Kel.5 Islam Dan Iptek

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ISLAM DAN IPTEK

DISUSUN OLEH :
SEKAR FEBRI KUSUMA (20090000135)
MILA ALFIANA (20090000136)
AISYAH (20090000137)
TARISA PUTRI FEBRIANA (20090000138)
PRATITA CANTIKA ARIYANTO (20090000140)
FAISAL (20090000218)

PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG


2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................................2
A. Pengertian Islam dan IPTEK Sebagai Sumber Ilmu................................................2
B. Hubungan Islam Dan IPTEK...................................................................................4
BAB III................................................................................................................................6
PENUTUP............................................................................................................................6
A. Kesimpulan..............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................7

ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa–Allah SWT. yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah berjudul “Islam Dan IPTEK” dengan
tepat waktu.
Tak lupa pula kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan besar kita Rasulullah
Muhammad SAW. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di Hari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul “Islam Dan IPTEK” bertujuan untuk Memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Agama Islam yang diampuh bapak Moch. Badrussalam, S.Sos.,S.P.D.,
M.PD.I selaku dosen mata kuliah PAI sehingga kita mempunyai tambahan ilmu, pengetahuan
dan wawasan. Pada makalah akan dijelaskan tentang Islam dan iptek dan sebagai sumber
ilmu dan hubungan islam dengan iptek.
Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar
harapan kami agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi berbagai pembaca.
Wassalamualaikum wr.wb.

Malang, 11 Desember 2020

Penyusun

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam pada dasarnya memiliki dua peran dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pertama-tama, jadikan Aqidah Islam sebagai paradigma
ilmiah. Paradigma ini seharusnya menjadi milik umat Islam, bukan paradigma sekuler
saat ini. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam harus menjadi
landasan ideologis semua ilmu pengetahuan. Ini tidak berarti bahwa Aqidah Islam
digunakan sebagai sumber dari segala jenis ilmu, tetapi standar untuk semua ilmu.
Oleh karena itu, untuk menerima dan mengamalkan ilmu yang sesuai dengan Aqidah
Islam, namun jika bertentangan dengannya sebaliknya harus ditolak dan tidak boleh
diamalkan. Kedua, Syariah (berasal dari Aqidah Islam) lahir sebagai standar
penggunaan iptek dalam kehidupan sehari-hari.
Umat Islam harus menggunakan standar, standar ini bukan standar keuntungan
pragmatisme/utilitarian yang ada saat ini. Standar syariah ini mengatur apakah
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi didasarkan pada aturan halal-haram
(hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan
oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan oleh
Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walaupun ia menghasilkan
manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Pada abad terakhir, peradaban Barat memimpin kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi dunia, yang mengejutkan banyak orang di seluruh dunia. Kesejahteraan
material dan kemakmuran yang dihasilkan oleh perkembangan iptek modern telah
membuat masyarakat mengagumi dan meniru cara hidup peradaban Barat, tanpa
diiringi dengan sikap kritis terhadap segala dampak negatif yang ditimbulkannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Islam sebagai sumber ilmu?
2. Bagaimana hubungan Islam dengan IPTEK?

C. Tujuan
1. Untuk memahami islam sebagai sumber ilmu
2. Untuk memahami hubungan Islam dengan IPTEK

1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Islam dan IPTEK Sebagai Sumber Ilmu
Islam mendorong umatnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi
pengembangan ipteknya untuk kepentingan materiel, Islam mementingkan
pengembangan dan penguasaan iptek untuk menjadi sarana ibadah. Selain itu iptek
juga sebagai pengabdian muslim kepada Allah (spiritual) dan mengembangkan
amanat khalifatullah (wakil Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada
kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin).
Menurut Suprodjo Pusposutardjo dalam tulisannya, Posisi Al-Qur’an terhadap
Ilmu dan Teknologi, mengatakan bahwa bagi umat Islam yang beriman kepada Al-
Qur’an, belajar mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan atribut
dari keimanannya. Secara jelas juga telah ditunjukkan bahwa orang-orang berilmu
akan memperoleh pahala yang tidak ternilai di hari akhir.
Belajar dan mengembangkan iptek merupakan bentuk keimanan seseorang dan
menjadi daya penggerak untuk menggali ilmu. Memandang betapa pentingnya
mempelajari ilmu-ilmu lain (selain ilmu syariat, yakni iptek) dalam perspektif Al-
Qur’an.
Menurut Mehdi Golshani dalam bukunya, The Holy Qur'an and The Science
Of Nature (2003), mengajukan beberapa alasan :
1. Jika pengetahuan dari suatu ilmu merupakan persyaratan pencapaian tujuan
Islam sebagaimana dipandang oleh syariat, mencarinya merupakan sebuah
kewajiban karena ia merupakan kondisi awal untuk memenuhi kewajiban
syariat. Contohnya, kesehatan badan bagi seseorang dalam satu masyarakat
adalah penting. Oleh sebab itu, sebagian kaum muslim harus ada yang
mempelajari ilmu mengenai pengobatan.

2. Masyarakat yang dikehendaki Al-Qur’an adalah masyarakat yang agung dan


mulia, bukan masyarakat yang takluk dan bergantung pada nonmuslim (Q.S
An-Nisa : 141). Agar dapat merealisasikan tujuan yang dibahas Al-Quran itu,
masyarakat Islam benar-benar harus menemukan kemerdekaan kultural,
politik, dan ekonomi. Pada gilirannya, hal itu membutuhkan pelatihan para
spesialis spesifikasi tinggi di dalam segala lapangan dan penciptaan fasilitas
ilmiah dan teknik dalam masyarakat Islam. Sebab, pada abad modern,
kehidupan manusia tidak dapat dipecahkan kecuali dengan upaya
pengembangan ilmiah dan kunci sukses seluruh urusan bersandar pada ilmu.

3. Al-Qur’an menyuruh manusia mempelajari sistem dan skema penciptaan,


keajaiban-keajaiban alam, sebab-sebab, akibat-akibat seluruh benda, dan
organisme hidup. Seluruh tanda kekuasaan Tuhan di alam eksternal dan
kedalaman batin jiwa manusia, seperti tersirat dalam Al-Qur’an,
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam
dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air

2
itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (Q.S Al-Baqarah: 164).

4. Mempelajari fenomena-fenomena alam dan skema penciptaan adalah bahwa


ilmu tentang hukum-hukum alam dan karakteristik benda serta organisme
dapat berguna untuk perbaikan kondisi manusia. Ini misalnya yang tersirat
dalam Al-Qur’an, “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir”. (Q.S Al-Jatsiyah: 13).
Di antara ayat-ayat Al-Qur’an yang menjadi landasan iptek, antara lain Q.S Ar-Rum:
22, Q.S Al-An’am: 97, dan Q.S Yunus: 5. Ayat-ayat itu secara jelas menggambarkan
fenomena alam yang selalu dihadapi dan mengiringi perjalanan hidup umat manusia untuk
dipahami, diteliti, sehingga lahirlah pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, seperti
diisyaratkan dalam ayat-ayat di atas, yang mengetahui hakikat alam ini hanyalah orang-orang
yang mengetahui, yakni mereka yang intens bergerak untuk mencari dan mencari karena
priositasnya yang tinggi dengan memaksimalkan kerja pikiran. Allah tidak menciptakan alam
ini dengan sia-sia, menciptakan alam ini mempunyai maksud dan hikmah.
Menurut Muhammad Imaduddin Abdulrahim dalam tulisannya, Sains dalam
Perspektif Al-Qur’an, mengatakan bahwa sunatullah sebagai ketetapan Allah terhadap alam
ciptaan-Nya ini dimaksudkan untuk kelestarian, keharmonisan, dan kesejahteraan manusia di
dunia ini. Tujuan itu tidak akan terealisasi tanpa pengungkapan terhadap alam. Oleh karena
itu, usaha-usaha manusia untuk mengungkapkan rahasia alam ini juga harus diselaraskan
dengan tujuan penciptaan sebenarnya. Jangan sampai sains itu digunakan untuk hal-hal yang
merusak keharmonisan alam dan menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia.
Menurut Nurcholish Madjid dalam tulisannya, Pandangan Dunia Al-Qur’an: Ajaran
tentang Harapan kepada Allah dan Seluruh Ciptaan, mengatakan bahwa alam raya ini
diciptakan Allah dengan benar (Q.S Az-Zumar: 5). Sebab, ia itu benar atau diciptakan dengan
benar, alam ini mempunyai hakikat, yaitu kenyataan yang benar. Kosmologi haqqiyah
mengandung dalam dirinya pandangan bahwa alam adalah tertib atau harmonis, indah, dan
bermakna. Dengan kata lain, kosmologi haqqiyah membimbing kita kepada sikap
berpengharapan atau optimistis kepada alam ciptaan Allah. Dan sikap itu sendiri merupakan
kelanjutan atau konsekuensi sikap serupa kepada Allah. Dengan pandangan seperti itu,
berbagai macam pengembangan pengetahuan terhadap realitas alam raya ini juga menjadi hal
yang mesti dan bahkan diharuskan.
Menengok sejarah peradaban Islam zaman dulu, kita akan menemukan para ilmuwan
muslim yang mengembangkan iptek. Tokoh-tokoh semisal Muhammad bin Musa al-
Khawarizmi (780—850, matematikawan), Abu Ar-Raihan Muhammad bin Ahmad al-Biruni
(973—1048, fisikawan), Jabir bin Hayyan al-Kufi as-Sufi (781—815, kimiawan), ad-
Dinawari (w. 895, biolog), dan Muhammad al-Fazari (w. 777, astronom), merupakan
beberapa di antara ilmuwan Islam yang sangat genius saat itu. Mereka membaca Al-Qur’an,

3
mencipta karya, teori, dan penemuan baru yang luar biasa. Jadi, Islam tidak anti-iptek, tetapi
mendorong pengembangannya.

B. Hubungan Islam Dan IPTEK


Pandangan Islam tentang teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya seperti
yang dikemukakan oleh (Rais, 1998), yang tertuang dalam surat Al-Mujadalah ayat
11, yang artinya “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu
sekalian dan yang berilmu pengetahan beberapa derajat”.
Agama Islam banyak memberikan penegasan mengenai ilmu dan pengetahuan
baik secara nyata maupun secara tersamar seperti yang tersebut juga dalam surat Al-
Alaq, ayat 1-5 yang artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan mu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam.
Dia mengajarkan kepadamu apa-apa yang tidak diketahui.
Berdasarkan wahyu pertama tersebut tidak menjelaskan apa yang dimaksud
dengan Iqra (apa yang harus dibaca), karena Al-Qur’an menghendaki umatnya
membaca apa saja selama bacaan tersebut bermanfaat bagi umat manusia. Iqra berarti
bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis. Islam adalah agama Allah yang disyariatkannya sejak Nabi adam,
hingga Nabi Muhammad SAW kepada umat manusia. Islam mewajibkan kepada
umatnya untuk mengamini kebenaran tersebut. Akar masalah dari agama adalah
kepercayaan terhadap kebenaran mutlak yang pasti membawanya kearah kebaikan
dan kemanfaatan, bukan kepada kemudaratan.
Manusia banyak mendapatkan pengalaman dalam kehidupannya. Pengalaman
itu didapatkan sejumlah pengetahuan yang memiliki sifat tertentu tanpa kemampuan
untuk menjelaskan sebab-sebabnya secara terinci dan rasional. Setiap manusia
berbeda jumlah dan macamnya, pengalaman yang dimiliki tanpa adanya kemampuan
untuk menjelaskannya, dengan demikian perlu didukung oleh sejumlah kegiatan
berikutnya yang lebih serius guna mendapatkan inti sari pengetahuan tersebut hingga
dapat dipedomani untuk perencanaan, prediksi-prediksi maupun kontrol atas
kebenarannya. Kombinasi usaha mencari pendekatan rasional dan pengumpulan
fakta-fakta empiris inilah yang bisa disebut dengan pendekatan mendapatkan
pengetahuan dengan metode keilmuan.
Orang yang berilmu berarti menguasai ilmu dan menjelaskannya. Untuk
mendapatkannya diperlukan antara lain adanya sarana tertentu yakni yang disebut
berpikir, yaitu suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan. Oleh karena itu apabila
didalam Al-Qur’an sering disebut dengan kata-kata berpikir atau berpikirlah dan
sebagainya dalam arti langsung maupun dalam arti sindiran dapat kita artikan juga
sebagai perintah mencari ilmu dan mencari pengetahuan.
Al-Qur’an dan al-Hadits sangat banyak yang menerangkan ayat-ayat tentang
hubungan antara ajaran Islam dan pengetahuan serta pemanfaaatannya yang kita sebut
Iptek. Hubungan tersebut dapat berbentuk semacam perintah yang mewajibkan,
menyuruh mempelajari pernyataan-pernyataan, bahkan ada yang berbentuk sindiran-
sindiraan dan sebagainya. Kesemuanya itu tidak lain menggambarkan betapa eratnya.

4
Hubungan antara Islam dan Iptek sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan lainnya sebagaimana yang tersebut juga dalam surat Yunus, ayat 101, yang
Artinya: Lakukanlah penelitian secara intensif mengenai apa-apa yang ada dilangit
dan Apa-apa yang ada dibumi.
Hubungan agama dan iptek dalam perspektif islam adalah tidak bertentangan
dan saling mendukung satu sama lain. Agama adalah sebuah keyakinan yang mana
mengandung norma-norma objektif sesuai dengan keinginan pencipta dan kitab suci.
Sedangkan Iptek adalah ilmu pengetahuan yang terus berkembang mengenai berbagai
bidang yang dapat membantu kehidupan manusia.
Menurut teorinya, maka ada 4 keungkinan hubungan antara agama dan iptek,
yaitu :
(a) berseberangan atau bertentangan,
(b) bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai,
(c) tidak bertentangan satu sama lain,
(d) saling mendukung satu sama lain
Namun didalam islam, Mustahil bahwa agama dan iptek bertentangan atau
berseberangan, karena salah satu ciri dari islam dengan kitabnya Al-Qur’an adalah
tidak akan mungkin apa yang tertulis didalam Al-Qur’an dan Hadist ini bertentangan
dengan iptek, atau terjadi kontradiksi didalamnya. Karena Islam dalah satu-satunya
agama yang benar disisi Allah, dan Allah janjikan kebenarannya akan terjaga hingga
hari kiamat.
Maka hubungan antara agama Islam dan Iptek adalah tidak bertentangan dan
saling mendukung satu sama lain yang mana agama menjadi dasar dari iptek dan iptek
mendasari penghayatan akan islam itu sendiri. Karena agama islam memerintahkan
umatnya menjadi ulil albab, yaitu orang-orang yang berfikir atau menggunakan
akalnya.

5
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam sebagai sumber ilmu yaitu Islam mendorong umatnya untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Belajar dan
mengembangkan IPTEK merupakan bentuk keimanan seseorang dan menjadi
daya penggerak untuk menggali ilmu. Dalam Islam mempelajari IPTEK adalah
sebagai bentuk pengabdian muslim kepada Allah SWT dan mengembangkan
amanat khalifatullah di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan
menyebarkan Rahmat bagi seluruh alam.
Hubungan agama dengan IPTEK sendiri dalam perspektif islam adalah tidak
bertentangan dan saling mendukung satu sama lain, yang mana agama menjadi
dasar dari iptek dan IPTEK mendasar penghayatan akan Islam itu sendiri. Karena
agama menjadi Ulil Al-Bab, yaitu orang-orang yang berfikir menggunakan akal.

6
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Haris. 2017. PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KOMUNIKASI
DALAM PENDIDIKAN. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam. 8(I):37-39
https://m-lampost-co.cdn.ampproject.org/v/s/m.lampost.co/amp/iptek-dalam-perspektif-
islam.html?
usqp=mq331AQSKAFQApgBqfCYhK6PpasFsAEg&amp_js_v=a6&amp_gsa=1#referrer=ht
tps%3A%2F%2Fwww.google.com&csi=0&ampshare=https%3A%2F%2Fm.lampost.co
%2Famp%2Fiptek-dalam-perspektif-islam.html%23referrer%3Dhttps%3A%2F
%2Fwww.google.com%26csi%3D0

Anda mungkin juga menyukai