Rahbil Tugas 4

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Nama: Rahbil Asyatibi Kastadja

NPM: 2006580291
TUGAS 4
EKSPOSISI

PERMASALAHAN BECAK DI JAKARTA

Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, menghadapi berbagai masalah kemacetan lalu lintas
yang cukup parah. Dalam perkembangannya, terutama pada awal tahun 2000an, ibu kota ini
telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam jumlah kendaraan bermotor. Peningkatan
kendaraan bermotor ini diakibatkan juga oleh berbagai macam faktor, seperti permintaan pasar
yang tinggi, kurangnya transportasi publik, dan banyaknya pendatang dari berbagai macam
daerah. Kemudian, masalah tersebut menjadi lebih kompleks ketika keberadaan becak sebagai
alat transportasi tradisional yang telah menjadi bagian dari jaring pengaman sosial dan ekonomi
bagi warga berpendapatan rendah, sekarang menjadi suatu kontroversi.
Pertama, becak yang bergerak dengan tenaga manusia cenderung memiliki kecepatan
yang lebih lambat dibandingkan kendaraan bermotor lainnya. Operasinya yang berada di pinggir
jalan, dengan ukuran lebar yang cukup besar, sering kali memaksa kendaraan lain untuk
melambat atau bahkan berhenti kendaraan bermotor lainnya. Dalam kondisi Jakarta yang sudah
padat, keberadaan becak hanya memperburuk kemacetan.
Kedua, dari segi keselamatan penumpang dan pengendara, becak menunjukkan
kerentanan dalam keselamatan penumpangnya ketika berkendara. Tidak seperti kendaraan
bermotor yang lain, becak tidak menjalani uji kekuatan yang memadai dan penumpangnya tidak
diwajibkan mengenakan helm ketika sedang berjalan. Hal ini tentu saja meningkatkan risiko
kecelakaan yang bisa membahayakan baik pengendara maupun penumpang.
Ketiga, meskipun becak merupakan bagian dari warisan budaya tradisional di Indonesia,
perlu dipertimbangkan penyesuaian fungsi becak dalam konteks modern. Sebagai contoh, di
Beijing, rickshaw atau alat transportasi sejenis becak yang merupakan alat transportasi
tradisional telah bertransformasi menjadi atraksi pariwisata. Hal ini menunjukkan bahwa becak
bisa bertransformasi menjadi sumber daya pariwisata yang diatur dengan baik, yang tidak hanya
mempertahankan tradisi tapi juga memberikan manfaat ekonomi yang lebih stabil dan aman bagi
pengemudinya.
Mengingat kondisi lalu lintas di Jakarta dan isu keselamatan yang terkait, sepertinya
rasional untuk mendorong kebijakan yang membatasi atau menghilangkan operasi becak sebagai
alat transportasi sehari-hari. Sebagai gantinya, pemerintah dapat mengusulkan kebijakan yang
mengatur becak sebagai bagian dari sumber daya pariwisata di Jakarta. Ini tidak hanya akan
mempertahankan warisan budaya tetapi juga meningkatkan status sosial dari pengemudi becak
dan menciptakan lapangan kerja dalam sektor pariwisata yang lebih aman dan terorganisir.
Untuk meningkatkan dan mengembangkan becak sebagai sarana yang lebih efektif dan
memberikan manfaat lebih luas, beberapa strategi bisa diimplementasikan. Pertama, pemerintah
dapat menetapkan zonasi operasional khusus di mana becak boleh beroperasi, seperti di area
wisata atau taman yang memiliki lalu lintas yang kurang padat. Kedua, modernisasi becak
dengan peningkatan fitur keselamatan, seperti sabuk pengaman dan pencahayaan yang memadai,
akan membantu menjamin keamanan penumpang serta pengemudi. Ketiga, pentingnya pelatihan
dan sertifikasi bagi pengemudi becak tidak hanya meningkatkan keamanan tapi juga
mempersiapkan mereka sebagai pemandu tur yang dapat memberikan informasi historis dan
budaya lokal kepada penumpang.
Selanjutnya, integrasi becak dalam industri pariwisata melalui paket tur yang menarik
dapat membuka peluang ekonomi baru serta mempromosikan warisan budaya. Pemerintah bisa
memberikan subsidi atau insentif keuangan untuk membantu pengemudi becak dalam pembelian
atau perbaikan kendaraan. Untuk meningkatkan aksesibilitas dan visibilitas, pengembangan
aplikasi mobile untuk pemesanan becak dapat memudahkan pengguna, mirip dengan aplikasi
ride-sharing. Promosi aktif melalui kampanye pemasaran dan keterlibatan dalam event serta
festival lokal akan meningkatkan kesadaran publik dan minat terhadap becak. Dengan
mengimplementasikan strategi ini, becak tidak hanya akan bertahan sebagai transportasi
tradisional tetapi juga berkembang menjadi aset kultural dan ekonomi yang lebih dinamis dan
berkelanjutan.
Oleh karena itu, meskipun menjadi bagian penting dari sejarah transportasi Indonesia,
tindakan tegas dalam mengatur ulang peran becak di Jakarta adalah langkah yang perlu untuk
mengatasi masalah kemacetan dan keselamatan, sekaligus mengoptimalkan nilai budaya dan
ekonomi becak.

Anda mungkin juga menyukai