Refesensi Kuasi Eksperimental

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Mengacu pada tujuan akhir penelitian ini, maka digunakanlah metode

kuasi eksperimen dengan desain pre-test dan post-test. Penelitian kuasi

eksperimen bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan

bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya

dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau

memanipulasi variabel yang relevan. Seperti pernyataan Sugiyono (2007: 144)

bahwa “Metode kuasi eksperimen mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

dapat berfungsi untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen”.

Adapun desain pre-test dan post-test yang akan dilakukan pada

penelitian ini digambarkan dengan pola sebagai berikut:

Pola : E T1 X T2

K T1 T2

Keterangan:

T1 : Pretest

T2 : Posttest

E : Kelompok Eksperimen

K : Kelompok Kontrol

X: Perlakukan pembelajaran dengan PjBL berbasis GRASPS

30
31

B. Populasi

Dalam suatu penelitian, populasi berkaitan dengan sumber data yang

akan digunakan peneliti. Populasi merupakan keseluruhan dari subjek atau

objek penelitian.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di

SMP Negeri 1 Rajapolah yang terdiri dari 9 kelas.

C. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto, 1998:117). Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik

Cluster Sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan

secara acak dengan memperhatikan kelas yang ada dalam populasi atau

sekolah tersebut. Dari 9 kelas sebagai populasi, peneliti menggunakan 2 kelas

sebagai sampel. Kelas pertama digunakan sebagai kelas kontrol yang dalam

pembelajaranya menggunakan metode konvensional dan kelas kedua sebagai

kelas eksperimen yang akan mendapat perlakuan pembelajaran dengan Project

Based Learning berbasis GRASPS.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Project

Based Learning berbasis GRASPS.

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar Teknologi

Informasi dan Komunikasi.


32

E. Prosedur Penelitian

Ada tiga tahap yang dijalani dalam penelitian ini yaitu tahap persiapan

(tahap I), tahap pelaksanaan (tahap II) dan tahap pengolahan data (tahap III).

Tahap I adalah kegiatan yang dilakukan sebelum penelitian dilakukan, tahap II

yaitu tahapan yang menyangkut kegiatan saat berlangsungnya penelitian dan

tahap III dilakukan setelah peneliti memperoleh data dari tahap II.

1. Tahap persiapan : Pada tahap ini dilakukan penentuan populasi,

pemilihan materi pokok yang akan digunakan, pembuatan garis besar

rancangan proyek, penyusunan instrumen penelitian serta pembuatan

surat pengantar penelitian dan administrasi lain yang diperlukan.

2. Tahap pelaksanaan : Selain menentukan sampel, pada tahap ini

dilakukan pula uji instrumen, tes awal (pre-test), pelaksanaan

pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta

pengambilan data yang dilakukan dengan tes dari instrumen yang

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya telah di

uji sebelumnya.

3. Tahap pengolahan data : Tahapan ini memuat kegiatan analisis data

dengan membandingkan hasil belajar TIK siswa yang

pembelajarannya menggunakan Project Based Learning berbasis

GRASPS dengan hasil belajar TIK siswa yang menggunakan model

pembelajaran konvensional. Selanjutnya dilakukan uji normalitas dan

uji homogenitas, jika data terdistribusi normal maka dilanjutkan

dengan uji hipotesis yang pada akhirnya dilakukan penarikan


33

kesimpulan untuk menolak atau menerima hipotesis. Kemudian

langkah terakhir dari tahap III ini adalah melakukan penarikan

kesimpulan penelitian dari hasil uji hipotesis tersebut.


34

prosedur penelitian diatas dapat disederhanakan dalam bagan berikut ini:

Populasi penelitian
(Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rajapolah)
Tahap

I Sampel 1 Sampel 2
(Kelas eksperimen) (Kelas Kontrol)

Tes awal (pre-test)

Tahap
PjBL berbasis GRASP Pemb. Konvensional

II Tes Hasil Belajar (post-test)

Skor hasil belajar dengan Skor hasil belajar dengan


PjBL Konvensional

Uji Normalitas dan Homogenitas


Tahap
Distribusi tak
normal
III
Statistik
non parametrik
Distribusi normal dan
homogen

Statistik
parametrik

Kesimpulan Uji hipotesis

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian


35

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes

Menurut Sudjana (2002:35) tes sebagai penilaian adalah

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat

jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan

(tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Sedangkan

Arikunto (1991: 123) menyebutkan bahwa:

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok”.

Adapun tes yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Tes

tertulis yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa,

pengumpulan data melalui tes ini dilakukan pada kedua kelas kontrol baik

sebelum dilakukannya pembelajaran (pretest) maupun setelah

pembelajaran selesai dilakukan (posttest).

2. Observasi

Observasi merupakan teknik penelitian yang dilaksanakan dengan

pengamatan baik langsung maupun tidak langsung. Untuk penelitian kali

ini peneliti menggunakan teknik observasi secara langsung. Menurut

Danial (2007:65) “observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan

langsung oleh pengamat (observer) pada objek yang diamati”. Dalam hal

ini peneliti mengamati proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam

pengelolaan pembelajaran dan aktivitas peserta didik saat berlangsungnya

pembelajaran baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol.


36

G. Instrumen Penelitian

1. Tes Hasil Belajar Siswa

Instrumen pada penelitian ini dibuat dalam bentuk soal pilihan

ganda yang bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa. Instrumen

tersebut sudah melalui serangkaian analisis yang meliputi tes validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Berikut adalah tahapan

analisis yang dilakukan:

a Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan/kesahihan suatu instrumen. Menurut Russefendi (1988:132)

suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen itu, untuk maksud dan

kelompok tertentu, mengukur apa yang semestinya diukur, derajat

ketetapannya besar, validitasnya tinggi.

Validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik

analisis butir soal yaitu dengan mengkorelasikan setiap butir soal pada

instrumen dengan skor total. Hal ini berdasar pada pernyataan

Arikunto (2002:169) bahwa "untuk menguji validitas setiap butir soal

maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud (x) dikorelasikan

dengan skor total (Y)".

Adapun rumus untuk menghitung validitas tersebut yaitu

menggunakan rumus korelasi product moment berikut:


37

(3.1)

Validitas Instrumen (Arikunto, 2005:72)

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

n : jumlah peserta yang mengikuti tes

Σx : jumlah skor butir soal nomor tertentu

Σy : jumlah skor total

Hasil korelasi yang didapat dari perhitungan kemudian

dikonsultasikan dengan nilai rtabel dengan taraf signifikasi 0,05.

Item soal yang dijadikan instrument adalah item soal yang

dinyatakan signifikan atau yang lebih besar dari nilai rtabel.

Pengolahan data untuk uji validitas dalam penelitian ini

menggunakan bantuan software ANATES pilihan ganda ver 4.0.9

b Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen

memang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrument tersebut sudah baik dan mempunyai tingkat

keajegan yang tinggi.

"Apabila data memang benar-benar sesuai dengan


kenyataannya, maka beberapa kalipun diambil, tetap akan sama.
Reliabilitas menunjuk pada keandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat
dipercaya, jadi dapat diandalakan" Arikunto (2002:170)
38

Berikut adalah rumus yang digunakan dalam perhitungan

reliabilitas:
2r1 1
r11 = 22
  (3.2)
1 + r1 1 
 
 22 

Rumus Flanagan

Keterangan :

r11 : Reliabilitas Instrumen

r1/2 1/2 : Nilai korelasi XY

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat

evaluasi dapat digunakan tolak ukur yang dibuat oleh J. P. Guilford

(Suherman, 2003:139) sebagai berikut :

Tabel 3.1 Derajat Reliabilitas


Derajat Reliabilitas Interpretasi

r11 ≤0,20 Sangat rendah


0,20< r11 ≤0,40 Rendah
0,40< r11 ≤0,70 Sedang
0,70< r11 ≤0,90 Tinggi
0,90< r11 ≤1,00 Sangat tinggi

c Indeks Kesukaran

indeks kesukaran (difficulty index) merupakan bilangan yang

menunjukan taraf kesukaran soal. Besarnya indeks kesukaran yaitu


39

antara 0,0 sampai dengan 1,0. Semakin mendekati angka 1,0

menujukan bahwa soal tersebut semakin mudah. Soal yang baik adalah

soal yang tidak terlalu mudah namun juga tidak terlalu sukar.

Untuk menentukan besarnya indeks kesukaran, perhitungannya

menggunakan rumus sebagai berikut:

(3.3)

Indeks Kesukaran (Arikunto, 2003 : 208)

Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar

JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut ketentuan yang sering diikuti, klasifikasi indeks

kesukaran yang digunakan adalah sebagai berikut (Suherman,

2003:170):

Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Kesukaran


Indeks Kesukaran Interpretasi

IK=0,00 Soal terlalu sukar


0,00<IK≤0,30 Soal sukar
0,30< IK ≤0,70 Soal sedang
0,70< IK <1,00 Soal mudah
IK=1,00 Soal sangat mudah
40

d Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa

yang berkemampuan rendah.

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut

indeks diskriminasi yang berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00.

Beda halnya dengan indeks kesukaran, pada indeks diskriminasi ini

berlaku tanda negatif (-) yang digunakan jika suatu soal “terbalik”

menunjukkan kualitas testee.

Langkah pertama untuk menentukan nilai daya pembeda,

seluruh pengikut tes akan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok

yang berkemempuan tinggi atau kelompok atas (upper group) dan

yang berkemempuan rendah atau kelompok bawah (lower group).

Penentuan kelompok ini dibedakan menjadi dua cara, hal ini

bergantung pada jumlah testee. Untuk kelompok kecil (kurang dari

100), Seluruh kelompok testee dibagi menjadi dua sama besar. 50 %

kelompok atas dan 50 % kelompok bawah sedangkan untuk kelompok

besar (100 orang keatas) hanya diambil dua kutubnya saja yaitu 27 %

skor teratas sebagai kelompok atas dan 27 % skor terbawah sebagai

kelompok bawah.
41

Untuk menentukan indeks diskriminasi digunakan rumus:

(3.4)

Daya Pembeda (Arikunto, 2003 : 213)

Keterangan :

D : Indeks diskriminasi

J : jumlah peserta tes

JA : banyaknya peserta kelompok atas

JB : banyaknya peserta kelompok bawah

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar.

PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Adapun rumus untuk menghitung proporsi yaitu:

(3.5)

Proporsi (Arikunto, 2003 : 213)

Klasifikasi yang digunakan untuk menginterpretasikan nilai

daya pembeda ini adalah sebagai berikut:


42

Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Interpretasi


DP≤0,00 Sangat jelek
0,00<DP≤0,20 Jelek
0,20<DP≤0,40 Cukup
0,40<DP≤0,70 Baik

0,70<DP≤1,00 Sangat baik

(Suherman, 2003:161)
2. Lembar observasi

Sugiyono (2008:203) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data

observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan prilaku manusia,

proses kerja, gejala-gejala alam. Lembar observasi pada penelitian ini

merupakan instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data tentang

deskripsi proses pembelajaran berlangsung.

H. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan terhadap skor tes awal (pretest) juga skor tes

akhir (posttest). Soal pretest dan posttest ini bersifat objektif dimana skornya

ditentukan berdasarkan metode rights only yaitu skor 1 untuk jawaban yang

benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah ataupun tidak dijawab, sehingga

data skor siswa bisa diperoleh dengan menjumlahkan jawaban yang benar saja.

Berikut adalah langkah-langkah untuk menganalisis data hasil tes:


43

1. Melakukan Uji Normalitas

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui data tersebut berdistribusi

normal atau tidak. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan menggunakan

rumus chi-kuadrat dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a Menghitung mean (rata-rata)

X =
∑fx i i
(3.6)
∑f i

Rata-rata (Sudjana,1996:67)

b Mencari Standard deviasi

(3.7)

Standar deviasi (Sugiyono, 2004:52)

c Mencari data terbesar (nilai MAX)

d Mencari data terkecil (nilai MIN)

e Menemukan rentang (r)

r = nilai MAX-nilai MIN (3.8)

Rentang (Sudjana, 2005:47)

f Menentukan banyaknya kelas interval (k)

k = 1 + (3,3) log n (3.9)

Banyak kelas (Sudjana, 2005:47)

g Menentukan panjang kelas (P)

r
P= (3.10)
k

Panjang Kelas (Sudjana, 2005:47)


44

h Menyusun data kedalam daftar distribusi frekuensi

i Menghitung batas nyata (z) masing-masing kelas interval



BK − X (3.11)
Z = i
S

Z Skor (Siregar, 2004:86)

j Menghitung luas daerah (L) masing-masing interval

L= |I1 - I2| (3.12)

Luas Daerah (Siregar, 2004:87)

k Mencari harga frekuensi harapan (Ei)

Ei = L × ∑fi (3.13)

Frekuensi Harapan (Siregar, 2004:86)

l Menentukan harga Chi-Kuadrat (χ2)

χ =∑
2 (Oi - Ei)2 (3.14)
Ei

Persamaan Chi Kuadrat (Siregar, 2004:87)

m Penentuan normalitas

Data terdistribusi normal bila χ2hitung < χ2tabel dengan derajat kebebasan

(dk= k-3) Namun jika χ2hitung > χ2tabel maka data tidak terdistribusi

normal. Pengujian ini dilakukan dengan taraf signifikasi (α) sebesar

0,05.
45

2. Melakukan uji homogenitas varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah dua

sampel yang diambil yaitu dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

mempunyai varians yang homogen atau tidak. Pengujian ini dilakukan

dengan rumus:

Varians terbesar
F= (3.15)
Varians terkecil

Uji Varians

Setelah Fhitung diketahui, dilakukan pembandingan antara Fhitung dan

Ftabel dengan dkpembilang = n-1 dan dkpenyebut = n-1. Jika Fhitung < Ftabel maka data

kedua kelompok tersebut dinyatakan homogen.

3. Melakukan uji hipotesis dengan t-test

Langkah-langkah untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut:

a Mencari nilai varians gabungan dengan rumus

(3.16)

Varians gabungan

b Mencari nilai rata-rata pada tiap sampel

c Mencari nilai simpangan baku gabungan

d Mencari nilai t dengan rumus sebagai berikut:

(3.17)

t-test
46

Keterangan:

x1 : Rata-rata sampel 1 (kelompok eksperimen)

x2 : Rata-rata sampel 2 (Kelompok kontrol)

n1 : Banyaknya peserta didik sampel 1

n2 : Banyaknya peserta didik sampel 2

: Simpangan baku gabungan

f Mencari nilai ttabel dengan taraf signifikasi (α) sebesar 0,05.

g Membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Jika thitung > ttabel maka hipotesis

dinyatakan diterima. Dengan kata lain, hasil belajar siswa yang

menggunakan Project Based Learning Berbasis GRASPS (Goal, Role,

Audience, Situation, Product and Standards) lebih baik dibandingkan

dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran

konvensional.

4. Melakukan uji hipotesis dengan U-test

Pengujian hipotesis menggunakan t-test hanya bisa dilakukan untuk

data yang terdistribusi normal dan homogen. Jika data yang kita miliki tidak

memenuhi syarat tersebut, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik

statistik non parametrik. Adapun teknik yang dipakai adalah Uji U (Mann-

Whitney test) dengan rumus sebagai berikut:

dan (3.18)

U-test (Sugiyono, 2004:148)

Keterangan:

n1 : Jumlah sampel 1
47

n2 : Jumlah sampel 2

U1 : Jumlah peringkat 1

U2 : Jumlah peringkat 2

R1 : Jumlah rangking pada sampel n1

R2 : Jumlah rangking pada sampel n2

5. Melakukan uji gain

Peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui dengan cara

menghitung skor gain yang ternormalisasi dengan menggunakan rumus

berikut:

<g> = (3.19)

Skor Gain (Hake, 1998)

Keterangan:

<g> : skor gain ternormalisasi

: skor posttest

: skor pretest

: skor maksimum

Setelah diketahui skor gain yang ternormalisasi, selanjutnya skor

tersebut diinterpretasikan sesuai dengan tabel dibawah ini:

Tabel 3.4 Interpretasi Gain Skor Ternormalisasi


Nilai <g> Klasifikasi
<g> > 0,7 Tinggi
0,7> <g> >0,3 Sedang
<g> < 0,3 Rendah

(Hake, 1998)

Anda mungkin juga menyukai