - Mengontrak waktu makanan yang di hindari
c..ketidakmampuan kunjungan diharapkan - Anjurkan kepada dengan keluarga Tn. M - Keluarga Tn. M mampu
keluarga Tn. M dalam keluarga mampu merawat keluarga Tn. M (Taufiq) Jam : 19.00 wib melakukan diit hipertensi
merawat anggota yang anggota yang sakit untuk berobat di - Memonitor - Keluarga Tn. M
sakit dengan kriteria hasil : puskesmas jenis makanan yang di mengatakan akan berobat
DS : - Keluarga mampu - Anjurkan Tn. M konsumsi. di Puskesmas .
- Tn. M mengatakan jika melakukan perawatan untuk berhenti Menganjurkan O:
Ny. M masak sayur dan hipertensi secara mandiri merokok secara bertahap Tn. M untuk - Tampak di meja
sayurnya kurang asin lalu Keluarga mampu (Taufiq) berhenti merokok secara terdapat bungkusan rokok
di tambahkan garam mengurangi jenis bertahap - Tampak di meja saji
sendiri makanan yang di hindari - Menganjurkan terdapat telur asin dan
88

- Tn. M mengatakan suka - Keluarga Tn. M kepada keluarga Tn. M oseng-oseng teri.
asin-asinan mampu berobat di untuk berobat di A:
Keluarga Tn. M Puskesmas Puskesmas. Ketidakmampuan
mengatakan belum - Tn. M mengatakan (Taufiq) keluarga
mampu membedakan tidak merokok lagi dalam merawat anggota
nakanan yang boleh di yang sakit teratasi
konsumsi dan yang tidak sebagian
boleh di konsumsi. P : Lanjutkan
- Tn. M mengatakan intervensi
minum obat tidak rutin - Monitor jenis makanan
- Tn. M mengatakan tidak yang di konsumsi
pernah kontrol d - Monitor Tn. M tentang
puskesmas konsumsi rokok
- Tn. M mengatakan (Taufiq)
masih merokok
DO :
- Tampak di saji makan
terdapat ikan asin dan
telur asin
89

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Nama Kepala Keluarga : Tn. M Puskesmas :
Gamping
No RM : 01090542
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi
Selasa, 02 Juni 2015 Tupan : - Kontrak waktu Selasa, 02 Juni Rabu, 03 Juni 2015
Jam : 19.00 wib Ketidakefektifan dengan keluarga 2015 Jam : 15.00 WIB
Ketidakefektifan manajemen regimen - Anjurkan kepada Jam : 15.00 wib S:
manajemen regimen teraupetik depresi di keluarga untuk - Mengontrak - Keluarga Tn. M
teraupetik depresi di keluarga Tn. M efektif membuat jadwal waktu dengan keluarga mengatakanakan selalu
keluarga Tn. M tidak efektif Tupen : kegiatan harian Tn. M memantau Ny. M di
c..ketidakmampuan Setelah dilakukan 1x - Anjurkan kepada (Taufiq) Jam : 19.00 rumah.
keluarga Tn. M dalam kunjungan diharapkan Ny. M utuk tidak wib - Tn. M mengatakan
merawat anggota yang sakit keluarga mampu melamun - Menganjurkan Ny.
DS : merawat anggota yang - Anjurkan kepada kepada keluarga M sekarang sudah tidak
- Tn. M mengatakan Ny. sakit dengan kriteria keluarga Tn. M untuk membuat jadwal melamun lagi
M sering sendirian hasil : untuk selalu kegiatan harian - Keluarga Tn. M
dirumah. - Keluarga Tn. M memantau Ny. M di - Menganjurkan mengatakan akan
- Tn. M mengatakan tidak mengatakan mampu rumah. kepada Ny. M untuk membuatkan jadwal
pernah memantau Ny. M di memantau Ny. M saat (Taufiq) jangan melamun harian untuk Ny. M .
rumah karena sibuk dengan di rumah. - Menganjurkan kepada O:
pekerjaannya. - Ny. M Kontrol rutin keluarga - Terdapat jadwal
90

- Tn. M mengatakan Ny. Jadwak harian Ny. Tn. M untuk selalu harian
M sekarang belum bisa M terpenuhi memantau Ny. M di satu minggu tiga kali
kontrol - Keluarga Tn. M rumah untuk melakukan bantu-
- Keluarga Tn. M mampu (Taufiq) bantu di tetangga.
mengatakan jika Ny. M mengontrol Ny. M Ny. M mengatakan
melamun kemudian Tn. M saat melamun jika ada waktu luang
hanya menapuk pundaknya akan di
saja agar tidak melamun. isi dengan kegiatan
- Tn. M mengatakan menjahit dan bersih-
membiarkan Ny. M jika Ny. bersih rumah
M mau ikut bantu- bantu di A:
acara hajatan tetangga Ketidakmampuan
- Tn. M mengatakan Ny. keluarga dalam
M kambuh biasanya jika di merawat anggota
tetangga ada hajatan. yang sakit teratasi
P : hentikan intervensi
(Taufiq)
91

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama kepala keluarga : Tn M Puskemas : Gamping I


No RM : 0109542

Hari/ Diagnosa keperawatan Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)


tangga
l
Rabu, Ketidakefektif 08.00 - Melakukan Rabu, 3 Juni 2015
3 Juli an manajemen regimen WIB kontrak waktu Jam 12.30 WIB S :
2020 teraupetik Hipertensi dengan - Ny. M mengatakan
pada keluarga Tn. M keluarga Tn. M dari
berhubungan dengan : (Taufiq) semalam Tn. M tidak
Ketidakmampu an merokok
keluarga mengambil 11.45 - menganjur - Keluarga Tn. M
keputusan bagi penderita WIB kan kepada mengatakan jika ada
Hipertensi keluarga untuk anggota keluarga yang
selalu mengeluh sakit akan d
memonitor Tn. bawa ke puskesmas.
M - Ny. M mengatakan
- mendorong akan
keluarga Tn. M selalu memonitor Tn.
untuk tidak beli MO:
obat sembarang - Tampak dimeja tidak
an. terdapat bungkusan
- Memotivas i rokok
Tn. M untuk A:
mengurang i - Ketidakmampuan
rokok bertahap keluarga mengambil
(Taufiq) keputusan bagi
penderita Hipertensi
teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Monitor Tn. M untuk
mengurangi rokok
(Taufiq)
92

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama kepala keluarga : Tn M Puskemas : Gamping I


No RM : 0109542

Hari/ Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)


tanggal keperawatan
Rabu, 3 Ketidakefektif - Melakukan Rabu, 3 Juni 2015
Juli 2020 an manajemen 11.45 WIB kontrak waktu Jam 12.30 WIB S :
regimen teraupetik dengan - Tn. M mengatakan
Hipertensi keluarga Tn. M dari
pada keluarga Tn. (Taufiq) kemarin merokok
M berhubungan 19.00 WIB hanya 1 batang
dengan : - Memonitor - Ny. M mengatakan
Ketidakmampu an Tn M akan selalu
keluarga untuk memonitor Tn. M
mengambil mengurang i O:
keputusan bagi rokok - Tampak dimeja
penderita (Taufiq ) tidak
Hipertensi terdapat bungkusan
rokok
A:
- Ketidakmampuan
keluarga
mengambil keputusan
bagi penderita
Hipertensi teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi
- Monitor Tn. M
untuk mengurangi
rokok
(Taufiq)
93

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama kepala keluarga : Tn M Puskemas : Gamping I


No RM : 0109542

Hari/ Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)


tanggal keperawatan
Rabu, 3 Ketidakefektif Melakukan Rabu, 3 Juni 2015
Juli 2020 an manajemen 08.00 kontrak waktu Jam 12.30 WIB S :
regimen teraupetik WIB dengan keluarga - Ny. M mengatakan
Hipertensi Tn. M sudah
pada keluarga Tn. M (Taufiq) mengurangi makanan
berhubungan yang asin-asin seperti
dengan : - Memonitor membeli telur asin
Ketidakmampu an 11.45 jenis makanan dan idak masak
keluarga merawat WIB yang di konsumsi oseng-oseng teri
anggota yang sakit - Memonitor - Ny. M mengatakan
Tn. M tentang Tn. M sudah jarang
bagi penderita
konsumsi rokok merokok karena
Hipertensi selalu di kasih saran
(Taufiq)
sama Ny. M
O:
- Tampak dimeja saji
tidak
terdapat sayur
maupun lauk yang
asin-asin seperti ikan
asin dan oseng-oseng
teri
- Tidak terdapat
bungkusan
rokok diatas meja.
A:
- Ketidakmampuan
keluarga
merawat anggota
yang sakit teratasi
P : hentikan
intervensi
(Taufiq)
94

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama kepala keluarga : Tn M Puskemas : Gamping I


No RM : 0109542

Hari/ Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)


tanggal keperawatan
Rabu, 3 Ketidakefektif Melakukan Rabu, 3 Juni 2015
Juli 2020 an manajemen 08.00 kontrak Jam 12.30 WIB
regimen teraupetik WIB waktu dengan S:
Hipertensi keluarga - Ny. M mengatakan
pada keluarga Tn. M Tn. M sudah mengurangi
berhubungan (Taufiq) makanan yang asin-
dengan : asin seperti membeli
11.45 - Memonitor telur asin dan idak
Ketidakmampu an
WIB jenis makanan masak oseng-oseng
keluarga merawat
yang di konsumsi teri
anggota yang sakit - Memonitor - Ny. M mengatakan
bagi penderita Tn. M tentang Tn. M
Hipertensi konsumsi rokok sudah jarang merokok
(Taufiq karena selalu di kasih
saran sama Ny. M
O:
- Tampak dimeja saji
tidak terdapat sayur
maupun lauk yang
asin-asin seperti ikan
asin dan oseng-oseng
teri
- Tidak terdapat
bungkusan rokok
diatas meja.
A:
- Ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota yang sakit
teratasi
P : hentikan
intervensi
(Taufiq)

Anda mungkin juga menyukai