Jurnal Modul 2-PSE-PPG PILOTING 2 TH2024

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

JURNAL

PEMBELAJARANKU
PEMBELAJARAN SOSIAL
DAN EMOSIONAL

Disusun Oleh :
Nama :
WAHIDIN
No. UKG :
201508153135
NIM :
24160472
Universitas :
INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI
Nama Penyusun SELATAN
WAHIDIN Program : PILOTING PPG GURU TERTENTU
Instansi Asal TAHAP 2
SMA Negeri 6 Talang Ubi Mata Pelajaran : EKONOMI
Kab. Penukal Abab Lematang Tahun : 2024
Ilir
Provinsi Sumatera Selatan

LPTK
Institut Pendidikan
Tapanuli Selatan “Mendidik pikiran tanpa mendidik hati, adalah bukan
Jln. Sutan Mhd. Arif Kelurahan
Batang Ayumi Jae, Kecamatan pendidikan sama sekalai”
Padangsidimpuan Utara, Kota
Padangsidimpuan, Provinsi --Aristoteles, Filsuf --
Sumatera Utara
Merdeka
Mengajar

Latar Belakang : Pembelajaran Sosial Emosional, Pentingkah ?


Pembelajaran sosial dan emosional (PSE) adalah aspek penting dalam pendidikan yang semakin
mendapat perhatian karena berbagai alasan krusial yang mempengaruhi perkembangan murid
secara keseluruhan. Beberapa faktor utama yang mendasari pentingnya PSE adalah:
a) Penelitian menunjukkan bahwa murid yang memiliki keterampilan sosial dan emosional yang
baik cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik, mampu mengelola stres, dan lebih
bahagia. Mereka juga lebih mampu menghadapi tantangan sehari-hari dan menjaga hubungan
yang positif dengan orang lain.
b) Keterampilan sosial dan emosional berkontribusi secara signifikan terhadap prestasi akademis.
Murid yang mampu mengatur emosi mereka, berempati, dan berkomunikasi dengan efektif
biasanya lebih fokus, termotivasi, dan berkolaborasi dengan baik dalam lingkungan belajar.
Studi menunjukkan bahwa program PSE yang efektif dapat meningkatkan prestasi akademis
secara signifikan.
c) PSE membantu dalam pengembangan karakter dan nilai-nilai positif seperti rasa hormat,
tanggung jawab, dan kejujuran. Keterampilan ini tidak hanya penting dalam konteks akademis
tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, membekali murid dengan alat yang mereka butuhkan
untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan etis.
d) PSE efektif dalam mengurangi perilaku negatif seperti kekerasan, perundungan, dan perilaku
berisiko. Dengan memahami dan mengelola emosi mereka, murid dapat menghindari konflik
dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung di sekolah.
e) PSE memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan yang inklusif, di mana setiap
murid merasa dihargai dan didukung. Ini sangat penting bagi murid dengan kebutuhan khusus
atau mereka yang berasal dari latar belakang yang kurang beruntung, membantu mereka
merasa diterima dan mampu berkembang.

Secara keseluruhan, pembelajaran sosial dan emosional tidak hanya berkontribusi pada
keberhasilan akademis, tetapi juga pada perkembangan pribadi dan sosial yang holistik. Dengan
menanamkan PSE dalam kurikulum, sekolah dapat membantu murid tumbuh menjadi individu yang
seimbang, resilient, dan siap menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan

Pengertian Pembelajaran Sosial Emosional


Daniel Goleman, penulis buku "Emotional Intelligence" mendefinisikan PSE sebagai kemampuan
untuk mengenali emosi diri sendiri dan orang lain, mengelola emosi dengan baik dalam diri sendiri
dan dalam hubungan dengan orang lain, serta menggunakan emosi secara efektif untuk
memotivasi, merencanakan, dan mencapai tujuan.
Merdeka
Mengajar

CASEL (Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning) mendefinisikan PSE sebagai
proses melalui mana anak-anak dan orang dewasa memahami dan mengelola emosi mereka,
menetapkan dan mencapai tujuan positif, merasakan dan menunjukkan empati terhadap orang
lain, membangun dan memelihara hubungan yang positif, dan membuat keputusan yang
bertanggung jawab.

Dari pengertian yang telah disebutkan dapat ditarik Kesimpulan bahwa Pembelajaran Sosial dan
Emosional (PSE) adalah sebagai cara untuk membantu individu mengembangkan kemampuan
dalam mengelola emosi, membangun hubungan yang positif, dan membuat keputusan yang
bijaksana. Definisi yang diberikan oleh para ahli tersebut menekankan pentingnya integrasi antara
pengelolaan emosi dan keterampilan sosial dalam pendidikan untuk mencapai kesejahteraan dan
keberhasilan akademis serta kehidupan secara keseluruhan.

Kompetensi Sosial Emosional


Menurut CASEL, kompetensi keterampilan sosial dan emosional terdiri dari

1. Kesadaran Diri (Self-Awareness)


Kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri, nilai-nilai pribadi, serta kekuatan dan
kelemahan diri. Contoh di Sekolah:
− Refleksi Diri: Murid diminta untuk menulis jurnal harian tentang perasaan mereka setelah
kegiatan belajar.
− Diskusi Kelas: Guru mengadakan diskusi tentang bagaimana perasaan murid setelah
menyelesaikan suatu proyek atau tugas tertentu.

2. Manajemen Diri (Self-Management)


Kemampuan untuk mengatur emosi, pikiran, dan perilaku dalam berbagai situasi, serta
kemampuan untuk menetapkan dan mencapai tujuan pribadi dan akademis. Contoh di Sekolah:
− Teknik Relaksasi: Guru mengajarkan teknik pernapasan dalam atau meditasi sederhana
untuk membantu murid mengelola stres.
− Penetapan Tujuan: Murid diajak untuk membuat rencana mingguan atau bulanan tentang
tujuan akademis mereka dan bagaimana cara mencapainya.

3. Kesadaran Sosial (Social Awareness)


Kemampuan untuk memahami perspektif orang lain dan menunjukkan empati terhadap
mereka, termasuk orang-orang dari latar belakang dan budaya yang beragam. Contoh di
Sekolah:
Merdeka
Mengajar

− Proyek Sosial: Murid berpartisipasi dalam proyek layanan masyarakat untuk memahami
kebutuhan dan kondisi orang lain.
− Kegiatan Budaya: Mengadakan hari budaya di mana murid belajar tentang kebiasaan dan
tradisi dari berbagai kelompok etnis.

4. Keterampilan Relasi (Relationship Skills)


Kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang sehat dan saling mendukung,
serta kemampuan untuk bekerja sama, mendengarkan dengan aktif, dan berkomunikasi secara
efektif. Contoh di Sekolah:
− Kerja Kelompok: Murid sering diberi tugas kelompok yang mengharuskan mereka untuk
bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik.
− Latihan Komunikasi: Mengadakan role-play atau simulasi untuk melatih keterampilan
komunikasi dan pemecahan konflik.

5. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making)


Kemampuan untuk membuat pilihan yang konstruktif dan bertanggung jawab berdasarkan
pertimbangan etika, standar keselamatan, norma sosial, dan dampak potensial dari tindakan
terhadap diri sendiri dan orang lain. Contoh di Sekolah:
▪ Diskusi Kasus: Guru membahas kasus-kasus nyata atau hipotetis di mana murid diminta
untuk mempertimbangkan berbagai pilihan dan konsekuensinya.

Mindfulness (Kesadaran Penuh) untuuk Penguatan Kompetensi Sosial Emosional


Mindfulness, atau kesadaran penuh, adalah praktik yang melibatkan perhatian penuh pada momen
saat ini tanpa penilaian. Ini mencakup perhatian pada pikiran, perasaan, sensasi tubuh, dan
lingkungan sekitar dengan cara yang menerima dan tidak menghakimi. Mindfulness dapat
membantu individu mengembangkan kesadaran diri dan keterampilan pengelolaan diri, yang
merupakan bagian penting dari keterampilan sosial dan emosional.

Mengapa Mindfulness Penting dalam Keterampilan Sosial dan Emosional


Mindfulness memiliki beberapa manfaat yang signifikan dalam pengembangan keterampilan sosial
dan emosional:
1. Kesadaran Diri: Mindfulness membantu individu lebih memahami dan mengenali emosi mereka
sendiri, memungkinkan mereka untuk merespons situasi dengan cara yang lebih bijaksana.
2. Manajemen Diri: Dengan berlatih mindfulness, individu dapat mengelola stres dan emosi
negatif lebih efektif, meningkatkan pengendalian diri.
Merdeka
Mengajar

3. Kesadaran Sosial: Praktik mindfulness meningkatkan empati dan kemampuan untuk memahami
perspektif orang lain.
4. Keterampilan Relasi: Mindfulness memperbaiki keterampilan komunikasi dan kemampuan
untuk membangun hubungan yang sehat dan mendukung.
5. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: Mindfulness membantu dalam
pengambilan keputusan yang lebih bijaksana dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan
konsekuensi dari tindakan.

Cara Mengintegrasikan Mindfulness dalam Pendidikan


1. Latihan Harian: Mengintegrasikan sesi mindfulness singkat dalam rutinitas harian di kelas.
Misalnya, memulai hari dengan latihan pernapasan dalam selama 5 menit atau meditasi
sederhana.
▪ Contoh: Murid diajak untuk duduk dengan tenang, menutup mata, dan fokus pada napas
mereka, mengamati naik turunnya perut mereka tanpa berusaha mengubah pola napas.
2. Mindful Listening: Mengajarkan murid untuk mendengarkan dengan penuh perhatian saat
orang lain berbicara tanpa interupsi atau gangguan.
▪ Contoh: Dalam kegiatan berpasangan, satu murid berbicara tentang pengalaman mereka
sementara pasangan mereka hanya mendengarkan dengan penuh perhatian, lalu
bergantian.
3. Refleksi Diri: Mendorong murid untuk melakukan refleksi diri melalui jurnal atau diskusi
kelompok, di mana mereka bisa menuliskan atau membicarakan perasaan dan pengalaman
mereka.
▪ Contoh: Murid diminta untuk menulis tentang suatu pengalaman yang membuat mereka
merasa senang atau sedih dan bagaimana mereka merespon perasaan tersebut.
4. Penggunaan Aplikasi atau Audio Mindfulness: Menggunakan aplikasi atau audio mindfulness
yang dipandu untuk membantu murid berlatih mindfulness secara terstruktur.
▪ Contoh: Memutar audio meditasi yang dipandu selama 10 menit di akhir pelajaran untuk
membantu murid relaksasi dan mengelola stres.
5. Kegiatan Sensori: Melakukan aktivitas yang melibatkan indera, seperti mencicipi makanan
secara mindful, untuk meningkatkan kesadaran penuh. Contoh: Murid diberikan sepotong
cokelat dan diminta untuk mengamati tekstur, aroma, dan rasa dengan penuh perhatian
sebelum memakannya.

Dampak Positif Mindfulness pada Murid


▪ Pengurangan Stres dan Kecemasan: Murid yang berlatih mindfulness secara rutin cenderung
mengalami tingkat stres dan kecemasan yang lebih rendah.
Merdeka
Mengajar

▪ Peningkatan Konsentrasi dan Fokus: Mindfulness membantu murid meningkatkan perhatian


dan kemampuan fokus mereka, yang berkontribusi pada hasil belajar yang lebih baik.
▪ Pengelolaan Emosi yang Lebih Baik: Murid menjadi lebih terampil dalam mengenali dan
mengelola emosi mereka, yang membantu mereka menghindari reaksi impulsif dan konflik.
▪ Peningkatan Empati dan Hubungan Sosial: Dengan meningkatkan kesadaran sosial, murid
menjadi lebih empatik dan mampu membangun hubungan yang lebih positif dengan teman-
teman mereka.

Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional


Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) merupakan aspek penting dalam pendidikan modern.
Untuk mengimplementasikan PSE dalam kegiatan pembelajaran, diperlukan pendekatan yang
terintegrasi dan kreatif. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:
1. Integrasi dalam Kurikulum: PSE bukan hanya satu mata pelajaran, tetapi dapat diintegrasikan
ke dalam semua mata pelajaran. Misalnya, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, murid dapat
diajak untuk menulis jurnal tentang perasaan mereka, atau dalam pelajaran Matematika, murid
dapat belajar berkolaborasi dalam menyelesaikan soal-soal kelompok. Membuat proyek-proyek
pembelajaran yang melibatkan isu-isu sosial dan emosional. Misalnya, proyek penggalangan
dana untuk korban bencana alam dapat mengajarkan empati dan kepedulian sosial.
2. Kegiatan Pembelajaran Aktif: Fasilitasi diskusi terbuka di mana murid dapat berbagi pikiran dan
perasaan mereka. Mensimulasikan situasi sosial untuk membantu murid memahami perspektif
orang lain dan mengembangkan keterampilan komunikasi. Analisis kasus nyata yang melibatkan
dilema sosial dan emosional untuk mendorong pemikiran kritis dan pengambilan keputusan.
3. Pembentukan Komunitas Kelas yang Positif: Libatkan murid dalam membuat aturan kelas
untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Berikan pujian dan pengakuan
atas perilaku positif murid untuk mendorong mereka terus berkembang.
4. Mindfulness dan Relaksasi: Ajarkan murid teknik pernapasan dalam untuk membantu mereka
mengelola stres dan kecemasan. Lakukan meditasi singkat sebelum memulai pelajaran untuk
membantu murid fokus dan tenang. Lakukan aktivitas fisik ringan untuk meningkatkan
kesadaran tubuh dan pikiran yang kesemuanya dapat diterapkan disela-sela pembelajaran.
5. Pengembangan Diri Guru: Mengikuti atau memberikan pelatihan yang berkaitan dengan PSE
untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola kelas dan membimbing murid. Guru dapat
melakukan refleksi secara teratur untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dalam
praktik pembelajaran.
Merdeka
Mengajar

Wellbeing bagi Warga Sekolah?, Kenapa Tidak!


Wellbeing atau kesejahteraan merupakan kondisi di mana individu merasa puas dengan hidup
mereka, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Dalam konteks sekolah, wellbeing tidak hanya
terbatas pada prestasi akademik, tetapi juga mencakup kesehatan mental, hubungan sosial, dan
lingkungan belajar yang positif. Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah kunci untuk mencapai
wellbeing di sekolah. PSE mengajarkan murid keterampilan untuk memahami emosi mereka,
membangun hubungan positif, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Bagaimana PSE Mendukung Wellbeing di Sekolah?


Berikut adalah beberapa faktor pendukung PSE dapat membantu mewujudkan wellbeing di sekolah.
a) Lingkungan Belajar yang Positif: PSE menciptakan suasana kelas yang inklusif dan saling
menghormati, di mana setiap individu merasa dihargai dan diterima.
b) Pengurangan Stres: Dengan mempelajari teknik manajemen stres seperti mindfulness dan
relaksasi, murid dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan fokus belajar.
c) Peningkatan Keterampilan Sosial: PSE membantu murid mengembangkan keterampilan
komunikasi, kerjasama, dan pemecahan masalah yang sangat penting dalam berinteraksi
dengan orang lain.
d) Peningkatan Kepercayaan Diri: Ketika murid merasa mampu mengelola emosi dan
membangun hubungan yang baik, kepercayaan diri mereka akan meningkat.
e) Motivasi Belajar: Murid yang merasa bahagia dan terhubung dengan lingkungan belajarnya
akan lebih termotivasi untuk belajar.

Kesimpulan
Setelah mempelajari Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) saya memiliki pemahaman yang lebih
jelas tentang pentingnya pembelajaran sosial dan emosional dalam pengembangan siswa secara
menyeluruh melalui lima kompetensi inti, yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial,
keterampilan hubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Saya sadar bahwa
dalam menuntun kebutuhan murid tidak hanya dipenuhi dari sisi akademik saja tetapi juga penting
pemenuhan kebutuhan sosial emosional murid, karena ternyata kemampuan mengelola sosial
emosional dapat meningkatkan prestasi akademik murid. Pengetahuan lain yang saya dapatkan
adalah ada 3 aspek pendekatan PSE yang dapat kita terapkan yaitu : 1). WHOLE CHILD, bahwa PSE
ditujukan untuk menuntun murid untuk mencapai kebahagiaan secara UTUH baik sebagai diri
ataupun anggota masyarakat. 2) WHOLE DAY, PSE diintegrasikan sepanjang hari dan berkelanjutan.
3) WHOLE SCHOOL, bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, saling
menghormati yang berlaku SAMA pada semua seluruh warga sekolah.
Merdeka
Mengajar

PENGALAMAN BERMAKNA
PENERAPAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Berikut adalah beberapa pengalaman bermakna Ketika saya menerapkan pembelajaran sosial
emosional di sekolah.

Membuat keyakinan kelas


Keyakinan Kelas adalah salah satu strategi penting dalam penerapan pembelajaran sosial emosional
(SEL) yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif, inklusif, dan mendukung.
Keyakinan Kelas adalah kesepakatan yang dibuat bersama oleh guru dan murid mengenai nilai-nilai,
perilaku, dan prinsip yang akan mereka junjung tinggi di dalam kelas. Sebelum memulai kegiatan
Membuat Keyakinan Kelas, penting bagi guru untuk memahami tujuan dan manfaat dari kegiatan
ini. Guru harus memperkenalkan konsep SEL kepada murid dan menjelaskan bagaimana
pembentukan keyakinan kelas dapat mendukung kesejahteraan emosional dan sosial mereka. Yang
saya lakukan dalam kegiatan ini adalah pertama meminta murid untuk memikirkan dan
memimpikan kelas yang ideal bagi mereka. Selanjut murid-murid diminta untuk merumusan
peraturan-peraturan yang akan dilaksanakan dan patuhi bersma. Selanjutnya mereka diminta untuk
mengubah kalimat-kalimat negatif menjadi kalimat positif. Berikutnya dari kalimat positif inilah
dicari nilai Kebajikan yang terkandung didalamnya untk dijadikan kesepkatan kelas Bersama.

Melalui proses ini, murid belajar untuk memahami dan menghargai diri sendiri dan orang lain,
mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting, dan menciptakan lingkungan
belajar yang positif dan inklusif. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya mendukung
perkembangan akademik tetapi juga kesejahteraan emosional dan sosial murid, yang pada akhirnya
membentuk generasi yang lebih empati, tangguh, dan bertanggung jawab.

Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran


Mengadakan doa sebelum pembelajaran dapat membantu menciptakan suasana yang tenang dan
positif. Sebelum memulai pelajaran, doa dapat menjadi momen untuk mengatur niat dan sikap,
yang penting untuk membangun kesiapan mental dan emosional. Ini membantu murid mengatur
pikiran mereka, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan konsentrasi. Dengan suasana hati yang
tenang, murid lebih siap untuk terlibat dalam proses belajar. Dengan menciptakan suasana yang
tenang, membangun kesadaran diri dan sosial, memupuk rasa syukur dan empati, serta
memperkuat keterhubungan emosional, kegiatan ini mendukung perkembangan sosial dan
emosional murid secara menyeluruh. Melalui doa, murid belajar untuk mengelola emosi mereka,
membangun hubungan yang sehat, dan merasa lebih terhubung dengan komunitas mereka. Ini
Merdeka
Mengajar

membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif, harmonis, dan mendukung, yang pada
akhirnya meningkatkan kesejahteraan keseluruhan dan pencapaian akademik murid.

Refleksi kegiatan pembelajaran


Kegiatan refleksi pembelajaran adalah proses di mana murid dan guru bersama-sama menilai dan
merenungkan pengalaman pembelajaran yang telah terjadi. Ini bukan hanya tentang
mengidentifikasi apa yang telah dipelajari secara akademik, tetapi juga tentang memahami dan
mengintegrasikan pengalaman emosional dan sosial yang terkait dengan pembelajaran. Kegiatan
refleksi pembelajaran memainkan peran penting dalam penerapan pembelajaran sosial emosional
dengan mendukung pengembangan kesadaran diri, regulasi emosi, empati, komunikasi, tanggung
jawab, dan keterampilan problem solving. Refleksi membantu murid merenungkan pengalaman
mereka, mengidentifikasi kekuatan dan area perbaikan, serta merencanakan langkah-langkah untuk
pengembangan pribadi dan akademik yang lebih baik. Melalui proses ini, murid tidak hanya
meningkatkan keterampilan akademik mereka tetapi juga memperkuat keterampilan sosial
emosional yang esensial untuk kehidupan mereka secara keseluruhan.

Mempraktikkan teknik STOP (mainfulness).


Praktik teknik STOP dalam mindfulness adalah salah satu metode efektif untuk meningkatkan
pembelajaran sosial emosional (PSE). Teknik ini membantu individu untuk menghentikan aktivitas
sejenak, mengambil napas, mengamati perasaan dan pikiran mereka, dan kemudian melanjutkan
dengan lebih sadar dan terkontrol. Pada awalnya saya merasa kesulitan karena murid kurang fokus,
namun setelah dicoba beberapa kali akhirnya mereka mulai menyadari pentingnya Teknik STOP
untuk menumbuhkan kesadaran penuh

Bakti Sosial
egiatan bakti sosial adalah kegiatan yang melibatkan murid dalam tindakan pelayanan kepada
masyarakat atau membantu mereka yang membutuhkan. Kegiatan ini bukan hanya memberikan
manfaat langsung kepada komunitas, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan keterampilan
sosial emosional (SEL) murid. Kegiatan bakti sosial menyediakan berbagai pengalaman yang
mendukung penerapan pembelajaran sosial emosional dengan membantu siswa mengembangkan
empati, kesadaran sosial, keterampilan komunikasi, tanggung jawab, dan kepemimpinan. Melalui
pengalaman ini, siswa belajar untuk bekerja sama, menghargai nilai-nilai positif, dan menghadapi
tantangan dengan sikap yang positif. Selain itu, kegiatan ini memperkuat rasa keterhubungan dan
komunitas, serta meningkatkan kepuasan dan motivasi pribadi. Dengan cara ini, bakti sosial menjadi
alat yang berharga untuk mendukung perkembangan sosial emosional siswa dan mempromosikan
kesejahteraan komunitas secara keseluruhan.
Merdeka
Mengajar

Diseminasi Budaya Positif


Diseminasi budaya positif adalah proses menyebarkan nilai-nilai positif dan menciptakan
lingkungan yang mendukung pertumbuhan sosial dan emosional. Ketika kegiatan ini dijalankan
dengan baik, ia dapat menjadi pengalaman yang sangat bermakna bagi semua pihak yang terlibat.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi siswa, tetapi juga bagi seluruh komunitas
sekolah. Pada kegiatan ini saya berusaha untuk melakukan pengimbasan berkaitan dengan budaya
positif sekolah salah satunya penerapan PSE dalam setiap mata pelajaran.

REFLEKSI BERMAKNA
PENERAPAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Sebelum mempelajari modul Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE), saya berpikir bahwa
pembelajaran di sekolah hanya fokus pada aspek akademik dan kemampuan kognitif murid,
sehingga pengembangan keterampilan sosial dan emosional (KSE) dianggap sebagai urusan
sekunder yang tidak terlalu penting untuk difasilitasi oleh pendidikan formal. Keterampilan seperti
empati, pengelolaan emosi, dan interaksi sosial dianggap sebagai hal yang akan dipelajari murid
secara alami dalam kehidupan sehari-hari di luar kelas. Satu lagi KSE disekolah adalah mutlak tugas
guru BK.

Namun setelah mempelajari modul ini, ternyata pembelajaran sosial dan emosional merupakan
elemen krusial dalam pendidikan yang berperan penting dalam mendukung keberhasilan akademik
dan kesejahteraan murid secara keseluruhan. PSE membantu murid untuk mengembangkan
keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola emosi, membangun hubungan yang sehat,
membuat keputusan yang bijaksana, dan mengatasi tantangan sehari-hari dengan lebih efektif.
Integrasi PSE ke dalam kurikulum tidak hanya meningkatkan kemampuan akademik murid tetapi
juga memperkuat karakter dan kemampuan mereka untuk berfungsi dengan baik dalam
masyarakat. Saya memahami bahwa pengembangan keterampilan sosial dan emosional tidak boleh
dianggap remeh atau sekadar pelengkap, melainkan sebagai bagian integral dari proses pendidikan
yang holistik.
Merdeka
Mengajar

DOKUMENTASI KEGIATAN
PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL

Pembuatan keyakinan kelas untuk menumbuhkan kesadaran diri dan pengambilan Keputusan yang
bertanggungjawab.

Berdoa sebelum pembelajaran dan penerapan mindfulness dengan metode STOP.

Diseminasi budaya positif dan pengimbasan pengintegrasian Pembelajaran Sosial Emosional


kedalam perangkat pembelajaran.
Merdeka
Mengajar

UMPAN BALIK
PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL
Merdeka
Mengajar

Anda mungkin juga menyukai