Makalah PAI Iptek DLM Islam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

IPTEKS DALAM ISLAM

DOSEN PENGAMPU :

ARSYADANI MISHBAHUDDIN M.Pd.I

DISUSUN OLEH :
NAMA : TIARA LUCHITA
NPM : C1C022004
KELAS : C (AKUNTANSI)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT dan segala puji syukur hanya bagi-
NyaTuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
dalam penyusunan makalah Pendidikan Agama Islam ini. Maksud penyusunan makalah
ini adalah sebagai syarat memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam. Makalah ini juga
menguraikan beberapa materi mengenai IPTEKS Dalam Islam dan juga untuk
mempermudah pemahaman kepada kita semua, khususnya mahasiswa Universitas
Bengkulu.Tentunya ada hal-hal yang ingin saya berikan kepada para mahasiswa dari
hasil makalah ini.
Karena itu saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
berguna bagi kita bersama, bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca
pada umumnya.Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.......................................................................................1

B.Rumusan Masalah..................................................................................2

C.Tujuan....................................................................................................2

BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian IPTEKS................................................................................3

B.IPTEKS dalam pandangan islam...........................................................4

C.Kewajiban mencari ilmu........................................................................6

D.Keutamaan orang yang berilmu.............................................................7

E.Tanggung jawab ilmuan terhadap alam.................................................8

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan............................................................................................11

B.Saran......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua).
Pertama,menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma
inilah yang seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada
sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan
landasan pemikiran (qa‟idah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan
berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber
segala macam ilmu pengetahuan,melainkan menjadi standar bagi segala ilmu
pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima
dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh
diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai
standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah
yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat
(pragmatisme/utilitarianisme) sepertiyang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur,
bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah Islam). UmatIslam boleh memanfaatkan iptek jika telah
dihalalkan oleh Syariah Islam.Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan
oleh Syariah, maka tidak boleh umatIslam memanfaatkannya, walau pun ia
menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban barat satu abad
terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia.
Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan
oleh perkembangan iptek modern membuat orang lalu mengagumi
dan meniru- niru gayahidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis trhadap segala
dampak negative yang diakibatkanya. Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain
untuk beribadah kepada Allah SWT. Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah
SWT sepertisholat, puasa, dan menuntut ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya wajib.
Seperti sabda Rasulullah SAW: “ menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban atas setiap
muslim laki-laki dan perempuan”. Ilmu adalah kehidupanya islam dan kehidupanya
keimanan.

iv
B. Rumusan masalah
1.Apakah pengertian IPTEKS ?
2.Bagaimanakah IPTEKS dalam pandangan islam ?
3.Seberapa wajibkah manusia dituntut mencari ilmu ?
4.Apa sajakah keutamaan mencari ilmu?
5.Seberapa besarkah tanggung jawab ilmuwan terhadap alam?

C. Tujuan
1.Untuk menambah wawasan bagi pembaca tentang iptek dalam paradigma islam.
2.Untuk menambah wawasan pembaca mengenai kewajiban menuntut ilmu
3.Untuk menambah wawasan pembaca tentang keutamaan mencari ilmu
4.Untuk melatih penulis agar dapat menulis karya ilmiah.
5.Sebagai pelengkap tugas mata kuliah Materi PAI

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian IPTEKS
Dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat
berbeda maknanya. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui
tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat sedangkan, ilmu adalah pengetahuan yang
sudah diklasifikasi,diorganisasi, disistematisasi dan di interpretasi sehingga
menghasilkan kebenaran obyektif,sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara
ilmiah. Secara etimologis kata ilmu berarti kejelasan, oleh karena itu segala yang
terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Dalam Al-Qur’an, ilmu
digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan obyek pengetahuan
sehingga memperoleh kejelasan. Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi
diri padasalah satu bidang kajian. Sebab itu seseorang yang memperdalam ilmu tertentu
disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tetapi tidak mendalam
disebut generalis.
Pandangan Al-Qur’an tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip-
prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari
segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya (Q.S.Al-A’laq;1-5). Istilah teknologi merupakan produk ilmu
pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur
budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Dalam situasi tertentu
teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan potensi
kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), teknologi diartikan sebagai
“kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan
proses teknis”
Teknologi juga dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan
kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negative

vi
berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang
berakibat kehancuran alam semesta. Dalam pemikiran islam, ada dua sumber ilmu yaitu
akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh dipertentangkan.Manusia diberi kebebasan
dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunah
rasul. Atas dasar itu ilmu dalam pemikiran islam ada yang bersifat abadi (mutlak)
karena bersumber dari allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (nisbi) karena
bersumber dari akal pikiran manusia. Iptek adalah kelengkapan hidup manusia agar
mampu dengan mudah mengelola dunia sesuai dengan kedudukan manusia sebagai
khalifah.

B. IPTEKS dalam pandangan islam


Bagi ilmuwan, Al-Qur`an adalah inspirator, maknanya bahwa dalam al-Qur’an
banyakterkandung teks-teks (ayat-ayat) yang mendorong manusia untuk
melihat, memandang,berfikir, serta mencermati fenomena-fenomena alam semesta
ciptaan Tuhan yang menarikuntuk diselidiki, diteliti dan dikembangkan. Al-
Qur’an menantang manusia untuk menggunakan akal fikirannya seoptimal mungkin.
Al-Qur`an memuat segala informasi yang dibutuhkan manusia, baik
yang sudah diketahui maupun belum diketahui. Informasi tentang ilmu pengetahuan
dan teknologi pundisebutkan berulang-ulang dengan tujuan agar manusia bertindak
untuk melakukan nazhar.Nazhar adalah mempraktekkan metode, mengadakan observasi
dan penelitian ilmiah terhadap segala macam peristiwa alam di seluruh jagad
ini, juga terhadap lingkungan keadaan masyarakat dan historisitas bangsa-bangsa
zaman dahulu. Sebagaimana firman Allah berikut ini:
Artinya : “Katakanlah (muhammda):lakukanlah nadzar (Penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah) mengenai apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi…”(QS,Yunus ayat 101).
Agama islam banyak memberikan penegasan mengenai ilmu pengetahuan baik
secara nyata maupun secara tersamar,seperti yang disebut dalam surat Al-Mujadalah
ayat 11 artinya sebagai berikut : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat,dan
Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Maksdunya sebagai berikut : Sama -
sama dari kelompok ang beriman, maka Allah SWT akan masih meninggikan derajat
bagi mereka,ialah mereka yang berilmu pengetahuan.

vii
Dalam pandangan Islam, Iptek juga di gambarkan sebagai cara mengubah
suatu
sumber daya menjadi sumberdaya lain yang lebih tinggi nilainya, hal ini tercover dalam
surat Ar-Ra’d syat 11, yaitu : Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dari
ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya Al-Qur’an telah mendorong
manusia untuk berteknologi supaya kehidupan mereka meningkat. Upaya ini
harus merupakan rasa syukur atas keberhasilannya dalam merubah nasibnya.
Dengan perkataan lain, rasa syukur atas keberhasilannya dimanifestasikan dengan
mengembangkan terus keberhasilan itu, sehingga dari waktu kewaktu keberhasilan
itu akan selalu maningkat terus. Di dalam Al-Qur’an disebutkan juga secara garis
besar, tentang teknologi. Yaitu tentang kejadian alam semestadan berbagai proses
kealaman lainnya, tentang penciptaan mahluk hidup, termasuk manusia yang didorong
hasrat ingin tahunya, dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada di
sekelilingnya.
Saintis Muslim seyogyanya menaruh perhatian pada ajaran Agama baik ketika
akan melakukan riset, menerima teori atau mengembangkan IPTEK sebab apa yang
dihasilkannyasepenuhnya untuk kebutuhan manusia, sedangkan Agama (Islam) suatu
sistem nilai hidup didunia yang mengantarkan hidup yang kekal dan
sesungguhnya kehidupan. Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai
landasan iptek bukanlah bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada al-Qur`an dan al-
Hadits, tapi yang dimaksud, bahwa iptek wajib
berstandar pada al-Qur`an dan al-Hadits. Ringkasnya, al-Qur`an dan al-Hadits adalah
standar (miqyas) iptek, dan bukannya sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep
iptek yang dikembangkan, harus sesuai dengan al-Qur`an dan al-Hadits, dan tidak boleh
bertentangan dengan al-Qur`an dan al-Hadits itu. Jika suatu konsep iptek bertentangan
dengan al-Qur`an dan al-Hadits, maka konsep itu berarti harus ditolak. Misalnya
saja Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari
organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui seleksi alam menjadi
organisme yang lebih kompleks hingga
menjadi manusia modern sekarang.
Maka Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan
landasan

viii
pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan. Ini bukan
berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan,
melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang
sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan
dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan.
Dengan begitu, hasil-hasil kemajuan IPTEK akan dijadikan sebagai
sarana bagi manusia untuk mengeksiskan dirinya sebagai khalifah di bumi, di samping
sebagai “abdun”,hamba Allah. Ilmuwan yang beriman dan bertaqwa akan
memanfaatkan kemajuan IPTEK.Menjaga, memelihara, melestarikan,
keberlangsungan hidup manusia dan keseimbangan ekologi dan bukan untuk fasad
fil ardh (Kerusakan di bumi). Firman Allah SWT:
Artinya : “ Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka Sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka Kembali (kejalan yang benar)” (QS. Ar ruum: 41)
Dari ayat diatas, menjelaskan kerusakan yang disebabkan oleh tangan-tangan
manusia yang akan berdampak Kembali pada manusia itu sendiri. Fenomena ini telah
terasa salah satunya disebabkan oleh penyalahgunaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada dasarnya “ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam di arahkan untuk
meningkatkan kualitas kemanusiaan. IPTEK merupakan alat atau media bukan
tujuan”.Oleh karena itu ilmu pengetahuan dan teknologi jangan sampai mengatur
manusia sebagai penciptanya.

C. Kewajiban Mencari Ilmu


Pada dasarnya kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada
Allah. Tentunya beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di Al-Qur‟an
dan Al-Hadist. Tidak akan tersesat bagi siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh-
sungguh perpedoman pada Al-Qur‟an dan Al-Hadist.Disebutkan dalam hadist,
bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslimada 3, sedangkan yang lainnya akan
menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun muhkamatun (ayat-
ayat Al-Qur‟an yang menghukumi),sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-hadist yang
menegakkan) dan faridhotunadilah (ilmu bagi waris atau ilmu faroidh yang adil).Dalam
sebuah hadist rasulullah bersabda, “mencari ilmu itu wajib bagi setiapmuslim, dan
orang yang meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan menggantungkan
permata dan emas pada babi hutan.”(HR. Ibnu Majah dan lainya) Juga pada hadist

ix
rasulullah yang lain,”carilah ilmu walau sampai ke negeri cina”. Dalam hadist ini kita
tidak dituntut mencari ilmu ke cina, tetapi dalam hadist ini rasulullah menyuruh kita
mencari ilmu dari berbagai penjuru dunia.Walau jauh ilmu haru tetap dikejar.Dalam
kitab “Ta‟limul muta‟alim” disebutkan bahwa ilmu yang wajib dituntut terlebih dahulu
adalah ilmu haal yaitu ilmu yang dseketika itu pastidi gunakan dal diamalkan bagi
setiap orang yang sudah baligh. Seperti ilmu tauhiddan ilmu fiqih. Apabila kedua
bidang ilmu itu telah dikuasai, baru mempelajari ilmu-ilmu lainya, misalnya ilmu
kedokteran, fisika, matematika, dan lainya.Kadang-kadang orang lupa dalam mendidik
anaknya, sehingga lebih mengutamakan ilmu-ilmu umum daripada ilmu agama. Maka
anak menjadi orang yang buta agama dan menyepelekan kewajiban-kewajiban
agamanya. Dalam halini orang tua perlu sekali memberikan bekal ilmu keagamaan
sebelum anaknya mempelajari ilmu-ilmu umum.Dalam hadist yang lain Rasulullah
bersabda, “sedekah yang paling utama adalah orang islam yang belajar suatu ilmu
kemudian diajarkan ilmu itu kepada orang lain.”(HR. Ibnu Majah).
Maksud hadis diatas adalah lebih utama lagi orangyang mau menuntut ilmu
kemudian ilmu itu diajarkan kepada orang lain. Inilah sedekah yang paling utama
dianding sedekah harta benda. Ini dikarenakan mengajarkan ilmu, khususnya ilmu
agama, berarti menenan amal yang muta‟adi (dapat berkembang) yang manfaatnya
bukan hanya dikenyam orang yang diajarkan itu sendiri, tetapi dapat dinikmati orang
lain.

D. Keutamaan Orang Yang Berilmu


Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisiAllah
dan masyarakat. Al-Quran menggelari golongan ini dengan berbagai gelaranmulia dan
terhormat yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukanmereka di sisi
Allah SWT dan makhluk-Nya. Mereka digelari sebagai “al-Raasikhun fil Ilm” (Al
Imran : 7), “Ulul al-Ilmi” (Al Imran : 18), “Ulul al-Bab”(Al Imran : 190), “alBasir” dan
“as-Sami' “ (Hud : 24), “alA'limun” (al-A'nkabut: 43), “al-Ulama” (Fatir : 28), “al-
Ahya' “ (Fatir : 35) dan berbagai nama baik dan gelar mulia lain.Dalam surat ali Imran
ayat ke-18, Allah SWT berfirman: "Allah
menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang
menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang- orang yang berilmu (jugamenyatakan
yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana". Dalam ayat ini ditegaskan pada golongan orang berilmu

x
bahwa mereka amat istimewa di sisi Allah SWT .Mereka diangkat sejajar dengan para
malaikat yang menjadi saksi KeesaanAllah SWT. Peringatan Allah dan Rasul-Nya
sangat keras terhadap kalangan yangmenyembunyikan kebenaran/ilmu, sebagaimana
firman-Nya: "Sesungguhnyaorang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami
turunkan berupaketerangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami
menerangkannyakepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan
dilaknati pulaoleh semua (mahluk) yang dapat melaknati." (Al-Baqarah:159)
Rasulullahsaw juga bersabda: "Barangsiapa yang menyembunyikan ilmu, akan d
ikendalimulutnya oleh Allah pada hari kiamat dengan kendali dari api neraka." (HR
IbnuHibban di dalam kitab sahih beliau. Juga diriwayatkan oleh Al-Hakim. Al
Hakimdan adz-Dzahabi berpendapat bahwa hadits ini sahih). Jadi setiap orang
yang berilmu harus mengamalkan ilmunya agar ilmu yang ia peroleh
dapat bermanfaat.Misalnya dengan cara mengajar atau mengamalkan pengetahuanya
untuk hal-halyang bermanfaat.

E. Tanggung Jawab Ilmuan Terhadap Alam


Manusia.Sebagaimana makhluk lainnya, memiliki ketergantungan terhadap
alam. Namun, di sisi lain, manusia justru suka merusak alam. Bahkan tak cukupmerusak
, juga menhancurkan hingga tak bersisa. Tiap sebentar kita mendengar berita
menyedihkan tentang kerusakan baru yang timbul pada sumber air, gunungatau laut.
Para ilmuwan mengumumkan ancaman meluasnya padang pasir,semakin berkurangnya
hutan, berkurangnya cadangan air minum, menipisnyasumber energi alam, dan semakin
punahnya berbagai jenis tumbuhan dan hewan.Sayangnya, meski nyata terasa dampak
akibat kerusakan tersebut, sebagian besarmanusia sulit menyadarinya. Mereka berdalih
apa yang mereka lakukan adalahdemi kepentingan masa depan. Padahal yang terjadi
justru sebaliknya; tragedimasa depan itu sedang berjalan di depan kita. Dan, kitalah
sesungguhnya yangmenjadi biang kerok dari tragedi masa depan tersebut.Manusia telah
diperingatkan Allah SWT dan Rasul-Nya agar janganmelakukan kerusakan di bumi.
Namun, manusia mengingkari peringatan tersebut.Allah SWT menggambarkan situasi
ini dalam Al-Qur‟an:“Dan bila dikatakan kepada mereka, „Janganlah kamu membuat
kerusakan dimuka bumi‟, mereka menjawab, „Sesungguhnya kami orang orang
yangmengadakan perbaikan.” (QS Al-Baqarah:11). Allah SWT juga mengingatkan
manusia: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat)

xi
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)‟.Katakanlah, „Adakan
perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu.
Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).‟‟ (QS
Ar -ruum: 41-42).Pada masa sekarang pendidikan lingkungan menjadi mutlak
diperlukan.
Tujuannya mengajarkan kepada masyarakat untuk menjaga jangan
sampai berbagai unsur lingkungan menjadi hancur, tercemar, atau rusak.Untuk itu
manusia sebagai khalifah di bumi dan sebagai ilmuwan harus bisamelestarikan alam.
Mungkin bisa dengan cara mengembangkan teknlogi ramahlingkungan, teknologi daur
ulang, dan harus bisa memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak.
Bukti-bukti ilmu pengetahuan yang telah di jelaskan dalam al qur‟an.
a. Nebula
“Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi mawar merah seperti(kilapan) minyak.
Maka
nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”(Q.S. Ar Rahmaan:37-
38) Nebula adalah kumpulan 100 milyar galaksi yang berbentuk seperti bunga mawar.
b. Kesempurnaan Di Alam Semesta
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yangtidak seimbang? Kemudian pandanglah
sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan
sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.”(QS. Al Mulk: 3-4)Di
alam semesta, miliaran bintang dan galaksi yang tak terhitung jumlahnya bergerak
dalam orbit yang terpisah.
c. Orbit
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.Masing-
masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”(QS. Al Anbiya: 33)Bintang,
planet, dan bulan berputar pada sumbunya dan dalamsistemnya, dan alam semesta yang
lebih besar bekerja secara teratur.Semuanya bergerak pada orbit tertentu.“Dan matahari
berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan YangMaha Perkasa lagi Maha
Mengetahui.”(QS. Yasin:38) Berdasarkan perhitungan para astronom, akibat aktivitas
galaksi kita,matahari berjalan dengan kecepatan 720.000 km/jam menuju Solar
Apex,suatu tempat pada bidang angkasa yang dekat dengan bintang Vega.
d. Langit Tujuh Lapis

xii
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.”(QS. Ath-
Thalaq:12)Atmosfer bumi ternyata terbentuk dari tujuh lapisan.
BerdasarkanEncyclopedia
Americana(9/188),lapisanlapisanyangberikutini bertumpukan, bergantung pada suhu, ya
itu lapisan troposfer, stratosfer,mesosfer,termosfer, ionosfer, eksosfer, dan magnetosfer.
e. Gunung Mencegah Gempa Bumi
“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan
gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan
memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang.” (QS.
Luqman:10)“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan gunung-
gunung sebagai pasak?”(QS. An-Naba:7)Informasi yang diperoleh melalui penelitian
geologi tentang gunung sangatlah sesuai dengan ayat Al Quran.
f. Air Laut Tidak Saling Bercampur
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara
keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.”(QS. Ar-Rahman:19-
20)Pada ayat di atas ditekankan bahwa dua badan air bertemu, tetapi tidak saling
bercampur akibat adanya batas. Bagaimana ini dapat terjadi? Biasanya, bila air dari
dua lautan bertemu, diduga airnya akan saling bercampur dengan suhu dan konsentrasi
garam cenderung seimbang. Namun, kenyataan yang terjadi berbeda dengan yang
diperkirakan. Misalnya, meskipun Laut Tengah dan Samudra Atlantik, serta Laut Merah
dan Samudra Hindia secara fisik saling bertemu, airnya tidak saling bercampur. Ini
karena di antara keduanya terdapat batas. Di Selat Gibraltar lebih terlihat lagi. Antara
air di Selat Gibraltar dengan Laut Mediteran terdapat perbedaan warna yang jelas yang
menjadi batas antara keduanya.

xiii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek.Dari uraian di atas dapat
dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya ada2
(dua).
Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan
ilmu pengetahuan.
Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek .Jadi, syariah Islam-
lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolak ukur
umat Islam dalam mengaplikasikan iptek.Untuk itu setiap muslim harus bisa
memanfaatkan alam yang ada untuk perkembangan iptek dan seni, tetapi harus tetap
menjaga dan tidak merusak yang ada.Yaitu dengan cara mencari ilmu dan
mengamalkanya dan tetap berpegang teguh pada syari‟at Islam.

B. Saran
Dalam kehidupan, ilmu pengetahuan sangat penting untuk
memperluas,memperdalam, dan mengembangkan diri, dan lebih utama ialah sebagai
penyelaras dalam agama. Sehingga sangat dipentingkan bagi kita untuk menuntut
ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

xiv
DAFTAR PUSTAKA
http://ldk.stmik-
dci.ac.id/?
post=pandangan-islam-
terhadap-ilmu-
pengetahuan-dan-
teknologi
http://
www.teknoislam.com/
2015/03/pandangan-
islam-terhadap-
perkembangan.html
http://www.kompasiana.c
om/taufik.firmanto/islam-

xv
dan-
teknologi_5500429da333
117f7251062b
http://dokumen.tips/
download/link/
pandangan-islam-
terhdap-iptek
DAFTAR PUSTAKA
http://ldk.stmik-
dci.ac.id/?
post=pandangan-islam-
terhadap-ilmu-
pengetahuan-dan-
teknologi
http://
www.teknoislam.com/
2015/03/pandangan-

xvi
islam-terhadap-
perkembangan.html
http://www.kompasiana.c
om/taufik.firmanto/islam-
dan-
teknologi_5500429da333
117f7251062b
http://dokumen.tips/
download/link/
pandangan-islam-
terhdap-iptek
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

http://aqwam.com/fikih/menjadi-muslim-terbaik

http://bhianrangga.wordpress.com/2011/01/04/peranan-iman-dalam-menghadapi-arus
globalisasi/

http://sarahayu9.blogspot.com/2011/04/pengertian-integrasi.html

xvii
Din Syamsuddin, M, Dr, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani, penerbit
kalimat, Jakarta, 2001

http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?
option=com_content&view=article&id=54:mkdu-4221-berkehidupan-

bermasyarakat&catid=33:mkdu&Itemid=77

http://nasirmat.wordpress.com/2009/09/26/integrasi-iptek-dan-imtaq-kedalam-
pembelajaran/

http://www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/39

xviii

Anda mungkin juga menyukai