Bab Iii

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan, Jenis, dan Desain Peneltian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positifis digunakan untuk meneliti pada populasi

sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara

random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.1

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dimana

pada penelitian ini langsung memilih sampel yang telah terbentuk dalam

kelompok, satu kelompok diberikan perlakuan dan satu kelompok dijadikan

sebagai pembanding.

3. Desain Penelitian

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

semu/ eksperimen kuasi (quasi experimental design) dengan bentuk

nonequivalent posttest only control group design.

1
Sugiyono, Metode Penelitian & Pengembangan (Bandung : Alfabeta,2015), h.13.

26
27

Desain eksperimen semu bentuk nonequivalent posttest only control group

design dapat digambarkan sebagai berikut:

X1 O1
X2 O2

Keterangan:

X1 : Penggunaan model pembelajaran PBI

X2 : Penggunaan model pembelajaran konvensional

O1 : Post test kelas eksperimen

O2 : Post test kelas kontrol

Desain nonequivalent posttest only control group design hampir sama

dengan desain eksperimen murni bentuk the randomized posttest only control

group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol tidak dipilih secara random.2

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai,

provinsi Sulawesi Selatan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.3 Sedangkan himpunan bagian dari

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 79.


2

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h.117.


3
28

populasi disebut dengan sampel. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa

kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.4 Berdasarkan desain penelitian dan berbagai pertimbangan

seperti keadaan kelas yang sama, guru yang mengajar, serta karakter siswa yang

hampir sama maka dipilih dua kelas menjadi sampel yang merupakan sebagian

dari populasi. Sampel tersebut adalah kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan

kelas VII B sebagai kelas kontrol.

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel

1. Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) berpusat pada

kegiatan siswa. Dalam model ini guru mengajukan fenomena atau

demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah selanjutnya siswa

mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan

dengan masalah tersebut.

2. Tingkat aktivitas siswa yang dimaksud adalah suatu proses kegiatan

belajar siswa yang sangat baik dengan memperlihatkan dorongan kepada

siswa agar belajar lebih giat.

3. Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil dari

serangkaian proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersama

siswanya. Hasil belajar yang dipahami secara luas adalah bahwa

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 81.


4
29

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

1. Data hasil belajar siswa diperoleh melalui pemberian instrumen tes hasil

belajar berupa soal uraian yang mengacu pada indikator-indikator yang

sesuai dengan materi yang disampaikan.

2. Data tentang aktivitas belajar siswa diukur dengan observasi. Observasi

dilakukan dengan menggunakan format sesuai dengan indikator aktivitas

belajar siswa dalam instrumen.

F. Instrumen Penelitian

1. Tes

Tes adalah salah satu tes statistik yang dipergunakan untuk menguji

kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua

buah Mean sampel yang diambil secara random dan populasi yang sama, tidak

terdapat perbadaan signifikan.5 Dalam penelitian ini metode tes digunakan untuk

memperoleh data mengenai hasil belajar matematika siswa sebelum dan sesudah

melakukan penelitian. Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil

belajar peserta didik, baik pada kelas kontrol maupun pada kelas eksperimen. Tes

ini berupa soal uraian yang dibuat oleh peneliti berdasarkna indikator-indikator

hasil belajar yang telah ditetapkan.

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Cet. XXV; jakarta: PT Raja Grafindo
5

Persada, 2014), h. 278.


30

2. Pedoman Observasi

Pedoman observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa

dan diamati oleh peneliti.

G. Validitas dan Reabilitas

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan realibel dalam

pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan

realibel.6 Maka sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen

penelitian ini diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Begitu pula untuk

instrumen pada penelitian ini. Jika instrumen dikatakan tidak valid atau tidak

reliabel, maka instrumen akan diperbaiki, hingga instrumen tersebut dapat

dikatakan valid dan reliabel. Berikut penjelasan lebih lanjut terkait validitas dan

reliabilitas.

1. Validitas

Suatu instrumen dapat dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid

harus mempunyai validitas internal dan validitas eksternal.7 Validitas internal

instrumen yang berupa test harus memenuhi construct validity (validitas

konstruksi) dan content validity (validitas isi). Sedangkan untuk instrumen yang

nontest yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas

konstruksi (construct).8 Untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan

pendapat dari ahli (judgment experts). Para ahli diminta pendapatnya tentang

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 173.


6

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 174.


7

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 176.


8
31

instrumen yang telah disusun itu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga

orang dan umumnya mereka yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup

yang diteliti. Setelah pengujian konstruk dari ahli dan berdasarkan pengalaman

empiris di lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. 9 Setelah

data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis

faktor, yaitu dengan mengorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor,

dan mengorelasikan skor faktor dengan skor total. 10 Analis faktor dapat dilakukan

dengan menggunakan rumus korelasi Product moment, yaitu:

r hitung =n ∑ XY −¿ ¿ ¿

Dimana:

r hitung = Koefisien korelasi.

∑X = Jumlah skor item.

∑ Y = Jumlah skor total (seluruh item).


n = Jumlah responden.11

Kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 1,799 : tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi

Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid).12

9
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 177.
10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 177.
11
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula (Cet.
VIII; Bandung: Alfabeta, 2012), h. 98.
12
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, h. 98.
32

Selain itu, untuk menguji validitas peneliti bisa menggunakan aplikasi

SPSS sebagai alat uji. Dengan dasar pengambilan keputusan dapat dilihat dari

item total statistis dapat diketahui bahwa dengan berpatokan pada angka Alpha

Cronbach’s maka Crombach’s Alpha If Item Deleted yang lebih kecil dari angka

Alpha Crombach’s berarti valid, sebaliknya angka Crombach’s Alpa If Item

Deleted yang lebih besar dari angka Alpha Crombach’s berarti tidak valid.13

Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri

sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu: sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat

pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara

representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya

diteskan (diujikan).14

Untuk instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat

dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran

yang telah diajarkan.15

Berdasarkan hasil analisis, hasil uji coba instrumen tes adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.1
Nilai Korelasi Uji Coba Soal
Posttest
Butir Soal
Nilai Korelasi Keterangan
1 0,500 Valid
2 0,430 Valid

13
Hartono, Analisis Item Instrumen (Cet. VI; Yogyakarta: Zanafa Publishing, 2012), h.
159.
14
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, h. 164
15
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 182.
33

3 0,592 Valid
4 0,743 Valid
5 0,834 Valid

2. Reliabilitas

Instrumen yang realibel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa


16
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Reliabilitas instrumen merujuk kepada konsistensi hasil perekaman data

(pengukuran) kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang

yang sama dalam waktu yang berlainan atau kalau instrumen itu digunakan

oleh orang atau kelompok orang yang berbeda dalam waktu yang sama atau

dalam waktu yang berlainan.17 Instrumen tersebut dapat dipercaya (reliable)

atau dapat diandalkan (dependable) karena hasilnya yang konsisten. Rumus

yang digunakan adalah rumus Alpa Cronbach:

r 11 =
k
( k −1 )(1− ∑S S )
t
i

Dengan

r 11 : Koefisien reliabilitas

n : Jumlah item.

∑ S i : Jumlah varians skor tiap –tiap item.


St : Varians total.18

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 173.


16

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Cet. XXV; Jakarta: Rajawali Press, 2014),
17

h. 58.
Hartono, Analisis Item Instrumen, h. 127.
18
34

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat realibilitas instrumen

ditentukan berdasarkan kriteria menurut Gilford sebagai berikut:19

Tabel 3.2
Ktiteria reliabilitas
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Realibilitas
0,90 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat tetap/sangat baik
0,70 ≤ r <0,90 Tinggi Tetap/baik
0,40 ≤ r <0,70 Sedang Cukup tetap/cukup baik
0,20 ≤ r <0,40 Rendah Tidak tetap/buruk
r <0,20 Sangat rendah Sangat tidak tetap/sangat buruk
Selain itu, peneliti juga memakai aplikasi SPSS untuk menguji realibilitas

instrumen. Dengan dasar pengambilan keputusan dapat dilihat dari tabel output

SPSS for Windows untuk Realibility Statistics, nilai Alpha crombach’s dengan

jumlah item tertentu jika lebih besar atau sama dengan 0,60 berarti instrumen

dapat dikatakan realibel.20

Berdasarkan hasil analisis, hasil uji coba instrumen tes diperoleh nilai

Alpha crombach’s sebesar 0,601 maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut

reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian yaitu data tingkat aktivitas belajar dan hasil belajar

Matematika siswa kelas VII SMPN 1 Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai. Data

tingkat aktivitas belajar dan hasil belajar tersebut dikumpulkan pada awal

penelitian dan pada akhir penelitian.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan


19

Matematika, h. 206.
Hartono, Analisis Item Instrumen, h. 159.
20
35

Statistik deskriptif adalah suatu teknik pengolahan data yang tujuannya

untuk melukiskan dan menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik

kesimpulan atas populasi yang diamati.21

Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan data tingkat aktivitas belajar

dan hasil belajar siswa sebelum dan setelah dilakukan sebuah perlakuan yang

berbeda.

Dalam hal ini, analisis statistik deskriptif berfungsi untuk mendapatkan

gambaran lebih jelas untuk menjawab permasalah dari rumusan masalah yang

telah disusun dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi

Langkah-langkah dalam pembuatan tabel distribusi frekuensi adalah

sebagai berikut:

1) Menentukan rentang kelas, yakni data terbesar dikurangi data terkecil.

R = X t - Xr

Keterangan :

R = range

Xt = data tertinggi

2) Menentukan banyak kelas interval dengan rumus :

K = 1 + (3,3) log n

Keterangan :

K = banyaknya kelas

21
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan
(Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 107.
36

n = banyaknya jumlah sampel

3) Menghitung panjang kelas interval

R
P=
K

Keterangan :

P = panjang kelas interval

R = rentang nilai

K = kela interval

b. Menghitung Rata-rata (Mean)


k

∑ f i xi
x́= i=1k
∑ fi
i =1

Dimana :

x́ = Rata-rata.

f i = frekuensi ke –i.

x i = nilai tengah.22

c. Persentase nilai rata-rata.

f
P= ×100 %
n

Dimana :

P : Angka persentase.

f : Frekuensi yang dicari persentasenya.

Muhammad Arif Tiro, Dasar-Dasar Statistika (Cet. I; Makassar: Andira Publisher,


22

2015), h. 127-128.
37

N : Banyaknya sampel responden.

d. Menghitung standar deviasi

∑ f i ( x i− x́ )2
S=
√ ( n−1 )

e. Kategorisasi tingkat aktivitas belajar dan hasil belajar

Untuk mengukur tingkat aktivitas belajar da hasil belajar maka

dilakukanlah kategorisasi yang terdiri dari rendah, sedang dan tinggi.

Tabel 3.3
Kategorisasi tingkat aktivitas dan hasil belajar
Rumus Kategori
X < ( μ−1,0 σ ) Rendah
( μ−1,0 σ ) ≤ X < ( μ+1,0 σ ) Sedang
( μ+1,0 σ ) ≤ X Tinggi
Keterangan:

μ = rata-rata ideal

σ = standar deviasi ideal23

2. Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial adalah teknik statistika di mana pembuatan keputusan

tentang populasi yang diteliti berdasarkan kepada data yang diperoleh dari

sampel.24 Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis yang telah

dibuat sebelumnya.

Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametris dan nonparametris.

Statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio, jumlah

Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi (Cet. VI; Yogyakarta: Pustaka Pelajar
23

Offset, 2004), h. 109.


Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 154.
24
38

sampel besar, serta berlandaskan pada ketentuan bahwa data yang akan dianalisis

berdistribusi normal. Sedangkan statistik nonparametris digunakan untuk

menganalisis data yang berbentuk nominal dan ordinal, jumlah sampel kecil, dan

tidak harus berdistribusi normal.

a. Uji Normalitas Data

Sebelum analisis perbedaan dilakukan, maka peneliti harus melakukan

pengujian normalitas data hasil belajar dan data tingkat aktivitas awal siswa.

Pengujian normalitas ini bertujuan untuk mengetahui statistik apa yang akan

dipakai, apakah statistik parametris atau statistik nonparametris. Pengujian

normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji Kolmogorof-Smirnov

seperti di bawah ini:

D hitung =max|F 0 ( X )−S n (X )|

Dengan :

F 0 ( X ) = Distribusi frekuensi kumulatif teoritis

Sn ( X) = Distribusi frekuensi kumulatif skor observasi

Dengan H 0 : distribusi frekuensi observasi = teoritis dan H 1 = distribusi

frekuensi observasi ≠ teoritis. Dengan kriteria pengujian adalah jika Dhitung ¿ Dtabel,

maka H 0 diterima.

b. Uji Homogenitas Data

Jika datanya normal, maka peneliti menggunakan statistik parametris yaitu

uji t-student. Tapi sebelum melakukan uji t-student, maka peneliti harus
39

melakukan uji homogenitas untuk mengetahui rumus t-test yang mana yang akan

digunakan. Pengujian uji homogenitas varian digunakan uji F dengan rumus:

Variansterbesar
F=
Varians terkecil

Selanjutnya F hitung dibandingkan dengan F tabel dengan menggunakan taraf

signifikansi tertentu dan dengan rumus dk pembilang ¿ n−1 untuk varian terbesar

dan dk penyebut ¿ n−1 untuk vaians terkecil. Dengan kriteria pengujian jika

F hitung > F tabel berarti homogen, dan jika F hitung ≤ F tabel berarti homogen.25

Peneliti juga bisa menggunakan aplikasi SPSS untuk melakukan uji

homogenitas. Dengan dasar pengambilan keputusan variansnya sama atau tidak

adalah jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas ¿ 0,05, maka varian dari dua

atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama dan jika nilai signifikansi

atau nilai probabilitas ¿ 0,05, maka varian dari dua atau lebih kelompok populasi

data adalah sama.26

c. Uji Hipotesis

Untuk menguji perbedaan dua rata-rata hitung dapat menggunakan uji t.

Sugiyono menjelaskan bahwa terdapat beberapa rumus t test yang digunakan

untuk pengujian, dan berikut ini diberikan pedoman penggunaannya

1) Bila jumlah anggota sampel sama (n1=n2) dan varians homogen (σ 12=σ 22),

maka dapat digunakan t-test baik untuk separated maupun pool varians.

Untuk melihat harga t tabel, digunakan dk=n1+n2 -2.

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, h. 120.
25

Hartono, Analisis Item Instrumen, h. 186.


26
40

2) Bila n1 ≠ n2 dan varians homogen (σ 12=σ 22), dapat digunakan t-test

dengan pooled [sic] varian. Derajat kebebasannya (dk) =n1-n2 -2.

3) Bila n1 = n2, varians tidak homogen (σ 12≠σ 22) dapat digunakan rumus

separated varians dan polled varian dengan dk =dk=n1-1 atau n2 - 2.

4) Bila n1 ≠ n2 dan varians tidak homogen (σ 12≠ σ 22). Untuk ini digunakan t

test dengan separated varian. Harga t sebagai pengganti t tabel dihitung

dari selisih harga t tabel dengan dk=(n1-1) dan dk =( n2−2) kemudian

dibagi 2, dan ditambahkan dengan harga t yang terkecil.27

Rumus t-test Separet Varians:

x́1 −x́2
t=
s12 s 22
√ +
n1 n2

Rumus t-test Polled Varians :

x́ 1−x́ 2
t=
2 2
( n 1−1 ) s 1 + ( n2−1 ) s 2 1
√ n1 +n2−2 ( n + n1 )
1 2

Selanjutnya t hitung yang di dapat dibandingkan dengan t tabeldengan

menggunakan taraf kesalahan tertentu. Dengan kriteria pengujian bila t hitung lebih

kecil atau sama dengan t tabel maka H0 diterima dan bila t hitung lebih besar dari t tabel

maka H0 ditolak.

Peneliti juga bisa menggunakan SPSS untuk melakukan uji t. Dengan

kriteria pengambilan keputusan yaitu jika t hitung < t tabel , maka H0 diterima dan jika

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, h. 139.


27
41

t hitung > t tabel , maka H0 ditolak atau jika Sig> α, maka H0 diterima dan jika Sig< α,

maka H0 ditolak.28

Hipotesis untuk tingkat aktivitas belajar:

H0: μ1=μ 2

H1: μ1 ≠ μ2

H0 = Tidak ada perbedaan tingkat aktivitas belajar matematika yang

signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Problem Based Instruction dan siswa yang tidak mendapatkan

model pembelajaran Problem Based Instruction .

H1 = Terdapat perbedaan tingkat aktivitas belajar matematika yang

signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Problem Based Instruction dan siswa yang tidak mendapatkan

model pembelajaran Problem Based Instruction .

Hipotesis untuk hasil belajar:

H0: μ1=μ 2

H1: μ1 ≠ μ2

H0 = Tidak ada perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan siswa

yang mendapatkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem

Based Instruction dan siswa yang tidak mendapatkan model pembelajaran

Problem Based Instruction.

H1 = Terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan, antara

siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

28
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti, h. 120.
42

Problem Based Instruction dan siswa yang tidak mendapatkan model

pembelajaran Problem Based Instruction.

Anda mungkin juga menyukai