Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan Dan Nilai Perusahaan
Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan Dan Nilai Perusahaan
Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan Dan Nilai Perusahaan
ABSTRACT
Keywords: This study aims to investigate financial performance against value.
firm value, CEO share ownership is used as a moderating variable in the
financial performance, relationship between the two. The company's performance in this
managerial ownership. study uses economic value added (EVA). The data used in this study
are sourced from the financial statements and stock prices of non-
financial companies listed on the Indonesian stock exchange from
2018 to 2020. The data are sourced from www.idx.co.id, the
company's official website, and www.finance.yahoo.com. Sampling
was conducted by purposive sampling with a total sample that can be
used amounted to 84 observations. Research data were tested using
multiple linear regression analysis for panel data. This study
concludes that the company's financial performance negatively
relates to firm value. Meanwhile, the CEO's share ownership did not
succeed in having a moderating role in the relationship between firm
performance and firm value. Based on the results of this study, the
Financial Services Authority needs to increase the role of monitoring
the company's performance in aligning the interests of investors.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi kinerja keuangan terhadap
Kata Kunci: nilai perusahaan. Kepemilikan saham CEO digunakan sebagai variabel
Nilai perusahaan, kinerja moderasi dalam hubungan di antara keduanya. Kinerja keuangan perusahaan
keuangan, kepemilikan dalam penelitian ini menggunakan economic value added (EVA). Data yang
manajerial digunakan dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan dan harga
saham perusahaan non keuangan yang terdaftar di bursa efek Indonesia
periode tahun 2018 sampai dengan tahun 2020. Data bersumber dari
www.idx.co.id, laman resmi perusahaan dan www.finance.yahoo.com.
Pemilihan sampel dilakukan dengan purporsive sampling dengan total
sampel yang dapat digunakan berjumlah 84 observasi. Pengujian data
penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda untuk data panel.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan memiliki
hubungan negatif terhadap nilai perusahaan. Sementara itu, kepemilikan
Corresponding author*: saham CEO tidak berhasil memiliki peran moderasi dalam hubungan antara
Amrie Firmansyah kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian ini,
[email protected] Otoritas Jasa Keuangan perlu meningkatkan peran pengawasan atas kinerja
keuangan dalam menyeleraskan kepentingan investor.
38
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
Pendahuluan
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang dinilai dapat
mencerminkan kesejahteraan pemegang sahamnya (Brigham & Houston, 2019). Kualitas kinerja
keuangan perusahaan go public salah satunya dapat dinilai melalui nilai perusahaan (Putra & Lestari,
2016). Informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan di pasar modal yang direpresentasikan oleh
harga saham dapat digunakan investor dalam pengambilan keputusan investasi (Nisasmara &
Musdholifah, 2016). Kepercayaan investor terhadap perusahaan dan prospeknya meningkat seiring
peningkatan harga saham perusahaan. Perusahaan berusaha untuk membuat keputusan dan kebijakan
yang diyakini mampu meningkatkan nilai perusahaannya dalam jangka panjang (Firmansyah,
Setiawan, et al., 2020). Investor memberikan peranan besar pada keberlangsungan perusahaan melalui
aliran modal. Dana yang diperoleh perusahaan dapat dimanfaatkan untuk ekspansi bisnis, tambahan
Informasi yang diungkapkan perusahaan kepada publik, terutama yang terkait dengan
keuangan perusahaan, berpotensi memengaruhi respon investor (Firmansyah, Utami, et al., 2020).
Respon investor yang ditunjukkan dengan harga saham pada pasar modal menentukan nilai
perusahaan (Firmansyah & Purnama, 2020). Ketika terjadi pandemi COVID-19, seluruh dimensi
terkena dampaknya, tak terkecuali perekonomian di Indonesia. Pada tahun 2021, IHSG kuartal
pertama melemah hingga 6,81% dan per Mei 2021 IHSG secara year-to-date terkoreksi 3,65%
(Suryahadi, 2021). Salah satu penyebabnya adalah neraca perdagangan Indonesia awalnya
diperkirakan surplus, namun realisasinya mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan adanya
perlambatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Selain itu, kondisi ini juga dipicu oleh ekspansi
ekonomi Amerika Serikat yang mengakibatkan peningkatan tajam pada inflasi dan tingkat
pengangguran di Amerika Serikat (Bumn.info, 2021). Ketidakpastian kondisi ekonomi secara makro
mengakibatkan investor enggan berinvestasi pada perusahaan yang dinilai tidak dapat mengantisipasi
risiko, yang berdampak pada penurunan harga saham (Firmansyah, Setiawan, et al., 2020). Turunnya
harga saham juga mengakibatkan penurunan nilai perusahaan. Pada kondisi yang ideal, harga saham
seharusnya mencerminkan kinerja keuangan perusahaan, misalkan dari angka-angka pada laporan
39
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
keuangan. Namun, harga saham perusahaan tidak selalu menunjukkan kinerja keuangan perusahaan
sesungguhnya karena ada faktor multidimensi yang memengaruhi harga saham. Beberapa faktor yang
memengaruhi harga saham antara lain situasi sektor usaha, ekonomi dunia, dan berita yang beredar.
Kinerja keuangan yang berdasarkan angka-angka pada laporan keuangan tidak selalu
merefleksikan nilai perusahaan. Kondisi ini diakibatkan adanya perbedaan perspektif antara investor
selaku pemegang saham dengan manajer. Teori keagenan menjelaskan bahwa pihak manajemen dan
pemilik perusahaan mempunyai tujuan yang tidak sejalan (Jensen & Meckling, 1976). Tanggung
jawab utama untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan seharusnya dipegang oleh manajer selaku
agen. Namun, manajer juga memiliki tujuan untuk memaksimalkan kekayaan mereka sendiri (Jensen
& Meckling, 1976). Adanya insentif bagi manajer untuk menggunakan asumsi akuntansi yang
berpotensi menguntungkan pihak manajemen melalui angka dalam laporan keuangan. Dengan
demikian, pengujian nilai perusahaan perlu dilakukan dengan data dan informasi yang diberikan oleh
nilai perusahaan, diantaranya melalui ukuran perusahaan (Pratama & Wiksuana, 2016; Rudangga &
Sudiarta, 2016; Sari & Wahidahwati, 2021; Suwardika & Mustanda, 2017), profitabilitas (Astuti &
Yadnya, 2019; Hernomo, 2017; Marwa et al., 2017; Nofrita, 2013; Suffah & Riduwan, 2016; Sutama
& Lisa, 2018), pengungkapan tanggung jawab sosial (Aryanto & Setyorini, 2019; Davita et al., 2022;
Erkanawati, 2018; Firmansyah, Febrian, et al., 2021; Gaol et al., 2021; Ihsani et al., 2021; Kurniawan
et al., 2018; Latifah & Luhur, 2017; Masruroh & Makaryanawati, 2020; Praptama et al., 2022; Putri et
al., 2020; Rahardjo & Murdani, 2016), tata kelola perusahaan (Firmansyah, Husna, et al., 2021;
Firmansyah, Setiawan, et al., 2020; Ticoalu et al., 2021), pengungkapan manajemen risiko (Ticoalu et
al., 2021), leverage (Christiani & Herawaty, 2019; Firmansyah, Setiawan, et al., 2020; Hernomo,
2017; Sutama & Lisa, 2018), cash holding (Emanuel et al., 2022; Firmansyah, Setiawan, et al., 2020),
manajemen laba (Darwis, 2012; Lestari & Ningrum, 2018; Prayoga, 2018; Sugiono, 2020), kinerja
keuangan (Harningsih et al., 2019; Haryanto et al., 2018; Mudjijah et al., 2019; Sianturi, 2020;
Suranto et al., 2017; Ulfa & Asyik, 2018), penerapan nilai wajar (Geno & Firmansyah, 2022),
40
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
penghindaran pajak (Irawan & Turwanto, 2020; Lestari & Ningrum, 2018; Soerzawa et al., 2018;
Sugiono, 2020; Widodo & Firmansyah, 2021), kepemilikan manajerial (Anita & Yulianto, 2016;
Christiani & Herawaty, 2019; Firmansyah, Jadi, et al., 2021; Nuryono et al., 2019), kebijakan dividen
(Bahrun et al., 2020; Hernomo, 2017; Nofrita, 2013; Salman et al., 2020; Senata, 2016), asset
tangibility (Agustiawan et al., 2021; Ariyanti, 2019), instrumen derivatif (Firmansyah & Purnama,
2020; Novianti & Firmansyah, 2020), modal intelektual (Gaol et al., 2021), aset pertambangan
(Amanta et al., 2022) dan ukuran perusahaan (Amanta et al., 2022; Pratama & Wiksuana, 2016;
Kinerja keuangan perusahaan menjadi faktor yang cukup penting, alasannya adalah kinerja
keuangan perusahaan dapat memengaruhi pengukuran dan juga dipakai menjadi media untuk
mengamati jika perusahaan berkembang atau malah menurun (Zuliarni, 2012). Kinerja merupakan
kapabilitas perusahaan dalam mencapai objektivitasnya melalui efektivitas dan efisiensi dalam
pemanfaatan aset yang dimiliki. Kinerja merupakan gambaran tingkatan pertumbuhan suatu
perusahaan dalam meraih tujuannya apabila diukur perbandingannya terhadap kinerja sebelumnya
ataupun kinerja keuangan perusahaan lain dalam industri serupa (benchmarking), dan sejauh apa
perusahaan mencapai target tertentu sesuai ketetapan (Brigham & Houston, 2019). Secara umum
kinerja keuangan perusahaan dapat diukur melalui komponen-komponen data dan informasi pada
laporan keuangan. Nilai perusahaan yang digambarkan dengan harga saham perusahaan di pasar
modal mencerminkan seluruh informasi yang tersedia di publikasi perusahaan, yaitu laporan
Haryanto et al. (2018), Mudjijah et al. (2019) dan Ulfa & Asyik (2018) menyimpulkan bahwa
kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sementara itu, Harningsih et al.
(2019), Sianturi (2020) dan Suranto et al. (2017) menemukan bahwa kinerja keuangan perusahaan
tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Adanya perbedaan pengujian sebelumnya
mengakibatkan pengujian kinerja keuangan perusahaan terhadap nilai perusahaan perlu untuk
dilakukan kembali.
41
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh kinerja keuangan terhadap
nilai perusahaan. Dalam penelitian sebelumnya, kinerja keuangan lebih banyak dikaitkan dengan
profitabilitas dan proksi return on assets dan return on equity, sedangkan kinerja keuangan dalam
penelitian ini menggunakan proksi economic value added (EVA). Penggunaan EVA sebagai alat
pengukuran kinerja mempunyai kelebihan karena dapat lebih merepresentasikan laba ekonomi
dibandingkan dengan pendekatan lainnya yang lebih merepresentasikan laba akuntansi (Sobahi et al.,
2019). Selain itu, penelitian ini juga memasukkan kepemilikan CEO sebagai variabel moderasi dalam
hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Sementara itu, penelitian sebelumnya
menggunakan penggunaan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi dalam hubungan kinerja
keuangan dan nilai perusahaan diukur dengan kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh
seluruh direksi (Afidah, 2014; Henrita & Inggarwati, 2021; Ulfa & Asyik, 2018; Widhiarti & Sapari,
2020).
CEO merupakan pimpinan puncak yang memiliki kewenangan atas kegiatan operasi
perusahaan sehingga dapat memiliki pengaruh atas perilaku pegawai dibawahnya (Firmansyah, Jadi,
et al., 2021). Sebagai manajer puncak, CEO lebih mengetahui informasi internal perusahaan sehingga
CEO dapat mengambil kebijakan sesuai dengan keinginan dan motifnya. Untuk meminalisir risiko
kebijakan CEO yang tidak sejalan dengan kepentingan pemegang saham, CEO diberikan kewenangan
untuk memiliki saham perusahaan (Firmansyah, Jadi, et al., 2021). Kepemilikan saham oleh CEO
diharapkan dapat mengurangi konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham sehingga
manajer dapat meningkatkan upaya dalam peningkatan nilai perusahaan sebagaimana yang
Masalah konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham muncul karena adanya
informasi asimetri di antara keduanya. Kepemilikan saham oleh CEO mewakili salah satu proksi
penerapan tata kelola perusahaan yang baik yaitu kepemilikan manajerial. Penggunaan proksi ini
diharapkan dapat mengurangi risiko yang dapat terjadi akibat adanya asimetri informasi dan konflik
kepentingan. Tujuan dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik adalah mengarahkan dewan
komisaris, direksi, serta pemegang saham agar memiliki nilai moral yang baik dan patuh pada
42
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
peraturan yang berlaku ketika akan mengambil keputusan dan melakukan suatu tindakan (KNKG,
2021). Kepemilikan saham oleh CEO diharapkan dapat efektif dalam menyelaraskan kepentingannya
dengan pemegang saham karena CEO selaku bagian dari manajer ikut terlibat dalam setiap keputusan
yang diambil serta turut menanggung kerugian jika terdapat keputusan yang tidak benar (Taner &
Nasikin, 2020). Hasil pengujian dalam penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Anita & Yulianto, 2016; Christiani &
Herawaty, 2019). Kepemilikan saham oleh CEO menjadi bagian dalam kepemilikan saham
manajerial. Keputusan CEO dalam perusahaan merupakan keputusan yang paling terlihat
(Firmansyah, Jadi, et al., 2021). Dengan demikian, kepemilikan saham oleh CEO diharapkan dapat
memiliki peran dalam peningkatan terkait dengan penyelerasan kepentingan pemegang saham.
dan asset tangibility sebagai variabel kontrol. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan berdasarkan modal, aset, dan tingkat penjualan (Hernomo, 2017).
Profitabilitas yang semakin tinggi menunjukkan potensi perusahaan akan semakin baik di masa depan
sehingga dapat mempengaruhi persepsi investor. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Astuti &
Yadnya (2019), Hernomo (2017), Marwa et al. (2017), Nofrita (2013), Suffah & Riduwan (2016), dan
Sutama & Lisa (2018) menunjukkan profitabilitas memiliki pengaruh positif atas nilai perusahaan.
Leverage adalah sebuah rasio untuk menggambarkan seberapa besar perusahaan memakai
pembiayaan utang (Brigham & Houston, 2019). Penggunaan utang bisa mempengaruhi nilai
perusahaan. Semakin tinggi pembiayaan utang yang digunakan dapat meningkatkan nilai perusahaan
dikarenakan adanya penghematan pajak. Di sisi lain, tingginya pembiayaan utang dapat menurunkan
nilai perusahaan karena meningkatkan risiko kepailitan serta dapat menimbulkan masalah keagenan
(Hernomo, 2017). Hernomo (2017) dan Sutama & Lisa (2018) menyimpulkan bahwa leverage
Kebijakan dividen merupakan sebuah kebijakan yang dilakukan perusahaan dalam rangka
menentukan proporsi keuntungan yang akan dibayarkan kepada investor berdasarkan total
kepemilikan sahamnya (Senata, 2016). Apapun kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan,
43
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
baik pembayaran yang lebih besar ataupun yang lebih kecil akan selalu memberi pengaruh terhadap
nilai perusahaan (Hernomo, 2017). Penelitian sebelumnya yang dilakukan Hernomo (2017), Nofrita
(2013) dan Senata (2016) menemukan bahwa kebijakan dividen memiliki pengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
Ukuran perusahaan adalah gambaran secara umum atas keseluruhan aset milik perusahaan
(Pratama & Wiksuana, 2016). Ukuran perusahaan yang semakin besar mempermudah perusahaan
dalam mendapatkan sumber dana baik dari eksternal maupun internal (Rudangga & Sudiarta, 2016).
Pratama & Wiksuana (2016) dan Rudangga & Sudiarta (2016) membuktikan bahwa ukuran
Asset tangibility merupakan sebuah rasio yang menggambarkan besaran nilai aktiva tetap dari
total aktiva (Ariyanti, 2019). Semakin besar kepemilikan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, maka
semakin mudah perusahaan mendapatkan pendanaan dari hutang karena dapat memberikan jaminan
lebih kepada perbankan dan lembaga keuangan lainnya atas struktur modal dan nilai perusahaan
(Agustiawan et al., 2021). Agustiawan et al. (2021) dan Ariyanti (2019) menemukan bahwa asset
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap literatur dalam konteks riset
akuntansi keuangan berbasis pasar modal khususnya mengenai nilai perusahaan dan reaksi investor.
Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Teori keagenan menjelaskan bahwa fungsi manajemen dan kepemilikan pada suatu
perusahaan merupakan hal yang berbeda (Arwani et al., 2020). Hubungan keagenan muncul ketika
prinsipal mempekerjakan agen untuk memberikan jasa yang disertai dengan pelimpahan wewenang
decision-making kepada agen (Wongso, 2012). Hal tersebut potensial untuk menimbulkan agency
problem karena adanya perbedaan kepentingan (Arwani et al., 2020). Dalam konteks perusahaan,
44
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
prinsipal adalah pemegang saham sedangkan agen adalah manajer. Jika dikaitkan dengan sifat dasar
manusia yang cenderung oportunistik, terdapat kemungkinan manajer justru malah mengutamakan
kepentingan pribadinya (Putra & Rakhmawati, 2016). Situasi ini juga didorong oleh asimetri
informasi, di mana manajer memiliki pengetahuan yang lebih memadai terkait perusahaan
dibandingkan pemegang saham (Firmansyah, Jadi, et al., 2021). Dengan demikian, manajer memiliki
kemakmuran pemegang saham (Jensen & Meckling, 1976). Padahal, manajemen sebagai agen
salah satunya. Kinerja keuangan adalah salah satu indikator fundamental yang mencerminkan kinerja
keuangan perusahaan (Nainggolan & Listiadi, 2014). Selain itu, kinerja keuangan perusahaan menjadi
dasar penilaian bagi investor (Nainggolan & Listiadi, 2014). Tingginya harga saham berpengaruh
pada tingginya nilai perusahaan yang dampaknya dapat meningkatkan kemakmuran pemegang saham
(Firmansyah, Husna, et al., 2021). Namun adanya asimetri informasi, pihak manajemen memiliki
informasi yang lebih sempurna terkait kondisi keuangan perusahaan, sehingga manajemen memiliki
Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba (Brigham &
Houston, 2019). Nilai perusahaan dianggap penting karena dapat merefleksikan kinerja keuangan
perusahaan yang dapat memengaruhi keputusan investasi investor serta persepsinya (Kusna &
Setijani, 2018). Kekayaan pemegang saham dicerminkan oleh harga pasar dari saham suatu
peningkatan harga saham (Scott, 2015). Tingginya nilai perusahaan berpotensi menarik investor untuk
Kinerja keuangan adalah salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat efektivitas
dan efisiensi suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya (Brigham & Houston, 2019). Penilaian
tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan
perusahaan (Maith, 2013). Informasi kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan sebagai alat dalam
45
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
pengambilan keputusan oleh investor. Ketika kinerja keuangan perusahaan baik, nilai perusahaan
akan tinggi dan begitu pula sebaliknya (Haryanto et al., 2018; Mudjijah et al., 2019; Ulfa & Asyik,
2018). Kinerja keuangan dapat menjadi indikator nilai perusahaan, sehingga investor dapat
keuangan yang baik relevan dengan kondisi fundamental perusahaan yang berdampak pada
Asimetri informasi antara manajer dan pemegang saham adalah hal yang mendasari
timbulnya isu kepercayaan pemegang saham kepada manajer perusahaan (Lisa, 2012). Konflik
kepentingan meningkat seiring dengan rendahnya akses pemegang saham dalam memonitor kinerja
manajer dan memastikan manajemen dapat mengakomodasi keinginan pemegang saham (Scott,
menyelaraskan kepentingan manajemen dan pemegang saham. Salah satu jalan yang dapat ditempuh
adalah dengan memberikan saham kepada manajer (Firmansyah, Jadi, et al., 2021).
Di sisi lain, manajer memiliki insentif lebih besar dalam melakukan tindakan sesuai
kepentingan prinsipal. Manajer dapat menerima bonus yang lebih tinggi apabila kinerja keuangan
perusahaan meningkat (Jadi et al., 2021). Ketika manajer memiliki saham di dalam suatu perusahaan,
maka manajer juga bertindak sebagai investor yang berhak atas tingkat pengembalian investasinya.
Kepemilikan saham seorang manajer dapat turut menyelaraskan kepentingan pemegang saham. Hasil
positif terhadap nilai perusahaan (Anita & Yulianto, 2016; Christiani & Herawaty, 2019).
Kepemilikan saham manajer dapat meningkatkan kepercayaan investor terkait dengan upaya manajer
dalam mendisiplinkan tindakan dan kebijakan yang diambil sesuai dengan kepentingan pemegang
saham. CEO merupakan bagian dari manajer, namun keputusan CEO merupakan keputusan manajer
H2: Kepemilikan CEO mampu meningkatkan hubungan positif antara kinerja keuangan perusahaan
46
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data perusahaan nonfinansial yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2018 sampai dengan 2020. Data penelitian diambil dari www.idx.co.id, situs
Tabel 1.
Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Perusahaan non keuangan listed di BEI per 31 Desember 2021 666
Perusahaan yang tidak termasuk dalam kategori kepemilikan saham oleh CEO pada
-638
rentang tahun 2018-2020
Perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan oleh CEO selama tahun 2018-2020 28
Tahun penelitian 3
Total Sampel 84
Sumber: Data diolah
Nilai perusahaan merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Proksi nilai perusahaan
menggunakan Tobin’s Q sebagaimana yang digunakan oleh Firmansyah & Purnama (2020), Ihsani et
Sementara itu, kinerja keuangan perusahaan digunakan sebagai variabel independen dalam
penelitian ini. Proksi kinerja keuangan dalam penelitian ini menggunakan economic value added
(EVA). EVA menyajikan kinerja keuangan yang mempertimbangkan harapan kreditur dan investor
karena EVA merupakan true economic profit pada tahun tertentu dan sangat berbeda dibandingkan
Di mana:
NOPAT = Laba bersih operasi setelah dikurangi pajak
IC = Modal yang diinvestasikan (total utang dan ekuitas – utang lancar)
WACC = Weighted Average Cost of Capital [(D x Rd)(1 - Tax) + (E x Re)]
D (tingkat modal) = (Total Utang/Total Utang & Ekuitas) x 100%
Rd (Cost of Debt) = (Beban Bunga/Total Utang) x 100%
Tax = (Beban Pajak/EBT) x 100%
E (Ekuitas) = (Total Ekuitas/Total Utang & Ekuitas) x 100%
Re (Cost of Equity) = (EBIT/Ekuitas) x 100%
47
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
kepemilikan CEO yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti Firmansyah, Jadi, et al. (2021) yaitu
rasio jumlah lembar saham perusahaan yang dimiliki oleh CEO dibagi dengan total lembar saham
beredar.
Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yang terdiri dari profitabilitas, leverage,
kebijakan dividen, ukuran perusahaan dan asset tangibility. Profitabilitas adalah ukuran mengenai
kemampuan perusahaan untuk memperoleh profit melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki,
dalam bentuk aset, modal, dan penjualan (Kasmir, 2014). Pengukuran profitabilitas yang digunakan
adalah operating profit margin (OPM), yaitu perbandingan antara keuntungan operasional dengan
Leverage adalah proporsi komponen pendanaan perusahaan, baik yang berasal dari utang
jangka panjang (long term debt) maupun dari modal sendiri. Proksi leverage yang digunakan dalam
penelitian ini mengikuti Fengju et al. (2013) dan Firmansyah, Jadi, et al. (2021).
hasil bagi dari laba yang dapat didistribusikan dalam bentuk tunai atau saham kepada para
shareholders. Proksi kebijakan dividen yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti Budianto &
Payamta (2014) dan Mladenoska (2017) dengan variabel dummy, yaitu 1 apabila perusahaan
memberikan dividen atas tahun yang bersangkutan dan 0 apabila tidak ada pembagian dividen selama
tahun tersebut.
Nilai asset tangibility menunjukkan tingkatan stabilitas keuangan perusahaan bagi kreditor,
dimana tingginya nilai tersebut menunjukkan banyaknya aset yang dapat dilikuidasi apabila
perusahaan bangkrut. Hal tersebut akan mempermudah perusahaan dalam mencari pembiayaan
48
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
dengan biaya rendah (Ariyanti, 2019). Proksi asset tangibility (TANG) yang digunakan dalam
Ukuran perusahaan terkait dengan jumlah aset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang
memiliki aset yang tinggi dianggap memiliki sumber daya yang memadai total aset pada perusahaan
tersebut (Ticoalu et al., 2021). Proksi ukuran perusahaan (SIZE) mengikuti Ticoalu et al. (2021) dan
Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk data
panel. Dalam menguji estimasi regresi terhadap data panel, terdapat tiga model regresi yang dapat
diterapkan, yaitu Ordinary Least Squares (OLS), Fixed Effect Model (FE), dan Random Effect Model
(RE). Pengujian estimasi perlu dilakukan dalam memilih model terbaik melalui tiga jenis pengujian,
yaitu Chow Test untuk memilih antara OLS dan FE, Lagrange Multiplier Test untuk memilih antara
OLS dan RE, kemudian Hausman Test untuk memilih antara RE dan FE. Adapun model pengujian
Di mana:
TOBIN’S Q = Nilai perusahaan
EVA = Kinerja keuangan (Economic Value Added)
MOW = Kepemilikan saham oleh CEO
DIV = Dividend
LEV = Leverage
OPM = Profitability
TANG = Asset tangibility
SIZE = Firm Size
Statistik deskriptif variabel penelitian ini dapat terlihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2,
Tobin’s Q memiliki nilai rata-rata sebesar 1.1390, nilai tengah sebesar 0.9912 dan standar deviasi
49
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
sebesar 0.7065. Nilai minimum Tobin’s Q sebesar 0.1859 dimiliki oleh LMPI (PT. Langgeng
Makmur Industri Tbk) pada tahun 2020, sedangkan nilai maksimum Tobin’s Q sebesar 3.1104
dimiliki oleh SMSM (PT Selamat Sempurna Tbk.) di tahun 2018. EVA memiliki nilai rata-rata
sebesar -0.0219, nilai tengah sebesar -0.0015, dan standar deviasi sebesar 0.1022. Nilai minimum
EVA sebesar -0.8065 dimiliki oleh PKPK (PT. Perdana Karya Perkasa Tbk) di tahun 2019, sedangkan
nilai maksimum EVA sebesar 0.0803 dimiliki oleh SMDR (PT Samudera Indonesia Tbk) di tahun
2020. MOW (kepemilikan CEO) memiliki nilai rata-rata sebesar 8.454%, nilai tengah 0.655% dan
standar deviasi sebesar 16.181%. Nilai minimum MOW sebesar 0.001% dimiliki oleh DGIK (PT
Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk) selama tahun 2018 sampai tahun 2020, sedangkan nilai maksimum
MOW sebesar 66.470% dimiliki oleh PTSN (PT. Sat Nusapersada Tbk) selama tahun 2018 sampai
dengan tahun 2020.
Tabel 2.
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Var Obs Mean Med. Std Dev. Min Max.
Tobin’s Q 84 1.1390 0.9913 0.7065 0.1859 3.1104
EVA 84 - 0.0219 - 0.0015 0.1022 - 0.8065 0.0803
MOW 84 8.454% 0.655% 16.181% 0.001% 66.470%
SIZE 84 28.3896 28.1560 1.8704 24.9523 32.7256
TANG 84 1.5595 0.8238 2.4041 0.0911 18.7379
OPM 84 - 0.0158 0.0257 0.2358 - 1.662 0.2326
DIV 84 0.7143 1.0000 0.4545 0.0000 1.0000
LEV 84 0.1841 0.1392 0.1589 0.0002 0.8539
Sumber: data diolah
Hasil uji hipotesis 1, model yang fit digunakan adalah random effect model dengan ringkasan
Tabel 3
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis 1
Variabel Dependen: Tobin’s Q
Var Coeff. t-Stat. Prob.
C -0.2343 -0.1234 0.4511
EVA -0.6138 -1.3022 0.0983 *
OPM 0.6446 2.9917 0.0018 ***
LEV -1.1179 -2.1525 0.0172 **
DIV -0.1985 -1.8460 0.0343 **
TANG 0.0137 0.6565 0.2567
SIZE 0.0598 0.9028 0.1847
R2 0.2227
Adj. R2 0.1621
F-stat. 3.6762
Prob(F-stat.) 0.0029
Keterangan: ***) signifikan pada level 0.01, **) signifikan
pada level 0.05, *) signifikan pada level 0.1
Sumber: Data diolah
50
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
Hasil pengujian hipotesis di atas menunjukkan bahwa kinerja keuangan memiliki pengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan (koefisien variabel kinerja keuangan sebesar -0.6138, dengan p-
value sebesar 0.0983). Tingkat keyakinan dalam penelitian ini masih mengakomodasi tingkat
keyakinan sebesar 90% atau dengan probabilitas kesalahan sebesar 10% dalam uji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian sosial, tingkat signifikansi sebesar 10%
merupakan level signifikansi yang paling rendah di antara ketiga level dalam penelitian sosial. Hasil
pengujian ini berbeda dengan Harningsih et al. (2019), Haryanto et al. (2018), Mudjijah et al. (2019),
Sianturi (2020), Suranto et al. (2017), dan Ulfa & Asyik (2018). Perbedaan hasil pengujian ini diduga
diakibatkan adanya perbedaan penggunaan proksi kinerja keuangan. Hasil pengujian ini
mengkonfirmasi penelitian dari Rahayu & Dana (2016) yang menunjukkan bahwa EVA memiliki
hubungan negatif terhadap harga saham, tetapi hasil tersebut bertentangan dengan penelitian
Wedayanthi & Darmayanti (2016) yang menyimpulkan bahwa EVA berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
Berdasarkan sampel penelitian ini, mayoritas perusahaan di Indonesia memiliki besaran EVA
negatif, sehingga kinerja keuangan perusahaan di Indonesia yang memiliki kepemilikan saham oleh
CEO pada tahun 2018-2020 mayoritas menunjukkan kinerja yang kurang baik. Kondisi ini
diakibatkan pendapatan sebelum pajak perusahaan tidak mampu menutupi seluruh biaya operasi dan
biaya modal perusahaan. Hal ini tentu saja dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan pemegang
saham dan persepsi investor. Namun, investor tidak sepenuhnya menjadikan informasi laporan
keuangan perusahaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Investor menyadari bahwa
manajemen laba merupakan hal yang biasa dilakukan di Indonesia untuk tujuan tertentu, seperti
tujuan untuk penghindaran pajak. Meskipun perusahaan memiliki EVA yang rendah, investor justru
tetap melihat prospek yang baik dari perusahaan. Dengan demikian, nilai perusahaan dapat meningkat
Penggunaan proksi kinerja keuangan dengan EVA mungkin masih belum familiar di
Indonesia. Hal ini terbukti dari manajemen perusahaan yang tidak memperhitungkan dan
mencantumkan nilai EVA dalam laporan keuangannya. Selain itu, laporan ringkasan kinerja keuangan
51
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
yang diterbitkan oleh perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia tidak mengikutsertakan
perhitungan EVA (Nugraha & Bahtiar, 2013). Padahal, EVA sudah banyak dipakai oleh perusahaan-
perusahaan di negara lainnya dalam mengukur kinerja keuangan perusahaannya, karena EVA mampu
menggambarkan economic profit yang lebih baik dari pada pengukuran lainnya.
Selanjutnya, hasil uji hipotesis kedua, model yang fit digunakan adalah random effect model
Tabel 4
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis 2
Variabel Dependen: Tobin’s Q
Var Coeff. t-Stat. Prob.
C -0.3386 -0.1723 0.4318
EVA 0.0503 0.0311 0.4876
MOW -0.0068 -0.0083 0.4966
EVA*MOW -2.0780 -0.4342 0.3327
OPM 0.5977 2.5192 0.0069 ***
LEV -1.1558 -2.2025 0.0153 **
DIV -0.2024 -1.9086 0.0300 **
TANG 0.0144 0.6966 0.2441
SIZE 0.0638 0.9356 0.1762
R2 0.2301
Adj. R2 0.1480
F-stat. 2.8026
Prob(F-stat.) 0.0090
Keterangan: ***) signifikan pada level 0.01, **) signifikan
pada level 0.05, *) signifikan pada level 0.1
Sumber: Data diolah
Hasil pengujian hipotesis di atas menunjukkan bahwa kepemilikan CEO tidak memperkuat
pengaruh positif kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan (koefisien interaksi antara variabel
kinerja keuangan dan kepemilikan CEO sebesar -2.0780, dengan p-value sebesar 0.3327).
Penambahan kepemilikan CEO sebagai variabel moderasi dalam model 2 dalam penelitian ini
menurunkan tingkat Adjusted R2 yang semula sebesar 16.21% menjadi 14.80%. Selain itu,
kepemilikan CEO dalam model penelitian juga mengakibatkan perubahan nilai Prob. beberapa
variabel seperti OPM, LEV, DIV, dan termasuk EVA yang semula signifikan menjadi tidak
signifikan. Dengan demikian, variabel kepemilikan CEO bukan merupakan variabel moderasi yang
52
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
Hasil pengujian ini mengkonfirmasi temuan dari Ulfa & Asyik (2018) dan Widhiarti & Sapari
(2020) bahwa kepemilikan manajerial tidak memiliki peran moderasi dalam hubungan antara kinerja
keuangan dan nilai perusahaan. Namun, hasil pengujian dalam penelitian ini tidak sejalan dengan
Afidah (2014) dan Henrita & Inggarwati (2021) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial
memperkuat pengaruh positif kinerja keuangan perusahaan terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan
saham CEO tidak mampu memperbaiki hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan.
Selain masih belum optimalnya penggunaan EVA di Indonesia, sebagian besar kepemilikan saham
oleh CEO di perusahaan dalam jumlah yang relatif rendah. Oleh karena itu, upaya untuk
meningkatkan fungsi EVA bukan merupakan tindakan yang diutamakan oleh CEO.
Di Indonesia, perusahaan yang memberikan kepemilikan saham kepada CEO masih relatif
sedikit. Mayoritas kepemilikan saham oleh CEO hanya kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang
dimiliki perusahaan. Kepemilikan saham yang sedikit secara tidak langsung mengakibatkan CEO
hanya berfokus pada perannya sebagai manajer, tidak mewakili pemegang saham. Jumlah
kepemilikan saham yang masih rendah tidak memberikan insentif kepada CEO untuk bertindak
dengan tujuan memaksimalkan nilai pemegang saham. Kepemilikan saham oleh CEO yang sedikit
tidak mampu mengatasi terjadinya konflik keagenan antara pemegang saham dengan manajer itu
sendiri. Kepemilikan saham CEO yang relatif rendah mengakibatkan CEO lebih mengejar bonus
berdasarkan kinerja operasi perusahaan dibandingkan tingkat pengembalian atas saham yang dimiliki.
Kinerja keuangan perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap nilai perusahaan. Selain
itu, kepemilikan CEO tidak memiliki peran moderasi dalam memperbaiki hubungan antara kinerja
keuangan dan nilai perusahaan. Selain penggunaan EVA yang masih belum terlalu dikenal dalam
analisis investasi secara fundamental di Indonesia, masih terdapat aktivitas manajemen laba yang
dilakukan oleh perusahaan mengakibatkan informasi laba operasi bukan menjadi satu-satunya
pertimbangan dalam membuat keputusan investasi. Selain itu, CEO lebih mengutamakan perannya
53
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
sebagai manajer dibandingkan sebagai pemegang saham dan tidak memiliki banyak insentif untuk
Keterbatasan penelitian ini adalah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada
perusahaan yang memiliki data kepemilikan saham oleh CEO, sehingga eliminasi banyak dilakukan
atas jumlah sampel. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan horizon waktu yang lebih panjang
untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih komprehensif. Penelitian ini mengindikasikan bahwa
fungsi monitoring yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas kinerja keuangan emiten perlu
untuk ditingkatkan.
Daftar Pustaka
Afidah, U. (2014). Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan
manajerial sebagai variabel moderating (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang listed
di BEI) [Universitas Jember]. https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/59453
Agustiawan, D., Efni, Y., & Gusnardi, G. (2021). Struktur modal dan nilai perusahaan: dipengaruhi
oleh uniqueness, tangibility dan financial flexibility. CURRENT: Jurnal Kajian Akuntansi Dan
Bisnis Terkini, 2(2), 278–301. https://doi.org/10.31258/jc.2.2.278-301
Amanta, H. P., Wahyuni, R. N., & Firmansyah, A. (2022). Peran kebijakan utang dalam respon
investor atas aset pertambangan, aset tetap dan ukuran perusahaan. Jurnal Pajak Dan Keuangan
Negara (PKN), 4(1), 112–121. https://doi.org/10.31092/jpkn.v4i1.1659
Anita, A., & Yulianto, A. (2016). Pengaruh kepemilikan manajerial dan kebijakan dividen terhadap
nilai perusahaan. Management Analysis Journal, 5(1), 17–23.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj/article/view/8116
Ariyanti, R. (2019). Pengaruh tangible asset, roe, firm size, liquidity terhadap price book value
dengan struktur modal sebagai variabel intervening pada perusahaan perbankan. Balance, 16(1),
1–11. http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/balance/article/view/2450
Arnova, I. (2016). Pengaruh ukuran kunerja ROA,ROE,EPS dan EVA terhadap return saham.
Ekombis Riview, 4(1), 36–53. https://doi.org/10.37676/ekombis.v4i1.153
Arwani, A., Ramadhan, M. N., & Restiara, V. (2020). Kepemilikan manajerial dalam agency theory.
http://repository.iainpekalongan.ac.id/269/
Aryanto, A., & Setyorini, C. T. (2019). Pengaruh tata kelola perusahaan dan tanggung jawab sosial
terhadap nilai perusahaan sektor pertambangan. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, Dan
Keuangan Publik, 14(2), 181. https://doi.org/10.25105/jipak.v14i2.5020
Astuti, N. K. B., & Yadnya, I. P. (2019). Pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan
terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen. E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana, 8(5), 3275. https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i05.p25
Bahrun, M. F., Tifah, T., & Firmansyah, A. (2020). Pengaruh keputusan pendanaan, keputusan
investasi, kebijakan dividen, dan arus kas bebas terhadap nilai perusahaan. Jurnal Ilmiah
54
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2019). Fundamentals of financial management. Cengage Learning.
Budianto, W., & Payamta, P. (2014). Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan
dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi. Assets: Jurnal Akuntansi Dan Pendidikan,
3(1), 13–25. https://doi.org/10.25273/jap.v3i1.1207
Bumn.info. (2021). Prospek saham BUMN konstruksi di tengah tekanan pergerakan IHSG.
https://www.bumn.info/info-bisnis/prospek-saham-bumn-di-tengah-tekanan-pergerakan-ihsg
Christiani, L., & Herawaty, V. (2019). Pengaruh kepemilikan manajerial, komite audit, leverage,
profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan manajemen laba sebagai
variabel moderasi. Seminar Nasional Cendekiawan, 5(2), 2.35.1-1.35.7.
https://doi.org/10.25105/semnas.v0i0.5824
Darwis, H. (2012). Manajemen laba terhadap nilai perusahaan dengan corporate governance sebagai
pemoderasi. Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 16(1), 45–55.
https://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jkdp/article/view/1045
Davita, N., Prajaningtyas, W., & Firmansyah, A. (2022). Peran moderasi kebijakan utang pada
hubungan pengungkapan keberlanjutan dan nilai perusahaan. Jurnal Akuntansi, 14(1), 82–99.
https://doi.org/10.28932/jam.v14i1.4582
Emanuel, R., Antonius, J., Apriyanto, R. P., Firmansyah, A., Akuntansi, M., Tarumanagara, U.,
Akuntansi, M., Tarumanagara, U., Akuntansi, M., Tarumanagara, U., Akuntansi, M., &
Tarumanagara, U. (2022). Dewan direksi, cash holding, nilai perusahaan: peran moderasi dari
leverage. Jurnalku, 2(1), 54–67. https://doi.org/10.54957/jurnalku.v2i1.143
Fengju, X., Fard, R. Y., Maher, L. G., & Akhteghan, N. (2013). The relationship between financial
leverage and profitability with an emphasis on income smoothing in Iran ’ s capital market.
European Online Journal of Natural and Social Sciences, 2(3), 156–164. https://european-
science.com/eojnss/article/view/355
Firmansyah, A., Febrian, W., Jadi, P. H., Husna, M. K., & Putri, M. A. (2021). Respon investor atas
tanggung jawab sosial tata kelola perusahaan di Indonesia: perspektif resource based view. E-
Jurnal Akuntansi, 31(8), 1918–1935. https://doi.org/10.24843/EJA.2021.v31.i08.p04
Firmansyah, A., Husna, M. C., & Putri, M. A. (2021). Corporate social responsibility disclosure,
corporate governance disclosures, and firm value in Indonesia chemical, plastic, and packaging
sub-sector companies. Accounting Analysis Journal, 10(1), 9–17.
https://doi.org/10.15294/aaj.v10i1.42102
Firmansyah, A., Jadi, P. H., & Sukarno, R. S. (2021). Bagaimana respon investor terhadap
kepemilikan saham oleh CEO? Jurnal Online Insan Akuntan, 4(1), 15–28. https://ejournal-
binainsani.ac.id/index.php/JOIA/article/view/1476
Firmansyah, A., & Purnama, E. B. D. (2020). Do derivatives instruments ownership decrease firm
value in Indonesia? Riset Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 5(1), 1–9.
https://doi.org/10.23917/reaksi.v5i1.9817
Firmansyah, A., Setiawan, T. A., & Fathurahman, F. (2020). Nilai perusahaan: kebijakan utang, good
55
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
corporate governance, cash holding. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis, 20(2), 237.
https://doi.org/10.20961/jab.v20i2.568
Firmansyah, A., Utami, W., Umar, H., & Mulyani, S. D. (2020). The role of derivative instruments on
risk relevance from emerging market non-financial companies. Journal of Governance and
Regulation, 9(3), 45–63.
Gaol, G. A. L., Firmansyah, A., & Irawati, A. D. (2021). Intellectual capital, corporate social
responsibility, and firm value in Indonesia’s banking industries. Jurnal Riset Akuntansi Terpadu,
14(1), 76–87. https://doi.org/110.35448/jrat.v14i1.10229
Geno, M. R. P., & Firmansyah, A. (2022). Peran tata kelola perusahaan dalam respon investor atas
penerapan nilai wajar properti investasi dan aset tetap di Indonesia. Owner: Riset & Jurnal
Akuntansi, 6(2), 1292–1303. https://doi.org/10.33395/owner.v6i2.671
Harningsih, Henri, A. &, & Angelina. (2019). Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
dengan pengungkapan CSR dan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi. Journal of
Multidisciplinary Research and Development, 1(2), 199–209.
https://jurnal.ranahresearch.com/index.php/R2J/article/view/41
Haryanto, S., Rahadian, N., Mbapa, M. F. I., Rahayu, E. N., & Febriyanti, K. V. (2018). Kebijakan
hutang, ukuran perusahaan dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan: industri perbankan
di Indonesia. AFRE (Accounting and Financial Review), 1(2), 62–70.
https://doi.org/10.26905/afr.v1i2.2279
Henrita, D. C., & Inggarwati, K. (2021). Kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan
kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Sains
Dan Humaniora, 5(1), 64–72. https://doi.org/10.23887/jppsh.v5i1.33433
Ihsani, M. A., Firmansyah, A., & Estutik, R. S. (2021). Market response to companies sustainability
disclosure and environmental performance in Indonesia. Jurnal Dinamika Akuntansi Dan Bisnis,
8(2), 197–214. https://doi.org/10.24815/jdab.v8i2.21630
Irawan, F., & Manurung, N. Y. (2020). Analisis economic value added (eva), financial value added
(fva) dan market value added (mva) sebagai alat ukur kinerja keuangan. Jurnal Pajak Dan
Keuangan Negara, 2(1), 31–45. https://doi.org/10.31092/jpkn.v2i1.999
Irawan, F., & Turwanto, T. (2020). The effect of tax avoidance on firm value with tax risk as
moderating variable. Test Engineering and Management, 83(March-April), 9696–9707.
https://www.testmagzine.biz/index.php/testmagzine/article/view/5365/4340
Jadi, P. H., Firmansyah, A., Wijaya, S., Irawan, F., Dinarjito, A., & Qadri, R. A. (2021). The role of
corporate social responsibility disclosure in Indonesia : how do bonus, debt covenant, tax
avoidance affect earnings quality? Hong Kong Journal of Social Sciences, 58, 285–300.
http://hkjoss.com/index.php/journal/article/view/477
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior, agency costs and
ownership structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305–360.
https://doi.org/10.1016/0304-405X(76)90026-X
Kasmir. (2014). Analisis laporan keuangan (Edisi Pert). PT. Raja Grafindo Persada.
56
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
content/uploads/2022/06/PUGKI-2021-LORES.pdf
Kurniawan, T., Sofyani, H., & Rahmawati, E. (2018). Pengungkapan sustainability report dan nilai
perusahaan: studi empiris di Indonesia dan Singapura. Kompartemen: Jurnal Ilmiah Akuntansi,
16(1), 1–20. https://doi.org/10.30595/kompartemen.v16i1.2100
Kusna, I., & Setijani, E. (2018). Analisis pengaruh kinerja keuangan, growth opportunity, dan ukuran
perusahaan terhadap struktur modal dan nilai perusahaan. Jurnal Manajemen Dan
Kewirausahaan, 6(1), 93–102. https://doi.org/10.26905/jmdk.v6i1.2155
Latifah, S. W., & Luhur, M. B. (2017). Pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap nilai
perusahaan dengan profitabilitas sebagai pemoderasi. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis, 17(1), 13–
18. https://doi.org/10.20961/jab.v17i1.219
Lestari, N., & Ningrum, S. A. (2018). Pengaruh manajemen laba dan tax avoidance terhadap nilai
perusahaan dengan kualitas audit sebagai variabel moderasi. Journal of Applied Acconting and
Taxation, 3(1), 99–109. https://doi.org/10.5281/zenodo.1305187
Lisa, O. (2012). Asimetri informasi dan manajemen laba: suatu tinjauan dalam hubungan keagenan.
Jurnal WIGA, 2(1), 42–49. https://doi.org/10.30741/wiga.v2i1.60
Maith, H. A. (2013). AAnalisis laporan keuangan dalam mengukur kinerja keuangan pada PT.
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi,
1(3), 619–628. https://doi.org/10.35794/emba.v1i3.2130
Marwa, A., Isynuwardhana, D., & Nurbaiti, A. (2017). Intangible asset, profitabilitas, dan
sustainability report terhadap nilai perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer (JRAK),
9(2), 80–88. https://doi.org/10.23969/jrak.v9i2.582
Masruroh, A., & Makaryanawati, M. (2020). Pengaruh penggungkapan tanggung jawab sosial
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa efek. Jurnal
Akuntansi Aktual, 7(1), 57–66. https://doi.org/10.17977/um004v7i12020p67
Mladenoska, A. (2017). The impact of dividend policy on share price volatility in the macedonian
stock market. Journal of Contemporary Economic and Business Issues, 4(2), 37–50.
https://www.econstor.eu/handle/10419/193477
Mudjijah, S., Khalid, Z., & Astuti, D. A. S. (2019). Pengaruh kinerja keuangan dan struktur modal
terhadap nilai perusahaan yang dimoderasi variabel ukuran perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan, 8(1), 41–56. https://journal.budiluhur.ac.id/index.php/akeu/article/view/839
Nainggolan, S. D. A., & Listiadi, A. (2014). Pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan
dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi. Jurnal Ilmu Manajemen, 2(3), 868–879.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jim/article/view/10177
Nisasmara, P. W., & Musdholifah, M. (2016). Sash holding, good corporate governance and firm
value. Jurnal Dinamika Manajemen, 7(2), 117–128. https://doi.org/10.15294/jdm.v7i2.8196
Nofrita, R. (2013). Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan deviden
sebagai variabel intervening (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI).
Jurnal Akuntansi, 1(1), 1–23. http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/article/view/86
Novianti, T., & Firmansyah, A. (2020). The effect of tax risk, hedging, income smoothing, and cash
flows volatility on firm value. Test Engineering and Management, 83(April), 9675–9686.
https://www.testmagzine.biz/index.php/testmagzine/article/view/5362
Nugraha, F., & Bahtiar, M. D. A. (2013). Pengaruh return on equity dan economic value added
57
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
terhadap nilai perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Islam, 1(1), 29–51.
https://doi.org/10.35836/jakis.v1i1.56
Nuryono, M., Wijayanti, A., & Samrotun, Y. C. (2019). Pengaruh kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, serta kulitas audit pada nilai
perusahaan. Edunomika, 03(01), 199–212. https://doi.org/10.29040/jie.v3i01.457
Peranginangin, A. M. (2019). The effect of profitabilty, debt policy and firm size on company value in
consumer goods companies (Proceedings International Scholars Conference, Vol. 7, Issue 1).
https://doi.org/10.35974/isc.v7i1.1587
Praptama, G. S., Hasibuang, H. F., & Firmansyah, A. (2022). Peran kebijakan utang dalam hubungan
pengungkapan keberlanjutan dan nilai perusahaan. Jurnal STEI Ekonomi, 31(01), 65–75.
https://doi.org/10.36406/jemi.v31i01.607
Pratama, I. G. B. A., & Wiksuana, I. G. B. (2016). Pengaruh ukuran perusahaan dan leverage terhadap
nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel mediasi. E-Jurnal Manajemen, 5(2),
1338–1367. https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/17498
Prayoga, M. D. (2018). Pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan dengan tax avoidance
sebagai variabel mediating [Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara].
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/LIAB/article/view/2496/2603
Puspitadewi, C. I. I., & Rahyuda, H. (2016). Pengaruh der, roa, per dan eva terhadap return saham
pada perusahaan food and beverage di BEI. E-Jurnal Manajemen, 5(3), 1429–1456.
https://ocs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/16228
Putra, A. N. D. A., & Lestari, P. V. (2016). Pengaruh kebijakan dividen, likuiditas, profitabilitas dan
ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(7), 4044–4070.
Putri, M. M., Firmansyah, A., & Labadia, D. (2020). Corporate social responsibility disclosure, good
corporate governance, firm value: evidence from Indonesia’s food and beverage companies. The
Accounting Journal of Binaniaga, 5(2), 113. https://doi.org/10.33062/ajb.v5i2.398
Rahardjo, B. T., & Murdani, R. (2016). Pengaruh kinerja keuangan dan pengungkapan corporate
social responsibility terhadap nilai perusahaan (studi kasus pada perusahaan bumn yang terdaftar
di BEI tahun 2010-2014). Jurnal Akuntansi Dan Bisnis Krisnadwipayana, 3(01), 1–9.
https://doi.org/10.35137/jabk.v3i01.54
Rahayu, N. M. P. S., & Dana, I. M. (2016). Pengaruh EVA, MVA dan likuiditas terhadap harga
saham pada perusahaan food and beverages. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(1), 443–469.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/16096
Rudangga, I. G. N. G., & Sudiarta, G. M. (2016). Pengaruh ukuran perusahaan, leverage, dan
profitabilitas terhadap nilai perusahaan. E-Jurnal Manajemen, 5(7), 569–576.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/21920
Salman, I., Firmansyah, A., & Widyaningrum, M. R. (2020). Peran leverage sebagai pemoderasi:
revaluasi aset tetap, kebijakan dividen, nilai perusahaan. Jurnal Magister Akuntansi Trisakti,
7(2), 171. https://doi.org/10.25105/jmat.v7i2.7810
Sari, D. K., & Wahidahwati, W. (2021). Pengaruh pengungkapan sustainability report, ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap nilai perusahaan. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi, 10(4), 1–19. http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/view/3870
Scott, W. R. (2015). Financial accounting theory, seventh edition. (7th ed.). Pearson Canada.
58
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
Senata, M. (2016). Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan yang tercatat pada indeks
LQ-45 Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, 6(1), 73–84.
https://doi.org/10.55601/jwem.v6i1.276
Sianturi, M. W. E. (2020). Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi di BEI. EJournal Administrasi Bisnis, 8(4), 280–289.
https://doi.org/10.54144/jadbis.v8i4.3799
Sobahi, I. N., Enas, E., & Herlina, E. (2019). Pengaruh economic value added dan market value added
terhadap nilai perusahaan (suatu studi pada bank BCA yang terdaftar di BEI periode 2007-
2017). Business Management and Entrepreneurship Journal, 1(2), 120–148.
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/bmej/article/view/2297
Soerzawa, D., Yusmaniarti, & Suhendra, C. (2018). Pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai
perusahaan dengan leverage sebagai variabel moderasi. Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 2(4),
367–377.
https://www.ejournal.pelitaindonesia.ac.id/ojs32/index.php/BILANCIA/article/view/69
Suffah, R., & Riduwan, A. (2016). Pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan kebijakan
dividen pada nilai perusahaan. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 5(3), 1–17.
Sugiono, J. (2020). Pengaruh manajemen laba, tax avoidance dan kualitas audit terhadap nilai
perusahaan. Inspirasi, 17(2), 294–303.
https://jurnal.stkippgritulungagung.ac.id/index.php/inspirasi/article/view/1577
Suranto, V. A. H. M., Nangoi, G. B., & Walandoum, S. K. (2017). Analisis pengaruh struktur modal
dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 5(2), 1031–
1040. https://doi.org/10.35794/emba.v5i2.16059
Sutama, D. R., & Lisa, E. (2018). Pengaruh leverage dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan
(studi pada perusahaan sektor manufaktur food and beverage yang terdaftar di bursa efek
Indonesia). Jurnal Sains Manajemen Dan Akuntansi, 10(2), 65–85. http://ojs.stan-
im.ac.id/index.php/JSMA/article/view/26
Suwardika, I. N. A., & Mustanda, I. K. (2017). Pengaruh leverage, ukuran perusahaan, pertumbuhan
perusahaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan properti. E-Jurnal
Manajemen Unud, 6(3), 1248–1277.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/27276
Taner, G. B., & Nasikin, N. (2020). Pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kinerja
keuangan perusahaan (studi pada perusahaan subsektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2017-2019). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya, 9(1), 1–
23. https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/6999
Ticoalu, R., Januardi, J., Amrie Firmansyah, & Trisnawati, E. (2021). Nilai perusahaan, manajemen
risiko, tata kelola perusahaan: peran moderasi ukuran perusahaan. Studi Akuntansi Dan
Keuangan Indonesia, 4(2), 89–103. https://doi.org/10.21632/saki.4.2.89-103
Ulfa, R., & Asyik, N. F. (2018). Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan good
corporate governance sebagai variabel moderasi. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 7(10), 1–21.
http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/view/1198
Wedayanthi, K. K., & Darmayanti, N. P. ayu. (2016). Pengaruh economic value added, komposisi
59
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60
dewan komisaris independen dan return on assets terhadap nilai perusahaan. E-Jurnal
Manajemen Unud, 5(6), 3647–3676.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/18096
Widhiarti, A., & Sapari, S. (2020). Pengaruh kinerja keuangan dan keputusan investasi terhadap nilai
perusahaan dengan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi, 9(2), 1–23. http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/view/2807
Widodo, T. T., & Firmansyah, A. (2021). Does investors respond to tax avoidance and tax risk ? Bina
Ekonomi, 25(1), 23–40. https://doi.org/10.26593/be.v25i1.5123.23-40
Wongso, A. (2012). Pengaruh kebijakan dividen, struktur kepemilikan, dan kebijakan hutang terhadap
nilai perusahaan dalam perspektif teori agensi dan teori signaling. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Manajemen, 1(5), 1–6. http://journal.wima.ac.id/index.php/JUMMA/article/view/192
Zuliarni, S. (2012). Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan mining and
mining service di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Aplikasi Bisnis, 3(1), 36–48.
https://doi.org/10.31258/jab.3.1.%25p
60