Modul Kewirausahaan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 53

M ODUL 1

Konsep-konsep Dasar Kewirausahaan/


Entrepreneurship

PENDAHULUAN

S eiring dengan perubahan global yang terjadi dalam hampir seluruh aspek
kehidupan, perhatian terhadap pentingnya kewirausahaan hampir
dirasakan oleh setiap orang dan setiap bangsa. Hidup di era reformasi,
rekonstruksi organisasi, perampingan struktur, dan perkembangan teknologi,
telah berdampak pada perubahan cara pandang manajemen dalam mengelola
organisasi yang lebih terpusat pada pengimplementasian organisasi yang
padat modal. Untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas
perusahaan, manajemen lebih berfokus pada penerapan teknologi terkini
dibandingkan dengan investasi pada tenaga kerja. Dalam konteks kompetisi
industri yang terjadi di negara-negara berkembang, di Indonesia kebijakan
dan cara pandang seperti ini, telah menimbulkan kebijakan pemutusan
hubungan kerja yang berujung pada bertambahnya jumlah penduduk
pengangguran. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar serta
ketersediaan lapangan kerja yang sangat terbatas serta kondisi ekonomi yang
belum pulih sebagai dampak krisis mata uang dan krisis ekonomi di
penghujung tahun 1997, telah menimbulkan kesengsaraan bangsa yang
berlarut-larut . Kondisi tersebut kini bahkan semakin diperparah oleh
serangkaian bencana alam yang melanda sebagian wilayah Indonesia,
bencana tanah longsor dan banjir di Pulau Jawa, guncangan gempa dan
kekeringan di Nusa Tenggara Timur, tsunami di Aceh, serta gempa tektonik
yang melanda Nias, telah menempatkan bangsa Indonesia pada posisi yang
semakin terpuruk di tengah-tengah upaya pemulihan ekonomi yang sedang
berjalan.
Dalam modul ini, kami akan mengajak Anda untuk mendiskusikan
konsep kewirausahaan dengan bertolak dari dua pertanyaan pokok, yaitu
yang pertama apakah serangkaian bencana alam dan krisis ekonomi yang
melanda negara kita merupakan akhir dari segalanya? Dan apa yang mesti
1.2 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

dilakukan oleh pemerintah dan terutama oleh bangsa ini agar bukan hanya
bisa mengatasi impitan krisis yang terjadi pada saat ini, tetapi juga yang lebih
penting adalah bagaimana caranya agar kita bisa menjadi bangsa yang punya
daya saing di tengah-tengah percaturan globalisasi. Kita menyadari bahwa
yang sering disebut-sebut orang dengan globalisasi bukan lagi merupakan
suatu abstraksi, tetapi sudah merupakan suatu kenyataan hidup di mana
setiap bangsa di negara mana pun harus menghadapinya.
Globalisasi yang didorong oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
perkembangan teknologi terutama teknologi informasi telah berimplikasi
pada kaburnya batas-batas antarnegara, dunia semakin terbuka, transparan,
dan menjadi satu yang oleh Kenichi Ohmae disebut sebagai the borderless
world atau desa dunia. Pada konteks inilah setiap bangsa dituntut untuk
melakukan perubahan-perubahan mendasar dalam berbagai aspek kehidupan,
ekonomi, politik, sosial dan budaya, serta bidang pendidikan.
Untuk menjawab permasalahan di atas hanya satu kata kuncinya, yaitu
Sumber Daya Manusia (SDM). Kehidupan akan terus berlanjut dan bencana
alam serta krisis yang terjadi dapat dipandang sebagai suatu peristiwa seleksi
alam di mana bangsa-bangsa yang tidak memiliki SDM yang unggul akan
terpuruk dalam ketidakberdayaan, sementara itu, bangsa yang didukung oleh
manusia-manusia yang unggul, punya visi, dinamis, serta memiliki integritas
dan komitmen terhadap kemajuan akan terus hidup dan menjadi bangsa yang
disegani. Dengan bertolak dari dasar pemikiran tersebut maka jelas peran
pemerintah dan seluruh lembaga yang ada di masyarakat harus ditujukan
pada upaya untuk menciptakan benih manusia-manusia Indonesia yang
unggul, yaitu sosok manusia Indonesia yang memiliki mental dan semangat
wiraswasta atau yang sekarang lebih populer dengan sebutan wirausaha.
Sejarah membuktikan, keberhasilan pembangunan yang diraih oleh
negara-negara maju di kawasan Eropa dan Amerika karena negara tersebut
didukung oleh sejumlah entrepreneurs yang tangguh. Amerika telah
menempatkan entrepreneurs sebagai cornerstone dalam pelaksanaan
pembangunan ekonominya (Kuratko dan Hodgetts 1989). Tokoh, seperti
Ezra Cornell pendiri Comell University yang sangat populer, Nolan Bushnell
pencipta Nintendo dalam industri videogame, Bill Gates yang sukses melalui
kreativitasnya dalam industri Microsoft Software, mereka adalah sebagian
contoh wirausahawan yang telah ikut membangun pilar ekonomi Amerika
Serikat. Patut disyukuri bahwa di negara kita pula telah lahir sejumlah
wirausahawan di berbagai sektor ekonomi, seperti Willy Sidharta sebagai
 PKOP4206/MODUL 1 1.3

komandan minuman Aqua, Budi Yuwono yang berhasil menjual “misteri”


minuman Cap Kaki Tiga, Ir. H. Aburizal Bakrie (Ical) yang sukses dalam
mengelola grup perusahaan Bakrie & Brothers bersama dua saudaranya
Nirwan Dermawan Bakrie, MBA (Iwan), dan Indra Usmansyah Bakrie, BBA
(Indra), dan masih banyak lagi. Walaupun, pada umumnya para
wirausahawan tersebut masih dominan bermain di pasar lokal, tetapi
kehadiran mereka telah ikut mewarnai dunia usaha kita dan patut dijadikan
teladan dalam pengembangan kewirausahaan nasional.
Dalam rangka pengembangan kewirausahaan nasional ini telah banyak
upaya yang dilakukan baik oleh instansi-instansi pemerintah di bawah
naungan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1995 maupun oleh organisasi-
organisasi yang tumbuh dari kalangan masyarakat termasuk lembaga
pendidikan formal dan nonformal. Berbagai upaya dan strategi ditempuh
secara terkoordinasi dengan satu maksud untuk meningkatkan peran
masyarakat serta menciptakan suasana yang menunjang untuk terus
menumbuhkembangkan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
kewirausahaan SDM Indonesia. Salah satu cara yang ditempuh oleh
pendidikan formal pada jenjang pendidikan tinggi adalah dengan menyajikan
materi kewirausahaan tersebut dalam mata kuliah Pendidikan
Kewirausahaan.
Dalam modul pertama ini kami akan mengajak Anda untuk mempelajari
konsep-konsep dasar kewirausahaan atau entrepreneurship. Tujuan yang
dicapai setelah Anda mempelajari modul ini adalah agar Anda memahami
konsep-konsep dasar kewirausahaan/entrepreneurship secara mendalam dan
secara lebih khusus adalah agar Anda mampu:
1. menjelaskan konsep-konsep dasar kewirausahaan/entrepreneurship;
2. menjelaskan batasan sifat dan ciri-ciri wirausaha;
3. menunjukkan peran dan fungsi kewirausahaan dalam pembangunan.

Untuk memudahkan kita dalam mempelajari kandungan materi modul


ini maka pembahasannya akan kita bagi ke dalam 3 kegiatan belajar sebagai
berikut.
Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Kewirausahaan
Kegiatan Belajar 2: Sifat dan Ciri-ciri Kewirausahaan
Kegiatan Belajar 3: Peran dan Fungsi Kewirausahaan
1.4 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

Selanjutnya agar Anda berhasil dengan baik dalam mempelajari modul


ini, ikutilah petunjuk belajar berikut ini.
1. Bacalah dengan cermat pendahuluan modul ini sampai Anda memahami
betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul ini!
2. Bacalah sepintas bagian demi bagian, dan temukan kata-kata kunci yang
Anda anggap baru. Carilah dan baca pengertian kata-kata kunci dalam
daftar kata-kata sulit modul ini atau pada kamus yang ada pada Anda!
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi modul ini, melalui
pemahaman sendiri, bertukar pikiran dengan mahasiswa atau guru lain,
serta dengan tutor Anda.
4. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi melalui pengalaman
sehari-hari yang berhubungan dengan masalah-masalah kewirausahaan
dalam kelompok kecil atau secara klasikal pada saat tutorial.

Selanjutnya silakan Anda mempelajari modul ini, dimulai dari bahasan


yang pertama tentang konsep dasar dan pengertian kewirausahaan.
 PKOP4206/MODUL 1 1.5

K EGIATAN B ELAJAR 1

Konsep-konsep Dasar Kewirausahaan

K etika kita untuk pertama kali membaca setiap literatur kewirausahaan,


hampir dapat dipastikan bahwa keingintahuan yang pertama kali
muncul dalam benak kita, “seperti apa sebenarnya orang yang disebut
wirausaha itu? Apa yang membedakan mereka dari pengusaha lainnya? Serta
apa yang membuat mereka begitu spesial? Pertanyaan seperti ini sudah
barang tentu membutuhkan pembahasan panjang yang berkaitan langsung
dengan konsep dasar kewirausahaan. Dalam kegiatan belajar pertama ini
penulis ingin mempertegas terlebih dahulu bahwa penggunaan istilah
wirausaha yang akan digunakan dalam kegiatan belajar dan modul-modul
berikutnya berpijak pada konsep wiraswasta yang sudah berkembang di
masyarakat secara umum dan kalangan dunia usaha pada khususnya.
Penggunaan istilah kewirausahaan itu sendiri tampaknya lebih mengacu pada
penyeragaman istilah yang dipakai pada saat ini oleh lembaga-lembaga,
seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Departemen Tenaga Kerja
(Depnaker) serta Instruksi Presiden (Inpres) Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan
Membudayakan Kewirausahaan. Jadi, hanya perbedaan istilah saja, tetapi
keduanya tetap memiliki pengertian dan kandungan materi yang sama.
Jika kita menengok literatur asing, makna yang terkandung pada konsep-
konsep wirausaha tersebut adalah sepadan maknanya dengan kata
entrepreneurship dalam bahasa Inggris. Istilah entrepreneur itu sendiri
berasal dari bahasa Prancis, yaitu entreprendre yang mengandung makna to
undertake yang berarti mengerjakan atau berusaha atau melakukan suatu
pekerjaan. Ronstadt dalam (Kuratko dan Hodgetts 1989 p.6) menjelaskan
bahwa the entrepreneur is one who undertakes to organize, manage, and
assume the risks of the business, yang berarti bahwa seorang wirausaha
adalah seseorang yang berupaya untuk mengatur, mengelola, serta bersedia
menanggung risiko dari suatu usaha. Seiring dengan perkembangan yang
terjadi dan semakin beranekaragamnya upaya yang dilakukan oleh para
wirausahawan tersebut. Business Town 2000 dalam tulisannya tentang
Profile of Entrepreneur menjelaskan bahwa pada saat sekarang seorang
wirausaha adalah seorang inovator yang jeli dalam mengenali dan
menangkap setiap peluang dan kesempatan mengubah kesempatan dan
1.6 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

peluang tersebut menjadi sesuatu yang workable dan marketable. Dengan


kreativitas dan kemampuan yang dimilikinya, ia mampu memberikan nilai
tambah kepada sesuatu tersebut melalui waktu, karya, dan skill-nya.
Di negara kita, kewirausahaan itu sendiri mulai dikenal masyarakat
secara umum sejak Suparman Sumahamidjaya mempopulerkan istilah
wiraswasta. Sejak saat itu mulailah istilah wiraswasta dimuat di berbagai
media masa, seperti surat kabar, majalah, dalam siaran radio, dan televisi,
bahkan pada perkembangan selanjutnya berbagai ceramah dan seminar serta
kursus-kursus, ceramah dan seminar, serta kursus-kursus diselenggarakan
untuk merangsang minat dan perhatian masyarakat terhadap pengembangan
kewirausahaan di tanah air. Banyak tokoh dan pemerhati yang mencoba
memberikan pengertian tentang “apa sebenarnya yang dimaksud dengan
wiraswasta” Beberapa pemerhati yang mengikuti lokakarya “Sistem
Pendidikan dan Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia pada tahun
1976, antara lain Suparman, Moh. Said, W.P. Napitupulu, Rusly Syarif,
Taufik Rashid dan Bing. P. Lukman, menyebut-nyebut pengertian wiraswasta
sebagai kegiatan atau orang yang melakukan kegiatan dengan karakteristik
inovatif, produktif, kreatif, tekun, ulet, tidak cepat puas, dan berani
mengambil risiko dengan perhitungan terlebih dahulu (Syarif 1976). Apakah
ia seorang pedagang, pengusaha, karyawan, prajurit, petani, ilmuwan, pejabat
pemerintah, semuanya dapat disebut wiraswastawan apabila memiliki
karakteristik wiraswasta. Pendapat yang hampir sama dengan rumusan
tersebut dikemukakan oleh Soeharsono Sagir (1975 p.3).
Wiraswasta adalah seorang yang modal utamanya adalah ketekunan,
keterampilannya yang dilandasi sikap optimis, kreatif, dan melakukan usaha
sebagai pendiri pertama disertai pula keberanian menanggung risiko
berdasarkan suatu perhitungan dan perencanaan yang tepat.
Secara etimologis istilah wiraswasta berasal dari kata wira dan swasta.
Wira, artinya berani, utama, gagah, luhur, teladan, perkasa, atau pejuang.
Swasta adalah paduan dari kata swa dan sta. Swa, artinya sendiri dan sta,
artinya berdiri. Bertolak dari arti secara etimologis tersebut Wasty Soemarno
(1984 h.43) merumuskan pengertian wiraswasta sebagai berikut “Wiraswasta
ialah keberanian, keutamaan, serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan
serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri
sendiri”. Rumusan senada disampaikan pula oleh Pusat Latihan Koperasi dan
Pembinaan Pengusaha Kecil (1995 h.4).
 PKOP4206/MODUL 1 1.7

“… wiraswasta/wirausaha berarti pejuang yang gagah, luhur, berani,


dan pantas menjadi teladan dalam bidang usaha. Dengan kata lain
wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat
kewirausahaan, yaitu keberanian mengambil risiko, keutamaan,
kreativitas, dan keteladanan dalam menangani usaha atau perusahaan
dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri.

Definisi di atas akan lebih mudah dipahami jika dilengkapi dengan


penjelasan kandungan maknanya satu per satu disertai contoh-contoh, kami
yakin persepsi Anda tentang kewirausahaan sudah mulai terbayang terutama
dengan mencermati ciri-ciri yang tercermin dari seorang yang memiliki sikap
mental wirausaha.
Pada uraian Kegiatan Belajar 1 ini, perlu kami kemukakan pula bahwa
pada saat sekarang terdapat sejumlah penelitian dan literatur telah
disumbangkan oleh beberapa ahli untuk mempertajam pembahasan dunia
entrepreneurship ini. Untuk itu kami akan mengajak Anda untuk menelusuri
perjalanan sejarah kewirausahaan ini secara sekilas.
Konsep entrepreneur itu sendiri sebenarnya mulai diperkenalkan pada
abad kedelapan belas (abad ke-18) di Prancis ketika seorang ahli ekonominya
yang bernama Richard Cantillon mengaitkan antara beban risiko yang harus
ditanggung oleh pemerintah dengan para pengusaha di dalam menjalankan
roda ekonomi. Pada periode yang sama, di Inggris sedang terjadi pula
revolusi industri yang melibatkan sejumlah entrepreneur. Pada sat itu mereka
merupakan pemeran kunci revolusi terutama apabila dikaitkan engan
keberaniannya dalam pengambilan risiko dan transformasi sumber daya
(Kirzner 1979). Pada saat itu juga, telah banyak para ahli ekonomi yang
mencoba merumuskan pengertian yang terkandung pada istilah entrepreneur
ini. Sampai dengan tahun 1950-an telah terdapat sejumlah definisi dan
referensi entrepreneur serta kebanyakan merupakan buah pikiran yang
disumbangkan oleh para ahli ekonomi. Sebagai contoh, Cantillon (1725),
Jean Baptiste Say (1803) ahli ekonomi Prancis yang termasyur pada saat itu,
Josep Schumpeter (1934) ahli ekonomi yang genius pada abad ke-20. Mereka
semua telah menulis tentang entrepreneurship dan dampaknya terhadap
pembangunan ekonomi. Pada dekade berikutnya, telah dilakukan pula
sejumlah upaya untuk melukiskan dan mendefinisikan tentang apa
sebenarnya entrepreneurship ini. Sebagai contoh, berikut kami kemukakan
beberapa batasan entrepreneurship tersebut.
1.8 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

“… entrepreneurship … consist in doing things that are not generally


done in the ordinary course of business routine; it is essentially a
phenomenon that comes under the wider aspect of leadership
(Schumpeter 1951, p.255).
(Kewirausahaan merupakan segala tindakan yang pada umumnya tidak
dilakukan pada kegiatan bisnis secara rutin, melainkan merupakan
sebuah fenomena yang muncul dalam aspek-aspek kepemimpinan).

Entrepreneurship, at least in all no authoritarian societies, constitutes a


bridge between society as a whole, especially the economy aspects of
that society, and the profit-oriented institutions established to take
advantage of its economic endowments, and to stratify, as bees they
can, its economic desires (Cole 1959, pp. 27-28).
(Kewirausahaan, paling tidak di lingkungan masyarakat yang tidak
otoriter, merupakan jembatan dalam masyarakat secara keseluruhan,
terutama menyangkut aspek-aspek ekonomi di masyarakat tersebut,
dan pada lembaga-lembaga yang berorientasi pada keuntungan (profit
oriented) yang didirikan untuk mengambil keuntungan dari seluruh
sumber ekonomi yang dimiliki serta untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhan ekonomi dari masyarakat tersebut dengan sebaik-baiknya).

In … entrepreneurship, there is agreement that we are talking about a


kind of behavior that includes: (1) initiative taking, (2) the organizing or
reorganizing of social economic mechanism to turn resources and
situations to practical account, and (3) the acceptance of risk of failure
(Shapero 1975, p. 187).
(Di dalam … kewirausahaan, terdapat kesepakatan bahwa kita sedang
membicarakan tentang suatu perilaku yang mencakup (1) pengambilan
inisiatif,(2)pengorganisasian atau pengorganisasian kembali mekanisme
sosial ekonomi untuk mengubah situasi dan sumber daya menjadi
sesuatu yang menguntungkan, dan (3) penerimaan risiko atas
kegagalan).

Setelah mereviu perkembangan entrepreneurship, seperti yang telah


diuraikan di atas dan menganalisis beberapa variasi dalam definisinya,
kemudian Robert C. Ronstadt (dalam Kuratko dan Hodgetts 1989, h.8)
mencoba mendeskripsikan entrepreneurship sebagai berikut.

Entrepreneurship is a dynamic process of creating incremental welth.


This wealth is created by individuals who assume the major risks in
terms of equity, time, and/or care commitment of providing value for
some product or service. The product or service it self may or may not
be new or unique but value must somehow be infused by the
entrepreneur by securing and allocating the necessary skills and
resources.
 PKOP4206/MODUL 1 1.9

(Kewirausahaan adalah suatu proses yang dinamis untuk meningkatkan


kesejahteraan. Kesejahteraan ini diciptakan oleh individu-individu yang
bersedia mengambil risiko, atas kekayaan, waktu, dan/atau karier
dalam menyediakan nilai (sesuatu yang bernilai) pada barang atau jasa.
Barang atau jasa itu sendiri mungkin merupakan suatu produk atau jasa
baru dan unik atau mungkin juga tidak, tetapi nilai merupakan sesuatu
yang mesti ditambahkan oleh para pengusaha dengan menjamin dan
mengalokasikan sumber daya dan keahlian tertentu).

Dari beberapa definisi kewirausahaan yang telah dipaparkan di atas, kita


mempunyai gambaran bahwa pada setiap definisi yang dikemukakan tersebut
selalu mengandung unsur atau seperangkat ciri-ciri positif tertentu yang
tercermin dari seorang wiraswasta, seperti inovatif, kreatif, produktif dan
semacamnya. Menurut penulis hal penting yang perlu digarisbawahi dari
semua itu adalah kemampuan seorang wirausaha untuk mewujudkan suatu
“gagasan” dalam usahanya menjadi sesuatu yang “nyata”. Ciri dan embel-
embelnya boleh macam-macam, tetapi semangat dan karyanya dalam
mewujudkan suatu ide menjadi sesuatu yang dapat dikerjakan, dijual, dan
memberikan manfaat bagi masyarakat banyak merupakan jiwa dari seorang
wirausaha.
Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah sebagai sebuah topik yang
sangat menarik untuk dianalisis dan didiskusikan telah diperkenankan oleh
para ahli ekonomi pada abad ke-18 dan semakin populer pada abad ke-19 dan
ke-20. Pada abad sekarang dengan kemajuan teknologi dan berbagai
perubahan yang terjadi, dunia terasa seolah menjadi sempit dan kehilangan
batas. Seiring dengan kenyataan tersebut perlu kita akui bahwa kemajuan dan
perubahan yang kita capai pada saat ini merupakan bukti dari kehadiran
sejumlah wirausaha multinasional dari berbagai penjuru dunia. Mereka hadir
sebagai agen perubahan, mereka lahir dengan sejumlah ide-ide inovatif untuk
perkembangan dunia usaha dan pembangunan ekonomi pada umumnya.
Kehadiran mereka memiliki peran yang sangat strategis dalam
pembangunan ekonomi suatu bangsa. Untuk itu, pada Kegiatan Belajar 3,
Anda akan kami ajak untuk mengkaji peran strategis kewirausahaan dalam
pembangunan ekonomi suatu bangsa. Sementara itu, untuk lebih mengenal
sosok seorang wirausaha, pada kegiatan belajar berikutnya, kami akan
mengajak Anda untuk mengidentifikasi ciri atau sifat seorang wirausaha.
1.10 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan secara singkat perkembangan sejarah konsep entrepreneurship!
2) Jelaskan bagaimana perkembangan konsep entrepreneurship itu sendiri
di Indonesia!
3) Jelaskan dengan kata-kata Anda sendiri apa yang dimaksud dengan
kewirausahaan!
4) Menurut Schumpeter kewirausahaan pada dasarnya merupakan
fenomena atau kejadian yang hadir dari sekian banyak aspek yang terkait
dengan kepemimpinan. Jelaskan!
5) Seorang pedagang, pengusaha, karyawan, prajurit, petani, ilmuwan,
dapat dikatakan sebagai seorang wirausaha jika memiliki karakteristik
kewirausahaan. Apa komentar Anda tentang pernyataan tersebut?

Petunjuk Jawaban Latihan

a. Untuk menjawab pertanyaan tersebut Anda harus menengok perjalanan


sejarah kewirausahaan (istilah yang dipakai pada waktu itu) pada tahun
1976, terutama setelah Dr. Suparman Sumahamidjaya mempopulerkan
istilah tersebut. Juga setelah diadakannya lokakarya “Sistem Pendidikan
dan Pengembangan Kewiraswastaan di Indonesia” pada tanggal 22 – 23
Juli 1976.
b. Jawablah pertanyaan tersebut dengan mempertimbangkan ciri-ciri yang
melekat pada seorang wirausaha atau dengan mengkaji pendapat yang
disampaikan oleh para ahli, seperti Joseph Chumpeter, Arthur Cole, dan
Albert Shapero.
c. Untuk menjawab pertanyaan tersebut Anda harus membandingkan dan
mengkaji peran dan fungsi dua konsep tersebut. Coba Anda identifikasi
terlebih dahulu apa saja peran dan fungsi atau tugas-tugas kepemimpinan
dalam suatu organisasi. Dari hasil identifikasi Anda tersebut pasti Anda
akan menyimpulkan bahwa dari sekian banyak tugas seorang pemimpin
adalah juga merupakan hal-hal yang harus ditangani oleh seorang
wirausaha.
 PKOP4206/MODUL 1 1.11

d. Pertanyaan tersebut bisa Anda jawab dengan mempertimbangkan


rumusan pengertian kewirausahaan pada saat lokakarya “Sistem
Pendidikan dan Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia” yang
dihadiri oleh para pemerhati kewiraswastaan, seperti Dr. Suparman
Sumahamidjaya, W.P. Napitupulu, Rusly Syarif, Taufik Rashid, dan
Bing P. Lukman.

RANGKUMAN
Konsep entrepreneurship mulai diperkenalkan pada abad ke-18 di
Prancis oleh Richard Cantillon. Pada periode yang sama di Inggris juga
sedang terjadi revolusi industri yang melibatkan sejumlah entrepreneur.
Kemudian, gagasan tersebut dibahas secara lebih mendalam oleh Joseph
Schumpeter, seorang ahli ekonomi Jerman, pada tahun 1911. Melalui
teori pertumbuhan ekonomi dari Schumpeter konsep entrepreneurship
telah didudukkan pada posisi yang sangat penting dalam pelaksanaan
pembangunan.
Pengertian entrepreneurship itu sendiri berkembang sejalan
dengan evolusi pemikiran para ahli ekonomi di dunia barat, kemudian
menyebar ke negara-negara lain termasuk ke Indonesia. Di negara kita
sendiri konsep entrepreneurship tersebut dialihbahasakan sebagai
kewiraswastaan atau kewirausahaan.
Dari sejumlah definisi yang dikemukakan oleh para ahli baik
dalam maupun luar negeri diketahui bahwa terdapat banyak keragaman
definisi yang terjadi. Hal ini sangat mungkin karena konsep
kewirausahaan itu sendiri merupakan konsep ilmu sosial yang bersifat
dinamis dan akan selalu mengalami perubahan seiring dengan kemajuan
yang dicapai oleh perkembangan ilmu itu sendiri. Sejumlah definisi yang
telah disumbangkan oleh para ahli tersebut merupakan landasan bagi
pengembangan studi lebih lanjut.

TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Entrepreneur adalah seseorang yang berupaya mengatur, mengelola, dan
mengambil risiko dari suatu usaha/bisnis. Pendapat tersebut
dikemukakan oleh ….
A. Robert C. Ronstadt
B. Donald F. Kuratko
1.12 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

C. Joseph Schumpeter
D. Albert Shapero

2) Istilah entrepreneur untuk pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli


ekonomi Prancis pada tahun 1725 yang bernama ….
A. Calvin A. Kent
B. Richard Cantillon
C. Jean Baptiste Say
D. Donald L. Sexton

3) Dalam rangka menggalakkan dan memasyarakatkan kewirausahaan di


Indonesia telah dibentuk suatu ketentuan dalam bentuk ….
A. Kepres No. 14 Tahun 1995
B. Kepres No. 14 Tahun 1996
C. Inpres No. 4 Tahun 1995
D. Inpres No. 4 Tahun 1996

4) Dari pengertian kewirausahaan tersirat makna bahwa seorang wirausaha


adalah seseorang yang memiliki kemampuan memberikan nilai tambah
kepada sesuatu baik melalui waktu, karya, dan skill-nya. Manakah dari
contoh berikut yang tidak mencerminkan pernyataan tersebut?
A. Amir seorang pengrajin kulit, mengubah kulit binatang menjadi
sepasang sepatu.
B. Ucok seorang pedagang, membeli buah durian dari Palembang
untuk dipasarkan di Jakarta.
C. Pak Umar seorang tukang kayu, menebang pohon jati untuk
dijadikan meja makan.
D. Pak Pulan sedang memasukkan lamaran pekerjaan ke sebuah
perusahaan.

5) Ketika terjadi revolusi industri di Inggris para wirausahawan merupakan


pemeran kunci terutama menyangkut ….
A. keberanian dalam mengambil risiko dan transformasi sumber daya
B. kesuksesannya dalam membangun kerja sama ekonomi antara
Inggris dan negara lain di kawasan Eropa
C. kemampuannya dalam menangani masalah-masalah ekonomi,
sosial, dan politik
D. keuletan dalam menemukan teknologi baru yang diperlukan untuk
pembangunan ekonomi
 PKOP4206/MODUL 1 1.13

6) Menurut Albert Shapero terdapat tiga ciri pelaku utama dari seorang
entrepreneur, kecuali ….
A. berinisiatif
B. gemar melakukan inovasi
C. mengorganisasi/mengatur mekanisme sosial ekonomi untuk
menangani keuntungan dari setiap situasi dan sumber daya
D. bersedia mengambil risiko akibat dari suatu kekeliruan

7) Dari sejumlah definisi yang dikemukakan oleh para ahli terdapat


beberapa watak untuk yang melekat pada seorang entrepreneur,
kecuali ….
A. keberanian menanggung risiko
B. kurang percaya diri
C. mandiri
D. teliti dan produktif

8) Dari definisi kewirausahaan kita menyadari bahwa keberadaan para


wirausaha memiliki peran penting dalam membangun pilar ekonomi
suatu negara karena mereka memiliki ciri unggul, kecuali ….
A. selalu berupaya mencari peluang yang menguntungkan bagi dirinya
tanpa menghiraukan kepentingan orang lain
B. antisipatif terhadap perubahan dan akomodatif terhadap lingkungan
C. selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan
melalui investasi baru di berbagai bidang
D. berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan dan berusaha
menghindarinya

9) Dengan mencermati pengertian kewirausahaan yang disampaikan oleh


Pusat Latihan Koperasi dan Pengusaha Kecil (Puslatkop & PK), tersirat
makna bahwa profesi kewirausahaan merupakan perpaduan antara hal-
hal, kecuali ….
A. teknik
B. seni
C. penampilan
D. pengetahuan

10) Unsur keteladanan yang melekat pada pengertian kewiraswastaan


termasuk di dalamnya kesadaran sosial yang tinggi dari seorang
wirausaha yang didorong oleh suatu kenyataan bahwa ia selalu ….
A. berhubungan dengan sesamanya
B. mengutamakan keuntungan dari setiap langkah usahanya
1.14 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

C. menjaga kesinambungan usaha yang dikelolanya


D. mengukur kesuksesan usahanya dari besarnya pengakuan
masyarakat di sekitarnya

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik


sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
 PKOP4206/MODUL 1 1.15

K EGIATAN B ELAJAR 2

Sifat dan Ciri-ciri Kewirausahaan

P ada sesi ini, Anda kami ajak untuk mendalami hal-hal yang berkaitan
dengan ciri-ciri atau karakteristik yang melekat pada seorang wirausaha.
Sejumlah studi telah dilakukan untuk mengidentifikasi dan memahami
karakteristik yang dibutuhkan untuk menjadi wirausahawan yang berhasil.
Berikut beberapa karakteristik yang ditulis oleh sejumlah penulis.

Tabel 1.1
Karakteristik
Wirausaha

Tahun Penulis Karakteristik


1848 Mill Keberanian untuk menanggung risiko.
1917 Weber Memiliki kekuasaan dan kewibawaan.
1934 Schumpeter Inovatif; inisiatif.
1954 Sutton Hasrat untuk bertanggung jawab.
1959 Hartman Memiliki kekuasaan dan kewibawaan.
1961 McClelland Memperhitungkan risiko; kebutuhan berprestasi.
1963 Davids Berambisi; hasrat untuk tidak tergantung, percaya
diri dan bertanggung jawab.
1964 Pickle Drive/mental; hubungan antara manusia;
kemampuan berkomunikasi, kecakapan teknis.
1971 Palmer Mengukur dan memperhitungkan risiko.
1971 Hornaday dan Aboud Kebutuhan berprestasi, mandiri; agresif; kekuasaan
inovatif dan independent.
1973 Winter Kebutuhan akan kekuasaan.
1974 Borland Mampu mengendalikan diri.
1974 Liles Kebutuhan berprestasi.
1977 Gasse Berorientasi pada nilai-nilai yang bersifat personal.
1978 Timmons Percaya diri; berorientasi pada pencapaian sasaran;
bersedia mengambil risiko, kreatif dan inovatif.
1980 Sexton Energik dan ambisius, bersikap positif atas
kegagalan.
1981 Welsh dan White Bertanggung jawab; percaya diri; menyukai
tantangan dan bersedia mengambil risiko.
1982 Dunkelberg dan Cooper Berorientasi pada pertumbuhan, independent;
memiliki keterampilan teknik.

Sumber: Diterjemahkan dari James W. Carland et.al. (1984). “Differentiating


Entrepreneurs form Small Business Owners: A Conceptualization”
Academic of Management Review. April 1984, p. 356.
1.16 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

Selain dari beberapa karakteristik yang telah disebutkan oleh beberapa


penulis di atas, terdapat pula beberapa penulis di Indonesia yang telah
menguraikan ciri-ciri wirausaha secara panjang lebar. Sumarno (1984, pp.
10-44) membahas ciri-ciri sikap mental wirausaha secara mendalam dengan
mengemukakan tokoh Ezra Cornell, pendiri Cornell University di Amerika,
yang sukses dalam hidupnya karena memiliki sikap mental wirausaha. Ciri
sifat Ezra Cornell diringkas sebagai berikut.
1. Tidak lekas puas dengan hasil yang dicapai.
2. Berpikir analitis dan kreatif.
3. Bersemangat kuat dan bekerja keras.
4. Selalu bertujuan dan berencana.
5. Berani mengambil keputusan dengan bertanggung jawab.
6. Dapat menggunakan kesempatan.
7. Tahan kritik.
8. Cerdas.
9. Tahan derita dan tabah.
10. Lincah dan mampu berkomunikasi dengan baik.
11. Berpikiran luas dan futuristic.
12. Hubungan antarmanusia baik.
13. Jujur dan mau mawas diri.
14. Mampu mengendalikan diri dan disiplin.
15. Selalu berdoa mohon kekuatan pada Tuhan.

Sedang ciri-ciri wirausaha menurut para ahli yang mengikuti Lokakarya


Sistem Pendidikan dan Pengembangan Kewiraswastaan di Indonesia tanggal
21-23 Juli 1976, Bing P. Lukman dan kawan-kawan, mengidentifikasi
karakteristik wirausaha, yaitu inovatif, produktif, mandiri, ulet, tekun, tidak
cepat puas, dan berani mengambil risiko (Syarif, 1976). Pendapat yang lebih
terperinci disampaikan pula oleh Suparman Sumahamidjaya yang dikutip
oleh Danuhardimedjo (1981, pp. 7-8) sebagai berikut.
1. Mempunyai keberanian untuk mengambil risiko dalam menjalankan
tugasnya untuk mengejar keuntungan yang merupakan imbalan dari
karyanya.
2. Mempunyai daya kreasi, imajinasi, dan kemampuan yang sangat tinggi
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.
3. Mempunyai semangat dan kemauan untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapi.
 PKOP4206/MODUL 1 1.17

4. Selalu mengutamakan efisiensi dan penghematan-penghematan biaya


operasi perusahaan.
5. Mempunyai kemauan untuk menarik bawahan atau teman/partner usaha
yang mempunyai kemauan tinggi.
6. Mempunyai analisis yang tepat, sistematis, dan metodologis.
7. Tidak konsumtif, selalu menanamkan kembali keuntungan yang
diperoleh untuk memperluas usaha yang sudah ada atau
menanamkannya pada usaha-usaha yang baru.
8. Mempunyai kemauan yang tinggi dalam menilai kesempatan yang ada,
dan membawa teknik-teknik baru dalam mengorganisasikan usaha-
usahanya secara tepat guna dan efisien.
9. Tekun penuh kesanggupan dan tidak lekas putus asa.
10. Yakin akan hari depan yang penuh keberhasilan dan kegemilangan
11. Tidak menutup diri terhadap kemajuan sekitarnya.
12. Fleksibel dan cekatan serta cukup informatif dalam menghadapi partner
dan saingan-saingannya.

Oliver Clayton dalam penelitiannya tentang Planning a Career as a


Business Owner (1981, p. 23-25) menyimpulkan hasil surveinya dengan
mengemukakan saran-saran tentang karakteristik wirausaha sebagai berikut.

Be aggressive, be competitive, be goal-oriented, be confident, be


egocentric, make decisions, be an achiever very early in life, be a loner
in your final decision, put family and friends second to business, be an
opportunist, do not be security-oriented, be persistent, have
determination, be an optimist, have desire to achieve, be hyperactive
mentally, be a dreamer, be calculated risk-taker, want power, learn
from previous mistakes, be a perfectionist and be intuitive.
(Harus agresif, harus kompetitif, harus berorientasi pada tujuan, harus
percaya diri, harus memusatkan pada kepentingan sendiri, mampu
membuat keputusan, harus menjadi pengejar keberhasilan sejak usia
dini, harus mandiri/kuat dalam keputusan akhir, menempatkan keluarga
dan sahabat urutan kedua pada bisnis, harus menjadi seorang
opportunist, jangan berorientasi pada keamanan, harus kukuh,
bertujuan, harus optimis, memiliki hasrat untuk berprestasi, harus
memiliki mental yang kuat, harus menjadi seorang yang selalu
berangan-angan, harus menjadi pengambil risiko dengan penuh
perhitungan, menginginkan kekuasaan, belajar dari kesalahan
sebelumnya, harus berusaha menjadi seorang yang sempurna dan
intuisi).
1.18 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

Dalam beberapa literatur, kewirausahaan juga telah ditandai sebagai


interaksi antara sejumlah kemampuan sebagai berikut: pengendalian diri,
penyusunan perencanaan dan penetapan tujuan, pengambilan risiko, inovasi,
penggunaan umpan balik, pengambilan keputusan, hubungan antarmanusia,
dan tidak tergantung. Selain itu, hampir semua orang punya keyakinan bahwa
seseorang wirausaha yang berhasil adalah mereka yang tidak takut
berhadapan dengan kegagalan.
Pada tahun 1982 Hornaday pernah melakukan penelitian yang khusus
mengenai kehidupan dari para wirausaha. Dari hasil penelitiannya itu
akhirnya diperoleh sejumlah atribut yang pada umumnya selalu melekat pada
seorang wirausaha. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.

Karakteristik yang Biasanya Melekat pada Wirausahawan


1. Percaya diri.
2. Keteguhan hati.
3. Mempunyai kekuatan dan tekun.
4. Memiliki akal dan daya yang panjang (resourcefulness).
5. Memiliki kemampuan untuk mengambil risiko dengan penuh
perhitungan.
6. Dinamis dan memiliki kecakapan memimpin.
7. Optimis.
8. Kebutuhan akan prestasi.
9. Memiliki kecakapan dalam banyak hal (versatility); memiliki
pengetahuan tentang produk, pasar, permesinan, dan teknologi.
10. Kreatif.
11. Memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.
12. Memiliki kemampuan untuk “berbaikan” dengan orang lain.
13. Berinisiatif.
14. Fleksibel.
15. Cerdas.
16. Berorientasi pada tujuan yang jelas.
17. Memiliki tanggapan yang positif terhadap setiap tantangan.
18. Tidak tergantung pada pihak lain.
19. Tanggap terhadap saran dan kritikan.
20. Pandai mengelola waktu dan efisien.
21. Mampu mengambil keputusan secara cepat.
22. Bertanggung jawab.
 PKOP4206/MODUL 1 1.19

23. Berpandangan ke masa depan.


24. Akurat dan hati-hati.
25. Bisa bekerja sama.
26. Berorientasi pada keuntungan.
27. Belajar dari kesalahan.
28. Hasrat akan kekuasaan.
29. Memiliki kepribadian yang menyenangkan.
30. Egotisme.
31. Berani.
32. Penuh daya khayal.
33. Cerdik atau lekas mengerti (perceptiveness).
34. Bersikap toleran terhadap hal-hal yang bermakna ganda/mendua
(ambiguous).
35. Agresif.
36. Menikmati kegembiraannya/kesenangannya.
37. Manjur/mujarab.
38. Memiliki komitmen.
39. Percaya pada para bawahan dan pekerjaannya.
40. Peka terhadap pihak lain.
41. Jujur dan memiliki integritas.
42. Matang dan seimbang.

Sumber: Diterjemahkan dari John A. Hornaday dalam Kuratko dan Hodgetts (1989)
Entrepreneurship: A Contemporary Approach. Chicago: The Dryden Press,
p.68.

Di samping karakteristik kewirausahaan yang telah disajikan di atas,


Puslatkop dan PK juga telah merumuskan 17 ciri dan cara kewirausahaan
yang diperlukan untuk mengembangkan wirausaha Indonesia yang tangguh
dan unggul, kemudian dikenal sebagai ciri wirausaha Indonesia dengan
semangat 17 – 8 – 45. Secara terperinci jumlah ciri dan cara tersebut terdiri
dari 8 macam sebagai syarat pokok, 4 macam sebagai kualifikasi tangguh,
dan 5 macam sebagai kualifikasi unggul.

Kualifikasi Dasar Wirausaha Anda


1. Memiliki rasa percaya dan sikap mandiri yang tinggi untuk berusaha
mencari penghasilan dan keuntungan melalui perusahaan.
1.20 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

2. Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang usaha yang


menguntungkan serta melakukan apa saja yang perlu untuk
memanfaatkannya.
3. Mau dan mampu berkomunikasi, tawar-menawar dan musyawarah
dengan berbagai pihak yang besar pengaruhnya pada kemajuan usaha
terutama para pembeli/langganan (memiliki salesmanship).
4. Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat,
dan disiplin.
5. Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya serta luas dan tangguh,
tetapi cukup luwes dalam melindunginya.
6. Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas
perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain
(leadership/managerialship) serta melakukan perluasan dan
pengembangan usaha dengan risiko yang moderat.
7. Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang
kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan.
8. Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang
kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan.

Ciri dan Cara Wirausaha Tangguh


1. Berpikir dan bertindak strategik serta adaptif terhadap perubahan dalam
berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung
risiko yang agak besar dan dalam mengatasi berbagai masalah.
2. Selalu berusaha untuk mendapatkan keuntungan melalui berbagai
keunggulan dalam memuaskan langganan
3. Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan
perusahaan (dan pengusaha hanya) serta meningkatkan kemampuan
dengan sistem pengendalian intern.
4. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan
terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja serta
penumpukan permodalan.
 PKOP4206/MODUL 1 1.21

Ciri dan Cara Wirausaha Unggul


1. Berani mengambil risiko serta mampu memperhitungkan dan berusaha
menghindarinya.
2. Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik
untuk langganan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa
dan negara.
3. Antisipatif terhadap perubahan akomodatif terhadap lingkungan.
4. Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan
produktivitas dan efisiensi.
5. Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui
investasi baru di berbagai bidang.

Dari sejumlah ciri/karakteristik wirausahawan yang telah diuraikan


secara panjang lebar di atas, selanjutnya kami ingin mengajak Anda untuk
membahas secara lebih mendalam beberapa karakteristik penting yang paling
sering dikutip oleh para penulis dan tokoh kewirausahaan di atas. Walaupun
karakteristik atau ciri-ciri wirausahawan yang akan kita bahas berikut ini
mungkin kurang lengkap, namun paling tidak bahasan ini akan menyediakan
pengertian yang lebih mendalam tentang profil seorang wirausaha.

A. BERANI MENGAMBIL RISIKO DENGAN


PENUH PERHITUNGAN (CALCULATED RISK
TAKING)

Seorang wirausaha yang berhasil dalam usahanya bukanlah seorang


penjudi yang sukses karena unsur keberuntungan. Ketika seorang wirausaha
memutuskan untuk terjun dalam suatu usaha, mereka menangani usaha pada
pekerjaannya tersebut dengan penuh perhitungan dan hati-hati. Ia pun
menyadari betul bahwa setiap usaha yang dimulai tidak selalu berhasil
dengan baik dalam keberhasilan, akan tetapi ada kemungkinan berakhir
dengan kegagalan. Setiap aspek bisnis selalu berhadapan dengan risiko
kegagalan, namun ia harus berani memulai, dengan perhitungan yang cermat
karena kesuksesan tidak akan pernah tercipta jika usaha tidak pernah dimulai.
Ibarat kata pepatah, semakin tinggi pohon, semakin kencang anginnya,
semakin tinggi harapan, semakin sulit mencapainya.
Semakin besar usaha yang dilakukan akan semakin kompleks tantangan
yang dihadapi dan semakin besar risiko kegagalan yang dihadapi. Di lain
1.22 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

pihak, betapa pun kecil dan sederhananya suatu usaha kemungkinan risiko
kegagalan akan selalu ada. Atas dasar itu maka seorang wirausaha yang
berkemauan kuat untuk berhasil dalam hidupnya, harus berani berinisiatif
untuk memulai dan berbuat serta siap menghadapi tantangan. Seorang yang
ragu dan takut menghadapi risiko kegagalan tidak akan pernah memulai dan
tidak akan berhasil menjadi seorang wirausaha. Dalam melakukan suatu
usaha banyak faktor yang diperhitungkan. Baik faktor-faktor yang sifatnya
mendorong keberhasilan maupun sebaliknya faktor-faktor yang
menyebabkan risiko kegagalan. Dengan perhitungan yang cermat, seorang
wirausaha harus mampu menganalisis faktor-faktor tersebut serta melihat
kemungkinan bagaimana caranya ia bisa memperbesar peranan faktor
pendorong dan meminimalisasi peranan faktor penyebab kegagalan.
Dalam kaitannya sebagai pengambil risiko jika Anda tertarik untuk
mendirikan suatu usaha Anda harus mengambil keputusan dalam situasi yang
penuh ketidakpastian, sambil memperhitungkan kemungkinan untung
ruginya. Apakah Anda memilih alternatif yang mengandung risiko atau
alternatif “konservatif”, menurut Meredith et al. (1996) hal ini tergantung
pada (1) daya tarik setiap alternatif; (2) sejauh mana Anda mau rugi;
(3) kemungkinan relatif sukses dan gagal, dan (4) seberapa jauh Anda dapat
meningkatkan kemungkinan sukses dan mengurangi kemungkinan gagal.
Kemampuan mengambil risiko seorang wirausaha akan ditingkatkan
oleh hal-hal berikut ini.
Keyakinan pada dirinya
Kesediaan mereka untuk menggunakan kemampuan mereka sepenuhnya
untuk mengubah keadaan demi keuntungan mereka.
Kemampuan mereka untuk menilai situasi risiko secara realistis dan
kemampuan mereka untuk mengubah kesempatan/kemungkinan.

Dengan demikian, perilaku pengambilan risiko sebagai suatu ciri


wirausaha merupakan perilaku yang berkaitan enggan perilaku atau
karakteristik lainnya. Selain dengan keyakinan pada dirinya, pengambilan
risiko berkaitan juga dengan kreativitas dan inovasi. Semakin besar
keyakinan wirausaha pada dirinya sendiri, semakin besar kemampuan dirinya
untuk mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusannya dan semakin besar
kesediaan dia untuk mencoba, berkreasi dan berinovasi yang dalam
pandangan orang lain sebagai berisiko.
 PKOP4206/MODUL 1 1.23

Michael E. Porter (1998) berpendapat bahwa pada saat sekarang di mana


situasi persaingan tampak semakin ketat dan banyak terjadi perubahan yang
tidak pernah terduga sebelumnya maka seorang pengusaha selain harus
mempertimbangkan faktor-faktor internalnya, ia juga harus mampu
menganalisis dengan hati-hati lima faktor dominan dari lingkungan
persaingan bisnisnya (industry/competitive environment). Kelima faktor
tersebut adalah berikut ini.
1. Pendatang baru (new entrant) potensial dalam konteks ini, berarti bahwa
seorang wirausaha harus menganalisis ancaman masuknya pendatang
baru (threat of new entrants).
2. Pemasok (supplier) adalah seorang wirausaha harus menganalisis
kekuatan dia dalam melakukan tawar-menawar dengan pemasok
(bargaining power of suppliers).
3. Produk pengganti (substitute), yaitu seorang wirausaha harus pula
menganalisis ancaman yang berasal dari produk atau jasa pengganti
(threat of substitutes).
4. Pembeli (buyer) adalah seorang wirausaha sangat penting untuk
menganalisis kekuatan yang ia miliki untuk melakukan tawar-menawar
dengan pembeli (bargaining power of buyers)
5. Para pesaing industri (industry competitor), yaitu faktor yang tak kalah
pentingnya adalah seorang wirausaha harus menganalisis situasi
persaingan di antara perusahaan yang ada (intensity of rivalry).

B. MEMILIKI KOMITMEN DAN BERKEMAUAN YANG


KERAS (COMMITMENT AND PERSEVERANCE)

Komitmen terhadap usaha dan kemauan yang keras untuk mencapai


sasaran merupakan aspek yang paling pokok dari seorang wirausaha. Dengan
memiliki karakteristik tersebut seorang wirausaha akan mengabdikan dirinya
secara total terhadap usaha yang ditanganinya. Oleh karena 2 sifat ini
jugalah, seorang wirausaha bisa mengatasi berbagai kesulitan dan tantangan
yang dihadapi yang dalam pandangan umum hampir tidak mungkin bisa
dilakukan. Dalam pendirian usaha baru atau untuk pengembangan usaha
yang sudah ada seiring para penanam modal (investor) menguji terlebih
dahulu, sampai sejauh mana komitmen wirausaha yang bersangkutan. Dalam
hal ini mencakup, misalnya kesediaannya untuk menjaminkan harta benda
termasuk rumah yang ditempatinya. Seorang wirausaha harus siap
mengorbankan
1.24 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

waktu istirahatnya, menyita waktu untuk keluarganya, bahkan dia juga harus
menurunkan standard of living-nya.
Russell Knight (dalam Kent et al. 1982), yang mencoba mengelaborasi
hasil survei Hornaday tentang kehidupan entrepreneur, mengemukakan
bahwa kemauan yang keras dan keteguhan hati merupakan kunci
keberhasilan dari seorang wirausaha. Soemanto (1982, h.50) juga
berargumentasi bahwa “kekuatan untuk mencapai tujuan adalah kekuatan”.
Jika seseorang memiliki kemauan yang keras maka jalan akan terbuka
sehingga dia dapat mencapai tujuannya. Hanya seseorang yang memiliki
kemauan yang keras yang akan berhasil dalam hidupnya. Sebaliknya, orang
yang tidak memiliki kemauan yang keras, ia akan mudah menyerah bila
dihadapkan pada kesulitan dan tantangan.

C. MEMILIKI KEJUJURAN DAN DAPAT


DIPERCAYA (INTEGRITY AND RELIABILITY)

Menurut Kuratko dan Hodgetts (1989) integritas dan reliabilitas


merupakan perekat dan tali yang akan menyatukan keberhasilan seseorang
dengan seluruh klien. Investor partner (mitra), pelanggan, dan kreditor sangat
memperhatikan atribut yang satu ini. Integritas dan reliabilitas yang dimiliki
oleh seorang wirausaha merupakan modal penting dalam rangka membangun
dan mempertahankan kepercayaan semua klien. Agar seseorang memperoleh
kepercayaan dari orang lain dalam berusaha maka ia harus memiliki sifat
jujur dan bertanggung jawab. Banyak orang mengalami kegagalan dalam
menjalin hubungan bisnis hanya karena tidak memiliki sifat jujur. Menurut
Soemanto (1982) salah satu cara untuk menumbuhkan sifat jujur adalah
mendidik diri sendiri sehingga memiliki moral yang tinggi.

D. KREATIF (CREATIVITY)

Menurut Kuratko dan Hodgetts (1989) kreativitas merupakan suatu sifat


manusia yang dibawa sejak lahir (inherited trait). Namun, pendapat ini
dibantah oleh beberapa pengamat entrepreneurship yang mengatakan bahwa
kreativitas bukan semata-mata faktor genetik, tetapi merupakan sesuatu yang
bisa dipelajari. Matherly dan Goldsmith (1985) mengungkapkan bahwa
kreativitas merupakan kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan
 PKOP4206/MODUL 1 1.25

merealisasikan gagasan tersebut sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan


efektivitas suatu sistem.
Manusia wirausaha didukung oleh cara-cara berpikirnya yang kreatif.
Menurut Soemanto (1982) pemikiran kreatif itu sendiri didorong oleh dua
faktor, yaitu pengerahan daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah. Menurut
dia, apabila kita tidak memadukan daya imajinasi dengan kemampuan
berpikir ilmiah maka tidak akan mungkin kita melakukan pemikiran yang
kreatif.
Kuratko dan Hodgetts (1989, p. 40 – 41) mengidentifikasi ciri-ciri orang
yang kreatif sebagai berikut.
1. Cerdas, tetapi tidak berarti brilliant. Kreativitas tidak berhubungan
langsung dengan inteligensi yang tinggi.
2. Mampu menghasilkan gagasan-gagasan yang cemerlang dalam waktu
yang relatif singkat.
3. Memiliki imaji yang positif tentang dirinya. Mereka tampil utuh, seperti
siapa dirinya.
4. Memiliki kepekaan terhadap lingkungan di sekelilingnya dan perasaan
orang-orang fleksibel.
5. Lebih memperhatikan makna dan implikasi tentang suatu masalah
ketimbang hal-hal yang detail dari masalah tersebut.

E. PERCAYA DIRI (SELF – CONFIDENCE)

Manusia wirausaha memiliki keyakinan yang kuat atas kekuatan yang


ada pada dirinya. Manusia lahir dan dianugrahi kekuatan oleh Sang Pencipta
agar manusia dapat hidup dan mengelola alam ini secara bijaksana.
Walaupun seorang wirausaha sering dihadapkan pada sejumlah rintangan
yang sangat sulit, namun keyakinan akan kemampuan yang ada pada dirinya
tidak pernah memudar dan itu pula yang sering mendorong dia untuk
melakukan upaya-upaya kreativitasnya. Business Town (2000), sebuah
organisasi swasta yang memberi pelayanan sosial bagi small business di
Amerika, dalam artikel tentang Profile of an Entrepreneur menjelaskan.

Entrepreneurs are self-confident when they are in control of what


they’re doing and working alone. They tackle problems immediately
with confidence and are persistent in their pursuit of their objectives.
Most are at their best in the face of adversity, since they strive on their
1.26 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

own self-confidence (http://www. business…desiring/entrepreneur/


article1.asp).
Artinya, Para wirausaha percaya kepada dirinya ketika mereka
mengendalikan apa yang mereka sedang kerjakan dan ketika mereka
bekerja sendirian. Mereka mengatasi masalah secara cepat dengan
penuh percaya diri dan mereka juga sangat kukuh (teguh pendirian)
dalam mengejar tujuannya. Pada umumnya mereka menampilkan
kemampuan terbaiknya ketika berhadapan dengan kesengsaraan karena
mereka berusaha atas kepercayaan pada dirinya.

Pernyataan di atas berarti bahwa para wirausaha akan percaya diri ketika
mereka sedang mengendalikan apa yang mereka sedang kerjakan dan di kala
mereka sedang bekerja sendirian. Mereka menangani setiap masalah secara
cepat disertai percaya diri serta gigih dalam upayanya untuk mencapai
sasaran. Mereka menangani dengan seluruh kemampuan terbaiknya ketika
mereka dihadapkan pada kesengsaraan karena mereka berusaha atas rasa
percaya diri yang dimilikinya. Dalam hal ini perlu digarisbawahi bahwa
percaya pada diri sendiri tidak berarti mengakui keunggulan orang lain.
Demikian juga sebaliknya percaya pada diri sendiri tidak berarti tidak
menyadari kekurangan atau kelemahan diri sendiri. Dalam hal ini percaya
pada diri sendiri lebih bermakna bahwa seseorang yakin akan dapat
mengatasi kelemahan pribadinya, mencari solusi dari setiap kesulitan yang
dihadapinya serta ada kesediaan untuk terus-menerus meningkatkan
kemampuannya. Menurut Soemanto (1982) untuk memupuk rasa percaya
diri, seseorang harus:
1. mengenal dirinya sendiri. Dalam hal ini termasuk menyadari kelebihan
dan mengakui kelemahan yang dimiliki;
2. percaya pada diri sendiri. Percaya bahwa ia mempunyai potensi yang
tidak kurang dengan apa yang dimiliki orang lain yang berhasil;
3. mengetahui dengan jelas tujuan-tujuan serta kebutuhannya dan
bagaimana cara untuk mencapainya. Tujuan, kebutuhan, dan rencana
tersebut harus dipahami betul sehingga akan menumbuhkan kepercayaan
kepada diri sendiri. Dengan demikian, timbul pula kegairahan dan
semangat untuk mencapainya.

F. TIDAK TERGANTUNG PADA PIHAK LAIN (INDEPENDENCE)

Hasrat atau keinginan akan kebebasan, berdiri di atas kekuatan diri


sendiri, dan tidak tergantung pada orang lain merupakan driving force dari
 PKOP4206/MODUL 1 1.27

para wirausahawan yang bermunculan saat ini. Dilatarbelakangi oleh rasa


frustrasi terhadap sistem birokrasi yang kaku dan disertai oleh sebuah
kesadaran untuk melakukan sesuatu yang berbeda telah menggiring mereka
kepada kepribadian yang mandiri dan mencoba berupaya untuk mencapai
harapan dan keinginannya menurut cara dan gayanya. Perlu dicatat di sini
bahwa hal ini tidak berarti seorang wirausaha harus mengambil seluruh
keputusan oleh dirinya sendiri. Hal ini juga tidak berarti bahwa seseorang
wirausaha mesti selalu berkarya sendirian tanpa mengikutsertakan orang lain.
Hal yang sama diungkapkan oleh Soemanto (1982) bahwa manusia
wirausaha tidak suka bergantung kepada pihak lain di alam sekitarnya.
Dalam setiap usaha memajukan kehidupan diri serta keluarganya, manusia
wirausaha tidak suka hanya menunggu uluran tangan dari pemerintah atau
pihak lain di dalam masyarakat. Bahkan manusia wirausaha juga tidak suka
tergantung pada alam (misalnya cuaca dan kondisi alam). Manusia wirausaha
tidak mudah menyerah pada alam. Justru manusia wirausaha selalu berupaya
untuk bertahan dari tekanan alam dan bahkan jika perlu, berusaha untuk
menundukkan alam.

G. KEMAMPUAN BEKERJA SAMA DALAM SUATU TIM


(TEAM BUILDING)

Hasrat untuk independent dan mandiri tidak berarti mengesampingkan


hasrat seorang wirausaha untuk membangun sebuah team building yang
solid. Kebanyakan dari wirausaha yang sukses adalah mereka yang memiliki
kualifikasi yang tinggi, tim yang solid dan tangguh sehingga membantu
pengembangan organisasi dalam mencapai visi dan misi. Kenyataan
membuktikan bahwa seorang wirausaha yang memimpin suatu organisasi
memiliki visi yang jelas tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi di
masa depan dan bagaimana organisasinya ingin dipersepsikan oleh kliennya
maka para personel yang direkrut cenderung mereka yang memiliki
kualifikasi yang lebih dari tuntutan kompetensi yang diharapkan. Hal ini
sangat penting untuk menangani implementasi pekerjaan sehari-hari.
Keberhasilan seorang wirausaha dalam melibatkan diri dan membentuk suatu
tim yang tangguh, tidak terlepas dari kesediaannya untuk memahami
kelemahan orang lain dan berupaya mengarahkan orientasinya pada
pencapaian tujuan kelompok dalam menyelesaikan suatu masalah.
1.28 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

H. BERWAWASAN JAUH KE DEPAN (FORESIGHT)

Investasi yang dilakukan oleh seorang wirausaha dapat dipandang


sebagai suatu pengorbanan, yaitu mengorbankan sejumlah konsumsi pada
saat ini untuk memperoleh jumlah konsumsi yang lebih banyak pada waktu
yang akan datang. Dengan demikian, sangatlah masuk akal jika seorang
wirausaha memiliki sikap hidup yang berorientasi pada keadaan jangka
panjang yang lebih baik, tidak untuk mengejar kesenangan jangka pendek.
Dengan wawasan yang berorientasi jauh ke masa depan, seorang wirausaha
mampu menentukan tujuan dan rencana untuk jangka waktu tertentu, satu, 3,
atau 5 tahun ke depan. Dengan kemampuan yang dimilikinya, seorang
wirausaha berupaya mempersiapkan langkah usaha mandirinya secara hati-
hati dan penuh perhitungan, menganalisis prospek usahanya pada masa yang
akan datang, menganalisis keadaan pada masa depan termasuk perubahan-
perubahan yang mungkin terjadi, dan akhirnya menentukan strategi usaha.
Keberhasilan para wirausaha sangat banyak tergantung pada
kemampuannya mengantisipasi apa yang akan terjadi di masa depan dan
mengembangkan pokok-pokok strategi yang akan ditempuh oleh
perusahaannya sesuai dengan antisipasi keadaan masa depan tersebut.
Perubahan struktur pasar, perilaku konsumen, kebijaksanaan pemerintah,
keadaan ekonomi, dan kondisi persaingan merupakan contoh dari sekian
banyak faktor yang harus dipahami dan dianalisis sedini mungkin jika
seorang wirausaha ingin tetap menjaga kesinambungan usahanya.

I. MEMILIKI KEMAMPUAN MANAJERIAL DAN


KEPEMIMPINAN (MANAGERIAL AND
LEADERSHIP)

Meredith, dkk. (1996) mengungkapkan “Prestasi total sebuah bisnis


terutama ditentukan oleh sikap dan tindakan sang wirausaha. Efektivitas (dia)
sebagai pemimpin ditentukan oleh hasil-hasil yang dicapai” Wirausaha yang
berhasil merupakan pemimpin yang berhasil, baik yang memimpin sedikit
ataupun banyak karyawan. Dilihat dari hakikat pekerjaannya seorang
wirausaha adalah seorang manajer dan sekaligus pemimpin. Mereka harus
mencari peluang-peluang, memulai proyek-proyek, mengumpulkan dan
mengelola sumber-sumber daya yang dibutuhkan termasuk sumber daya
manusia, menentukan tujuan-tujuan untuk organisasi, membimbing, dan
memimpin mereka untuk mencapai sasaran organisasi.
 PKOP4206/MODUL 1 1.29

Fungsi utama seorang manajer adalah mendayagunakan kombinasi


sumber-sumber ekonomi yang dibutuhkan melalui orang-orang yang bekerja
untuk organisasi. Hal ini sepadan dengan pendapat Konntz dan O’Donnel
(1972) Management is getting thing done through the effort of other people”
(manajemen adalah upaya mencapai tujuan organisasi melalui kegiatan orang
lain). Dari keseluruhan pengertian dan fungsi manajemen yang disampaikan
oleh banyak pakar, kami bisa menyimpulkan bahwa fungsi perencanaan dan
pengorganisasian merupakan dua fungsi yang harus ada dalam suatu
organisasi.
Para ahli manajemen sepakat bahwa perencanaan dan pengorganisasian
itu harus lebih dulu diadakan daripada fungsi-fungsi yang lain, sedangkan
fungsi-fungsi yang lainnya boleh berbeda istilah, asal penggerakan bawahan
harus mendahului pengendalian.
Bagi seorang wirausaha kemampuan manajerial dan kepemimpinan
diperoleh tidak hanya terbatas dari lembaga pendidikan formal dan non
formal, tetapi diperoleh secara belajar sendiri dari berbagai sumber dan
terutama melalui pengalaman langsung. Dalam memahami dan menerapkan
manajemen dan kepemimpinan, seorang wirausaha, tidak hanya cukup
mempelajarinya sebagai suatu ilmu, tetapi dia menerapkannya dengan kiat
(seni)-nya sendiri. Oleh karena itu, penerapan seni atau gaya manajemen dan
kepemimpinan oleh setiap wirausaha jelas berbeda tergantung pada
wirausahawan yang melaksanakannya.
Seluruh kandungan materi tentang Kegiatan Belajar 2 tentang ciri-ciri
kewirausahaan telah sama-sama kita bahas, selanjutnya untuk mengetahui
tingkat pemahaman Anda terhadap materi yang telah Anda pelajari kerjakan
latihan berikut ini!

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Salah satu ciri dari wirausaha yang unggul adalah berani mengambil
risiko dengan penuh perhitungan. Jelaskan secara singkat dan jelas!
2) Memiliki kejujuran dan dapat dipercaya merupakan salah satu sifat yang
melekat pada seorang wirausaha. Jelaskan dan berikan contoh!
1.30 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

3) Tunjukkan bahwa memiliki kemampuan kepemimpinan dan manajerial


sangat penting dimiliki oleh seorang wirausaha!
4) Identifikasi dan berikan penjelasan singkat mengenai 4 ciri dan cara
wirausaha tangguh!
5) Tunjukkan dan berikan penjelasan singkat 5 dari 42 karakteristik seorang
wirausaha menurut John A. Hornaday!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Untuk menjawab pertanyaan tersebut Anda harus mengingat kembali


penjelasan butir (a) tentang keberanian mengambil risiko dengan penuh
perhitungan (calculated risk taking). Tegaskan bahwa setiap aspek bisnis
selalu berhadapan dengan risiko, tetapi seorang wirausaha harus berani
memulai dan dengan perhitungan yang cermat. Kesuksesan tidak akan
pernah terjadi jika usaha tidak dimulai.
2) Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan mempertimbangkan bahwa
kejujuran merupakan aspek moral yang sangat penting agar seseorang
bisa dipercaya. Kejujuran dan dapat dipercaya merupakan perekat yang
akan menyatukan keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan
usahanya. Banyak contoh yang bisa Anda kemukakan dalam kasus ini.
3) Jawablah pertanyaan tersebut dengan mempertimbangkan bahwa
seorang wirausaha dikodratkan untuk mengelola dan memadukan setiap
sumber daya agar menjadi sesuatu yang dapat dikerjakan dan dipasarkan.
Untuk mengelola sumber daya tersebut (modal, tanah, tenaga kerja,
beserta skill yang dimilikinya) diperlukan kemampuan kepemimpinan
dan pengelolaan. Tanpa memiliki dua kemampuan tersebut sangat tidak
mungkin usaha apa pun yang akan dikelola akan berhasil dengan baik.
4) Untuk menjawab pertanyaan tersebut Anda harus mengingat kembali 4
rumusan wirausaha tangguh yang disampaikan oleh Puslatkop dan PK
dalam Kegiatan Belajar 3 ini.
5) Untuk menjawab pertanyaan tersebut Anda harus mengidentifikasi
kembali hasil penelitian John A. Hornaday pada tahun 1982 tentang
karakteristik yang biasanya melekat pada seorang wirausaha. Ambillah
lima ciri di antaranya yang paling mudah menurut Anda untuk diberi
penjelasan.
 PKOP4206/MODUL 1 1.31

RANGKUMAN

Dari beberapa literatur asing dan dalam negeri diperoleh gambaran


bahwa begitu banyak rumusan tentang ciri-ciri atau karakteristik dari
para wirausaha yang telah memperkaya wacana kewirausahaan itu
sendiri. Sejak konsep entrepreneurship diperkenalkan sampai dengan
sekarang terdapat kecenderungan adanya berbagai penambahan dalam
ciri-ciri tersebut. Hal ini bisa dipahami mengingat semakin modern
tingkat kehidupan suatu masyarakat maka akan semakin kompleks dan
bervariasi pula hal-hal yang bisa dilakukan oleh seorang wirausaha. Dan
setiap perubahan pola kehidupan suatu masyarakat selalu meminta
tuntutan kemampuan yang berbeda sehingga sifat, sikap, dan ciri yang
dituntut dari seorang wirausaha pada setiap tahap perubahan tersebut
akan berbeda-beda pula. Apa yang disajikan dari hasil penelitian
Hornaday yang kelihatan begitu mendalam tentang ciri-ciri
kewirausahaan tersebut tidak tertutup kemungkinan untuk diperbarui dan
diberikan penambahan-penambahan baru, tetapi paling tidak hasil
penelitian beliau dapat dijadikan landasan yang sangat berharga untuk
mengembangkan studi lebih lanjut.

TES FORMATIF 2
Pilihlah! A. Jika jawaban 1, dan 2 benar
B. Jika jawaban 1 dan 3 benar
C. Jika jawaban 2 dan 3 benar
D. Jika jawaban 1, 2 dan 3 semuanya benar

1) Ciri pokok seorang wirausaha menurut Joseph Schumpeter adalah….


(1) inovatif
(2) inisiatif
(3) kreatif

2) Menurut McClelland ciri utama seorang entrepreneur adalah ….


(1) kebutuhan akan kekuasaan
(2) memperhitungkan risiko
(3) kebutuhan berprestasi
1.32 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

3) Berikut yang mendorong tokoh Ezra Cornell, pendiri Cornell University,


berhasil dalam hidupnya karena ia memiliki sifat berikut, yaitu …
(1) tahan derita dan tabah
(2) memiliki percaya diri yang tinggi dan tidak menerima masukan
orang lain
(3) mampu mengendalikan diri dan disiplin

4) Keberanian seseorang dalam mengambil risiko dapat ditingkatkan


melalui ….
(1) mempertebal keyakinan pada diri sendiri
(2) kesediaan orang tersebut untuk menggunakan kemampuannya untuk
mengubah keadaan demi keuntungan
(3) kemampuan orang tersebut untuk menilai situasi risiko secara
realistis

5) Menurut Michael E. Porter risiko yang dihadapi oleh pengusaha dalam


persaingan datang dari berbagai pihak, antara lain ….
(1) pendatang baru
(2) pemasok (rekanan)
(3) pesaing industri sejenis

6) Menurut Wasty Soemanto pemikiran kreatif seorang wirausaha didorong


oleh faktor-faktor sebagai berikut, yaitu ….
(1) mengerahkan daya imajinasi
(2) lingkungan
(3) proses berpikir ilmiah

7) Ciri-ciri orang kreatif menurut Kuratko dan Hodgetts adalah ….


(1) memiliki image yang positif tentang dirinya
(2) mampu menghasilkan gagasan yang cemerlang dalam waktu yang
relatif singkat
(3) selalu kurang yakin dengan pendapat orang lain

8) Menurut Wasty Soemanto untuk memupuk rasa percaya diri seseorang


harus ….
(1) menempuh bangku pendidikan
(2) mengenal dirinya sendiri
(3) mengetahui dengan jelas tujuan, kebutuhan, dan cara mencapai
tujuan hidupnya
 PKOP4206/MODUL 1 1.33

9) Seorang wirausaha yang tangguh, antara lain memiliki ciri-ciri ….


(1) berpikir dan bertindak strategik
(2) selalu meningkatkan kemampuan perusahaan
(3) selalu berusaha memperoleh keuntungan melalui berbagai
keunggulan produk/jasa

10) Menurut Russell Knight, kunci keberhasilan seorang wirausaha


adalah ….
(1) kemauan yang keras
(2) keteguhan hati
(3) kemampuan berkomunikasi

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.34 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

K EGIATAN B ELAJAR 3

Peran dan Fungsi Kewirausahaan

S emua negara, baik negara maju maupun negara yang sedang berkembang
selalu melaksanakan pembangunan ekonomi. Khusus untuk negara
sedang berkembang termasuk Indonesia, tujuan pembangunan ekonomi
dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya sehingga setara
dengan tingkat kehidupan yang telah dicapai oleh masyarakat yang telah
maju. Namun, kenyataan menunjukkan sampai sekarang tingkat kehidupan
sebagian besar masyarakat Indonesia masih ketinggalan jauh apabila
dibandingkan dengan negara-negara maju. Hal ini dikarenakan adanya
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh negara kita dan negara sedang
berkembang pada umumnya. Di samping menghadapi permasalahan modal,
salah satu permasalahan dasar yang dihadapi oleh negara kita adalah
ketersediaan manusia-manusia unggul yang memiliki semangat dan sikap
mental kewirausahaan. Oleh karena itu, peningkatan mutu sumber daya
manusia melalui program pengembangan tenaga kerja wirausaha akan sangat
membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi. Dengan program ini
diharapkan tumbuh manusia-manusia wirausaha yang mampu menjalankan
peran dan fungsi sebagai motor pertumbuhan ekonomi melihat ke hari depan
dan berani menghadapi tantangan, serta bersedia mengambil risiko. Hal yang
sama diungkapkan oleh Hardjoseputro (1987, p.16) yang menyatakan sebagai
berikut.

Ada suatu dalil yang menyatakan, suatu bangsa akan berkembang secara
ekonomis, apabila bangsa tersebut mempunyai wiraswasta-wiraswasta
yang mempunyai kebebasan dan motif-motif yang mendorongnya untuk
mengambil keputusan-keputusan yang bersifat kewiraswastaan, yang
sebetulnya berarti mengadakan inovasi, yaitu mewujudkan gagasan-
gagasan baru menjadi praktik.

Ancaman, tantangan, dan kesulitan tidak pernah akan reda, melainkan


justru semakin mencuat. Belum lagi situasi perekonomian Indonesia saat ini
yang kurang sehat akibat krisis yang berkepanjangan. Ditambah lagi masalah
pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, tidak sebanding dengan lapangan
kerja yang tersedia (Tabel 1.2) Dari tabel tersebut terdeteksi komposisi
penduduk Indonesia yang berumur 15 tahun ke atas berdasarkan jenis
 PKOP4206/MODUL 1 1.35

aktivitasnya. Pada tahun 1997, jumlah angkatan kerja sebanyak 89.602.835


orang hanya terserap oleh lapangan kerja yang tersedia sebanyak 85.405.529
orang. Kemudian, ada tahun 1998, jumlah angkatan kerja naik sekitar 3,5%
menjadi 92.734.932 orang dan bisa terserap sebanyak 87.672.449 pekerja,
kemudian menunjukkan peningkatan lagi pada tahun berikutnya, tahun 1999,
menjadi 94,847.178 orang.

Tabel 1.2
Populasi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Tahun 197, 1998, dan 1999

No. Jenis Pekerjaan 1997 1998 1999


1. Populasi Penduduk 15 135,070,350 138,556,198 141,096,417
Tahun ke atas
Angkatan Kerja 89,602,835 92,734,932 94,847,178
Tingkat Partisipasi
Angkatan (66,34) (66.63) (67.22)
Kerja 85,405,529 87,672,449 88,816,859
Bekerja 4,197,306 5,062,483 6,030,319
Pencari Kerja (4.68) (5.46) (6.36)
Persentase Pengangguran
2. Bukan Angkatan Kerja 45,467,515 45,821,266 46,249,239
Pelajar 10,814,356 11,273,682 10,934,731
Ibu Rumah Tangga 25,896,013 25,266,906 25,857,621
Lain-lain 8,757,146 9,280,678 9,456,887
Sumber: http://www/bps.go.id/statbysector/employ/table4.shtml

Dari tabel di atas, kita juga mendapat gambaran adanya peningkatan


jumlah pencari kerja selama kurun waktu tersebut. Hal ini mengindikasikan
bertambahnya jumlah pengangguran dari tahun 1997 sampai dengan tahun
1999. Pada tahun 1997 persentase pengangguran sebesar 4,68% (4.197,306 :
89.602.835), kemudian meningkat menjadi 5,46% pada tahun 1998.
Demikian juga untuk tahun berikutnya, tahun 1999, terjadi peningkatan
sebesar 0,9% menjadi 6,36%. Data pengangguran tersebut jika dilihat dari
jenjang pendidikan yang dicapai tampak, seperti berikut.
1.36 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

Tabel 1.3
Jumlah Pengangguran Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan 1997 1998 1999


1. Tamat Sekolah dasar 216,495 257,495 278,500
2. Sekolah Dasar 760,172 911,782 1,151,252
3. Sekolah Menengah Pertama 736,375 984,104 1,159,478
4. Sekolah Menengah Atas 2,106,182 2,479,739 2,886,216
5. Diploma I/II 104,054 47,380 90,230
6. Akademi/Diploma III 236,352 104,054 153,696
7. Universitas 236,352 310,947
Total 4,197,306 4,197,306 6,030,319
Sumber: http://www/bps.go.id/statbysector/employ/table4.shtml

Dari total pengangguran sebanyak 4,197,306 orang pada tahun 1997,


sebanyak 50 persen merupakan angkatan kerja lulusan sekolah menengah
atas (SMA), dan 5,6% adalah sarjana (S1) lulusan universitas.
Menyikapi keadaan tersebut di atas Suparman Sumahamidjaya
mengatakan bahwa untuk mengatasi jumlah pengangguran yang semakin
meningkat dan untuk melaksanakan pembangunan ekonomi Negara
Indonesia membutuhkan 2% dari jumlah penduduknya mempunyai jiwa top
entrepreneur. Hal ini berdasarkan pengamatan dia bahwa di Negara-negara
yang sudah maju, 2% dari jumlah penduduknya itu adalah top entrepreneur.
Lebih lanjut Sumahamidjaya (dalam Hardjoseputro 1987) mengatakan:
Sehubungan dengan masalah pembinaan wiraswasta ini semestinya
dalam satu Pelita dibikin manusia wiraswasta semuanya. Apa sebabnya saya
ingin mendidik orang menjadi wiraswasta? Bukankah karena kita ini tidak
ingin menganggur dan tidak ingin miskin? Di sinilah persoalannya?
Mencermati pendapat tersebut di atas, kami yakin Anda pun akan
sependapat bahwa Negara kita memerlukan ribuan orang yang memiliki jiwa,
semangat dan perilaku wirausaha. Mengapa orang yang memiliki jiwa,
semangat, dan perilaku wirausaha ini menjadi sangat penting? Untuk itu,
mari kita bahas satu per satu peran dan fungsi apa yang dimainkan oleh para
wirausaha terutama dalam pembangunan ekonomi suatu masyarakat.

A. PERAN KEWIRAUSAHAAN

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang peran kewirausahaan ini, ada
baiknya kita pertegas terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan istilah
 PKOP4206/MODUL 1 1.37

tersebut. Merujuk kepada makna kata peran yang sepadan dengan kata role
dalam bahasa Inggris yang artinya actor’s part in a play Dengan demikian,
kata peran kewirausahaan mengandung maksud seseorang atau actor (dalam
hal ini wirausahawan) yang melaksanakan tugas-tugas kewirausahaan. Dia
itu mempunyai peran sebagai spesifik saja disampaikan oleh Hardjoseputro
(1987) di mana menurut dia peranan kewirausahaan ini mempunyai
hubungan makna yang sama dengan istilah partisipasi. Dilihat dari kaca mata
pembangunan, menurut dia terdapat tiga pihak yang memegang peranan atau
berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan, yaitu sektor usaha pemerintah,
koperasi, dan swasta. Dengan tidak mengurangi arti dari peranan yang
dijalankan oleh pemerintah dan koperasi, menurut dia peran kewirausahaan
merupakan peran yang dilaksanakan oleh sektor swasta. Mencermati
pendapat tersebut, ini berarti jika membicarakan peran sektor swasta dalam
pembangunan yang oleh Hardjoseputro disebut “partisipasi wiraswasta dalam
pembangunan”. Lalu, bagaimana dengan dua sektor lainnya itu tadi?
Misalnya, apakah perilaku kewirausahaan juga bisa diperankan di organisasi-
organisasi milik pemerintah? Menurut John Taylor (dalam Wanna et al.
1996), dalam tulisannya Is There a Role for Entrepreneurial Activity in the
Public Sector? Mengatakan sebagai berikut.

There a fundamental problem in discussing the concept of


entrepreneurial activity as if is were something appropriate to public
service or the public sector. Without facetiousness, it is like discussing
fish and air, or birds and water.
Artinya, terdapat masalah yang sangat mendasar di dalam
mendiskusikan konsep tentang kegiatan kewirausahaan seolah-olah hal
tersebut sesuatu yang cocok untuk sektor pemerintah. Dengan tanpa
bermaksud untuk berkelakar, hal ini tampak, seperti membicarakan
antara ikan dengan udara atau membicarakan burung dengan air.

Menurut Taylor jika terdapat preposisi bahwa para manajer yang bekerja
di lembaga-lembaga pemerintah harus memerankan diri menjadi seorang
wirausaha maka sebagai konsekuensinya, misi tanggung jawab sosial dan
melayani kepentingan masyarakat umum akan terabaikan. Dalam uraian
selanjutnya Taylor menyatakan bahwa aktivitas kewirausahaan tidak dapat
dipraktikkan secara utuh di lingkungan sektor pemerintah, namun tidak
berarti para manajer tidak bisa memerankan semangat dan sikap
kewirausahaan. Banyak karakter kewirausahaan yang bisa bahkan harus
diperankan oleh para manajer tersebut dalam rangka mencapai sasaran
1.38 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

organisasinya. Bagi Anda yang tertarik untuk mengetahui jauh tentang hal
ini, kami sarankan agar Anda membaca buku Entrepreneurial Management
in the Public Sector yang ditulis oleh John Wana, John Foster, dan Feter
Graham.
Konsep berikutnya yang harus kita pertegas adalah “fungsi
kewirausahaan”. Fungsi kewirausahaan adalah kegiatan yang harus
dilaksanakan oleh seorang wirausaha dalam merealisasikan tugas-tugas
pokoknya. Menurut pusat latihan koperasi dan pengusaha kecil (Puslatkop
dan PK) yang diedit oleh Salim Siagian dan Asfahani (1955) fungsi yang
paling pokok dari kewirausahaan ada 2, yaitu berikut ini.
1. Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil risiko tentang
tujuan dan sasaran perusahaan serta pasar yang akan dilayani.
2. Mencari dan menciptakan terobosan-terobosan baru, terobosan baru
dalam mendapatkan masukan atau input, serta mengolahnya menjadi
barang dan jasa yang menarik dan memasarkan barang dan jasa tersebut
untuk memuaskan langganan dan sekaligus memperoleh keuntungan.

Masih menurut Puslatkop dan PK, dalam melaksanakan peran dan


fungsinya, lazimnya wirausaha yang baik, dianggap dan diakui sebagai
pionir-pionir pengembangan usaha yang menciptakan lapangan kerja,
menghasilkan barang dan jasa yang lebih baik, yang lebih bermanfaat serta
melakukan pengembangan dan akumulasi sumber daya modal, sumber daya
manusia, dan sarana teknologi. Jadi, wirausaha yang baik adalah mereka
yang berperan dan berfungsi untuk meningkatkan dan sekaligus memperkuat
bangsa dan negara.
Dengan mencermati pengertian peran dan fungsi kewirausahaan di atas
dapat disimpulkan bahwa antara peran dan fungsi kewirausahaan terdapat
hubungan pengertian yang tidak dapat dipisahkan. Di mana istilah fungsi
merujuk pada jenis kegiatan atau tugas yang dilaksanakan, sedangkan istilah
peran merujuk kepada aktor atau pelaku yang mengemban tugas tersebut.
Bertolak dari dasar pemikiran, seperti di atas maka pembahasan kita tentang
peran dan fungsi kewirausahaan ini, akan kami bahas secara bersamaan.
Dan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli terdapat
sejumlah peran dan fungsi kewirausahaan di antaranya peran selaku inovator
yang kegiatannya mencari dan melakukan tugas-tugas pembaruan, peran
selaku perencana yang kegiatannya meliputi penyusunan sebuah rencana
sebagai pedoman untuk pengoperasian usaha; peran selaku penanggung
 PKOP4206/MODUL 1 1.39

risiko yang kegiatannya, meliputi berkenaan dengan usahanya; peran selaku


pemimpin yang kegiatannya melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan; peran
selaku pengambil keputusan yang harus melaksanakan tugas-tugas
pengambilan keputusan baik keputusan yang sifatnya rutin, adaptif maupun
keputusan yang sifatnya inovatif; dan peran selaku penghubung di mana
seorang wirausaha harus bisa menumbuhkan suasana hubungan yang
harmonis baik di dalam perusahaan maupun dengan pihak lain di luar
perusahaan.
Selanjutnya, marilah kita memfokuskan perhatian untuk membahas
peran dan fungsi wirausaha tersebut satu demi satu.

1. Peran dan Fungsi selaku Inovator


Peter F. Drucker (1985) mengungkapkan bahwa peran pokok dari
seorang wirausaha adalah melakukan inovasi. Menurutnya inovasi adalah alat
spesifik wirausaha. Suatu alat untuk memanfaatkan perubahan sebagai
peluang bagi bisnis yang berbeda atau jasa yang berbeda. Dalam
menjalankan perannya sebagai inovator, wirausaha secara sengaja mencari
sumber inovasi, mencermati perubahan, dan gejala yang menunjukkan
adanya peluang untuk inovasi yang berhasil, dan mereka berusaha
mengetahui serta menerapkan prinsip inovasi yang dijadikan sebagai inti
pokok disiplin.
a. Menganalisis peluang. Dalam melakukan inovasi yang bertujuan dan
sistematis, seorang wirausaha memulainya dengan menganalisis peluang.
b. Konseptual dan perseptual. Karena inovasi bersifat konseptual dan
perceptual maka seorang wirausaha

2. Peran dan Fungsi Selaku Penanggung Risiko


Meredeith (1996, p.37) mengungkapkan bahwa “para wirausaha
merupakan pengambil risiko yang sudah diperhitungkan. Mereka bergairah
menghadapi tantangan. Wirausaha menghindari situasi berisiko rendah
karena tidak ada tantangannya dan menjauhi situasi risiko tinggi karena
mereka ingin berhasil. Para wirausaha berperan sebagai pengambil risiko
yang realistik, yaitu suatu situasi yang berisiko dan menantang, tetapi dapat
dicapai. Mereka mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas-
tugas yang sukar dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka.
Dalam peran selaku penanggung risiko juga mengandung pengertian bahwa
seorang wirausaha waktu mengambil keputusan, harus siap menanggung
1.40 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

risiko jika dampak dari keputusan yang diambilnya itu tidak sesuai dengan
harapan. Para wirausaha, yang berada pada manajemen tingkat puncak dalam
struktur organisasi, mereka bersedia menerima perubahan, mencoba berbagai
alternatif dan mengembangkan inovasi, mengembangkan produk yang sudah
ada, menciptakan produk-produk baru, mengembangkan teknik-teknik
produksi yang inovatif dalam mengejar keuntungan usaha. Para wirausaha
yang berani mengambil risiko dan inovatif ini biasanya menjadi tokoh dalam
bisnis. Mereka mempunyai gagasan-gagasan dan berupaya mengombinasikan
sumber-sumber ekonomi yang ada untuk merealisasikan gagasan mereka.

3. Peran dan Fungsi Selaku Pemimpin


Salah satu peran penting dari seorang wirausaha adalah berperan selaku
pimpinan. Menurut Robert L. Swidggett (dalam Kouzes dan Posner 1987),
wirausahawan yang sukses membawa Kollorgen Corporation di Amerika,
salah satu tugas utama wiraswasta dalam perannya sebagai pemimpin adalah
to create a vision. Selaku pemimpin dia akan mengerahkan seluruh sumber
daya yang ada termasuk orang-orang yang bekerja untuk organisasinya ke
arah tertentu. Dalam situasi persaingan yang semakin tajam dan adanya
gelombang perubahan yang semakin unpredictable keharusan memiliki suatu
visi yang jelas merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar. Melihat
kecenderungan sekarang, keharusan memiliki visi dan misi ini tidak hanya
dirasakan oleh lembaga-lembaga bisnis yang profit oriented, tetapi juga
dirasakan oleh organisasi-organisasi pemerintah, rumah sakit, yayasan dan
lembaga pelayanan sosial lainnya serta lembaga pendidikan. A vision is a
mental image of a possible and desirable future state of the organization.
Sebuah visi adalah suatu gambaran mental tentang keadaan dan kemungkinan
masa depan yang diharapkan dari suatu organisasi Selaku pemimpin, seorang
wirausaha juga memiliki peran sebagai berikut.
a. Menjelaskan hasil apa yang dituntut.
b. Memastikan bahwa setiap orang memahami perannya.
c. Memahami bagaimana kesesuaian setiap tugas tertentu dalam organisasi
dan tujuan-tujuannya.
d. Merencanakan bagaimana tugas itu harus dilaksanakan.
e. Menentukan sumber daya yang dibutuhkan.
f. Mengalokasikan setiap sumber daya yang sesuai.
g. Memastikan bahwa proses dan struktur organisasi sesuai dengan tugas
tersebut.
 PKOP4206/MODUL 1 1.41

h. Memantau kemajuan pelaksanaan tugas.


i. Menilai hasil dan meninjau kembali proses secara keseluruhan.

4. Peran dan Fungsi Selaku Pengambil Keputusan


Setiap wirausahawan harus melakukan peran sebagai pengambil
keputusan dalam situasi pekerjaan yang bagaimanapun. Dan dari sinilah
masa depan usaha dan organisasi akan ditentukan. Meredith (1996)
mengungkapkan bahwa seorang wirausaha harus kreatif, terutama dalam
mengambil keputusan. Dia juga menyarankan agar setiap wirausaha harus
punya kepercayaan diri yang teguh dan yakin dalam membuat keputusan-
keputusan yang tepat. Menurut Meredith peran dan kemampuan membuat
keputusan inilah yang membedakan seorang wirausaha dari yang lain.
Hellriegel dan Slocum (1992) menyatakan bahwa peran mengambil
keputusan merupakan peran yang selalu dibutuhkan pada setiap fungsi
manajemen, yaitu ketika seseorang sedang merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan. Agar keempat aspek
tersebut bisa berjalan maka diperlukan proses pengambilan keputusan secara
menyeluruh.
Perubahan yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi akan
dialami dalam perjalanan sebuah organisasi. Hal ini kerap kali menimbulkan
masalah yang sangat serius dan membutuhkan penanganan yang segera.
Seorang wirausaha harus cepat tanggap dan memahami masalah yang
dihadapi secara utuh. Kemudian, dia harus menganalisis dan mengevaluasi
alternatif solusi yang akan diambil, dan pada akhirnya membuat suatu
keputusan. Dalam melakukan perannya sebagai pengambil keputusan
Meredith (1966) menyarankan agar para wirausaha sepatutnya menggunakan
pengalaman masa lampau sebagai pedoman untuk mengambil keputusan,
namun harus diingat bahwa tidak ada dua situasi pengambilan keputusan
yang benar-benar sama. Meskipun persoalannya mungkin sama, tetapi situasi
dan lingkungannya berbeda.
Menurut Boulton (1987) terdapat tiga jenis keputusan yang harus
diambil oleh seorang wirausaha, yaitu keputusan yang sifatnya rutin,
keputusan adaptif, dan keputusan inovatif.
a. Keputusan yang sifatnya rutin (routine decision), yaitu jenis keputusan
yang diambil berdasarkan atas alternatif-alternatif solusi yang sudah
dipersiapkan sebagai respons terhadap permasalahan yang secara relatif
1.42 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

sudah diketahui dengan baik. Pada jenis keputusan ini, alternatif


keputusan dari setiap masalah yang muncul sudah dipersiapkan.
b. Keputusan yang adaptif (adaptive decision), yaitu jenis keputusan yang
diambil sebagai respons terhadap masalah yang jarang terjadi sehingga
hanya sebagian saja dari masalah dan alternatif pemecahannya yang
diketahui.
c. Keputusan yang inovatif (innovative decision), yaitu keputusan yang
diambil berdasarkan pada penemuan baru dan diagnosis terhadap
masalah-masalah baru yang tidak pernah dialami sebelumnya. Adanya
penemuan dan masalah baru tersebut telah mengundang kreativitas
pengambil keputusan untuk mengambil alternatif solusi yang unit dan
inovatif.

5. Peran dan Fungsi Selaku Penghubung


Salah satu aspek lainnya yang harus dimainkan oleh seorang wirausaha
adalah melaksanakan peran sebagai penghubung. Peran penghubung ini bisa
berupa melakukan hubungan dengan orang-orang yang di
perusahaan/organisasi tempat ia bekerja maupun dengan orang atau pihak
lain yang berada di luar organisasi. Kita mengetahui bahwa cukup banyak
badan-badan pemerintah yang mengatur, mengawasi, dan menawarkan
bantuan untuk pengusaha nasional terlebih-lebih bagi pengusaha kecil.
Dengan kepiawaian seorang wirausaha maka keberadaan badan-badan
tersebut dapat didayagunakan untuk membantu dan memaksimumkan
keuntungan bisnis. Sebagai contoh, selama Pemerintahan Orde Baru, tumbuh
dan berkembangnya perusahaan-perusahaan nasional keturunan Cina di
Indonesia adalah tidak lepas dari kemampuan mereka dalam melakukan
peran hubungan dengan pihak luar terutama badan-badan pemerintah dan
pemegang kendali kekuasaan. Misalnya, Liem Sioe Liong (Sudono Salim),
yang berjaya sebagai penanam saham terbesar pada berikut ini.
a. PT. Waringin yang bergerak di sektor perdagangan;
b. PT. Unicor Prima, PT. Indo Mobil Utama yang bergerak di sektor
otomotif;
c. PT. Bogasari, yang bergerak di bidang pangan (tepung),
d. PT. Indocement, bergerak di bidang penyediaan bahan bangunan
(semen);
e. PT. Mega, pada bidang ekspor dan impor cengkih;
f. Bank Central Asia, di bidang perbankan.
 PKOP4206/MODUL 1 1.43

Terlepas dari pergunjingan sebagian pihak tentang praktik-praktik bisnis


yang dijalankannya, tetapi saudara Sudono Salim telah membuktikan
semangat kewirausahaannya dalam mengelola kerajaan bisnis di tanah air.
Di samping itu seorang wirausaha juga harus mampu menjalin hubungan
baik dengan pelanggan. Pelanggan adalah segala-galanya. Oleh sebab itu,
pelanggan harus ditempatkan di atas semua kepentingan. Zikmund dan
D’amico (1989, p.17). Mengatakan bahwa The consumer or customer should
be seen as the fulcrum (konsumen atau pelanggan harus dilihat sebagai titik
tumpu). Maksudnya bahwa setiap upaya yang kita lakukan dari mulai
perencanaan produk atau jasa yang akan kita sediakan, organisasi yang kita
bangun, strategi pemasaran yang kita tempuh, semuanya harus diorientasikan
pada kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai penghubung, seorang
wirausaha juga harus pintar dalam menjalin hubungan baik dengan para
pemasok (suppliers), para wirausaha lain, para profesional, seperti bankir,
konsultan manajemen, agen asuransi, pengacara, dan pihak lain yang dapat
meningkatkan kemajuan usaha yang dikelola.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Diskusikanlah dengan teman Anda! Mengapa John Taylor berpandangan
bahwa jika kita membicarakan konsep entrepreneurship di lingkungan
lembaga-lembaga public service atau public sector bagaikan
membicarakan burung dengan air atau membicarakan ikan dengan
udara?
2) Salah satu tugas utama seorang wirausaha dalam menjalankan peran dan
fungsinya sebagai pemimpin adalah menciptakan misi organisasi yang
dipimpinnya. Jelaskan!
3) Jelaskan mengapa rasa percaya diri perlu dimiliki oleh seorang
wirausaha dalam mengambil setiap keputusan?
4) Menurut Anda, kiat-kiat apa yang diperlukan seorang wirausaha agar
peran sebagai pengambil keputusan dapat dilaksanakan secara baik?
5) Dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai inovator, seorang
wirausaha pada umumnya selalu menyediakan waktu untuk secara
1.44 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

sengaja mencari sumber-sumber informasi. Menurut Anda apa saja yang


bisa dijadikan sumber inovasi tersebut?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Public service atau public sector dengan entrepreneurship merupakan


dua hal yang berbeda. Konsep entrepreneurship merupakan konsep
bisnis yang bisa dilaksanakan secara utuh di lembaga-lembaga yang
profit oriented, sedangkan public sector didirikan dengan misi utama
untuk melayani kepentingan masyarakat luas supaya masyarakat
mendapatkan hak dan kesempatan yang sama dalam memperoleh
pelayanan tertentu dari pemerintah, misalnya pelayanan dalam
pendidikan dan kesehatan. Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa
public sector semata-mata didirikan untuk melayani kepentingan
masyarakat dan bukan keuntungan. Perbedaan dalam misi inilah yang
menyebabkan konsep entrepreneurship tidak bisa dipraktikkan secara
utuh di lingkungan public sector.
2) Visi merupakan suatu gambaran keadaan di masa depan diharapkan bisa
dicapai. Dengan memiliki visi yang jelas maka seluruh potensi dan
sumber daya yang dimiliki akan dikelola dan dikerahkan pada satu arah
yang jelas. Sebaliknya tanpa visi maka pemimpin akan mendapatkan
kesulitan dalam mengarahkan seluruh orang yang terlibat serta sumber
daya yang dimiliki karena ia tidak punya gambaran ke mana organisasi
akan melangkah.
3) Menangani ketidakpastian merupakan kondisi umum yang selalu
dihadapi dalam berusaha dan mengambil keputusan dalam suasana yang
penuh ketidakpastian juga merupakan hal jamak dalam menjalankan
roda usaha. Yang sangat penting di sini, meskipun sebuah keputusan
diambil dalam suasana yang penuh ketidakpastian tersebut, seorang
wirausaha haruslah mempunyai rasa percaya diri dan mempunyai sikap
yang positif terhadap keputusan yang diambil. Rasa percaya diri ini akan
sangat membantu seseorang wirausaha untuk menggunakan pengambilan
keputusan sebagai suatu kekuatan positif dalam mencapai tujuan dan
cita-cita perusahaannya.
4) Agar peran sebagai pengambil keputusan dapat dilaksanakan secara baik
maka seorang wirausaha harus:
 PKOP4206/MODUL 1 1.45

a. mengumpulkan informasi sebanyak mungkin;


b. menghimpun masukan-masukan baik dari dalam organisasinya
maupun dari luar;
c. menguasai persoalan yang akan dipecahkan terlebih dahulu;
d. meminta bantuan kepada orang yang lebih ahli (konsultan) yang
lebih memahami persoalan.
5) Terdapat beberapa sumber inovasi empat di antaranya adalah berikut ini.
a. Ketidakserasian mencakup realita ekonomi yang tidak sesuai,
ketidakserasian antara nilai dan harapan pelanggan, dan
ketidakserasian dalam irama atau logika dari sebuah proses.
b. Kebutuhan proses. Ada pepatah yang mengatakan “Kebutuhan
adalah induk penemuan”. Kebutuhan proses sebagai sumber inovasi
dimulai dari pekerjaan yang akan dilakukan. Ia lebih mengarah
pada tugas, baik menyempurnakan proses yang sudah ada,
mengganti mata rantai yang lemah, atau merancang ulang proses
lama yang sudah ada atas dasar pengetahuan baru.
c. Pengetahuan baru. Sejarah telah membuktikan bahwa dari sekian
banyak inovasi, inovasi yang didasarkan atas pengetahuan berada di
urutan teratas. Ingatlah Anda kana nama-nama, seperti Alexander
Fleming yang menemukan jamur penicillin, John Amos Comenius
yang merancang dan menggunakan buku bacaan pertama dalam
bahasa latin pada pertengahan abad ke-17, August Borsig
penemu/pembuat lokomotif uap di Jerman dan seterusnya. Inovasi
berdasarkan ilmu pengetahuan mempunyai rentang waktu yang
panjang. Bermula dari munculnya pengetahuan baru dan
kemungkinan penerapannya dalam teknologi. Kemudian,
diperlukan waktu yang lama lagi sebelum teknologi baru tersebut
dapat diolah menjadi barang, proses atau jasa di pasar.
d. Struktur industri dan pasar – Adanya kerapuhan dalam struktur
industri dan pasar menyebabkan timbulnya peluang-peluang baru.
Satu goresan inovasi yang kecil saja cukup membuat perubahan
dalam struktur industri dan pasar tersebut. Contoh dalam industri
dan pasar mobil. Industri dan pasar mobil pada abad ke-20 tumbuh
begitu cepat sehingga pasarnya mengalami perubahan secara
drastis. Henry Ford Junior di Amerika melihat bahwa struktur pasar
itu sebagai peluang untuk menghimpun sebuah perusahaan mobil
besar yang dikelola secara profesional. Ia mendirikan General
1.46 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

Motors pada tahun 1905, membeli sejumlah perusahaan mobil yang


ada dan mengintegrasikannya menjadi sebuah perusahaan mobil
yang besar dan modern. Struktur pasar dan industri mobil dunia
kembali mengalami perubahan yang sangat berarti pada antara
tahun 1960-an dan 1980-an. Sejak tahun 1960 industri mobil tiba-
tiba saja berubah menjadi sebuah industri global.

RANGKUMAN

Pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai oleh negara maju dan


upaya peningkatan kesejahteraan yang sedang dilaksanakan oleh negara
sedang berkembang, dalam keadaan bagaimanapun konteksnya, banyak
bergantung pada mutu sumber daya manusia yang memiliki semangat
kewirausahaan, yaitu manusia-manusia yang mampu berpikir logis,
sistematis, kritis, kreatif dan inovatif, berwawasan jauh ke depan, dan
berani menghadapi tantangan serta tidak takut terhadap berbagai risiko
yang akan terjadi. Hal inilah yang menegaskan peran dan fungsi
kehadiran para wirausahawan dalam pembangunan.
Terdapat enam peran dan fungsi kewirausahaan dalam
pembangunan, yaitu sebagai inovator, perencana, pengambil keputusan,
penanggung risiko, dan penghubung.

TES FORMATIF 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Menurut Peter Drucker peran utama dari seorang wirausaha adalah ….


A. mengambil risiko
B. melaksanakan inovasi
C. mengambil keputusan
D. menyusun perencanaan

2) Jika konsep kewirausahaan secara utuh diterapkan di lembaga public


sector maka ….
A. misi utama pelayanan sosial akan terabaikan
B. kontrol pemerintah terhadap lembaga tersebut menjadi terbatas
C. lembaga public sector tersebut menjadi independent
D. pimpinan lembaga tersebut memiliki otoritas penuh dalam
mengendalikan jalannya organisasi
 PKOP4206/MODUL 1 1.47

3) Dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai pemimpin, seorang


wirausaha harus melakukan, kecuali ….
A. menentukan visi organisasi bersama stafnya
B. menyusun kebijakan organisasi sendiri
C. memastikan bahwa setiap staf memahami tugasnya
D. memantau kemajuan pelaksanaan tugas

4) Berikut yang merupakan prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh


seorang wirausaha dalam melakukan inovasi, kecuali ….
A. dimulai dari yang kecil
B. sederhana dan fokus
C. berorientasi pada kebutuhan
D. konseptual dan perseptual

5) Menurut Boulton terdapat tiga jenis keputusan yang harus diambil oleh
seorang wirausaha, kecuali ….
A. keputusan rutin
B. keputusan kreatif
C. keputusan adaptif
D. keputusan inovatif

6) Dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai pemimpin, ciri dari


seorang wirausaha yang berwibawa, kecuali ….
A. mengetahui seni pendekatan pada bawahan
B. mengelola bawahan secara otoriter
C. menerima tanggung jawab atas segala keputusan organisasi
D. tidak takut tersaingi dalam kepemimpinannya

7) Menurut Robert L. Swidggett tugas pokok wirausahawan dalam


menjalankan peran dan fungsinya sebagai pemimpin adalah ….
A. membuat visi
B. membina hubungan baik dengan customer
C. mencari dan mengalokasikan sumber daya
D. memotivasi karyawan

8) Berikut merupakan peran dan fungsi pokok kewirausahaan menurut


Pusat Latihan Koperasi dan Pengusaha Kecil, kecuali ….
A. mengelola organisasi
B. membuat keputusan penting
C. mengambil risiko
D. membuat terobosan baru
1.48 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

9) Dalam menjalankan fungsinya sebagai penghubung antara organisasi


dengan pihak luar terutama konsumen, wirausahawan harus melihat
konsumen sebagai titik tumpu dari seluruh kepentingan perusahaan.
Pendapat ini disampaikan oleh ….
A. Zikmund dan D’Amico
B. Peter F. Drucker
C. Meredith
D. Boulton

10) Keputusan yang didasarkan atas alternative solusi yang sudah disiapkan
disebut keputusan ….
A. adaptif
B. berencana
C. kreatif
D. rutin

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik


sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang
belum dikuasai.
 PKOP4206/MODUL 1 1.49

Kunci Jawaban Tes Formatif


Tes Formatif
1
1) A. Robut L Ronstadt.
2) B. Richard Cantillon.
3) C. Inpres no 4 Tahun 1995.
4) D. Pak Pulan sedang memasukkan lamaran pekerjaan ke sebuah
perusahaan.
5) A. Keberanian dalam mengambil risiko dan transformasi sumber
daya
6) B. Gemar melakukan inovasi.
7) B. Kurang percaya diri.
8) A. Selalu berupaya mencari peluang yang menguntungkan bagi
dirinya tanpa menghiraukan kepentingan orang lain.
9) C. Penampilan.
10) A. Berhubungan dengan sesamanya.

Tes Formatif 2
1) A. Inovatif dan inisiatif.
2) C. Memperhitungkan risiko dan kebutuhan berprestasi.
3) B. Tahan derita dan tabah, serta mampu mengendalikan diri
4) D. Semuanya benar.
5) D. Semuanya benar.
6) B. Mengerahkan daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah
7) A. Memiliki image yang positif tentang dirinya dan mampu
menghasilkan gagasan.
8) C. Menempuh pendidikan dan mengetahui tujuan.
9) D. Semuanya benar.
10) A. Kemampuan yang luas dan berkomunikasi.

Tes Formatif 3
1) B. Melaksanakan inovasi.
2) A. Misi utama pelayanan sosial akan terabaikan.
3) C. Memastikan bahwa setiap staf memahami tugasnya.
4) C. Berorientasi pada kebutuhan.
5) B. Keputusan kreatif.
6) B. Mengelola bawahan secara otoriter.
7) A. Membuat visi.
1.50 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

8) A. Mengelola organisasi.
9) A. Zikmund dan D. Amico.
10) D. Rutin.
 PKOP4206/MODUL 1 1.51

Daftar Pustaka

Afiff, Faisal (1994). Menuju Pemasaran Global. Bandung: Eresco.

Archer, Howard (1990). “The Role of the Entrepreneur in the Emergence and
Development of UK Multinational Enterprises”: Journal of European
Economic History (on line) Available:
URL <http://www.cele.edu?commer/c971088.html.

Business Town (2000) “Entrepreneurial: profile of an Entrepreneur. Small


business Web Guide (on line). Available:
URL <http://www.businesst...dspring/entrepeneur/article 1.asp

Carland, Jame W. et al. (1984). Differentiating Entrepreneurs from small


Business Owners: A Conceptualization. Academic of Management
Review. April 1984.

Clayton, Oliver. (1981). Planning a Career as a Business Owner. Business


Education Forum 36.

Cole, Arthur (1959. Business Enterprise in its Social Setting. Cambridge:


Harvard University Press.

Danuhadimejo, Jatmiko (1981). Suatu Tinjauan terhadap Peranan Pendidikan


dan Pengembangan Kewirausahaan dalam menunjang Pembangunan di
Indonesia. Bandung: IKIP Bandung.

Hornaday, A. John (1982). Research About Living Entrepreneur. New


Jersey: Prentice Hall, Inc.

Howard, Archer (1990). “The Role of the Entrepreneur in the Emergence and
Development of UK Multinational Enterprises”: Journal of European
Economic History (on line) Available:
URL <http://www.cele.edu?commer/c971088.html.
1.52 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN 

Kartajaya, Hermawan, dkk. (1996) 36 Kasus Pemasaran Asli Indonesia.


Jakarta: Elex Media Komputendo.

Kent, Calvin A.et al. (1982). Encyclopedia of Entrepreneurship. Englewood


Cliffs: Prentice Hall, Inc.

Kirzner, Israel M. (1979). Perception, Opportunity, and Profit: Studies in the


Theory of Entrepreneurship. Chicago: University of Chicago Press.

Koontz, Harold dan O’Donell, Cyrill (1972). Principle of Management,


Analysis of Managerial Functions. Kokusha, Tokyo: McGraw Hill Ltd.

Kuratko, Donald F. dan Hodgetts, Richard M. (1989). Entrepreneurships:


A Contemporary approach. Chicago: The Dryden Press.

Matherly, Timothy A. dan Goldsmith, Ronald E. (1985) :The Two Faces of


Creativity.” Business Horizons. September – Oktober.

Meredith, Geoffrey G. et. al. (1996) Kewirausahaan: Teori dan PraktIk. Seri
Manajemen No. 17. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Napitupulu, WP. (1976)” Pendidikan Kewiraswastaan di Indonesia.” Kertas


Kerja pada Lokakarya Sistem Pendidikan dan Pengembangan
Kewiraswataan di Indonesia. Jakarta, 21 – 23 Juli 1976

Porter, Michael E. (1988) Competitive Advantage: Creating and Sustaining


Superior Performance. New York: The Free Press.

Pusat latihan Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil (1995).


Kewirausahaan Indonesia dengan Semangat 17 – 8 – 45. Jakarta:
Kloang Klede Jaya.

Sagir, Soeharsono (1975). Entrepreneurship Transmigrasi. Bandung: BPFE,


Universitas Pajajaran Bandung.
 PKOP4206/MODUL 1 1.53

Schumpeter, Joseph (1951) “Change and the Entrepreneur” in Essays of J.A.


Schumpeter. Ed. Richard V. Clemence (Reading). Mass: Addison
Wesly.

Shapero, Albert (1975) Entrepreneurship and Economic Development.


Milwaukee: Project ISEED, Ltd.

Soemanto, Wasty (1984). Alternatif Pendidikan Wiraswasta Menuju Tinggal


Landas Pembangunan. Surabaya: Usaha Nasional.

Soemarwoto, Otto (1991) Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.


Jakarta: Penerbit Djambatan.

Sumahamidjaya, Suparman (1976) Prakata Ketua Panitia. Prakata pada


Lokakarya Sistem Pendidikan dan Pengembangan Kewiraswastaan di
Indonesia. Jakarta, 21 – 23 Juli 1976

Sumarno. (1984). Kontribusi Sikap Mental Wiraswasta untuk Berprestasi.


Jakarta: Era Swasta

Usman, W. (1995) Pengaruh Globalisasi Terhadap Ekonomi (Kertas Kerja).


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai