Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan Dan Nilai Perusahaan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 23

Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 5, No.

1, 2022 | E-ISSN: 2654-6221

Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan


dan Nilai Perusahaan
Rezky Yosepha Tarigan, Dinis Dwi Shinta Ramadhani,
Amrie Firmansyah, Wishmy Meinawa Ikhsan
Prodi D4 Akuntansi Sektor Publik, Politeknik Keuangan Negara STAN,
Jl. Bintaro Utama Sektor V, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia

ABSTRACT
Keywords: This study aims to investigate financial performance against value.
firm value, CEO share ownership is used as a moderating variable in the
financial performance, relationship between the two. The company's performance in this
managerial ownership. study uses economic value added (EVA). The data used in this study
are sourced from the financial statements and stock prices of non-
financial companies listed on the Indonesian stock exchange from
2018 to 2020. The data are sourced from www.idx.co.id, the
company's official website, and www.finance.yahoo.com. Sampling
was conducted by purposive sampling with a total sample that can be
used amounted to 84 observations. Research data were tested using
multiple linear regression analysis for panel data. This study
concludes that the company's financial performance negatively
relates to firm value. Meanwhile, the CEO's share ownership did not
succeed in having a moderating role in the relationship between firm
performance and firm value. Based on the results of this study, the
Financial Services Authority needs to increase the role of monitoring
the company's performance in aligning the interests of investors.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi kinerja keuangan terhadap
Kata Kunci: nilai perusahaan. Kepemilikan saham CEO digunakan sebagai variabel
Nilai perusahaan, kinerja moderasi dalam hubungan di antara keduanya. Kinerja keuangan perusahaan
keuangan, kepemilikan dalam penelitian ini menggunakan economic value added (EVA). Data yang
manajerial digunakan dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan dan harga
saham perusahaan non keuangan yang terdaftar di bursa efek Indonesia
periode tahun 2018 sampai dengan tahun 2020. Data bersumber dari
www.idx.co.id, laman resmi perusahaan dan www.finance.yahoo.com.
Pemilihan sampel dilakukan dengan purporsive sampling dengan total
sampel yang dapat digunakan berjumlah 84 observasi. Pengujian data
penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda untuk data panel.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan memiliki
hubungan negatif terhadap nilai perusahaan. Sementara itu, kepemilikan
Corresponding author*: saham CEO tidak berhasil memiliki peran moderasi dalam hubungan antara
Amrie Firmansyah kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian ini,
[email protected] Otoritas Jasa Keuangan perlu meningkatkan peran pengawasan atas kinerja
keuangan dalam menyeleraskan kepentingan investor.

38
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

Pendahuluan

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang dinilai dapat

mencerminkan kesejahteraan pemegang sahamnya (Brigham & Houston, 2019). Kualitas kinerja

keuangan perusahaan go public salah satunya dapat dinilai melalui nilai perusahaan (Putra & Lestari,

2016). Informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan di pasar modal yang direpresentasikan oleh

harga saham dapat digunakan investor dalam pengambilan keputusan investasi (Nisasmara &

Musdholifah, 2016). Kepercayaan investor terhadap perusahaan dan prospeknya meningkat seiring

peningkatan harga saham perusahaan. Perusahaan berusaha untuk membuat keputusan dan kebijakan

yang diyakini mampu meningkatkan nilai perusahaannya dalam jangka panjang (Firmansyah,

Setiawan, et al., 2020). Investor memberikan peranan besar pada keberlangsungan perusahaan melalui

aliran modal. Dana yang diperoleh perusahaan dapat dimanfaatkan untuk ekspansi bisnis, tambahan

modal kerja, dan sebagainya (Firmansyah, Setiawan, et al., 2020).

Informasi yang diungkapkan perusahaan kepada publik, terutama yang terkait dengan

keuangan perusahaan, berpotensi memengaruhi respon investor (Firmansyah, Utami, et al., 2020).

Respon investor yang ditunjukkan dengan harga saham pada pasar modal menentukan nilai

perusahaan (Firmansyah & Purnama, 2020). Ketika terjadi pandemi COVID-19, seluruh dimensi

terkena dampaknya, tak terkecuali perekonomian di Indonesia. Pada tahun 2021, IHSG kuartal

pertama melemah hingga 6,81% dan per Mei 2021 IHSG secara year-to-date terkoreksi 3,65%

(Suryahadi, 2021). Salah satu penyebabnya adalah neraca perdagangan Indonesia awalnya

diperkirakan surplus, namun realisasinya mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan adanya

perlambatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Selain itu, kondisi ini juga dipicu oleh ekspansi

ekonomi Amerika Serikat yang mengakibatkan peningkatan tajam pada inflasi dan tingkat

pengangguran di Amerika Serikat (Bumn.info, 2021). Ketidakpastian kondisi ekonomi secara makro

mengakibatkan investor enggan berinvestasi pada perusahaan yang dinilai tidak dapat mengantisipasi

risiko, yang berdampak pada penurunan harga saham (Firmansyah, Setiawan, et al., 2020). Turunnya

harga saham juga mengakibatkan penurunan nilai perusahaan. Pada kondisi yang ideal, harga saham

seharusnya mencerminkan kinerja keuangan perusahaan, misalkan dari angka-angka pada laporan

39
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

keuangan. Namun, harga saham perusahaan tidak selalu menunjukkan kinerja keuangan perusahaan

sesungguhnya karena ada faktor multidimensi yang memengaruhi harga saham. Beberapa faktor yang

memengaruhi harga saham antara lain situasi sektor usaha, ekonomi dunia, dan berita yang beredar.

Kinerja keuangan yang berdasarkan angka-angka pada laporan keuangan tidak selalu

merefleksikan nilai perusahaan. Kondisi ini diakibatkan adanya perbedaan perspektif antara investor

selaku pemegang saham dengan manajer. Teori keagenan menjelaskan bahwa pihak manajemen dan

pemilik perusahaan mempunyai tujuan yang tidak sejalan (Jensen & Meckling, 1976). Tanggung

jawab utama untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan seharusnya dipegang oleh manajer selaku

agen. Namun, manajer juga memiliki tujuan untuk memaksimalkan kekayaan mereka sendiri (Jensen

& Meckling, 1976). Adanya insentif bagi manajer untuk menggunakan asumsi akuntansi yang

berpotensi menguntungkan pihak manajemen melalui angka dalam laporan keuangan. Dengan

demikian, pengujian nilai perusahaan perlu dilakukan dengan data dan informasi yang diberikan oleh

perusahaan dalam bentuk laporan keuangan.

Penelitian sebelumnya telah menguji faktor-faktor yang diperkirakan mampu menjelaskan

nilai perusahaan, diantaranya melalui ukuran perusahaan (Pratama & Wiksuana, 2016; Rudangga &

Sudiarta, 2016; Sari & Wahidahwati, 2021; Suwardika & Mustanda, 2017), profitabilitas (Astuti &

Yadnya, 2019; Hernomo, 2017; Marwa et al., 2017; Nofrita, 2013; Suffah & Riduwan, 2016; Sutama

& Lisa, 2018), pengungkapan tanggung jawab sosial (Aryanto & Setyorini, 2019; Davita et al., 2022;

Erkanawati, 2018; Firmansyah, Febrian, et al., 2021; Gaol et al., 2021; Ihsani et al., 2021; Kurniawan

et al., 2018; Latifah & Luhur, 2017; Masruroh & Makaryanawati, 2020; Praptama et al., 2022; Putri et

al., 2020; Rahardjo & Murdani, 2016), tata kelola perusahaan (Firmansyah, Husna, et al., 2021;

Firmansyah, Setiawan, et al., 2020; Ticoalu et al., 2021), pengungkapan manajemen risiko (Ticoalu et

al., 2021), leverage (Christiani & Herawaty, 2019; Firmansyah, Setiawan, et al., 2020; Hernomo,

2017; Sutama & Lisa, 2018), cash holding (Emanuel et al., 2022; Firmansyah, Setiawan, et al., 2020),

manajemen laba (Darwis, 2012; Lestari & Ningrum, 2018; Prayoga, 2018; Sugiono, 2020), kinerja

keuangan (Harningsih et al., 2019; Haryanto et al., 2018; Mudjijah et al., 2019; Sianturi, 2020;

Suranto et al., 2017; Ulfa & Asyik, 2018), penerapan nilai wajar (Geno & Firmansyah, 2022),

40
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

penghindaran pajak (Irawan & Turwanto, 2020; Lestari & Ningrum, 2018; Soerzawa et al., 2018;

Sugiono, 2020; Widodo & Firmansyah, 2021), kepemilikan manajerial (Anita & Yulianto, 2016;

Christiani & Herawaty, 2019; Firmansyah, Jadi, et al., 2021; Nuryono et al., 2019), kebijakan dividen

(Bahrun et al., 2020; Hernomo, 2017; Nofrita, 2013; Salman et al., 2020; Senata, 2016), asset

tangibility (Agustiawan et al., 2021; Ariyanti, 2019), instrumen derivatif (Firmansyah & Purnama,

2020; Novianti & Firmansyah, 2020), modal intelektual (Gaol et al., 2021), aset pertambangan

(Amanta et al., 2022) dan ukuran perusahaan (Amanta et al., 2022; Pratama & Wiksuana, 2016;

Rudangga & Sudiarta, 2016).

Kinerja keuangan perusahaan menjadi faktor yang cukup penting, alasannya adalah kinerja

keuangan perusahaan dapat memengaruhi pengukuran dan juga dipakai menjadi media untuk

mengamati jika perusahaan berkembang atau malah menurun (Zuliarni, 2012). Kinerja merupakan

kapabilitas perusahaan dalam mencapai objektivitasnya melalui efektivitas dan efisiensi dalam

pemanfaatan aset yang dimiliki. Kinerja merupakan gambaran tingkatan pertumbuhan suatu

perusahaan dalam meraih tujuannya apabila diukur perbandingannya terhadap kinerja sebelumnya

ataupun kinerja keuangan perusahaan lain dalam industri serupa (benchmarking), dan sejauh apa

perusahaan mencapai target tertentu sesuai ketetapan (Brigham & Houston, 2019). Secara umum

kinerja keuangan perusahaan dapat diukur melalui komponen-komponen data dan informasi pada

laporan keuangan. Nilai perusahaan yang digambarkan dengan harga saham perusahaan di pasar

modal mencerminkan seluruh informasi yang tersedia di publikasi perusahaan, yaitu laporan

keuangan (Scott, 2015).

Haryanto et al. (2018), Mudjijah et al. (2019) dan Ulfa & Asyik (2018) menyimpulkan bahwa

kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sementara itu, Harningsih et al.

(2019), Sianturi (2020) dan Suranto et al. (2017) menemukan bahwa kinerja keuangan perusahaan

tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Adanya perbedaan pengujian sebelumnya

mengakibatkan pengujian kinerja keuangan perusahaan terhadap nilai perusahaan perlu untuk

dilakukan kembali.

41
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh kinerja keuangan terhadap

nilai perusahaan. Dalam penelitian sebelumnya, kinerja keuangan lebih banyak dikaitkan dengan

profitabilitas dan proksi return on assets dan return on equity, sedangkan kinerja keuangan dalam

penelitian ini menggunakan proksi economic value added (EVA). Penggunaan EVA sebagai alat

pengukuran kinerja mempunyai kelebihan karena dapat lebih merepresentasikan laba ekonomi

dibandingkan dengan pendekatan lainnya yang lebih merepresentasikan laba akuntansi (Sobahi et al.,

2019). Selain itu, penelitian ini juga memasukkan kepemilikan CEO sebagai variabel moderasi dalam

hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Sementara itu, penelitian sebelumnya

menggunakan penggunaan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi dalam hubungan kinerja

keuangan dan nilai perusahaan diukur dengan kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh

seluruh direksi (Afidah, 2014; Henrita & Inggarwati, 2021; Ulfa & Asyik, 2018; Widhiarti & Sapari,

2020).

CEO merupakan pimpinan puncak yang memiliki kewenangan atas kegiatan operasi

perusahaan sehingga dapat memiliki pengaruh atas perilaku pegawai dibawahnya (Firmansyah, Jadi,

et al., 2021). Sebagai manajer puncak, CEO lebih mengetahui informasi internal perusahaan sehingga

CEO dapat mengambil kebijakan sesuai dengan keinginan dan motifnya. Untuk meminalisir risiko

kebijakan CEO yang tidak sejalan dengan kepentingan pemegang saham, CEO diberikan kewenangan

untuk memiliki saham perusahaan (Firmansyah, Jadi, et al., 2021). Kepemilikan saham oleh CEO

diharapkan dapat mengurangi konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham sehingga

manajer dapat meningkatkan upaya dalam peningkatan nilai perusahaan sebagaimana yang

dikehendaki oleh pemegang saham.

Masalah konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham muncul karena adanya

informasi asimetri di antara keduanya. Kepemilikan saham oleh CEO mewakili salah satu proksi

penerapan tata kelola perusahaan yang baik yaitu kepemilikan manajerial. Penggunaan proksi ini

diharapkan dapat mengurangi risiko yang dapat terjadi akibat adanya asimetri informasi dan konflik

kepentingan. Tujuan dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik adalah mengarahkan dewan

komisaris, direksi, serta pemegang saham agar memiliki nilai moral yang baik dan patuh pada

42
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

peraturan yang berlaku ketika akan mengambil keputusan dan melakukan suatu tindakan (KNKG,

2021). Kepemilikan saham oleh CEO diharapkan dapat efektif dalam menyelaraskan kepentingannya

dengan pemegang saham karena CEO selaku bagian dari manajer ikut terlibat dalam setiap keputusan

yang diambil serta turut menanggung kerugian jika terdapat keputusan yang tidak benar (Taner &

Nasikin, 2020). Hasil pengujian dalam penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kepemilikan

manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Anita & Yulianto, 2016; Christiani &

Herawaty, 2019). Kepemilikan saham oleh CEO menjadi bagian dalam kepemilikan saham

manajerial. Keputusan CEO dalam perusahaan merupakan keputusan yang paling terlihat

(Firmansyah, Jadi, et al., 2021). Dengan demikian, kepemilikan saham oleh CEO diharapkan dapat

memiliki peran dalam peningkatan terkait dengan penyelerasan kepentingan pemegang saham.

Penelitian ini menggunakan profitabilitas, leverage, kebijakan dividen, ukuran perusahaan

dan asset tangibility sebagai variabel kontrol. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan keuntungan berdasarkan modal, aset, dan tingkat penjualan (Hernomo, 2017).

Profitabilitas yang semakin tinggi menunjukkan potensi perusahaan akan semakin baik di masa depan

sehingga dapat mempengaruhi persepsi investor. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Astuti &

Yadnya (2019), Hernomo (2017), Marwa et al. (2017), Nofrita (2013), Suffah & Riduwan (2016), dan

Sutama & Lisa (2018) menunjukkan profitabilitas memiliki pengaruh positif atas nilai perusahaan.

Leverage adalah sebuah rasio untuk menggambarkan seberapa besar perusahaan memakai

pembiayaan utang (Brigham & Houston, 2019). Penggunaan utang bisa mempengaruhi nilai

perusahaan. Semakin tinggi pembiayaan utang yang digunakan dapat meningkatkan nilai perusahaan

dikarenakan adanya penghematan pajak. Di sisi lain, tingginya pembiayaan utang dapat menurunkan

nilai perusahaan karena meningkatkan risiko kepailitan serta dapat menimbulkan masalah keagenan

(Hernomo, 2017). Hernomo (2017) dan Sutama & Lisa (2018) menyimpulkan bahwa leverage

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Kebijakan dividen merupakan sebuah kebijakan yang dilakukan perusahaan dalam rangka

menentukan proporsi keuntungan yang akan dibayarkan kepada investor berdasarkan total

kepemilikan sahamnya (Senata, 2016). Apapun kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan,

43
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

baik pembayaran yang lebih besar ataupun yang lebih kecil akan selalu memberi pengaruh terhadap

nilai perusahaan (Hernomo, 2017). Penelitian sebelumnya yang dilakukan Hernomo (2017), Nofrita

(2013) dan Senata (2016) menemukan bahwa kebijakan dividen memiliki pengaruh positif terhadap

nilai perusahaan.

Ukuran perusahaan adalah gambaran secara umum atas keseluruhan aset milik perusahaan

(Pratama & Wiksuana, 2016). Ukuran perusahaan yang semakin besar mempermudah perusahaan

dalam mendapatkan sumber dana baik dari eksternal maupun internal (Rudangga & Sudiarta, 2016).

Pratama & Wiksuana (2016) dan Rudangga & Sudiarta (2016) membuktikan bahwa ukuran

perusahaan memiliki pengaruh positif atas nilai perusahaan.

Asset tangibility merupakan sebuah rasio yang menggambarkan besaran nilai aktiva tetap dari

total aktiva (Ariyanti, 2019). Semakin besar kepemilikan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, maka

semakin mudah perusahaan mendapatkan pendanaan dari hutang karena dapat memberikan jaminan

lebih kepada perbankan dan lembaga keuangan lainnya atas struktur modal dan nilai perusahaan

(Agustiawan et al., 2021). Agustiawan et al. (2021) dan Ariyanti (2019) menemukan bahwa asset

tangibility memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap literatur dalam konteks riset

akuntansi keuangan berbasis pasar modal khususnya mengenai nilai perusahaan dan reaksi investor.

Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

untuk memperbaiki serta menyempurnakan kebijakan-kebijakan perlindungan investor dan

implementasi tata kelola perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Telaah Literatur dan Pengembangan Hipotesis

Teori keagenan menjelaskan bahwa fungsi manajemen dan kepemilikan pada suatu

perusahaan merupakan hal yang berbeda (Arwani et al., 2020). Hubungan keagenan muncul ketika

prinsipal mempekerjakan agen untuk memberikan jasa yang disertai dengan pelimpahan wewenang

decision-making kepada agen (Wongso, 2012). Hal tersebut potensial untuk menimbulkan agency

problem karena adanya perbedaan kepentingan (Arwani et al., 2020). Dalam konteks perusahaan,

44
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

prinsipal adalah pemegang saham sedangkan agen adalah manajer. Jika dikaitkan dengan sifat dasar

manusia yang cenderung oportunistik, terdapat kemungkinan manajer justru malah mengutamakan

kepentingan pribadinya (Putra & Rakhmawati, 2016). Situasi ini juga didorong oleh asimetri

informasi, di mana manajer memiliki pengetahuan yang lebih memadai terkait perusahaan

dibandingkan pemegang saham (Firmansyah, Jadi, et al., 2021). Dengan demikian, manajer memiliki

kesempatan untuk mengambil keputusan yang berpotensi menguntungkan dirinya.

Manajemen lebih memiliki insentif untuk meningkatkan kemakmuran pribadi dibandingkan

kemakmuran pemegang saham (Jensen & Meckling, 1976). Padahal, manajemen sebagai agen

seharusnya memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham malaui kinerja keuangan perusahaan,

salah satunya. Kinerja keuangan adalah salah satu indikator fundamental yang mencerminkan kinerja

keuangan perusahaan (Nainggolan & Listiadi, 2014). Selain itu, kinerja keuangan perusahaan menjadi

dasar penilaian bagi investor (Nainggolan & Listiadi, 2014). Tingginya harga saham berpengaruh

pada tingginya nilai perusahaan yang dampaknya dapat meningkatkan kemakmuran pemegang saham

(Firmansyah, Husna, et al., 2021). Namun adanya asimetri informasi, pihak manajemen memiliki

informasi yang lebih sempurna terkait kondisi keuangan perusahaan, sehingga manajemen memiliki

diskresi dalam mempengaruhi informasi dalam laporan keuangan (Scott, 2015).

Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba (Brigham &

Houston, 2019). Nilai perusahaan dianggap penting karena dapat merefleksikan kinerja keuangan

perusahaan yang dapat memengaruhi keputusan investasi investor serta persepsinya (Kusna &

Setijani, 2018). Kekayaan pemegang saham dicerminkan oleh harga pasar dari saham suatu

perusahaan. Nilai perusahaan meningkatkan kemakmuran pemegang saham seiring dengan

peningkatan harga saham (Scott, 2015). Tingginya nilai perusahaan berpotensi menarik investor untuk

berinvestasi dalam perusahaan tersebut (Harningsih et al., 2019).

Kinerja keuangan adalah salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat efektivitas

dan efisiensi suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya (Brigham & Houston, 2019). Penilaian

tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan

perusahaan (Maith, 2013). Informasi kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan sebagai alat dalam

45
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

pengambilan keputusan oleh investor. Ketika kinerja keuangan perusahaan baik, nilai perusahaan

akan tinggi dan begitu pula sebaliknya (Haryanto et al., 2018; Mudjijah et al., 2019; Ulfa & Asyik,

2018). Kinerja keuangan dapat menjadi indikator nilai perusahaan, sehingga investor dapat

menggunakan informasi kinerja keuangan dalam pengambilan keputusan investasinya. Kinerja

keuangan yang baik relevan dengan kondisi fundamental perusahaan yang berdampak pada

keberlangsungan perusahaan di masa mendatang.

H1: Kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Asimetri informasi antara manajer dan pemegang saham adalah hal yang mendasari

timbulnya isu kepercayaan pemegang saham kepada manajer perusahaan (Lisa, 2012). Konflik

kepentingan meningkat seiring dengan rendahnya akses pemegang saham dalam memonitor kinerja

manajer dan memastikan manajemen dapat mengakomodasi keinginan pemegang saham (Scott,

2015). Untuk meminimalisasi perbedaan kepentingan tersebut, diperlukan mekanisme untuk

menyelaraskan kepentingan manajemen dan pemegang saham. Salah satu jalan yang dapat ditempuh

adalah dengan memberikan saham kepada manajer (Firmansyah, Jadi, et al., 2021).

Di sisi lain, manajer memiliki insentif lebih besar dalam melakukan tindakan sesuai

kepentingan prinsipal. Manajer dapat menerima bonus yang lebih tinggi apabila kinerja keuangan

perusahaan meningkat (Jadi et al., 2021). Ketika manajer memiliki saham di dalam suatu perusahaan,

maka manajer juga bertindak sebagai investor yang berhak atas tingkat pengembalian investasinya.

Kepemilikan saham seorang manajer dapat turut menyelaraskan kepentingan pemegang saham. Hasil

pengujian dalam penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan (Anita & Yulianto, 2016; Christiani & Herawaty, 2019).

Kepemilikan saham manajer dapat meningkatkan kepercayaan investor terkait dengan upaya manajer

dalam mendisiplinkan tindakan dan kebijakan yang diambil sesuai dengan kepentingan pemegang

saham. CEO merupakan bagian dari manajer, namun keputusan CEO merupakan keputusan manajer

dalam peusahaan yang paling terlihat.

H2: Kepemilikan CEO mampu meningkatkan hubungan positif antara kinerja keuangan perusahaan

terhadap nilai perusahaan.

46
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan data perusahaan nonfinansial yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dari tahun 2018 sampai dengan 2020. Data penelitian diambil dari www.idx.co.id, situs

resmi perusahaan, dan www.finance.yahoo.com. Berdasarkan purposive sampling, sampel penelitian

adalah sebagai berikut:

Tabel 1.
Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Perusahaan non keuangan listed di BEI per 31 Desember 2021 666
Perusahaan yang tidak termasuk dalam kategori kepemilikan saham oleh CEO pada
-638
rentang tahun 2018-2020
Perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan oleh CEO selama tahun 2018-2020 28
Tahun penelitian 3
Total Sampel 84
Sumber: Data diolah

Nilai perusahaan merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Proksi nilai perusahaan

menggunakan Tobin’s Q sebagaimana yang digunakan oleh Firmansyah & Purnama (2020), Ihsani et

al. (2021), dan Putri et al. (2020).

Sementara itu, kinerja keuangan perusahaan digunakan sebagai variabel independen dalam

penelitian ini. Proksi kinerja keuangan dalam penelitian ini menggunakan economic value added

(EVA). EVA menyajikan kinerja keuangan yang mempertimbangkan harapan kreditur dan investor

karena EVA merupakan true economic profit pada tahun tertentu dan sangat berbeda dibandingkan

dengan laba akuntansi (Irawan & Manurung, 2020).

Di mana:
NOPAT = Laba bersih operasi setelah dikurangi pajak
IC = Modal yang diinvestasikan (total utang dan ekuitas – utang lancar)
WACC = Weighted Average Cost of Capital [(D x Rd)(1 - Tax) + (E x Re)]
D (tingkat modal) = (Total Utang/Total Utang & Ekuitas) x 100%
Rd (Cost of Debt) = (Beban Bunga/Total Utang) x 100%
Tax = (Beban Pajak/EBT) x 100%
E (Ekuitas) = (Total Ekuitas/Total Utang & Ekuitas) x 100%
Re (Cost of Equity) = (EBIT/Ekuitas) x 100%

47
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

Selanjutnya, kepemilikan saham CEO digunakan sebagai variabel moderasi. Proksi

kepemilikan CEO yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti Firmansyah, Jadi, et al. (2021) yaitu

rasio jumlah lembar saham perusahaan yang dimiliki oleh CEO dibagi dengan total lembar saham

beredar.

Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yang terdiri dari profitabilitas, leverage,

kebijakan dividen, ukuran perusahaan dan asset tangibility. Profitabilitas adalah ukuran mengenai

kemampuan perusahaan untuk memperoleh profit melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki,

dalam bentuk aset, modal, dan penjualan (Kasmir, 2014). Pengukuran profitabilitas yang digunakan

adalah operating profit margin (OPM), yaitu perbandingan antara keuntungan operasional dengan

penjualan sebagaimana Firmansyah, Jadi, et al. (2021) dan Peranginangin (2019).

Leverage adalah proporsi komponen pendanaan perusahaan, baik yang berasal dari utang

jangka panjang (long term debt) maupun dari modal sendiri. Proksi leverage yang digunakan dalam

penelitian ini mengikuti Fengju et al. (2013) dan Firmansyah, Jadi, et al. (2021).

Kebijakan dividen menggambarkan pelaksanaan pembagian dividen pada perusahaan sebagai

hasil bagi dari laba yang dapat didistribusikan dalam bentuk tunai atau saham kepada para

shareholders. Proksi kebijakan dividen yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti Budianto &

Payamta (2014) dan Mladenoska (2017) dengan variabel dummy, yaitu 1 apabila perusahaan

memberikan dividen atas tahun yang bersangkutan dan 0 apabila tidak ada pembagian dividen selama

tahun tersebut.

Nilai asset tangibility menunjukkan tingkatan stabilitas keuangan perusahaan bagi kreditor,

dimana tingginya nilai tersebut menunjukkan banyaknya aset yang dapat dilikuidasi apabila

perusahaan bangkrut. Hal tersebut akan mempermudah perusahaan dalam mencari pembiayaan

48
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

dengan biaya rendah (Ariyanti, 2019). Proksi asset tangibility (TANG) yang digunakan dalam

penelitian ini mengikuti Firmansyah, Jadi, et al. (2021).

Ukuran perusahaan terkait dengan jumlah aset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang

memiliki aset yang tinggi dianggap memiliki sumber daya yang memadai total aset pada perusahaan

tersebut (Ticoalu et al., 2021). Proksi ukuran perusahaan (SIZE) mengikuti Ticoalu et al. (2021) dan

Widodo & Firmansyah (2021) yaitu:

Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk data

panel. Dalam menguji estimasi regresi terhadap data panel, terdapat tiga model regresi yang dapat

diterapkan, yaitu Ordinary Least Squares (OLS), Fixed Effect Model (FE), dan Random Effect Model

(RE). Pengujian estimasi perlu dilakukan dalam memilih model terbaik melalui tiga jenis pengujian,

yaitu Chow Test untuk memilih antara OLS dan FE, Lagrange Multiplier Test untuk memilih antara

OLS dan RE, kemudian Hausman Test untuk memilih antara RE dan FE. Adapun model pengujian

untuk hipootesis 1 adalah sebagai berikut:

Untuk model pengujian hipotesis 2 adalah sebagai berikut:

Di mana:
TOBIN’S Q = Nilai perusahaan
EVA = Kinerja keuangan (Economic Value Added)
MOW = Kepemilikan saham oleh CEO
DIV = Dividend
LEV = Leverage
OPM = Profitability
TANG = Asset tangibility
SIZE = Firm Size

Hasil dan Diskusi

Statistik deskriptif variabel penelitian ini dapat terlihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2,
Tobin’s Q memiliki nilai rata-rata sebesar 1.1390, nilai tengah sebesar 0.9912 dan standar deviasi

49
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

sebesar 0.7065. Nilai minimum Tobin’s Q sebesar 0.1859 dimiliki oleh LMPI (PT. Langgeng
Makmur Industri Tbk) pada tahun 2020, sedangkan nilai maksimum Tobin’s Q sebesar 3.1104
dimiliki oleh SMSM (PT Selamat Sempurna Tbk.) di tahun 2018. EVA memiliki nilai rata-rata
sebesar -0.0219, nilai tengah sebesar -0.0015, dan standar deviasi sebesar 0.1022. Nilai minimum
EVA sebesar -0.8065 dimiliki oleh PKPK (PT. Perdana Karya Perkasa Tbk) di tahun 2019, sedangkan
nilai maksimum EVA sebesar 0.0803 dimiliki oleh SMDR (PT Samudera Indonesia Tbk) di tahun
2020. MOW (kepemilikan CEO) memiliki nilai rata-rata sebesar 8.454%, nilai tengah 0.655% dan
standar deviasi sebesar 16.181%. Nilai minimum MOW sebesar 0.001% dimiliki oleh DGIK (PT
Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk) selama tahun 2018 sampai tahun 2020, sedangkan nilai maksimum
MOW sebesar 66.470% dimiliki oleh PTSN (PT. Sat Nusapersada Tbk) selama tahun 2018 sampai
dengan tahun 2020.

Tabel 2.
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Var Obs Mean Med. Std Dev. Min Max.
Tobin’s Q 84 1.1390 0.9913 0.7065 0.1859 3.1104
EVA 84 - 0.0219 - 0.0015 0.1022 - 0.8065 0.0803
MOW 84 8.454% 0.655% 16.181% 0.001% 66.470%
SIZE 84 28.3896 28.1560 1.8704 24.9523 32.7256
TANG 84 1.5595 0.8238 2.4041 0.0911 18.7379
OPM 84 - 0.0158 0.0257 0.2358 - 1.662 0.2326
DIV 84 0.7143 1.0000 0.4545 0.0000 1.0000
LEV 84 0.1841 0.1392 0.1589 0.0002 0.8539
Sumber: data diolah

Hasil uji hipotesis 1, model yang fit digunakan adalah random effect model dengan ringkasan

hipotesis sebagai berikut:

Tabel 3
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis 1
Variabel Dependen: Tobin’s Q
Var Coeff. t-Stat. Prob.
C -0.2343 -0.1234 0.4511
EVA -0.6138 -1.3022 0.0983 *
OPM 0.6446 2.9917 0.0018 ***
LEV -1.1179 -2.1525 0.0172 **
DIV -0.1985 -1.8460 0.0343 **
TANG 0.0137 0.6565 0.2567
SIZE 0.0598 0.9028 0.1847
R2 0.2227
Adj. R2 0.1621
F-stat. 3.6762
Prob(F-stat.) 0.0029
Keterangan: ***) signifikan pada level 0.01, **) signifikan
pada level 0.05, *) signifikan pada level 0.1
Sumber: Data diolah

50
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

Hasil pengujian hipotesis di atas menunjukkan bahwa kinerja keuangan memiliki pengaruh

negatif terhadap nilai perusahaan (koefisien variabel kinerja keuangan sebesar -0.6138, dengan p-

value sebesar 0.0983). Tingkat keyakinan dalam penelitian ini masih mengakomodasi tingkat

keyakinan sebesar 90% atau dengan probabilitas kesalahan sebesar 10% dalam uji pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian sosial, tingkat signifikansi sebesar 10%

merupakan level signifikansi yang paling rendah di antara ketiga level dalam penelitian sosial. Hasil

pengujian ini berbeda dengan Harningsih et al. (2019), Haryanto et al. (2018), Mudjijah et al. (2019),

Sianturi (2020), Suranto et al. (2017), dan Ulfa & Asyik (2018). Perbedaan hasil pengujian ini diduga

diakibatkan adanya perbedaan penggunaan proksi kinerja keuangan. Hasil pengujian ini

mengkonfirmasi penelitian dari Rahayu & Dana (2016) yang menunjukkan bahwa EVA memiliki

hubungan negatif terhadap harga saham, tetapi hasil tersebut bertentangan dengan penelitian

Wedayanthi & Darmayanti (2016) yang menyimpulkan bahwa EVA berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan.

Berdasarkan sampel penelitian ini, mayoritas perusahaan di Indonesia memiliki besaran EVA

negatif, sehingga kinerja keuangan perusahaan di Indonesia yang memiliki kepemilikan saham oleh

CEO pada tahun 2018-2020 mayoritas menunjukkan kinerja yang kurang baik. Kondisi ini

diakibatkan pendapatan sebelum pajak perusahaan tidak mampu menutupi seluruh biaya operasi dan

biaya modal perusahaan. Hal ini tentu saja dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan pemegang

saham dan persepsi investor. Namun, investor tidak sepenuhnya menjadikan informasi laporan

keuangan perusahaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Investor menyadari bahwa

manajemen laba merupakan hal yang biasa dilakukan di Indonesia untuk tujuan tertentu, seperti

tujuan untuk penghindaran pajak. Meskipun perusahaan memiliki EVA yang rendah, investor justru

tetap melihat prospek yang baik dari perusahaan. Dengan demikian, nilai perusahaan dapat meningkat

meskipun EVA perusahaan rendah.

Penggunaan proksi kinerja keuangan dengan EVA mungkin masih belum familiar di

Indonesia. Hal ini terbukti dari manajemen perusahaan yang tidak memperhitungkan dan

mencantumkan nilai EVA dalam laporan keuangannya. Selain itu, laporan ringkasan kinerja keuangan

51
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

yang diterbitkan oleh perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia tidak mengikutsertakan

perhitungan EVA (Nugraha & Bahtiar, 2013). Padahal, EVA sudah banyak dipakai oleh perusahaan-

perusahaan di negara lainnya dalam mengukur kinerja keuangan perusahaannya, karena EVA mampu

menggambarkan economic profit yang lebih baik dari pada pengukuran lainnya.

Selanjutnya, hasil uji hipotesis kedua, model yang fit digunakan adalah random effect model

dengan ringkasan sebagai berikut:

Tabel 4
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis 2
Variabel Dependen: Tobin’s Q
Var Coeff. t-Stat. Prob.
C -0.3386 -0.1723 0.4318
EVA 0.0503 0.0311 0.4876
MOW -0.0068 -0.0083 0.4966
EVA*MOW -2.0780 -0.4342 0.3327
OPM 0.5977 2.5192 0.0069 ***
LEV -1.1558 -2.2025 0.0153 **
DIV -0.2024 -1.9086 0.0300 **
TANG 0.0144 0.6966 0.2441
SIZE 0.0638 0.9356 0.1762
R2 0.2301
Adj. R2 0.1480
F-stat. 2.8026
Prob(F-stat.) 0.0090
Keterangan: ***) signifikan pada level 0.01, **) signifikan
pada level 0.05, *) signifikan pada level 0.1
Sumber: Data diolah
Hasil pengujian hipotesis di atas menunjukkan bahwa kepemilikan CEO tidak memperkuat

pengaruh positif kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan (koefisien interaksi antara variabel

kinerja keuangan dan kepemilikan CEO sebesar -2.0780, dengan p-value sebesar 0.3327).

Penambahan kepemilikan CEO sebagai variabel moderasi dalam model 2 dalam penelitian ini

menurunkan tingkat Adjusted R2 yang semula sebesar 16.21% menjadi 14.80%. Selain itu,

kepemilikan CEO dalam model penelitian juga mengakibatkan perubahan nilai Prob. beberapa

variabel seperti OPM, LEV, DIV, dan termasuk EVA yang semula signifikan menjadi tidak

signifikan. Dengan demikian, variabel kepemilikan CEO bukan merupakan variabel moderasi yang

tepat dalam pengujian hubungan kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

52
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

Hasil pengujian ini mengkonfirmasi temuan dari Ulfa & Asyik (2018) dan Widhiarti & Sapari

(2020) bahwa kepemilikan manajerial tidak memiliki peran moderasi dalam hubungan antara kinerja

keuangan dan nilai perusahaan. Namun, hasil pengujian dalam penelitian ini tidak sejalan dengan

Afidah (2014) dan Henrita & Inggarwati (2021) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial

memperkuat pengaruh positif kinerja keuangan perusahaan terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan

saham CEO tidak mampu memperbaiki hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

Selain masih belum optimalnya penggunaan EVA di Indonesia, sebagian besar kepemilikan saham

oleh CEO di perusahaan dalam jumlah yang relatif rendah. Oleh karena itu, upaya untuk

meningkatkan fungsi EVA bukan merupakan tindakan yang diutamakan oleh CEO.

Di Indonesia, perusahaan yang memberikan kepemilikan saham kepada CEO masih relatif

sedikit. Mayoritas kepemilikan saham oleh CEO hanya kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang

dimiliki perusahaan. Kepemilikan saham yang sedikit secara tidak langsung mengakibatkan CEO

hanya berfokus pada perannya sebagai manajer, tidak mewakili pemegang saham. Jumlah

kepemilikan saham yang masih rendah tidak memberikan insentif kepada CEO untuk bertindak

dengan tujuan memaksimalkan nilai pemegang saham. Kepemilikan saham oleh CEO yang sedikit

tidak mampu mengatasi terjadinya konflik keagenan antara pemegang saham dengan manajer itu

sendiri. Kepemilikan saham CEO yang relatif rendah mengakibatkan CEO lebih mengejar bonus

berdasarkan kinerja operasi perusahaan dibandingkan tingkat pengembalian atas saham yang dimiliki.

Kesimpulan, Implikasi, dan Keterbatasan

Kinerja keuangan perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap nilai perusahaan. Selain

itu, kepemilikan CEO tidak memiliki peran moderasi dalam memperbaiki hubungan antara kinerja

keuangan dan nilai perusahaan. Selain penggunaan EVA yang masih belum terlalu dikenal dalam

analisis investasi secara fundamental di Indonesia, masih terdapat aktivitas manajemen laba yang

dilakukan oleh perusahaan mengakibatkan informasi laba operasi bukan menjadi satu-satunya

pertimbangan dalam membuat keputusan investasi. Selain itu, CEO lebih mengutamakan perannya

53
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

sebagai manajer dibandingkan sebagai pemegang saham dan tidak memiliki banyak insentif untuk

menyelaraskan tujuan manajer dan pemegang saham.

Keterbatasan penelitian ini adalah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada

perusahaan yang memiliki data kepemilikan saham oleh CEO, sehingga eliminasi banyak dilakukan

atas jumlah sampel. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan horizon waktu yang lebih panjang

untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih komprehensif. Penelitian ini mengindikasikan bahwa

fungsi monitoring yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas kinerja keuangan emiten perlu

untuk ditingkatkan.

Daftar Pustaka

Afidah, U. (2014). Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan
manajerial sebagai variabel moderating (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang listed
di BEI) [Universitas Jember]. https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/59453

Agustiawan, D., Efni, Y., & Gusnardi, G. (2021). Struktur modal dan nilai perusahaan: dipengaruhi
oleh uniqueness, tangibility dan financial flexibility. CURRENT: Jurnal Kajian Akuntansi Dan
Bisnis Terkini, 2(2), 278–301. https://doi.org/10.31258/jc.2.2.278-301

Amanta, H. P., Wahyuni, R. N., & Firmansyah, A. (2022). Peran kebijakan utang dalam respon
investor atas aset pertambangan, aset tetap dan ukuran perusahaan. Jurnal Pajak Dan Keuangan
Negara (PKN), 4(1), 112–121. https://doi.org/10.31092/jpkn.v4i1.1659

Anita, A., & Yulianto, A. (2016). Pengaruh kepemilikan manajerial dan kebijakan dividen terhadap
nilai perusahaan. Management Analysis Journal, 5(1), 17–23.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj/article/view/8116

Ariyanti, R. (2019). Pengaruh tangible asset, roe, firm size, liquidity terhadap price book value
dengan struktur modal sebagai variabel intervening pada perusahaan perbankan. Balance, 16(1),
1–11. http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/balance/article/view/2450

Arnova, I. (2016). Pengaruh ukuran kunerja ROA,ROE,EPS dan EVA terhadap return saham.
Ekombis Riview, 4(1), 36–53. https://doi.org/10.37676/ekombis.v4i1.153

Arwani, A., Ramadhan, M. N., & Restiara, V. (2020). Kepemilikan manajerial dalam agency theory.
http://repository.iainpekalongan.ac.id/269/

Aryanto, A., & Setyorini, C. T. (2019). Pengaruh tata kelola perusahaan dan tanggung jawab sosial
terhadap nilai perusahaan sektor pertambangan. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, Dan
Keuangan Publik, 14(2), 181. https://doi.org/10.25105/jipak.v14i2.5020

Astuti, N. K. B., & Yadnya, I. P. (2019). Pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan
terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen. E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana, 8(5), 3275. https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i05.p25

Bahrun, M. F., Tifah, T., & Firmansyah, A. (2020). Pengaruh keputusan pendanaan, keputusan
investasi, kebijakan dividen, dan arus kas bebas terhadap nilai perusahaan. Jurnal Ilmiah

54
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

Akuntansi Kesatuan, 8(3), 263–276. https://doi.org/10.37641/jiakes.v8i3.358

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2019). Fundamentals of financial management. Cengage Learning.

Budianto, W., & Payamta, P. (2014). Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan
dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi. Assets: Jurnal Akuntansi Dan Pendidikan,
3(1), 13–25. https://doi.org/10.25273/jap.v3i1.1207

Bumn.info. (2021). Prospek saham BUMN konstruksi di tengah tekanan pergerakan IHSG.
https://www.bumn.info/info-bisnis/prospek-saham-bumn-di-tengah-tekanan-pergerakan-ihsg

Christiani, L., & Herawaty, V. (2019). Pengaruh kepemilikan manajerial, komite audit, leverage,
profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan manajemen laba sebagai
variabel moderasi. Seminar Nasional Cendekiawan, 5(2), 2.35.1-1.35.7.
https://doi.org/10.25105/semnas.v0i0.5824

Darwis, H. (2012). Manajemen laba terhadap nilai perusahaan dengan corporate governance sebagai
pemoderasi. Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 16(1), 45–55.
https://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jkdp/article/view/1045

Davita, N., Prajaningtyas, W., & Firmansyah, A. (2022). Peran moderasi kebijakan utang pada
hubungan pengungkapan keberlanjutan dan nilai perusahaan. Jurnal Akuntansi, 14(1), 82–99.
https://doi.org/10.28932/jam.v14i1.4582

Emanuel, R., Antonius, J., Apriyanto, R. P., Firmansyah, A., Akuntansi, M., Tarumanagara, U.,
Akuntansi, M., Tarumanagara, U., Akuntansi, M., Tarumanagara, U., Akuntansi, M., &
Tarumanagara, U. (2022). Dewan direksi, cash holding, nilai perusahaan: peran moderasi dari
leverage. Jurnalku, 2(1), 54–67. https://doi.org/10.54957/jurnalku.v2i1.143

Erkanawati, S. C. (2018). Pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap nilai perusahaan


pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada Periode 2011 –
2015. Parsimonia, 5(1), 83–96.
https://jurnal.machung.ac.id/index.php/parsimonia/article/view/173

Fengju, X., Fard, R. Y., Maher, L. G., & Akhteghan, N. (2013). The relationship between financial
leverage and profitability with an emphasis on income smoothing in Iran ’ s capital market.
European Online Journal of Natural and Social Sciences, 2(3), 156–164. https://european-
science.com/eojnss/article/view/355

Firmansyah, A., Febrian, W., Jadi, P. H., Husna, M. K., & Putri, M. A. (2021). Respon investor atas
tanggung jawab sosial tata kelola perusahaan di Indonesia: perspektif resource based view. E-
Jurnal Akuntansi, 31(8), 1918–1935. https://doi.org/10.24843/EJA.2021.v31.i08.p04

Firmansyah, A., Husna, M. C., & Putri, M. A. (2021). Corporate social responsibility disclosure,
corporate governance disclosures, and firm value in Indonesia chemical, plastic, and packaging
sub-sector companies. Accounting Analysis Journal, 10(1), 9–17.
https://doi.org/10.15294/aaj.v10i1.42102

Firmansyah, A., Jadi, P. H., & Sukarno, R. S. (2021). Bagaimana respon investor terhadap
kepemilikan saham oleh CEO? Jurnal Online Insan Akuntan, 4(1), 15–28. https://ejournal-
binainsani.ac.id/index.php/JOIA/article/view/1476

Firmansyah, A., & Purnama, E. B. D. (2020). Do derivatives instruments ownership decrease firm
value in Indonesia? Riset Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 5(1), 1–9.
https://doi.org/10.23917/reaksi.v5i1.9817

Firmansyah, A., Setiawan, T. A., & Fathurahman, F. (2020). Nilai perusahaan: kebijakan utang, good

55
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

corporate governance, cash holding. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis, 20(2), 237.
https://doi.org/10.20961/jab.v20i2.568

Firmansyah, A., Utami, W., Umar, H., & Mulyani, S. D. (2020). The role of derivative instruments on
risk relevance from emerging market non-financial companies. Journal of Governance and
Regulation, 9(3), 45–63.

Gaol, G. A. L., Firmansyah, A., & Irawati, A. D. (2021). Intellectual capital, corporate social
responsibility, and firm value in Indonesia’s banking industries. Jurnal Riset Akuntansi Terpadu,
14(1), 76–87. https://doi.org/110.35448/jrat.v14i1.10229

Geno, M. R. P., & Firmansyah, A. (2022). Peran tata kelola perusahaan dalam respon investor atas
penerapan nilai wajar properti investasi dan aset tetap di Indonesia. Owner: Riset & Jurnal
Akuntansi, 6(2), 1292–1303. https://doi.org/10.33395/owner.v6i2.671

Harningsih, Henri, A. &, & Angelina. (2019). Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
dengan pengungkapan CSR dan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi. Journal of
Multidisciplinary Research and Development, 1(2), 199–209.
https://jurnal.ranahresearch.com/index.php/R2J/article/view/41

Haryanto, S., Rahadian, N., Mbapa, M. F. I., Rahayu, E. N., & Febriyanti, K. V. (2018). Kebijakan
hutang, ukuran perusahaan dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan: industri perbankan
di Indonesia. AFRE (Accounting and Financial Review), 1(2), 62–70.
https://doi.org/10.26905/afr.v1i2.2279

Henrita, D. C., & Inggarwati, K. (2021). Kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan
kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Sains
Dan Humaniora, 5(1), 64–72. https://doi.org/10.23887/jppsh.v5i1.33433

Hernomo, M. C. (2017). Pengaruh profitabilitas, leverage, likuiditas, ukuran perusahaan dan


kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Petra Business and Management Review, 3(1), 1–
11. http://publication.petra.ac.id/index.php/breview/article/view/9177

Ihsani, M. A., Firmansyah, A., & Estutik, R. S. (2021). Market response to companies sustainability
disclosure and environmental performance in Indonesia. Jurnal Dinamika Akuntansi Dan Bisnis,
8(2), 197–214. https://doi.org/10.24815/jdab.v8i2.21630

Irawan, F., & Manurung, N. Y. (2020). Analisis economic value added (eva), financial value added
(fva) dan market value added (mva) sebagai alat ukur kinerja keuangan. Jurnal Pajak Dan
Keuangan Negara, 2(1), 31–45. https://doi.org/10.31092/jpkn.v2i1.999

Irawan, F., & Turwanto, T. (2020). The effect of tax avoidance on firm value with tax risk as
moderating variable. Test Engineering and Management, 83(March-April), 9696–9707.
https://www.testmagzine.biz/index.php/testmagzine/article/view/5365/4340

Jadi, P. H., Firmansyah, A., Wijaya, S., Irawan, F., Dinarjito, A., & Qadri, R. A. (2021). The role of
corporate social responsibility disclosure in Indonesia : how do bonus, debt covenant, tax
avoidance affect earnings quality? Hong Kong Journal of Social Sciences, 58, 285–300.
http://hkjoss.com/index.php/journal/article/view/477

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior, agency costs and
ownership structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305–360.
https://doi.org/10.1016/0304-405X(76)90026-X

Kasmir. (2014). Analisis laporan keuangan (Edisi Pert). PT. Raja Grafindo Persada.

KNKG. (2021). Pedoman umum governansi korporat Indonesia. https://knkg.or.id/wp-

56
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

content/uploads/2022/06/PUGKI-2021-LORES.pdf

Kurniawan, T., Sofyani, H., & Rahmawati, E. (2018). Pengungkapan sustainability report dan nilai
perusahaan: studi empiris di Indonesia dan Singapura. Kompartemen: Jurnal Ilmiah Akuntansi,
16(1), 1–20. https://doi.org/10.30595/kompartemen.v16i1.2100

Kusna, I., & Setijani, E. (2018). Analisis pengaruh kinerja keuangan, growth opportunity, dan ukuran
perusahaan terhadap struktur modal dan nilai perusahaan. Jurnal Manajemen Dan
Kewirausahaan, 6(1), 93–102. https://doi.org/10.26905/jmdk.v6i1.2155

Latifah, S. W., & Luhur, M. B. (2017). Pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap nilai
perusahaan dengan profitabilitas sebagai pemoderasi. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis, 17(1), 13–
18. https://doi.org/10.20961/jab.v17i1.219

Lestari, N., & Ningrum, S. A. (2018). Pengaruh manajemen laba dan tax avoidance terhadap nilai
perusahaan dengan kualitas audit sebagai variabel moderasi. Journal of Applied Acconting and
Taxation, 3(1), 99–109. https://doi.org/10.5281/zenodo.1305187

Lisa, O. (2012). Asimetri informasi dan manajemen laba: suatu tinjauan dalam hubungan keagenan.
Jurnal WIGA, 2(1), 42–49. https://doi.org/10.30741/wiga.v2i1.60

Maith, H. A. (2013). AAnalisis laporan keuangan dalam mengukur kinerja keuangan pada PT.
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi,
1(3), 619–628. https://doi.org/10.35794/emba.v1i3.2130

Marwa, A., Isynuwardhana, D., & Nurbaiti, A. (2017). Intangible asset, profitabilitas, dan
sustainability report terhadap nilai perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer (JRAK),
9(2), 80–88. https://doi.org/10.23969/jrak.v9i2.582

Masruroh, A., & Makaryanawati, M. (2020). Pengaruh penggungkapan tanggung jawab sosial
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa efek. Jurnal
Akuntansi Aktual, 7(1), 57–66. https://doi.org/10.17977/um004v7i12020p67

Mladenoska, A. (2017). The impact of dividend policy on share price volatility in the macedonian
stock market. Journal of Contemporary Economic and Business Issues, 4(2), 37–50.
https://www.econstor.eu/handle/10419/193477

Mudjijah, S., Khalid, Z., & Astuti, D. A. S. (2019). Pengaruh kinerja keuangan dan struktur modal
terhadap nilai perusahaan yang dimoderasi variabel ukuran perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan, 8(1), 41–56. https://journal.budiluhur.ac.id/index.php/akeu/article/view/839

Nainggolan, S. D. A., & Listiadi, A. (2014). Pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan
dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi. Jurnal Ilmu Manajemen, 2(3), 868–879.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jim/article/view/10177

Nisasmara, P. W., & Musdholifah, M. (2016). Sash holding, good corporate governance and firm
value. Jurnal Dinamika Manajemen, 7(2), 117–128. https://doi.org/10.15294/jdm.v7i2.8196

Nofrita, R. (2013). Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan deviden
sebagai variabel intervening (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI).
Jurnal Akuntansi, 1(1), 1–23. http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/article/view/86

Novianti, T., & Firmansyah, A. (2020). The effect of tax risk, hedging, income smoothing, and cash
flows volatility on firm value. Test Engineering and Management, 83(April), 9675–9686.
https://www.testmagzine.biz/index.php/testmagzine/article/view/5362

Nugraha, F., & Bahtiar, M. D. A. (2013). Pengaruh return on equity dan economic value added

57
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

terhadap nilai perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Islam, 1(1), 29–51.
https://doi.org/10.35836/jakis.v1i1.56

Nuryono, M., Wijayanti, A., & Samrotun, Y. C. (2019). Pengaruh kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, serta kulitas audit pada nilai
perusahaan. Edunomika, 03(01), 199–212. https://doi.org/10.29040/jie.v3i01.457

Peranginangin, A. M. (2019). The effect of profitabilty, debt policy and firm size on company value in
consumer goods companies (Proceedings International Scholars Conference, Vol. 7, Issue 1).
https://doi.org/10.35974/isc.v7i1.1587

Praptama, G. S., Hasibuang, H. F., & Firmansyah, A. (2022). Peran kebijakan utang dalam hubungan
pengungkapan keberlanjutan dan nilai perusahaan. Jurnal STEI Ekonomi, 31(01), 65–75.
https://doi.org/10.36406/jemi.v31i01.607

Pratama, I. G. B. A., & Wiksuana, I. G. B. (2016). Pengaruh ukuran perusahaan dan leverage terhadap
nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel mediasi. E-Jurnal Manajemen, 5(2),
1338–1367. https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/17498

Prayoga, M. D. (2018). Pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan dengan tax avoidance
sebagai variabel mediating [Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara].
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/LIAB/article/view/2496/2603

Puspitadewi, C. I. I., & Rahyuda, H. (2016). Pengaruh der, roa, per dan eva terhadap return saham
pada perusahaan food and beverage di BEI. E-Jurnal Manajemen, 5(3), 1429–1456.
https://ocs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/16228

Putra, A. N. D. A., & Lestari, P. V. (2016). Pengaruh kebijakan dividen, likuiditas, profitabilitas dan
ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(7), 4044–4070.

Putri, M. M., Firmansyah, A., & Labadia, D. (2020). Corporate social responsibility disclosure, good
corporate governance, firm value: evidence from Indonesia’s food and beverage companies. The
Accounting Journal of Binaniaga, 5(2), 113. https://doi.org/10.33062/ajb.v5i2.398

Rahardjo, B. T., & Murdani, R. (2016). Pengaruh kinerja keuangan dan pengungkapan corporate
social responsibility terhadap nilai perusahaan (studi kasus pada perusahaan bumn yang terdaftar
di BEI tahun 2010-2014). Jurnal Akuntansi Dan Bisnis Krisnadwipayana, 3(01), 1–9.
https://doi.org/10.35137/jabk.v3i01.54

Rahayu, N. M. P. S., & Dana, I. M. (2016). Pengaruh EVA, MVA dan likuiditas terhadap harga
saham pada perusahaan food and beverages. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(1), 443–469.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/16096

Rudangga, I. G. N. G., & Sudiarta, G. M. (2016). Pengaruh ukuran perusahaan, leverage, dan
profitabilitas terhadap nilai perusahaan. E-Jurnal Manajemen, 5(7), 569–576.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/21920

Salman, I., Firmansyah, A., & Widyaningrum, M. R. (2020). Peran leverage sebagai pemoderasi:
revaluasi aset tetap, kebijakan dividen, nilai perusahaan. Jurnal Magister Akuntansi Trisakti,
7(2), 171. https://doi.org/10.25105/jmat.v7i2.7810

Sari, D. K., & Wahidahwati, W. (2021). Pengaruh pengungkapan sustainability report, ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap nilai perusahaan. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi, 10(4), 1–19. http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/view/3870

Scott, W. R. (2015). Financial accounting theory, seventh edition. (7th ed.). Pearson Canada.

58
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

Senata, M. (2016). Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan yang tercatat pada indeks
LQ-45 Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, 6(1), 73–84.
https://doi.org/10.55601/jwem.v6i1.276

Sianturi, M. W. E. (2020). Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi di BEI. EJournal Administrasi Bisnis, 8(4), 280–289.
https://doi.org/10.54144/jadbis.v8i4.3799

Sobahi, I. N., Enas, E., & Herlina, E. (2019). Pengaruh economic value added dan market value added
terhadap nilai perusahaan (suatu studi pada bank BCA yang terdaftar di BEI periode 2007-
2017). Business Management and Entrepreneurship Journal, 1(2), 120–148.
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/bmej/article/view/2297

Soerzawa, D., Yusmaniarti, & Suhendra, C. (2018). Pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai
perusahaan dengan leverage sebagai variabel moderasi. Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 2(4),
367–377.
https://www.ejournal.pelitaindonesia.ac.id/ojs32/index.php/BILANCIA/article/view/69

Suffah, R., & Riduwan, A. (2016). Pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan kebijakan
dividen pada nilai perusahaan. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 5(3), 1–17.

Sugiono, J. (2020). Pengaruh manajemen laba, tax avoidance dan kualitas audit terhadap nilai
perusahaan. Inspirasi, 17(2), 294–303.
https://jurnal.stkippgritulungagung.ac.id/index.php/inspirasi/article/view/1577

Suranto, V. A. H. M., Nangoi, G. B., & Walandoum, S. K. (2017). Analisis pengaruh struktur modal
dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 5(2), 1031–
1040. https://doi.org/10.35794/emba.v5i2.16059

Suryahadi, A. (2021). IHSG terus tertekan, berikut sentimen pemicunya.


https://investasi.kontan.co.id/news/ihsg-terus-tertekan-berikut-sentimen-pemicunya

Sutama, D. R., & Lisa, E. (2018). Pengaruh leverage dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan
(studi pada perusahaan sektor manufaktur food and beverage yang terdaftar di bursa efek
Indonesia). Jurnal Sains Manajemen Dan Akuntansi, 10(2), 65–85. http://ojs.stan-
im.ac.id/index.php/JSMA/article/view/26

Suwardika, I. N. A., & Mustanda, I. K. (2017). Pengaruh leverage, ukuran perusahaan, pertumbuhan
perusahaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan properti. E-Jurnal
Manajemen Unud, 6(3), 1248–1277.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/27276

Taner, G. B., & Nasikin, N. (2020). Pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kinerja
keuangan perusahaan (studi pada perusahaan subsektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2017-2019). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya, 9(1), 1–
23. https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/6999

Ticoalu, R., Januardi, J., Amrie Firmansyah, & Trisnawati, E. (2021). Nilai perusahaan, manajemen
risiko, tata kelola perusahaan: peran moderasi ukuran perusahaan. Studi Akuntansi Dan
Keuangan Indonesia, 4(2), 89–103. https://doi.org/10.21632/saki.4.2.89-103

Ulfa, R., & Asyik, N. F. (2018). Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan good
corporate governance sebagai variabel moderasi. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 7(10), 1–21.
http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/view/1198

Wedayanthi, K. K., & Darmayanti, N. P. ayu. (2016). Pengaruh economic value added, komposisi

59
Rezky Y.Tarigan, et.al / Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai
Perusahaan | 38-60

dewan komisaris independen dan return on assets terhadap nilai perusahaan. E-Jurnal
Manajemen Unud, 5(6), 3647–3676.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/18096

Widhiarti, A., & Sapari, S. (2020). Pengaruh kinerja keuangan dan keputusan investasi terhadap nilai
perusahaan dengan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi, 9(2), 1–23. http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/view/2807

Widodo, T. T., & Firmansyah, A. (2021). Does investors respond to tax avoidance and tax risk ? Bina
Ekonomi, 25(1), 23–40. https://doi.org/10.26593/be.v25i1.5123.23-40

Wongso, A. (2012). Pengaruh kebijakan dividen, struktur kepemilikan, dan kebijakan hutang terhadap
nilai perusahaan dalam perspektif teori agensi dan teori signaling. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Manajemen, 1(5), 1–6. http://journal.wima.ac.id/index.php/JUMMA/article/view/192

Zuliarni, S. (2012). Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan mining and
mining service di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Aplikasi Bisnis, 3(1), 36–48.
https://doi.org/10.31258/jab.3.1.%25p

60

Anda mungkin juga menyukai